Bab Iv
Bab Iv
A. Hasil
pemerintah Daerah Kota Metro. Pada tahun 2003 RSUD Jend. A. Yani
b. Jenis Layanan
1) Pelayanan IGD
25
26
Tabel 4.1 Pelayanan Rawat Inap RSUD Jend. Ahmad Yani Metro
NO RUANGAN NO RUANGAN
Jend. Ahmad Yani Metro yang terdiri dari kelas 1, kelas 2, dan kelas 3
Daerah Jendral Ahmad Yani Metro pada tahun 2016 sampai 2017
Penerapan study kasus ini dilakukan pada dua pasien dengan diagnosa
Scales –NRS) karena penilaian skala numerik lebih objektif. Dalam hal ini,
klien menilai nyeri dengan menggunakan skala 0-10. Skala numerik paling
efektif digunakan saat mengkaji intensitas nyeri sebelum dan setelah intervensi
pengkajian nyeri kedua subyek (Tn. S dan Tn. A) dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
penerapan slow deep breathing pada kedua subyek (Tn. S dan Tn. A) dalam
kategori nyeri sedang, dengan skala 5 (lima) dan 4 (empat). Setelah dilakukan
29
penerapan slow deep breathing selama 3 hari pukul 08.00 WIB sebelum
jam/oral), intensitas nyeri pada kedua subyek (Tn. S dan Tn. A) mengalami
penurunan yaitu dalam kategori nyeri ringan dengan skala 2 (dua) dan 1
(satu).
B. Pembahasan
1. Karakteristik Subjek
a. Usia
meningkat.
b. Jenis Kelamin
c. Berat Badan
(Tn. S) dengan berat badan 50 kg, tinggi badan 165 cm (IMT: 18.5
dengan berat badan 55 kg, tinggi badan 165 cm (IMT: 20.3 dalam
d. Riwayat Keluarga
mmHg dan tekanan darah lebih dari 90 mmHg, berdasarkan pada dua kali
pengukuran atau lebih (Brunner & Suddarth, 2013). Tahap awal hipertensi
tengkuk dan leher, dapat muncul saat terbangun, yang berkurang selama
yaitu teknik relaksasi napas dalam dengan lambat (slow deep breathing).
breathing adalah suatu cara yang dilakukan dengan menarik napas dalam
dalam dan lambat yang dapat menimbulkan efek relaksasi yang bertujuan
subyek (Tn. S dan Tn. A) dalam kategori nyeri sedang, dengan skala 5
selama 3 hari, intensitas nyeri pada kedua subyek (Tn. S dan Tn. A)
33
intensitas nyeri berdasarkan teori Gate Control dari Melzack dan Wall
slow deep breathing dalam penanganan nyeri (Potter & Perry, 2010).
oleh Kristmas, Elysabeth & Ferawati (2013) tentang slow deep breathing
Penerapan karya tulis ilmiah ini sudah sesuai dengan prosedur, namun
1. Pada penerapan ini, perubahan intensitas nyeri pada kedua subyek bukan
breathing, namun dapat juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti obat
2. Penerapan slow deep breathing ini dilakukan di ruang bangsal yang ramai
konsentrasi yang penuh saat melakukan slow deep breathing. Slow deep
breathing akan mendapat hasil yang lebih optimal apabila pada saat