Anda di halaman 1dari 3

5 Kriteria Pemimpin yang Ideal Menurut Rasulullah SAW

Kriteria pemimpin ideal pernah dijelaskan Rasulullah SAW dalam beberapa hadits. Tentu
sebagai umat Islam, harus mengikuti kriteria tersebut agar bisa menjadi pemimpin yang adil
serta bertanggung jawab.
Dalam ajaran Islam, pemimpin terbaik sepanjang masa tentu saja Rasulullah SAW. Beliau
menjadi suri tauladan dan sosok panutan dalam memimpin umat.

Melalui Al-Qur'an, Allah SWT berfirman tentang perintah menaati Ulil Amri atau pemimpin.
Sebagaimana termaktub dalam surat An-Nisa Ayat 59,

‫ل َوأ ُ ۟و ِلى ْٱْل َ ْم ِْر ِمن ُك ْْمْۖ فَإِن تَ َٰنَزَ ْعت ُْْم ِفى‬ َْ ‫سو‬
ُ ‫ٱلر‬
َّ ‫وا‬ ْ۟ ُ‫ٱّلل َوأَ ِطيع‬
ََّْ ‫وا‬ ْ۟ ُ‫َٰ َيٓأَيُّ َها ٱلَّذِينَْ َءا َمنُ ٓوْ۟ا أَ ِطيع‬
َ ْ‫ك َخيْرْ َوأَح‬
ُْ ‫س‬
‫ن‬ َْ ‫اخ ِْرْۚ َٰ َذ ِل‬
ِ ‫ٱل َء‬ ْ َ‫ٱّلل َو ْٱلي‬
ْ ‫ْو ِْم‬ َِّْ ِ‫ل إِن ُكنت ُْْم تُؤْ ِمنُونَْ ب‬ ِْ ‫سو‬ ُ ‫ٱلر‬
َّ ‫ٱّلل َو‬َِّْ ‫ش ْىءْ فَ ُردُّوْهُ إِلَى‬ َ
ًْ ‫تَأ ْ ِو‬
‫يل‬

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri
(pemimpin) di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar
beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih
baik akibatnya.

Mengutip buku Al-Ahkam As-Sulthaniyyah: Hukum-Hukum Penyelenggaraan Negara dalam


Syariat Islam oleh Imam Al Mawardi dijelaskan bahwa pada ayat di atas, Allah SWT
mewajibkan umat Islam mentaati ulil amri di antara kita dan ulil amri yang dimaksud adalah para
imam (khalifah) atau pemimpin yang memerintah.

Hisyam bin Urwah meriwayatkan dari Abu Shalih dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, bahwa
Rasulullah SAW bersabda,
"Sepeninggalku akan datang kepada kalian pemimpin-pemimpin, kemudian akan datang
kepada kalian pemimpin yang baik dengan membawa kebaikannya, kemudian akan datang
kepada kalian pemimpin jahat dengan membawa kejahatannya. Maka dengarkan mereka, dan
taatilah apa saja yang sesuai dengan kebenaran. Jika mereka berbuat baik, maka kebaikan
tersebut untuk kalian dan mereka, dan jika berbuat jahat, maka kalian mendapat pahala dan
mereka mendapat dosa."

Setiap calon pemimpin diperbolehkan untuk berusaha dan berkompetisi memperebutkan posisi
sebagai pemimpin. Jumhur ulama dan fuqaha' berpendapat, bahwa memperebutkan jabatan
imamah (kepemimpinan) bukan merupakan sesuatu yang tercela dan terlarang.

Pemimpin yang Ideal Menurut Rasulullah SAW


Pemimpin ideal dalam sejarah Islam adalah Nabi Muhammad SAW. Dalam masa
kepimpinannya, Rasulullah SAW memiliki beberapa sifat yakni siddiq (jujur), amanah
(dipercaya) dan fathanah (cerdas). Sifat ini dapat menjadi landasan kriteria pemimpin yang baik.
1. Pemimpin yang Jujur
Rasulullah SAW pernah menegaskan salah satu sahabatnya untuk tidak meminta jabatan,
ucapan ini terekam dalam hadis riwayat al-Bukhari:

َْ‫ن بْن‬
ِْ ‫الرحْ َم‬ َ ‫سلَّ َْم يَا‬
َّ ‫ع ْب َْد‬ َ ‫علَ ْي ِْه َو‬ َّْ ‫صلَّى‬
َ ُ‫ّللا‬ َ ‫ي‬ ُّْ ِ‫ل ِلي النَّب‬َْ ‫ل قَْا‬
َْ ‫س ُم َرْةَ قَا‬ َ ‫ْن‬ ِْ ‫ن ب‬ِْ ‫الرحْ َم‬ َّ ‫ع ْب ِْد‬
َ ‫ن‬ْْ ‫ع‬ َ
ِْ ‫غي‬
‫ْر‬ َ ‫ن‬ ْْ ‫ع‬َ ‫ْطيتَ َها‬ِ ‫ن أُع‬
ْْ ‫ت ِإلَ ْي َها َو ِإ‬ َْ ‫ن َم ْسأَلَةْ ُو ِك ْل‬ ْْ ‫ع‬َ ‫ْطيتَ َها‬ِ ‫ن أُع‬ َْ َّ‫ارْةَ فَإِن‬
ْْ ‫ك ِإ‬ ِْ ‫ل‬
َ ‫اْل َم‬ ْْ َ ‫ل تَ ْسأ‬
َْ َ‫س ُم َرْة‬َ
َ ‫غي َْرهَا َخي ًْرا ِم ْن َها فَ َك ِف ْْر‬
ْْ ‫ع‬
ْ‫ن يَ ِمي ِن َك‬ َْ ‫علَى يَ ِمينْ فَ َرأَي‬
َ ‫ْت‬ َْ ‫علَ ْي َها َوإِذَا َحلَ ْف‬
َ ‫ْت‬ َْ ‫َم ْسأَلَةْ أ ُ ِع ْن‬
َ ‫ت‬
ْ‫ت الَّذِي ُه َْو َخيْر‬ ِْ ْ‫َوأ‬

Artinya: "Dari Abdurrahman bin Samurah, beliau mengatakan, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
berkata kepadaku: "Wahai Abdurrahman bin Samurah, janganlah kamu meminta jabatan,
sebab jika kamu diberi jabatan dengan tanpa meminta, maka kamu akan ditolong, dan jika
kamu diberinya karena meminta, maka kamu akan ditelantarkan, dan jika kamu bersumpah,
lantas kamu lihat ada suatu yang lebih baik, maka bayarlah kafarat sumpahmu dan lakukanlah
yang lebih baik." (Hadis riwayat Imam al-Bukhari).

Melansir laman NU Online, al-Wallawi dalam Dzahirah al-'Uqba berpendapat, "Makna hadits
tersebut adalah siapa pun yang meminta kepemimpinan dan dikabulkan, maka Allah akan
menghilangkan pertolongan karena kerakusannya. Adapun lafaz hadits [Dan jika kamu
diberikan kepemimpinan tanpa diminta, maka kamu akan mendapatkan pertolongan],
maksudnya adalah Allah SWT akan menolongmu dan mengilhamimu dengan kebenaran,
sehingga kamu dapat bahagia di dunia dan akhirat." (Muhammad ibn 'Ali al-Wallawi, Dazhirah
al-'Uqba fi syarh Sunan al-Nasa'i al-Mujtaba, Dar al-Mi'raj al-Dauliyah, juz 39, halaman 235)

2. Pemimpin yang Amanah


Seorang pemimpin haruslah bersikap amanah dan tidak curang. Dalam sebuah hadits,
Rasulullah SAW menjelaskan bahwa pemimpin yang curang tidak Allah masukkan ke dalam
surga.

َّْ ‫لَّ َح َّر َْم‬


ُ‫ّللا‬ ْ ‫ ِإ‬،‫ َو ُه َْو غَاشْ ِل َر ِعيَّ ِت ِه‬، ُ‫ َي ُم ْوتُْ َي ْو َْم َي ُم ْوت‬،ً‫ّللاُ َر ِعيَّة‬
َّْ ‫عبْدْ َي ْست َْر ِع ْي ِْه‬ ْْ ‫مْا َ ِم‬
َ ‫ن‬
َ‫علَ ْي ِْه ْال َجْنَّ ْة‬
َ

Artinya: "Tidaklah seorang hamba yang diserahi Allah untuk memimpin rakyat, lalu ia meninggal
dunia dalam keadaan curang terhadap rakyatnya, kecuali Allah mengharamkannya masuk
surga." (Hadis riwayat Imam al-Bukhari)

3. Pemimpin yang Bertanggung Jawab


Sifat bertanggung jawab merupakan sifat mendasar yang harus ada pada seorang pemimpin.
Sifat amanah dan bertanggung jawab ini akan berpengaruh pada putusan yang diambilnya.

Rasulullah SAW bersabda,

ْ‫ل ُكلُّ ُك ْم‬


َْ َ‫ل أ‬
َْ ‫سلَّ َْم قَا‬
َ ‫علَ ْي ِْه َو‬ َّْ ‫صلَّى‬
َ ُ‫ّللا‬ َِّْ ‫ل‬
َ ‫ّللا‬ َْ ‫سو‬ َّْ َ‫ع ْن ُه َما أ‬
ُ ‫ن َر‬ َ ُ‫ّللا‬
َّْ ‫ي‬َْ ‫ض‬
ِ ‫ع َم َْر َر‬
ُ ‫ْن‬ َِّْ ‫ع ْب ِْد‬
ِْ ‫ّللا ب‬ ْْ ‫ع‬
َ ‫ن‬ َ
ْ‫ن َر ِعيَّ ِت ِه‬ َ ْ‫اس َراعْ َو ُه َْو َم ْسئُول‬
ْْ ‫ع‬ ْ ِ َّ‫علَى الن‬ َ ‫اْل َما ُْم الَّذِي‬
ِ ْ َ‫ن َر ِعيَّتِ ِْه ف‬ َ ْ‫َراعْ َو ُكلُّ ُك ْْم َم ْسئُول‬
ْْ ‫ع‬
ِْ ‫ل بَ ْي‬
‫ت‬ َ ْ‫ن َر ِعيَّتِ ِْه َو ْال َم ْرأَْة ُ َرا ِعيَة‬
ِْ ‫ع َلى أَ ْه‬ ْْ ‫ع‬َ ْ‫ل بَ ْيتِ ِْه َو ُه َْو َم ْسئُول‬ ِْ ‫علَى أَ ْه‬
َ ْ‫ل َراع‬ ُْ ‫الر ُج‬ َّ ‫َو‬
َ ْ‫س ِي ِدِْه َو ُه َْو َم ْسئُول‬
ُ‫ع ْن ْه‬ ِْ ‫علَى َما‬
َ ‫ل‬ َ ْ‫ل َراع‬
ِْ ‫الر ُج‬ َ ْ‫ي َم ْسئُولَة‬
َ ‫ع ْن ُه ْْم َو‬
َّ ‫ع ْب ُْد‬ َْ ‫زَ ْو ِج َها َو َولَ ِدِْه َو ِه‬
َ ْ‫ل فَ ُكلُّ ُك ْْم َراعْ َو ُكلُّ ُك ْْم َم ْسئُول‬
ْْ ‫ع‬
ْ‫ن َر ِعيَّ ِت ِه‬ َْ َ‫أ‬

Artinya: "Dari 'Abdullah bin Umar radliallahu 'anhuma, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Ketahuilah setiap dari kalian adalah seorang pemimpin, dan kalian akan dimintai
pertanggungjawabannya atas yang dipimpin. Penguasa yang memimpin orang banyak akan
dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya, setiap kepala keluarga adalah pemimpin
anggota keluarganya dan dia dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya, dan isteri
pemimpin terhadap keluarga suaminya dan juga anak-anaknya, dan dia akan dimintai
pertanggungjawabannya terhadap mereka, budak juga seorang pemimpin terhadap harta
tuannya dan akan dimintai pertanggungjawaban terhadapnya, ketahuilah, setiap kalian adalah
bertanggung jawab atas yang dipimpinnya."

4. Pemimpin yang Ahli dan Cerdas


Seorang pemimpin haruslah orang yang ahli dan cerdas. Keahlian ini meliputi berbagai hal,
termasuk menata kewarganegaraan yang akan membawa negara dan rakyat pada kestabilan di
berbagai bidang, baik kemananan, ekonomi, politik, pendidikan, kesehatan dan lain-lain.

Memberikan kepercayaan kepada yang bukan ahlinya merupakan suatu tanda kehancuran,
sebagaimana Rasulullah SAW pernah bersabda:

َ ‫ ِإذَا ُو ِس َْد ْاْل َ ْم ُْر ِإلَى‬: ‫ل‬


ْ‫غي ِْر‬ َْ ‫عت ُ َها؟ قَا‬ َ ‫ضا‬ َْ ‫ َكي‬:ْ‫ قَا َل‬،َ‫عة‬
َ ‫ْف ِإ‬ َّ ‫ت ْاْل َ َمانَ ْةُ فَا ْنت َِظ ْْر ال‬
َ ‫سا‬ ُ ‫فَإِذَا‬
ْْ ‫ض ِي َع‬
‫ي‬ ِ ‫ر َواْهُ ْالبُخ‬.
ُّْ ‫َار‬ َ َ‫ع ْة‬ َ ‫سا‬ َ َ‫أَ ْه ِل ِْه فَا ْنت‬
َّ ‫ظ ْْر ال‬

Artinya: "Apabila sifat Amanah sudah hilang, maka tunggulah terjadinya kiamat". Orang itu
bertanya, "Bagaimana hilangnya amanah itu?" Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab,
"Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah terjadinya kiamat". (Hadis
riwayat Imam al-Bukhari).

5. Pemimpin yang Mencintai dan Dicintai Rakyat


Kemudian kriteria pemimpin selanjutnya yaitu yang dicintai dan mencintai rakyatnya.
Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:

ُْ ‫ و ِش‬،‫صلُّونَْ عليهم‬
ْ‫رار أئِ َّمتِ ُك ُم‬ َ ُ ‫صلُّونَْ علَ ْي ُكم وت‬ َ ُ‫ وي‬،‫يار أئِ َّمتِ ُك ُْم الَّذِينَْ ت ُ ِحبُّونَ ُه ْْم وي ُِحبُّونَ ُك ْم‬
ُْ ‫ِخ‬
‫ وت َْل َعنُونَ ُه ْْم ويَ ْل َعنُونَ ُك ْْم‬،‫ضونَ ُك ْم‬ ُ ‫الَّذِينَْ ت ُ ْب ِغ‬
ُ ‫ضونَ ُه ْْم ويُ ْب ِغ‬

Artinya: "Sebaik-baik pemimpin kalian adalah orang-orang yang kalian cintai dan mencintai
kalian, kalian mendoakan mereka dan mereka pun mendoakan kalian. Dan seburuk-buruk
pemimpin kalian adalah orang-orang yang kalian benci dan membenci kalian, kalian melaknat
mereka dan mereka pun melaknat kalian." (Hadits riwayat Imam Muslim).

Anda mungkin juga menyukai