D88aa7e3 - Hukum Acara Administrasi A
D88aa7e3 - Hukum Acara Administrasi A
UAS
PEMERIKSAAN PENDAHULUAN
Penelitian Administratif -> bagian dari pemeriksaan pendahuluan
Dilakukan setelah perkara di register di Kepaniteraan Pengadilan. daftar gugatan tandanya yang
ajuin gugatan bayar uang muka perkara/ panjar perkara setelah itu panitera akan
memberikan nomor perkara, kasih 5 eksemplar salinan gugatan, kalau pakai kuasa surat
gugatan perlu dilampiri dengan surat kuasa, selain itu kadang panitera di beberapa pengadilan
TUN minta salinan obyek sengketa, secara keseluruhan
uang muka itu beda sama biaya perkara, uang muka emang harus dibayar untuk penggugat,
kalau biaya perkara setelah sidang akan dibebankan oleh pihak yang kalah
➢Tujuannya memudahkan Ketua Pengadilan dalam memeriksa perkara, untuk lihat apakah
gugatannya perlu di dismiss atau nggak
➢Merupakan wewenang Panitera Pengadilan.
➢Tugas Panitera Pengadilan :
(1) membuat resume gugatan tentang :
a. siapa para pihaknya;
b. apa objek sengketanya;
c. ringkasan, alasan dan petitum gugatan.
(2) memberi nasihat kepada Penggugat untuk menyempurnakan gugatan, kalo ga dituruti ya gpp,
kcl pas nanti sama hakim baru gugatannya tidak dapat diterima -> Kalau ada hal yang masih
kurang atau perlu disempurnakan, biasanya panitia memberikan nasihat kepada penggugat agar
penggugat menyempurnakan gugatannya (kalo nasihat diberikan oleh panitera dan tidak dituruti itu
tidak apa - apa, tetapi kalau nasihat diberikan oleh hakim dan tidak dilakukan maka hakim akan
memutus gugatannya tidak dapat diterima)
DISMISSAL PROSES = Proses pemeriksaan yang dilakukan oleh ketua pengadilan apakah gugatan
yang diajukan itu berdasar atau tidak (kalau berdasar lanjut, kalau tidak berdasar maka Ketua
Pengadilan akan mengeluarkan dismissal)
Dilakukannya setelah penelitian administratif
Prosesnya ada didalam rapat permusyawaratan, Hakim menyeleksi perkara yang masuk, Biasanya tiap
minggu akan ada rolling perkara (menyeleksi perkara yang masuk ke pengadilan dalam minggu
tersebut), Ada kewenangan dari ketua pengadilan untuk memutuskan dengan suatu penetapan, Ketua
pengadilan sebagai pejabat administratif bukan sebagai hakim, Penetapan : sifatnya lebih administratif
(dikeluarkan oleh pejabat administratif), Putusan : yang mengeluarkan pasti hakim (hasil gugatan)
Kalo di lingkungan pengadilan umum, hasil dari gugatan itu pasti PUTUSAN PENGADILAN, Tetapi
kalo dari perdata PUTUSAN PENGADILAN NEGERI, Penetapan kalau tersandung dalam dismissal,
proses (kewenangan dari ketua pengadilan, outputnya penetapan bukan putusan), Putusan kalau dia
lolos dan tidak tersandung dismissal proses
Kaitannya dengan tenggang waktu menggugat (gugatan itu prematur atau kadaluarsa), Sering disebut
sebagai filter (saringan) jadi kalau mau mengajukan gugatan ke tun, 5 hal ini harus diperhatikan agar
bisa lanjut
➢Dengan adanya penetapan dismissal, penggugat berhak mengajukan perlawanan (verzet) dalam
waktu 14 hari setelah penetapan dismissal diucapkan,biasa verzet oleh penggugat yang kalah
karena gugatannya di dismis, kalau di HAPER -> verzet diajukan oleh tergugat, karena ada
putusan tidak hadir maka tergugat mengajukan verzet -> putusan perstek, biasa gugatan
perceraian, dalam putusan tidak hadir ini ternyata hal semua yang mengenai -etotum
dikabulkan contohnya yang berkaitan dengan hak asuh, biaya nafkah anak, biasa hak asuh
dibawah 5 tahun auto ke ibu, kalau biaya nafkah yang diluar kemampuan dianggap tidak fair
dan melakukan upaya hukum yakni vezet, PERBEDAAN YANG LAIN dari verzet : objek nya
penetapam dismisal, kalau perdata
➢Dalam perlawanan, obyek sengketanya adalah penetapan dismissal.
➢Pengajuan perlawanan dilakukan secara tertulis yang berisi : identitas pelawan dan terlawan; posita
serta petitum perlawanan.
➢Perlawanan diperiksa dan diputus dengan acara singkat. kalau dalam haper ya di acara biasa
Verzet atau perlawanan pasti diperiksa dengan acara singkat
Kalau hukum acara perdata diperiksa dengan acara biasa
➢Putusan pengadilan dalam perkara perlawanan dapat berupa ;
•perlawanan dibenarkan, = dikabulkan yang akan mengakibatkan penetapan dismissal
gugur demi hukum,= yang menang pengggugat jadi bisa lanjut dan perkara akan
diperiksa dan diselesaikan menurut acara biasa; atau
•perlawanan tidak dibenarkan, = penggugat kalah yang mengakibatkan penetapan dismissal
mempunyai kekuatan hukum tetap. = udah kalah sampe disitu aja prosesnya
➢Terhadap putusan perkara gugatan perlawanan tidak dapat diajukan upaya hukum.
HASIL PUTUSAN
1. Perlawanan dibenarkan; Upaya hukum dikabulkan, jadi penetapan dismissal nya gugur, Maka
yang menang penggugat, Perkara bisa lanjut
2. Perlawanan tidak dibenarkan
Penggugat kalah, penetapan dismissal mempunyai kekuatan hukum tetap. Sudah tidak ada upaya
hukum lagi, sudah selesai sampai disitu, penggugat kalah, Tapi kalo dalem hk acara perdata,
perlawanan diajukan oleh tergugat, Karena dia dianggap tidak hadir maka tergugat mengajukan verzet
Contohnya perkara perceraian (putusan tidak hadir itu namanya perstek) Putusan perstek artinya
gugatan dikabulkan
PEMERIKSAAN PERSIAPAN
yang berwenang ya si hakim yang di tunjuk dalam rapat mingguam itu, lalu dilakukan
pemeriksaanpersiapan oleh hakim yang menangani perkara tersebut, kewajibannya memberi nasihat
➢Dilakukan setelah Ketua Pengadilan dalam Rapat Permusyawaratan :
a. tidak mengeluarkan penetapan dismissal, atau
b. mengeluarkan penetapan dismissal, namun telah diajkuan perlawanan, yang putusannya
perlawanan dibenarkan.
➢Merupakan kewajiban hakim (Pasal 63 Ayat (1) UU 5/1986) :
c. memerintahkan Penggugat melengkapi gugatan yang kurang jelas, dan
d. memberi nasihat kepada Penggugat untuk memperbaiki dan melengkapi gugatan dengan data
yang diperlukan dalam waktu 30 hari. -> TAPI GATAU MULAI DARI KAPAN, JADI
GADA KEPASTIAN HUKUM LOLOLOL
Jika nasehat itu tidak diperhatikan, Hakim dapat memutuskan gugatan dinyatakan tidak dapat
diterima. Terhadap putusan tersebut tidak dapat diajukan upaya hukum, namun dapat diajukan
gugatan baru. supaya posisi penggugat ini seimbang dengan tergugat, karena penggugat dapert
nasihat dari hakim tadi -> sifat nasihatnya memaksa, padahal sebenarnya terminologi bahasa,
nasihat itukan ga maksa tapi dalam terminologi hukum, nasihat itu memaksa sifatnya, kalau
udah ga diterima gada upaya hukum tapi bisa gugatan baru tapi harus melihat tenggang waktu
jadi yaudah IKUTIN AJA ANJIINGG APAKATA HAKIMNYA!!
➢Selain itu, hakim dapat meminta penjelasan kepada Badan/pejabat TUN yang bersangkutan. ->
penjelasan yang diminta untuk kepentingan penggugat sebenernya
22/11/23
PEMERIKSAAN DI MUKA PENGADILAN
PEMBUKAAN SIDANG
1. Hakim yang ditunjuk oleh ketua pengadilan wajib memberikan nasihat
a. Dalam pembukaan, ada pernyataan dari Hakim Ketua apakah sidang dilakukan
terbuka atau tertutup untuk umum.
b. Setelah sidang dibuka, ketua melihat apakah tergugat/ penggugat dan kuasa nya hadir
atau tidak (sidang pertama belum ada pihak yang intervensi
c. Kalau kedua pihak hadir, bisa lanjut acara pemeriksaan berikutnya
d. Kalau ada pihak yang tidak hadir, harus membicarakan tentang ketidakhadiran para
pihak
1. Bagaimana bisa disebut pihak yang tidak hadir : Penggugat (Pasal 71 UU No. 5 Tahun
1986)
a. Penggugat/ kuasanya tidak hadir pada sidang yang ditentukan (hari sidang yang
pertama dan hari sidang dalam panggilan kedua)
b. Tanpa alasan yang dipertanggungjawabkan
c. Telah dilakukan pemanggilan dengan patut (ketua majelis akan cek apakah
pemanggilannya sudah patut, apakah panggilannya sampai)
Penggugat bisa aja mencabut gugatan (karena pencabutan gugatan itu inisiatif penggugat)
Sebelum ada jawaban tidak perlu persetujuan pihak lawan
Tetapi kalau sudah ada jawaban baru harus ada persetujuan dari pihak lawan
INTERVENSI
1. Intervensi adalah masuknya pihak ketiga yang berkepentingan dalam sengketa pihak lain
yang sedang diperiksa pengadilan.
2. Intervensi dapat dilakukan ;
a. selama pemeriksaan berlangsung (pasal 83 ayat 1 UU 5/1986);
b. selama pemeriksaan persiapan berlangsung (Indroharto);
c. dibatasi sampai dengan duplik (Surat MA No. 052/TD.TUN /III/1992).
➢Intervensi dapat terjadi karena ;
3. pihak ketiga hendak membela kepentingannya sendiri (tussenkomst) atau;
4. diperintahkan oleh hakim agar pihak ketiga masuk dalam surat perkara dan bergabung
dengan salah satu pihak yang berperkara (voeging).
5. Jika intervensi itu dilakukan atas kehendaknya sendiri, maka ia harus mengajukan
permohonon kepada pengadilan.
6. Namun jika permohonan itu ditolak, maka ia hanya dapat mengajukan banding
bersama-sama dengan permohonan banding terhadap putusan akhir pokok sengketa.
06/12/23
PEMBUKTIAN
1. pembuktian = yang dibuktikan apa sebetulnya? fakta, bisa dibedakan jadi 2 yakni fakta
hukum dan fakta biasa
a. fakta hukum = kejadian / keadaan yang eksistensinya tergantung pada penerapan
suatu aturan dan
b. fakta biasa = kejadian/ keadaan yang ikut menekan adanya fakta hukum
2. jual beli = perbuatan hukum, = FAKTA HUKUM(karena kekuatan hukum yang diatur) karena
jual beli diatur oleh hukum, misal jual beli tanah -> diatur dalam uupa, dan diaturan harus
dibuktikan dengan akta dan di daftarkan supaya bisa balik nama, pahami dulu aturannya.
albuk apa yang mau dipakai, apakah 1 albuk cukup? pengakuan para pihak juga perlu
3. mendiami rumah = FAKTA BIASA, tapi ini akan menentukan adanya fakta hukum, ada jual
beli tanah tapi apakah objek masih dikuasai oleh keluarga sebelumnya.
4. semua fakta yang didalilkan oleh para pihak HARUS dibuktikan, kecuali, fakta notoir=
gedung sate itu gedung pemerintahan, fakta prosesual (karena selalu dicatat oleh panitera jadi
gausa ada pembuktian dalam BAP oleh panitera), eksistensi hukum/ aturan (pp 18/2021 pasal
misal pasal 18)
5. bukti surat / bukti tulisan dibagi menjadi
a. akta otentik - dibuat oleh didepan pejabat umum, dengan maksud digunakan sebagai
alat bukti tentang suatu fakta yang tercantum di dalamnya, misalnya jual beli HARUS
ppat bukan notaris. harus hati-hari karena dalam pembuktian ada prinsip 1 bukti
bukanlah bukti jadi harus di backup
b. akta dibawah tangan oleh para pihak dengan maksud, digunakan sebagai alat bukti
tentang suatu fakta yang tercantum di dalamnya, harus ada materai sebagai bukti
pembayaran pajak dll, ga berarti ada materai jadi lebih kuat pokoknya HARUS
ditandatangani oleh PARA PIHAK
c. surat lainnya yang bukan akta
d. surat elektronik -> kaitannya sama uu ite
6. keterangan ahli = pendapat di persidangan dibawah sumpah mengenai yang diketaui melalui
pengalaman dan pengetahuannya sedangkan saksi ahli tuh orangnya
7. pengakuan para pihak = fakta yang diketahui kebenarannya oleh para pihak dimuka
persidangan
8. pengetahuan hakim = suatu hal yang diketahui dan diyakini kebenarannya oleh hakim
9. kalo video masuknya ngajuin permohonan dengan dasar sebagai pengetahuan hakim, gabisa
berdiri sendiri EVEN DI TRANSKRIP, karena rawan di rekayasa
10. PERATUN = PEMBUKTIAN BEBAS TERBATAS = UU Peratun menganut ajaran
pembuktian bebas yang terbatas Artinya hakim memiliki kebebasan untuk menentukan siapa
yang harus membuktikan alat bukti apa yang mau digunakan, hakim juga bebas menentukan
penilaian kebenaran atas bukti tersebut.
11. kenapa ajaaran itu? karena beda sama HAPER, peratun hakim ga cuma mencari kebenaran
formal tapi juga materiil
12. kesimpulan itu sebenernya lebih banyakk dari gugatan apakah terbukti apa yang kita dalilkan
13. lanjut putusan = hasil musyawarah para hakim (d ruangan terttutup) para hakim
mengupayakan suara bulat, dilihat dari suara terbanyak
14. PUTUSAN kalo TUN -> 3 hakim bisa beda smua putudsannya, karena TUN ada di gugur,
tidak dapat diterima, dikabulkan, ditolak
a. gugur -> dianggap gapernah ada
b. tidak dapat diterima -> pokper belom dicek, tata cara ajuin gugatannya, prosedur
tidak terpenuhi, misal gada upaya administratif, gugatan daluwarsa
c. gugatan ditolak = pokper uda diperiksa, tapi DALIL GUGATAN TIDAK TERBUKTI
d. dikabulkan ->gugatan diterima dan dalilnya terbukti
15. putusan harus memuat :
a. irah-irah
b. identitas para pihak
c. ringkasan gugatan jawaban gaperlu replik duplik
d. pertimbangan dan penilaian
e. alasan hukum = judex factie dan judex yuris
f. amar putusan = mengenai semgketa dan biaya perkara, bunyi putusan dtiolak? gugur?
g. hari tanggal putusan nama hakim keterangan kehadiran
16. jika gugatan penggugat dikabulkan maka dapat ditetapkan kewajiban kepada tergugat berupa
a. pencabutan ktun yang digugat
b. pencabutan dan penerbitan ktu yang baru atau
c. penerbitan ktun yang baru
17. kewajiban tersebut dapat disertai :
a. pembebanan ganti rugi atau
b. rehabilitasi (utk sengketa kepegawaian)
18. ACARA CEPAT -> sama aja cuma ya waktunya lebih cepat aja
a. cuma bisa dimohon kalau kepentingannya cukup mendesak dan disampaikan dalam
surat gugatan
b. 14 hari stlh permohonan diterima ketua pengadilan kluarin penetapan ttg
dikabulkan/mggak permohonan tadi, kalo menolak acara cepat ya diproses dalam
acara biasa ya gada upaya hukum kalo ditolak pake acara cepat mau gamau acara
biasa
c. kalo dikabulkan ketua pengadilan dalam 7 hari sejak dikeluarkannya penetapan itu
menetapkan hari tempat waktu persidangan
d. pemeriksaan acara cepat dilakukan oleh hakim tunggal tanpa pemeriksaan pesiapan
e. tenggang waktu jawaban dan pembuktian kedua belah pihak masing-masing gak
melebihi 14 hari DIPERCEPAT KARENA ACARA CEPAT.
19. pembahasan materi pemeriksaan di tingkat banding dilakukan bersamaan dengan pembahasan
materi upaya hukum
20. TUGAS : Cari putusan dari tahun 2021-2023, lalu kutip apa yang menjadi amar putusan
TUN, lalu kalau sudah ada amar putusannya lalu dilihat alasan hukumnya Jude Facti dan Jude
Jurisnya, dilihat apakah ada konsistensi antara alasan hukum dengan amar putusan. Yang
menjadi penilaian bener atau tidak terdapat konsisten dalam putusan tersebut. Deadline
tanggal 12 jam 12 siang via IDE menggunakan Word, dicantumkan nama npm kelas
13/12/23
UPAYA HUKUM
Upaya hukum adalah usaha berdasarkan hukum untuk melawan putusan pengadilan yang ;
a. belum mempunyai kekuatan hukum tetap, disebut upaya hukum biasa.
b. sudah mempunyai kekuatan hukum tetap, disebut upaya hukum luar biasa.
Upaya hukum biasa terdiri atas Perlawanan (Verzet), Banding dan Kasasi, sedangkan upaya hukum
luar biasa adalah Peninjauan Kembali.
Dasar hukum untuk Kasasi dan Peninjauan Kembali diatur dalam UU MA (UU UU 14/1985, UU
5/2004 dan UU 3/2009).
2. Banding
a. Dasar hukum : Pasal 122 s/d Pasal 130 UU 5/1986.
b. pikir-pikir-> 14 hari setelah putusan tersebut diucapkan pengadilan jadi sebelum itu
harus ajuin banding
c. surat pengadilan - relas = putusan bahwa gugatan ditolak baur berlaku 14 hari ini
d. saat ajuin permohonan banding uu 5/90 uu 5/86 ga secara tegas menulis apa alasan banding
kita, beda kalo kita ajuin kasasi atau pk, kalau ketentuan/alasan banding gada karna
pemeriksaan ulang di tingkat banding, makanya kalo banding ditanya bagian mana dari
putusan yang kita tidak setuju, pastinya kita akan ga setuju mengenai diktum yang di tolak,
pertimbangan hakimnya judex yuris, fakta mana yang kita pikir tidak betul, walaupun gada
alasan itu yang diperlukan
e. Permohonan banding diajukan secara tertulis oleh pemohon/ kuasanya kepada PTUN yang
memutus perkara tersebut dalam waktu 14 hari setelah putusan pengadilan diberitahukan
secara sah.
f. Putusan PTUN yang bukan putusan akhir hanya dapat dibanding bersama-sama dengan
putusan akhir.
g. Selambat-lambatnya 30 hari sesudah permohonan banding dicatat, Panitera
memberitahukan kedua belah pihak bahwa mereka dapat melihat berkas perkara di PTUN
tersebut dalam waktu 30 hari setelah mereka menerima pemberitahuan tersebut.
h. Salinan putusan, berita acara, dan surat lain yang bersangkutan harus dikirimkan kepada
Panitera PT TUN selambat-lambatnya 60 hari sesudah pernyataan permohonan banding.
i. Para pihak dapat menyerahkan memori banding dan/atau kontra memori banding serta
surat keterangan dan bukti kepada Panitera PT TUN dengan ketentuan bahwa salinan memori
dan/atau kontra memori diberikan kepada pihak lainnya dengan perantaraan Penitera
PTUN.
j. pihak pembanding bisa menjadi lawan atau pihak intervensi
k. memori banding lebih baik diajukan bersamaan dengan pengajuan banding
l. PT TUN memeriksa dan memutus perkara banding dengan sekurang - kurangnya 3 orang
Hakim.
m. pemohon pembanding dan terbanding gada tatap muka semua by berkas
n. Apabila PT TUN berpendapat bahwa pemeriksaan PTUN kurang lengkap, maka PT TUN
tersebut dapat mengadakan sidang sendiri untuk mengadakan pemeriksaan tambahan atau
memerintahkan PTUN yang bersangkutan melaksanakan pemeriksaan tambahan itu
o. Terhadap putusan PTUN yang menyatakan tidak berwenang memeriksa perkara yang
diajukan kepadanya, sedang PT TUN berpendapat lain, PT TUN tersebut dapat memeriksa
dan memutus sendiri perkara itu atau memerintahkan PTUN yang bersangkutan memeriksa
dan memutusnya.
p. Panitera Pengadilan Tinggi TUN dalam waktu 30 hari mengirimkan salinan putusan
Pengadilan Tinggi beserta surat pemeriksaan dan surat lain kepada Pengadilan TUN yang
memutus dalam pemeriksaan tingkat pertama.
q. Sebelum permohonan pemeriksaan banding diputus oleh Pengadilan Tinggi TUN maka
permohonan tersebut dapat dicabut kembali oleh pemohon, dan dalam hal permohonan
pemeriksaan banding telah dicabut, tidak dapat diajukan lagi meskipun jangka waktu untuk
mengajukan permohonan pemeriksaan banding belum lampau.begitu di cabut mau kita gabisa
mengajukan lagi
r. Dalam hal salah satu pihak sudah menerima baik putusan PTUN, ia tidak dapat mencabut
kembali pernyataan tersebut meskipun jangka waktu untuk mengajukan permohonan
pemeriksaan banding belum lampau.
s. banding = ga melewati tenggang waktu = memenuhi syarat formal =permohonan banding
dapat diterima, pengadilannya apakah memiliki kewenangan akan hal yang disengketakan
atau tidak
3. Kasasi
a. Dasar hukum : Pasal 28 s/d 30, 43, 44, 55 (1) UU 14/1985.
b. MA dalam Tingkat Kasasi membatalkan putusan atau penetapan Pengadilan-pengadilan dari
semua Lingkungan Peradilan karena : (alasan)
i. tidak berwenang (absolut/relatif) atau melampaui batas wewenang
(pengadilannya yg sewenang-wenang)
ii. salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku (harus sebut ketentuan
apa yg dilanggar, dll)
iii. lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh per-UU yang mengancam
kelalaian itu dengan batalnya putusan yang bersangkutan.
c. UU MAsudah menentukan kalau mau ajuin kasasi sudah limitatif di uu 14/85, karna itu pas
ajuin kasasi harus ada memori kasasinya juga
d. Permohonan Kasasi dapat diajukan hanya jika pemohon terhadap perkaranya telah
menggunakan upaya hukum banding kecuali ditentukan lain oleh Undang-undang.
e. Permohonan Kasasi dapat diajukan hanya 1 (satu) kali
f. Permohonan kasasi dapat diajukan antara lain oleh : pihak yang berperkara atau kuasanya
dalam perkara perkara TUN yang diperiksa dan diputus oleh Pengadilan Tingkat Banding
atau Tingkat Terakhir di Lingkungan Peradilan TUN.
g. Permohonan kasasi disampaikan secara tertulis atau lisan melalui Panitera Pengadilan
Tingkat Pertama yang telah memutus perkaranya, dalam tenggang waktu 14 hari sesudah
putusan atau penetapan Pengadilan yang dimaksudkan diberitahukan kepada pemohon. sama
seperti banding
h. Apabila tenggang waktu 14 hari tersebut telah lewat, tanpa ada permohonan kasasi yang
diajukan oleh pihak berperkara, maka pihak yang berperkara dianggap telah menerima
putusan.
i. Dalam pengajuan permohonan kasasi pemohon wajib menyampaikan memori kasasi yang
memuat alasan-alasannya, dalam tenggang waktu 14 hari setelah permohonan yang dimaksud
dicatat dalam buku daftar.
j. Pihak lawan berhak mengajukan Jawaban/Kontra Memori Kasasi melalui Panitera, dalam
tenggang waktu 14 hari sejak tanggal diterimanya salinan memori kasasi.
k. Setelah menerima memori kasasi dan Jawaban/Kontra Memori Kasasi, Panitera Pengadilan
yang memutus perkara dalam tingkat pertama, mengirimkan permohonan kasasi, memori
kasasi, jawaban atas memori kasasi, beserta berkas perkaranya kepada MA dalam waktu
selambat-lambatnya 30 hari.
l. Sebelum permohonan kasasi diputus oleh MA, maka permintaan tersebut dapat dicabut
kembali oleh pemohon, dan apabila telah dicabut, pemohon tidak dapat lagi mengajukan
permohonan kasasi dalam perkara itu meskipun tenggang waktu kasasi belum lampau.
m. Pemeriksaan Kasasi dilakukan oleh MA, berdasarkan surat-surat dan hanya jika
dipandang perlu MA mendengar sendiri para pihak atau para saksi, atau memerintahkan
Pengadilan Tingkat Pertama atau Pengadilan Tingkat Banding yang memutus perkara tersebut
mendengar para pihak atau para saksi. pasal 45a
6. Tenggang waktu pengajuan permohonan peninjauan kembali alasan adalah 180 sejak
diketahuinya atau ditemukannya alasan peninjauan kembali.
7. Permohonan peninjauan kembali diajukan oleh pemohon secara tertulis dengan menyebutkan
sejelas-jelasnya alasan yang dijadikan dasar permohonan itu dan dimasukkan di kepaniteraan
Pengadilan yang memutus perkara dalam tingkat pertama.
8. banyak hukum kebiasaan dan hukum tertulis bertentangan dsn hukum tertulis jadi
bisa dikesampingkan dengan adanya hukum kebiasaan yang ada
PERTANYAAN BANDING
➢Dimana sumber hukumnya ?
➢Bagaimana bentuk pengajuannya ?
➢Ke mana diajukan ?
➢Siapa pihaknya ?
➢Kapan batas waktu pengajuannya ?
➢Putusan yang bagaimana yang dapat di Banding ?
➢Apakah yang menjadi alasan Banding ?
➢Apakah para pihak berkewajiban membuat Memori atau
Kontra Memori Banding ?
➢Bagimana bentuk putusan Banding ?
PERTANYAAN KASASI
Dimana sumber hukumnya ?
➢Bagaimana bentuk pengajuannya ?
➢Ke mana diajukan ?
➢Siapa pihaknya ?
➢Kapan batas waktu pengajuannya ?
➢Putusan yang bagaimana yang dapat diajukan Kasasi ?
➢Apakah yang menjadi alasan Kasasi?
➢Apakah para pihak berkewajiban membuat Memori atau Kontra Memori Kasasi ?
➢Bagimana bentuk putusan Kasasi ?
PERTANYAAN PK
➢Dimana sumber hukumnya ?
➢Bagaimana bentuk pengajuannya ?
➢Ke mana diajukan ?
➢Siapa pihaknya ?
➢Kapan batas waktu pengajuannya ?
➢Putusan yang bagaimana yang dapat diajukan PK ?
➢Apakah yang menjadi alasan Peninjauan Kembali ?
➢Apakah para pihak berkewajiban membuat Memori atau
Kontra Memori Peninjauan Kembali ?
➢Bagimana bentuk putusan Peninjauan kembali ?