Anda di halaman 1dari 17

15/11/23

UAS
PEMERIKSAAN PENDAHULUAN
Penelitian Administratif -> bagian dari pemeriksaan pendahuluan
Dilakukan setelah perkara di register di Kepaniteraan Pengadilan. daftar gugatan tandanya yang
ajuin gugatan bayar uang muka perkara/ panjar perkara setelah itu panitera akan
memberikan nomor perkara, kasih 5 eksemplar salinan gugatan, kalau pakai kuasa surat
gugatan perlu dilampiri dengan surat kuasa, selain itu kadang panitera di beberapa pengadilan
TUN minta salinan obyek sengketa, secara keseluruhan
uang muka itu beda sama biaya perkara, uang muka emang harus dibayar untuk penggugat,
kalau biaya perkara setelah sidang akan dibebankan oleh pihak yang kalah
➢Tujuannya memudahkan Ketua Pengadilan dalam memeriksa perkara, untuk lihat apakah
gugatannya perlu di dismiss atau nggak
➢Merupakan wewenang Panitera Pengadilan.
➢Tugas Panitera Pengadilan :
(1) membuat resume gugatan tentang :
a. siapa para pihaknya;
b. apa objek sengketanya;
c. ringkasan, alasan dan petitum gugatan.
(2) memberi nasihat kepada Penggugat untuk menyempurnakan gugatan, kalo ga dituruti ya gpp,
kcl pas nanti sama hakim baru gugatannya tidak dapat diterima -> Kalau ada hal yang masih
kurang atau perlu disempurnakan, biasanya panitia memberikan nasihat kepada penggugat agar
penggugat menyempurnakan gugatannya (kalo nasihat diberikan oleh panitera dan tidak dituruti itu
tidak apa - apa, tetapi kalau nasihat diberikan oleh hakim dan tidak dilakukan maka hakim akan
memutus gugatannya tidak dapat diterima)

DISMISSAL PROSES = Proses pemeriksaan yang dilakukan oleh ketua pengadilan apakah gugatan
yang diajukan itu berdasar atau tidak (kalau berdasar lanjut, kalau tidak berdasar maka Ketua
Pengadilan akan mengeluarkan dismissal)
Dilakukannya setelah penelitian administratif

➢Dilaksanakan setelah Penelitian Administratif.


➢Dalam Rapat Permusyawaratan (rapat dengan hakim di TUN untuk menyeleksi perkara yang
masuk di pengadilan pada minggu itu, dalam praktek disebut sebagai rolling perkara), dipimpin
oleh Ketua Pengadilan sehingga berwenang untuk memutuskan dengan suatu penetapan bahwa
gugatan yang diajukan dinyatakan tidak dapat diterima atau tidak berdasar (dismiss), dengan alasan
penetapan lebih administratif, dikeluarkan oleh pejabat administratif yang mana disini ketua
pengadilan pejabatnya, kalau gugatan jawabannya PASTI putusan oleh hakim kalau dalam
peradilan umum, misal karena PMH, kalau di TUN pemerintah diminta bertanggung jawab
karena telah melakukan PMH, outputnya bisa putusan atau penetapan,
putusan karena dismiss
penetapan karena tidak dapat diterima atau tidak berdasar
(Pasal 62 Ayat (1) UU 5/1986) :
a. Pokok gugatan nyata-nyata tidak termasuk dalam wewenang pengadilan;
b. Syarat gugatan (Pasal 56) tidak dipenuhi meskipun telah diberitahukan dan diperingatkan;
syarat gugatan pasal 56 HARUS dipenuhi (posita, petitum)
ajb -> SELALU 2 rangkap (minuta itu yang asli oleh PPAT dan kantor pertanahan), salinannya
dikasih ke penjual dan pembeli
c. Gugatan tidak didasarkan pada alasan-alasan yang layak;
bedanya b dan c, yang c gabisa salah sebut alasan
d. Apa yang dituntut dalam gugatan sebenarnya sudah dipenuhi oleh KTUN yang digugat; atau
kaitannya sama petitum
e. Gugatan diajukan sebelum waktunya atau telah lewat waktu. kaitannya dengan dismisal
dengan tenggang waktu -> gugatan masih prematur/ kadaluarasa
a-e ini HARUS diperjatikan kalau mau gugatannya berlanjut, kalau nggak bisa di dismiss,
kalau di dismiss penggugat bisa rugi
➢Penetapan dismissal diucapkan dalam rapat permusyawaratan dengan memanggil para pihak.

Prosesnya ada didalam rapat permusyawaratan, Hakim menyeleksi perkara yang masuk, Biasanya tiap
minggu akan ada rolling perkara (menyeleksi perkara yang masuk ke pengadilan dalam minggu
tersebut), Ada kewenangan dari ketua pengadilan untuk memutuskan dengan suatu penetapan, Ketua
pengadilan sebagai pejabat administratif bukan sebagai hakim, Penetapan : sifatnya lebih administratif
(dikeluarkan oleh pejabat administratif), Putusan : yang mengeluarkan pasti hakim (hasil gugatan)
Kalo di lingkungan pengadilan umum, hasil dari gugatan itu pasti PUTUSAN PENGADILAN, Tetapi
kalo dari perdata PUTUSAN PENGADILAN NEGERI, Penetapan kalau tersandung dalam dismissal,
proses (kewenangan dari ketua pengadilan, outputnya penetapan bukan putusan), Putusan kalau dia
lolos dan tidak tersandung dismissal proses

Alasan dikeluarkan dismiss


a. Pokok gugatan nyata nyata tidak termasuk dalam wewenang pengadilan, Contoh dia minta
pembatalan sertifikat (tanah orang lain) tapi ternyata yang diminta itu bukan pembatalan tapi
agar penggugat dinyatakan sebagai pemilik dari tanah itu. Benarkah ada kewenangan absolut
atau kewenangan relatif, kalau tidak ada maka gugatannya dinyatakan tidak dapat diterima
b. Syarat gugatan (pasal 56) tidak dipenuhi meskipun sudah diberitahukan dan diperingatkan.
Menyangkut identitas penggugat maupun tergugat, fundamentum petendi (posita) yaitu
kronologi dan alasan gugatan (bertentangan dengan peruuan? Uu apa? Bertentangan dengan
aupb? Aupb nya apa?), harus ada petitum,
c. Gugatan tidak didasarkan pada alasan alasan yang layak (uu no 9 tahun 2004) Kalau salah
menyebut alasan gugatan jangan sampe
d. Apa yang dituntut dalam gugatan sebenarnya sudah dipenuhi oleh KTUN yang digugat atau
Menunjukan bahwa gugatan yang diajukan itu siasia, apabila siasia maka gugatan akan di
dismiss
e. Gugatan diajukan sebelum waktunya atau telah lewat waktu

Kaitannya dengan tenggang waktu menggugat (gugatan itu prematur atau kadaluarsa), Sering disebut
sebagai filter (saringan) jadi kalau mau mengajukan gugatan ke tun, 5 hal ini harus diperhatikan agar
bisa lanjut

➢Dengan adanya penetapan dismissal, penggugat berhak mengajukan perlawanan (verzet) dalam
waktu 14 hari setelah penetapan dismissal diucapkan,biasa verzet oleh penggugat yang kalah
karena gugatannya di dismis, kalau di HAPER -> verzet diajukan oleh tergugat, karena ada
putusan tidak hadir maka tergugat mengajukan verzet -> putusan perstek, biasa gugatan
perceraian, dalam putusan tidak hadir ini ternyata hal semua yang mengenai -etotum
dikabulkan contohnya yang berkaitan dengan hak asuh, biaya nafkah anak, biasa hak asuh
dibawah 5 tahun auto ke ibu, kalau biaya nafkah yang diluar kemampuan dianggap tidak fair
dan melakukan upaya hukum yakni vezet, PERBEDAAN YANG LAIN dari verzet : objek nya
penetapam dismisal, kalau perdata
➢Dalam perlawanan, obyek sengketanya adalah penetapan dismissal.
➢Pengajuan perlawanan dilakukan secara tertulis yang berisi : identitas pelawan dan terlawan; posita
serta petitum perlawanan.
➢Perlawanan diperiksa dan diputus dengan acara singkat. kalau dalam haper ya di acara biasa
Verzet atau perlawanan pasti diperiksa dengan acara singkat
Kalau hukum acara perdata diperiksa dengan acara biasa
➢Putusan pengadilan dalam perkara perlawanan dapat berupa ;
•perlawanan dibenarkan, = dikabulkan yang akan mengakibatkan penetapan dismissal
gugur demi hukum,= yang menang pengggugat jadi bisa lanjut dan perkara akan
diperiksa dan diselesaikan menurut acara biasa; atau
•perlawanan tidak dibenarkan, = penggugat kalah yang mengakibatkan penetapan dismissal
mempunyai kekuatan hukum tetap. = udah kalah sampe disitu aja prosesnya
➢Terhadap putusan perkara gugatan perlawanan tidak dapat diajukan upaya hukum.
HASIL PUTUSAN
1. Perlawanan dibenarkan; Upaya hukum dikabulkan, jadi penetapan dismissal nya gugur, Maka
yang menang penggugat, Perkara bisa lanjut
2. Perlawanan tidak dibenarkan
Penggugat kalah, penetapan dismissal mempunyai kekuatan hukum tetap. Sudah tidak ada upaya
hukum lagi, sudah selesai sampai disitu, penggugat kalah, Tapi kalo dalem hk acara perdata,
perlawanan diajukan oleh tergugat, Karena dia dianggap tidak hadir maka tergugat mengajukan verzet
Contohnya perkara perceraian (putusan tidak hadir itu namanya perstek) Putusan perstek artinya
gugatan dikabulkan

PEMERIKSAAN PERSIAPAN
yang berwenang ya si hakim yang di tunjuk dalam rapat mingguam itu, lalu dilakukan
pemeriksaanpersiapan oleh hakim yang menangani perkara tersebut, kewajibannya memberi nasihat
➢Dilakukan setelah Ketua Pengadilan dalam Rapat Permusyawaratan :
a. tidak mengeluarkan penetapan dismissal, atau
b. mengeluarkan penetapan dismissal, namun telah diajkuan perlawanan, yang putusannya
perlawanan dibenarkan.
➢Merupakan kewajiban hakim (Pasal 63 Ayat (1) UU 5/1986) :
c. memerintahkan Penggugat melengkapi gugatan yang kurang jelas, dan
d. memberi nasihat kepada Penggugat untuk memperbaiki dan melengkapi gugatan dengan data
yang diperlukan dalam waktu 30 hari. -> TAPI GATAU MULAI DARI KAPAN, JADI
GADA KEPASTIAN HUKUM LOLOLOL
Jika nasehat itu tidak diperhatikan, Hakim dapat memutuskan gugatan dinyatakan tidak dapat
diterima. Terhadap putusan tersebut tidak dapat diajukan upaya hukum, namun dapat diajukan
gugatan baru. supaya posisi penggugat ini seimbang dengan tergugat, karena penggugat dapert
nasihat dari hakim tadi -> sifat nasihatnya memaksa, padahal sebenarnya terminologi bahasa,
nasihat itukan ga maksa tapi dalam terminologi hukum, nasihat itu memaksa sifatnya, kalau
udah ga diterima gada upaya hukum tapi bisa gugatan baru tapi harus melihat tenggang waktu
jadi yaudah IKUTIN AJA ANJIINGG APAKATA HAKIMNYA!!
➢Selain itu, hakim dapat meminta penjelasan kepada Badan/pejabat TUN yang bersangkutan. ->
penjelasan yang diminta untuk kepentingan penggugat sebenernya

Penentuan Hari dan Pemanggilan Sidang


tandanya penggugat sudah melengkapi gugatannya, dari situ baru hakim melakukan penentuan hari
dan pemanggilan sidang oleh hakim yang bertugas dengan hakim lain
➢Dalam menentukan hari sidang, Hakim harus mempertimbangkan jauh dekatnya tempat tinggal
kedua belah pihak dari tempat persidangan (Pasal 64 (1) UU 5/1986).
➢Jangka waktu antara pemanggilan dan hari sidang, tidak boleh kurang dari 6 (enam) hari,
kecuali jka sengketa tersebut harus diperiksa dengan acara cepat. 6 hari kalender, jadi tgl merah/
libur diitung, acara cepat -> boleh kurang dari 6 hari
➢Panggilan dianggap sah, jika para pihak telah menerima surat panggilan yang dikirimkan dengan
surat tercatat. (Pasal 65 UU 5/1986). panggilan sidang gabisa lewat email atau wa, harus tercatat
tertulis , ada buku ekspedisinya, yang menulis surat juga ttd ntr, dan kalau salah satu pihak ada
di luar negeri melalui kemenlu
➢Jika salah satu pihak berada di luar negeri, Ketua Pengadilan melakukan pemanggilan dengan cara
meneruskan surat penetapan hari sidang beserta salinan gugatan kepada Kemenlu. baru dari situ
dikirimkan ke alamat ybs

kalau ga sah ya guasah merasa pernah dipanggil

PENUNDAAN PELAKSANAAN KTUN YANG DIGUGAT (SCHORSING)


➢Gugatan ke pengadilan (TUN) tidak menunda atau menghalangi dilaksanakannya keputusan
maupun tindakan Badan/Pejabat TUN (Pasal 67 Ayat (1) UU 5/1986). yang kita gugat KTUN, kalau
KTUN Pembongkaran tidak berarti ktun nya berhenti di bongkar, kenapa ? karena tiap KTUN
harus dianggap sah -> asas praduga rechtsmatige
➢Namun Penggugat dapat mengajukan permohonan agar pelaksanaan KTUN itu ditunda, selama
pemeriksaan perkara berlangsung sampai ada putusan pengadilan yang telah inkracht. ditunda
supaya. ga dibongkar kalo ktun pembongkaran
➢Permohonan tersebut dapat diajukan bersama-sama dengan gugatan dan dapat diputus terlebih
dahulu dari pokok sengketanya.
➢Permohonan schorsing tersebut dapat :
a. dikabulkan, apabila terdapat keadaan yang sangat mendesak yang mengakibatkan kepentingan
Penggugat sangat dirugikan apabila KTUN tersebut tetap dilaksanakan; atau
b. ditolak, apabila terdapat kepentingan umum yang mengharuskan dilaksanakannya KTUN
tersebut.
PERMOHONAN SKORSING DIBALIKIN KE KEPUTUSAN HAKIM LAGI

22/11/23
PEMERIKSAAN DI MUKA PENGADILAN
PEMBUKAAN SIDANG
1. Hakim yang ditunjuk oleh ketua pengadilan wajib memberikan nasihat
a. Dalam pembukaan, ada pernyataan dari Hakim Ketua apakah sidang dilakukan
terbuka atau tertutup untuk umum.
b. Setelah sidang dibuka, ketua melihat apakah tergugat/ penggugat dan kuasa nya hadir
atau tidak (sidang pertama belum ada pihak yang intervensi
c. Kalau kedua pihak hadir, bisa lanjut acara pemeriksaan berikutnya
d. Kalau ada pihak yang tidak hadir, harus membicarakan tentang ketidakhadiran para
pihak

1. Bagaimana bisa disebut pihak yang tidak hadir : Penggugat (Pasal 71 UU No. 5 Tahun
1986)
a. Penggugat/ kuasanya tidak hadir pada sidang yang ditentukan (hari sidang yang
pertama dan hari sidang dalam panggilan kedua)
b. Tanpa alasan yang dipertanggungjawabkan
c. Telah dilakukan pemanggilan dengan patut (ketua majelis akan cek apakah
pemanggilannya sudah patut, apakah panggilannya sampai)

Ketidakhadiran penggugat mengakibatkan gugatan gugur (dianggap tidak pernah mengajukan


gugatan) dan penggugat berhak memasukan gugatan sekali lagi

2. Tergugat (Pasal 72 UU No. 5 Tahun 1986)


a. Kalau dia memang tidak hadir (2 kali sidang berturut - turut tapi tidak disebut sidang
yang keberapa)
b. Tanpa alasan yang dipertanggungjawabkan
c. Telah dilakukan pemanggilan dengan patut (ketua majelis akan cek apakah
pemanggilannya sudah patut, apakah panggilannya sampai)
i. Ketidakhadiran tergugat akan mengakibatkan Hakim Ketua mengeluarkan
surat penetapan meminta atasan tergugat memerintahkan tergugat untuk hadir
dan/ atau menanggapi gugatan
ii. Jika sudah lewat 2 bulan sejak dikirimkan surat penetapan tetap ada berita
dari Tergugat, maka Hakim Ketua menetapkan sidang berikutnya dilanjutkan
tanpa kehadiran tergugat
2. Tetapi kalau setelah ada keputusan berikut tiba - tiba tergugat dateng, hakim bakal tanya ke
penggugat apakah penggugat keberatan dengan kehadiran tergugat yang tiba - tiba Penggugat
pasti keberatan karena ketidakjelasan acara, dan tergugat pasti merecok (pasti ada perlawanan
dari tergugat)
3. PASAL 73 UU No. 5 Tahun 86 = Kalau tergugat lebih dari 1, dan ada salah satu yang tidak
hadir maka sidang ditunda sampai sidang yang ditentukan Hakim Ketua
Penundaan sidang itu diberitahukan kepada pihak yang hadir, sedang terhadap pihak
yang tidak hadir oleh Hakim Ketua Sidang diperintahkan untuk dipanggil sekali lagi.
Apabila pada hari penundaan sidang sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tergugat
atau kuasanya masih ada yang tidak hadir, sidang dilanjutkan tanpa kehadirannya.
Setelah sidang dilanjutkan tanpa tergugat, penggugat belum tentu menang karena ada
pemeriksaan bukti (pembuktian) dari penggugat untuk selanjutnya dikeluarkan
putusan terhadap gugatan.
4. JAWABAN, dibedakan menjadi
a. Jawaban Bukan Tentang Pokok Perkara (Eksepsi) :
i. Eksepsi kewenangan absolut
ii. Eksepsi kewenangan relatif
iii. Eksepsi lainnya yang tidak mengenai kewenangan pengadilan
b. Jawaban Tentang Pokok Perkara, yang berisi :
i. pembenaran dan/atau penyangkalan terhadap dalil-dalil gugatan yang
didukung oleh alat-alat bukti tertentu
ii. Penolakan terhadap alasan dan petitum gugatan yang di-dukung oleh analisis
dan/atau argumentasi yuridis.

eksepsi kewenangan absolut

eksepsi kewenangan relatif

eksepsi lainnya yang tidak menguasai ● Eksepsi Kadaluarsa


kewenangan pengadilan ● Eksepsi Prematur
● Eksepsi tidak ada legal standing
● Eksepsi mengenai Objek Sengketa
● Eksepsi Upaya Administratif

Jawaban tentang pokok perkara


Pembenaran dan/ atau penyangkalan terhadap dalil - dalil gugatan yang didukung oleh alat - alat
bukti tertentu. Penolakan terhadap alasan dan petitum gugatan yang di dukung oleh analisis dan/
atau argumentasi yuridis (tergugat akan memohon untuk pengadilan menolak)

PERUBAHAN GUGATAN/JAWABAN, SERTA PENCABUTAN GUGATAN


A. Perubahan Gugatan = Perubahan gugatan hanya dapat dilakukan sampai dengan replik,
dengan alasan yang cukup dan tidak merugikan kepentingan tergugat.
B. Perubahan Jawaban = Perubahan jawaban hanya dapat dilakukan sampai dengan duplik,
dengan alasan yang cukup dan tidak merugikan kepentingan penggugat.
C. Pencabutan Gugatan = Jika pencabutan gugatan dilakukan sebelum jawaban, maka hal itu
dapat diajukan sewaktu-waktu; namun jika pencabutan gugatan dilakukan setelah jawaban,
mala pencabutan gugatan akan dikabulkan pengadilan setelah disetujui tergugat.
a. intinya :

Penggugat bisa aja mencabut gugatan (karena pencabutan gugatan itu inisiatif penggugat)
Sebelum ada jawaban tidak perlu persetujuan pihak lawan
Tetapi kalau sudah ada jawaban baru harus ada persetujuan dari pihak lawan

b. Perubahan bisa dilakukan apabila disetujui pihak lawan

INTERVENSI

Atas kehendak sendiri Diperintahkan oleh hakim


(tussenkomst) (voeging)

Harus melakukan pengajuan Hakim menunjuk suatu pihak untuk


permohonan kepada pengadilan masuk dalam suatu perkara
Kalau dikabulkan maka pihak
ketiga akan diberi kesempatan
untuk mengajukan jawaban
(masuk ke pihak tergugat)
Apabila permohonan ditolak
bisa mengajukan upaya hukum
(banding) tetapi harus
bersamaan dengan putusan
pokok perkara
Apabila pihak ketiga ingin
menjadi intervensi dari pihak
penggugat maka bisa
mengajukan replik

1. Intervensi adalah masuknya pihak ketiga yang berkepentingan dalam sengketa pihak lain
yang sedang diperiksa pengadilan.
2. Intervensi dapat dilakukan ;
a. selama pemeriksaan berlangsung (pasal 83 ayat 1 UU 5/1986);
b. selama pemeriksaan persiapan berlangsung (Indroharto);
c. dibatasi sampai dengan duplik (Surat MA No. 052/TD.TUN /III/1992).
➢Intervensi dapat terjadi karena ;
3. pihak ketiga hendak membela kepentingannya sendiri (tussenkomst) atau;
4. diperintahkan oleh hakim agar pihak ketiga masuk dalam surat perkara dan bergabung
dengan salah satu pihak yang berperkara (voeging).

5. Jika intervensi itu dilakukan atas kehendaknya sendiri, maka ia harus mengajukan
permohonon kepada pengadilan.
6. Namun jika permohonan itu ditolak, maka ia hanya dapat mengajukan banding
bersama-sama dengan permohonan banding terhadap putusan akhir pokok sengketa.

06/12/23
PEMBUKTIAN
1. pembuktian = yang dibuktikan apa sebetulnya? fakta, bisa dibedakan jadi 2 yakni fakta
hukum dan fakta biasa
a. fakta hukum = kejadian / keadaan yang eksistensinya tergantung pada penerapan
suatu aturan dan
b. fakta biasa = kejadian/ keadaan yang ikut menekan adanya fakta hukum
2. jual beli = perbuatan hukum, = FAKTA HUKUM(karena kekuatan hukum yang diatur) karena
jual beli diatur oleh hukum, misal jual beli tanah -> diatur dalam uupa, dan diaturan harus
dibuktikan dengan akta dan di daftarkan supaya bisa balik nama, pahami dulu aturannya.
albuk apa yang mau dipakai, apakah 1 albuk cukup? pengakuan para pihak juga perlu
3. mendiami rumah = FAKTA BIASA, tapi ini akan menentukan adanya fakta hukum, ada jual
beli tanah tapi apakah objek masih dikuasai oleh keluarga sebelumnya.
4. semua fakta yang didalilkan oleh para pihak HARUS dibuktikan, kecuali, fakta notoir=
gedung sate itu gedung pemerintahan, fakta prosesual (karena selalu dicatat oleh panitera jadi
gausa ada pembuktian dalam BAP oleh panitera), eksistensi hukum/ aturan (pp 18/2021 pasal
misal pasal 18)
5. bukti surat / bukti tulisan dibagi menjadi
a. akta otentik - dibuat oleh didepan pejabat umum, dengan maksud digunakan sebagai
alat bukti tentang suatu fakta yang tercantum di dalamnya, misalnya jual beli HARUS
ppat bukan notaris. harus hati-hari karena dalam pembuktian ada prinsip 1 bukti
bukanlah bukti jadi harus di backup
b. akta dibawah tangan oleh para pihak dengan maksud, digunakan sebagai alat bukti
tentang suatu fakta yang tercantum di dalamnya, harus ada materai sebagai bukti
pembayaran pajak dll, ga berarti ada materai jadi lebih kuat pokoknya HARUS
ditandatangani oleh PARA PIHAK
c. surat lainnya yang bukan akta
d. surat elektronik -> kaitannya sama uu ite
6. keterangan ahli = pendapat di persidangan dibawah sumpah mengenai yang diketaui melalui
pengalaman dan pengetahuannya sedangkan saksi ahli tuh orangnya
7. pengakuan para pihak = fakta yang diketahui kebenarannya oleh para pihak dimuka
persidangan
8. pengetahuan hakim = suatu hal yang diketahui dan diyakini kebenarannya oleh hakim
9. kalo video masuknya ngajuin permohonan dengan dasar sebagai pengetahuan hakim, gabisa
berdiri sendiri EVEN DI TRANSKRIP, karena rawan di rekayasa
10. PERATUN = PEMBUKTIAN BEBAS TERBATAS = UU Peratun menganut ajaran
pembuktian bebas yang terbatas Artinya hakim memiliki kebebasan untuk menentukan siapa
yang harus membuktikan alat bukti apa yang mau digunakan, hakim juga bebas menentukan
penilaian kebenaran atas bukti tersebut.
11. kenapa ajaaran itu? karena beda sama HAPER, peratun hakim ga cuma mencari kebenaran
formal tapi juga materiil
12. kesimpulan itu sebenernya lebih banyakk dari gugatan apakah terbukti apa yang kita dalilkan
13. lanjut putusan = hasil musyawarah para hakim (d ruangan terttutup) para hakim
mengupayakan suara bulat, dilihat dari suara terbanyak
14. PUTUSAN kalo TUN -> 3 hakim bisa beda smua putudsannya, karena TUN ada di gugur,
tidak dapat diterima, dikabulkan, ditolak
a. gugur -> dianggap gapernah ada
b. tidak dapat diterima -> pokper belom dicek, tata cara ajuin gugatannya, prosedur
tidak terpenuhi, misal gada upaya administratif, gugatan daluwarsa
c. gugatan ditolak = pokper uda diperiksa, tapi DALIL GUGATAN TIDAK TERBUKTI
d. dikabulkan ->gugatan diterima dan dalilnya terbukti
15. putusan harus memuat :
a. irah-irah
b. identitas para pihak
c. ringkasan gugatan jawaban gaperlu replik duplik
d. pertimbangan dan penilaian
e. alasan hukum = judex factie dan judex yuris
f. amar putusan = mengenai semgketa dan biaya perkara, bunyi putusan dtiolak? gugur?
g. hari tanggal putusan nama hakim keterangan kehadiran
16. jika gugatan penggugat dikabulkan maka dapat ditetapkan kewajiban kepada tergugat berupa
a. pencabutan ktun yang digugat
b. pencabutan dan penerbitan ktu yang baru atau
c. penerbitan ktun yang baru
17. kewajiban tersebut dapat disertai :
a. pembebanan ganti rugi atau
b. rehabilitasi (utk sengketa kepegawaian)
18. ACARA CEPAT -> sama aja cuma ya waktunya lebih cepat aja
a. cuma bisa dimohon kalau kepentingannya cukup mendesak dan disampaikan dalam
surat gugatan
b. 14 hari stlh permohonan diterima ketua pengadilan kluarin penetapan ttg
dikabulkan/mggak permohonan tadi, kalo menolak acara cepat ya diproses dalam
acara biasa ya gada upaya hukum kalo ditolak pake acara cepat mau gamau acara
biasa
c. kalo dikabulkan ketua pengadilan dalam 7 hari sejak dikeluarkannya penetapan itu
menetapkan hari tempat waktu persidangan
d. pemeriksaan acara cepat dilakukan oleh hakim tunggal tanpa pemeriksaan pesiapan
e. tenggang waktu jawaban dan pembuktian kedua belah pihak masing-masing gak
melebihi 14 hari DIPERCEPAT KARENA ACARA CEPAT.
19. pembahasan materi pemeriksaan di tingkat banding dilakukan bersamaan dengan pembahasan
materi upaya hukum
20. TUGAS : Cari putusan dari tahun 2021-2023, lalu kutip apa yang menjadi amar putusan
TUN, lalu kalau sudah ada amar putusannya lalu dilihat alasan hukumnya Jude Facti dan Jude
Jurisnya, dilihat apakah ada konsistensi antara alasan hukum dengan amar putusan. Yang
menjadi penilaian bener atau tidak terdapat konsisten dalam putusan tersebut. Deadline
tanggal 12 jam 12 siang via IDE menggunakan Word, dicantumkan nama npm kelas

13/12/23
UPAYA HUKUM
Upaya hukum adalah usaha berdasarkan hukum untuk melawan putusan pengadilan yang ;
a. belum mempunyai kekuatan hukum tetap, disebut upaya hukum biasa.
b. sudah mempunyai kekuatan hukum tetap, disebut upaya hukum luar biasa.

Upaya hukum biasa terdiri atas Perlawanan (Verzet), Banding dan Kasasi, sedangkan upaya hukum
luar biasa adalah Peninjauan Kembali.
Dasar hukum untuk Kasasi dan Peninjauan Kembali diatur dalam UU MA (UU UU 14/1985, UU
5/2004 dan UU 3/2009).

MACAM-MACAM UPAYA HUKUM


A. Upaya Hukum Biasa
1. Perlawanan (verzet) = Verzet merupakan upaya hukum terhadap penetapan dismissal, yang
sudah dibahas ketika membahas materi dismissal proses.

2. Banding
a. Dasar hukum : Pasal 122 s/d Pasal 130 UU 5/1986.
b. pikir-pikir-> 14 hari setelah putusan tersebut diucapkan pengadilan jadi sebelum itu
harus ajuin banding
c. surat pengadilan - relas = putusan bahwa gugatan ditolak baur berlaku 14 hari ini
d. saat ajuin permohonan banding uu 5/90 uu 5/86 ga secara tegas menulis apa alasan banding
kita, beda kalo kita ajuin kasasi atau pk, kalau ketentuan/alasan banding gada karna
pemeriksaan ulang di tingkat banding, makanya kalo banding ditanya bagian mana dari
putusan yang kita tidak setuju, pastinya kita akan ga setuju mengenai diktum yang di tolak,
pertimbangan hakimnya judex yuris, fakta mana yang kita pikir tidak betul, walaupun gada
alasan itu yang diperlukan
e. Permohonan banding diajukan secara tertulis oleh pemohon/ kuasanya kepada PTUN yang
memutus perkara tersebut dalam waktu 14 hari setelah putusan pengadilan diberitahukan
secara sah.
f. Putusan PTUN yang bukan putusan akhir hanya dapat dibanding bersama-sama dengan
putusan akhir.
g. Selambat-lambatnya 30 hari sesudah permohonan banding dicatat, Panitera
memberitahukan kedua belah pihak bahwa mereka dapat melihat berkas perkara di PTUN
tersebut dalam waktu 30 hari setelah mereka menerima pemberitahuan tersebut.
h. Salinan putusan, berita acara, dan surat lain yang bersangkutan harus dikirimkan kepada
Panitera PT TUN selambat-lambatnya 60 hari sesudah pernyataan permohonan banding.
i. Para pihak dapat menyerahkan memori banding dan/atau kontra memori banding serta
surat keterangan dan bukti kepada Panitera PT TUN dengan ketentuan bahwa salinan memori
dan/atau kontra memori diberikan kepada pihak lainnya dengan perantaraan Penitera
PTUN.
j. pihak pembanding bisa menjadi lawan atau pihak intervensi
k. memori banding lebih baik diajukan bersamaan dengan pengajuan banding
l. PT TUN memeriksa dan memutus perkara banding dengan sekurang - kurangnya 3 orang
Hakim.
m. pemohon pembanding dan terbanding gada tatap muka semua by berkas
n. Apabila PT TUN berpendapat bahwa pemeriksaan PTUN kurang lengkap, maka PT TUN
tersebut dapat mengadakan sidang sendiri untuk mengadakan pemeriksaan tambahan atau
memerintahkan PTUN yang bersangkutan melaksanakan pemeriksaan tambahan itu
o. Terhadap putusan PTUN yang menyatakan tidak berwenang memeriksa perkara yang
diajukan kepadanya, sedang PT TUN berpendapat lain, PT TUN tersebut dapat memeriksa
dan memutus sendiri perkara itu atau memerintahkan PTUN yang bersangkutan memeriksa
dan memutusnya.
p. Panitera Pengadilan Tinggi TUN dalam waktu 30 hari mengirimkan salinan putusan
Pengadilan Tinggi beserta surat pemeriksaan dan surat lain kepada Pengadilan TUN yang
memutus dalam pemeriksaan tingkat pertama.
q. Sebelum permohonan pemeriksaan banding diputus oleh Pengadilan Tinggi TUN maka
permohonan tersebut dapat dicabut kembali oleh pemohon, dan dalam hal permohonan
pemeriksaan banding telah dicabut, tidak dapat diajukan lagi meskipun jangka waktu untuk
mengajukan permohonan pemeriksaan banding belum lampau.begitu di cabut mau kita gabisa
mengajukan lagi
r. Dalam hal salah satu pihak sudah menerima baik putusan PTUN, ia tidak dapat mencabut
kembali pernyataan tersebut meskipun jangka waktu untuk mengajukan permohonan
pemeriksaan banding belum lampau.
s. banding = ga melewati tenggang waktu = memenuhi syarat formal =permohonan banding
dapat diterima, pengadilannya apakah memiliki kewenangan akan hal yang disengketakan
atau tidak

3. Kasasi
a. Dasar hukum : Pasal 28 s/d 30, 43, 44, 55 (1) UU 14/1985.
b. MA dalam Tingkat Kasasi membatalkan putusan atau penetapan Pengadilan-pengadilan dari
semua Lingkungan Peradilan karena : (alasan)
i. tidak berwenang (absolut/relatif) atau melampaui batas wewenang
(pengadilannya yg sewenang-wenang)
ii. salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku (harus sebut ketentuan
apa yg dilanggar, dll)
iii. lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh per-UU yang mengancam
kelalaian itu dengan batalnya putusan yang bersangkutan.
c. UU MAsudah menentukan kalau mau ajuin kasasi sudah limitatif di uu 14/85, karna itu pas
ajuin kasasi harus ada memori kasasinya juga
d. Permohonan Kasasi dapat diajukan hanya jika pemohon terhadap perkaranya telah
menggunakan upaya hukum banding kecuali ditentukan lain oleh Undang-undang.
e. Permohonan Kasasi dapat diajukan hanya 1 (satu) kali
f. Permohonan kasasi dapat diajukan antara lain oleh : pihak yang berperkara atau kuasanya
dalam perkara perkara TUN yang diperiksa dan diputus oleh Pengadilan Tingkat Banding
atau Tingkat Terakhir di Lingkungan Peradilan TUN.
g. Permohonan kasasi disampaikan secara tertulis atau lisan melalui Panitera Pengadilan
Tingkat Pertama yang telah memutus perkaranya, dalam tenggang waktu 14 hari sesudah
putusan atau penetapan Pengadilan yang dimaksudkan diberitahukan kepada pemohon. sama
seperti banding
h. Apabila tenggang waktu 14 hari tersebut telah lewat, tanpa ada permohonan kasasi yang
diajukan oleh pihak berperkara, maka pihak yang berperkara dianggap telah menerima
putusan.
i. Dalam pengajuan permohonan kasasi pemohon wajib menyampaikan memori kasasi yang
memuat alasan-alasannya, dalam tenggang waktu 14 hari setelah permohonan yang dimaksud
dicatat dalam buku daftar.
j. Pihak lawan berhak mengajukan Jawaban/Kontra Memori Kasasi melalui Panitera, dalam
tenggang waktu 14 hari sejak tanggal diterimanya salinan memori kasasi.

k. Setelah menerima memori kasasi dan Jawaban/Kontra Memori Kasasi, Panitera Pengadilan
yang memutus perkara dalam tingkat pertama, mengirimkan permohonan kasasi, memori
kasasi, jawaban atas memori kasasi, beserta berkas perkaranya kepada MA dalam waktu
selambat-lambatnya 30 hari.
l. Sebelum permohonan kasasi diputus oleh MA, maka permintaan tersebut dapat dicabut
kembali oleh pemohon, dan apabila telah dicabut, pemohon tidak dapat lagi mengajukan
permohonan kasasi dalam perkara itu meskipun tenggang waktu kasasi belum lampau.
m. Pemeriksaan Kasasi dilakukan oleh MA, berdasarkan surat-surat dan hanya jika
dipandang perlu MA mendengar sendiri para pihak atau para saksi, atau memerintahkan
Pengadilan Tingkat Pertama atau Pengadilan Tingkat Banding yang memutus perkara tersebut
mendengar para pihak atau para saksi. pasal 45a

n. Apabila MA membatalkan putusan Pengadilan dan mengadili sendiri perkara tersebut,


maka dipakai hukum pembuktian yang berlaku bagi Pengadilan Tingkat Pertama.
o. Putusan MA oleh Pengadilan Tingkat Pertama diberitahukan kepada kedua belah pihak
selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah putusan dan berkas perkara diterima oleh
Pengadilan Tingkat Pertama tersebut.

UPAYA HUKUM LUAR BIASA


1. Perlawanan Pihak Ketiga (Pasal 118 UU 5/1986 Jo. Pasal 1 Angka 37 UU No. 9/2004).
2. Peninjauan Kembali (Pasal 77, 67 s/d 75 UU 14/1985)
Peninjauan Kembali (PK)
1. Permohonan PK dapat diajukan hanya 1 (satu) kali.
2. Permohonan PK tidak menangguhkan atau menghentikan pelaksanaan putusan Pengadilan
(eksekusi).
3. Permohonan PK dapat dicabut selama belum diputus dan dalam hal sudah dicabut
permohonan peninjauan kembali itu tidak dapat diajukan lagi.
4. Permohonan PK dapat diajukan hanya berdasarkan alasan-alasan ;
a. apabila putusan didasarkan pada suatu kebohongan atau tipu muslihat pihak lawan,
yang diketahui setelah perkaranya diputus atau didasarkan pada bukti-bukti yang
kemudian oleh hakim pidana dinyatakan palsu;
b. apabila setelah perkara diputus, ditemukan surat-surat bukti yang bersifat
menentukan yang pada waktu perkara diperiksa tidak dapat ditemukan;
c. apabila telah dikabulkan suatu hal yang tidak dituntut atau lebih dari pada yang
dituntut;
d. apabila mengenai sesuatu bagian dari tuntutan belum diputus tanpa
dipertimbangkan sebab-sebabnya;
e. apabila antara pihak-pihak yang sama mengenai suatu soal yang sama, atas dasar
yang sama oleh Pengadilan yang sama atau sama tingkatnya telah diberikan
putusan yang bertentangan satu dengan yang lain; nebis in idem
f. apabila dalam suatu putusan terdapat suatu kekhilafan Hakim atau suatu
kekeliruan yang nyata. gak mudah aslinya
5. Permohonan peninjauan kembali harus diajukan sendiri oleh para pihak yang berperkara,
atau ahli warisnya atau wakilnya.

6. Tenggang waktu pengajuan permohonan peninjauan kembali alasan adalah 180 sejak
diketahuinya atau ditemukannya alasan peninjauan kembali.
7. Permohonan peninjauan kembali diajukan oleh pemohon secara tertulis dengan menyebutkan
sejelas-jelasnya alasan yang dijadikan dasar permohonan itu dan dimasukkan di kepaniteraan
Pengadilan yang memutus perkara dalam tingkat pertama.
8. banyak hukum kebiasaan dan hukum tertulis bertentangan dsn hukum tertulis jadi
bisa dikesampingkan dengan adanya hukum kebiasaan yang ada

PERTANYAAN BANDING
➢Dimana sumber hukumnya ?
➢Bagaimana bentuk pengajuannya ?
➢Ke mana diajukan ?
➢Siapa pihaknya ?
➢Kapan batas waktu pengajuannya ?
➢Putusan yang bagaimana yang dapat di Banding ?
➢Apakah yang menjadi alasan Banding ?
➢Apakah para pihak berkewajiban membuat Memori atau
Kontra Memori Banding ?
➢Bagimana bentuk putusan Banding ?

PERTANYAAN KASASI
Dimana sumber hukumnya ?
➢Bagaimana bentuk pengajuannya ?
➢Ke mana diajukan ?
➢Siapa pihaknya ?
➢Kapan batas waktu pengajuannya ?
➢Putusan yang bagaimana yang dapat diajukan Kasasi ?
➢Apakah yang menjadi alasan Kasasi?
➢Apakah para pihak berkewajiban membuat Memori atau Kontra Memori Kasasi ?
➢Bagimana bentuk putusan Kasasi ?
PERTANYAAN PK
➢Dimana sumber hukumnya ?
➢Bagaimana bentuk pengajuannya ?
➢Ke mana diajukan ?
➢Siapa pihaknya ?
➢Kapan batas waktu pengajuannya ?
➢Putusan yang bagaimana yang dapat diajukan PK ?
➢Apakah yang menjadi alasan Peninjauan Kembali ?
➢Apakah para pihak berkewajiban membuat Memori atau
Kontra Memori Peninjauan Kembali ?
➢Bagimana bentuk putusan Peninjauan kembali ?

1. Sumber Hukum Eksekusi


a. Pasal 115 UU 5/1986;
b. Pasal 116 UU 5/1986; Pasal I Angka 36 UU 9/2004;
Pasal I Angka 30 UU 51/2009
c. Pasal 117, Pasal 119 s/d Pasal 121 UU 5/1986.
2. Saat Eksekusi
Jika putusan di lingkungan Pengadilan TUN tersebut telah memperoleh kekuatan hukum
tetap dan isinya mengabulkan gugatan penggugat
3. Obyek Eksekusi
Obyek eksekusi putusan pengadilan di lingkungan TUN adalah kewajiban Tergugat
sebagimana dimaksud Pasal 97 Ayat (9), (10) dan (11) UU 5/1986.
4. Eksekusi Putusan Pengadilan Di Lingkungan TUN
a. Diatur dalam Pasal I Angka 30 UU 51/2009 (merubah Pasal 116 UU 5/1986, dan Pasal I
Angka 36 UU 9/2004)
b. Salinan putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, dikirimkan kepada
para pihak, dengan surat tercatat, oleh Panitera Pengadilan setempat atas perintah Ketua
Pengadilan yang mengadilinya dalam tingkat pertama, selambat-lambatnya dalam waktu 14
hari kerja.
c. Jika 60 hari kerja setelah putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap
dikirimkan, tergugat tidak melaksanakan kewajibannya berupa mencabut KTUN yang
disengketakan, maka KTUN yang disengketakan itu tidak mempunyai kekuatan hukum lagi.
d. Jika Tergugat ditetapkan harus melaksanakan kewajibannya berupa mencabut KTUN yang
disengketakan dan menerbitkan KTUN yang baru, atau hanya menerbitkan KTUN
yang baru , kemudian setelah 90 hari kerja ternyata kewajiban tersebut tidak
dilaksanakannya, penggugat mengajukan permohonan kepada Ketua Pengadilan agar
Pengadilan memerintahkan Tergugat melaksanakan putusan Pengadilan tersebut.
e. Jika Tergugat tidak bersedia melaksanakan putusan Pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap, terhadap pejabat yang bersangkutan dikenakan upaya paksa, berupa
pembayaran sejumlah uang paksa dan/atau sanksi administratif.
f. Pejabat yang tidak melaksanakan putusan pengadilan tersebut, diumumkan pada media
massa cetak setempat oleh Panitera, sejak Tergugat tidak bersedia melaksanakan putusan
pengadilan tersebut.
g. Jika Tergugat tidak dapat atau tidak dapat dengan sempurna malaksanakan putusan
Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, berupa pelaksanaan kewajiban
untuk menberikan ganti rugi dan rehabilitasi, karena disebabkan oleh berubahnya
keadaan yang terjadi setelah putusan Pengadilan dijatuhkan dan/atau memperoleh kekautan
hukum tetap, maka ia wajib memberitahukan hal itu kepada Ketua Pengadilan dan
Penggugat.
h. Di samping diumumkan pada media massa cetak setempat, Ketua Pengadilan harus
mengajukan hal ini kepada Presiden sebagai pemegang kekuasaan pemerintah tertinggi
untuk memerintahkan pejabat tersebut melaksanakan putusan pengadilan, dan kepada
lembaga perwakilan rakyat untuk menjalankan fungsi pengawasan.
i. Ketentuan mengenai besaran uang paksa, jenis sanksi administratif, dan tata cara
pelaksanaan pembayaran uang paksa dan/atau sanksi administratif diatur dengan
per-UU-an.

Anda mungkin juga menyukai