Anda di halaman 1dari 4

HPI (pasca UTS)

Pranata hk dalam HPI tradisional

Kualifikasi adalah
Kualifikasi fakta:
- sekumpulan fakta di dalam suatu kasus yg menentukan termasuk ke dalam kasus
apa.
Kualifikasi hukum:
- melihat peraturan peraturan yg berkaitan dgn fakta kasus untuk menentukan akibat
hukun yg berlaku.

1. Istilah hk sama, makna berbeda


2. Peristiwa sama tp sy berbeda
3. Fakta sama kategori berbeda
4. Peristiwa sama prosedur berbeda

Penyelesaian kasus dgn kualifikasi HPI


 Mengapa harus melakukan lex fori dalam kualifikasi:
Karena hakim akan lebih mudah untuk menangani kasus dengan system hukumnya
sendiri.
Akan lebih mudah bagi para pihak untuk menduga bagaimana putusannya.
 Hingga saat ini, kualifikasi harus dilakukan dengan lex fori.
 Yg digunakan dalam mengkualifikasikan: kaidah intern lex fori/kaidah HPI lex fori
peristiwa x.
 Setelah itu akan ditemukan lex cause
 Putusan (kaidah intern lex cause)

Kasus odgen vs odgen


1. Philip (wn psc) – menikah – sarah (wn ing)
2. Menikah di ing tanpa izin orgtua
3. Philip selingkuh
4. Dilakukan pembatalan perkawinan ke pengadilan pcs
5. Dikabulkan oleh pengadilan pcs karena izin orgtua dianggap syarat esensial
6. Di ing: izin ortu syarat formal
7. Setelah dianggap batal oleh pengadilan pcs, Philip menikah lagi dgn x
8. Sara menggugat Philip dgn alasan philip berzinah dan menelantarakan istri.
9. Gugatannya ditolak karena pengadilan merasa tidak berwenang utk menguji
10. Odgen jg mengajukan pembatalan perkawinan di forum inggris
Langkah:
 Kaidah HPI ing: syarat perkawinan lex loci celeb
 Kualifikasi: kaidah intern lf ing
 Maka perkawinan sarah-philip tidak batal
 Sehingga gugatan dr odgen dikabulkan

Kaidah kualifikasih lex fori yang diperluas

KUALIFIKASI BERTAHAP
Tahap 1:
1. Pengadilan: titik taut primer ->
2. kualifi-> intern LF peristiwa
3. kaidah HPI LF ttg peristiwa
4. titik taut sekunder (lex cause)
Tahap 2:
1. LC
2. Kualifikasi kaidah intern LC
3. Putusan

Suatu perkara tidak bisa dil


akukan kualifikasi bertahap apabila lex cause nya adalah lex fori.
PENUNJUKAN KEMBALI (RENVOI)
 Renvoi: penunjukan Kembali atau lebih lanjut leh kaidah kaidah hpi dari suatu system
hukum asing yg sebelumnya ditunjuk oleh kaidah HPI lex fori.
 Tujuan: hakim ingin mengesampingkan lex cause dgn beberapa alas an. Harus ada
alas an:
1. Adanya ketidak adilan
2. Bisa menyebabkan putusannya mengabaikan org org yg beritikad baik
3. Ada kepentingan nasional yg terlanggar
 Saat hakim menunjuk bagaimana supaya lex cause tidak digunakan?
 Syarat:
1. Lex cause nya adalah hukum asing
2. Isi kaidah hpi nya harus berbeda
3. Pada waktu terjadi penunjukkan harus kea rah kaidah hpi nya

Konsep
Kaidah:
- Intern: sachnorm
- Hpi: gesamtnorm
Penunjukan: verweizung
- LF-HPI-LC
- Penunjukkannya harus gesamtverweisuing (HPI)
INCIDENTAL QUESTION
- Pertanyaan yg mendahului yg harus diselesaikan terlebi dahulu sebelum
menyelesaikan kasus pokok.
- Contoh kasus: ogden vs ogden
- Main question (utama):

Anda mungkin juga menyukai