Anda di halaman 1dari 12

KELOMPOK 8B

BAB IV
OPEN CHANNEL FLOW
4.1 Pendahuluan
Aliran dalam saluran terbuka sering ditemui dalam saluran alam, namun
saluran terbuka yang bersifat alami bukan saluran yang prismatik, artinya
penampang melintangnya berbeda-beda di setiap peninjauan, sehingga sulit untuk
menganalisanya. Pada praktikum ini, yang akan diamati adalah aliran dalam
saluran terbuka yang dianggap prismatik agar dapat membantu di dalam
mengamati dan menganalisanya.
Di dalam saluran tersebut, diletakkan suatu pelimpah sehingga akan
merubah profil aliran, memiliki kemiringan yang sangat kecil, terjadi aliran
melalui saluran yang kemudian bergerak menumbuk pelimpah (ambang),
sehingga profil dari aliran tersebut akan berubah sesuai dengan karakteristik dari
aliran pelimpah (ambang).
Kondisi dari pada profil aliran yang terjadi dapat dibagi menjadi tiga
tingkatan yaitu : air loncat, peralihan, dan tenggelam. Pada percobaan ini akan
diamati seperti digambarkan profil pada ketiga kondisi di atas pada ujung saluran
ditambahkan sekat.
Untuk menggambarkan profil dari aliran yang terjadi, diambil titik-titik
pada setiap keadaan tinggi aliran, yang mana titik-titik tersebut akan
menimbulkan gejala-gejala yang menunjukkan profil dari pada aliran tersebut.
Selain itu akan diperoleh juga hubungan antara debit dan ambang lebar (He)
dengan kondisi koefisien pengaliran (C), sehingga dapat diperoleh gambaran
karakteristik aliran yang dipengaruhi oleh ambang tersebut.

4.2 Tujuan Praktikum


Tujuan praktikum ini adalah untuk mempelajari karakteristik suatu
ambang (pelimpah) sebagai berikut.
1. Pengaruh muka air hilir (He2) terhadap muka air di udik (He1).
2. Pengaruh tinggi muka air di atas pelimpah (He1) terhadap debit (Q).
3. Pengaruh tinggi muka air di atas pelimpah terhadap koefisien pengaliran,
kemudian dibuat grafiknya untuk menghitung tinggi muka air di atas pelimpah
yang diijinkan, H (design) = Hd.

Laporan Praktikum Hidraulika Page 1


KELOMPOK 8B

4. Pengaruh koefisien pengaliran terhadap debit air yang lewat.


5. Hubungan antar C/Cd dengan He1/Hd.
6. Profil aliran.

4.3 Dasar Teori


1. Hukum kontinuitas :
:
Q = V . A = konstan

2. Aliran melalui ambang :

Q = C . B . He3/2

Keterangan :
Q = debit aliran (cm3/det)
V = kecepatan aliran (cm/det)
A = luas penampang pipa (cm2)
C = koefisien pengaliran
B = lebar ambang (cm)
He = ambang lebar (cm)

4.4 Prosedur Praktikum


4.4.1 Peralatan
1. Pompa air yang dilengkapi dengan bak penampung.

Laporan Praktikum Hidraulika Page 2


KELOMPOK 8B

2. Saluran terbuka.

3. Alat ukur jarak (mistar)

4. Pipa air

5. Alat ukur debit / venturimeter.

Laporan Praktikum Hidraulika Page 3


KELOMPOK 8B

6. Ambang lebar / bending.

7. Sekat pengatur (muka air di bibir bending).

8. Alat ukur tinggi muka air.

4.4.2 Prosedur Pelaksanaan


1. Peralatan yang diperlukan disiapkan, kemudian pompa air dihidupkan.
2. Mesin/alat diatur, sehingga didapatkan suatu debit tertentu (Q1) dan diperoleh
profil aliran yang mengalami loncatan.
3. Ketinggian muka air diatur dan dicatat, serta koordinat titik-titik ditentukan
untuk menggambarkan profil aliran pada keadaan loncat satu.
4. Beda tinggi pada venturimeter diamati dan dicatat

Laporan Praktikum Hidraulika Page 4


KELOMPOK 8B

5. Tinggi loncatan air pada bendung diukur dan dicatat


6. Langkah percobaan diulangi sebanyak 3 kali dari a s/d f untuk debit yang
berbeda.

4.5 Prosedur Perhitungan


1. Menghitung debit : (Q)

Q = C .π . He0,5
Q = 623,076 .π . He0,5 (cm3/det)

Keterangan :
Q = debit aliran (cm3/det)
π = 3,14
He = ambang lebar (cm)

2. Perhitungan He

He =y–t
He1 = yt- t
He2 = y2 – t

Keterangan :
t = tinggi ambang
y = tinggi muka air di titik a (cm)
yt = tinggi muka air di titik b (cm)
y2 = tinggi muka air loncat (cm)

3. Menghitung koefisien pengaliran (C)


𝑄
𝐶= 3
𝐵. 𝐻𝑒 2

Keterangan :
Q = debit aliran venture (cm3/det)
B = lebar ambang (cm)

Laporan Praktikum Hidraulika Page 5


KELOMPOK 8B

4. Menghitung Hd
Hd = 1 didapat dari grafik hubungan pengaruh tinggi muka air di atas pelimpah
(He1) terhadap koefisien pengaliran (C)
Diambil dari nilai Hd = 1
Maka didapat nilai C = Cd

4.6 Hasil dan Pembahasan


Data Percobaan :
Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3
Titik
Tinggi (cm) Tinggi (cm) Tinggi (cm)
A 25 25,5 26,1
B 24,2 24,5 24,9
C 4,4 4,5 4,7
D 5 4,7 4,5
Tinggi Loncatan 19 20,1 21
Beda Tinggi
0,6 0,9 1,1
(Venturymeter)

1. Perhitungan He
He = y – t
He1 = yt - t
He2 = y2 – t

Keterangan :
t = tinggi ambang
y = tinggi muka air di titik a (cm)
yt = tinggi muka air di titik b (cm)
y2 = tinggi muka air loncat (cm)

a. Percobaan 1

He = y – t
= 25 – 19
= 6 cm

Laporan Praktikum Hidraulika Page 6


KELOMPOK 8B

He1 = yt – t
= 24,2 – 19
= 5,2 cm
He2 = y2 – t
= 19 - 19
=0

b. Percobaan 2

He = y – t
= 25,5 – 19
= 6,5 cm
He1 = yt – t
= 24,5 – 19
= 5,5 cm
He2 = y2 – t
= 20,1 - 19
= 1,1 cm

c. Percobaan 3

He = y – t
= 26,1 – 19
= 7,1 cm
He1 = yt – t
= 24,9 – 19
= 5,9 cm
He2 = y2 – t
= 21 - 19
= 2 cm

2. Menghitung Debit ( Q )

Q = C .π .√He
Q = 623,076 .π .√𝐻𝑒 (cm3/det)

Laporan Praktikum Hidraulika Page 7


KELOMPOK 8B

a. Percobaan 1

Q = 623,076 .π .√𝐻𝑒
= 623,076 .π . √6
= 4792,325 (cm3/det)
b. Percobaan 2

Q = 623,076 .π .√𝐻𝑒
= 623,076 .π .√6,5
= 4988,010 (cm3/det)
c. Percobaan 3

Q = 623,076 .π .√𝐻𝑒
= 623,076 .π . √7,1
= 5213,145 (cm3/det)

3. Menghitung Koefisien Pengaliran ( C )


Untuk mencari Q (debit aliran venturi) digunakan rumus :

Q = beda tinggi venturi meter x 24,73 (cm3/det)

a. Percobaan 1

Q = 0,6 x 24,73
= 14,838 cm3/det

b. Percobaan 2

Q = 0,9 x 24,73
= 22,257 cm3/det

c. Percobaan 3

Q = 1,1 x 24,73
= 27,203 cm3/det

Laporan Praktikum Hidraulika Page 8


KELOMPOK 8B

Untuk mencari koefisien pengaliran (C) digunakan rumus :

𝑄
𝐶= 3
1,71. 𝐵. (𝐻𝑒)2

a. Percobaan 1
14,838
C = 3
1,71(8,5).(6)2

= 0,0694

b. Percobaan 2
22,257
C = 3
1,71(8,5).(6,5)2

= 0,0924

c. Percobaan 3
27,203
C = 3
1,71(8,5).(7,1)2

= 0,0989

4. Menghitung Hd

Hd = 1 didapat dari grafik hubungan pengaruh tinggi muka air di atas pelimpah
(He1) terhadap koefisien pengaliran (C)
Diambil dari nilai Hd = 1
Maka didapat nilai C = Cd

Q
He He1 He2
Percobaan venturymeter C Q (cm3/s)
(y-t) (yt-t) (y2-t)
(cm3/s)
1 6 5.2 0 14.838 0.0694 4792.325
2 6.5 5.5 1.1 22.257 0.0924 4988.010
3 7.1 5.9 2 27.203 0.0989 5213.145

Laporan Praktikum Hidraulika Page 9


KELOMPOK 8B

4.7 Grafik dan Analisa

a. Grafik Hubungan antara He1 dan He2.

He1 dan He2


3
2.5 2
2
He2(cm)

1.5 1.1
1
0.5 0
0
5.2 5.5 5.9
He1(cm)

Keterangan :
Semakin besar nilai pengaruh muka air hilir (He2) maka semakin besar pula nilai
muka air di udik (He1), karena He2 dan He1 berbanding lurus.

b. Grafik Hubungan antara He1 dan C

He1 dan C
0.12
0.0989
Koefisien Pengaliran (C)

0.0924
0.1

0.08 0.0694

0.06

0.04

0.02
5.2 5.5 5.9
He1(cm)

Keterangan :
Semakin besar nilai koefisien pengaliran (C) maka semakin besar pula nilai muka
air di udik (He1), karena C dan He1 berbanding lurus.

Laporan Praktikum Hidraulika Page 10


KELOMPOK 8B

c. Grafik Hubungan antara C dan Q

C dan Q
0.11 0.0989
Koefisien Pengaliran (C)

0.1 0.0924
0.09
0.08 0.0694
0.07
0.06
0.05
0.04
0.03
0.02
Q (cm/det)

Keterangan :
Semakin besar nilai koefisien pengaliran (C) maka semakin besar pula nilai debit air
(Q), karena C dan Q berbanding lurus.

Laporan Praktikum Hidraulika Page 11


KELOMPOK 8B

4.8 Kesimpulan

1. Koefisien pengaliran (C) dari percobaan Open Channel adalah sebagai berikut.
a. Percobaan 1 = 0,0694
b. Percobaan 2 = 0,0924
c. Percobaan 3 = 0,0989
2. Debit (Q) dari percobaan Open Channel adalah sebagai berikut.
a. Percobaan 1 = 5139,076 cm3/det
b. Percobaan 2 = 5026,233 cm3/det
c. Percobaan 3 = 4871,543 cm3/det
3. Semakin besar nilai He2 maka semakin besar pula nilai He1, karena He2 dan
He1 berbanding lurus.
4. Semakin besar nilai C maka semakin besar pula nilai He1, karena C dan He1
berbanding lurus.
5. Semakin besar nilai C maka semakin besar pula nilai Q, karena C dan Q
berbanding lurus.

Laporan Praktikum Hidraulika Page 12

Anda mungkin juga menyukai