Anda di halaman 1dari 10

Pencemaran Pesisir Pantai Akibat Limbah Batu Bara: Dampak Terhadap

Kualitas Air Laut dengan Penginderaan Jauh

(Studi Kasus Teluk Tamiang, Kotabaru, Kalimantan Selatan)

Diniyah Putri¹, Jusman Prahara², Maulana Ikbal³, Ryan Sondakh Prasetyo⁴


dan Agsa Fandy⁵

Jurusan Teknik Geodesi, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan


Institut Teknologi Nasional Malang, Jl. Bend. Sigura-gura No.2 Malang 65145
Telp/Fax (0341) 551431/553015

Abstrak

Teluk Tamiang adalah sebuah teluk yang terletak di Kotabaru, Kalimantan


Selatan, Indonesia. Teluk ini memiliki wilayah yang cukup luas dan dikenal sebagai
daerah yang memiliki aktivitas tambang batu bara yang cukup besar, sehingga
menjadi salah satu lokasi studi kasus dalam penelitian terkait dampak pencemaran
pesisir pantai akibat limbah batu bara. Teluk Tamiang juga dikenal memiliki
keanekaragaman hayati yang tinggi, terutama di sekitar daerah pantai dan perairan
laut, sehingga kondisi yang buruk akibat pencemaran dapat berdampak pada
keseimbangan ekosistem laut dan keberlangsungan kehidupan organisme di
dalamnya. Artikel ini membahas kondisi lingkungan perairan dengan
memanfaatkan teknologi penginderaan jauh melalui konsentrasi kekeruhan air, zat
padat tersuspensi, klorofil, dan suhu permukaan air dalam rangka mengetahui
kondisi air laut di pesisir pantai Teluk Tamiang, Kabupaten Kotabaru dengan
menggunakan citra Sentinel 2 dan Landsat 8.

Kata Kunci : Limbah Batu Bara; Penginderaan Jauh; Kualitas Air Laut

Abstract

Tamiang Bay is a bay located in Kotabaru, South Kalimantan, Indonesia.


This bay has a fairly large area and is known as an area that has quite large coal
mining activities, so it has become one of the case study locations in research related
to the impact of coastal pollution due to coal waste. Tamiang Bay is also known to
have high biodiversity, especially around the coastal areas and sea waters, so that
bad conditions due to pollution can have an impact on the balance of the marine
ecosystem and the survival of the organisms in it. This article discusses the
condition of the aquatic environment by utilizing remote sensing technology
through the concentration of water turbidity, suspended solids, chlorophyll, and
water surface temperature in order to determine the condition of sea water on the
coast of Teluk Tamiang, Kotabaru Regency using Sentinel 2 and Landsat 8 images.

Key Words : Coal Waste; Remote Sensing; Sea Water Quality

PENDAHULUAN lingkungan hidup, dan/atau dapat


membahayakan lingkungan hidup,
Limbah batu bara termasuk
kesehatan, kelangsungan hidup
dalam kategori limbah B3 (Bahan
manusia serta makhluk hidup lain.
berbahaya dan beracun) sesuai PP
Pencemaran perairan laut
No.85 tahun 1999 sehingga
diidentifikaskan sebagai peristiwa
berbahaya bagi kelangsungan hidup
masuknya partikel kimia, limbah
manusia serta makhluk hidup lainnya
industri, pertanian dan perumahan,
dan juga bagi lingkungan. Hal ini
kebisingan, atau penyebaran
disebabkan oleh adanya zat-zat kimia
organisme invasive (asing) kedalam
beracun dan bahan berbahaya lainnya
laut, yang berpotensi memberi efek
yang dihasilkan oleh pembakaran
berbahaya. Pencemaran laut dapat
batu bara adalah sulfur, karbon dan
disebabkan oleh berbagai aktivitas
nitrogen yang terlepas sebagai SOx,
manusia, yang berpotensi mencemari
COx, NOx, abu dan logam berat yang
lingkungan pesisir dan laut antara
tinggi (Munawer, 2007). Menurut
lain: perkapalan (shipping), dumping
Peraturan Pemerintah Republik
di laut (ocean dumping),
Indonesia Nomor 101 (2014) sisa
pertambangan (mining), eksplorasi
suatu usaha dan/atau kegiatan yang
dan eksploitasi minyak (oil
mengandung bahan berbahaya
exploration and exploitation),
dan/atau beracun yang karena sifat
budidaya laut (mariculture), dan
dan/atau konsentrasinya dan/atau
perikanan (fishing) (Misran, 2002).
jumlahnya, baik secara langsung
Oleh karena itu, digunakan lah
maupun tidak langsung, dapat
metode untuk menganalisis kualitas
mencemarkan dan/atau merusakkan
air laut secara kualitatif dan kuantitif
dengan menggunakan data citra terdapat salah satu pelabuhan
Sentinel 2. pengekspor batu bara terbesar di
Pemantauan kualitas air Indonesia. Aktivitas pengangkutan
secara kualitatif menggunakan dan pengeksporan batu bara yang
metode kombinasi Normalized berlangsung selama bertahun-tahun
Difference Turbidity Index (NDTI) telah menyebabkan terjadinya
(Lacaux et al., 2007) dan Normalized pencemaran lingkungan di sekitar
Difference Water Index (NDWI) (Xu, pantai Teluk Tamiang. Pencemaran
2006). Sedangkan untuk pemantauan ini disebabkan oleh limbah batu bara
kualitas air secara kuantitatif yang terbawa air dan sampah yang
menggunakan metode Suspended dihasilkan oleh kapal-kapal
Particulate Matter (SPM) atau Total pengangkut batu bara. Teluk Tamiang
Suspended Solids (TSS) (Liu et al., adalah daerah pesisir di Indonesia
2017) metode ini pada dasarnya yang telah terpengaruh oleh polusi
merupakan persamaan regresi dengan limbah batu bara dari tambang dan
menguji sejumlah model pada pembangkit listrik yang terletak di
beberapa saluran (Band). dekatnya. Studi yang diterbitkan di
Adapun penelitian ini Jurnal Penelitian Polusi dan Ilmu
bertujuan untuk mengetahui dampak Lingkungan (2019) menemukan
pencemaran limbah batu bara tingkat logam berat yang tinggi dalam
terhadap kualitas air laut serta sampel sedimen dan air yang diambil
ekosistem di Teluk Tamiang, dari Teluk Tamiang, mengindikasikan
Kotabaru, Kalimantan Selatan. Teluk adanya kontaminasi dari limbah batu
Tamiang merupakan salah satu bara.
kawasan yang masuk dalam Daerah METODE
Perlindungan Laut (DPL) Kotabaru.
Penelitian ini bertujuan untuk
Dengan status ini, pemerintah
melakukan pemetaan kualitas air laut
mengatur cara penangkapan ikan,
dengan memanfaatkan citra
nelayan dilarang menggunakan bahan
penginderaan jauh. Daerah teluk
peledak dan juga racun, untuk
tamiang dipilih sebagai daerah
melindungi terumbu karang (MC
penelitian karena fungsinya sebagai
Kalsel/rmd. 2018). Di Teluk Tamiang
tempat berwisata dan mencari ikan
rusak akibat pertambangan batu bara didapat dari
di area tersebut. Citra yang digunakan https://earthexplorer.usgs.gov.
berasal dari hasil perekaman satelit Saluran yang digunakan pada citra
Sentinel 2 dengan parameter kualitas sentinel 2 adalah saluran 3-hijau
air yang dikaji adalah kekeruhan air, (0.560 µm), 4-merah (0.665 µm), 7-
zat pada tersuspensi (TSS), dan vegetasi tepi merah (0.783 µm), 11-
klorofil-a. Untuk perekaman satelit SWIR (1.610 µm). Untuk citra
Landsat 8 digunakan untuk mencari Landsat 8 adalah saluran 10-TIRS1
parameter suhu permukaan air. (10.60-11.19 µm) dan saluran 11-

Waktu dan Lokasi Penelitian TIRS2 (11.50-12.51 µm).

Wilayah penelitian ini Koreksi Radiometrik dan


dilakukan di Teluk Tamiang, Atmosferik Citra
Kotabaru, Kalimantan Selatan yang
Citra Landsat 8 yang diunduh
terletak pada titik koordinat 4º2’12’’
melalui situs USGS memiliki level
LS dan 116º3’48’’ BT. Penelitian ini
koreksi 1T, menunjukkan bahwa citra
dilakukan di bulan April 2023.
tersebut telah terkoreksi radiometric
Data Penelitian dan geometric sistematik berdasarkan

Data spasial yang digunakan data titik ikat lapangan global land

dalam penelitian ini adalah data citra survey 2010 juga Digital Elevation

satelit yang dapat digunakan untuk Model (DEM) yang berasal dari

mengetahui kualitas air laut di Teluk SRTM, NED, CDED, DTED, dan

Tamiang. Salah satu citra satelit yang GTOPO 30 (USGS, 2013), sehingga

dapat digunakan untuk mengetahui tidak perlu dilakukan koreksi

kualitas air pada suatu perairan adalah geometric, namun masih perlu

citra satelit sentinel 2 dan Landsat 8. dilakukan koreksi radiometric karena

Data citra satelit sentinel 2 yang nilai pada citra masih menunjukkan

digunakan pada penelitian ini adalah data digital berupa nilai masing-

data perekaman pada tanggal 12 April masing piksel dan belum merupakan

2023, yang didapat dari nilai pantulan yang meminimalisir

https://scihub.copernicus.eu, pengaruh atmosfer (Chavez, 1996;

sedangkan data citra satelit Landsat 8 Lillesand et al. 1983; Mather 1999,
dalam Bilgehan et al. 2010). Berbeda
dengan citra Landsat 8 citra Sentinel ditampilkan hanya tanah yang ada di
2 harus melalui koreksi radiometric bawah air atau muatan suspensi.
untuk memperbaiki nilai piksel dan
Formula Zat Padat Tersuspensi
meminimalkan distorsi dari efek
atmosfer. Efek ini menyebabkan nilai Pada penelitian ini kita juga

pantulan sensor tidak mencerminkan menggunakan pemantauan kualitas

obyek di lapangan kerena faktor air secara kuantitatif dengan

hamburan maupun serapan menggunakan metode Suspended

(Danoedoro, 2012). Citra hasil Particulate Matter (SPM) atau Total

memiliki nilai Digital Number (DN) Suspended Solids (TSS) (Liu et al.,

yang besar sehingga tidak 2017) metode ini pada dasarnya

mencerminkan kondisi aslinya. merupakan persamaan regresi dengan

Koreksi ini menggunakan persamaan menguji sejumlah model pada

Lλ = ML Q cal + AL dengan beberapa saluran (Band). Formulasi

menggunakan nilai reflektan yang digunakan untuk menduga nilai

minimum dan maksimum (Akbari, zat padat tersuspensi di Teluk

2016). Tamiang, adalah metode Suspended


Particulate Matter (SPM) (Liu et al.,
Formula Kekeruhan Air .
2017). Cspm = 2950 x band 7
Formulasi yang digunakan dengan nilai R² = 0.93; MAPE =
untuk menduga nilai kekeruhan air 16.58; RMSE = 16.50.
laut di Teluk Tamiang, adalah
Formula Klorofil-a
kombinasi Normalized Difference
Turbidity Index (NDTI) (Lacaux et Pemetaan sebaran klorofil-a di

al., 2007) dan Normalized Difference laut pada dasarnya dapat dilakukan

Water Index (NDWI) (Xu, 2006). dengan berbagai citra satelit, yaitu

NDTI = (band 4 – band 3)/(band 4 – sentinel-2. Salah satu konsep dasar

band 3); NDWI = (band 3 – band dalam pengolahan citra klorofil-a

11)/(band 3 + band 11). Untuk adalah “index vegetasi”. Menurut

mengekstrak data muatan suspense Robinson (1985) Dalam Pentury

(TSS) maka harus digabungkan data (1987) algoritma pendugaan

NDTI dan NDWI, agar data yang konsentrasi klorofil-a biasanya


menggunakan rasio band. Formulasi
yang digunakan untuk menduga nilai dilakukan klasifikasi menggunakan
klorofil-a di Teluk Tamiang, adalah software QGIS 3.30 untuk
metode Case 2 Regional Coast Colour mengelompokkan atau membagi
(C2RCC) (Brockmann et al., 2016) masing – masing nilai kedalam kelas
yang tersedia pada software SNAP. – kelas yang berbeda kelas akan
divisualisasikan dengan warna yang
Formula Suhu Permukaan Air
berbeda satu sama lainnya dengan
Satelit Landsat 8 mempunyai pola gradasi, dimana semakin tinggi
sensor yang dapat mereflektansikan nilai maka warna kelas semakin
suhu, yaitu band 10 (TIRS 1) dan 11 gelap. Setiap parameter fisik kualitas
(TIRS 2) dengan resolusi spasial 100 air dibagi dalam 4 kelas, dengan
m. Algoritma untuk menentukan suhu rentang kelas yang ditentukan secara
permukaan air menggunakan band 10 manual dengan mengamati pola
dan 11 sebagai berikut. Formulasi kecenderungan distribusi data agar
yang digunakan untuk menduga nilai dapat memvisualisasikan dengan baik
suhu permukaan air di Teluk distribusi dan pola spasial parameter
Tamiang, adalah dengan menghitung kualitas air di Teluk Tamiang.
algoritma (band 10 + (2.946 x (BT 10
Overlaying Peta Kekeruhan Air,
– BT 11)) – 0.038).
Zat Padat Tersuspensi, Klorofil-a,
Pemetaan Kekeruhan Air, Zat Suhu Permukaan Air untuk
Padat Tersuspensi, Klorofil-a, dan Menghasilkan Peta Kualitas Air
Suhu Permukaan Air Laut Teluk Tamiang
Setelah dilakukan koreksi Sebelum melakukan proses
radiometric pada citra Landsat 8 dan overlay, perlu ditambahkan
koreksi radiometric dan geometric pengharkatan terhadap masing –
citra Sentinel 2, mada citra tersebut masing kelas pada tiap atribut peta
diaplikasikan untuk dapat memetakan parameter kualitas air. Dikarenakan
kondisi masing – masing parameter terdapat empat kelas, maka harkat
pada wilayah air laut pantai Teluk atau ranking yang diberikan juga
Tamiang. Pengaplikasian model memiliki peringkat 1 hingga 4, yang
dilakukan menggunakan fitur band menunjukkan tingkat kualitas air,
math pada SNAP, dan kemudian kualitas air yang lebih baik memiliki
ranking yang lebih rendah. Setelah yang memiliki suhu paling rendah
dilakukan skoring dan pengharkatan yakni kurang dari 20,2 °C.
serta overlay dari keempat parameter, Kekeruhan Air
yaitu kekeruhan air, zat padat
tersuspensi, klorofil-a, suhu
permukaan air dapat disimpulkan
bahwa kondisi kualitas air laut di
Teluk Tamiang berada dalam
peringkat IV atau dalam kondisi
tercemar.
Gambar Peta Distribusi Kekeruhan Air
HASIL DAN PEMBAHASAN Teluk Tamiang

Suhu Permukaan Air Kekeruhan air pada zona lepas


pantai Teluk Tamiang cenderung
rendah, berkisar antara 2,87 – 4,14
NTU kemudian semakin dekat
dengan pantai, kekeruhan air di Teluk
Tamiang berangsur meningkat
dengan kekeruhan bervariasi antara

Gambar Peta Distribusi Suhu 4,14 – 40 NTU. Melihat distribusi dan


Permukaan Air Teluk Tamiang pola sebaran kekeruhan air di Teluk
Tamiang, diketahui bahwa
Distribusi dan pola spasial
kemungkinan penyebab kekeruhan air
suhu permukaan air laut Teluk
yang terjadi pada Teluk Tamiang
Tamiang dapat diamati pada gambar.
terpengaruh oleh material sedimen
Terlihat pada peta tersebut wilayah
yang dibawa dan diangkut oleh kapal
dengan suhu permukaan tertinggi
batu bara. Secara umum kondisi
dengan suhu melebihi 28,2 °C. Secara
kekeruhan air di Teluk Tamiang
umum kondisi permukaan air laut di
cenderung tinggi di pesisir pantai,
Teluk Tamiang didominasi suhu
maksimal 40 NTU. Kekeruhan air
antara 24,3 °C hingga 28,2 °C,
secara keseluruhan pada Teluk
sedangkan zona pada Teluk Tamiang
Tamiang berkisar antara 2,87 – 40
NTU, dan tergolong kedalam kualitas
air yang tidak baik karena memiliki Klorofil-a
kadar kekeruhan diatas baku mutu
atau kadar maksimum sebesar 25
NTU.

Zat Padat Tersuspensi

Gambar Peta Distribusi Klorofil Teluk


Tamiang

Berdasarkan hasil yang telah


didapat nilai konsentrasi klorofil yang

Gambar Peta Distribusi Zat Padat terdeteksi memiliki nilai berkisar


Tersuspensi Teluk Tamiang antara 1.6 – 10.6 µm/L. Nilai
konsentrasi tersebut tergolong dalam
Terlihat bahwa distribusi zat
kualitas air yang masih baik untuk
padat tersuspensi pada Teluk Tamiang
daerah sekitar pantai Teluk Tamiang.
dengan kadar konsentrasi tinggi,
antara 0.02 – 0.025 (g m^-3) terpusat Kualitas Air Laut Teluk Tamiang
pada lepas pantai Teluk Tamiang.
Konsentrasi zat pada tersuspensi yang
rendah kurang dari 0.02 (g m^-3).
Secara keseluruhan nilai konsentrasi
zat pada tersuspensi pada Teluk
Tamiang lebih dari 0.4 (g m^-3) yang
tergolong dalam kualitas air yang Gambar Peta Kualitas Air Teluk
buruk karena nilainya lebih dari kadar Tamiang
maksimum zat pada tersuspensi yang
Peta kualitas air laut Teluk
diperbolehkan.
Tamiang seperti terlihat pada gambar
, dihasilkan dari hasil overlay antara
peta kekeruhan air, zat pada terlarut,
klorofil-a, dan suhu permukaan air.
Empat tingkatan kualitas yang
tergambar pada peta merupakan Namun, pemantauan tersebut masih
paduan dari nilai keempat parameter harus dilakukan di lokasi pengamatan
fisik kualitas air laut yang telah Teluk Tamiang dikarenakan adanya
diharkat sesuai dengan kriteria atau parameter lain yang dapat secara
syarat baku mutu kualitas air laut akurat mengetahui kondisi perairan
yang merujuk pada Peraturan Menteri tersebut.
Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Zonasi keharkatan perairan
(Permen LHK) Nomor
pantai Teluk Tamiang di Kabupaten
P.82/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/
Kotabaru, Provinsi Kalimantan
2018 tentang Baku Mutu Air Laut.
Selatan adalah di peringkat IV
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa
dikarenakan aktivitas perkapalan dan
kondisi masing – masing parameter
pertambangan batu bara di sekitar
kualitas air laut Teluk Tamiang dalam
area Teluk Tamiang. Hal ini berarti
penelitian ini secara umum wilayah
perlu ditindaklanjuti oleh pemerintah
tersebut tercemar dikarenakan
setempat untuk segara menyelesaikan
aktivitas kapal pengangkut batu bara
masalah tersebut.
di wilayah tersebut. Kualitas IV
menunjukkan zonasi pada Teluk DAFTAR PUSTAKA

Tamiang dengan kualitas air laut Astrijaya, S., Andi Agussalim dan
terburuk. Luasan area pada Teluk Mohammad Rasyid Ridho.
Tamiang yang tergolong dalam 2015. Akurasi Nilai
kualitas IV ini kurang lebih 40% luas Konsentrasi Klorofil-a dan
keseluruhan wilayah pantai Teluk Suhu Permukaan Laut
Tamiang. Menggunakan Data

KESIMPULAN Penginderaan Jauh di Perairan


Pulau Alanggantang Taman
Citra Sentinel 2 dan Landsat 8
Nasional Sembilang. Jurnal.
dapat dimanfaatkan untuk
FMIPA. Universitas Sriwijaya.
pemantauan kekeruhan air, zat padat
tersuspensi, klorofil-a, dan suhu Mukhtasor. 2007. Pencemaran Pesisir

permukaan laut secara temporal. dan laut. Penerbit PT. Pradnya.

Sehingga memudahkan untuk Nontji, A. 1984. Laut Nusantara

mengetahui kondisi perairan tersebut. Penerbit Djambatan. Jakarta.


Ritchie et al. 2003. Remote Sensing GISAGMaps. 2013. Landsat 8
Techniques to Assess Water Atmospheric Correction
Qualiy. Photogrammetic Includes COST, DOS, and TOA
Engineering & Remote Sensing reflectance.
Vol. 69, No. 6, Hal. 695-704. http://www.gisagmaps.com/lan
Amerika Serikat. dsat-8-atco-guide/. diakses 23
Mei 2023.
USGS. 2013. Landsat Processing
Details. Zweig R. D., et. al., 1999. Source
https://earthexplorer.usgs.gov. Water Quality for Agriculture A
diakses 23 Mei 2023. Guide for Assesment the World
Bank. Washington D.C.

Anda mungkin juga menyukai