Anda di halaman 1dari 9

LINGUISTIK SEBAGAI ILMU

1.1 KEILMIAHAN LINGUISTIK


Sebelumnya ada tahap-tahap perkembangan linguistik yang pernah
terjadi dalam setiap disiplin ilmu, setiap ilmu termasuk juga ilmu
linguistik, telah mengalami tiga tahap perkembangan sebagai berikut;

Tahap pertama, yaitu tahap spekulasi. Dalam tahap ini pembicaraan


mengenai sesuatu dan cara mengambil keputusan dilakukan dengan
sikap spekulatif. Artinya, kesimpulan itu dibuat tanpa bukti-bukti empiris
dan dilaksanakan tanpa menggunakan prosedur-prosedur tertentu. Dalam
studi bahasa, dulu orang mengira bahwa semua bahasa di dunia
diturunkan dari bahasa Ibrani, bahkan sampai akhir abad ke-17 seorang
filosof Swedia masih menyatakan bahwa di surga Tuhan berbicara dalam
bahasa Swedia, semuanya itu hanyalah spekulasi yang pada zaman
sekarang sukar diterima.
Tahap kedua, yaitu tahap observasi dan klasifikasi. Pada tahap ini
para ahli di bidang bahasa mengumpulkan dan menggolong-golongkan
segala fakta bahasa dengan teliti tanpa memberi teori atau kesimpulan
apapun. Cara seperti ini belum dikatakan “ilmiah” sebab belum sampai
pada suatu penarikan teori. Pada saat ini cara kerja tahap kedua ini
tampaknya masi diperlukan bagi kepentingan dokumentasi.
Tahap ketiga, yaitu tahap adanya perumusan teori. Pada tahap ini
setiap displin ilmu berusaha memahami masalah-masalah dan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai masalah-masalah itu
berdasarkan data empiris yang dikumpulkan. Kemudian dalam displin itu
dirumuskan kedalam hipotesis-hipotesis yang berusaha menjawab
pertanyaan-pertanyaan itu, dan menyusun teks untuk menguji hipotesis-
hipotesis dengan fakta-fakta yang ada.
Displin linguistik dewasa yang sudah mengalami tiga tahapan diatas
berarti displin linguistik itu sekarang dapat dikatakan merupakan kegiatan
ilmiah. Linguistik sangat mementingkan data empiris dalam melakukan
penelitiannya. Kegiatan empiris biasanya bekerja secara induktif dan
deduktif yang beruntun. Artinya, kegiatan itu dimulai dengan
mengumpulkan data empiris yang dianalisis dan diklasifikasikan lalu
ditarik suatu kesimpulan umum berdasarkan data emipris itu. Sebagai
ilmu empiris linguistik berusaha mencari keteraturan atau kaidah-kaidah
yang hakiki dari Bahasa yang ditelitinya, pedekatan bahasa sejalan
dengan ciri-ciri bahasa yang hakiki dapat dijabarkan dalam sejumlah
konsep sebagai beriku;
 Bahasa adalah bunyi ujaran, maka linguistic melihat Bahasa
sebagai bunyi. Bagi linguistik bahasa lisan adalah yang primer
sedangkan bahasa tulis hanya sekunder. Dalam bahasa
tradisional yang tidak medekati bahasa seprti linguistik modern
kita dapati konsep bunyi dikacaukan oleh huruf.
 Bahasa itu bersifat unik, linguistic tidak berusaha
menggunakan kerangka suatu bahasa untuk dikenakan pada
bahasa lainnya.
 Bahasa adalah suatu sistem, linguistic medekati bahasa bukan
sebagai kumpulan unsur yang terlepas, melainkan suatu unsur
yang menyatu dengan yang lainnya mempunyai jaringan
hubungan.
 Bahasa itu dapat berubah dari waktu ke waktu, sejalan dengan
perkembangan social budaya masyarakat pemakainya maka
linguistic memperlakukan bahasa sebaga sesuatu yang dinamis
 Bahasa karena sifat empirisnya, maka linguistic mendekaiti
bahasa secara deskriptif dan tidak secara preskriptif. Artinya,
penting bagi linguistic adalah apa yang sebenarnya
diungkapkan oleh seseorang dan bukan apa yang menurut si
peneliti

1.2 SUBDISPLIN LINGUISTIK


Displin ilmu dibagi atas cabang-cabang berkenaan dengan adanya
hubungan displin itu dengan masalah-masalah lain. Objek
linguistic,yaitu bahasa merupakan fenomena yang tidak dapat
dilepaskan dari segala kegiatan manusia bermasyarakat, sedangkan
kegiatan itu sangat luas.
a) Berdasarkan objek kajiannya, apakah bahasa pada umumnya
atau bahasa tertentu dapat dibedakan adanya linguistic umum
dan linguistic khusus. Linguistic umum adalah linguistic yang
berusaha mengkaji kaidah-kaidah bahasa secara umum.
Sedangkan linguistic khusus berusaha mengkaji kaidah-kaidah
bahasa yang berlaku pada bahasa tertentu.
b) Berdasarkan objek kajiannya, pakah bahasa pada masa tertentu
atau bahasa pada sepanjang masa dapat dibedakan adanya
linguistic sinkronik dan linguistic diakronik. Linguistic
sinkronik ini biasa disebut juga linguistic deskriptif, karena
berupaya medeskripsikan bahasa secara apa adanya pada suatu
masa tertentu. Kajian linguistic diakronik ini biasanya bersifat
historis dan komparatif. Tujuan linguistic diakronik adalah
untuk mengetahui sejara structural bahasa itu beserta dengan
segala bentuk perubahan dan perkembanganya.
c) Berdasarkan objek kajiannya, apakah structural internal bahasa
itu dalam hubungannya dengan factor di luar bahasa dibedakan
adanya linguistic mikro dan linguistic makro. Linguistic mikro
sebenarnya merupakan dasr linguistic karna mempelajari
structural internal bahasa sedankan linguistic makro, yang
menyelidiki bahasa dalam kaitanya dengan factor-faktor diluar
bahasa, lebih banyak membahas kaitan diluar bahasa dari pada
structural internal bahasanya.
d) Berdasarkan tujuannya, apakah penyelidikan linguistic itu
semata-mata untuk merumuskan teori atau untuk diterapkan
kedalam kehiduapan sehari-hari bias dibedakan adanya
linguistic teoritis dan linguistic terapan. Linguistic teoritis
berusaha mengadakan penyelidikan terhadap bahasa juga
terhadap hubungan bahasa dengan factor-faktor yang berada
diluar bahasa hanya untuk menemukan kaidah- kaidah yang
berlaku pada objek kajian. Maka linguistic terapan berusaha
mengadakan penyelidikan terhadap bahasa atau hubungan
bahasa dengan factor diluar bahasa untuk kepentingan
memecahakan masalah-masalah prkatis yang terdapat didalam
masyarakat.
e) Berdasarkan aliran yang digunakan dalam penyelidikan bahasa.
Bidang sejarah linguistic berusaha menyelidiki perkembangan
seluk beluk ilmu linguistic itu sendiri dari masa-masa.

1.3 ANALISIS LINGUISTIK


Analisis linguistic dilakukan terhadap semua tataran tingkat bahasa
yaitu;fonetik, fonemik, morfologi, sintaksis, dan semantic.
a) Struktur adalah susunan bagian-bagian kalimat atau konstituen
kaliamat secara linear. Struktur dapat dibedakan menurut
tataran sistematik bahasanya.
b) Sistem merupakan hubungan antara bagian-bagian kalimat
tertentu dengan kalimat lainnya. System pada dasarnya
menyangkut masalah distribusi.
c) Distribusi merupakan istilah utama dalam analisis bahasa,
menyangkut masalah dapat tidaknya penggantian suatu
konstituen tertentu dalam kaliamat tertentu dengan kalimat
lainnya.
d) Analisis bawahan langsung. Suatu teknik dalam menganalisis
unsur-unsur atau kostituen-kostituen yang membngun suatu
satuan bahasa, entah satuan kata, satuan frase, satuan klausa,
maupun satuan kalimat.
e) Analisis rangkaian unsur mengajarkan bahwa setiap satuan
bahasa dibentuk atau ditata dalam unsur-unsur lain.
f) Analisis proses unsur menganggap setap satuan bahasa adalah
merupakan hasil dari suatau proses pembentukan.

1.4 MANFAAT LINGUISTIK

Linguistic akan memberi manfaat langsung kepada mereka


yang berkecimpung dalama kegiatan yang berhubungan dengan
bahasa. Bagi para guru bahasa, peminat sastra, peneliti, kritikus,
bahkan politisi dan negarawan juga harus menguasai bahasa dengan
baik.
OBJEK LINGUISTIK:BAHASA

2.1 PENGERTIAN BAHASA


Sebagai objek kajian linguistic, bahasa sebagai paraloe merupakan
objek konkret karean parole itu berwujud nyata diucapkan oleh para
bahasawan dari suatu masyarakat bahasa. Fungsi dari bahasa adalah
sebagai alat komunikasi bagi manusia. Bahasa adalah sistem lambang
bunyi yang arbitrer digunakan oleh anggota pekerja untuk bekerja,
berkomunikasi dan mengidentifikasi diri.

2.2 HAKIKAT BAHASA


Beberapa ciri atau sifat yang hakiki dari bahasa, anatara lain;
Bahasa adalah sistem. Bahasa terdiri dari beberapa unsur-unsur
atau komponen- komponen yang secara teratur tersusun
menurut pola tertentu, dan membentuk suatu kesatuan. Bersifat
sistemati artinya, bahasa itu tersusun menurut suatu pola; tidak
tersusun secara acak. Bersifat sistemis artinya, bahasa itu bukan
merupakan system tunggal, tetapi terdiri dari beberapa sub-
sistem.
Bahasa sebagai lambang. Lambing bahasa diwujudkan dalam
bentuk bunyi, berupa satuan-satuan bahasa, seperti kata atau
gabungan kata. Karena lambang bersifat arbitrer.
Bahasa adalah bunyi. Bunyi adalah kesan pada pusat saraf
akibat dari getaran gendang telinga yang bereaksi akibat dari
perubahan pada tekana udara.
Bahasa itu bermakna. Bunyi bhasa yang bermakna dalam
bahasa berupa satuan-satuan bahasa yang
berwujudmorfem,kata,frase,klausa,kalimat,dan wacana. Semua
satuan itu memiliki makna yang berkenaan dengan morfem dan
kata disebutmakna leksikal; yang berkenaan dengan frase,
klausa, dan kalimat disebut makna gramatikal; dan yang
berkenaan dengan wacana desebut makna pragmatic atau makna
konteks
Bahasa itu arbitrer. Arbitrer diartikan ‘sewenang-wenang,
berubah-ubah,tdak tetap’yang maksudnya istilah arbitrer adalah
tidak adanya hubungan wajib antara lambang bahasa dengan
konsep atau pengertian yang dimaksud oleh lambang tersebut.
Bahasa itu konvensional. Suatu konsep tertentu bersifat
konvensional artinya, semua anggota masyarakat bahasa itu
mematuhi konvensi bahwa lambang tertentu itu digunakan
untuk mewakili konsep yang diwakilinya.
Bahasa itu produktif. Meskipun unsur-unsur bahasa itu terbatas,
tetapi dengan bahasa yang jumlahnya tidak terbatas itu dapat
dibuat satuan-satuan yang jumlahnya tidak terbatas, meski
relatif, sesuai sistem yang berlaku dalam bahasa itu.
Bahasa itu unik. Artinya mempunyai ciri khas yang spesifik
yang tidak dimiliki oleh yang lain. Ciri khas ini menyangkut
sistem bunyi, pembentukan kata, pembentukan kalimat atau
sistem-sistem yang lainnya.
Bahasa itu universal. Artinya ada ciri-ciri yang sama dimiliki
oleh setiap bahasa yang ada di dunia ini. Ciri universal yang
paling umum adalah bahasa memiliki bunyi yang terdiri dari
vokal dan konsonan.
Bahasa itu dinamis . karena keterikatan dan keterkaitan bahasa
itu dengan manusia, sedangkan dalam kehidupan masyarakat
kegiatan manusia itu tidak tetap selalu berubah, maka bahasa
juga ikut berubah. Perubahan bahasa terjadi pada semua tataran.
Bahasa itu bervariasi. Ada tiga istilah mengenai variasi bahasa;
- Idolek adalah variasi atau ragam yang bersifat
perseorangan.
- Dialek adalah variasi yang digunakan oleh sekelompok
anggota masyarakat pada suatu tempat atau suatu waktu.
- Ragam bahasa adalah variasi bahasa yang digunakan
dalam situasi, keadaan, atau untuk keperluan tertentu.
Bahasa itu manusiawi. Artinya hanya milik manusia dan dapat
digunakan manusia.
BAHASA DAN FAKTOR LUAR BAHASA

3.1 MASYARAKAT BAHASA


Masyarakat bahasa adalah sekelompok orang yang merasa
menggunakan bahasa yang sama.

3.2 VARIASI DAN STTUS SOSIAL BAHASA


Ada dua variasi bahasa yang dibedakan melalui status pemakaiannya.
yakni;
- Variasi bahasa tingkat tinggi (varba T) digunakan pada situasi
resmi seperti pidato kenegaraan, bahas pengantar khotbah, surat-
menyurat, dll. Dipelajari melalui pendidikan formal.
- Variasi bahasa tingkat rendah (varba R) digunakan pada situsi
yang tidak formal, seperi dirumah, diwarung atau percakapan
sehari-hari. Dipelajari secara langsung dalam masyarakat
umum.

3.3 PENGGUNAAN BAHASA

Anda mungkin juga menyukai