Sebelumnya ada tahap-tahap perkembangan linguistik yang pernah terjadi dalam setiap disiplin ilmu, setiap ilmu termasuk juga ilmu linguistik, telah mengalami tiga tahap perkembangan sebagai berikut;
Tahap pertama, yaitu tahap spekulasi. Dalam tahap ini pembicaraan
mengenai sesuatu dan cara mengambil keputusan dilakukan dengan sikap spekulatif. Artinya, kesimpulan itu dibuat tanpa bukti-bukti empiris dan dilaksanakan tanpa menggunakan prosedur-prosedur tertentu. Dalam studi bahasa, dulu orang mengira bahwa semua bahasa di dunia diturunkan dari bahasa Ibrani, bahkan sampai akhir abad ke-17 seorang filosof Swedia masih menyatakan bahwa di surga Tuhan berbicara dalam bahasa Swedia, semuanya itu hanyalah spekulasi yang pada zaman sekarang sukar diterima. Tahap kedua, yaitu tahap observasi dan klasifikasi. Pada tahap ini para ahli di bidang bahasa mengumpulkan dan menggolong-golongkan segala fakta bahasa dengan teliti tanpa memberi teori atau kesimpulan apapun. Cara seperti ini belum dikatakan “ilmiah” sebab belum sampai pada suatu penarikan teori. Pada saat ini cara kerja tahap kedua ini tampaknya masi diperlukan bagi kepentingan dokumentasi. Tahap ketiga, yaitu tahap adanya perumusan teori. Pada tahap ini setiap displin ilmu berusaha memahami masalah-masalah dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai masalah-masalah itu berdasarkan data empiris yang dikumpulkan. Kemudian dalam displin itu dirumuskan kedalam hipotesis-hipotesis yang berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, dan menyusun teks untuk menguji hipotesis- hipotesis dengan fakta-fakta yang ada. Displin linguistik dewasa yang sudah mengalami tiga tahapan diatas berarti displin linguistik itu sekarang dapat dikatakan merupakan kegiatan ilmiah. Linguistik sangat mementingkan data empiris dalam melakukan penelitiannya. Kegiatan empiris biasanya bekerja secara induktif dan deduktif yang beruntun. Artinya, kegiatan itu dimulai dengan mengumpulkan data empiris yang dianalisis dan diklasifikasikan lalu ditarik suatu kesimpulan umum berdasarkan data emipris itu. Sebagai ilmu empiris linguistik berusaha mencari keteraturan atau kaidah-kaidah yang hakiki dari Bahasa yang ditelitinya, pedekatan bahasa sejalan dengan ciri-ciri bahasa yang hakiki dapat dijabarkan dalam sejumlah konsep sebagai beriku; Bahasa adalah bunyi ujaran, maka linguistic melihat Bahasa sebagai bunyi. Bagi linguistik bahasa lisan adalah yang primer sedangkan bahasa tulis hanya sekunder. Dalam bahasa tradisional yang tidak medekati bahasa seprti linguistik modern kita dapati konsep bunyi dikacaukan oleh huruf. Bahasa itu bersifat unik, linguistic tidak berusaha menggunakan kerangka suatu bahasa untuk dikenakan pada bahasa lainnya. Bahasa adalah suatu sistem, linguistic medekati bahasa bukan sebagai kumpulan unsur yang terlepas, melainkan suatu unsur yang menyatu dengan yang lainnya mempunyai jaringan hubungan. Bahasa itu dapat berubah dari waktu ke waktu, sejalan dengan perkembangan social budaya masyarakat pemakainya maka linguistic memperlakukan bahasa sebaga sesuatu yang dinamis Bahasa karena sifat empirisnya, maka linguistic mendekaiti bahasa secara deskriptif dan tidak secara preskriptif. Artinya, penting bagi linguistic adalah apa yang sebenarnya diungkapkan oleh seseorang dan bukan apa yang menurut si peneliti
1.2 SUBDISPLIN LINGUISTIK
Displin ilmu dibagi atas cabang-cabang berkenaan dengan adanya hubungan displin itu dengan masalah-masalah lain. Objek linguistic,yaitu bahasa merupakan fenomena yang tidak dapat dilepaskan dari segala kegiatan manusia bermasyarakat, sedangkan kegiatan itu sangat luas. a) Berdasarkan objek kajiannya, apakah bahasa pada umumnya atau bahasa tertentu dapat dibedakan adanya linguistic umum dan linguistic khusus. Linguistic umum adalah linguistic yang berusaha mengkaji kaidah-kaidah bahasa secara umum. Sedangkan linguistic khusus berusaha mengkaji kaidah-kaidah bahasa yang berlaku pada bahasa tertentu. b) Berdasarkan objek kajiannya, pakah bahasa pada masa tertentu atau bahasa pada sepanjang masa dapat dibedakan adanya linguistic sinkronik dan linguistic diakronik. Linguistic sinkronik ini biasa disebut juga linguistic deskriptif, karena berupaya medeskripsikan bahasa secara apa adanya pada suatu masa tertentu. Kajian linguistic diakronik ini biasanya bersifat historis dan komparatif. Tujuan linguistic diakronik adalah untuk mengetahui sejara structural bahasa itu beserta dengan segala bentuk perubahan dan perkembanganya. c) Berdasarkan objek kajiannya, apakah structural internal bahasa itu dalam hubungannya dengan factor di luar bahasa dibedakan adanya linguistic mikro dan linguistic makro. Linguistic mikro sebenarnya merupakan dasr linguistic karna mempelajari structural internal bahasa sedankan linguistic makro, yang menyelidiki bahasa dalam kaitanya dengan factor-faktor diluar bahasa, lebih banyak membahas kaitan diluar bahasa dari pada structural internal bahasanya. d) Berdasarkan tujuannya, apakah penyelidikan linguistic itu semata-mata untuk merumuskan teori atau untuk diterapkan kedalam kehiduapan sehari-hari bias dibedakan adanya linguistic teoritis dan linguistic terapan. Linguistic teoritis berusaha mengadakan penyelidikan terhadap bahasa juga terhadap hubungan bahasa dengan factor-faktor yang berada diluar bahasa hanya untuk menemukan kaidah- kaidah yang berlaku pada objek kajian. Maka linguistic terapan berusaha mengadakan penyelidikan terhadap bahasa atau hubungan bahasa dengan factor diluar bahasa untuk kepentingan memecahakan masalah-masalah prkatis yang terdapat didalam masyarakat. e) Berdasarkan aliran yang digunakan dalam penyelidikan bahasa. Bidang sejarah linguistic berusaha menyelidiki perkembangan seluk beluk ilmu linguistic itu sendiri dari masa-masa.
1.3 ANALISIS LINGUISTIK
Analisis linguistic dilakukan terhadap semua tataran tingkat bahasa yaitu;fonetik, fonemik, morfologi, sintaksis, dan semantic. a) Struktur adalah susunan bagian-bagian kalimat atau konstituen kaliamat secara linear. Struktur dapat dibedakan menurut tataran sistematik bahasanya. b) Sistem merupakan hubungan antara bagian-bagian kalimat tertentu dengan kalimat lainnya. System pada dasarnya menyangkut masalah distribusi. c) Distribusi merupakan istilah utama dalam analisis bahasa, menyangkut masalah dapat tidaknya penggantian suatu konstituen tertentu dalam kaliamat tertentu dengan kalimat lainnya. d) Analisis bawahan langsung. Suatu teknik dalam menganalisis unsur-unsur atau kostituen-kostituen yang membngun suatu satuan bahasa, entah satuan kata, satuan frase, satuan klausa, maupun satuan kalimat. e) Analisis rangkaian unsur mengajarkan bahwa setiap satuan bahasa dibentuk atau ditata dalam unsur-unsur lain. f) Analisis proses unsur menganggap setap satuan bahasa adalah merupakan hasil dari suatau proses pembentukan.
1.4 MANFAAT LINGUISTIK
Linguistic akan memberi manfaat langsung kepada mereka
yang berkecimpung dalama kegiatan yang berhubungan dengan bahasa. Bagi para guru bahasa, peminat sastra, peneliti, kritikus, bahkan politisi dan negarawan juga harus menguasai bahasa dengan baik. OBJEK LINGUISTIK:BAHASA
2.1 PENGERTIAN BAHASA
Sebagai objek kajian linguistic, bahasa sebagai paraloe merupakan objek konkret karean parole itu berwujud nyata diucapkan oleh para bahasawan dari suatu masyarakat bahasa. Fungsi dari bahasa adalah sebagai alat komunikasi bagi manusia. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer digunakan oleh anggota pekerja untuk bekerja, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri.
2.2 HAKIKAT BAHASA
Beberapa ciri atau sifat yang hakiki dari bahasa, anatara lain; Bahasa adalah sistem. Bahasa terdiri dari beberapa unsur-unsur atau komponen- komponen yang secara teratur tersusun menurut pola tertentu, dan membentuk suatu kesatuan. Bersifat sistemati artinya, bahasa itu tersusun menurut suatu pola; tidak tersusun secara acak. Bersifat sistemis artinya, bahasa itu bukan merupakan system tunggal, tetapi terdiri dari beberapa sub- sistem. Bahasa sebagai lambang. Lambing bahasa diwujudkan dalam bentuk bunyi, berupa satuan-satuan bahasa, seperti kata atau gabungan kata. Karena lambang bersifat arbitrer. Bahasa adalah bunyi. Bunyi adalah kesan pada pusat saraf akibat dari getaran gendang telinga yang bereaksi akibat dari perubahan pada tekana udara. Bahasa itu bermakna. Bunyi bhasa yang bermakna dalam bahasa berupa satuan-satuan bahasa yang berwujudmorfem,kata,frase,klausa,kalimat,dan wacana. Semua satuan itu memiliki makna yang berkenaan dengan morfem dan kata disebutmakna leksikal; yang berkenaan dengan frase, klausa, dan kalimat disebut makna gramatikal; dan yang berkenaan dengan wacana desebut makna pragmatic atau makna konteks Bahasa itu arbitrer. Arbitrer diartikan ‘sewenang-wenang, berubah-ubah,tdak tetap’yang maksudnya istilah arbitrer adalah tidak adanya hubungan wajib antara lambang bahasa dengan konsep atau pengertian yang dimaksud oleh lambang tersebut. Bahasa itu konvensional. Suatu konsep tertentu bersifat konvensional artinya, semua anggota masyarakat bahasa itu mematuhi konvensi bahwa lambang tertentu itu digunakan untuk mewakili konsep yang diwakilinya. Bahasa itu produktif. Meskipun unsur-unsur bahasa itu terbatas, tetapi dengan bahasa yang jumlahnya tidak terbatas itu dapat dibuat satuan-satuan yang jumlahnya tidak terbatas, meski relatif, sesuai sistem yang berlaku dalam bahasa itu. Bahasa itu unik. Artinya mempunyai ciri khas yang spesifik yang tidak dimiliki oleh yang lain. Ciri khas ini menyangkut sistem bunyi, pembentukan kata, pembentukan kalimat atau sistem-sistem yang lainnya. Bahasa itu universal. Artinya ada ciri-ciri yang sama dimiliki oleh setiap bahasa yang ada di dunia ini. Ciri universal yang paling umum adalah bahasa memiliki bunyi yang terdiri dari vokal dan konsonan. Bahasa itu dinamis . karena keterikatan dan keterkaitan bahasa itu dengan manusia, sedangkan dalam kehidupan masyarakat kegiatan manusia itu tidak tetap selalu berubah, maka bahasa juga ikut berubah. Perubahan bahasa terjadi pada semua tataran. Bahasa itu bervariasi. Ada tiga istilah mengenai variasi bahasa; - Idolek adalah variasi atau ragam yang bersifat perseorangan. - Dialek adalah variasi yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat pada suatu tempat atau suatu waktu. - Ragam bahasa adalah variasi bahasa yang digunakan dalam situasi, keadaan, atau untuk keperluan tertentu. Bahasa itu manusiawi. Artinya hanya milik manusia dan dapat digunakan manusia. BAHASA DAN FAKTOR LUAR BAHASA
3.1 MASYARAKAT BAHASA
Masyarakat bahasa adalah sekelompok orang yang merasa menggunakan bahasa yang sama.
3.2 VARIASI DAN STTUS SOSIAL BAHASA
Ada dua variasi bahasa yang dibedakan melalui status pemakaiannya. yakni; - Variasi bahasa tingkat tinggi (varba T) digunakan pada situasi resmi seperti pidato kenegaraan, bahas pengantar khotbah, surat- menyurat, dll. Dipelajari melalui pendidikan formal. - Variasi bahasa tingkat rendah (varba R) digunakan pada situsi yang tidak formal, seperi dirumah, diwarung atau percakapan sehari-hari. Dipelajari secara langsung dalam masyarakat umum.