Anda di halaman 1dari 7

Tarian Tradisional Indonesia

Dibuat Oleh:
Juliana Putri Carolina Nainggolan
1. Tari Cokek (Betawi, DKI Jakarta)

Tari cokek adalah tarian akulturasi antara budaya Betawi, Cina dan Banten. Suku
Betawi yang tinggal di sekitar Jakarta atau ibukota dari Indonesia sejak dulu, sangat mudah
untuk berinteraksi dengan suku atau bangsa lain. Karena itulah, seiring berjalannya waktu,
kesenian Betawi pun berkembang dan bercampur padu dengan kesenian lain. Salah satunya
tari Cokek ini, nama Cokek berasal dari Bahasa Hokkian “chiou-khek” yang berarti
menyanyikan lagu. Tarian cokek ini biasa dimainkan pada saat ada pertunjukan atau pesta
hiburan. Penari Cokek menunjukan kemampuannya sambil menyanyi diiringi oleh alunan
musik Gambang Kromong. Gerakan tarian ini layaknya beradu bokong atau banyak yang
menggoyangkan pinggul.

2. Tari Remo (Jombang, Jawa Timur)

Tari Remo atau Reyoge Cak Mo berasal dari Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Tarian ini biasa ditampilkan saat penyambutan tamu yang diiringi oleh gamelan. Sejatinya,
tarian ini dibawakan oleh penari pria, tapi sebagai usaha pelestarian, penari wanita pun
dapat menari tarian Remo.Tari Remo membutuhkan sisi maskulinitas untuk menjadi lakon
penari. Pertunjukan Tari Remo memang ingin menampilkan kisah pangeran yang sedang
berjuang dalam sebuah medan pertempuran. TCiri khas utama dari tarian ini adalah
gerakan kaki yang rancak dan dinamis. Didukung dengan lonceng-lonceng di area
pergelangan kaki, sehingga akan berbunyi jika penari melangkah di panggung.
3. Tari Indang (Sumatera Barat)

Tari Indang atau yang terkenal dengan nama Tari Dindin Badindin merupakan kesenian
asli Sumatera Barat, lebih tepatnya masyarakat Pariaman. Tarian ini konon merupakan
media proses penyebaran Islam oleh Syekh Burhanudin di Sumatera Barat. Tarian ini
sangat erat dengan budaya Minang dengan Islam. Tarian Indang ditampilkan dengan
alunan Shalawat Nabi atau syair yang mengandung nilai ajaran Islam. Biasanya,
ditampilkan pada peringatan wafatnya cucu Rasulullah atau tiap tanggal 10 Muharram.
Tarian Dindin Badindin ini dilakukan oleh penari pria dengan jumlah ganjil seperti 7, 9,
11, atau 13 orang. Gerakannya mirip dengan Tari Saman yang berasal dari Aceh, tapi jika
Toppers melihat secara seksama, tarian ini memiliki gerakan yang lebih luwes.

4. Tari Legong (Bali)

Tari Legong adalah tarian klasik Bali yang telah ada sejak abad ke-19. Konon, Tari Legong
terinspirasi dari mimpi seorang Pangeran yang sedang sakit lalu bertemu dengan dua gadis
menari diiringi oleh alunan gamelan. Tari Legong memiliki gerakan yang cukup kompleks
dan terikat dengan tabuhan gamelan. Alat musik yang mengiringi Tari Legong namanya
Gamelan Semar Pagulingan. Hingga kini di Bali memiliki berbagai macam Tari Legong,
khususnya di Bali Selatan. Adapun Tari Legong yang cukup populer adalah Legong Lasem
(Kraton) yang dimainkan oleh dua orang legong dan seorang condong. Selain ini, ada Tari
Legong Jobog, Ledog Bawa, Kuntul, Sudarsana, Smaradahana dan lain-lain.
5. Tari Bungon Jeumpa

Tari yang satu ini kini cukup populer karena lagunya dinyanyikan pada ajang Asian Games
2018 Jakarta dan Palembang. Tari khas Aceh ini memiliki gerakan cukup simpel dengan
dilakukan secara bergantian, duduk dan berdiri. Sambil menari, para penari juga
menyanyikan lagu Bungong Jeumpa yang menjadi kebanggaan masyarakat Aceh. Lagu
dan tarian Bungong Jeumpa melambangkan keindahan dan kesuburan tanah Aceh.
Bungong Jeumpa sejatinya adalah bunga yang memiliki beragam warna. Bagi masyarakat
Aceh, bunga ini adalah simbol keindahan. Maka, tak heran apabila Toppers akan sering
melihat bunga bungong jeumpa di acara tradisional warga Aceh.

6. Tari Saman (Aceh)

Mari kita mulai dari daerah paling barat di Indonesia, Aceh. Salah satu tarian daerah paling
populer di Daerah Istimewa Aceh adalah tari saman. Tidak hanya populer di dalam negeri,
tari saman juga dikenal di mancanegara. Tidak jarang, tarian yang biasanya dilakukan
orang banyak penari sekaligus ini dipertunjukkan dalam event kebudayaan di luar negeri.
Bahkan, UNESCO, organisasi kelimuan, pendidikan dan kebudayaan yang bernaung di
bawah PBB, memasukkan tari saman dalam daftar warisan budaya yang memerlukan
perlindungan mendesak dari Badan PBB Urusan Pendidikan, Sains dan Kebudayaan.
Gerakan tari saman cukup sulit dilakukan karena membutuhkan kecepatan, akurasi dan
kekompakan.
7. Tari Tor-Tor (Tapanuli Utara)

Di utara Pulau Sumatra, tepatnya di sekitar Danau Toba, terdapat suku Batak yang memiliki
tarian daerah bernama tor tor. Tarian ini biasanya ditarikan oleh orang Batak dalam berbagai
ritual penting seperti pesta pernikahan, pesta kematian, syukuran panen hingga upacara
penyembuhan orang sakit. Saat menari Tor Tor, orang Batak biasanya diiringi permainan alat
musik Mangondangi yang terdiri dari 9 buah gondang (gendang batak), terompet khas Batak
dan suling. Gerakan tari tor tor tidak rumit dan relatif lebih mudah dipelajari karena gerakannya
monoton.

8. Tari Piring (Minangkabau)

Dari Barat Pulau Sumatra, tepatnya di Minangkabau, terdapat tari piring yang punya
gerakan indah dan kaya makna. Tari piring merupakan simbolisasi dari pemberian
persembahan kepada sang pencipta atas keberhasilan panen. Namun, di masa sekarang tari
piring sudah dipertunjukkan secara bebas dalam berbagai perayaan. Tari piring biasanya
ditampilkan oleh 3 hingga 5 penari yang memegang dua hingga tiga piring dalam
tangannya dan gelang lonceng kecil yang diikat pada kaki penari. Tarian luwes dan indah
ini biasanya diiringi oleh alunan alat musik tradisional Minangkabau yakni bong dan
saluang.
9. Turuk Langgai (Mentawai)

Nama tarian ini memang kurang terkenal dibandingkan nama tarian daerah lainnya yang
ada di artikel ini. Namun, seiring semakin terkenalnya Kepulauan mentawai sebagai salah
satu surga wisata dan tujuan wisata air kelas internasional, Turuk Langgai lambat laun
mulai dikenal secara luas. Turuk Langgai merupakan tarian khas etnis Mentawai yang
terinspirasi dari gerakan hewan seperti burung, ular, ayam hingga monyet. Turuk Langgai
biasanya ditampilkan dengan iringan alat musik tradisional Mentawai yakni gendang
kajeuma dan uliat.

10. Tari Sekapur Sirih (Jambi)

Tari Sekapur Sirih adalah tarian penyambut tamu di Provinsi Jambi yang diiringi musik
langgam melayu. Seorang seniman bernama Firdaus Chatap menciptakan tarian ini yang
diperkenalkan pada tahun 1962. Tarian Sekapur Sirih biasanya dilakukan sembilan orang
penari perempuan dan penari laki-laki. Satu penari laki-laki akan membawa payung, dan
dua lainnya berperan sebagai pengawal. Penari perempuan akan menari layaknya
memvisualisasikan gadis berdandan. Ini tercerminkan melalui gerakan awal tarian ini,
perempuan berdandan supaya indah lalu mereka akan bertemu tamu. Gerakan inti dan akhir
mereka akan menerima tamu dengan suguhan kapur dan sirih.

Anda mungkin juga menyukai