Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM TM 3

MATA KULIAH ERGONOMI & PERANCANGAN KERJA

Dosen Pengampu :
Dr. Neffrety Nilamsari, S.Sos., M.Kes

RAMADHAN FERDIANSYAH - 432221109


KELOMPOK 2
HIP - 2 GRESIK

PROGRAM STUDI D-IV KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2024
NORDIC BODY MAP (NBM)
Kinerja yang optimal serta produktivitas yang tinggi dari sumber daya manusia merupakan aspek
signifikan yang ingin dicapai secara kontinu oleh suatu perusahaan. Manusia sebagai sumber daya tenaga
kerja memiliki peran yang sangat berpengaruh dan signifikan dalam menjalankan proses produksi terutama
kegiatan yang bersifat manual. Tingkat produktivitas suatu perusahaan sangat bergantung terhadap kinerja
pekerja yang memiliki peranan penting dalam menghasilkan output hasil produksi yang ditargetkan, untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan. Dengan memicu pada hal ini, untuk memaksimalkan kinerja dan
produktivitas pekerja, terdapat berbagai macam faktor yang dapat mempengaruhi dua aspek tersebut, yakni
kondisi fisik dan beban kerja yang ditumpu pekerja.
Postur kerja yang tidak alamiah seringkali dilakukan dalam suatu proses kerja namun seringkali
kesadaran dalam hal itu masih kurang. Tentunya hal tersebut dikarenakan faktor kelelahan dan cidera pada
otot, adanya hal ini dapat mempengaruhi kinerja pekerja saat sedang melakukan pekerjaannya. Kondisi fisik
yang dikaitkan pada konteks ini, dan yang disarankan harus dihindari oleh pekerja ialah yang dikenal
sebagai Work-related Musculoskeletal Disorders (WMSDs). dapat mempengaruhi kinerja pekerja saat
sedang melakukan pekerjaannya. Tentunya dalam dalam hal ini sangat merugikan bagi sebuah perusahaan
yang diakibatkan oleh tidak maksimalnya kinerja dari seorang operator yang mengalami keluhan gangguan
otot (musculoskeletal). Keluhan pada sistem musculoskeletal merupakan keluhan pada bagianbagian otot
rangka yang dirasakan oleh seseorang, mulai dari keluhan sangat ringan sampai sangat sakit (Tarwaka,
2011).
Mengacu pada permasalahan ini, dilakukan analisis terhadap 2 orang pekerja pada stasiun kerja screen
printing di Whoops Clothing dengan menggunakan Nordic Body Map. Nordic Body Map merupakan suatu
tools dalam ilmu Ergonomi berupa kuesioner yang paling sering digunakan untuk mengetahui
ketidaknyamanan atau kesakitan pada tubuh dan dapat mengidentifikasi WMSDs dari pekerja. Metode ini
digunakan untuk mengindikasikan tingkat risiko WMSDs yang mungkin dialami oleh pekerja dengan
melibatkan secara langsung pekerja dalam pengisian kertas penilaian. Penelitian dilakukan dengan
melakukan observasi dan penyebaran kuesioner terhadap 2 orang pekerja yakni tukang kebun dan tukang
sapu jalan di depan Icon Mall. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi bagian otot
dan rangka yang berpotensi mengalami keluhan dan mengidentifikasi tingkat resiko yang dialami oleh
kedua pekerja.
RESPONDEN 1

TANGGAL PRAKTIKUM : 20 Februari 2024


NAMA PRAKTIKAN : Ramadhan Ferdiansyah
NIM : 432221109
TOPIK PRAKTIKUM : IDENTIFIKASI MSDs DENGAN INSTRUMEN NORDIC BODY MAP

INSTRUKSI KERJA
1. Tentukan subjek yang akan dijadikan sebagai responden.
2. Tanyakan terlebih dahulu kesedian subjek sebagai responden anda.
3. Lakukan pengisian data-data responden dengan cara yang objektif dan jujur.
4. Isi semua daftar pertanyaan pada kuesioner NBM dengan teliti dan benar.
5. Mintalah kesediaan responden untuk menandatangani lembar periksa/ NBM dan mintalah kesedian
responden untuk difoto saat melakukan aktifitas kerjanya.
6. Lakukan analisis data yang anda peroleh dan berikan rekomendasi yang tepat.
7. Akhir praktikum, kumpulkan laporan pada dosen/ laboran yang bertugas mengajar praktikum sesuai jadwal
dan tanda tangani lembar hasil periksa NBM tersebut sebelum dikumpulkan.
PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER
Penggunaan instumen ini dilakukan dengan cara, memberikan pertanyaan terhadap pekerja terkait
keluhan nyeri subjektif dan dibagi dalam beberapa tingkatan dengan jawaban “tidak sakit” dengan skor 1,
“agak sakit” dengan skor 2, “sakit” dengan skor 3, serta “sangat sakit” dengan skor 4.
Dengan penentuan skor akhir sebegai berikut :
1. Skor akhir 28- 49 adalah keluhan MSDs rendah
2. Skor akhir50 -70 adalah keluhan MSDs sedang
3. Skor akhir 71 - 91 adalah keluhan MSDs tinggi
4. Skor akhir 92 - 112 adalah keluhan MSDs sangat tinggi

Sumber: Tarwaka & Bakri, 2010


HASIL ANALISIS DATA
Dari hasil analisis yang sudah kami lakukan, kami melakukan pemeriksaan pada Bapak Mulyani yang
berumur 60 tahun dengan masa kerja 2 tahun dan lama kerja dari Bapak Mulyani adalah 8 jam kerja dengan
durasi jam kerja dari jam 07.00 hingga pukul 16.00 WIB. Aktivitas yang dilakukan oleh Bapak Mulyani
adalah sebagai sapu jalan yang berlokasi di depan Icon Mall Fakultas Vokasi Universitas Airlangga.
Langkah awal yang dilakukan ialah melakukan observasi melalui kuesioner Nordic Body Map yang
dilakukan oleh teman teman dengan menggunakan metode wawancara pada kedua pekerja tersebut. Berikut
merupakan kuesinoner yang diberikan kepada pekerja :
Nama : Mulyani
Umur : 60 Tahun
Lama Bekerja : 2 Tahun

Tanda tangan Pemeriksa Tanda tangan pekerja yang diperiksa


Ramadhan Ferdiansyah Mulyani

Berdasarkan hasil analisis yang sudah kami lakukan pada kedua pekerja tersebut di dapat selanjutnya
melakukan skoring terhadap individu dengan skala likert yang telah di tetapkan. Skala tersebut berupa
keterangan yang ada di dalam kuesioner yaitu TIDAK SAKIT (tidak merasakan gangguan pada bagian
tertentu) dengan skor 1, AGAK SAKIT (merasakan sedikit gangguan atau rasa nyeri pada bagian tertentu)
dengan skor 2, SAKIT (merasakan ketidaknyamanan pada bagian tubuh tertentu) dengan skor 3, dan
SANGAT SAKIT (merasakan ketidaknyamanan pada bagian tertentu dengan skala yang tinggi) dengan skor
4.
Selanjutnya, hasil scoring yang telah dilakukan didapatkan hasil adanya skor dari bapak Mulyani adalah
43, dengan hasil pemeriksaan masing - masing anggota tubuh adalah diperoleh jenis keluhan pada bagian
tubuh leher, punggung, dan pinggang memiliki skor 1 yang artinya tingkat keluhan sakit pada bagian tubuh
tersebut termasuk dalam kriteria “tidak sakit” sedangkan pada jenis keluhan pada bagian bokong memiliki
nilai atau skor nya 2 yang artinya agak sakit dan untuk pada jenis keluhan bagian tubuh pada bagian pantat
memiliki skor 3 yang artinya sakit. kemudian pada bagian bahu kiri, lengan atas kiri, siku kiri, lengan bawah
kiri, pergelangan tangan kiri, dan pada tangan kiri memiliki skor 1 yang artinya tingkat keluhan sakit pada
bagian tubuh tersebut termasuk dalam kriteria “tidak sakit“. lalu pada bagian bahu kanan, lengan atas kanan,
siku kanan, lengan bawah kanan, pergelangan tangan kanan, dan pada tangan kanan juga memiliki skor 1
yang artinya tingkat keluhan sakit dalam tubuh tersebut termasuk dalam kriteria “tidak sakit”. pada bagian
paha kiri memiliki skor 2 yaitu termasuk dalam kategori agak sakit, pada lutut kiri memiliki skor 4 yaitu
termasuk pada kategori sangat sakit, pada bagian betis kiri memiliki skor 2 yang artinya tingkat keluhan
pada bagian tubuh tersebut termasuk dalam kategori agak sakit, pada pergelangan kaki kiri memiliki skor 1
yang artinya tingkat keluhan pada bagian tubuh tersebut termasuk dalam kategori tidak sakit, pada bagian
kaki kiri memiliki skor 1 yang artinya keluhan pada bagian tubuh tersebut termasuk dalam kategori tidak
sakit. kemudian pada bagian paha kanan memiliki skor 2 yaitu termasuk dalam kategori agak sakit, pada
bagian lutut kanan memiliki skor 4 yang artinya tingkat keluhan pada bagian tubuh tersebut termasuk dalam
kategori “sangat sakit”, pada bagian betis kanan memiliki skor 2 yang artinya tingkat keluhan pada bagian
tubuh tersebut termasuk dalam kategori “agak sakit”, pada bagian pergelangan kaki kanan memiliki skor 1
yang artinya keluhan pada bagian tubuh tersebut termasuk dalam kategori “tidak sakit”, kemudian pada
bagian kaki kanan memiliki skor 1 yang artinya tingkat keluhan pada bagian tubuh tersebut termasuk
kedalam kategori “tidak sakit”
Dari hasil scoring yang telah dilakukan di dapatkan hasil scoring sebesar 43 untuk pekerja dengan
aktivitas kegiatan menyapu jalan, yang dimana artinya pada skala tersebut tingkat resiko yang akan terjadi
dalam kategori “rendah” yang artinya belum diperlukan adanya tindakan perbaikan dalam proses kerja
Bekerja dalam posisi berdiri untuk jangka waktu panjang secara terus-menerus dapat menyebabkan kaki
sakit, pembengkakan pada kaki, varises, kelelahan otot, nyeri pada pinggang serta kekakuan pada leher dan
bahu. Berdiri yang terlalu lama membuat otot-otot menjadi kaku sehingga dapat mengurangi suplai darah ke
otot-otot. Hal ini mengakibatkan aliran darah yang seharusnya diterima oleh otot berkurang dan
menimbulkan kelelahan yang sangat cepat dan merasa nyeri pada bagian-bagian tubuh tertentu.

REKOMENDASI
Rekomendasi yang dapat diberikan kepada bapak mulyani guna mengurangi rasa sakit pada bagian
tubuhnya yakni :
1. Menggunakan knee support : Pekerja di rekomendasikan menggunakan knee support karena pekerja
mengaku mengalami permasalahan pada bagian persendian lututnya. Penggunaan knee support ini
berguna untuk mengurangi rasa sakit pada pekerja, dan juga mengurangi tingkat keparahan keluhan lutut
pekerja.
2. Memilih sapu dengan pegangan yang nyaman dan sesuai dengan ukuran serta tinggi yang sesuai
sehingga dapat digunakan dengan nyaman tanpa menyebabkan tekanan berlebih dan tanpa membuat
tubuh menunduk ketika menyapu
3. Menyarankan agar apabila setelah duduk dalam waktu yang cukup lama kemudian ingin berdiri, maka
harus secara pelan, hal tersebut dimaksudkan agar pada saat pekerja ingin berdiri, rasa sakit dari bagian
area pantat tidak semakin parah.
4. Rutin melakukan peregangan : Peregangan ini dimaksudkan supaya bagian persendian pekerja pada saat
bekerja tidak terlalu kaku ataupun tegang, hal ini dapat mengurangi risiko pekerja mengalami cedera
pada saat bekerja.
5. Menggunakan krim pereda nyeri sendi :
Penggunaan krim ini bertujuan untuk mengurangi rasa sakit yang timbul pada persendian pekerja saat
melakukan pekerjaannya.

DOKUMENTASI SAAT SAAT MELAKUKAN PEKERJAAN

DOKUMENTASI SAAT PENELITIAN BERSAMA RESPONDEN 1


RESPONDEN 2

TANGGAL PRAKTIKUM : RABU, 20-02-2024


NAMA PRAKTIKAN : Ramadhan Ferdiansyah
NIM : 432221109
TOPIK PRAKTIKUM : IDENTIFIKASI MSDs DENGAN INSTRUMEN NORDIC BODY MAP

INSTRUKSI KERJA
1. Tentukan subjek yang akan dijadikan sebagai responden.
2. Tanyakan terlebih dahulu kesedian subjek sebagai responden anda.
3. Lakukan pengisian data-data responden dengan cara yang objektif dan jujur.
4. Isi semua daftar pertanyaan pada kuesioner NBM dengan teliti dan benar.
5. Mintalah kesediaan responden untuk menandatangani lembar periksa/ NBM dan mintalah kesedian
responden untuk difoto saat melakukan aktifitas kerjanya.
6. Lakukan analisis data yang anda peroleh dan berikan rekomendasi yang tepat.
7. Akhir praktikum, kumpulkan laporan pada dosen/ laboran yang bertugas mengajar praktikum sesuai jadwal
dan tanda tangani lembar hasil periksa NBM tersebut sebelum dikumpulkan.
PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER
Penggunaan instumen ini dilakukan dengan cara, memberikan pertanyaan terhadap pekerja terkait keluhan
nyeri subjektif dan dibagi dalam beberapa tingkatan dengan jawaban “tidak sakit” dengan skor 1, “agak sakit”
dengan skor 2, “sakit” dengan skor 3, serta “sangat sakit” dengan skor 4. Dengan penentuan skor akhir sebegai
berikut :
1. Skor akhir 28- 49 adalah keluhan MSDs rendah
2. Skor akhir 50 -70 adalah keluhan MSDs sedang
3. Skor akhir 71 - 91 adalah keluhan MSDs tinggi
4. Skor akhir 92 - 112 adalah keluhan MSDs sangat tinggi

Nama : Sutrisno
Umur : 44 Tahun
Lama Bekerja : 5 Tahun
Sumber: Tarwaka & Bakri, 2010
Tanda tangan Pemeriksa Tanda tangan pekerja yang diperiksa

Ramadhan Ferdiansyah Sutrisno

HASIL ANALISIS DATA


Responden kedua bernama Bapak Sutrisno, seorang pekerja berusia 44 tahun dengan pekerjaan sebagai
tukang kebun di depan Icon Mall Gresik dan telah bekerja selama 5 tahun. Bapak Sutrisno melakukan
aktivitas kerja dengan durasi jam kerja sama seperti Bapak Mulyani selama 8 jam dimulai dari jam 07.00
hingga pukul 16.00 WIB.

Dari hasil analisis yang sudah kami lakukan kepada Bapak Sutrisno, kami mencatat bahwa Bapak
Sutrisno memperoleh total skor Nordic Body Map sebesar 34. Skor tersebut memiliki rincian hasil pemeriksaan
masing - masing anggota tubuh sebagai berikut : pada bagian tubuh leher atas, punggung, bokong, dan pantat
memiliki skor 1 yang artinya tingkat keluhan sakit pada bagian tubuh tersebut termasuk dalam kriteria “tidak
sakit” sedangkan pada jenis keluhan pada bagian leher bawah dan pinggang memiliki nilai atau skor nya 2 yang
artinya agak sakit. Kemudian pada bagian bahu kiri, lengan atas kiri, siku kiri, lengan bawah kiri, pergelangan
tangan kiri, dan pada tangan kiri memiliki skor 1 yang artinya tingkat keluhan sakit pada bagian tubuh tersebut
termasuk dalam kriteria “tidak sakit“. Lalu pada bagian bahu kanan, lengan atas kanan, siku kanan, lengan
bawah kanan, pergelangan tangan kanan, dan pada tangan kanan juga memiliki skor 1 yang artinya tingkat
keluhan sakit dalam tubuh tersebut termasuk dalam kriteria “tidak sakit”. Pada bagian paha kiri dan paha kanan
memiliki skor 3 yaitu termasuk dalam kategori sakit. Terakhir, pada bagian lutut kanan, lutut kiri, betis kanan,
betis kiri, pergelangan kaki kiri, pergelangan kaki kanan, kaki kanan, dan kaki kiri memperoleh skor 1 yang
artinya tingkat keluhan sakit dalam tubuh tersebut termasuk dalam kriteria “tidak sakit”.
Secara keseluruhan, maka Bapak Sutrisno menunjukkan tingkat keluhan terkait Musculoskeletal
Disorders (MSDs) yang dialami ialah berada pada tingkat rendah (low). Namun dari hasil pemeriksaan masih
terdapat keluhan dalam kriteria “agak sakit” yaitu pada leher bagian bawah dan pinggang, hal ini kemungkinan
dikarenakan penggunaan alat/gunting rumput yang tidak ergonomis, posisi tubuh yang tidak benar saat
membersihkan atau mengangkat barang berat dan gerakan yang berulang-ulang tanpa istirahat yang cukup.
Selain itu, terdapat juga keluhan dalam kriteria “sakit” yaitu pada paha kiri dan paha kanan, hal ini dapat
disebabkan karena berdiri dengan posisi yang kurang baik dalam waktu yang lama dan juga tidak melakukan
peregangan otot sebelum dan setelah aktivitas fisik. Hasil ini menunjukkan bahwa secara umum, kondisi
kesehatan muskuloskeletal Bapak Sutrisno masih dalam kisaran yang baik namun masih perlu adanya perbaikan
dalam hal ergonomi maupun kesehatan dan keselamatan dalam melakukan aktivitas pekerjaannya.
Analisis ini tidak hanya memberikan gambaran terhadap tingkat keluhan, tetapi juga memberikan
wawasan mengenai faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi kondisi kesehatan Bapak Sutrisno. Dengan
pemahaman ini, langkah-langkah preventif atau perbaikan yang tepat dapat diidentifikasi untuk memastikan
kesejahteraan dan kesehatan kerja yang optimal bagi Bapak Sutrisno. Kami berkomitmen untuk terus
meningkatkan pemahaman mengenai kesejahteraan pekerja dan memberikan solusi yang tepat sesuai dengan
kebutuhan individu.

REKOMENDASI
Berdasarkan hasil analisis yang menunjukkan bahwa Bapak Sutisno memiliki tingkat keluhan Musculoskeletal
Disorders (MSDs) yang rendah, namun masih perlu terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki. Kami
memberikan beberapa rekomendasi untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan muskuloskeletalnya :
1. Ergonomi Tempat Kerja:
Memastikan bahwa peralatan dan tempat kerja Bapak Sutisno dirancang secara ergonomis untuk mengurangi
tekanan dan stres pada tubuhnya. Ini dapat mencakup penyesuaian alat kerja yang efisien.
2. Istirahat dan Peregangan:
Sertakan jeda istirahat dan sesi peregangan selama jam kerja. Peregangan rutin dapat membantu mengurangi
ketegangan otot dan meningkatkan fleksibilitas, mengurangi risiko cedera.
3. Menggunakan krim pereda nyeri sendi :
Penggunaan krim ini bertujuan untuk mengurangi rasa sakit yang timbul pada persendian pekerja saat
melakukan pekerjaannya.
4. Menghindari mengambil barang atau melakukan pekerjaan yang terlalu bertumpu pada bagian otot
punggung, karena hal tersebut akan menyebabkan pekerja mengalami cedera pada area back. Tumpuan
badan yang benar pada saat mengambil barang yang berada dibawah yakni dengan menggunakan otot kaki.

DOKUMENTASI SAAT SAAT MELAKUKAN PEKERJAAN

DOKUMENTASI SAAT PENELITIAN BERSAMA RESPONDEN 2


LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi kelompok bersama responden 1 dan 2


Lampiran 2. Lembar Informed Consent

Anda mungkin juga menyukai