Anda di halaman 1dari 30
SALINAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 128/D/M/2023 TENTANG PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN YANG MENGEMBANGKAN PENGAJARAN BERBASIS PABRIK (TEACHING FACTORY) TAHUN 2024 DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI, Menimbang Mengingat bahwa untuk kelancaran dan ketertiban dalam pengelolaan Bantuan Pemerintah Sekolah Menengah Kejuruan Yang Mengembangkan Pengajaran Berbasis Pabrik (Teaching Factory) Tahun 2024 dan melaksanakan ketentuan Pasal 5, Pasal 15 ayat (1), dan Pasal 17 ayat (7) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2019 tentang Pedoman Umum Penyaluran Bantuan Pemerintah di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 44 Tahun 2020 tentang Perubahan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 32 Tahun 2019 tentang Pedoman Umum Penyaluran Bantuan Pemerintah di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Petunjuk Teknis Bantuan Pemerintah Sekolah Menengah Kejuruan yang — Mengembangkan Pengajaran Berbasis Pabrik (Teaching Factory) Tahun 2024; 1, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan (Lembaran Negara Republik 2 Indonesia Tahun 2008 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4864) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2022 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 121, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6793); Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5105) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157); Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 66676) sebagimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2022 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2022 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6762); Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2021 tentang Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Llembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 242); Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 108); Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1340) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 132/PMK.05/2021 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor — 168/PMK.05/2015 tentang =~ Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 1080); Menetapkan KESATU KEDUA. 8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 34 tahun 2018 tentang Standar Nasional Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1689); 9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 32 Tahun 2019 tentang Pedoman Umum Penyaluran Bantuan Pemerintah di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1167) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 44 tahun 2020 tentang Perubahan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2019 tentang Pedoman Umum Penyaluran Bantuan Pemerintah di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1145); 10.Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 18 Tahun 2021 tentang Pedoman Pengadaan Barang Jasa oleh Satuan Pendidikan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 405); 11.Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan. Riset, dan Teknologi Nomor 28 Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 963); MEMUTUSKAN: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI TENTANG TENTANG PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN YANG MENGEMBANGKAN PENGAJARAN BERBASIS PABRIK (TEACHING FACTORY) TAHUN 2024. Menetapkan Petunjuk Teknis Bantuan Pemerintah Sekolah Menengah Kejuruan yang Mengembangkan Pengajaran Berbasis Pabrik (Teaching Factory) Tahun 2024, sebagaimana tercantum dalam Lampiran I dan Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Direktur Jenderal ini. Petunjuk Teknis Bantuan Pemerintah sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU merupakan pedoman bagi: a. Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan _Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi; b. Dinas Pendidikan Provinsi; c. Badan Penyelenggara Pendidikan; d. Sekolah Menengah Kejuruan; ¢. Dunia Usaha, Dunia Industri, dan Dunia Kerja; dan f, Pemangku kepentingan terkait. dalam pengelolaan, penyelenggaraan, pertanggungjawaban, monitoring dan evaluasi, pengawasan program bantuan pemerintah agar sesuai dengan tujuan sistem Pendidikan nasional dan prinsip-prinsip tepat sasaran, tepat guna, tepat waktu, tepat mutu, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan secara benar (akuntabel). KETIGA : Keputusan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 04 Desember 2023 DIREKTUR JENDERAL, ‘TTD. KIKI YULIATL Salinan_sesuai dengan aslinya, “Seni Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi & SALINAN LAMPIRAN I KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 128/D/M/2023 TENTANG PETUNJUK TEKNIS BANTUAN — PEMERINTAH SEKOLAH = MENENGAH KEJURUAN YANG MENGEMBANGKAN PENGAJARAN BERBASIS PABRIK (TEACHING FACTORY) TAHUN 2024 PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN YANG MENGEMBANGKAN PENGAJARAN BERBASIS PABRIK (TEACHING FACTORY) TAHUN 2024 BABI PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pengajaran Berbasis Pabrik (Teaching Factory) adalah pabrik dalam sekolah (teaching factory) yang merupakan sarana produksi yang dioperasikan berdasarkan prosedur dan standar bekerja yang sesungguhnya untuk menghasilkan produk sesuai dengan kondisi nyata di dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja (meliputi dunia usaha, dunia industri, BUMN/BUMD, Instansi Pemerintah atau lembaga lainnya) dan tidak berorientasi mencari keuntungan. Desain besar Teaching Factory Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menyatakan bahwa Teaching Factory adalah suatu konsep pembelajaran di SMK berbasis produksi (barang/jasa) yang mengacu kepada standar dan prosedur yang berlaku di dunia usaha, dunia industri dan dunia kerja serta dilaksanakan dalam suasana seperti di lingkungan dunia usaha, dunia industri dan dunia kerja, yang dalam pelaksanaannya menuntut kemitraan dengan pihak dunia usaha, dunia industri dan dunia kerja serta dukungan Pemerintah Daerah, orang tua murid, masyarakat serta pihak-pihak terkait lainnya. Sebagai akibat diterapkannya pembelajaran berbasis produksi model Teaching Factory, maka suasana SMK akan berubah bukan saja lingkungannya yang harus dikondisikan seperti keadaan di dunia usaha, dunia industri dan dunia kerja, namun ekosistem dan atmosfir sekolah juga harus berubah seperti keadaan di dunia usaha, dunia industri dan dunia kerja. Di dalam kegiatan pembelajaran, sekolah akan disibukkan dengan kegiatan peserta didik yang melakukan kegiatan proses produksi baik membuat barang dan atau melakukan layanan jasa_terhadap masyarakat yang merupakan prinsip dasar pembelajaran model Teaching Factory. Ekosistem sekolah akan berkembang menjadi semakin besar seiring dengan banyaknya entitas yang beraktivitas dan berinteraksi dan pada akhirnya terjadi evolusi perubahan fungsi dari sekadar institusi pendidikan menjadi institusi yang juga menangani layanan masyarakat khususnya dalam kaitan dengan pemanfaatan produk Teaching Factory. Pentingnya penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil dan siap kerja diwujudkan pemerintah melalui kebijakan peningkatan mutu pendidikan kejuruan yang memberi perhatian pada SMK yang lebih berorientasi pada permintaan pasar tenaga kerja Masyarakat Ekonomi 6 ASEAN (MEA) maupun global, dan mempersiapkan para lulusan dengan pembekalan karakter kewirausahaan (entrepreneurship) yang bersinergi erat dengan industri sebagai mitra utama dalam penerapan Teaching Factory. Pengalaman dari sejumlah industri yang telah bekerja sama dengan beberapa SMK yang telah menerapkan pola pembelajaran seperti Teaching Factory, unit produksi, dan sejenisnya, mendapatkan respon positif dari dunia usaha, dunia industri dan dunia kerja atas peningkatan kualitas lulusannya. Hubungan kerja sama antara SMK dengan industri dalam pola pembelajaran Teaching Factory akan berdampak positif untuk meningkatkan kerja sama (partnership) secara sistematis dan terencana didasarkan pada solusi yang saling menguntungkan: Penerapan pola pembelajaran TeFa merupakan sinkronisasi dunia pendidikan kejuruan dengan dunia usaha, dunia industri dan dunia kerja, sehingga terjadi pemeriksaan dan keseimbangan check and balance terhadap proses pendidikan pada SMK untuk taut padan (link and match) dengan kebutuhan pasar kerja. Kualitas guru pada kompetensi keahlian di SMK, saat ini ramai diperbincangkan menjadi permasalahan yang belum menemukan jalan keluarnya, dimana mayoritas dari guru SMK masih kurang memiliki pengalaman kerja industri yang memadai. Melalui pembelajaran pola Teaching Factory yang hakekatnya memboyong sistem industri sebagai pendekatan pembelajaran di SMK diharapkan terjadi transfer teknologi dari industri, yang pada gilirannya kualitas guru akan meningkat. Pola pembelajaran Teaching Factory dirancang berbasis produksi barang/ jasa dengan mengadopsi dan mengadaptasi standar mutu dan prosedur kerja industri, akan memberi pengalaman pembelajaran kompetensi tambahan terutama keterampilan non teknis (soft skill) seperti etos kerja disiplin, jujur, bertanggungjawab, kreatif-inovatif, karakter kewirausahaan, bekerjasama, berkompetisi secara cerdas dan sebagainya. Kompetensi tersebut sangat sulit diperoleh melalui pendidikan kejuruan yang diselenggarakan secara konvensional, yang pada pembelajarannya hanya dilaksanakan sampai pada pencapaian kompetensi keahlian sebagai keterampilan teknis (hard skill) Hal ini mendukung ketercapaian tujuan yang terdapat dalam Objective Key Result (OKR) dari Direktorat SMK, khususnya yang berbunyi “persentase lulusan SMK yang bekerja dan berwirausaha pada periode 1 tahun setelah kelulusan sebesar minimal 60% dan lulusan SMK dengan penghasilan UMR atau lebih minimal 46%”. Diharapkan dengan program ini maka jumlah siswa yang memiliki kesiapan untuk bekerja di industri semakin meningkat. TUJUAN PENYUSUNAN PETUNJUK TEKNIS Tujuan penyusunan Petunjuk Teknis Bantuan Pemerintah Sekolah Menengah Kejuruan Yang Mengembangkan Pengajaran Berbasis Pabrik (Teaching Factory) tahun 2024 antara lain sebagai pedoman: 1. Pengelolaan bantuan pemerintah 2. penyelenggaraan bantuan pemerintah 3. pertanggungjawaban bantuan pemerintah 4. monitoring dan evaluasi bantuan pemerintah 5. pengawasan bantuan pemerintah bagi Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Pendidikan yang membidangi urusan Pendidikan Menengah Kejuruan, Badan Penyelenggara Pendidikan, Sckolah Menengah Kejuruan (SMK), a Dunia Usaha, Dunia Industri, dan Dunia Kerja dan Pemangku kepentingan yang terkait. C. RUANG LINGKUP Ruang Lingkup Petunjuk Teknis ini meliputi: 1. 4, Program Pelaksanaan Bantuan Pemerintah Sekolah Menengah Kejuruan yang Mengembangkan Pengajaran Berbasis Pabrik (Teaching Factory) a. Pengertian b. Tujuan Program c. Hasil yang diharapkan Tata Kelola Penyaluran Bantuan Pemerintah Pengembangan Teaching Factory Sekolah Menengah Kejuruan Pemberi Bantuan Sasaran Bentuk Dana Bantuan Rincian Penggunaan Bantuan Pengembangan Tea SMK Tahun 2024 Kriteria dan Syarat Calon Sekolah Penerima Bantuan Pemerintah Pengembangan Teaching Factory (TeFa) Sekolah Menengah Kejuruan {. Kewajiban dan Hak Penerima Bantuan Pemerintah Pengembangan ‘TeFa Sekolah Menengah Kejuruan g. Proses Penyelenggaraan Program Sekolah Menengah Kejuruan yang Mengembangkan Pengajaran Berbasis Pabrik (Teaching Factory) h. Jangka Waktu Pelaksanaan Program i, Jadwal Penyaluran Dana Bantuan Pengembangan Tefa SMK Tahun 2024 j. Tata Cara Pengajuna dan Penetapan Penerima Bantuan Pemerintah Pengembangan TeFa SMK Thaun 2024 k. Penetapan Penerima Bantuan 1. Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama m, Pencairan Dana Bantuan n. Penyaluran Dana Bantuan 0. Publikasi Penyelenggaraan p. Laporan Pertanggungjawaban Bantuan Pemerintah Pengembnagn Tefa SMK Tahun 2024 q. Pengembalian Dana Bantuan r. Ketentuan Perpajakan s. Sanksi Pengendalian Mutu a. Indikator Keberhasilan Pemberian Dana Bantuan b. Monitoring dan Evaluasi c. Komitmen Anti Korupsi Penutup poop ° D. DASAR HUKUM 1 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4864) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2022 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan (Lembaran Negara 10. ruts cs Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 121, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6793); Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5105) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157); Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 66676) sebagimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2022 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2022 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6762); Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2021 tentang Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 242); Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi (Llembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 108); Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1340) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 132/PMK.05/2021 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 1080); Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 34 tahun 2018 tentang Standar Nasional Pendidikan Sekolah — Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1689); Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 32 Tahun 2019 tentang Pedoman Umum Penyaluran Bantuan Pemerintah di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1167) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 44 tahun 2020 tentang Perubahan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2019 tentang Pedoman Umum Penyaluran Bantuan Pemerintah di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1145); Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 18 Tahun 2021 tentang Pedoman Pengadaan Barang Jasa oleh Satuan Pendidikan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 405). Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan. Riset, dan Teknologi Nomor 28 Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 963); E, KETENTUAN UMUM 1 w Bantuan Pemerintah adalah bantuan yang tidak memenuhi kriteria bantuan sosial yang diberikan oleh pemerintah kepada perseorangan, kelompok masyarakat atau lembaga pemerintah/nonpemerintah. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah pejabat yang memperoleh kuasa dari Pengguna Anggaran untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung jawab penggunaan anggaran pada kantor/satuan kerja di lingkungan Kementerian. Pejabat Pembuat Komitmen yang sclanjutnya disebut PPK adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/KPA untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disebut DIPA adalah Dokumen Isian Pelaksanaan Anggaran yang digunakan sebagai acuan Pengguna Anggaran dalam melaksanakan —_ kegiatan pemerintahan sebagai pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Sekolah Menengah Kejuruan yang selanjutnya disingkat SMK, adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SMP atau MTs. Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan yang selanjutnya disebut Direktorat SMK adalah unit organisasi yang melaksanakan tugas perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang sekolah menengah kejuruan dan pendidikan layanan khusus pada sekolah menengah kejuruan. Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi yang selanjutnya disebut Direktorat Jenderal adalah unit organisasi Kementerian yang melaksanakan tugas dan fungsi di bidang pendidikan vokasi Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal yang mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pendidikan vokasi Kementerian adalah kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan. 10- BAB II PROGRAM PELAKSANAAN BANTUAN PEMERINTAH SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN YANG MENGEMBANGKAN PENGAJARAN BERBASIS PABRIK (TEACHING FACTORY) A. PENGERTIAN Sekolah Menengah Kejuruan Yang Mengembangkan Pengajaran Berbasis Pabrik (Teaching Factory) adalah upaya menjadikan SMK yang menghasilkan lulusan yang memiliki keterampilan teknis (hardskills) dan keterampilan nonteknis (sofiskills) serta mampu beradaptasi di dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja, kinerja pembelajaran berbasis produksi/ Production Based Education Training (PBET) SMK, dan pembelajaran berbasis projek yang sesuai dinamika kemajuan teknologi serta usaha hilirisasi produk barang dan jasa secara terpadu antara SMK dan dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja. Program Bantuan Pemerintah Sekolah Menengah Kejuruan yang Mengembangkan Pengajaran Berbasis Pabrik (Teaching Factory) menjadi dua sasaran yaitu 1. skema reguler Skema reguler merupakan SMK yang mengajukan Program Bantuan Pemerintah Sekolah Menengah Kejuruan yang Mengembangkan Pengajaran Berbasis Pabrik (Teaching Factory) mengawali program Pengajaran Berbasis Pabrik (Teaching Factory) di SMK. 2. Skema pengimbasan Skema Pengimbasan merupakan SMK PK yang telah melaksanakan pengembangan Pengajaran Berbasis Pabrik (Teaching Factory) dan/atau SMK dengan Pengajaran Berbasis Pabrik (Teaching Factory) yang sudah berproduksi aktif serta memiliki omzet yang cukup stabil dan ingin meningkatkan layanan Pengajaran Berbasis Pabrik (Teaching Factory). B, TUJUAN PROGRAM Program Bantuan Pemerintah Sekolah Menengah Kejuruan yang Mengembangkan Pengajaran Berbasis Pabrik (Teaching Factory) bertujuan untuk: 1. mengembangkan pembelajaran Berbasis Pabrik (Teaching Factory) yang berkualitas sesuai dengan standar dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja; 2. meningkatkan kompetensi peserta didik SMK sesuai dengan standar di dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja; 3. memfasilitasi siswa memulai usaha (start-Up) secara mandiri dan/atau berkelompok sesuai dengan kompetensi keahliannya; 4. membekali keterampilan siswa sesuai dengan kebutuhan dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja; 5. melaksanakan transfer pengetahuan dan teknologi dari mitra dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja dalam rangka meningkatkan kualitas guru kejuruan sesuai dengan standar dunia usaha, dunia industri dan dunia kerja; 6. mengembangkan SMK dalam rangka meningkatkan kualitas kemitraan dengan dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja; dan 7. bagi SMK Pengajaran Berbasis Pabrik (Teaching Factory) skema pengimbasan diharapkan mampu menghasilkan produk dengan kualitas yang layak dan terstandar (P-IRT, BPPOM, SNI, Halal, dll) C. HASIL YANG DIHARAPKAN Hasil yang diharapkan dari Program Bantuan Pemerintah Sekolah Menengah Kejuruan yang Mengembangkan Pengajaran Berbasis Pabrik (Teaching Factory) bagi: 1. Satuan Pendidikan “tt a. tersusunnya kurikulum dan perangkat ajar yang selaras dengan pelaksanaan Pengajaran Berbasis Pabrik (Teaching Factory); b. meningkatnya lulusan SMK yang mempunyai kompetensi sesuai dengan standar dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja; c. adanya peningkatan kemitraan/hubungan kerja sama antara SMK penerima bantuan dengan dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja; d. berkembangnya proses pembelajaran yang sesuai dengan standar dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja; e. adanya jadwal belajar yang mampu mengoptimalkan keterampilan nonteknis (sofiskil) dan keterampilan teknis (hardskill) peserta didik; f, adanya lembar kerja (job sheet) dan/atau SOP _ per kegiatan/pembelajaran yang memuat urutan kerja dan penilaian sesuai dengan prosedur kerja standar industri; g. adanya produk sebagai media pengantar kompetensi; h. mampu menghasilkan barang dan/atau jasa yang dapat diserap oleh pasar dan/atau dunia kerja; i, adanya kesesuaian dan keselarasan antara kompetensi lulusan SMK dengan kompetensi yang dibutuhkan dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja; dan j. terbangunnya mekanisme pasar antara produk barang/jasa TeFa dengan pelanggan. 2. Siswa a. memiliki keterampilan nonteknis (softskil) yang sesuai dengan standar di dunia kerja; b. meningkatnya kemampuan siswa dalam menghasilkan produk (barang/jasa) sesuai dengan standar pasar; dan c. meningkatnya kemampuan siswa dalam menghasilkan barang dan/atau jasa yang sesuai dengan kebutuhan dan spesifikasi dunia kerja. “2 BAB III TATA KELOLA PENYALURAN BANTUAN PEMERINTAH PENGEMBANGAN TEACHING FACTORY SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN A. PEMBERI BANTUAN Pemberi Bantuan Pemerintah Sekolah Menengah Kejuruan yang Mengembangkan Pengajaran Berbasis Pabrik (Teaching Factory) Tahun 2024 adalah Direktorat SMK yang dialokasikan ke dalam dana DIPA Tahun Anggaran 2024 Satuan Kerja Direktorat SMK, B, SASARAN Sasaran program Bantuan Pemerintah Sekolah Menengah Kejuruan yang Mengembangkan Pengajaran Berbasis Pabrik (Teaching Factory) adalah satuan pendidikan SMK. C. BENTUK DANA BANTUAN Bantuan Pemerintah Sekolah Menengah Kejuruan yang Mengembangkan Pengajaran Berbasis Pabrik (Teaching Factory) Tahun 2024 berasal dari APBN yang sudah dialokasikan oleh Kementerian melalui Direktorat SMK. D. RINCIAN PENGGUNAAN BANTUAN PENGEMBANGAN TEFA SMK TAHUN 2024 Dana Bantuan Pemerintah Sekolah Menengah Kejuruan yang Mengembangkan Pengajaran Berbasis Pabrik (Teaching Factory) diperuntukan: 1, Skema Reguler Nilai Bantuan Pemerintah Sekolah Menengah Kejuruan yang Mengembangkan Pengajaran Berbasis Pabrik (Teaching Factory) sebesar Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta Rupiah) per SMK dengan rincian penggunaan sebagai berikut: a. Pengembangan Pembelajaran (Non Fisik) 1) Penguatan dan Pelaksanaan Pembelajaran Project Based Learning; 2) Pengembangan produk berupa barang/jasa berbasis pada keunggulan wilayah bermitra dengan dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja/UMKM; 3) Publikasi Penyelenggaraan; dan 4) Koordinasi dan Pelaporan. b. Pengadaan peralatan praktik dan/atau bahan baku; c. Penataan ruang produksi atau ruang pamer. 2. Skema Pengimbasan Nilai Bantuan Pemerintah Sekolah Menengah Kejuruan yang Mengembangkan Pengajaran Berbasis Pabrik (Teaching Factory) dalam rangka Pengimbasan sebesar Rp1.000.000.000,00 (satu milyar Rupiah) per SMK, Penggunaan dana dapat digunakan untuk: 1. Pengadaan bahan baku 2. Pengadaan fasilitas dan sarana pendukung produksi; 3. Pengembangan program bersama dunia kerja dan SMK lain (non SMK PK) dalam rangka pengimbasan; 4. Manajemen dan pemasaran produk TeFa. “13: E. KRITERIA DAN SYARAT CALON SEKOLAH PENERIMA BANTUAN PEMERINTAH PENGEMBANGAN TEACHING FACTORY (TEFA) SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 1. Kriteria calon penerima bantuan pemerintah a. kriteria. khusus SMK penerima bantuan pemerintah Sekolah Menengah Kejuruan yang Mengembangkan Pengajaran Berbasis Pabrik (Teaching Factory) skema reguler: 1) memiliki Nomor Pokok Satuan Pendidikan Nasional (NPSN) dan terdaftar di Data Pokok Pendidikan (Dapodik); 2) Tidak memiliki tunggakan laporan bantuan pemerintah dari Direktorat SMK tahun anggaran sebelumnya; 3) Mendapatkan rekomendasi dari Dinas Pendidikan/Satuan Kerja Pemerintah Daerah yang membidangi urusan Pendidikan Menengah yang berwenang 4) Memiliki kerja sama dengan dunia kerja dibuktikan dengan MoU/perjanjian kerja sama dalam kaitannya dengan program TeFa maksimal 3 (tiga) tahun terakhir; 5) Memiliki akreditasi minimal B; 6) Memiliki daya listrik yang cukup untuk menjalankan peralatan praktik, kecuali SMK yang berada di daerah khusus yang ditetapkan Kemendikbudristek; 7) Tidak sedang memperoleh bantuan dana alokasi khusus fisik yang sama pada tahun berkenaan; 8) memiliki rencana pengembangan pembelajaran model TeFa, termasuk rencana bisnis minimal dua konsentrasi keahlian (satu rencana bisnis untuk satu konsentrasi keahlian); 9) Diprioritaskan bagi SMK yang memiliki guru bersertifikat industri; 10) memiliki lahan untuk pekerjaan fisik: a) atas nama Pemerintah Daerah untuk SMK yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah; dan b) atas nama Badan Penyelenggara (Yayasan) untuk SMK yang disclenggarakan oleh masyarakat. ¢) Bukti kepemilikan lahan sebagaimana dimaksud angka 1 dan angka 2 dapat berupa sertifikat hak milik, akta jual beli, akta ikrar wakaf, akta pelepasan hak, akta hibah, surat perjanjian sewa, atau surat penggunaan lahan yang dicatatkan oleh notaris; 11) Memiliki akun media sosial Sekolah Kriteria khusus penerima bantuan pemerintah Sekolah Menengah Kejuruan yang Mengembangkan Pengajaran Berbasis Pabrik (Teaching Factory) skema pengimbasan antara lain: 1) memiliki Nomor Pokok Satuan Pendidikan Nasional (NPSN) dan terdaftar di Data Pokok Pendidikan (Dapodik);, 2) Tidak memiliki tunggakan laporan bantuan pemerintah dari Direktorat SMK tahun anggaran sebelumnya; 3) Mendapatkan rekomendasi dari Dinas Pendidikan/Satuan Kerja Pemerintah Daerah yang membidangi urusan Pendidikan Menengah yang berwenang 4) Diutamakan memiliki omzet secara reguler/memiliki proses bisnis yang berkelanjuta: 5) Memiliki fasilitas produksi yang memadai; 6) Adanya keterlibatan siswa dalam pelaksanaan TeFa; 7) Nilai indikator rapor pendidikan khusus TeFa masuk kategori tinggi/kriteria atas; 8) Bagi SMK Negeri, diutamakan kepada SMK yang memiliki fleksibilitas pengelolaan keuangan BLUD. 9) Memiliki rencana bisnis yang jelas a) Memiliki pangsa pasar yang jelas; b) Memiliki grand design Business Model Canvas (BMC); 10) Memiliki rencana pengimbasan yang jelas a) Diutamakan pada SMK yang telah memiliki sistem sertifikasi profesi (LSP-P1); b) Memiliki rencana aksi pengimbasan, dibuktikan dengan desain/dokumen rencana project bersama SMK lain; 2. Syarat calon penerima bantuan pemerintah Syarat SMK untuk mengajukan bantuan pemerintah Sekolah Menengah Kejuruan yang Mengembangkan Pengajaran Berbasis Pabrik (Teaching Factory) adalah SMK yang telah memenubhi kriteria pada poin 1 (satu) untuk skema reguler atau poin 2 (dua) untuk skema pengimbasan dan mengajukan usulan/proposal/pendaftaran melalui aplikasi Takola SMK pada laman_http:// smi. kemdikbud.go.id/takola. KEWAJIBAN DAN HAK PENERIMA BANTUAN PEMERINTAH PENGEMBANGAN TEFA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Kewajiban SMK sebagai penerima Bantuan Sekolah Menengah Kejuruan yang Mengembangkan Pengajaran Berbasis Pabrik (Teaching Factory) Tahun 2024, sebagai berikut: 1. menandatangani surat perjanjian antara penerima bantuan dengan PPK Direktorat SMK bagi SMK yang ditetapkan sebagai penerima bantuan; 2. menandatangani Pakta Integritas bagi SMK yang ditetapkan sebagai penerima bantuan; 3. menandatangani Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) bagi SMK yang ditetapkan sebagai penerima bantuan; 4. melaksanakan kegiatan sesuai rencana penggunaan dana (RPD) yang telah disetujui bersama antara penerima bantuan (SMK) dan pemberi bantuan (PPK Direktorat SMK) dengan penuh tanggung jawab; 5. menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan sesuai komitmen pada saat penandatangan perjanjian kerja sama dan ketentuan yang ditetapkan dalam Petunjuk Teknis Bantuan Pemerintah SMK yang mengembangkan pengajaran berbasis pabrik (TeFa) Hak SMK sebagai pelaksana Sekolah Menengah Kejuruan yang Mengembangkan Pengajaran Berbasis Pabrik (Teaching Factory), adalah: 1. menerima dana Bantuan Pemerintah SMK yang mengembangkan pengajaran berbasis pabrik (TeFa) sesuai dengan jumlah yang ditetapkan dalam perjanjian kerja sama antara Direktorat SMK dengan SMK penerima bantuan; dan 2. menerima bimbingan teknis dari Direktorat SMK. PROSES PENYELENGGARAAN PROGRAM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN YANG MENGEMBANGKAN PENGAJARAN BERBASIS PABRIK (TEACHING FACTORY) Sekolah Menengah Kejuruan yang Mengembangkan Pengajaran Berbasis Pabrik (Teaching Factory) yang menerima dana bantuan pemerintah dilakukan sebagai berikut: 1. Perencanaan proses pengembangan Pengajaran Berbasis Pabrik (Teaching Factory) oleh tim perencana, antara lain dapat berupa: a. penyusunan kurikulum; dan b. pengukuran capaian pembelajaran; 2. Pelaksanaan kegiatan pengembangan Pengajaran Berbasis Pabrik (Teaching Factory) oleh tim penyelenggara kegiatan. 3. Pelaporan dan Pembuatan Berita Acara. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PROGRAM Pelaksanaan Program Bantuan Pemerintah Bantuan Pemerintah Sekolah Menengah Kejuruan Yang Mengembangkan Pengajaran Berbasis Pabrik (Teaching Factory) dilaksanakan sejak dana diterima oleh SMK dan harus selesai paling lambat 31 Desember 2024. 2. Apabila penerima bantuan tidak dapat mempertanggungjawabkan sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan karena adanya alasan yang dapat dipertanggungjawabkan seperti keadaan kahar (force majeure), schingga penerima bantuan membutuhkan perpanjangan waktu, maka penerima bantuan harus menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada Direktorat SMK dengan melampirkan hasil keputusan bersama Kepala Sekolah dan Panitia Pelaksana Program, sebelum berakhirnya pelaksanaan program. I. JADWAL PENYALURAN DANA BANTUAN PENGEMBANGAN TEFA SMK TAHUN 2024 Jadwal penyaluran dana Bantuan Pemerintah Pengembangan TeFa SMK tahun 2024 sebagai berikut: No Nama Kegiatan Waktu Pelaksanaan 1 | Pendaftaran Februari s.d Maret 2024 2 | Seleksi April 2024 3. |Penentuan sekolah calon penerima |... 2924 bantuan pemerintah 4 |Bimbingan Teknis Mei 2024 5. | Penyaluran Bantuan Mei 2024 6 | Pelaksanaan Program Juni s.d November 2024 7 | Supervisi Juli s.d November 2024 8 | Pelaporan Desember 2024 ° | Monitoring dan Evaluasi — 8. Desember Keterangan: 1. Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan datang langsung ke SMK dan/atau melalui daring. 2. Jadwal bersifat tentatif. J. TATA CARA PENGAJUAN DAN PENETAPAN PENERIMA BANTUAN PEMERINTAH PENGEMBANGAN TEFA SMK TAHUN 2024 Agar pelaksanaan bantuan pemerintah (banper) dapat mencapai hasil yang diharapkan, maka strategi pelaksanaan yang diterapkan melalui mekanisme sebagaimana bagan berikut ae Ppenueunan Erg 2. Sosialisasi Dokumen | | J Dana Bantuan 6. Penyaluran 5. Bimbingan | 4, Seleksi dan @ Teknis «€ Penetapan | ¥ | 7. 8. Pelaksanaan » | Pemantauan | > _ 9. Pelaporan u Keterangan: 1. Penyusunan Dokumen Direktorat SMK melakukan penyusunan dokumen yang mengatur dan menjadi ketentuan pelaksanaan banper Sekolah Menengah Kejuruan yang Mengembangkan Pengajaran Berbasis Pabrik (Teaching Factory), berupa Juknis, Pedoman Pelaksanaan dan Panduan Kegiatan serta dokumen-dokumen lainnya. Sosialisasi Direktorat Jenderal melalui Direktorat SMK melakukan sosialisasi Bantuan Pemerintah Sekolah Menengah —Kejuruan _yang Mengembangkan Pengajaran Berbasis Pabrik (Teaching Factory) melalui kanal informasi luring dan daring kepada: a. SMK; b. dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja; c. Pemerintah Daerah; dan d. Badan Penyelenggara Pendidikan. Usulan Bantuan SMK mengajukan Usulan Bantuan Pemerintah Sekolah Menengah Kejuruan yang Mengembangkan Pengajaran Berbasis Pabrik (Teaching Factory) yang diunggah melalui Aplikasi Takola Direktorat SMK. Seleksi dan Penetapan a. Direktorat SMK membentuk Tim Seleksi untuk melakukan seleksi dari proposal yang sudah diunggah melalui Aplikasi Takola; b. Tim Seleksi menyampaikan hasil seleksi kepada Direktur SMK dengan melampirkan berita acara hasil seleksi/penilaian; c. Penetapan SMK penerima Bantuan Pemerintah Pengembangan TeFa SMK Tahun 2024 ditetapkan melalui keputusan Direktur SMK berdasarkan rekomendasi dan pertimbangan dari tim seleksi. a7 5. Bimbingan Teknis Direktorat SMK menyelenggarakan Bimbingan Teknis kepada pencrima bantuan dan melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama Bantuan Pemerintah Sekolah © Menengah —‘Kejuruan _yang Mengembangkan Pengajaran Berbasis Pabrik (Teaching Factory) Tahun 2024. 6. Penyaluran Dana Bantuan Direktorat SMK melaksanakan penyaluran dana Bantuan Pemerintah Sekolah Menengah Kejuruan yang Mengembangkan Pengajaran Berbasis Pabrik (Teaching Factory) Tahun 2024 melalui Bank penyalur sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 7. Pelaksanaan SMK penerima bantuan melaksanakan Bantuan Pemerintah Sekolah Menengah Kejuruan yang Mengembangkan Pengajaran Berbasis Pabrik (Teaching Factory) Tahun 2024, sesuai dengan perjanjian kerja sama yang ditandatangani antara Kepala SMK dengan Pejabat Pembuat Komitmen di Direktorat SMK. 8. Pemantauan Direktorat SMK melakukan Pemantauan pelaksanaan Bantuan Pemerintah Sekolah Menengah Kejuruan yang Mengembangkan Pengajaran Berbasis Pabrik (Teaching Factory) Tahun 2024. Pemantauan dapat dilakukan secara daring maupun luring. 9. Pelaporan Sekolah penerima bantuan pemerintah Sekolah Menengah Kejuruan yang Mengembangkan Pengajaran Berbasis Pabrik (Teaching Factory) Tahun 2024, wajib menyusun dan menyampaikan —laporan pertanggungjawaban pada akhir pelaksanaan program atau pada akhir tahun anggaran kepada Direktorat SMK melalui aplikasi Takola. Laporan pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud — disusun berdasarkan Petunjuk penyusunan laporan yang ditetapkan oleh Direktur SMK dengan mengacu pada ketentuan pertanggungjawaban dana bantuan pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. K, PENETAPAN PENERIMA BANTUAN SMK yang telah ditetapkan sebagai pelaksana Bantuan Pemerintah Sekolah Menengah Kejuruan yang Mengembangkan Pengajaran Berbasis Pabrik (Teaching Factory) Tahun 2024 dengan Keputusan Direktur SMK wajib mengikuti bimbingan teknis yang dilaksanakan oleh Direktorat SMK. Selanjutnya SMK pelaksana Bantuan Pemerintah Sekolah Menengah Kejuruan yang Mengembangkan Pengajaran Berbasis Pabrik (Teaching Factory) akan ditetapkan oleh PPK dan disahkan oleh KPA sebagai penerima Bantuan Pemerintah Sekolah Menengah Kejuruan yang Mengembangkan Pengajaran Berbasis Pabrik (Teaching Factory) Tahun 2024. L. PENANDATANGANAN PERJANJIAN KERJA SAMA 1. PPK menyiapkan Perjanjian Kerja Sama dengan SMK penerima bantuan pemerintah. 2. PPK dan SMK penerima bantuan pemerintah menandatangani Perjanjian Kerja Sama, paling sedikit memuat: a. “hak dan kewajiban; b. bentuk dan jumlah bantuan; c. tata cara dan syarat penyaluran; ae. d. pernyataan kesanggupan penerima Bantuan Pemerintah untuk menggunakan dana bantuan sesuai rencana yang telah disepakati; €. pernyataan kesanggupan penerima bantuan pemerintah untuk menyetorkan sisa dana yang tidak digunakan ke Kas Negara; f, laporan pertanggungjawaban; dan g._sanksi 3. Perjanjian kerja sama yang telah ditandatangani oleh PPK dan SMK penerima bantuan pemerintah disetujui oleh KPA dan diketahui oleh Dinas Pendidikan/Satuan Kerja Pemerintah Daerah yang membidangi urusan Pendidikan Menengah yang berwenang M. PENCAIRAN DANA BANTUAN Dana Bantuan Pemerintah Sekolah Menengah Kejuruan Yang Mengembangkan Pengajaran Berbasis Pabrik (Teaching Factory) dicairkan melalui mekanisme pembayaran langsung (LS). Pencairan Pembayaran Langsung sebagaimana dimaksud ditransfer ke rekening penerima bantuan melalui KPPN Jakarta III. N. PENYALURAN DANA BANTUAN Bantuan Pemerintah Sekolah Menengah Kejuruan Yang Mengembangkan Pengajaran Berbasis Pabrik (Teaching Factory) disalurkan secara bertahap, sebagai berikut: 1. Tahap I disalurkan sebesar 70% (tujuh puluh persen) dari total nilai bantuan yang telah ditetapkan dengan persyaratan: a. penerima bantuan telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan PPK; b. menyerahkan kuitansi yang telah ditandatangani oleh kepala sekolah; 2. Tahap Il disalurkan sebesar 30% (tiga puluh persen) dengan persyaratan: a, melaporkan pertanggungjawaban pekerjaan paling sedikit 50% (lima puluh persen) sesuai dengan perjanjian kerja sama; dan b. menyerahkan kuitansi yang telah ditandatangani oleh kepala sekolah sebesar 30% (tiga puluh persen) dana yang dicairkan 0. PUBLIKASI PENYELENGGARAAN SMK penerima dana Bantuan Pemerintah Sekolah Menengah Kejuruan Yang Mengembangkan Pengajaran Berbasis Pabrik (Teaching Factory) mempublikasikan pelaksanaan Pengembangan TeFa melalui media yang dapat diakses/dilihat oleh masyarakat secara umum seperti; media sosial, dan/atau video, dan/atau spanduk, dan/atau brosur, dan/atau bentuk lainnya. P. LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN PEMERINTAH PENGEMBANGAN TEFA SMK TAHUN 2024 SMK penerima Bantuan Pemerintah Sekolah Menengah Kejuruan_yang Mengembangkan Pengajaran Berbasis Pabrik (Teaching Factory) Tahun 2024 menyusun dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban pada akhir pelaksanaan program paling lambat 31 Desember 2024. Laporan pertanggungjawaban disampaikan kepada Direktorat SMK melalui aplikasi Takola pada laman hitp://smk.kemdikbud.go.id/takola. Format aporan pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud akan diatur lebih lanjut dakam pedoman pelaksanaan kegiatan. Q. PENGEMBALIAN DANA BANTUAN Penerima Bantuan Pemerintah Sekolah Menengah Kejuruan Yang Mengembangkan Pengajaran Berbasis Pabrik (Teaching Factory) mengembalikan dana ke kas negara apabila: 1. penerima bantuan pemerintah mengundurkan diri; 2. penggunaan dana tidak sesuai dengan RPD dan tidak mendapatkan persetujuan dari Direktorat SMK; 3. terjadi sisa dana bantuan yang diterima; 4. tidak melaksanakan program sesuai dengan perjanjian kerja sama dan petunjuk teknis; 5. terjadi kelebihan pembayaran dari besaran dana bantuan yang telah ditetapkan; 6. adanya kegiatan yang tercantum dalam RPD, tetapi tidak dilaksanakan; 7. adanya temuan auditor. Pengembalian dana bantuan pemerintah disetorkan ke rekening kas negara pada tahun berjalan, menggunakan formulir Surat Setoran Pengembalian Belanja (SSPB) dengan cara pembuatan Billing melalui website MPN G3, sedangkan pengembalian sisa dana melewati tahun anggaran dan bunga jasa giro menggunakan formulir Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP) dapat dilakukan pembuatan billing melalui website Simponi dan Pembuatan billing agar menghubungi fasilitator Direktorat SMK. R. KETENTUAN PERPAJAKAN Penerima bantuan dalam melakukan belanja dana bantuan pemerintah wajib memperhatikan ketentuan perpajakan sesuai peraturan perundang- undangan. SANKSI Pelaksana Bantuan Pemerintah Sckolah Menengah Kejuruan Yang Mengembangkan Pengajaran Berbasis Pabrik (Teaching Factory) akan dikenai sanksi apabila melakukan pelanggaran sesuai yang ditetapkan dalam Petunjuk Teknis dan Perjanjian Kerja Sama yang telah disepakati, schingga menimbulkan kerugian negara. Sanksi yang dikenakan berupa: 1. Teguran secara tertulis kepada SMK penerima bantuan, ditembuskan ke Dinas Pendidikan Provinsi/Satuan Kerja Pemerintah Daerah yang membidangi urusan Pendidikan Menengah setempat; 2. Diminta untuk mengembalikan dana bantuan yang sudah diterima ke Kas Negara, dan dicatat sebagai sekolah yang masuk dalam daftar hitam; 3. Dipertimbangkan untuk tidak mendapat bantuan dan program lain di lingkungan Direktorat SMK; dan 4. dapat dikenakan sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundang- undangan. -20- BABV PENGENDALIAN MUTU A. INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBERIAN DANA BANTUAN Indikator keberhasilan Bantuan Pemerintah SMK yang Mengembangkan Pengajaran Berbasis Pabrik (Teaching Factory), sebagai berikut: 1. meningkatnya kemitraan dengan dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja; 2. 75% SMK penerima Bantuan Pemerintah Sekolah Menengah Kejuruan yang Mengembangkan Pengajaran Berbasis Pabrik (Teaching Factory) tahun 2024 mengembangkan proses pembelajaran yang berkualitas bagi peserta didik dan yang sesuai dengan kebutuhan dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja; dan 3. Ppserta didik SMK memiliki keterampilan nonteknis (softskill) dan keterampilan teknis (hardskil) yang sesuai dengan standar di dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja. B. PEMANTAUAN DAN EVALUASI Pemantauan dan evaluasi dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut: 1. pemantauan dan evaluasi dilakukan untuk mengetahui informasi tentang pelaksanaan Bantuan Pemerintah SMK yang mengembangkan Pengajaran berbasis pabrik (Teaching Factory) oleh Kementerian dengan melibatkan unsur Pemerintah Daerah terhadap pelaksanaan Program Bantuan Pemerintah; 2. waktu pelaksanaan monitoring dan evaluasi dapat dilakukan pada awal, tengah, dan akhir program Bantuan Pemerintah SMK yang Mengembangkan Pengajaran Berbasis Pabrik (Teaching Factory); dan 3. pembiayaan pelaksanaan monitoring dan evaluasi bersumber dari anggaran unit kerja masing-masing unsur, tidak boleh dibebankan dari dana Bantuan Pemerintah SMK yang Mengembangkan Pengajaran Berbasis Pabrik (Teaching Factory). C. KOMITMEN ANTI KORUPSI Direktorat SMK, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi_berkomitmen dengan praktik anti korupsi, sehingga kami tidak memberikan toleransi kepada pihak-pihak yang melakukan praktik korupsi, di antaranya: 1. melakukan kerja sama dengan pegawai, tim seleksi atau siapa saja untuk memperoleh dana bantuan; 2. adanya pemotongan anggaran dengan dalih apapun diluar penggunaan dana Bantuan Pemerintah SMK yang mengembangkan Pengajaran berbasis pabrik (Teaching Factory) tahun 2024; 3. memberikan imbalan atau sesuatu kepada pegawai, tim seleksi, dan/atau tim pemantauan dan evaluasi; 4. tidak menghimpun SMK penerima bantuan agar mengumpulkan tanda ucapan terima kasih berupa dana yang diberikan kepada oknum pegawai di Direktorat SMK, sehingga merugikan peserta didik, masyarakat, dan penerima bantuan; dan 5. melakukan penyelewengan atau menggunakan anggaran tidak sesuai dengan perjanjian kerja sama. AWASI, KOREKSI, DAN TEGUR KAMI DEMI TERWUJUDNYA PELAYANAN NTI KORUPSI DAN PUNGUTAN LIAR 21s BABV PENUTUP Petunjuk Teknis ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi semua pihak yang terkait dalam pelaksanaan Bantuan Pemerintah SMK yang mengembangkan Pengajaran berbasis pabrik (Teaching Factory) Tahun 2024 agar terdapat kesamaan pandangan dan persepsi dalam pengelolaanya mulai dari proses pengajuan bantuan, penetapan penerima bantuan, pelaksanaan bantuan, hak dan kewajiban penerima dan pemberi bantuan, pelaporan, evaluasi serta supervisi bantuan pemerintah untuk SMK. Dengan demikian semua pihak memahami dan berkomitmen dalam mendukung keberhasilan dari program ini. INFORMASI DAN PENGADUAN Kepada Direktur Sekolah Menengah Kejuruan Ditjen Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek, Gedung E Lt. 13, Jl. Jenderal. Sudirman, Senayan, Jakarta 10270 https://smk.kemdikbud.go.id/ DIREKTUR JENDERAL, ‘TTD. KIKI YULIATI Salinan sesuai dengan aslinya, iris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi an Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Fy) i 78 ~NIP_197711222003121002 Ye WO — 22 SALINAN LAMPIRAN II KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI KEMENTERIAN PENDIDIKAN, | KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 128/D/M/2023 TENTANG PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH SMK YANG MENGEMBANGKAN PENGAJARAN BERBASIS PABRIK (TEACHING FACTORY] TAHUN 2024 FORMAT-FORMAT FORMAT PENGAJUAN PROPOSAL TeFa IDENTITAS SEKOLAH... HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR wssnsnnnnsse DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... A. LATAR BELAKANG. B._TUJUAN BANTUAN PEMERINTAL .. C._HASIL YANG DIHARAPKAN. BAB II PROFIL SMK snes A. VISI, MISI, DAN TUJUAN... B. KOMPETENSI KEAHLIAN. C. DATA SISWA SMK PER D, JANG, PROGRAM KEAHLIAN YANG AKAN DIKEMBANGKAN TEACHING FACTORY. BAB III DATA KERJASAMA INDUSTRI A. DATA INDUSTRI YANG SUDAH KERJA SAMA BIDANG AKADEMIK... B. DATA INDUSTRI YANG SUDAH KERJA SAMA BIDANG PENGEMBANGAN BAB IV PROGRAM TEACHING FACTORY YANG SUDAH DIKEMBANGKAN SECARA MANDIRI. A. MANAJEMEN TEACHING i B. SUMBER DAYA MANUSIA PELAKSANA TEACHING FACTORY. C. PRODUK YANG SUDAH DIRINTIS DALAM PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY D. MEDIA PROMOSI UNTUK MENDUKUNG PRODUK HASIL TEACHING FACTORY E. DENAH RUANG TEACHING FACTORY BAB V RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN TEACHING FACTORY. 10 10 ul D. BAB VI PENUTUP... LAMPIRAN 2 23. RENCANA BISNIS (RENCANA PRODUK YANG DIKEMBANGKAN DALAM. PROGRAM TEACHING FACTORY), MATA PELAJARAN DAN KOMPETENSI DASAR TERKAIT TEACHING FACTORY RENCANA ANGGARAN BIAYA BANTUAN TEACHING FACTORY. BENTUK KEGIATAN. PRODUK YANG SUDAH DIKEMBANGKAN DALAM PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY RENCANA BISNIS (RENCANA PRODUK YANG DIKEMBANGKAN DALAM. PROGRAM TEACHING FACTORY, SATU RENCANA BISNIS UNTUK SATU KONSENTRASI KEAHLIAN) 7 18 19 20 24. Format Isian Rencana Bisnis RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN TEACHING FACTORY sMK NPSN KAB/KOTA PROVINSI KONSENTRASI KEAHLIAN RINGKASAN RENCANA BISNIS TEACHING FACTORY 2. CUSTOMER RELATIONSHIP (HUBUNGAN PELANGGAN) 3. CHANNELS (SALURAN) 4. VALUE PROPOSITION (PROPOSISI NILAI) 5. KEY ACTIVITIES (KEGIATAN UTAMA) 6. KEY RESOURCES (SUMBER DAYA UTAMA) 25. 7. KEY PARTNERS (MITRA UTAMA) 9. COST STRUCTURE (STRUKTUR BIAYA) PENUTUP -26- CONTOH RINGKASAN PENGEMBANGAN BISNIS TEACHING FACTORY DALAM DIAGRAM BISNIS MODEL CANVAS SERBUK HERBAL ‘Business Model Canvas Key Partners Key Activities ‘Value Propositions Customer Relationships ‘Customer Segments © Toko ‘© Produksi minuman serbuk herbal ‘SERBUK HERBAL ‘© Sosial Media : Facebook, @ Remaja © ete Instagram, tiktok, twitter en 8 Keunggulan: en ele © Minumal Herbal dalam bentuk serbuk lebih praktis dikonsumsi 8 nn ete Key Resources ‘Channels ‘ Ruang Produksi dan Ruang Display Produk ‘© Promosi, pemasaran, dan 8 cn ete penijualan seeara offline/langsung en 8 Cost Structure ry Revenue Streams z © Biaya Bahan Baku ‘© Keuntungan Penjualan berbagai macam produk serbuk herbal © Biaya Bahan Pengemasan 8 ete © Biaya Pegawai ‘© Biaya Perawatan Alat dan Ruang Produksi © Pengadaan Event en ele 2 PANDUAN MEMBUAT RENCANA BISNIS RINGKASAN RENCANA BISNIS TEACHING FACTORY Komponen pertama dalam dokumen rencana bisnis adalah Ringkasan Reneana Bisnis. Ringkasan ini memberikan gambaran umum tentang rencana bisnis secara keseluruhan dan menyoroti apa yang akan dicakup oleh rencana bisnis tersebut. Ringkasan Anda harus mencakup pernyataan misi organisasi Anda dan produk serta layanan yang akan Anda jual ke konsumen. Anda mungkin juga bisa memasukkan mengapa Anda memulai perusahaan jika rencana bisnis ini untuk perusahaan baru 1. CUSTOMER SEGMENTS (SEGMEN PELANGGAN) Bahasan soal siapa saja target konsumen bisnis, bagaimana karakteristik mereka, dan kelompok manakah yang kira-kira berpotensi membeli ulang produk. 2. CUSTOMER RELATIONSHIP (HUBUNGAN PELANGGAN) ‘Target konsumen untuk tetap membeli produk dan berakhir menjadi pelanggan, butuh strategi untuk mempertahankan customer. Anda bisa masukkan strategi tersebut di bagian ini, Misalnya dengan mempertanyakan kegiatan apa saja yang dbutuhkan untuk menjaga loyalitas, hingga bagaimana memberi kepuasan terhadap target konsumen. 3. CHANNELS (SALURAN) Cara menyampaikan produk sampai ke tangan konsumen. Ketika bisnis yang dikembangkan masih baru, konsumen tak akan familiar dengan produk kita, Maka dari itu, di channels harus menentukan strategi marketing, termasuk di bagian promosi produk. 28 4. VALUE PROPOSITION (PROPOSISI NILAI) Nilai yang dijanjikan oleh perusahaan agar produk atau layanannya bisa diterima pasar atau konsumen. Ini merupakan salah satu bagian terpenting, di mana kita harus bisa memposisikan bisnis kita di pasar. Pada bagian ini berisikan tentang apa kelebihan, keunikan bisnis kita, bagaimana kita menjawab permasalahan konsumen dengan produk kita, dan identitas produk seperti apa yang ingin kita tunjukkan. 5. KEY ACTIVITIES (KEGIATAN UTAMA) Kegiatan operasional inti yang dilakukan dalam pengembangan bisnis untuk menyampaikan value proposition yang sudah dibuat kepada konsumen. Contoh umumnya adalah penjualan produk dan pemasaran. 6. KEY RESOURCES (SUMBER DAYA UTAMA) Sumber daya atau aset vital bisnis yang berperan penting agar bisnis tetap berjalan KEY PARTNERS (MITRA UTAMA) Tentang kerja sama inti dengan pihak-pihak penting yang akan mendukung key activities. Misalnya, pihak mana yang dapat memasok bahan utama untuk membuat produk. Atau juga pihak agensi tertentu untuk membantu mempromosikan produk. 8. REVENUE STREAMS (ALIRAN PENDAPATAN) Menjelaskan aliran pendapatan. Biasanya, aspek pendapatan paling penting dalam bisnis adalah sumber modal dan penentuan harga produk. 28. 9. COST STRUCTURE (STRUKTUR BIAYA) Cost structure membahas soal pengeluaran, berisi tentang biaya pemasaran, biaya sewa tempat, biaya website maintenance dll. PENUTUP DIREKTUR JENDERAL, TTD. KIKI YULIATI Demi kemajuan bangsa dan negara kita, mari bersama-sama kita laksanakan program ini dengan sebaik-baiknya. Jangan Takut Lapor Kasus Pungli. Jika dinilai sudah memiliki cukup bukti, Iaporan akan diteruskan ke kelompok kerja (pokja) penindakan. Laporan yang dinilai belum memiliki cukup bukti akan ditangani oleh pokja intelijen. Silakan lapor dengan menghubungi: SAPU BERSIH PUNGUTAN LIAR JL. Medan Merdeka Barat No. 15 Jakarta Pusat 10110 Email: lapor@ saberpunati.id Call Center : 0821 1213 1323 SMS 1193 Telp 0856 SS8O 881 / O821 1213 1323 No Fax :021-34530) Website = www:saberpungli.id jadikanlah wadah ini sebagai alat aspirasi rakyat yang disampaikan dengan bah pandang, dan dukungan positif, Wadah ini terbuka untuk siapapun yang hendak melakukan peluporan. Apabila ada kekurangan dan keterbatasan dalam hal proses pelaporan di aplikasi kami, mobon diinformasikan agar segera dilakukan perbaikan, DILARANG MEMBERIKAN HADIAH, UANG, BARANG ATAU SEJENISNYA KEPADA SIAPAPUN YANG TERKAIT DENGAN BANTUAN PEMERINTAH PADA DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Anda mungkin juga menyukai