Anda di halaman 1dari 1

Assalamu ‘alaikum warrahmatullohi wabaro kaatuuh

Innalhamda lillaah nahmaduhu wanasta’iinuhu wanastaghfiruhu wa na’uudzu billaahi min syururi


anfusinaa wamin sayyiaati a’maalinaa man yahdillahu falaa mudhillalahu wamay yudhlill falaa
hadiyalahu.
Asyhadu allaa ilaha illalloh wahdahu laa syariika lahu wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu
warosuluhu laa nabiya ba’dah. Allohumma sholli wasallim wa baarik ‘ala rosuulillaahi wa’alaa alihi wa
ashhabihi waman walaahu. ammaa ba’du.
Jemaah yang dirahmati Allah SWT, dalam kesempatan kali ini, izinkan saya menyampaikan ceramah
singkat tentang ikhlas yang menjadi syarat diterimanya amal.
Seperti diketahui, umat Islam dituntun oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW untuk senantiasa
memperbanyak perbuatan baik.
Berbuat baik sebenarnya adalah inti dari tujuan diturunkannya Islam ke dunia melalui Nabi Muhammad
SAW.
Sebagai inti ajaran Islam, tentu sikap baik ini juga harus termasuk dalam pandangan Allah SWT, bukan
hanya manusia.
Jika dipelajari secara mendalam, semua ayat dalam Al-Qur'an dan tuntunan Nabi Muhammad SAW
dalam sunah-sunahnya adalah berisi kebaikan.
Dalam salah satu ayat Al-Qur'an, Allah SWT dengan jelas memerintahkan umat Islam untuk berbuat baik.
‫َو َأنِفُقو۟ا ِفى َس ِبيِل ٱِهَّلل َو اَل ُتْلُقو۟ا ِبَأْيِد يُك ْم ِإَلى ٱلَّتْهُلَك ِةۛ َو َأْح ِس ُنٓو ۟ا ۛ ِإَّن ٱَهَّلل ُيِح ُّب ٱْلُم ْح ِس ِنيَن‬
Wa anfiqụ fī sabīlillāhi wa lā tulqụ bi`aidīkum ilat-tahlukati wa aḥsinụ, innallāha yuḥibbul-muḥsinīn.

Artinya: “Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu
sendiri ke dalam kebinasaan dan berbuat baiklah karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
berbuat baik,” (QS Al Baqarah: 195)
Dalam surat yang lain, Allah SWT juga memberi kepastian bahwa balasan kebaikan adalah kebaikan juga.

‫َهْل َج َزٓاُء ٱِإْل ْح َٰس ِن ِإاَّل ٱِإْل ْح َٰس ُن‬

Hal jazā`ul-iḥsāni illal-iḥsān.


Artinya: “Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula),” (QS Ar Rahman: 60)
Namun, Islam mensyaratkan standar yang tinggi dalam perbuatan baik yang dilakukan.
Maksudnya, kebaikan saja tidak akan cukup karena belum tentu menjadi amal yang diterima oleh Allah
SWT.
Jika tidak cukup dengan kebaikan, lalu apa lagi? Islam tidak hanya menuntut untuk berbuat baik, tapi
juga harus diiringi dengan rasa ikhlas.
Ini menjadi syarat utama diterimanya perbuatan baik yang dilakukan oleh manusia.
Ikhlas dalam berbuat baik atau beribadah, berarti melakukannya semata-mata mengharap rida Allah
SWT, bukan yang lain.
Orang yang ikhlas tidak mengharapkan pujian dari manusia dan tidak pamer karena sudah merasa cukup
amal perbuatannya hanya ditujukan kepada Allah SWT.
Dalam ayat lain disebutkan:
‫ُقْل َأَم َر َر ِّبى ِبٱْلِقْس ِط ۖ َو َأِقيُم و۟ا ُوُجوَهُك ْم ِع نَد ُك ِّل َم ْس ِج ٍد َو ٱْد ُعوُه ُم ْخ ِلِص يَن َلُه ٱلِّد يَن ۚ َك َم ا َبَد َأُك ْم َتُعوُد وَن‬
Qul amara rabbī bil-qisṭ, wa aqīmụ wujụhakum ‘inda kulli masjidiw wad’ụhu mukhliṣīna lahud-dīn, kamā
bada`akum ta’ụdụn.
Artinya: “Katakanlah: ‘Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan’. Dan (katakanlah): ‘Luruskanlah muka
(diri) mu di setiap sembahyang dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatanmu kepada-Nya.
Sebagaimana Dia telah menciptakan kamu pada permulaan (demikian pulalah kamu akan kembali
kepada-Nya)”. (QS Al-A’raf: 29)
Jelas sekali diterangkan dalam ayat-ayat tersebut bahwa umat Islam diperintahkan untuk melakukan
semua amal perbuatan baik dengan ikhlas.
Demikian ceramah singkat tentang ikhlas ini saya sampaikan. Atas perhatiannya saya sampaikan terima
kasih.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Anda mungkin juga menyukai