Can Tika
Can Tika
Disusun oleh:
8135134139
Jakarta: 2014.
2
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT. Atas segala
penyusunan makalah ini yang berjudul: Sistem Ekonomi Islam Dalam Transaksi
Makalah ini ditulis dalam rangka untuk melengkapi kegiatan mata kuliah
pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan dan saran
tersebut kepada :
Indonesia.
disengaja. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca akan penulis terima
dengan rasa syukur. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
3
DAFTAR ISI
ABSTRAK................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR............................................................................................. iii
DAFTAR ISI........................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah........................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................... 3
A. Pengertian Ekonomi Islam.................................................................... 3
B. Perbedaan Ekonomi Islam dan Ekonomi Konvensional.......................4
C. Transaksi Ekonomi Dalam Islam.......................................................... 6
1. Jual Beli..........................................................................................6
2. Utang Piutang...............................................................................10
3. Ijarah.............................................................................................11
D. Kerjasama Ekonomi Dalam Islam...................................................... 14
1. Syirkah......................................................................................... 14
2. Mudharabah..................................................................................16
3. Perbankan Syariah........................................................................17
4. Asuransi Syariah.......................................................................... 18
5. Pegadaian Syariah........................................................................ 20
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN................................................................22
A. Kesimpulan......................................................................................... 22
B. Saran....................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 23
BAB I
PENDAHULUAN
4
A. Latar Belakang Masalah
Ekonomi islam sebenarnya bukan ilmu yang baru tapi sudah ada sejak
keberadaan islam itu sendiri. Hal ini tersirat dari beberapa aturan islam yang
terdapat dalam Al-Qur’an maupun hadist yang memberi tuntunan dan acuan untuk
pengelolaan sumber daya, namun kebebasan itu tidak mutlak. Hak pribadi tertentu
kemaslahatan masyarakat. Sistem ini memandang ada hak sosial yang melekat
lingkungan masyarakat sebagai bagian tak terpisahkan dan tak mengarah pada
dalam menghadapi krisis ekonomi global. Sehingga lebih baik menerapkan sistem
ekonomi islam dalam kehidupan sehari-hari, karena kita akan lebih diuntungkan
5
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
sistemnya yang melibatkan peran pelaku ekonomi termasuk negara. Di lain pihak,
secara filosofis pada tataran para pelaku ekonomi secara individual dilandasi oleh
horizontal.1
social science which studies the economics problems of a people imbued with the
ecological imbalance.3
1
Muslich, Bisnis Syariah Perspektif Mu’amalah dan Manajemen (Yogyakarta: UPP STIM YKPN,
2007), h.38.
2
Abdul Manan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam terjemahan M. Nastangin (Yogyakarta: Dana
Bhakti Wakaf, 1995), h. 39.
3
Umar Chapra, Islam dan Pembangunan Ekonomi terjemahan Ikhwan Abiding Basri (Jakarta:
Gema Insani Press, 2000), h. 237.
3
4
kebahagiaan manusia melalui alokasi dan distribusi sumber daya yang terbatas
berorientasi pada keadilan dalam memperoleh sumber daya dan rizki yang
disediakan oleh Allah di muka bumi ini dengan pengaturan sesuai dengan nilai
dan ajaran Islam bagi semua pihak yang terlibat baik secara langsung maupun
tidak langsung.
yang tidak terbatas. Sementara dalam islam kelangkaan sifatnya relatif dan
hanya terjadi pada satu dimensi ruang dan waktu tertentu saja, kelangkaan
Negara. Salah satu karakteristik ekonomi islam mengenai harta yang tidak
4. Konsep bunga
Dalam islam sistem yang diterima adalah sistem bagi hasil (profit
adalah bunga (riba). Pada sistem riba yang selalu diuntungkan adalah yang
4
Djaelan Husnan, et al., Islam Universal (Jakarta: Hartomo Media Pustaka, 2012), h. 251.
6
1. Jual Beli
pihak yang membayar atau membeli barang yang dijual.. Jual beli sebagai
jual belinya sah menurut syara’ (hukum Islam). Adapun rukun jual beli
tidak sah.
b) Balig, jual belinya anak kecil yang belum balig tidak sah, akan
5
Syamsuri, Pendidikan Tentang Islam (Jakarta: Erlangga, 2007), h. 51.
7
tidak sah jual belinya, harta milik orang tuna grahita diurus oleh
Ulama fikih sepakat bahwa unsur utama dalam jual beli adalah
kerelaan antara penjual dan pembeli. Karena kerelaan itu berada dalam
hati, maka harus diwujudkan melalui ucapan ijab (dari pihak penjual) dan
b) Barang itu ada manfaatnya. Tidak boleh menjual sesuatu yang tidak
ada manfaatnya.
c) Barang itu benar-benar ada di tempat atau tidak ada tetapi sudah
Rasulullah SAW bersabda: Tidak sah jual beli, kecuali pada suatu
jumlahnya.
2) Nilai tukar barang itu dapat diserahkan pada waktu transaksi jual
Jual beli dapat dilihat dari beberapa sudut pandang, antara lain tinjau
dari segi sah atau tidak sah dan terlarang atau tidak terlarang.
1) Jual beli yang sah dan tidak terlarang yaitu jual beli yang terpenuhi
2) Jual beli yang terlarang dan tidak sah (batil) yaitu jual beli yang salah
satu atau seluruh rukunnya tidak terpenuhi atau jual beli itu pada dasar
6
Ibid, hh. 52-53.
9
a) Jual beli sesuatu yang termasuk najis, seperti bangkai dan daging
babi.
b) Jual beli air mani hewan ternak, seperti kambing. Kalau menjual air
Hibban)
c) Jual beli anak hewan yang masih berada dalam perut induknya
yang dijual.
3) Jual beli yang sah tetapi terlarang (fasid). Ada beberapa contoh jual
beli yang hukumnya sah, tidak membatalkan akad jual beli, tetapi
penjual.
umum.7
2. Utang Piutang
Dalam Islam urusan utang piutang atau pinjam meminjam juga diatur,
piutang.
utangnya.
Uang yang diutang atau dipinjam adalah milik sah dari yang
7
Ibid., hh.55-56.
11
lebih dari pokok utangnya. Rasulullah SAW bersabda: “orang yang paling
baik diantara kamu ialah orang yang membayar utangnya dengan yang
3. Ijarah
Menurut pengertian kebahasaan kata ijarah berasal dari bahasa Arab
yang artinya upah, sewa, jasa, atau imbalan. Jumhur ulama berpendapat
bahwa akad/transaksi ijarah bersifat mengikat, kecuali ada cacat atau barang
a. Macam-macam ijarah
Dilihat dari segi subyeknya, ulama fikih membagi akad transaksi ijarah
kendaraan, dan aneka busana. Apabila manfaat itu termasuk manfaat yang
sepatu.9
8
Ibid., h. 57.
9
Ibid., h. 58.
12
b. Rukun ijarah
Sebagai suatu transaksi ijarah dianggap sah apabila telah memenuhi rukun
dan syarat-syarat dalam melakukan ijarah. Menurut jumhur ulama rukun ijarah itu
b. Sewa/imbalan
c. Manfaat
c. Syarat-Syarat Ijarah
1) Kedua orang yang bertransaksi (akad) sudah balig dan berakal sehat.
4) Objek ijarah itu bisa diserahkan dan dipergunakan secara langsung dan
tidak tercacat.
8) Upah atau sewa dalam transaksi ijarah harus jelas, tertentu, dan sesuatu
pekerja bukan karena kelalaiannya dan tidak ada unsur kesengajaan, maka
pekerja tidak dapat dituntut ganti rugi. Misalnya piring yang sedang dicuci
mengalami kerusakan, maka menurut Imam Abu Hanifah, Zufar bin Hudail
bin Qais al-Kufi, ulama Madzhab Hambali dan Syafi’i, apabila kerusakan itu
bukan karena unsur kesengajaan dan kelalaian tukang sepatu atau tukang
Ulama fikih sepakat, akad ijarah akan berakhir apabila terjadi dua
hal berikut:
1) Objek ijarah hilang atau musnah, seperti rumah terbakar, atau baju
ijarah. Jika yang disewakan itu sebuah rumah, maka setelah habis
1. Syirkah
dua orang atau lebih yang bersepakat untuk bekerjasama dalam suatu
syirkah itu dilaksanakan dengan niat ikhlas karena Allah, sabar, tawakal,
10
Ibid., hh. 58-59.
11
Ibid., h. 60.
15
saling percaya antara sesama anggota syarikat, dan bersih dari unsur-unsur
Syirkah dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu syarikat harta dan
syarikat kerja. Penjelasan tentang hal ini dapat dilihat dalam uraian berikut.
Syarikat harta yaitu akad dari dua orang atau lebih untuk
ucapkan itu.”12
b. Anggota-anggota syarikat
a) Balig (dewasa)
12
Ibid., h. 61.
16
b) Berakal sehat
c) Merdeka
2. Mudharabah
bersama sesuai dengan perjanjian antara keduanya pada waktu akad. Modal
dalam qirad bisa berupa uang, pakaian, alat-alat transportasi, dan modal
13
Ibid., h. 62.
17
modal.
seizin muqrid.14
3. Perbankan Syariah
sesuai ajaran Islam yang dapat dirujuk kepada Al-Qur’an dan Hadist. Aktor
utama pengelola sistem perbankan yang Islami biasanya yakni bank Islam
atau lebih dikenal dengan bank Syariah. Dalam kegiatan usahanya, bank
haram.
memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta
14
Ibid., h. 63.
15
Djaelan Husnan, et al., op. cit., h.242.
18
sistem konvensional dan sistem syariah. Bank syariah memiliki fungsi dan
4. Asuransi Syariah
16
Ibid., h. 243.
19
Islam, bahkan pada masa pembukuan fikih Islam. Asuransi muncul pada
kira-kira abad empat belas Masehi. Ulama fikih sepakat bahwa asuransi
dibolehkan dengan catatan cara kerjanya sesuai dengan ajaran Islam, yaitu
asuransi yang telah terkumpul asal diketahui dan disetujui oleh seluruh
peserta asuransi dan uang itu diputar dengan cara yang halal sesuai dengan
17
Ibid., h.66.
20
keuntungan memutar uang para peserta asuransi atau dari para peserta
asuransi sendiri.
sebelum masa tanggal jatuh tempo premi asuransi yang sudah dibayarkan
masuk sekalipun karena suatu hal ingin mengundurkan diri, maka dana atau
yang sudah diniatkan untuk disisihkan dari awal. Begitu pula jika habis
5. Pegadaian Syariah
Rahn secara bahasa berarti at-tsubut (tetap), al-dawam (kekal), dan al-habas
berharga sebagai jaminan hutang dengan dasar bisa diambil kembali oleh
18
Djaelan Husnan et al, op. cit., h.246.
19
Ibid., h. 247.
21
1) Rhan dalam hokum islam dilakukan secara sukarela atas dasar tolong
20
Ibid., h. 248.
BAB III
A. Kesimpulan
perekonomian diatur dalam islam dengan prinsip illahiyah. Harta yang ada
B. Saran
22
DAFTAR PUSTAKA
Djaelan Husnan et al. (2012). Islam Universal. Jakarta: Hartomo Media Pustaka.
Muhammad Abdul Manan. (1995). Teori dan Praktek Ekonomi Islam. Terjemahan
M. Nastangin. Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf.
23