Agung M2
Agung M2
Oleh:
Nama : Agung Nugraha S
NPM : 213030017
Kelompok :2
Transformator merupakan komponen elektrik yang sangat penting dalam sistem listrik karena mengubah
tegangan voltase (volt) dan daya arus (ampere) antara dua atau lebih jaringan listrik secara efisien. Latar
belakang utama dari transformator terletak pada prinsip induksi elektromagnetik yang diberikan oleh
James Maxwell dalam teori elektromagnetisme. Transformator terdiri dari magnet core yang terbuat dari
material ferromagnetik seperti besi silicon steel, yang digantung antara dua lapisan isolasi plastik atau
keramik. Dalam transformator, ada aliran arus yang disebabkan oleh fluktuasi medan magnetik yang
diproduksi oleh aliran arus primernya, yang akan memberikan arus sekunder dengan tegangan yang
berbeda pada praktikum sistem penggerak elektrik modul dua mengenai transformator ini menggunakan
4 pengujian di antaranya heat gun , charger laptop , kombinasi , dan alat ukur avometer Dalam praktikum
transformator, kita dapat menyimpulkan beberapa hal penting. Pertama, transformator adalah sebuah
alat yang digunakan untuk mentransformasikan tegangan listrik dari satu tingkat ke tingkat yang lain.
Kedua, hubungan antara tegangan masukan dan keluaran pada transformator dapat dijelaskan melalui
hukum induksi elektromagnetik Faraday dan hukum Lenz. Ketiga, efisiensi transformator dapat dihitung
dengan membandingkan daya keluaran dengan daya masukan. Keempat, praktikum ini memberikan
pemahaman yang lebih baik tentang aplikasi transformator dalam kehidupan sehari-hari, seperti pada
sistem distribusi listrik. Dengan demikian, praktikum transformator memberikan wawasan yang
berharga tentang prinsip dan aplikasi transformator dalam rekayasa listrik. Berdasarkan praktikum yang
telah kami lakukan maka terdapat beberapa saran yang dapat kami sampaikan diantara lain sebagai
berikut: a. Ingatkan mahasiswa untuk selalu memperhatikan keselamatan saat menggunakan alat – alat
di Labolatorium Sistem Penggerak Elektrik b. Berikan pemahaman tentang alat ukur termokopel,
termasuk prinsip kerjanya, jenis-jenis termokopel yang umum digunakan, dan aplikasi praktisnya dalam
pengukuran suhu pada sistem penggerak elektrik. Latih mahasiswa dalam penggunaan alat ini dengan
tepat dan aman. c. Diskusikan hasil pengukuran mereka dan bantu mereka untuk menginterpretasikan
hasil tersebut dalam konteks aplikasi dunia nyata. d. Selain itu, fasilitasi diskusi kelompok tentang
pengalaman mereka, kesulitan yang mereka hadapi, dan cara mengatasi masalah teknis yang mungkin
muncul selama praktikum. e. Lakukan evaluasi pemahaman mahasiswa melalui pertanyaan terbuka, atau
tugas refleksi setelah praktikum. Ini dapat membantu mengidentifikasi area-area di mana pemahaman
mereka kuat dan di mana mereka memerlukan peningkatan lebih lanjut
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Transformator merupakan komponen elektrik yang sangat penting dalam sistem listrik karena
mengubah tegangan voltase (volt) dan daya arus (ampere) antara dua atau lebih jaringan listrik
secara efisien. Latar belakang utama dari transformator terletak pada prinsip induksi
elektromagnetik yang diberikan oleh James Maxwell dalam teori elektromagnetisme.
Transformator terdiri dari magnet core yang terbuat dari material ferromagnetik seperti besi
silicon steel, yang digantung antara dua lapisan isolasi plastik atau keramik. Dalam
transformator, ada aliran arus yang disebabkan oleh fluktuasi medan magnetik yang diproduksi
oleh aliran arus primernya, yang akan memberikan arus sekunder dengan tegangan yang
berbeda
2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari praktikum ini sebagai berikut:
a. Apa saja jenis-jenis trafo yang umum digunakan dalam aplikasi listrik.
b. Bagaimana prinsip kerja trafo dalam mengubah tegangan listrik.
c. Apa yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan trafo untuk aplikasi tertentu.
d. Bagaimana prosedur pengujian karakteristik trafo untuk memastikan kinerja yang optimal.
3. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dari praktikum ini denga menggunakan alat yang tersedia di
laboratorium sistem penggerak, dan tidak mencakup penggunaan alat di luar lingkup
laboratorium atau pengujian di lapangan.
4. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini sebagai berikut:
a. Mengetahui jenis-jenis trafo.
b. Memahami prinsip kerja trafo.
c. Memahami cara pemilihan trafo.
d. Mengetahui dan mengerti bagaimana prosedur pengujian karakteristik trafo.
5. Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum ini untuk mengetahui jenis–jenis trafo umum digunakan dalam
aplikasi listrik, memahami prinsip kerja trafo dalam mengubah tegangan listrik,
mempertimbangkan hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan trafo untuk aplikasi
tertentu, dan menentukan prosedur pengujian karakteristik trafo untuk memastikan kinerja yang
optimal.
6. Sistematika Penulisan
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas mengenai Latar Belakang, Rumusan Masalah, Batasan Masalah,
Tujuan Manfaat, Dan Sistematika Penulisan.
BAB II REVIEW LITELATUR
Pada bab ini membahas mengenai Definisi Transformator, Prinsip Kerja Transformator, Jenis-
Jenis Transformator, Kegunaan Transformator, Dasar-Dasar Elektromagnet, Pemilihan Trafo,
dan Pembebanan Transformator.
BAB III PROSEDUR PRAKTIKUM
Pada bab ini berisikan Alat dan Bahan, dan Prosedur Praktikum.
BAB IV PENGOLAHAN DATA
Pada bab ini berisikan Tabel Hasil Pengujian , Persamaan yang digunakan , Grafik , Analisa
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
REVIEW LITELATUR
1. Definisi Transformator
Transformator, yang sering disingkat menjadi trafo, adalah perangkat listrik yang digunakan
untuk mengubah tegangan listrik dari satu level ke level yang lain tanpa mengubah frekuensi
sinyal AC. Definisi trafo ini didasarkan pada prinsip dasar induksi elektromagnetik yang
pertama kali ditemukan oleh Michael Faraday pada abad ke-19. Trafo merupakan salah satu
komponen kunci dalam sistem kelistrikan modern yang memungkinkan distribusi listrik yang
efisien dan aman di seluruh jaringan listrik.
Secara teknis, trafo terdiri dari dua atau lebih kumparan kawat yang diisolasi satu sama lain dan
terhubung melalui medan magnet. Kumparan pertama disebut sebagai kumparan primer,
sementara kumparan kedua disebut sebagai kumparan sekunder. Kumparan primer menerima
tegangan listrik dari sumber tegangan AC, sedangkan kumparan sekunder mengeluarkan
tegangan yang telah diubah. Perbandingan jumlah lilitan pada kumparan primer dan sekunder
menentukan perbandingan tegangan antara kedua kumparan tersebut. Misalnya, jika jumlah
lilitan pada kumparan primer lebih besar dari kumparan sekunder, trafo tersebut disebut sebagai
trafo step-down, di mana tegangan outputnya lebih rendah dari tegangan inputnya.[1]
Gambar 1 Trafo
Trafo memiliki dua jenis utama, yaitu trafo step-up dan trafo step-down. Trafo step-up
meningkatkan tegangan listrik dari level yang lebih rendah ke level yang lebih tinggi,
sedangkan trafo step-down menurunkan tegangan dari level yang lebih tinggi ke level yang
lebih rendah. Keduanya memiliki aplikasi yang berbeda tergantung pada kebutuhan sistem
listrik yang spesifik. Trafo juga dilengkapi dengan inti feromagnetik, yang berfungsi untuk
meningkatkan induksi magnetik dan meminimalkan kerugian energi akibat arus eddy. Arus
eddy adalah fenomena yang terjadi dalam material konduktif ketika mereka terkena perubahan
medan magnetik yang berubah secara terus-menerus, seperti pada transformator atau generator
listrik. Fenomena ini terjadi karena perubahan medan magnet yang cepat menghasilkan arus
listrik yang berputar atau berputar-putar di dalam material konduktif.
Selain itu, ada juga trafo isolasi, yang digunakan untuk mengisolasi dua bagian sirkuit listrik
dari satu sama lain. Trafo isolasi membantu melindungi peralatan elektronik dan pengguna dari
bahaya tegangan tinggi dan arus yang berlebihan, serta memungkinkan pengukuran yang tepat
dan presisi dalam rangkaian listrik. Trafo memiliki berbagai ukuran dan kapasitas, mulai dari
trafo kecil yang digunakan dalam perangkat elektronik hingga trafo besar yang digunakan
dalam pembangkit listrik. Kapasitas trafo dinyatakan dalam volt-ampere (VA) atau kilo-volt-
ampere (kVA), yang menunjukkan kemampuan trafo untuk menangani daya listrik tertentu.[1]
Dalam praktiknya, trafo sangat penting dalam distribusi listrik, seperti dalam transmisi listrik
jarak jauh, distribusi listrik di area permukiman, dan penggunaan industri. Kemampuannya
untuk mentransformasikan tegangan listrik dengan efisiensi tinggi menjadikannya komponen
yang sangat penting dalam infrastruktur listrik global.
2. Prinsip Kerja Transformator
Prinsip dasar kerja trafo adalah hukum induksi elektromagnetik Faraday, yang menyatakan
bahwa perubahan fluks magnetik melalui suatu kawat akan menginduksi tegangan pada kawat
tersebut. Ketika arus bolak-balik mengalir melalui kumparan primer trafo, ia menciptakan
medan magnet yang berubah-ubah di sekitar kumparan. Medan magnet ini kemudian
menginduksi arus listrik dalam kumparan sekunder sesuai dengan rasio jumlah lilitan antara
kumparan primer dan sekunder.[1]
Transformator terdiri atas dua buah kumparan (primer dan sekunder) yang bersifat induktif.
Kedua kumparan ini terpisah secara elektris namun berhubungan secara magnetis melalui jalur
yang memiliki reluktansi (reluctance) rendah. Apabila kumparan primer dihubungkan dengan
sumber tegangan bolak-balik maka fluks bolak-balik akan muncul di dalam inti yang
dilaminasi, karena kumparan tersebut membentuk jaringan tertutup maka mengalirlah arus
primer. Akibat adanya fluks di kumparan primer terjadi induksi (self induction) dan terjadi pula
induksi di kumparan primer atau disebut sebagai induksi bersama (mutual Induction) yang
menyebabkan timbulnya fluks magnet di kumparan sekunder, maka mengalirlah arus sekunder
jika rangkaian sekunder dibebani, sehingga energi listrik dapat ditransfer keseluruhan (secara
magnetisasi).
3. Jenis-Jenis Transformator
a. Step-Up
Transformator step-up adalah transformator yang memiliki lilitan sekunder lebih banyak
daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penaik tegangan. Transformator ini
biasa ditemui pada pembangkit tenaga listrik sebagai penaik tegangan yang dihasilkan
generator menjadi tegangan tinggi yang digunakan dalam transmisi jarak jauh.
Transformator step-up adalah jenis transformator yang meningkatkan tegangan listrik dari
level yang lebih rendah ke level yang lebih tinggi. Ini sering digunakan di pembangkit
listrik untuk meningkatkan tegangan sebelum diirimkan melalui jaringan transmisi untuk
mengurangi kerugian energi.[2]
Keuntungan utama dari penggunaan transformator step-up adalah efisiensi dalam
mentransfer energi listrik melalui jarak yang jauh dengan kerugian energi yang minimal.
Ini membuatnya menjadi komponen penting dalam infrastruktur listrik modern,
memungkinkan pembangkit listrik untuk mengirimkan daya listrik ke daerah yang jauh
dengan tegangan tinggi untuk mengurangi hilangnya energi dalam proses pengiriman.
Gambar 2 Step-Up
Kekurangan Transformator Step-Up mengubah tegangan dari level yang lebih rendah
menjadi level yang lebih tinggi. Tegangan tinggi ini dapat menjadi bahaya potensial jika
tidak ditangani dengan hati-hati, dan memerlukan peralatan isolasi dan penanganan yang
khusus.
Proses pengubahan tegangan oleh transformator menghasilkan beberapa kerugian energi
dalam bentuk panas. Transformator step-up cenderung memiliki kerugian energi yang lebih
tinggi daripada transformator step-down karena meningkatkan tegangan. Transformator
step-up umumnya lebih besar, lebih berat, dan lebih kompleks daripada transformator step-
down karena perlu mengatasi tegangan yang lebih tinggi. Hal ini dapat meningkatkan biaya
pembelian, instalasi, dan pemeliharaan transformator.
b. Step-Down
Transformator step-down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit daripada lilitan primer,
sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan. Transformator jenis ini sangat mudah
ditemui, terutama dalam adaptor AC-DC. Transformator step-down, sebaliknya,
menurunkan tegangan listrik dari level yang lebih tinggi ke level yang lebih rendah. Ini
sering digunakan di distribusi listrik untuk mengubah tegangan tinggi dari jaringan
transmisi menjadi tegangan rendah yang lebih aman dan sesuai untuk digunakan oleh
konsumen.[2]
Keuntungan utama dari transformator step-down adalah kemampuannya untuk
memberikan tegangan listrik yang sesuai dengan kebutuhan spesifik perangkat atau sistem
elektronik. Selain itu, penggunaan transformator step-down juga membantu mengurangi
risiko kecelakaan atau kerusakan peralatan karena tegangan yang lebih rendah pada sisi
sekunder.
Gambar 3 Step-Down
Namun, seperti halnya transformator step-up, transformator step-down juga memiliki
beberapa kelemahan, termasuk biaya dan kompleksitas yang lebih tinggi daripada
transformator dengan rasio lilitan yang seimbang. Selain itu, perawatan dan pemeliharaan
transformator step-down juga memerlukan perhatian khusus untuk memastikan kinerja
yang optimal dan keamanan sistem secara keseluruhan
c. Auto Transformator
Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu lilitan yang berlanjut secara listrik, dengan
sadapan tengah. Dalam transformator ini, sebagian lilitan primer juga merupakan lilitan
sekunder. Fasa arus dalam lilitan sekunder selalu berlawanan dengan arus primer, sehingga
untuk tarif daya yang sama lilitan sekunder bisa dibuat dengan kawat yang lebih tipis
dibandingkan transformator biasa. Keuntungan dari autotransformator adalah ukuran
fisiknya yang kecil dan kerugian yang lebih rendah daripada jenis dua lilitan. Tetapi
transformator jenis ini tidak dapat memberikan isolasi secara listrik antara lilitan primer
dengan lilitan sekunder.[2]
Prinsip kerja auto transformator mirip dengan transformator konvensional, di mana
tegangan induksi magnetik di sekitar lilitan menghasilkan arus listrik dalam kumparan dan
menghasilkan tegangan pada kumparan lainnya. Namun, karena hanya ada satu lilitan,
sebagian dari arus primer dialirkan langsung ke lilitan sekunder, tanpa transformasi
tegangan penuh. Ini memungkinkan auto transformator untuk menghasilkan tegangan
keluaran yang lebih rendah atau lebih tinggi daripada tegangan masukan, tergantung pada
rasio lilitan yang dipilih.
Kelebihan dari auto transformator adalah ukurannya yang lebih kecil, bobot yang lebih
ringan, dan biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan transformator konvensional
dengan kemampuan serupa. Hal ini membuatnya cocok untuk digunakan dalam aplikasi di
mana ukuran dan biaya merupakan faktor yang penting, seperti dalam sistem distribusi
listrik, kontrol kecepatan motor, dan aplikasi industri lainnya.
Gambar 4 Auto Transformator
Namun, perlu diperhatikan bahwa penggunaan auto transformator juga memiliki beberapa
kelemahan, termasuk kemungkinan adanya hubungan langsung antara sirkuit primer dan
sekunder, yang dapat menyebabkan risiko tegangan yang tidak diinginkan pada sisi
sekunder. Oleh karena itu, penggunaan auto transformator harus memperhatikan prosedur
keamanan yang ketat dan dilakukan oleh personel yang terlatih.
d. Auto Transformator Variabel
PROSEDUR PRAKTIKUM
2. Prosedur Praktikum
Adapun Prosedur dari praktikum ini sebagai berikut:
a. Siapkan semua alat ukur yang telah ada di meja terutama kelengkapannya,
b. Identifikasi semua alat ukur serta catat spesifikasinya,
c. Pastikan semua alat ukur berfungsi dengan baik,
d. Pelajari bagaimana menggunakan semua alat ukur yang disediakan.
e. Lakukan pengukuran listrik dari jala-jala listrik mulai dengan besaran tegangan, arus,
daya listrik, frekuensi dalam kondisi tanpa beban,
f. Lakukan pengukuran listrik dari jala-jala listrik mulai dengan besaran tegangan, arus,
daya listrik, frekuensi dalam kondisi dengan beban Motor listrik 3 (tiga) phasa,
g. Lakukan pengukuran yang sama untuk beban lampu bohlam 100 watt,
h. Lakukan pengukuran yang sama untuk beban lampu Neon 100 watt,
i. Lakukan pengukuran yang sama untuk beban lampu Neon 100 watt yang diparalelkan
dengan kapasitor 8,5 µF,
j. Lakukan pengukuran pemakaian listrik dengan kWh meter untuk beban lampu neon 100
W tanpa dengan kapasitor 8,5 µF.
BAB IV
PENGOLAHAN DATA
1. Table Hasil Pengujian
Table 1 Data Hasil Pengukuran Tanpa Beban
Input Output
No
Pengujian Δ
. V Δv I P ΔP V Δv I ΔI P ΔP
I
Digital
23 0. 1.3 1.0 21 0. 34
Termos
1 4 5 3 0 249 8 7 5 2 0.5 7 87
Charger 23 0. 0.5 0.9 22 0. 8.
2 laptop 4 5 3 0 99.22 6 0 5 0.2 0.05 35 8
Plastic 23 0. 0.6 0.9 22 0. 1.1 21
3 Welding 4 5 3 0 117.9 7 5 5 8 0.005 2 1
23 0. 1.5 1.1 21 0. 0.1 0.
Variasi
4 4 5 3 0 286.4 2 8 5 8 0.005 31 9
Analog
23 0. 1.3 1.0 22 0. 35
Termos
1 4 5 3 0 249 8 0 5 2 0.5 2 88
Charger 23 0. 0.5 0.9 22 0.
2 laptop 4 5 3 0 99.22 6 4 5 0.2 0.05 36 9
Plastic 23 0. 0.6 0.9 22 0. 1.1 21
3 Welding 4 5 3 0 117.9 7 4 5 8 0.005 1 1
23 0. 1.0 1.0 22 0. 0.1 0.
Variasi
4 4 5 9 0 204 3 3 5 8 0.005 32 9
Table 3 Data Hasil Pengukuran Dengan Beban
Rasio Kalkulasi
𝑑𝑎𝑦𝑎 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 𝑃2 % 𝑉𝑜𝑙𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑟𝑒𝑔𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖
No. 𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 = 𝑥 𝑥100%
Vi/Vo Ii/Io 𝑑𝑎𝑦𝑎 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝑃1 𝑉1 − 𝑉0
𝑥100%
𝑉0
Digital
1 1.078341014 0.665 72% 8%
2 1.063636364 2.65 282% 6%
3 1.04 0.534 56% 4%
4 1.073394495 8.5 912% 7%
Analog
1 1.063636364 0.665 71% 6%
2 1.044642857 2.65 277% 4%
3 1.044642857 0.534 56% 4%
4 1.049327354 6.056 635% 5%
b. Rasio Tegangan
𝑉𝑖
Rasio Tegangan = 𝑉0
Keterangan :
Vi = tegangan input
V0= tegangan output
c. Rasio Arus
𝐴𝑖
Rasio arus = 𝐴𝑜
Keterangan :
Ai=arus input
Ao=arus input
d. Input / output
2
ΔP = √√(𝑉 . 𝑐𝑜𝑠0 . 𝛥𝐼) + (𝐼 . 𝑐𝑜𝑠0 . 𝛥𝑉)2
Keterangan :
ΔP= Kteditakpastian Daya
V = tegangan
ΔI= ketidakpastian arus
ΔV= ketidakpastian tegangan
3. Analisa
a. Terdapat sedikit perbedaan antara tegangan input dengan tegangan output pada
pengujian tanpa beban.
b. Untuk pengujian dengan beban memiliki perbedaan yang cukup besar pada input
dan outputnya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Dalam praktikum transformator, kita dapat menyimpulkan beberapa hal penting.
Pertama, transformator adalah sebuah alat yang digunakan untuk mentransformasikan
tegangan listrik dari satu tingkat ke tingkat yang lain. Kedua, hubungan antara tegangan
masukan dan keluaran pada transformator dapat dijelaskan melalui hukum induksi
elektromagnetik Faraday dan hukum Lenz. Ketiga, efisiensi transformator dapat
dihitung dengan membandingkan daya keluaran dengan daya masukan. Keempat,
praktikum ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang aplikasi transformator
dalam kehidupan sehari-hari, seperti pada sistem distribusi listrik. Dengan demikian,
praktikum transformator memberikan wawasan yang berharga tentang prinsip dan
aplikasi transformator dalam rekayasa listrik.
2. Saran
Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan maka terdapat beberapa saran yang
dapat kami sampaikan diantara lain sebagai berikut:
a. Ingatkan mahasiswa untuk selalu memperhatikan keselamatan saat
menggunakan alat – alat di Labolatorium Sistem Penggerak Elektrik
b. Berikan pemahaman tentang alat ukur termokopel, termasuk prinsip kerjanya,
jenis-jenis termokopel yang umum digunakan, dan aplikasi praktisnya dalam
pengukuran suhu pada sistem penggerak elektrik. Latih mahasiswa dalam
penggunaan alat ini dengan tepat dan aman.
c. Diskusikan hasil pengukuran mereka dan bantu mereka untuk
menginterpretasikan hasil tersebut dalam konteks aplikasi dunia nyata.
d. Selain itu, fasilitasi diskusi kelompok tentang pengalaman mereka, kesulitan
yang mereka hadapi, dan cara mengatasi masalah teknis yang mungkin muncul
selama praktikum.
e. Lakukan evaluasi pemahaman mahasiswa melalui pertanyaan terbuka, atau
tugas refleksi setelah praktikum. Ini dapat membantu mengidentifikasi area-area
di mana pemahaman mereka kuat dan di mana mereka memerlukan peningkatan
lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA