Pengambilan Keputusan Dalam Memberikan Asuhan Keperawatan
Pengambilan Keputusan Dalam Memberikan Asuhan Keperawatan
KEPERAWATAN
Fransiska Finishia Putri Zalukhu
vinisiazal12@gmail.com
LATAR BELAKANG
Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakekat suatu
masalah dengan pengumpulan fakta-fakta dan data, menentukan alternatif yang matang untuk
mengambil suatu tindakan yang tepat. Pengambilan keputusan dalam penyelesaian masalah adalah
kemampuan mendasar bagi praktisi kesehatan, khususnya dalam asuhan keperawatan dan
kebidanan. Tidak hanya berpengaruh pada proses pengelolaan asuhan keperawatan dan kebidanan,
tetapi penting untuk meningkatkan kemampuan merencanakan perubahan. Perawat dan bidan pada
semua tingkatan posisi klinis harus memiliki kemampuan menyelesaikan masalah dan mengambil
keputusan yang efektif, baik sebagai pelaksana/staf maupun sebagai pemimpin. Penyelesaian
masalah dan pengambilan keputusan bukan merupakan bentuk sinonim. Pemecahan masalah dan
proses pengambilan keputusan membutuhkan pemikiran kritis dan analisis yang dapat ditingkatkan
dalam praktek. Pengambilan keputusan merupakan upaya pencapaian tujuan dengan menggunakan
proses yang sistematis dalam memilih alternatif. Tidak semua pengambilan keputusan dimulai
dengan situasi masalah. Pemecahan masalah termasuk dalam langkah proses pengambilan
keputusan, yang difokuskan untuk mencoba memecahkan masalah secepatnya. Masalah dapat
digambarkan sebagai kesenjangan diantara “apa yang ada dan apa yang seharusnya ada”.
Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang efektif diprediksi bahwa individu harus
memiliki kemampuan berfikir kritis dan mengembangkan dirinya dengan adanya bimbingan dan
role model di lingkungan kerjanya.
Hubungan perawat klien adalah dasar dari praktik keperawatan yang berfokus pada pasien
(patient centered care). Keterlibatan pasien merupakan inti dari proses keperawatan, sehingga
partisipasi pasien dalam proses keperawatan menjadi penting dalam penentuan kualitas dan
efektifitas dalam pelayanan asuhan keperawatan. Membina hubungan ini didasarkan pada hubungan
yang percaya, menghormati dan hubungan profesianal dengan mengedepankan nilai etik dan
disiplin profesi. Selama praktek, profesional keperawatan menghadapi sejumlah situasi yang
berbeda melibatkan klien dan pemenuhannya yang berbeda pula. Proses pengambilan keputusan
klinis merupakan komponen penting dalam proses keperawatan (Diana Catarina, 2009), sehingga
dibutuhkan kemampuan perawatan karena Keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang
dimilikiperawat dapat menghambat perawat dalam mengambil keputusan mengenai perawatan yang
akan diberikan kepada klien yang akan berakibat fatal terhadap klien (Kozier et al, 2010). Penilaian
dan keputusan klinis sangat dibutuhkan untuk mendapatkan kualitas pelayanan yang optimal.
Pemberian asuhan keperawatan harus berdasarkan nilai-nilai dan etika yang dianut oleh klien dan
nilai-nilai profesional asuhan keperawatan. Mengkombinasikan nilai profesional, etik dan nilai yang
di anut klien akan meningkatkan pelayanan, identifikasi kebutuhan dan masalah keperawatan lebih
sistematis sehingga meningkatkan pemahaman klien dalam pengambilan keputusan asuhannya
(Doheni. 1992, Potter. 2005, Jan florin. 2007).
METODE
HASIL
Perawat mungkin selalu tahu bahwa keputusan mereka memiliki implikasi penting bagi hasil
akhir pasien. Namun, mereka semakin berperan sebagai pengambil keputusan aktif dalam
perawatan kesehatan oleh pembuat kebijakan dan anggota lain dari tim perawatan kesehatan. Selain
itu, perawat diharapkan untuk mengakses, menilai, dan memasukkan bukti penelitian ke dalam
penilaian profesional dan pengambilan keputusan klinis mereka. Seorang perawat yang memiliki
kemampuan berpikir kritis yang baik akan menunjukkan sikap keberanian, intelektual, berpikir
tebuka, berpikir analisis, fleksibel, percaya diri, rasa ingin tau dan pemikiran mendalam serta
mudah mengambil keputusan sesuai dengan prosedur yang ada dimana dimulai dari pengkajian
sampai dengan evaluasi keperawatan. Dalam menjalankan tugasnya, perawat tentu akan dihadapkan
padasuatu kondisi dimana perawat tersebut akan memutuskan tentang kondisikesehatan klien atau
pasien yang ia tangani. Kondisi kesehatan pasien yaituterdiri dari pasien yang sehat dengan pasien
yang sakit. Pemikiran kritisakan sangat dibutuhkan karena menentukan skala kondisi kesehatan
pasiententu bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan.Mengambil keputusan secara tergesa-gesa
ataupun tidak tepat akanmempengaruhi kualitas serta kuantitas pelayanan kesehatan pasien.
Apabilasang perawat tidak berhati-hati. Terdapat kemungkinan pasien akan menerima perawatan
yang tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan.
PEMBAHASAN
Menurut Azwar (2009) suatu pelayanan kesehatan harus memiliki persyaratan pokok yang
memberi pengaruh kepada masyarakat dalam menentukan pilihannya terhadap penggunanaan jasa
pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang baik adalah pelayanan kesehatan yang dapat
dijangkau, mudah dicapai, tersedia di masyarakat, bermutu serta berkesinambungan. Pelayanan juga
harus bersifat wajar dan dapat diterima oleh masyarakat. Pernyataan tersebut sependapat dengan
Anderson dkk (2007) yang menyatakan bahwa ada 7 karakteristik penyedia layanan kesehatan yang
diinginkan masyarakat. Ketujuh karakteristik pelayanan tersebut adalah akses, komunikasi,
karakter, kualitas proses pelayanan, kesinambungan pelayanan, sarana fisik dan staf pendukung
pelayanan. Pengambilan keputusan adalah suatu proses penilaian dan pemilihan dari berbagai
alternatif sesuai dengan kepentingan-kepentingan tertentu dengan menetapkan suatu pilihan yang
dianggap paling menguntungkan (Machfoedz, 2005). Menurut Kotler & Keller (2007) keputusan
pembelian merupakan sebuah tahapan konsumen secara aktual mengambil keputusan pembelian.
Konsumen mungkin juga membentuk maksud untuk membeli merek yang disukai. Proses
keputusan pembelian itu sendiri tergantung dengan persepsi masing-masing konsumen. Keputusan
membeli terjadi melalui proses perilaku yang terdiri dari pengenalan masalah, mencari informasi,
evaluasi terhadap alternative dan hasil atau perilaku setelah membeli.
Kemampuan para perawat dalam kondisi-kondisi kritis ketika menangani pasien tentu tidak
lepas dari latar belakang pendidikan yang pernah ditempuh serta pengalaman yang pernah dijalani.
Termasuk di sini adalah kemampuan perawat dalam mengambil keputusan saat gawat darurat.
Bagaimana proses pengambilan keputusan para perawat selama ini dan langkah-langkah yang
dilakukan untuk mengambil keputusan ditinjau dari sisi psikologi menjadi ketertarikan penulis dan
menjadi pertanyaan utama dari penelitian ini. Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan tersebut, penulis
melakukan penelitian dengan judul “Pola Perilaku Keputusan Perawat dan Tenaga Paramedis dalam
Kondisi Gawat Darurat”. Nigro (dalam Ridho, 2003) mengemukakan bahwa A-qarar (decision) atau
keputusan ialah pilihan sadar dan teliti terhadap suatu alternatif yang memungkinkan dalam suatu
posisi tertentu untuk merealisasikan tujuan yang diharapkan. Ada lima hal yang perrlu diperhatikan
dalam pengambilan keputusan:
PENUTUP
Berdasarkan penelurusan literatur yang telah dilakukan maka didapatkan bahwa berpikir
kritis sangatlah penting dalam proses pengambilan keputusan dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada klien. Pengambilan keputusan adalah suatu proses penilaian dan pemilihan dari
berbagai alternatif sesuai dengan kepentingan-kepentingan tertentu dengan menetapkan suatu
pilihan yang dianggap paling menguntungkan. Para perawat mengambil keputusan menggunakan
metode pengambilan keputusan yang berdasarkan pada empat hal yaitu; (1) berdasar pengalaman,
(2) berdasarkan standar/prosedur tetap yang sudah ada, (3) berdasarkan pendidikan/teori yang
dimiliki, dan (4) berdasarkan pertimbangan orang yang lebih ahli. Lima dari sepuluh subjek
penelitian cenderung menggunakan pertimbangan ahli/dokter ketika memutuskan tindakan. Para
perawat mengambil keputusan dengan gaya pengambilan keputusan tipe decisive dan tipe fleksible
sesuai dengan bidang pelayanan jasa khususnya pelayanan di unit kegawatdaruratan dan model
bekerja secara tim.
DAFTAR PUSTAKA
Budiono & Pertami, S. B. (2016). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Bumi Medika
Deniati, dkk. (2018). Pengaruh Berfikir Kritis Terhadap Kemampuan Perawat Pelaksana Dalam
Melakukan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Hermina Bekasi Tahun 2016. Jurnal
Kesehatan Holistik, 12(1), 21-24
Eduardo, E. A., Peres, A. M., Almeida, M. L., Roglio,K. D., and Bernardino, E. (2015). Analysis
of the decision-making process of nurse managers: a collective reflection. Rev Bras Enferm.
68(4):582-8
Haryanto, A. (2014). Hubungan Berfikir Kritis dan Waktu Tanggap Perawat dengan Kualitas
Asuhan Keperawatan di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Islam Surabaya. Jurnal
Sebelas Maret
Heni. (2017). Berfikir Kritis Dalam Proses Keperawatan. Jurnal Keperawatan, 3(1), 26-29
Mirsaidi,G., Lakdizaji, S., and Ghojazadeh, S. (2012). How Nurses Participate in Clinical Decision-
Making Process. Journal of Applied Environmental and Biological Sciences. 2 (12). 620-
624
Nibbelink, C.W. and Brewer, B.B. (2019). Decision-Making in Nursing Practice: An Integrative
Literature Review. US National Library of Medicine National Intitute of Health.
Sudono DS, B., Setya A, D., dan Atiningtyas H, R. (2017). Gambaran Kemampuan Berpikir Kritis
Perawat Primer Dalam Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit Islam Surakarta.
Jurnal Ilmu Keperawatan Indoensia. 10(1).