Proposal Sentralisasi Obat Dan Penerimaan Pasien Baru
Proposal Sentralisasi Obat Dan Penerimaan Pasien Baru
OLEH:
KELOMPOK III
Mengetahui
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-Nya maka kami
kelompok manajemen Ruang Dahlia Profesi STIKes Surya Mitra Husada Kediri
Ners ini dapat menyelesaikan laporan praktek profesi manajemen keperawatan di
ruang Dahlia RSUD Dr. Iskak Tulungagung. Laporan ini merupakan salah satu
syarat dalam kegiatan praktek manajemen keperawatan mahasiswa Profesi Ners
Stikes Surya Mitra Husada Kediri.
Melalui kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu terlaksananya praktek klinik manajemen keperawatan
sehingga dapat berjalan dengan lancar.
Ucapan terima kasih kami kepada :
1. Direktur RSUD Dr. Iskak Tulungagung yang telah memberikan kesempatan
kepada kami untuk melaksanakan praktek klinik manajemen keperawatan di
ruang Dahlia.
2. Agusta Dian Ellina, S.Kep.Ns, M.Kep. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Ners Stikes Surya Mitra Husada Kediri yang telah memberikan kesempatan
kepada kami untuk mengikuti program profesi keperawatan.
3. Sobo Wantoro,, S.Kep.Ns selaku Kepala ruangan Dahlia bersama staf, yang
telah memberikan bimbingan dan pengalaman kliniknya kepada mahasiswa.
4. Wiwit, S.Kep.Ns, selaku Pembimbing Klinik yang telah memberikan
bimbingan kepada kami.
5. Aprin Rusmawati S.Kep.Ns.,M.Kep selaku Pembimbing Akademik yang telah
memberikan bimbingan kepada kami.
6. Rekan - rekan kelompok manajemen ruang Dahlia atas kekompakan dan
kerjasama selama praktek manajemen.
7. Semua pihak yang telah memberikan sumbang saran.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi ruangan dan pembaca.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sentralisasi Obat
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang
akan diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh
perawat ( Nursalam, 2007 )
B. Tujuan Pengelolaan Obat
Tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan obat secara bijaksana
dan menghindari pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan keperawatan pasien
dapat terpenuhi. Hal-hal berikut ini adalah beberapa alasan yang paling sering
mengapa obat perlu disentralisasi.
1. Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien.
2. Menggunakan obat yang mahal dan bermerk, padahal obat standart yang
lebih murah dengan mutu yang terjamin memiliki efektifitas dan
keamanan yang sama.
3. Meresepkan obat sebelum diagnosis pasti dibuat “ hanya untuk mencoba “.
4. Menggunakan dosis yang lebih besar dari pada yang diperlukan
5. Memberikan obat kepada pasien yang tidak mempercayainya, dan yang
akan membuang atau lupa untuk minum.
6. Memesan obat lebih daripada yang dibutuhkan, sehingga banyak yang
tersisa sesudah batas kadaluarsa.
7. Tidak menyediakan lemari es, sehingga vaksin dan obat menjadi tidak
aktif.
8. Meletakkan obat ditempat yang lembab, terkena cahaya atau panas.
9. Mengeluarkan obat ( dari tempat penyimpanan) terlalu banyak pada suatu
waktu sehingga dipakai berlebihan atau dicuri ( Mc Mahon, 2007 )
C. Teknik Pengelolaan Oabat ( Sentralisasi )
Pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat.
1. Penangguang jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang secara
operasional dapat didelegasikan kepada staf yang ditunjuk.
2. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat
3. Penerimaan obat.
a. Obat yang telah diserapkan ditunjukan kepada perawat dan obat yang
telah diambil oleh keluarga diserahkan kepada perawat dengan
menerima lembar terima obat
b. Perawat menuliskan nama pasien, regestrasi, jenis obat, jumlah dan
sediaan ( bila perlu ) dalam kartu kontrol, dan diketahui ( ditanda
tangani ) oleh keluarga atau pasien dalam buku masuk obat. Keluarga
atau pasien selanjutnya mendapatkan penjelasan kapan atau bilamana
obat tersebut akan habis, serta penjelasan tentang 5T ( jenis, dosis,
waktu, pasien, dan cara pemberian).
c. Pasien atau keluarga selanjutnya mendapatkan salinan obat yang
harus diminum beserta kartu sediaan obat.
d. Obat yang telah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat dalam
kontak obat ( Nusalam 2007 )
4. Pembagian obat
a. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar
pemberian obat.
b. Obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh perawat
dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar
pemberian obat: dengan terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi
diinstruksi dokter dan kartu obat yang ada pada pasien.
c. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat,
kegunaan obat, jumlah obat, dan efek samping, usahakan tempat atau
wadah obat kembali keperawat setelah obat dikonsumsi, pantau efek
samping pada pasien.
d. Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap pagi oleh kepala
ruangan atau petugas yang ditunjuk dan didokumentasikan dalam
buku masuk obat. Obat – obatan yang hampir habis akan
diinformasikan kepada keluarga dan kemudian dimintakan resep ( jika
masih perlu dilanjutkan ) kepada dokter penanggung jawab pasien
( Nurussalam, 2007 )
5. Penambahan obat
a. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau
perubahan alur pemberian obat, maka informasi ini akan dimasukan
dalam buku masuk obat sekaligus dilakukan perubahan dalam kartu
sedian obat.
b. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin ( sewaktu saja ) maka
dokumentasi hanya dilakukan pada buku masuk obat dan selanjutnya
diinformasikan kepada keluarga dengan kartu khusus obat
( Nursalam, 2007 )
6. Obat Khusus
a. Obat dikategorikan khusus apabila sediaan memiliki harga yang
cukup mahal, menggunakan alur pemberian yang cukup sulit,
memiliki efek samping yang cukup besar atau hanya diberikan dalam
waktu tertentu / sewaktu saja.
b. Pemberian obat khusus dilakukan menggunkan kartu khusus obat,
dilaksanakan oleh perawat primer.
c. Informasi yang diberikan kepada pasien atau keluarga: nama obat,
kegunaan obat, waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab
pemberian, dan wadah obat sebaiknya diserahkan atau ditunjukan
kepada keluarga setelah pemberian,. Usahakan terdapat saksi dari
keluarga saat pemberian obat ( Nursalam, 2007)
Seorang manajer keperawatan kesehatan dapat mendidik staf
mengenai obat dengan cara – cara berikut ini:
1. Membuat catatan mengenai obat – obatan yang sering dipakai,
jelaskan penggunaan dan efek samping, kemudian berikan
salinan kepada semua staf:
2. Tuliskan dosis yang tepat obat-obatan yang sering digunakan
dan gantungkan didinding :
3. Berikan kepada semua staf mengenai harga bermacam-macam
obat;
4. Aturlah program diskusi dan bahaslah mengenai satu jenis obat
setiap minggu pada waktu pertemuan staf:
5. Sediakan satu atau lebih eksemplar buku farmakologi sederhana
diperpustakaan ( Mc Mahon, 2011 )
6. Menyimpan persediaan obat
a. Memeriksa ulang atas kebenaran obat dan jenis obat, jumlah
obat dan menulis etiket dan alamat pesien. Penyimpanan
stok (persediaan) yang teratur dengan baik merupakan
bagaian penting dari manajemen obat. Obat yang diterima
dicatat dalam buku besar persediaan atau dalam kartu
persedian.
b. System kartu persediaan
Sebuah kartu persediaan (kartu stok) kadang-kadang
digunakan untuk menggantikan buku besar persediaan, kartu
ini berfungsi seperti buku besar persediaan, yakni neraca
diseimbangkan dengan menambahkan barang yang diterima
dan mengurangi dengan jumlah barang yang dikeluarkan
dalam buku besar persediaan, masing – masing barang
ditempatkan pada halaman yang terpisah. Tetapi dalam
system kartu persediaan, masing – masing barang dituliskan
dalam kartu yang terpisah.
c. Lemari obat
Periksa keamanan mekanisme kunci dan penerangan lemari
obat serta lemari pendingin. Periksa persediaan obvat,
pemisahan antara obat untuk penggunaan oral (untuk
diminum) dan obat luar.
D. Peran
1. Kepala Ruangan
a. Memberikan perlindungan pada pasien terhadap tindakan malpraktek.
b. Memotivasi klien untuk mematuhi program terapi.
c. Menilai kepatuhan klien terhadap program terapi.
2. Katim
a. Menjelaskan tujuan dilaksanakannya sentralisasi obat.
b. Menjelaskan manfaat dilaksanakannya sentralisasi obat.
c. Melakukan tindakan kolaborasi dalam pelaksanaan program terapi.
3. Anggota Tim
Melakukan pencatatan dan kontrol terhadap pemakaian obat selama klien
dirawat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
1. Pelaksanaan ecara efektif dan efisien
2. Dilakukan oleh kepala ruangan atau perawat primer dan atau perawat
asosiate yang telah diberi wewenang atau delegasi.
3. Saat pelaksanaan tetap menjaga privasi pasien.
4. Ajak pasien komunikasi yang baik dan beri sentuhan terapeutik.
3.11 Evaluasi
1. Struktur (input)
Pelaksanaan penerimaan pasien baru dan sentralisasi obat dilaksanakan
di ruang Dahlia RSUD Dr. Iskak Tulungagung
Persiapan dilakukan 1 minggu sebelum pelaksanaan.
2. Proses
3. Hasil
BAB IV
PENUTUP
Penerimaan pasien baru dilakukan oleh perawat ketika ada klien atau
pasien yang baru datang dari rumah sakit, baik rujukan dari rumah maupun dari
rumah sakit atau puskesmas sebelumnya yang menjadi tempat berobat. Selain itu,
bahwa penerimaan pasien baru termasuk bagian utama dari proses keperawatan
sebab sebelum melakukan pemeriksaan awal. Perawat terlebih dahulu mengetahui
identitas pasien yang diperoleh ketika perawat menerima pasien baru, baik
rujukan dari rumah aupun rujukan dari lembaga kesehatan sebelumnya seperti
rumah sakit atau puskesmas.
LAMPIRAN
LEMBAR PENERIMAAN PASIEN BARU
1. Perkenalan diri
2. Perkenalan perawat yang bertanggung jawab :
a. Kepala ruangan.
b. Perawat primer
c. Perawat pelaksana.
3. Penjelasan tentang penyakit yang diderita, terapi yang akan diberikan dan
persiapannya, hal- hal yang diperbolehkan dan tidak bagi pasien.
4. Perkenalkan dokter dan tenaga non keperawatan yang bertanggung jawab
(administrasi, ahli gizi, dll).
5. Penjelasan tentang aturan rumah sakit
a. Fasilitas.
b. Jam kunjung
c. Penunggu klien.
1. Penunggu adalah keluarga terdekat klien.
2. Masing- masing klien boleh ditunggu 1 penunggu.
3. Setiap penunggu akan mendapatkan kartu penunggu klien.
d. Waktu makan
e. Tata cara pembayaran jasa rumah sakit.
f. Penjelasan akan sistem sentralisasi obat.
6. Perkenalan ruangan / lingkungan.
a. Dapur
b. Kamar mandi
c. Ruang dokter
d. Ruang perawat
e. Depo farmasi
7. Anjurkan untuk tidak membawa barang berharga.
8. Perkenalkan klien baru dengan klien yang sekamar ( bila ada).
9. Menanyakan kembali tentang kejelasan informasi yang telah
disampaikan.
*Keterangan : isi dengan ” v” jika sudah dilakukan
( ) ( )
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Untuk : ( ) Diri Sendiri ( ) Istri ( ) Suami
Kediri,............................2016
( ) ( )
Saksi 1 : ..............(..................)
Saksi 2 : ..............(..................)
D. Catatan khusus
Dari perawat............oleh perawat.......... sebagai perawat primer di Ruang
Dahlia.
...........,...............
Perawat Asal Ruangan PP Ruang Dahlia
( ) ( )
Surat Persetujuan
Dilakukan Sentralisasi Obat
Nama :
Umur :
Alamat :
Menyatakan setuju/ tidak setuju untuk dilakukan sentralisasi obat terhadap diri
saya sendiri/istri/suami/anak/ayah/ibu saya, dengan:
Nama :
Umur : Tahun Jenis Kelamin : Laki-Laki / Perempuan
Alamat :
Ruang :
No. RM :
.................,................
Saksi-sakisi
1. .......................
(nama terang)
2. .......................
(nama terang)