Anda di halaman 1dari 29

PROPOSAL

SENTRALISASI OBAT DAN PENERIMAAN PASIEN BARU


DI RUANG DAHLIA RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG

OLEH:
KELOMPOK III

1. Muhamad Wahyu Mahardyka, S.Kep


2. Choirimma Permatasari S.Kep
3. Kinanthi Ratri Arimambi S.Kep
4. Ikko Ambar Noviana S.Kep
5. Tutik Setyawati S.Kep
6. Siska Fatima Fallo S.Kep
7. Kadri S.Kep
8. Emillia Sabu Kellen S.Kep
9. Hironimus Usatnesi S.Kep
PROGRAM PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
SURYA MITRA HUSADA KEDIRI
2018
LEMBAR PENGESAHAN

Tulungagung, Maret 2018

Ketua Kelompok Penanggung Jawab

M. Wahyu Mahardyka S.Kep Choirimma Permata Sari S.Kep

Mengetahui

Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik

Wiwit S.Kep., Ns Aprin Rusmawati S.Kep., Ns., M.Kep


KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-Nya maka kami
kelompok manajemen Ruang Dahlia Profesi STIKes Surya Mitra Husada Kediri
Ners ini dapat menyelesaikan laporan praktek profesi manajemen keperawatan di
ruang Dahlia RSUD Dr. Iskak Tulungagung. Laporan ini merupakan salah satu
syarat dalam kegiatan praktek manajemen keperawatan mahasiswa Profesi Ners
Stikes Surya Mitra Husada Kediri.
Melalui kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu terlaksananya praktek klinik manajemen keperawatan
sehingga dapat berjalan dengan lancar.
Ucapan terima kasih kami kepada :
1. Direktur RSUD Dr. Iskak Tulungagung yang telah memberikan kesempatan
kepada kami untuk melaksanakan praktek klinik manajemen keperawatan di
ruang Dahlia.
2. Agusta Dian Ellina, S.Kep.Ns, M.Kep. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Ners Stikes Surya Mitra Husada Kediri yang telah memberikan kesempatan
kepada kami untuk mengikuti program profesi keperawatan.
3. Sobo Wantoro,, S.Kep.Ns selaku Kepala ruangan Dahlia bersama staf, yang
telah memberikan bimbingan dan pengalaman kliniknya kepada mahasiswa.
4. Wiwit, S.Kep.Ns, selaku Pembimbing Klinik yang telah memberikan
bimbingan kepada kami.
5. Aprin Rusmawati S.Kep.Ns.,M.Kep selaku Pembimbing Akademik yang telah
memberikan bimbingan kepada kami.
6. Rekan - rekan kelompok manajemen ruang Dahlia atas kekompakan dan
kerjasama selama praktek manajemen.
7. Semua pihak yang telah memberikan sumbang saran.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi ruangan dan pembaca.

Tulungagung, 23 Maret 2018

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan yang


prima dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus segera direspon oleh
perawat. Respon yang ada harus bersifat kondusif dengan mempelajari
langkah-langkah konkrit dalam pelaksanaannya (Nursalam, 2011). Salah
satunya adalah dalam pengelolaan obat pasien dan penerimaan pasien baru.
Teknik pengelolaan obat secara sentralisasi merupakan pengelolaan obat
dimana seluruh obat yang akan diberikan pada pasien diserahkan sepenuhnya
kepada perawat. Dalam penerapan masalah penerimaan pasien barupun sudah
dilakukan di ruang Dahlia RSUD Dr.Iskak Tulungagung, namun belum
optimal.
Perawat sebagai pemberi pelayanan kesehatan yang pertama kali
dengan bertemu klien dan harus memberi kepastian pada klien bahwa suatu
pendekatan perawatan yang terorganisasi akan dimulai secepatnya,
penerimaan pasien baru termasuk bagian utama dari proses keperawatan
sebab sebelum melakukan tindakan medis selanjutnya, perawat harus terlebih
dahulu mengetahui identitas pasien yang di peroleh ketika perawat menerima
pasien baru tersebut,baik rujukan dari rumah maupun rujukan dari tempat lain
misalnya rumah sakit atau puskesmas. Selain itu, dalam pelaksanaan tim
medis terutama saat penerimaan pasien baru harus memiliki komponen serta
pelaksanaan prosedur yang tepat agar kualitas manajemen rumah sakit
terlaksana dengan baik. Penerimaan pasien baru merupakan salah satu bentuk
pelayanan kesehatan yang komprehensif melibatkan klien dan keluarga,
dimana sangat mempengaruhi mutu kualitas pelayanan. Pemenuhan tingkat
kepuasan pasien dapat dimulai dengan adanya suatu upaya perencanaan
tentang kebutuhan asuuhan keperawatan sejak masuk sampai pasien pulang.
Penerimaan pasien baru yang belum dilakukan sesuai standar maka besar
kemungkinan akan menurunkan mutu suatu kualitas pelayanan yang pada
akhirnya dapat menurnkan tingkt kepercayaan pasien terhadap pelayanan
suatu rumah sakit.
Sentralisasi obat diharapkan dapat diberikan secara tepat pasien, tepat
waktu, tepat dosis, tepat cara pemberian sehingga akan memperpendek waktu
pengelolaan dan mempercepat penyembuhan pasien. Sentralisasi obat di
ruang rawat inap dilaksanakan pada obat injeksi dan obat oral yang disimpan
oleh petugas ditempat khusus di ruang perawat dan diberikan menurut jadwal
pemberian, sedangkan obat syrup diberikan kepada pasien/keluarganya dan
perawat hanya memberitahukan cara pemberiannya. Resep dari dokter
diberikan keluarga pasien untuk dibelikan di apotek, setelah mendapatkan
obatnya diserahkan ke perawat untuk dicatat pada buku penerimaan obat.
Karena hal tersebut diatas, kami berencana akan mensosialisasikan dan
melaksanakan sentralisasi obat yang mencakup obat injeksi maupun oral
karena pengelolaan sentralisasi yang optimal merupakan salah satu usaha
untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
Penggunaan obat yang tidak tepat dapat menimbulkan berbagai kerugian
pada pasien. Resistensi tubuh terhadap obat dan resiko resistensi kuman
penyakit dapat terjadi jika konsumsi obat oleh penderita tidak terkontrol
dengan baik. Kerugian lain yang bisa terjadi adalah terjadinya kerusakan
organ tubuh atau timbulnya efek samping obat yang tidak diharapkan. Selain
itu penggunaan obat yang tidak tepat dapat menimbulkan kerugian pasien
secara ekonomi. Oleh karena itu diperlukan suatu cara yang sistematis
sehingga penggunaan obat benar-benar dapat dikontrol oleh perawat dan
pasien/keluarga serta resiko kerugian baik secara material maupun non
material dapat dihindari, pada akhirnya kepercayaan pasien terhadap perawat
juga semakin meningkat. Selain itu, dalam hal prosedur penerimaan pasien
baru salah satu strategi untuk mengoptimalkan peran dang fungsi perawat
dalam tatanan pelayanan keperawatan adalah dengan melakukan proses
penerimaan pasien baru sesuai standard. Dengan harapan adanya factor
pengelolaan yang optimal mampu menjadi wahana bagi peningkatan
keefektifan pelayanan keperawatan sekaligus lebih menjamin kepuasan klien
terhadap pelayanan keperawatan.
Berdasarkan hal tersebut, kami menyusun proposal ini untuk mengetahui
tentang bagaimana manajemen sentralisasi obat yang benar dan manajemen
penerimaan pasien baru secara langsung di ruang Dahlia agar kami sebagai
calon perawat professional dapat melaksanakan dan mengaplikasikan
manajemen dengan baik.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
1) Mengaplikasikan peran Perawat Primer dalam pengelolaan sentralisasi
obat dan mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisasi obat.
2) Setelah dilakukan penerimaan pasien baru diharapkan pasien baru di
Ruang IRNA Dahlia mampu melakukan adaptasi ruangan dengan
lebih baik, sehingga tingkat kecemasan pasein dapat berkurang.
2. Tujuan Khusus
Sentralisasi obat :
1) Mengelola obat pasien : pemberian obat secara tepat dan benar sesuai
dengn prinsip 6T+1W dan mendokumenttasikan hasil pengelolaan.
2) Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman Perawat dan Perawat
Associate dalam penerapan prinsip 6T+1W.
3) Meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga atas asuhan keperawatan
yang diberikan.
4) Meningkatkan kepercayaan pasien dan keluarga atas asuhan
keperawatan yang diberikan.
5) Meningkatkan kepatuhan pasien terhadap program terapi.
Penerimaan Pasien Baru :
1) Menerima dan menyambut kedatangan pasien dengan hangat dan
terapeutik
2) Menjelaskan tentang orientasi ruangan
3) Menjelaskan tentang perawatan (termasuk sentralisasi obat)
4) Menjelaskan tentang medis (dokter yang menangani dan jadwal
kunjungan)
5) Menjelaskan tentang tata tertib ruangan
6) Melakukan/melengkapi pengkajian pasien baru.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sentralisasi Obat
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang
akan diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh
perawat ( Nursalam, 2007 )
B. Tujuan Pengelolaan Obat
Tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan obat secara bijaksana
dan menghindari pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan keperawatan pasien
dapat terpenuhi. Hal-hal berikut ini adalah beberapa alasan yang paling sering
mengapa obat perlu disentralisasi.
1. Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien.
2. Menggunakan obat yang mahal dan bermerk, padahal obat standart yang
lebih murah dengan mutu yang terjamin memiliki efektifitas dan
keamanan yang sama.
3. Meresepkan obat sebelum diagnosis pasti dibuat “ hanya untuk mencoba “.
4. Menggunakan dosis yang lebih besar dari pada yang diperlukan
5. Memberikan obat kepada pasien yang tidak mempercayainya, dan yang
akan membuang atau lupa untuk minum.
6. Memesan obat lebih daripada yang dibutuhkan, sehingga banyak yang
tersisa sesudah batas kadaluarsa.
7. Tidak menyediakan lemari es, sehingga vaksin dan obat menjadi tidak
aktif.
8. Meletakkan obat ditempat yang lembab, terkena cahaya atau panas.
9. Mengeluarkan obat ( dari tempat penyimpanan) terlalu banyak pada suatu
waktu sehingga dipakai berlebihan atau dicuri ( Mc Mahon, 2007 )
C. Teknik Pengelolaan Oabat ( Sentralisasi )
Pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat.
1. Penangguang jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang secara
operasional dapat didelegasikan kepada staf yang ditunjuk.
2. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat
3. Penerimaan obat.
a. Obat yang telah diserapkan ditunjukan kepada perawat dan obat yang
telah diambil oleh keluarga diserahkan kepada perawat dengan
menerima lembar terima obat
b. Perawat menuliskan nama pasien, regestrasi, jenis obat, jumlah dan
sediaan ( bila perlu ) dalam kartu kontrol, dan diketahui ( ditanda
tangani ) oleh keluarga atau pasien dalam buku masuk obat. Keluarga
atau pasien selanjutnya mendapatkan penjelasan kapan atau bilamana
obat tersebut akan habis, serta penjelasan tentang 5T ( jenis, dosis,
waktu, pasien, dan cara pemberian).
c. Pasien atau keluarga selanjutnya mendapatkan salinan obat yang
harus diminum beserta kartu sediaan obat.
d. Obat yang telah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat dalam
kontak obat ( Nusalam 2007 )
4. Pembagian obat
a. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar
pemberian obat.
b. Obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh perawat
dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar
pemberian obat: dengan terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi
diinstruksi dokter dan kartu obat yang ada pada pasien.
c. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat,
kegunaan obat, jumlah obat, dan efek samping, usahakan tempat atau
wadah obat kembali keperawat setelah obat dikonsumsi, pantau efek
samping pada pasien.
d. Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap pagi oleh kepala
ruangan atau petugas yang ditunjuk dan didokumentasikan dalam
buku masuk obat. Obat – obatan yang hampir habis akan
diinformasikan kepada keluarga dan kemudian dimintakan resep ( jika
masih perlu dilanjutkan ) kepada dokter penanggung jawab pasien
( Nurussalam, 2007 )
5. Penambahan obat
a. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau
perubahan alur pemberian obat, maka informasi ini akan dimasukan
dalam buku masuk obat sekaligus dilakukan perubahan dalam kartu
sedian obat.
b. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin ( sewaktu saja ) maka
dokumentasi hanya dilakukan pada buku masuk obat dan selanjutnya
diinformasikan kepada keluarga dengan kartu khusus obat
( Nursalam, 2007 )
6. Obat Khusus
a. Obat dikategorikan khusus apabila sediaan memiliki harga yang
cukup mahal, menggunakan alur pemberian yang cukup sulit,
memiliki efek samping yang cukup besar atau hanya diberikan dalam
waktu tertentu / sewaktu saja.
b. Pemberian obat khusus dilakukan menggunkan kartu khusus obat,
dilaksanakan oleh perawat primer.
c. Informasi yang diberikan kepada pasien atau keluarga: nama obat,
kegunaan obat, waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab
pemberian, dan wadah obat sebaiknya diserahkan atau ditunjukan
kepada keluarga setelah pemberian,. Usahakan terdapat saksi dari
keluarga saat pemberian obat ( Nursalam, 2007)
Seorang manajer keperawatan kesehatan dapat mendidik staf
mengenai obat dengan cara – cara berikut ini:
1. Membuat catatan mengenai obat – obatan yang sering dipakai,
jelaskan penggunaan dan efek samping, kemudian berikan
salinan kepada semua staf:
2. Tuliskan dosis yang tepat obat-obatan yang sering digunakan
dan gantungkan didinding :
3. Berikan kepada semua staf mengenai harga bermacam-macam
obat;
4. Aturlah program diskusi dan bahaslah mengenai satu jenis obat
setiap minggu pada waktu pertemuan staf:
5. Sediakan satu atau lebih eksemplar buku farmakologi sederhana
diperpustakaan ( Mc Mahon, 2011 )
6. Menyimpan persediaan obat
a. Memeriksa ulang atas kebenaran obat dan jenis obat, jumlah
obat dan menulis etiket dan alamat pesien. Penyimpanan
stok (persediaan) yang teratur dengan baik merupakan
bagaian penting dari manajemen obat. Obat yang diterima
dicatat dalam buku besar persediaan atau dalam kartu
persedian.
b. System kartu persediaan
Sebuah kartu persediaan (kartu stok) kadang-kadang
digunakan untuk menggantikan buku besar persediaan, kartu
ini berfungsi seperti buku besar persediaan, yakni neraca
diseimbangkan dengan menambahkan barang yang diterima
dan mengurangi dengan jumlah barang yang dikeluarkan
dalam buku besar persediaan, masing – masing barang
ditempatkan pada halaman yang terpisah. Tetapi dalam
system kartu persediaan, masing – masing barang dituliskan
dalam kartu yang terpisah.
c. Lemari obat
Periksa keamanan mekanisme kunci dan penerangan lemari
obat serta lemari pendingin. Periksa persediaan obvat,
pemisahan antara obat untuk penggunaan oral (untuk
diminum) dan obat luar.

Mekanisme sentralisasi obat

D. Peran
1. Kepala Ruangan
a. Memberikan perlindungan pada pasien terhadap tindakan malpraktek.
b. Memotivasi klien untuk mematuhi program terapi.
c. Menilai kepatuhan klien terhadap program terapi.
2. Katim
a. Menjelaskan tujuan dilaksanakannya sentralisasi obat.
b. Menjelaskan manfaat dilaksanakannya sentralisasi obat.
c. Melakukan tindakan kolaborasi dalam pelaksanaan program terapi.
3. Anggota Tim
Melakukan pencatatan dan kontrol terhadap pemakaian obat selama klien
dirawat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
1. Pelaksanaan ecara efektif dan efisien
2. Dilakukan oleh kepala ruangan atau perawat primer dan atau perawat
asosiate yang telah diberi wewenang atau delegasi.
3. Saat pelaksanaan tetap menjaga privasi pasien.
4. Ajak pasien komunikasi yang baik dan beri sentuhan terapeutik.

E. Peran Perawat dalam Penerimaan Pasien Baru


1. Kepala ruangan
Menerima pasien baru
2. Perwat primer
1).Menyiapkan lembar penerimaan pasien baru
2).Menandatangani lembar penerimaan pasien baru
3).Melakukan pengkajian pada psien baru
4).Mengorientasikan klien pada ruangan
5).Memberi penjelasan tentang perawat dan dokter yang bertanggung
jawab.
6).Mendokumentasikan penerimaan pasien baru.
3. Perawat pelaksana
Membantu PP dalam pelaksanaan penerimaan pasien baru.
3 Definisi Penerimaan Pasien Baru
Penerimaan pasien baru adalah suatu cara dalam menerima kedatangan
pasien baru pada suatu ruangan. Dalam penerimaan pasien baru disampaikan
beberapa hal mengenai orientasi ruangan, perwat, medis, tata tertib ruangan.
(Nursalam, 2011)
BAB III
KEGIATAN
3.1. Pelaksanaan Kegiatan
Hari/ tanggal : Sabtu, 31 Maret 2018
Pukul : 10.00 WIB
Pelaksanaan : Sentralisasi obat dan penerimaan pasien baru
Tempat : Ruang Dahlia
Sasaran : Pasien Ruang Dahlia
3.2. Pengorganisasian
Penanggung Jawab : Choirimma Permatasari, S.Kep
Siska Fatima Fallo, S.Kep
Kepala Ruangan : Kadri, S.Kep
Katim : Kinanthi Ratri Arimambi, S.kep
Choirimma Permatasari, S.Kep
Siska Fatima F, S.Kep
PA : Hironimus Usatnesi, S.Kep
Emilia Sabu Kellen S.Kep
Tutik Setyawati, S.Kep
Ikko Ambar N, S.Kep
Pembimbing : 1. Wiwit,S.Kep, Ns
2. Aprin Rusmawati, S.Kep, Ns. M.Kep
3.3 Instrumen
1. Surat persetujuan pengelolaan sentralisasi obat
2. Lemari / kotak sentralisasi obat, tempat obat dan baki
3. Tanda bukti serah terima obat dari farmasi
4. Format pemberian obat oral dan injeksi

3.4 Mekanisme Kegiatan


Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana
Persiapan 1. Katim mengucapkan salam dan 10 menit Nurse Katim
melaporkan kegiatan sentralisasi Station
kepada Karu
2. Karu menanyakan persiapan Karu
sentralisasi obat oral dan injeksi
3. Katim menyebutkan hal-hal yang Katim
sudah disiapkan
4. Karu memeriksa kelengkapan Karu
administrasi sentralisasi obat
(meliputi : informed consent,
formulir pemberian obat oral dan
injeksi, lembar serah terima obat)
Pelaksanaan 1. Katim menerima obat dari depo 30 menit Nurse Katim
farmasi, dengan model one day station
dose
2. Katim melakukan pencatatan Nurse Katim
pada format penerimaan obat oral station
dan injeksi, yang meliputi :
 Identitas pasien
 Nama obat, dosis dan cara
pemberiannya
 Jumlah obat yang diterima dari
farmasi
 Jam dan nama penerima obat
3. Katim dan anggota tim Bed Katim, anggota tim
menjelaskan informed consent pasien
sentralisasi obat
4. Katim dan anggota tim Bed Katim, anggota tim
Menyiapkan kartu serah terima pasien
obat oral.
5. Katim memberikan penjelasan Bed Katim dan anggota
pada pasien dan keluarga pasien tim
mengenai nama obat yang akan
diberikan, manfaat, dosis, cara
pemberian, efek samping dan
kontra-indikasinya.
6. Katim dan anggota tim Bed Anggota tim
memberikan obat oral kepada pasien
pesien sesuai dengan jadwal yang
sudah ditentukan.
7. Anggota tim memberikan obat Bed Anggota tim
kepada pasien dengan melibatkan pasien
keluarga.
8. Kemudian anggota tim Nurse Anggota tim
menandatangani format station
pemberian obat oral maupun
injeksi serta mengobservasi efek
samping dari obat yang telah
diberikan.
9. Karu mengecek kembali Nurse Karu,katim,anggota
kelengkapan pendokumentasian station tim
sentralisasi obat

3.5 Petunjuk Teknis Pengisian Format Surat Persetujuan Sentralisasi Obat


1. Nama, umur, jenis kelamin, alamat dapat diisi dengan nama pasien sendiri,
anak, istri, suami,orang tua, dan lain-lain.
2. Nama klien, umur, jenis kelamin, alamat, no reg diisi sesuai data klien yang
bersangkutan.
3. Ruangan diisi sesuai tempat pasien dirawat.
4. Pengisian tanggal sesuai dengan tanggal pelaksanaan informed consent
(yaitu diawal klien MRS).
5. Format ditandatangani oleh perawat yang menerangkan dan klien yang
menyetujui dilakukan tindakan sentralisasi obat, disertai para saksi-saksi.
3.6 Petunjuk Teknis Pengisian Format Pemberian Obat
1. Pengisian nama pasien, no register, umur, ruangan.
2. Kolom nama obat diisi sesuai dengan obat yang diberikan sesuai dosis,
dan cara pemberian.
3. Kolom tanggal diisi tanggal pemberian obat secara horizontal.
4. Kolom terima diisi jumlah obat yang diterima dari depo farmasi
5. Kolom penerima diisi nama perawat yang menerima, kemudian paraf
6. Kolom pemberian obat diisi sesuai jam berapa obat diberikan beserta
nama perawat atau paraf.
7. Kolom sisa diisi oleh perawat shift malam yaitu jumlah obat yang masih
ada setelah pemberian beserta nama perawat
3.7 Petunjuk Teknis Pengisian Tanda Bukti Serah Terima Obat (Untuk
Farmasi)
1. Kolom tanggal penerimaan obat diisi sesuai dengan tanggal serah terima
obat.
2. Pengisian nama pasien, umur, No. Register ruangan.
3. Kolom nama obat, dosis dan jumlah (sediaan) diisi sesuai dengan nama
obat, frekuensi pemberian dan jumlah yang diterima.
4. Kolom TT dan nama terang yang menyerahkan diisi oleh petugas farmasi.
5. Kolom TT dan nama terang yang menerima diisi oleh perawat yang
menerima.
3.8 Petunjuk Teknis (Juknis) Sentralisasi Obat
1. Perawat menjelaskan tujuan dan manfaat dari sentralisasi obat (diawal
MRS)
2. Pasien/ keluarga mengisi format persetujuan sentralisasi obat (diawal
MRS)
3. Perawat menerima obat dari farmasi dengan model ODD (One Day Dose)
4. Perawat menyimpan obat yang telah diterima dan disimpan di kotak obat
5. Perawat meletakkan obat di tempat obat saat memberikan obat pada
pasien sesuai dengan jadwal pemberian obat yang telah ditentukan.
3.9 Kegiatan Sentralisasi Obat
1. Tujuan : Mampu melaksanakan peran katim dalam pengelolaan
sentralisasi obat dan mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisasi
obat dengan benar.
2. Rencana Strategi :
a. Melakukan persiapan sentralisasi obat meliputi informed consent,
format serah terima obat dan format pemberian obat oral/ injeksi.
b. Melaksanakan sentralisasi obat berkolaborasi dengan dokter dan
bagian farmasi
c. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan pengelolaan sentralisasi obat.
3. Pelaksanaan
a. Struktur (input)
1. Pelaksanaan sentralisasi obat dilaksanakan di ruang
2. Persiapan dilakukan sebelumnya.
3. Perawat yang betugas.
b. Proses
1. Pelaksanaan sentralisasi obat dilakukan sesuai dengan ruangan
yang telah ditentutan dan pasien yang menyetujui informed
consent untuk dilkukan sentralisasi obat.
2. Pelaksanaan sentralisasi obat sesuai dengan alur yang telah
ditentukan.
c. Hasil
1. Pasien puas dengan hasil pelaksanaan sentralisasi obat.
2. Obat dapat diberikan secara tepat dan benar.
3. Perawat mudah mengontrol pemberian obat.
4. Pendokumentasian pemberian obat dapat dilakukan dengan benar.
3.10 Tahapan Penerimaan Pasien Baru
1. Tahap prapenerimaan pasien baru.
a.Menyiapkan kelengkapan administrasi
b.Menyiapkan kelengkapan kamar sesuai pesanan
c.Menyiapkan format penerimaan pasien baru
d.Menyiapkan format pengkajian
e.Menyiapkan infomet consent sentralisasi obat
f.Menyiapkan nursing kit
g.Menyiapkan lembar tata tertib pasien dan pengunjung ruangan
2. Tahap pelaksanaan penerimaan paien baru
a.Pasien datang di ruangan diterima oleh kepala ruangan atau perawat
primer atau perawat yang diberi delegasi.
b.Perawat memperkenalkan diri kepada klien dan keluarganya.
c.Perawat menunjukkan kamar atau tempat tidur pasien dan mengantar
ketempat yang telah ditetapkan.
d.Perawat bersama karyawan lain memindahkan pasien ke tempat tidur
(apabila pasien datang dengan kursi roda) dan berikan posisi yang
nyaman.
e.Perawat melakukan pengkajian terhadap pasien sesuai dengan format.
f.Perkenalkan pasien baru dengan pasien yang lama yang sekamar.
g.Setelah pasien tenang dan situasi sudah memungkinkan perawat
memberikan informasi kepada klien dan keluarga tentang orientasi
ruangan, perawatan (termasuk perawat yang bertanggungjawab dan
sentralisasi obat), medis (dokter yang bertanggungjawab), dan tata
tertib ruangan.
h.Perawat menanyakan kembali tentang kejelasan informasi yang
disampaikan.
i.Apabila pasien atau keluarga sudah jelas, maka diminta untuk
menandatangani informed consent sentralisasi obat.
j.Perawat menyerahkan kepada pasien lembar koisoner tingkat kepuasan
pasien.
3.11 Mekanisme Penerimaan Pasien Baru
PELAKSANA
TAHAP KEGIATAN TEMPAT WAKTU
AN
Persiapa 1. KARU memberitahu PP bahwa akan Nurse Station 5 menit KARU dan PP
n ada pasien baru.
2. PP menyiapakan hal-hal yang
diperlukan dalam penerimaan pasien
baru, diantaranya lembar pasien masuk
RS, lembar pengkajian, lembar
informed consent, status pasien, nursing
kit, lembar tata tertib pasein, lembar
kepuasan pasien, dan kartu penunggu
pasien.
3. PP meminta bantuan PA untuk
mempersiapkan tempat tidur pasien
baru
4. KARU menanyakan kembali pada PP
tentang kelengkapan untuk penerimaan
pasien baru.
5. PP menyebutkan hal-hal yang telah
dipersipakan.
Pelaksan 1. KARU dan PP menyambut pasien Kamar pasien 20 menit KARU, PP, PA,
aan dan keluarga dengan memberi salam Pasien dan
serta memperkenalkan diri dan PP pada keluarga
klien/keluarga
2. PP menunjukaan/ mengorientasikan
tempat dan fasilitas yang ada di ruangan
bedah A, kemudian PP mengisi lemabr
pasien masuk serta menjelaskan
mengenai beberapa hal yang tercantum
dalam lembar penerimaan pasien baru
3. di tempat tidur pasien, PP melakukan
anamnesa demgam dibantu oleh PA.
4. ditanyakan kembali pada pasien dan
keluarga mengenai hal-hal yang belum
dimengerti.
5. PP, pasien dan keluarga
menandatangani lembar penerimaan
pasien baru
6. PP dan PA kembali ke ruangan
KARU
Penutup 1. KARU memberikan reward pada PP Nurse Station 5 menit KARU, PP dan
dan PA PA
2. PP merencanakan intervensi
keperawatan

3.11 Evaluasi
1. Struktur (input)
 Pelaksanaan penerimaan pasien baru dan sentralisasi obat dilaksanakan
di ruang Dahlia RSUD Dr. Iskak Tulungagung
 Persiapan dilakukan 1 minggu sebelum pelaksanaan.
2. Proses
3. Hasil
BAB IV
PENUTUP
Penerimaan pasien baru dilakukan oleh perawat ketika ada klien atau
pasien yang baru datang dari rumah sakit, baik rujukan dari rumah maupun dari
rumah sakit atau puskesmas sebelumnya yang menjadi tempat berobat. Selain itu,
bahwa penerimaan pasien baru termasuk bagian utama dari proses keperawatan
sebab sebelum melakukan pemeriksaan awal. Perawat terlebih dahulu mengetahui
identitas pasien yang diperoleh ketika perawat menerima pasien baru, baik
rujukan dari rumah aupun rujukan dari lembaga kesehatan sebelumnya seperti
rumah sakit atau puskesmas.
LAMPIRAN
LEMBAR PENERIMAAN PASIEN BARU

Nama/ Umur : Alamat / No Tlp:


No. RM : Tgl MRS/ Jam :
Dx Medis :
Penjelasan tentang :

1. Perkenalan diri
2. Perkenalan perawat yang bertanggung jawab :
a. Kepala ruangan.
b. Perawat primer
c. Perawat pelaksana.
3. Penjelasan tentang penyakit yang diderita, terapi yang akan diberikan dan
persiapannya, hal- hal yang diperbolehkan dan tidak bagi pasien.
4. Perkenalkan dokter dan tenaga non keperawatan yang bertanggung jawab
(administrasi, ahli gizi, dll).
5. Penjelasan tentang aturan rumah sakit
a. Fasilitas.
b. Jam kunjung
c. Penunggu klien.
1. Penunggu adalah keluarga terdekat klien.
2. Masing- masing klien boleh ditunggu 1 penunggu.
3. Setiap penunggu akan mendapatkan kartu penunggu klien.
d. Waktu makan
e. Tata cara pembayaran jasa rumah sakit.
f. Penjelasan akan sistem sentralisasi obat.
6. Perkenalan ruangan / lingkungan.
a. Dapur
b. Kamar mandi
c. Ruang dokter
d. Ruang perawat
e. Depo farmasi
7. Anjurkan untuk tidak membawa barang berharga.
8. Perkenalkan klien baru dengan klien yang sekamar ( bila ada).
9. Menanyakan kembali tentang kejelasan informasi yang telah
disampaikan.
*Keterangan : isi dengan ” v” jika sudah dilakukan

Perawat Primer, klien/ Keluarga,

( ) ( )

SURAT PERSETUJUAN DILAKUKAN SENTRALISASI OBAT

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Untuk : ( ) Diri Sendiri ( ) Istri ( ) Suami

( ) Anak ( ) Orang Tua ( ) Lainnya


Nama Pasien :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Ruang :
No. Reg :

Menyatakan ( setuju/ tidak setuju) untuk dilakukan sentralisasi obat,


setelah mendapatkan penjelasan tentang sentralisasi obat yaitu pengaturan
pemakaian obat yang diatur/ dikoordinir oleh perawat sesuai ketentuan dosis yang
diberikan dokter.

Sentralisasi obat ini dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :

1. Pasien / keluarga mengisi surat persetujuan untuk kerjasama dalam


pengelolaan sentralisasi obat.
2. Setiap ada resep dari dokter diserahkan dahulu kepada perawat yang
bertugas saat itu.
3. Obat dari apotik diserahkan kepada perawat.
4. Nama obat, dosis, jumlah yang diterima akan dicatat dalam buku serah
terima dan ditanda tangani oleh keluarga/ pasien dan perawat yang
menerima.
5. Obat akan disimpan dikantor perawatan.
6. Setiap hari perawat membagi obat sesuai dosis.
7. Bila pasien pulang dan obat masih ada atau belum habis sisa obat akan
diberikan pada pasien atau keluarga.

Dengan demikian menyatakan bertanggung jawab atas pernyataan yang


dibuat dan tidak akan melakukan tuntutan/ gugatan dikemudian hari atas tindakan
tersebut.

Demikian persetujuan ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk


digunakan sebagaimana mestinya.

Kediri,............................2016

Perawat Yang Menerangkan Yang Menyetujui

( ) ( )

Saksi 1 : ..............(..................)

Saksi 2 : ..............(..................)

NB : harap diisi dengan nama jelas dan tanda tangan

*) coret yang tidak perlu


FORMAT SERAH TERIMA OBAT

Nama pasien : Ruangan :


Umur : No. Reg :

No Nama Keterangan TT/ Nama TT/ Nama


Obat Dosi Jumlah ( Diterima / Terang Yang Terang Ket
s Diserahkan Menyerahkan Yang
) Diserahkan
LEMBAR SERAH TERIMA PASIEN BARU

A. Serah terima pasien


Telah diterima pasien baru :
Nama :
No. RM :
Dx. Medis :
Asal ruangan :
Umur :
Tanggal :
Waktu :
B. Serah terima obat dan alat
Daftar obat yang diterima

No Nama Obat Jumlah

Daftar alat yang diterima

No Nama Alat Jumlah

C. Jenis pemeriksaan penunjang

No Jenis Pemeriksaan Penunjang Jumlah

D. Catatan khusus
Dari perawat............oleh perawat.......... sebagai perawat primer di Ruang
Dahlia.

...........,...............
Perawat Asal Ruangan PP Ruang Dahlia

( ) ( )
Surat Persetujuan
Dilakukan Sentralisasi Obat

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :
Umur :
Alamat :
Menyatakan setuju/ tidak setuju untuk dilakukan sentralisasi obat terhadap diri
saya sendiri/istri/suami/anak/ayah/ibu saya, dengan:

Nama :
Umur : Tahun Jenis Kelamin : Laki-Laki / Perempuan
Alamat :
Ruang :
No. RM :

Dengan ketentuan sebagai berikut.

1. Pasien/ keluarga mengisi surat persetujuan untuk kerja sama dalam


pengelolaan sentralisasi obat.
2. Setiap ada resep dari dokter diserahkan dahulu kepada perawat yang
bertugas saat itu.
3. Obat dari apotik diserahkan kepada perawat.
4. Nama obat, dosis , jumlah yang diterima akan dicatat dalam lembar serah
terima obat dan ditanda tangani oleh keluarga/pasien dan perawat yang
menerima.
5. Obat akan disimpan di depo farmasi.
6. Setiap hari perawat memberikan obat yang dikirim dari depo farmasi
sesuai dosis atau aturan minum pada pasien.
7. Bila obat habis akan dimintakan resep kepada dokter.
8. Bila ada pergantian obat akan diinfokan oleh perawat sesuai hasil
koordinasi dengan dokter dan depo farmasi.
9. Bila pasien pulang dan obat masih ada atau belum habis sisa obat akan
diberikan kepada pasien/ keluarga.

Ketentuan sentralisasi obat tersebut diatas telah dijelaskan oleh perawat


dan saya telah mengerti dengan sepenuhnya.

Dengan pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk


dipergunakan sebagaimana mestinya.

.................,................

Yang membuat pernyataan,

Tanda tangan Tanda tangan


Perawat primer,
( ) ( )
Nama Terang Nama Terang

Saksi-sakisi

1. .......................
(nama terang)
2. .......................
(nama terang)

Ket : *) coret salah satu

Anda mungkin juga menyukai