Screenshot 2022-08-18 at 10.52.16
Screenshot 2022-08-18 at 10.52.16
LANDIA VIRONIKA
NIM : 2002097
PROPOSAL
LANDIA VIRONIKA
NIM : 2002097
Proposal Penelitian
Oleh :
LANDIA VIRONIKA
NIM : 2002097
Telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan pada sidang Ujian Proposal
Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Syedza
Saintika Padang pada tanggal Juli 2022
Pembimbing I Pembimbing II
PENULIS
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR BAGAN viii
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR LAMPIRAN x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 6
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum 7
2. Tujuan Khusus 7
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti 7
2. Bagi Puskesmas 8
3. Bagi Institusi Pendidikan 8
4. Bagi Peneliti Selanjutnya 8
E. Ruang Lingkup Penelitian 8
C. Senam Ergonomis
1. Definisi 32
2. Manfaat Senam Ergonomis 33
3. Teknik Dasar Senam Ergonomis 34
D. Kerangka Teori 43
BAB
METODOLOGI PENELITIAN
III
A. Jenis dan Desain Penelitian 44
B. Tempat dan Waktu Penelitian 45
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi 45
2. Sampel 45
D. Etika Penelitian 47
E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
1. Jenis Data 49
2. Teknik Pengumpulan Data 49
3. Instrumen Penelitian 50
F. Teknik Pengolahan Data 51
G. Analisa Data
1. Analisa Univariat 52
2. Analisa Bivariat 52
H. Kerangka Konsep 52
I. Hipotesis 53
J. Defenisi Operasional 53
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Penggolongan Batas Usia Lanjut menurut WHO 10
Tabel 3.1 Definisi Operasional 53
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Gerakan berdiri sempurna 35
Gambar 2.2 36
Gambar 2.3 Gerakan lapang dada 38
Gambar 2.4 Gerakan tunduk syukur 39
Gambar 2.5 Gerakan duduk perkasa 40
Gambar 2.6 Gerakan duduk membakar 42
Gerakan berbaring pasrah
DAFTAR SKEMA
Halaman
Skema 2.1 Pathway Arthritis Gout 22
Skema 2.2 Kerangka Teori 43
Skema 3.1 Konsep Penelitian 44
Skema 3.2 Kerangka Konsep Penelitian 53
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lansia merupakan suatu fase kehidupan yang akan dialami oleh setiap
manusia seperti halnya penuaan. Secara individu pengaruh proses penuaan
menimbulkan berbagai masalah fisik, biologis, mental maupun sosial ekonominya
(Kemenkes RI, 2013). Lansia akan mengalami penurunan, kelemahan,
meningkatnya kerentanan terhadap berbagai penyakit, perubahan lingkungan,
hilangnya mobilitas dan ketangkasan serta perubahan fisiologis yang terkait dengan
usia (Maryam, 2013 dalam Pradyka dkk, 2020).
Pada lanjut usia terjadi kemunduran sel-sel karena proses penuaan yang
dapat menimbulkan berbagai macam penyakit salah satunya seperti peningkatan
kadar asam urat (hiperurisemia). Hal ini disebabkan oleh menurunnya fungsi kerja
ginjal sehingga mengakibatkan penurunan ekskresi asam urat dalam tubulus ginjal
dalam bentuk urin. Selain itu, akibat proses penuaan terjadi penurunan produksi
enzim urikinase sehingga pembuangan asam urat menjadi terhambat (Fatimah,
2017).
Penyakit asam urat atau biasa dikenal dengan Athritis Gout merupakan suatu
penyakit yang diakibatkan karena penimbunan kristal monosodium urat di dalam
tubuh. Asam urat merupakan hasil metabolisme akhir dari purin yaitu salah satu
komponen asam nukleat yang terdapat dalam inti sel tubuh. Arthritis Gout termasuk
suatu penyakit degeneratif yang menyerang persendian dan sering dialami oleh
lansia (Damayanti, 2012).
World Health Organization (WHO) 2017, prevalensi Arthritis Gout di
dunia sebanyak 34,2%. Arthritis Gout sering terjadi di negara maju seperti
Amerika. Prevalensi Arthritis Gout di Negara Amerika sebesar 26,3% dari
total penduduk. Peningkatan kejadian Arthritis Gout tidak hanya terjadi di
negara maju saja. Namun, peningkatan juga terjadi di negara berkembang,
salah satunya di Negara Indonesia.
Penduduk Indonesia juga banyak mengalami asam urat. Usia 55-64
tahun sebesar 45,0%, usia 65–74 tahun sebesar 51,9%, serta usia ≥75 tahun
54,8% sedangkan pada usia diatas 34 tahun sebesar 35% yang membuat
Indonesia menjadi negara ke-4 terbesar di dunia yang penduduknya
mengalami asam urat (Saragih dkk, 2020). Data Riskesdas tahun 2018,
prevalensi penyakit asam urat di Indonesia mengalami peningkatan.
Prevalensi penyakit asam urat berdasarkan diagnosa tenaga kesehatan di
Indonesia 11,9% dan berdasarkan diagnosis atau gejala 24,7% jika dilihat dari
karakteristik umur, prevalensi tinggi pada umur ≥ 75 (54,8%). Penderita
wanita juga lebih banyak (8,46%) dibandingkan dengan pria (6,13%).
Angka kejadian asam urat di Provinsi Jambi menempati peringkat 16
dari semua Provinsi yang ada di Indonesia yaitu, 22,3% Tahun 2016
(Riskesdas, 2016). Suatu survei epidemiologik yang dilakukan di Provinsi
Jambi terhadap 4683 sampel berusia 15-45 tahun, didapatkan Prevalensi
artritis gout sebesar 24,3%. Jumlah kunjungan penderita gout di Puskesmas
Tahun 2015 mencapai 3245 penderita dari semua Puskesmas di Jambi, tahun
2016 mengalami peningkatan 21.04% menjadi 4507 penderita. Hal ini
menunjukkan bahwa penyakit persendian di Provinsi Jambi khususnya di
Jambi Kota masih cukup tinggi (Riskesdas Provinsi Jambi, 2016). Menurut
data yang diperoleh dari Dinas kesehatan Provinsi Jambi penyakit goat
arthritis pada penduduk usia lebih dari 15 tahun di Provinsi Jambi tahun
2018, penderita goat arthritis sebanyak 10,5% (Putri Ghea dkk, 2021)
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci (2017)
didapatkan bahwa jumlah penderita penyakit rheumatoid arthritis mencapai
4.048 jiwa. Data tahun 2021 didapatkan bahwa dari 21 puskesmas yang ada
di Kabupaten Kerinci, Puskesmas Siulak Mukai termasuk peringkat lima
besar puskesmas dengan jumlah pasien yang menderita rheumatoid arthritis
sebanyak 714 kasus pada akhir tahun 2021 (Dinas Kesehatan Kabupaten
Kerinci, 2021).
Di Puskesmas Siulak Mukai selama beberapa tahun terakhir penyakit
arthritis selalu masuk sepuluh penyakit terbanyak yang ditemukan di Wilayah
Kerja Puskesmas Siulak Mukai. Data penyakit arthritis maupun rheumatoid
arthritis tahun 2020 sebanyak 1.105 kasus, kemudian pada tahun 2021 masih
termasuk sepuluh penyakit terbanyak yaitu sebanyak 714 kasus. Data terakhir
yakni mulai bulan Januari sampai Mei tahun 2022 sudah ditemukan sebanyak
437 kasus arthritis maupun rheumatoid arthritis (Puskesmas Siulak Mukai,
2022).
Arthritis Gout dapat mengakibatkan kekakuan, inflamasi, rasa sakit dan
pembengkakan pada tulang, tendon, otot, ligamen dan sendi. Kenyamanan lansia
dalam beraktivitas sehari-hari dapat mengganggu akibat rasa nyeri yang
ditimbulkan. Aktivitas yang dimaksud antara lain makan, minum, berjalan, mandi,
buang air kecil dan buang air besar dan aktivitas lainnya. Lansia mampu melakukan
aktivitas fisik secara mandiri tanpa bergantung pada orang lain merupakan nilai dari
kemandirian lansia. Resiko komplikasi yang tinggi akibat dari gout seperti nefropati
asam urat dan urolitis. Sehingga lansia perlu diupayakan untuk dipertahankan yaitu
bersifat pola hidup sehat, pengobatan dan perawatan serta upaya lainnya (Chania,
Henita, 2020).
Menurut Fitriana (2015) dalam Erman (2021), penanganan pada gout
Arthritis dapat dilakukan dengan terapi farmakologi dan non farmakologi. Terapi
farmakologi dengan pemberian NSAID, allopurinol, probenesid dan sulfinpyrazone,
corticosteroid, dan obat pirai. Obat tersebut berfungsi sebagai penghilang rasa sakit,
melindungi fungsi ginjal, dan menurunkan kadar asam urat. Lansia mengalami
penurunan fungsi tubuh sehingga pemberian terapi farmakologis dapat menghasilkan
efek yang kurang baik bagi kesehatan lansia dengan berbagai penurunan fungsi
tubuh. kontraindikasi dan ketergantungan pada obat-obatan harus diminimalkan
penggunaan pada terapi farmakologis, maka untuk mengurangi dan mencegah angka
kejadian gout dilakukan terapi secara non farmakologis (Chania Henita, 2020).
Terapi secara non farmakologis dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu
dengan relaksasi, meningkatkan intakecairan, kompres air hangat, diet rendah purin
dan olahraga. Olahraga merupakan cara efektif untuk menurunkan kadar asam urat.
Olahraga yang bisa dilakukan lansia salah satunya adalah senam ergonomik. Senam
ergonomik merupakan kombinasi gerakan otot dan teknik pernafasan. Teknik
pernafasan tersebut mampu memberikan pijatan pada jantung akibat dari naik
turunnya diafragma, membuka sumbatan-sumbatan dan memperlancar aliran darah
ke jantung dan aliran darah ke seluruh tubuh. Sehingga memperlancar pengangkatan
sisa pembakaran seperti asam urat oleh plasma darah dari sel ke ginjal dan usus
besar untuk dikeluarkan dalam bentuk urin dan feses (Wratsongko, 2015).
Berdasarkan hasil penelitian Erman, dkk (2021) yang berjudul
pengaruh senam ergonomis terhadap kadar asam urat pada lansia di Wilayah
Kerja Puskesmas Merdeka Kota Palembang menyatakan bahwa terdapat
perbedaan signifikan rata-rata kadar asam urat sebelum dan sesudah
dilakukan Senam Ergonomis p-value = 0,001. Rata-rata beda kadar asam urat
kelompok intervensi sebelum dan setelah intervensi sebesar sebesar 1,34
mg/dl dan kontrol sebesar 0,107 mg/dl.
Berdasarkan hasil penelitian Purba, dkk (2021) yang berjudul
pengaruh senam ergonomik terhadap penurunan kadar asam urat pada lanjut
usia di Desa Pematang Kuing Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batu Bara
menyatakan ada pengaruh senam ergonomic terhadap penurunan kadar asam
urat Pada Lanjut Usia Di Desa Pematang Kuing Kecamatan Sei Suka
Kabupaten Batu Bara dengan nilai p-value = 0,000. Rata-rata pre test pada
lanjut usia tingkat kadar asam urat 7,19 sedangkan nilai rat-rata post test
sebesar 5,56.
Berdasarkan hasil survey awal peneliti pada tanggal 6-8 Juni 2022
terhadap lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Siulak Mukai didapatkan bahwa
dari 10 orang lansia yang diwawancara, 8 dari 10 orang lansia mengatakan
bahwa mereka menderita penyakit asam urat sudah sejak lama, mereka juga
mengatakan merasa nyeri pada persendian tulang yang membuat mereka
susah dalam melakukan kegiatan sehari-hari dan sudah berbagai macam
upaya telah mereka lakukan agar kadar asam urat kembali normal mulai dari
meminum obat-obatan kimia, jamu dan juga obat-obatan herbal. Dari 10
orang pasien yang diwawancara semua pasien mengatakan belum pernah
mendengar tentang senam ergonomis dan belum pernah melakukannya.
Survey awal peneliti terhadap beberapa orang perawat di Puskesmas Siulak
Mukai didapatkan bahwa perawata mengatakan di Puskesmas Siulak Mukai
belum pernah melaksanakan senam ergonomis terhadap lansia.
Berdasarkan data dan masalah di atas, maka peneliti tertarik
melakukan penelitian tantang “Pengaruh Senam Ergonomis Terhadap
Kadar Asam Urat Pada Lansia Di Puskesmas Siulak Mukai Kabupaten
Kerinci Tahun 2022”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh senam
ergonomis terhadap kadar asam urat pada lansia Di Puskesmas Siulak Mukai
Kabupaten Kerinci Tahun 2022.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh senam ergonomis terhadap kadar
asam urat pada lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Siulak Mukai
Kabupaten Kerinci Tahun 2022.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui karakteristik responden Di Wilayah Kerja Puskesmas
Siulak Mukai Kabupaten Kerinci Tahun 2022
b. Mengetahui rata-rata kadar asam urat sebelum dan sesudah senam
ergonomis pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol Di
Wilayah Kerja Puskesmas Siulak Mukai Kabupaten Kerinci Tahun
2022.
c. Mengetahui pengaruh senam ergonomis pada kelompok intervensi dan
kelompok kontrol Di Wilayah Kerja Puskesmas Siulak Mukai
Kabupaten Kerinci Tahun 2022.
d. Mengetahui perbedaan rata-rata kadar asam urat kelompok kontrol dan
kelompok intervensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Siulak Mukai
Kabupaten Kerinci Tahun 2022.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Dapat menambah ilmu pengetahuan, pengalaman dan kemampuan
dalam menganalisis suatu masalah melalui penelitian serta menerapkan
ilmu yang telah didapat khususnya tentang penatalaksanaan asam urat
secara non farmakologis pada pengaruh senam ergonomis terhadap kadar
asam urat pada lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Siulak Mukai
Kabupaten Kerinci Tahun 2022.
2. Bagi Puskesmas
Sebagai bahan masukan atau wacana bagi petugas kesehatan yang
bertanggung jawab dalam program lansia di Puskesmas Siulak Mukai
mengenai penatalaksanaan asam urat secara non farmakologis dengan
pemberian senam ergonomis.
3. Bagi Institut Pendidikan
Sebagai bahan masukan kepustakaan untuk meningkatkan dan
pengembangan pendidikan serta ilmu pengetahuan.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya
mengenai penatalaksanaan pada pasien dengan kadar asam urat yang
tinggi.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh senam ergonomis
terhadap kadar asam urat pada lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Siulak
Mukai Kabupaten Kerinci Tahun 2022. Penelitian ini direncanakan pada
bulan Juni-Agustus 2022. Populasi dalam penelitian ini adalah semua lansia
di Wilayah Kerja Puskesmas Siulak Mukai, sedangkan sampel adalah lansia
yang memiliki kadar asam urat tinggi yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas
Siulak Mukai, yang diambil dengan cara Purposive Sampling yaitu sebanyak
20 orang yang terdiri dari 10 orang untuk kelompok kontrol dan 10 orang
untuk kelompok intervensi. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan lembar pencatatan dan alat pengukur kadar asam urat. Data
diolah secara manual dan dianalisis secara univariat dan bivariat dengan
menggunakan Uji Independent Sampel T-Test.
x
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Lanjut Usia (Lansia)
1. Definisi Lanjut Usia
Lanjut usia merupakan kelompok manusia yang memasuki tahap
akhir kehidupannya. Pada kelompok lanjut usia ini terjadi proses penuaan
yaitu suatu proses yang ditandai dengan gagalnya mempertahankan
keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis. Kegagalan yang sering
didapat berupa menurunnya kemampuan hidup serta meningkatnya kepekaan
individu (Turana, dkk 2013).
Lanjut usia merupakan proses akhir kehidupan dan ditandai dengan
adanya gangguan adaptasi terhadap tekanan lingkungan sekitarnya dan bukan
merupakan suatu penyakit. Proses menua dimulai dari sejak lahir dan terjadi
terus menerus secara alamiah dan dialami oleh semua makhluk hidup
(Fatimah, 2017).
2. Batasan Lanjut Usia
Ketetapan seseorang dianggap lanjut usia sangat bervariasi karena
setiap negara memiliki kriteria dan standar yang berbeda. Di Indonesia
seseorang disebut lansia apabila iatelah memasuki atau mencapai usia 60
tahun lebih (Nugroho, 2009 dalam Fatimah, 2017).
WHO menggolongkan batasan lanjut usia menjadi empat sesuai
tabel berikut ini :
Tabel 2.1
Penggolongan Batasan Usia Lanjut Menurut WHO
e. Kerusakan sel
Setelah terjadi kerusakan sel, enzim-enzim lisosom
dilepaskan kedalam cairan synovial, yang menyebabkan kenaikan
intensitas inflamasi dan kerusakan jaringan. (Sya’diyah, 2018)
Skema 2 1. Pathway Arthritis Gout
(Sya’diyah, 2018)
4. Manifestasi Klinis
Penyakit asam urat tidak terjadi begitu saja, tetapi membutuhkan
waktu cukup lama dan melewati beberapa tahap perkembangan penyakit
asam urat (Sari, 2018)
a. Tahap Asimtomatik
Tahap awal yang Ketika terjadi peningkatan kadar asam
urat dalam darah (hiperurisemia) Tanpa disertai gejala lain, bahkan hingga
bertahun-tahun. Karena tanpa gejala , biasanya tahap ini disadari oleh
penderita Ketika mereka melakukan pemeriksaan darah untuk mengukur
kadar asam urat. Pada tahap ini kelebihan asam urat dapat di atasi tanpa
bantuan obat, melainkan dengan menerapkan gaya hidup sehat termasuk
perubahan pola makan rendah purin.
b. Tahap Akut
Tahap akut adalah tahap setelah asimtomatik. Artinya,
pada tahap ini tingginya kadar asam urat dalam darah telah mengalami
penumpukan dan pembentukan kristal di persendian. Tahap ini disertai
dengan gejala seperti nyeri mendadak pada sendi. Bahkan, dapat
menyerang lebih dari satu sendi.
c. Tahap Interkritikal
Tahap Interkritikal adalah tahap jeda dari tahap akut.
Artinya, pada tahap ini tidak ada serangan nyeri, bahkan hingga 6 bulan
atau 2 tahun. hal ini membuat penderita sering menganggap bahwa
penyakit asam urat telah sembuh dan kebanyakan dari mereka mulai tidak
menjaga gaya hidup dan pola makan.
d. Tahap Kronis
Tahap paling parah dari penyakit asam urat. Pada tahap ini
timbul gejala berupa nyeri pada sendi di sertai bengkak dan benjolan
(Tofi). Tofi merupakan manifestasi klinis dari kristal asam urat yang
tertimbun dalam sendi atau jaringan lunak yang sudah sangat lama dan
banyak. Nyeri pada tahap ini menetap dan terjadi terus menerus.
5. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Artritis Gout
Gout dapat dipengaruhi oleh banyak faktor yang meliputi seperti
genetik, usia, jenis kelamin, asupan makanan dan kalori, latihan fisik dna
kelelahan, obat-obatan tertentu (diuretik, aspirin dosis rendah), gangguan
kesehatan seperti sindrom metabolik, hipertensi, obesitas sentral,
hipertrigliserida maupun gagal ginjal kronik (Weaver, 2010). Faktor-faktor
tersebut dapat mengganggu proses produksi, ekskresi maupun kedua proses
sehingga kadar asam urat dalam tubuh tidak bisa dikendalikan dengan baik.
Hal itu dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai gout
arthtritis dan tindakan preventif terhadap faktor-faktor tersebut.
a. Usia
Penyakit asam urat timbul karena proses penuaan,
khususnya pada wanita yang sudah memasuki masa menopause yaitu usia
45 – 60 tahun. Pada usia seperti ini, penyakit gout lebih banyak terjadi
Penyakit gout biasa menyerang pada laki-laki usia 30 – 40 tahun. Semakin
tua umur laki-laki, maka kekerapan penyakit asam urat semakin tinggi
(Kertia, 2009).
b. Faktor Keturunan (genetik)
Riwayat keluarga dekat yang menderita gout (faktor
keturunan) yang mempertinggi risiko (esensial). Tentunya faktor genetik
ini juga dipengaruhi faktor-faktor lingkungan lain, yang kemudian
menyebabkan seseorang menderita gout. Adanya riwayat asam urat dalam
keluarga membuat risiko terjadinya asam urat menjadi semakin tinggi.
c. Jenis kelamin
Laki-laki lebih berisiko terhadap penyakit gout, sedangkan
pada perempuan persentasenya lebih kecil dan baru muncul setelah
menopause. Kadar asam urat laki-laki cenderung meningkat sejalan
dengan peningkatan usia (pubertas). Pada perempuan, peningkatan itu
dimulai sejak saat menopause. Gout cenderung dialami laki- laki, sebab
pada perempuan memiliki hormon estrogen yang ikut membantu
pembuangan asam urat lewat urin.
6. Kadar Asam Urat
Kadar asam urat normal menurut tes enzimatik maksimum 6,0
mg/dl, sedangkan pada teknik biasa, nilai normalnya maksimum 7,0 mg/dl.
Bila hasil pemeriksaan menunjukkan kadar asam urat melampaui standar
normal itu, penderita dimungkinkan mengalami gout. Kadar asam urat normal
pada pria dan perempuan berbeda, kadar asam urat normal pada pria antara
3,0mg/dl – 7,0 mg/dl dan pada perempuan 2,50 mg/dl - 6,0 mg/dl (Sudoyo,
2006) dalam (Komariah, 2015)
7. Penatalaksanaan
Tujuan dari penatalaksanaan penyakit asam urat adalah meringankan
gejala dan menurunkan kadar asam urat dalam darah, serta mencegah
serangan datang Kembali. Penanganan penyakit asam urat dapat dilakukan
dengan menggunakan terapi farmakologi dan non farmakologi.
a. Terapi farmakologi
Terapi pengobatan asam urat biasanya di mulai dengan
penggunaan obat dosis rendah, lalu dosisnya akan dinaikkan secara
perlahan dalam beberapa waktu. Dalam menjalani terapi pengobatan ini,
sebaiknya penderita tidak berhenti tiba-tiba. Penderita harus
menyelesaikan terapi pengobatan hingga batas waktu yang di tentukan
oleh dokter.
Terdapat 3 jenis obat yang biasa di gunakan pada terapi obat
penyakit asam urat yaitu,
1) Obat Anti-Inflamasi Nonsteroid (OAINS)
Berfungsi mengurangi rasa nyeri, mengurangi panas tubuh, dan
mengurangi peradangan. Obat-obatan yang termasuk jenis ini di
antaranya indometasin, ibuprofen, diclofenac, etoricobix, aspirin,
dan naproxen. OAINS mempunyai efek samping pada saluran
pencernaan
2) Kolkisin
Obat yang digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri dan
pembengkakan. Obat ini biasanya diberikan jika OAINS kurang
mampu meredakan gejala penyakit asam urat. Kolkisin biasanya
jarang menimbulkan efek samping. Jika di konsumsi dengan dosis
tinggi dapat menimbulkan efek samping berupa mual, sakit perut
dan diare.
3) Obat Kortikosteroid
Obat kortikosteroid berfungsi sebagai anti radang. Obat ini
biasanya diresepkan oleh dokter jika OAINS dan kolkisin tidak
dapat meredakan gejala penyakit asam urat. Obat kortikosteroid
jarang menimbulkan efek samping jika di konsumsi dalam waktu
singkat dengan dosis rendah. Akan tetapi, efek samping berupa
lemas otot, kenaikan berat badan, kulit memar dan penipisan tulang
dapat terjadi jika obat ini digunakan dalam waktu lama dengan
dosis tinggi.
4) Probenesid
Probenesid merupakan obat yang digunakan untuk menurunkan
kadar asam urat dengan cara meningkatkan kemampuan ginjal
untuk membuangnya. Obat ini kemungkinan dapat menimbulkan
efek samping berupa ruam kulit, risiko penyakit batu ginjal, sakit
kepaa, dan gangguan pada saluran pencernaan seperti sakit perut.
Obat ini tidak di anjurkan bagi penderita gangguan fungsi ginjal.
5) Sulpifirazon
Sulpifirazon merupakan obat yang digunakan untuk meningkatkan
pengeluaran asam urat melalui urine, dengan cara menghambat
penyerapan Kembali (Reabsorbsi) asam urat melalui tubulus
proksimal. Obat ini kemungkinan dapat menimbulkan efek
samping berupa gangguan pada saluran pencernaan, anemia,
leukopenia(rendahnya jumlah sel darah putih), dan agranulositosis
(Kondisi akut dari leukopenia). Obat ini tidak di anjurkan bagi
penderita yang memiliki Riwayat tukak lambung dan gangguan
fungsi ginjal.
6) Urikostatik
Obat ini bertujuan mengurangi metabolisme purin menjadi asam
urat di dalam tubuh. Salah satu contoh obat urikostatik yaitu
Inhibitor xanthine Oxidiase (IXO). Salah satu obat asam urat yang
termasuk golongan IXO yaitu Allopurinol yang berfungsi
menurunkan jumlah asam urat dengan cara menghambat enzim
yang bertugas mengubah purin menjadi asam urat. Obat ini
kemungkinan dapat menimbulkan efek samping berupa sakit
kepala, gangguan pencernaan, diare dan ruam kulit.
b. Terapi Nonfarmakologis
1) Olahraga
Olahraga merupakan salah satu Langkah untuk mengatasi penyakit
asam urat, terutama bagi pasien bertubuh gemuk. Jika memiliki
tubuh yang gemuk, makan sendi-sendi tubuh bagian bawah akan
mendapatkan beban lebih besar. Pasien asam urat yang mengalami
gangguan pada sendi sering kali kesulitan Ketika melakukan
Gerakan olahraga. Namun ada beberapa olahraga yang cocok untuk
pasien asam urat yaitu
2) Jalan cepat
Berjalan cepat masih jarang dilakukan oleh masyarakat. Mereka
lebih sering berlari daripada berjalan cepat. Menurut penelitian,
berjalan cepat merupakan Gerakan olahraga yang sesuai untuk
semua kelompok umur. Berjalan cepat tidak terlalu mengeluarkan
energi banyak jika dibandingkan dengan berlari, namun Gerakan
ini tidak terlalu membebani sendi sehingga baik di terapkan oleh
pasien asam urat. Berjalan cepat juga baik untuk jantung dan
menurunkan kolesterol-kolesterol jahat.
3) Berenang
Umumnya pasien asam urat di sarankan berenang oleh dokter
karena saat di dalam air, tubuh akan terasa lebih ringan sehingga
beban sendi juga akan berkurang. Selain menjalankan olahraga,
kita jga membantu meringankan penyakit yang diderita. Dengan
berendam di dalam air, sendi-sendi tubuh akan lebih rileks dan
sendi-sendi tubuh juga akan lebih kuat.
4) Senam ringan
Olahraga selanjutnya yang cocok untuk penderita asam urat adalah
senam ringan. Senam adalah sekumpulan Gerakan yang dapat
menyegarkan tubuh. Biasanya senam ini terdiri dari pemanasan,
gerak utama, dan pendinginan. Gerakan dalam senam umumnya
mudah dan semua bagian tubuh bergerak. Oleh karena itu sangat
cocok untuk penderita asam urat
5) Tindakan rehabilitasi
Rehabilitasi adalah suatu cara yang dilakukan untuk pemulihan.
Pada penderita asam urat, rehabilitasi bermanfaat untuk
mengurangi rasa nyeri sehingga pasien dapat Kembali menjalankan
aktivitas sehari-hari. Terapi rehabilitasi diantaranya dapat dilakuan
dengan mengistirahatkan sendi, terapi dingin, terapi panas, dan
terapi arus listrik
6) Tanaman herbal
Awalnya, banyak orang yang tidak percaya dengan penggunaan
tanaman herbal sebagai obat asam urat. Namun saat ini perlahan-
lahan masyarakat mulai mencobanya. Masyarakat beranggapan
bahwa pengobatan dengan tanaman herbal lebih praktis, murah,
serta bisa dilakukan sendiri.
Adapun tanaman herbal yang dipercaya sebagai obat asam urat,
a) Kumis Kucing
b) Daun sendok
c) Daun Salam
d) Sambiloto
e) Seledri
8. Pengukuran Kadar Asam Urat Darah
a. Alat dan Bahan
1) Kapas alkohol
2) Lanset dan jarum lanset steril
3) 1 set alat pengukur kadar asam urat
b. Prosedur Pelaksanaan
1) Alat pengukur kadar asam urat disiapkan dengan memasang stik
pengukur kadar asam urat pada alat dan memasang jarum lanset
steril pada blood lanset.
2) Ujung jari responden yang akan diperiksa disterilkan dengan
menggunakan kapas alkohol.
3) Ujung jari responden yang sudah disterilkan ditusuk menggunakan
lanset hingga mengeluarkan darah secukupnya.
4) Darah yang keluar kemudian ditempelkan pada stik yang sudah
dipasang pada alat hingga meresap ke dalam stik.
5) Alat akan mendeteksi kadar asam urat dalam 20 detik.
6) Sambil menunggu hasil, usap jari responden yang sudah ditusuk
menggunakan kapas.
7) Setelah hasil keluar, catat angka yang ditampilkan pada layar alat
pengukur. (Fatimah, 2017)
C. Senam Ergonomis
1. Definisi
Gerakan senam ergonomik adalah gerakan yang mengoptimalkan
posisi tubuh pada ruang kerja dengan tujuan mengurangi atau menghilangkan
kelelahan. Posis tubuh tersebut antara lain posisi tulang belakang, posisi
penglihatan (jarak dan pencahayaan), posisi jangkauan (berdiri atau duduk),
keselarasan tangan kanan dan kiri dan posisi benda kerja sehingga diperoleh
kenyamanan dan produktivitas yang tinggi (Wratsongko, 2015).
Senam ergonomik adalah suatu teknik senam untuk mengembalikan
atau membetulkan posisi dan kelenturan sistem saraf serta aliran darah,
memaksimalkan suplai oksigen ke otak, membuka sistem kecerdasan,
keringat, termoregulasi, pembakaran asam urat, kolesterol, gula darah, asam
laktat, Kristal oksalat, kesegaran tubuh dan imunitas. Senam ergonomik
merupakan senam yang gerakan dasarnya terdiri atas lima gerakan yang
masing-masing memiliki manfaat berbeda tetapi saling terkait satu sama
lainnya (Wratsongko, 2015).
Gerakan dalam senam ergonomik adalah gerakan yang efektif,
efisien dan logis karena rangkaian gerakannya merupakan rangkaian gerak
yang dilakukan oleh manusia sejak dahulu yaitu deviasi gerakan shalat.
Senam dapat langsung membuka, membersihkan dan mengaktifkan seluruh
sistem-sistem tubuh seperti kardiovaskular, perkemihan dan sistem
reproduksi (Wratsongko, 2006).
Gerakan senam ergonomik merupakan perpaduan aktivitas otot dan teknin
pernafasan. Setiap gerakan senam diawali dengan menarik nafas dan
2. Manfaat Senam Ergonomis
Manfaat utama dari Gerakan senam ergonomis ialah menarik ujung-
ujung urat saraf, mengembalikan posisi saraf, memberi tekanan lebih ke
pembuluh darah halus di kepala, mensirkulasi oksigen melalui aliran darah ke
otak, mengaktifkan kelenjar keringat, system pemanas tubuh, dan system
saraf lainnya. Gerakan senam ergonomik sangat efektif dalam memelihara
Kesehatan karena gerakannya sangat anatomis, simple, dan tidak berbahaya
sehingga dapat dilakukan oleh semua orang dari anak-anak sampai orang tua
(Putri, 2021).
Melakukan senam ergonomis secara rutin, minimal selama 2
minggu, akan melatih tubuh untuk melakukan Gerakan fisik sehingga dapat
diperoleh manfaat seperti :
a. Meningkatkan kekuatan otot dan efektivitas fungsi jantung mencegah
pengeras pembuluh arteri, serta melancarkan system pernapasan.
b. Selain dapat menghindari obesitas, senam ergonomis juga dapat
mencegah dan mengobati berbagai penyakit karena saat melakukan
senam ergonomis terjadi penurunan kadar glukosa darah.
c. Menambah elastisitas /kelenturan jaringan yang sering menyebabkan
penyakit arthritis (radang sendi). Banyaknya pergerakan pada sendi
akan menambah produksi pelicin pada jaringan penghubung.
d. Membantu memperlambat turunnya massa tulang karena saat Latihan
berlangsung, otot-otot melakukan Gerakan menarik atau
berkontraksi
(Putri, 2021).
3. Teknik Dasar Senam Ergonomis
Sebelum melakukan gerakan inti senam ergonomis, lakukanlah lebih
dahulu pemanasan dengan melakukan peregangan untuk menghindari
terjadinya kontraksi/cedera otot. Peregangan dapat dilakukan dengan cara
berikut :
a. Mendongakkan kepala ke atas dan kebawah (kepala jangan di putar
360 derajat)
b. Kepala di tolehkan kekanan dan kekiri
c. Bahu di putar kedepan dan kebelakang
d. Badan dimiringkan kekanan dan kekiri
e. Selanjutnya tangan di angkat ke atas dan di putar kebelakang. Saat
tangan diatas kaki dijinjitkan dan Tarik napas sambal mengecilkan
perut. Saat tangan sampai di depan dada napas dilepaskan dan kaki
di tegakkan. Lakukan Gerakan ini minimal 50 kali.
Setelah selesai melakukan pemanasan, teruskanlah dengan
melakukan Gerakan dasar senam ergonomis berikut menurut Sagiran (2019),
a. Gerakan pembuka : Berdiri sempurna
1) Cara : Berdiri tegak, pandangan lurus kedepan, tubuh rileks,
tangan di depan dada, telapak tangan kanan di atas telapak
tangan kiri menempel di dada, dengan jair-jari sedikit meregang.
Posisi kaki meregang sehingga mengangkang kira-kira selebar
bahu, telapak dan jari-jari kaki mengarah lurus ke depan.
D. Kerangka Teori
Skema 2.2
Kerangka Teori
Sumber (Sagiran (2012), Komariah (2015) dalam Putri, (2021))
x
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan design Quasy Experiment
dengan rancangan penelitian pre-post test with control groups design, yang
bertujuan untuk mengetahui pengaruh senam ergonomis terhadap kadar asam
urat pada lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Siulak Mukai Kabupaten
Kerinci Tahun 2022.
Penelitian Quasy Experiment ini merupakan salah satu bentuk
desain penelitian eksperimen yang memanipulasi variabel bebas ikut
berpengaruh terhadap terbentuknya variabel terikat, belum merupakan
eksperimen sungguh-sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut
berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Hasil analisa data
berdasarkan rancangan penelitian ini dapat menggambarkan pengaruh senam
ergonomis yang diukur dengan membandingkan skor rata-rata post test
kelompok kontrol dan post test kelompok intervensi.
Skema 3.1
Konsep Penelitian
Keterangan :
KP : Kelompok Perlakuan
KK : Kelompok Kontrol
O1 : Kadar asam urat post test kelompok kontrol
O2 : Kadar asam urat post test kelompok Perlakuan/Intervensi
X : Intervensi (senam ergonomis)
G. Analisa Data
Analisa data dilakukan dengan menggunakan komputer, adapun analisa
data yang digunakan adalah :
1. Analisis Univariat
Analisis Univariat dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi dari
masing-masing variabel penelitian yaitu variabel independen (pemberian
senam ergonomis) dan variabel dependen (kadar asam urat sebelum dan
sesudah intervensi)
2. Analisis Bivariat
Analisis Bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen dalam penelitian ini menggunakan
Independent Sample T-Test, dengan syarat sebagai berikut :
a. Data harus terdistribusi normal
Sebelum melakukan analisa data perlu di lakukan uji kenormalan
data dengan memakai uji kolmogorov smirnov, karena data yang
terkumpul berupa interval/ratio.
b. Sampel harus independen (bebas).
Independent Samples T-Test menggunakan dua kelompok yang
saling independent (bebas), sehingga tidak ada keterkaitan antara
kelompok yang satu dengan kelompok yang lain.
b. Data harus sejenis atau homogen.
c. Uji ini dilakukan dengan jumlah data yang sedikit.
Jika data tidak memenuhi syarat uji Independent Samples T-Test di
atas maka uji yang digunakan adalah uji statistik nonparametrik yaitu Uji
Mann Whitney
H. Kerangka Konsep
Berdasarkan tujuan penelitian maka dapat dibuat kerangka konsep
sebagai berikut :
I. Hipotesis
Adapun hipotesis penelitian adalah sebagai berikut :
Ha : Ada Pengaruh Senam Ergonomis Terhadap Kadar Asam Urat Pada
Lanisa Di Puskesmas Siulak Mukai Kabupaten Kerinci Tahun 2022
H0 : Tidak Ada Pengaruh Senam Ergonomis Terhadap Kadar Asam Urat Pada
Lanisa Di Puskesmas Siulak Mukai Kabupaten Kerinci Tahun 2022
J. Definisi Operasional
Tabel 3.1
Definisi Operasional Penelitian
Pengaruh Senam Ergonomis Terhadap Kadar Asam Urat Pada Lansia
Di Wilayah Kerja Puskesmas Siulak Mukai Kabupaten Kerinci
Tahun 2022
Defenisi Skala
No Variabel Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur
Variabel
Independen
1. Senam Gerakan SOP Pemberian Senam Ordinal
Ergonomis kombinasi dari Senam intervensi Ergonomis
gerakan otot
KK Ergonomis Senam sudah O
dan gerakan Ergonomis diberikan 1x1
pernafasan. dalam sehariTest
Post
KPdari
Terdiri X O2
enam gerakan Intervensi Post Test
yang akan di
berikan pada
kelompok
perlakuan.
Variabel
Dependen
2. Kadar Asam Ukuran atau Alat Lembar Laki – laki Ordinal
Urat sebelum jumlah kadar pengukur Observasi >7,0 mg/dl
dan sesudah asam urat kadar hasil
intervensi dalam darah asam urat pengukuran Perempuan >
seseorang darah Kadar 6,0 mg/dl.
sebelum dan merk Easy Asam Urat
sesudah Touch
intervensi /
perlakuan
yang
dinyatakan
dalam mg/dl
darah.
x
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, L. M. (2011). Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta : Graha Ilmu
Erman, dkk., (2021)., Pengaruh Senam Ergonomis Terhadap Kadar Asam Urat
Pada Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Merdeka Kota Palembang. Jurnal
Keperawatan Merdeka (JKM), Volume 1 Nomor 2, November 2021. Page
232-239
Maryam. (2013). Asuhan Keperawatan Pada Lansia. Trans Info Media, Jakarta.
Putri, Ghea dkk., (2021). Pengaruh Pemberian Kompres Bubuk Jahe Merah
Terhadap Nyeri Pada Lansia Dengan Gout Arthtritis. Research of Education
and Art Link in Nursing Journal. Volume 4, No. 1 April, 2021 Page 50-57
Riskesdas, (2016), Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar Tahun 2016. Kementerian
Kesehatan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Sagiran. (2019). Mukjizat Gerakan Sholat. Edisi ke-2. Jakarta : Qultum Media
Saragih, M. Gultom, R., & Sipayung, R (2020). Penanganan Asam Urat Dengan
Latihan Senam Ergonomik Pada Lansia Di Kelurahan Gaharu Kecamatan
Medan Timur. Amaliah Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(2), 172-
175.
Sari, Y. N. I. (2018). Berdamai Dengan Asam Urat (Sari (ed.); Pertama). Jakarta:
Tim Bumi Medika
Lampiran 1
JADWAL KEGIATAN
PENGARUH SENAM ERGONOMIS TERHADAP KADAR ASAM URAT
PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIULAK MUKAI
KABUPATEN KERINCI TAHUN 2022
No Kegiatan Bulan
Mei Juni Juli Agustus September
1 Memilih masalah penelitian
2 Mengajukan Judul Penelitian
3 Menyusun Proposal Penelitian
4 Konsultasi Proposal
5 Seminar Proposal
6 Perbaikan Proposal
7 Pelaksanaan Penelitian
8 Penyusunan hasil penelitian dan konsultasi
9 Ujian hasil penelitian dan perbaikan
10 Penyerahan skripsi
Pembimbing I Pembimbing II Padang, Juli 2022
Peneliti
(Ns. Rhona Sandra, M.Kep) (Ns. Putri Minas Sari, M.Kep) LANDIA VIRONIKA
x
Lampiran 2
Kepada Yth,
Bapak................
Di
Tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : LANDIA VIRONIKA
NIM : 2002097
Alamat : Desa Mukai Pintu Kec. Siulak Mukai Kab. Kerinci
Adalah mahasiswa STIKES SYEDZA SAINTIKA Padang bermaksud
mengadakan
Senampenelitian
Ergonomis dengan judul “Pengaruh Senam Ergonomis Terhadap
Kadar Asam Urat Pada Lansia Di Puskesmas Siulak Mukai Kadar Kabupaten
Asam Urat
Kerinci Tahun 2022”.
Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan bagi
Bapak/Ibu selaku responden. Kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan
dijaga dan hanya dipergunakan untuk kepentingan penelitian.
Apabila Bapak/Ibu menyetujui, maka dengan ini saya mohon
kesediaannya untuk menandatangani lembar persetujuan dan menjawab
pertanyaan yang disediakan dengan sejujurnya sesuai dengan yang Bapak/Ibu
ketahui.
Demikianlah, atas perhatian dan kesedian Bapak/Ibu sebagai responden
saya ucapkan terima kasih.
Siulak Mukai, Juli
2022
(Landia Vironika)
Lampiran 3
FORMAT PERSETUJUAN
(Informed Consent)
( Yosi
Marli )
Lampiran 4
LEMBAR OBSERVASI
PENGARUH SENAM ERGONOMIS TERHADAP KADAR ASAM URAT
PADA LANSIA DI PUSKESMAS SIULAK MUKAI
KABUPATEN KERINCI TAHUN 2022
Karakteristik Responden
1. Kode Responden :
2. Nama :
3. Umur :
4. Jenis Kelamin : L / P
5. Tingkat Pendidikan : 1. SD
2. SMP
3. SMA
4. Perguruan Tinggi
6. Pekerjaan : 1. Pegawai Negeri
2. Karyawan Swasta
3. Wiraswasta
4. Petani
KELOMPOK KONTROL
Pemberian
Kadar Asam Urat Kadar Asam Urat
No Hari/Tanggal Senam KET
Pre Test Post Test
Ergonomis
1
2
3
4
5
6
7
LEMBAR OBSERVASI
PENGARUH SENAM ERGONOMIS TERHADAP KADAR ASAM URAT
PADA LANSIA DI PUSKESMAS SIULAK MUKAI
KABUPATEN KERINCI TAHUN 2022
Karakteristik Responden
1. Kode Responden :
2. Nama :
3. Umur :
4. Jenis Kelamin : L / P
5. Tingkat Pendidikan : 1. SD
2. SMP
3. SMA
4. Perguruan Tinggi
6. Pekerjaan : 1. Pegawai Negeri
2. Karyawan Swasta
3. Wiraswasta
4. Petani
KELOMPOK INTERVENSI
Pemberian
Kadar Asam Urat Kadar Asam Urat
No Hari/Tanggal Senam KET
Pre Test Post Test
Ergonomis
2
3
4
5
6
7