Anda di halaman 1dari 166

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.

S DARI MASA KEHAMILAN


PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR, NIFAS DAN
KELUARGA BERENCANA DI KLINIK
BERSALIN NURMA
TAHUN 2021

LAPORAN TUGAS AKHIR

Oleh :

SONIA SIHOTANG
011442180042

AKADEMI KEBIDANAN NUSANTARA 2000


TAHUN 2021
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. S DARI MASA KEHAMILAN,
PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR, NIFAS DAN
KELUARGA BERENCANA DI KLINIK
BERSALIN NURMA
TAHUN 2021

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan


Menjadi Ahli Madya Kebidanan

Oleh

SONIA SIHOTANG
011442180042

AKADEMI KEBIDANAN NUSANTARA 2000

TAHUN 2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Tugas Akhir Dengan Judul

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. S DARI MASA KEHAMILAN,


PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR, NIFAS DAN KELUARGA
BERENCANA DI KLINIK BERSALIN NURMA
TAHUN 2021

Yang Dipersiapkan Oleh

Sonia Sihotang
0114421840042

Telah Diperiksa Dan Disetujui Untuk Dipertahankan


Dihadapan Tim Penguji

Medan, 15 Juli 2021


Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

( Endang Sihaloho, SST., M.KM. ) (Selvia Yolanda Dalimunthe, SST.,M. KM)


NIDK.8826999920 NIDN.0114089301
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Tugas Akhir (LTA) Dengan Judul:

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. M DARI MASA KEHAMILAN,


PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR, NIFAS DAN KELUARGA
BERENCANA DI KLINIK BERSALIN NURMA
TAHUN 2021

Yang Dipersiapkan Oleh

Sonia Sihotang
0114421840042

Telah Di Uji Dan Dipertahankan Di Hadapan Tim Penguji Ujian LTA


Dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima

Medan, 15 Juli 2021

Penguji I Penguji II Penguji III

(Selvia Y Dalimunthe, SST. M.K.M) (Yosafat Barus S. Kep, Ners. M. Kep) (Endang Sihaloho, SST., M. KM)
NIDN.0114089301 NIDN. 0106108702 NIDK.8826999920

Medan, 15 Juli 2021


Akademi Kebidanan Nusantara 2000 Medan

Mengetahui
Direktris

(Endang Sihaloho, SST.,M. KM


NIDK. 8820999920
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. IDENTITAS

Nama : Sonia Sihotang

Tempat/Tanggal Lahir : Teluk Roban,03 Februari 1999

Agama : Islam

Nama Ayah : Adhar Sihotang

Nama Ibu : Zahnidah Manalu

Anak Ke : 6 dari 3 Bersaudara

Alamat : Desa Teluk Roban Kab. Tapanuli Tengah,

Sumatra Utara

PENDIDIKAN

Tahun 2006-2012 : SDN Bottot 2

Tahun 2012- 2015 : MadrasyahSanawiyah Al-wasliahSorkam

Tahun 2015-2018 : SMAN 1 Sorkam Barat

Tahun 2018- 2021 : Akademi Kebidanan Nusantara 2000 `

Medan
ABSTRAK

Menurut Word Health Organization (WHO) Pada tahun 2019 Angka Kematian
Ibu (AKI) di dunia yaitu sebanyak 303.000 jiwa. Penyebab utama tingginya angka
kematian ibu yaitu: perdarahan, hipertensi, dan infeksi. Asuhan kebidanan
bertujuan untuk memeberikan asuhan kebidanan berkelanjutan atau
berkesinambungan pada ibu Hamil, Bersalin, BBL, Nifas dan KB dengan
menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.
Metode yang digunakan dalam meberikan asuhan kebidanan kepada secara
berkesinambungan ( contuinity care ) yaitu dengan metode 7 langkah Hallen
Varney dan SOAP, yaitu mengumpulkan data, menginterpretasi data dasar,
mendiagnosa, mengindentifikasi kebutuhan segera, merencanakan, melaksanakan,
dan mengevaluasi. Sasarannya yaitu pada Ny.S usia 23 tahun dengan G1P0A0.
Hasil yang diperoleh setelah melakukan asuhan contuinity carepada
Ny.Santara lain selama masa kehamilan sudah melakukan kunjungan kehamilan
sebanyak 3 kali, dan selama kehamilan 14T pada ibu tidak terpenuhi. Pada masa
persalinan ibu telah melakukan bounding attachment dengan bayinya, ibu
diberikan suntikan oksitosin setelah bayi lahir ± 1 menit, setelah itu ibu di hecting
karena adanya laserasi perenium derajat 1.Pada bayi baru lahir tetes mata tidak
diberikan, dan bayi diberikan susu formula. Pada masa nifas ibu nyeri pada
perenium dan perut, pada saat ber-KB ibu memilih kontrasepsi jenis suntik 3
bulan.
Disarankan pada ibu untuk melakukan pemijatan payudara dan
mengkomsumsi sayur-sayuran hijau untuk memperlancar ASI, dan memberikan
ASI ekslusif pada bayinya selama 6 bulan. Sedangkan bagi tenaga kesehatan
disarankan untuk lebih meningkattkan pelayanan kebidanan secara contuinity
care.

Kata kunci : Asuhan Kebidanan Kehamilan, Persalinan, Bayi Baru Lahir,


Nifas, dan Keluarga Berencana.
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan
rahmat-Nya sehingga dapat terselesaikannya Laporan Tugas Akhir yang berjudul
“ Asuhan Kebidanan Pada Ny.S Dari Masa Kehamilan, Persalinan, Bayi
Baru Lahir, Nifas Dan Keluarga Berencana Di Klinik Bersalin Nurma
Tahun 2021”, sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Ahli Madya
Kebidanan pada Program Studi Kebidanan Akademi Nusantara 2000.

Dalam hal ini, penulis banyak berterima kasih atas bimbingan dan arahan
serta dorongan dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Tugas Akhir ini sebagaimana mestinya untuk itu pada kesempatan kali
ini penulis menyampaikan rasa terima kasih pada :

1. Bapak Kombes Pol Dr. dr. Antonius Ginting., SpOG., MARS selaku Ketua

Pembina Yayasan Nusantara 2000 Medan.

2. Ibu Roswitha Bukit., SE., Msi, Ak, CA selaku Ketua Yayasan Nusantara

2000 Medan.

3. Ibu Endang Sihaloho., SST., M.KM selaku Direktris Akademi Kebidanan

Nusantara 2000 Medan sekaligus Dosen Pembimbing I dan Penguji III ,

yang telah memberikan kesempatan kepada saya dalam menyusun Laporan

Tugas Akhir ini.

4. Ibu Selvia Yolanda Dalimunthe., SST., M.KM pembimbing II dan penguji I

yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan

petunjuk dalam menyelesaikan laporan tugas akhir ini.

5. Bapak Yosafat Barus., S.Kep. Ners. M.Kep selaku Penguji III, yang telah

memberikan bimbingan dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini


6. Seluruh Bapak/Ibu staff dosen pengajar di Akademi Kebidanan Nusantara
2000 Medan yang telah banyak memberikan ilmu kepada penulis selama
mengikuti perkuliahan di Akademi Kebidanan Nusantara 2000 Medan.
7. Ibu Asrama yang telah memberikan motivasi kepada penulis sehingga
mampu menyelesaikan Laporan Tugas Akhir.
8. Ibu Nurma, S.KM selaku pimpinan Klinik Bersalin yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk melakukan Asuhan Kebidanan di Klinik
Bersalin Nurma untuk penyusunan tugas akhir ini hingga selesai
9. Ny.S dan keluarga Responden atas kerjasamanya yang baik.
10. Teristimewa untuk yang terkasih Ayahanda Adhar Sihotang dan Ibu tercinta
Zahnidah Manalu yang telah mengasuh, membesarkan, dan mendidik penulis
serta memberikan dukungan moril, materil dan doa yang tiada henti sejak
penulis dilahirkan hingga laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan pada
waktunya.
11. Saudara/i tercinta Nirwana, Juliana,Wahyu, Pandi, Ahmad, Andini
Ayuninggrum,yang telah memberikan dukungan penuh pada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan baik.
12. Buat seluruh Mahasiswa Akademi Kebidanan Nusantara 2000 Medan, dan
seluruh teman-temanku seperjuangan Angkatan telah banyak membantu
penulis dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir. Semoga ALLAH SWT
memberikan balasan pahala atas segala amal kebaikan dan semoga Laporan
Tugas Akhir ini berguna bagi semua pihak yang memanfaatkannya.

Medan, 15 Juli 2021

Sonia Sihotang

011442184004
DAFTAR ISI

ABSTRAK............................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................vi
DAFTAR SINGKATAN.....................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................5
1.3 Tujuan..............................................................................................................5
1.4 Sasaran, Tempat dan Waktu............................................................................6
1.5 Manfaat............................................................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................9


2.1 Konsep Kehamilan..........................................................................................9
2.1.1 Pengertian Kehamilan..........................................................................9
2.1.2 Organ Genetalia Wanita Eksterna dan Interna.....................................9
2.1.3 Perubahan Fisiologis Masa Kehamilan................................................13
2.1.4 Perubahan Psikologis............................................................................15
2.1.5 Standar Pelayanan 14T.........................................................................16
2.1.6 Pengertian ANC....................................................................................21
2.1.7 Kunjunga Awal dan Kunjungan Ulang................................................22
2.1.8 Faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan..............................................23
2.1.9 Kebutuhan Ibu Hamil...........................................................................26
2.1.10 Manajemen Kebidanan Pada Ibu Hamil...............................................27
2.2 Persalinan........................................................................................................28
2.2.1 Konsep Dasar Persalinan......................................................................28
2.2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan...................................33
2.2.3 Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin..............................................................34
2.2.4 Tujuan Asuhan Persalinan....................................................................35
2.2.5 Asuhan Persalinan................................................................................35
2.3 Bayi Baru Lahir...............................................................................................38
2.3.1 Konsep Dasar Bai Baru Lahir...............................................................38
2.3.2 Asuhan Bayi Baru Lahir.......................................................................45
2.4 Konsep Dasar Masa Nifas...............................................................................50
2.4.1 Pengertian Masa Nifas..........................................................................50
2.4.2 Tujuan Masa Nifas...............................................................................51
2.4.3 Tahapan Masa Nifas.............................................................................51
2.4.4 Perubahan Fisiologis Masa Nifas.........................................................52
2.4.5 Adaptasi Psikologis Masa Nifas...........................................................57
2.4.6 Kunjungan Masa Nifas.........................................................................58
2.4.7 Kebutuhann Dasar Ibu Nifas................................................................60
2.4.8 Laktasi dan Asi Ekslusif.......................................................................61
2.5 Keluarga Berencana.........................................................................................63
2.5.1 Konsep Keluarga Berencana................................................................63
2.5.2 Tujuan Umum Keluarga Berencana.....................................................64
2.5.3 Faktor-Faktor yang Berperan Dalam Pemilihan Kontrasepsi.............64
2.5.4 Macam-Macam Keluarga Berencana...................................................65

BAB III PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN........................95


3.1 Asuhan Kebiadanan Pada Ibu Hamil...............................................................95
3.2 Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin.............................................................107
3.3 Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir.......................................................121
3.4 Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas……………………..................................127
3.5 Asuhan Kebidanan Pada Keluarga Berencana................................................132

BAB IV PEMBAHASAN....................................................................................138
4.1 Pembahasan.....................................................................................................138
4.2 Kehamilan........................................................................................................138
4.3 Persalinan........................................................................................................141
4.4. Bayi Baru Lahir..............................................................................................146
4.5 Nifas................................................................................................................147
4.6 Keluarga Berencan..........................................................................................148

BAB V PENUTUP...............................................................................................150
5.1 Kesimpulan......................................................................................................150
5.2 Saran................................................................................................................151

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Partograf

Lampiran 2 : Surat Survei Pendahuluan

Lampiran 3 : Surat Balasan Survei

Lampiran 4 : Lembar permintaan menjadi subjek

Lampiran 5 : Lembar persetujuan menjadi subjek

Lampiran 6 : Data-data ibu Bersalin

Lampiran 7 : Lembar bimbingan LTA

Lampiran 8 : Foto dokumentasi


DAFTAR SINGKATAN
A : Abortus
AIDS : Acquired Immune Deficiency Syndrome
AKB : Angka Kematian Bayi
AKI : Angka Kematian Ibu
ANC : Antenatal Care
APD : Alat perlindungan diri
APGAR : Appearance, Pulse, Grimace, Activity, Respiration
AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
ASI : Air Susu Ibu
BAB : Buang Air Besar
BAK : Buang Air Kecil
BB : Berat Badan
BBL : Bayi Baru Lahir
C : Celcius
DJJ : Denyut Jantung Janin
DMPA : Depo Medroxy Progesteron Asetat
G : Gravida
HB : Haemoglobin
HCG : Hormon Chorionic Gonadotrhopin
HIV : Human Immunodeficiency Virus
HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir
IM : Intra Muscular
IMD : Inisiasi Menyusu Dini
IMS : Infeksi Menular Seksual
INC : Intranatal Care
IUD : Intra Uterine Defice
KB : Keluarga Berencana
KIE : Komunikasi Informasi Edukasi
LILA : Lingkar Lengan Atas
MAL : Metode Amenorhea Laktasi
MDGs : Millennium Development Goals
MmHg : Milimeter Hydrogyrum
OUE : Ostium Uretra Externum
P : Partus
PAP : Pintu Atas Panggul
PB : Panjang Badan
PEMPROV : Pemerintah Provinsi
PMS : Penyakit Menular Seksual
PTT : Peregangan Tali Pusat Terkendali
RISKESDES : Riset Kesehatan Dasar
SAR : Segmen Atas Rahim
SBR : Segmen Bawah Rahim
SDKI : Survei Demografi Kesehatan Indonesia
TB : Tinggi Badan
TBBJ : Taksiran Berat Badan Janin
TD : Tekanan Darah
TFU : Tinggi Fundus Uteri
TT : Tetanus Toxoid
TTP : Taksiran Tanggal Persalinan
WBC : White Blood Cell
WHO : World Health Organization
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut WHO (2019) Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu

sebanyak 303.000 jiwa, Angka Kematian Ibu (Maternal Mortality Rate)

merupakan jumlah kematian ibu akibat dari proses kehamilan, persalinan, dan

pasca persalinan yang dijadikan indikatore derajar kesehatan

perempuan.Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu target global

sustainnable developmen goals (SDGs) dalam menurunkan Angka Kematian

Ibu menjadi 70/100.000 KH pada tahun, 2020.

Pada tahun 2018, diperkirakan 2,5 juta anak meninggal dalam bulan

pertama kehidupan mereka, yaitu sekitar 7.000 bayi baru lahir setiap hari.

Sebagian besar bayi baru lahir meninggal pada minggu pertama kehidupan

dengan sekitar satu juta meninggal di hari pertama dan satu juta meninggal

dalam enam hari berikutnya. Meskipun ada tantangan yang sedang

berlangsung, kemajuan besar telah dibuat dalam meningkatkan kelangsungan

hidup neonatal. Kematian neonatal menurun secara global dengan angka

kematian neonatal dunia turun dari 37/1.000 KH pada 1990 menjadi 18/1.000

KH pada 2018. Hasilnya adalah penurunan kematian neonatal di seluruh

dunia dari 5,1 juta pada 1990 menjadi 2,5 juta pada 2018. Namun, penurunan

51 persen ini lebih lambat daripada tingkat penurunan di antara anak-anak

berusia 1-59 bulan (63%) (UNICEF, 2019).

Sebagian besar kematian bayi baru lahir (79%) disebabkan oleh

komplikasi yang berkaitan dengan kelahiran prematur, kejadian intrapartum


seperti kelahiran asfiksia, atau infeksi seperti sepsis atau pneumonia. Dengan

demikian, menargetkan waktu sekitar kelahiran dengan intervensi berdampak

tinggi terbukti dan perawatan berkualitas untuk bayi baru lahir kecil dan sakit

dapat mencegah hingga 79% dari kematian bayi baru lahir. "Every Action

Action Newborn" (ENAP) menyerukan peningkatan fokus pada waktu sekitar

kelahiran dengan intervensi berdampak tinggi yang ditargetkan sebagai

strategi untuk mengurangi tidak hanya kematian bayi baru lahir tetapi juga

kematian ibu dan bayi baru lahir, menghasilkan tiga kali lipat dalam investasi

(UNICEF, 2019).

Menurut profil kesehatan Indonesia tahun 2020 jumlah Angka

Kematian Ibu menunjukkan 4.627 kematian di Indonesia jumlah ini

menunjukan peningkatan di bandingkan tahun 2019 sebesar 4.221 kematian.

Berdasarkan penyebab sebagian besar kematian ibu pada tahun 2020

disebabkan ileh pendarahan sebanyak 1.330 kasus, hipertensi dalam

kehamilan sebanyak 1.110 kasus, dan gangguan sistem peredaran darah

sebanyak 230 kasus. (Profil kesehatan Indonesia, 2020).

Menurut profil kesehatan indonesia pada tahun 2020 dari 28.158

kematian balita 20.266 kematian diantaranya terjadi pada masa neonatus. Dari

keseluruhan kematian neonatus yang di laporkan 20.266 kematian terjadi

pada usia 0-28 hari. Sementara 5.386 kematian terjadi pada usia 29 hari

sampai 11 bulan dan 2.506 kematian terjadi pada usia 12-59 bulan. (Profil

kesehatan Indonesia, 2020).


Pada tahun 2020 penyebab kematian neonatal terbanyak adalah

kondisi BBLR. Penyebab kematian lainnya diantaranya Aspeksia, Infeksi,

Kelainan Kongengital, Tetanus Neonatorium dan lainnya. Pada kelompok

anak balita penyebab kematian terbanyak adalah diare, penyebab kematian

lain diantaranya Peneumonia, kelainan Konginital jantung dan lainnya. (Profil

kesehatan Indonesia, 2020).

Cakupan KN1 indonesia pada tahun 2020 sebesar 82,0%, lebih kecil

dari tahun 2019 yaitu sebesar 94,9%. Namun capaian ini belum memenuhi

target renstra tahun 2020 yaitu sebesar 86% . sejumlah 16 provinsi 47,1 %

telah memenuhi target tersebut. Cakupan KN1 2019 masih terdapat disparitas

berkisar antara 53,08% di papua dan 106,09% dijakarta (Profil Kesehatan

Indonesia, 2020).

Menurut profil kesehatan Indonesia tahun 2020, sejak 2007 sampai

2020 cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K4 cenderung meningkat.

Namun demikian penurunan terjadi pada tahun 2020 dibandingkan tahun

2019, yaitu dari 88,54% menjadi 84,6% penurunan ini diasumsikan terjadi

karna implementasi program di daerah yang terdampak pandemi Covid-19.

(Profil Kesehatan Indonesia, 2020).

Jumlah kematian bayi sebanyak 730 kematian atau 2,41 per 1.000

kelahiran hidup. Menurun dibandingkan jumlah kematian bayi tahun 2018

sebanyak 869 atau 2,84 per 1.000 kelahiran hidup. Angka kematian bayi terus

ditekan dari target kinerja Angka Kematian Bayi(AKB) tahun 2019 pada

RJPMD Provinsi Sumatera Utara yang diperkirakan sebesar 4,5 per 1.000

kelahiran hidup. Untuk mendorong penurunan angka kematian ibu dan bayi,
khususnya neonatus, Pemprov Sumut melakukan Memorandum of

Understanding(MoU) dengan USAID-Jalin dan Kabupaten/Kota. Dengan

lokus penurunan AKI-AKN di Asahan, Deliserdang, Mandailing Natal, dan

Nias Selatan, dalam penguatan manajemen, sistem rujukan serta

pemberdayaan SDM (Dinkes Sumut, 2019).

Berdasarkan laporan profil kesehatan kab/kota tahun 2017 jumlah

kematian ibu tercatat sebanyak 205 kematian, lebih rendah dari data yang

tercatat pada tahun 2016 yaitu 239 kematian. Jumlah kematian ibu yang

tertinggi tahun 2017 tercatat di Kabupaten Labuhanbatu dan Kabupaten Deli

Serdang sebanyak 15 kematian, disusul Medan Timur dengan 15 kematian

serta Kabupaten Batu Bara sebanyak 11 kematian. Jumlah kematian terendah

tahun 2017 tercatat di Kota Pematangsiantar dan Gunungsitoli masing-masing

1 kematian. Bila jumlah kematian ibu dikonversi ke angka kematian ibu,

maka AKI di Sumatera Utara adalah sebesar 88/100.000 kelahiran hidup.

Angka tersebut diperkirakan belum menggambarkan AKI yang sebenarnya

pada populasi, terutama bila dibandingkan dari hasil Sensus Penduduk 2010,

dimana AKI di Sumatera Utara sebesar 328/100.000 KH. Hasil Survey AKI

dan AKB yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara

bekerja sama dengan FKM-USU tahun 2010 menyebutkan bahwa AKI di

Sumatera Utara pada tahun 2010 adalah sebesar 268 per 100.000 kelahiran

hidup (Profil Kesehatan Medan Timur, 2017).

Pada tahun 2020 hasil laporan dari seksi kesga dan gizi bidang

kesehatan masyarakat terdapat jumlah Kematian Ibu di Provinsi Jambi 2020

adalah 62 kasus dengan jumlah kelahiran hidup 64.365. sedangkan Angka


Kematian Bayi pada tahun 2020 sebanyak 360 balita/64.365 KH. (Profil

Kesehatan Privinsi Jambi, 2020).

Berdasarkan data yang diperoleh di klinik Bersalin Nurma, pada saat di

lakukan survey awal dari bulan Juni sampai Oktober 2021 terdapat yang

melakukan Antenatal Care (ANC) sebanyak 70 orang, intranatal Care (INC)

sebanyak 35 orang, ibu Postnatal Care (PNC) 30 orang, aseptor KB 75 orang, 50

Bayi Baru Lahir, maka penulis tertarik untuk mengambil data. Mengingat

pentingnya kesehatan ibu dan bayi di Indonesia, maka penulis tertarik

memberikan pelayanan asuhan kebidanan secara berkesinambungan (continuity

care) pada Ny. S usia 23 tahun dengan GI P0 A0 di mulai dari masa kehamilan,

masa persalinan, perawatan BBL, masa nifas, dan keluarga berencana serta

melakukan pendokumentasian kebidanan di klinik Bersalin Nurma.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yaitu

Bagaimana memberikan asuhan kebidanan secara continuity of care kepada

ibu mulai dari masa Kehamilan, Persalinan, Bayi Baru Lahir, Nifas, Dan

Keluarga Berencana.

1.3 Tujuan

1.3.1Tujuan Umum

Memberikan asuhan kebidanan secara continuity care pada ibu dari

masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan keluarga berencana

dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.


1.3.2 Tujuan Khusus

a. Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny.S di klinik Bersalin

Nurma

b. Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin Ny. S di klinik

Bersalin Nurma

c. Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas Ny. S di klinik Bersalin

Nurma

d. Melaksanakan asuhan kebidanan bayi baru lahir Ny. S di klinik Bersalin

Nurma

e. Melaksanakan asuhan kebidanan ibu reseptor kb Ny. S di klinik Bersalin

Nurma

1.4 Sasaran, Tempat dan Waktu Asuhan Kebidanan

1.4.1 Sasaran

Ny.S 23 tahun dengan G1P0A0 memperhatikan continuity care mulai dari

masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, dan keluarga berencana.

1.4.2 Tempat

Di Klinik Bersalin Nurma Jl.Sei Mencirim dusun III, Deli Serdang, Kec.

Medan Sunggal, Kota Medan.

1.4.3 Waktu

Waktu melakukan asuhan kebidanan pada Februari sampai Juli 2021.


1.5 Manfaat

1.5.1 Manfaat Teoritis

a. Dengan adanya Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil secara teratur

untuk kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi baik, dengan

pemantauan terhadap komplikasi-komplikasi yang mungkin dapat

terjadi

b. Dengan adanya Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin akan

terlaksananya asuhan persalinan normal tanpa penyulit yang

mungkin terjadi.

c. Dengan adanya Asuhan Pada Bayi Baru Lahir dengan baik dan benar

akan mencegah terjadinya komplikasi yang mungkin terjadi.

d. Dengan adanya Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas sehingga masa

nifas dapat berlangsung normal tanpa terjadi infeksi.

e. Dengan adanya Asuhan Pada Neonatus dengan baik dan benar akan

mencegah terjadinya komplikasi yang mungkin terjadi.

1.5.2 Manfaat Praktis

a. Bagi Ibu

Untuk meningkatkan pengetahuan ibu mengenai pentingnya

asuhan kebidanan secara berkesinambungan (contibuity of care)

dimulai dari hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas, dan keluarga

berencana.

b. Bagi Klinik

Sebagai masukan mengenai pengetahuan tentang asuhan

kebidanan secara berkesinambungan pada kehamilan, persalinan,


bayi baru lahir, nifas, dan keluarga berencana yang berguna untuk

meminimalkan angka kematian ibu dan bayi.

c. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan kajian guna untuk meningkatkan ilmu

pengetahuan bagi mahasiswi Akademi Kebidanan Nusantara 2000

Medan.

d. Bagi Penulis

Mengimplementasikan apa yang ada di teori diaplikasikan di

lapangan yaitu melakukan asuhan kebidanan komprehensif dengan

COC mulai dari kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas,

neonatus, hingga pelayanan kontrasepsi.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Kehamilan

2.1.1 Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah masa ketika seorang wanita membawa embrio

atau fetus didalam tubuhnya. Awal kehamilan terjadi pada saat sel telur

perempuan lepas dan masuk kedalam saluran sel telur. Pada saat

persetubuhan, berjuta-juta cairan sel sperma dipancarkan oleh laki-laki

kedalam rongga rahim.dengan kompetisi yang sangat ketat, salah satu

sperma tersebut akan berhasil menembus sel telur dan bersatu dengan

sel telur tersebut. Peristiwa ini yang disebut dengan fertilisasi atau

konsepsi (Astuti, 2016).

Kehamilan merupakan proses yang alamiah, berbagai perubahan

terjadi pada wanita selama kehamilan normal adalah bersifat fisiologis

bukan patologis . oleh karenanya, asuhan yang diberikan adalah asuhan

yang meminimalkan intervensi dan asuhan yang berdasarkan evidence

based (Dainty, 2016).

2.1.2 Organ Genitalia Wanita Eksterna dan Interna

A. Genitalia Eksterna

1. Mons Veneris

Daerah yang menggunung diatas simfisis, yang akan

ditumbuhi rambut kemaluan (pubis) apabila wanita beranjak

dewasa. Rambut ini membentuk sudut lengkung (pada wanita)

sedang pria membentuk sudut runcing keatas.


Subkutannya banyak mengandung lemak. Labiya mayora

kanan dan kiri bersatu di sebelah belakang yang disebut komisura

posterior dan merupakan batas depan perineum (Kusmiati dkk,

2016).

a. Labia minora (bibir kecil)

Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna merah

jambu. Merupakan suatu lipatan kanan dan kiri bertemu di atas

preputium klitoris dan dibawah klitoris. Bagian belakang kedua

lipatan setelah mengelilingi orifisium vagina bersatu disebut

fhaurchet (hanya nampak pada wanita yang belum pernah

melahirkan) (Kusmiati dkk, 2016).

b. Klitoris (kelentit)

Klitoris merupakan suatu tunggal atau organ yang sedikit

menonjol dan identik dengan penis laki-laki. Organ ini

mengandung banyak urat-urat syaraf sensoris dan erektil.

Dengan banyaknya urat syaraf dan pembuluh darah glans

klitoris amat sensitive sehingga dapat mengembang, bila ada

ransangan seksual atau sensasi erotic.

c. Vestibulum(serambi)

Merupakan suatu rongga yang berbentuk seperti perahu

atau lonjong dan dibatasi oleh labia minora kanan dan kiri,

sebelah atas oleh klitoris dan di sebelah belakang bawah oleh

fourchet. Ada enam lubang yang bermuara ke dalam vestibulum.


d. Hymen (selaput dara)

Merupakan lapisan yang tipis dan menutupi sebagian

besar introitus vagina. Hymen bersifat elastis tetapi kuat tetapi

kuat karena terdiri atas jaringan ikat elastis dan kolagen. Hymen

mempunyai bentuk yang berbeda-beda. Dari yang semilunar

(bulan sabit). Sampai yang berlubang-lubang atau yang ada

pemisahnya (septum) (Kusmiati dkk, 2016).

e. Perineum Terletak di antara vulva dan anus, panjang sekitar 4

cm.

f. Vulva

Bagian dari alat kandungan yang berbentuk lonjong,

berukuran panjang mulai dari klitoris, kanan kiri diatas bibir

kecil, sampai ke belakang di batasi perineum.

B. Genitalia Interna

1. Vagina (liang senggama)

Adalah suatu saluran berbentuk pipa atau tabung yang merupakan

suatu lorong yang melengkung ke depan dan terdiri atas muskulo

membranosa yang menghubungkan antara vulva sampai uterus. Panjang

vagina pada dinding depan sekitar 6 -7 cm, dan lebih pendek dari dinding

belakang. Sedang pada dinding posterior / belakang panjangnya kira-kira 7-

10 cm. Fungsi penting vagina adalah:

a. Saluran keluar untuk mengalirkan darah haid dan sekret lain dari rahim.

b. Alat untuk bersenggama.

c. Jalan lahir pada waktu bersalin.


2. Uterus (rahim)

Adalah suatu struktur otot yang cukup besar, bagian luarnya ditutupi

oleh peritoneum, sedangkan rongga dalamnya dilapisi oleh mukosa rahim.

Dalam keadaan tidak hamil, rahim terletak dalam rongga panggul kecil di

antara kandung kencing dan rektum.

Bentuknya seperti bola lampu yang gepeng atau buah alpukat yang

terdiri dari 3 lapisan yaitu:

a. Badan rahim (kopus uteri) berbentuk segitiga.

b. Leher rahim (serviks uteri) berbentuk silinder.

c. Rongga rahim (kavum uteri).

d. Tuba fallopi

e. Ligamentum rotumdum

f. Ligamentum ovary proprium.

g. Arteri dan vena

3. Serviks

Merupakan bagian paling bawah dari uterus. Panjang serviks antara

2,5-3 cm dan 1 cm menonjol vagina. Ujung dari serviks yang menonjol ke

vagina disebut portio. Di dalam serviks terdapat saluran yang disebut kanalis

servikalis yang terdiri atas 2 muara yaitu Ostium Uteri Eksternum (OUE) dan

Ostium Uteri Internum (OUI) (Hani, dkk, 2011).

4. Tuba Fallopi

Masing-masing tuba berasal dari cornu uteri, berjalan kedua sisi

dinding pelvik, kemudian membelok ke bawah dan ke belakang sebelum


mencapai dinding lateral pelvik. Kedua tuba ini terletak di dalam

ligamentum latum. Panjang masing-masing tuba kira-kira 10 cm. Secara

mikroskopik terdiri tatas beberapa bagian yatu sebagai berikut:

a. Tuba pars interstisialis, terletak dalam dinding uterus dan panjangnya 2,5

cm, diameter 1 mm.

b. Tuba isthmus, daerah paling sempit dengan diameter 2,5 mm.

c. Tuba ampula, daerah yang membesar dengan diameter 6 mm dan panjang

5 cm, biasanya sebagai tempat terjadinya fertilisasi.

d. Tuba infundibulum, diameter 6 mm, terdapat fimbrae pada ujungnya

yang berfungi untuk menangkap ovum saat keluar dari ovarium (Hani,

dkk, 2011).

5. Ovarium

Ovarium merupakan organ yang kecil berbentuk seperti buah kenari

berwarna putih dan permukaannya bergerigi. Dengan ukuran 3 cm x 2 cm x

1 cm dan beratnya 5-8 gr.

2.1.3 Perubahan Fisiologis Masa Kehamilan

Pada kehamilan terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita,

khususnya pada alat genitalia eksterna dan internanserta pada payudara.

Dalam hal ini hormone estrogen dan prigestron mempunyai peran penting.

Perubahan yang terdapat pada ibu hamil antara lain terdapat uterus, serviks

uteri, vagina, payudara, serta semua sistem tubuh (Saryono, 2016).

a. Uterus

Pada akhir kehamilan biasanya kontraksi sangat jarang dan

meningkat pada satu dan dua minggu sebelum persalinan. Peningkatan


kontraksi miometrium ini menyebabkan otot fundus uteri tertarik ke atas.

Segmen atas uterus yang berkontraksi secara aktif menjadi lebih tebal

dan memendek serta memberikan tarikan yang lambat dan stabil terhadap

serviks yang relative terfiksasi. Yang menyebabkan dimulainya

peregangan dan pematangan serviks.

b. Serviks Uteri

Akibat bertambah aktivitas uterus selama kehamilan, serviks

mengalami pematangan secara bertahap, dan kanal mengalami dilatasi.

Secara teoritis, pembukan serviks biasanya terjadi pada primigravida

selama 2 minggu terakhir kehamilan, tapi biasanya tidak terjadi pada

multigravida hingga persalinan dimulai.

c. Vagina

Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang merupakan

persiapan untuk mengalami peregangan pada waktu persalinan dengan

meningkatkan ketebalan mukosa, mengendornya jaringan ikat, dan

hipertrofi otot polos. Perubahan ini mengakibatkan bertambahnya

panjangnya dinding vagina. Papilla mukosa juga mengalami hipertrofi

dengan gambaran seperti paku sepatu.

d. Payudara

Di akhir kehamilan kolostrum dapat keluar dari payudara.

Progesteron menyebabkan putting lebih menonjol dan dapat digerakkan.

Meskipun dapat dikeluarkan, air susu belum dapat diproduksi karena

hormon prolaktin ditekan oleh prolaktin inhibiting hormon. Setelah

persalinan kadar progesteron dan estrogen akan menurun sehingga


pengaruh inhibis progesteron terhadap laktalbumin akan hilang

(Rismalinda, 2015).

2.1.4 Perubahan Psikologis Masa Kehamilan Trimester I, II, III

a. Trimester I

1. Wanita yang belum siap hamil secara mental sering kali membenci

kehamilannya.

2. Muncul perasaan ambivalen, kekecewaan, penolakan, kecemasan,

depresi, dan kesedihan.

3. Biasanya ibu akan menjadi lebih sensitif.

4. Wanita hamil akan berfokus pada dirinya sendiri.

5. Banyak wanita merasakan kebutuhan kasih sayang yang besar dan

cinta kasih tanpa seks.

6. Hasrat seksual / sangat bervariasi, meski beberapa wanita mengalami

peningkatan seksual.

7. Libido secara umum sangat dipengaruhi oleh keletihan, nausea,

depresi, payudara yang membesar dan nyeri, kecemasan,

kekhawatiran, dan masalah-masalah lain merupakan normal.

b. Trimester II

1. Mengembangkan identitas sebagai ibu bagi dirinya sendiri, yang

berbeda dari ibunya.

2. Muncul sejumlah perubahan karena kehamilan telah menjadi jelas

dalam pikirannya.
3. Ibu mulai bersosialisasi dengan wanita hamil dan minat serta

aktivitasnya berfokus pada kehamilan, cara membesarkan anak, dan

persiapan untuk menerima peran barunya.

4. Sebagian besar wanita merasa lebih erotis.

5. Libido meningkat.

6. Sudah mulai terlepas dari rasa cemas dan khawatir.

c. Trimester III

1. Wanita akan kembali merasa ketidaknyamanan fisik yang semakin

kuat menjelang akhir kehamilan.

2. Wanita akan merasa canggung, jelek, berantakan, dan memerlukan

dukungan oleh pasangannya.

3. Wanita mulai terfokus pada kelahiran bayinya. (Dr. Taufan Nugroho,

MPH).

2.1.5 Standar Pelayanan 14 T :

a. Timbang berat badan dan tinggi badan

Tinggi badan diperiksa sekali pada saat ibu hamil datang pertama

kali kunjungan, dilakukan untuk mendeteksi tinggi badan ibu yang

berguna untuk mengkategorikan adanya resiko apabila hasil pengukuran

<145 cm. Berat badan diukur setiap ibu datang atau berkunjung untuk

mengetahui kenaikan BB atau penurunan BB. Kenaikan BB ibu hamil

rata-rata antara 6,5 kg sampai 16 kg

b. Tekanan darah

Diukur dan diperiksa setiap kali ibu datang atau berkunjung.

Pemeriksaan tekanan darah sangat penting untuk mengetahui standar


normal, tinggi atau rendah. Deteksi tekanan darah yang cenderung naik

di waspadai adanya gejala kearah hipertensi dan preeklampsi. Apabila

turun dibawah normal kita pikirkan kearah anemia. Tekanan darah

normal berkisar sytole/diastole : 110/80-120/80mmHg.

c. Pengukuran tinggi fundus uteri

Pengukuran tinggi fundus uteri dengan menggunakan pita

sentimeter, letakkan titik nol pada tepi atas sympisis dan rentangkan

sampai fundus uteri (fundus tidak boleh ditekan).

Tabel 2.1
Tinggi Fundus Uteri

No Tinggi Fundus Uteri (cm) Umur kehamilan Dalam


Minggu

1. 12 cm 12

2. 16 cm 16

3. 20 cm 20

4. 24 cm 24

5. 28 cm 28

6. 32 cm 32

7. 36 cm 36

8. 40 cm 40

Sumber : Saryono, 2016. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta :

Nuha Medika.

Taksiran kasar pembesaran uterus pada perabaan tinggi fundus:

1. Tidak hamil / Normal : sebesar telur ayam ( + 30 g)

2. Kehamilan 8 minggu : telur bebek

3. Kehamilan 12 minggu : telur angsa


4. Kehamilan 16 minggu : pertengahan simfisis – pusat

5. Kehamilan 20 minggu : pinggir bawah pusat

6. Kehamilan 24 minggu : pinggir atas pusat

7. Kehamilan 28 minggu : sepertiga pusat – xyphoid

8. Kehamilan 32 minggu : pertengahan pusat – xyphoid

9. Kehamilan 36 – 42 minggu : 3 sampai 1 jari bawah xyphoid

Sekresi lendir serviks meningkat pada kehamilan memberikan gejala

keputihan (Margarth dkk, 2017).

d. Pemberian tablet tambah darah (Tablet Fe)

Tablet ini mengandung 200 mg Sulfat Ferosus 0,25 mg asam folat

yang di ikat dengan laktosa. Tujuan pemberian tablet fe adalah untuk

memenuhi kebutuhan Fe pada ibu hamil dan nifas, karena pada masa

kehamilan kebutuhan meningkat seiring dengan pertumbuhan janin. Cara

pemberian tablet Fe perhari, sesudah makan, selama kehamilan dan nifas.

Dosis yang dibutuhkan adalh 1-2 x 100 mg/hari selama 2 bulan sampai

dengan melahirkan .

e. Pemberian Imunisasi TT

Tujuan pemberian imunisasi TT adalah untuk melindungi janin dan

tetanus neonatrum. Efek samping vaksin TT yaitu nyeri kemerah-

merahan dan bengkak 1-2 hari pada tempat penyuntikan. Ini akan

sembuh dan tidak perlu pengobatan.

f. Pemeriksaan Hb

Jenis pemeriksaan Hb yang sederhana yakni dengan cara Talquis dan

dengan cara sahli. Pemeriksaan hb dilakukan pada kunjungan ibu hamil


yang pertama kali, lalu periksa lagi menjelang persalinan. Pemeriksaan

hb adalah salah satu upaya untuk mendeteksi anemia ibu hamil.

g. Pemeriksaan protein urine

Pemeriksaan ini berguna untuk mengetahui adanya protein dalam urin

ibu hamil. Adapun pemeriksaannya dengan asam asetat 2-3% ditujukan

pada ibu hamil dengan riwayat tekanan darah tinggi, kaki oedema.

Pemeriksaan urin protein ini untuk mendeteksi ibu hamil kea rah

preeclampsia.

h. Pengambilan darah untuk pemeriksaan VDRL

Pemeriksaan Veneral Desease Research Laboratory (VDRL) adalah

untuk mengetahui adanya treponema palladium/penyakit menular

seksual, antara lain syphilis. Pemeriksaan kepada ibu hamil yang pertama

kali datang diambil specimen darah vena ± 2 cc. apabila hasil tes

dinyatakan positif, ibu hamil dilakukan pengobatan/rujukan. Akibat fatal

yang terjadi adalah kematian janin pada kehamilan <16 minggu, pada

kehamilan lanjut dapat menyebabkan kelahiran premature, cacat bawaan.

i. Pemeriksaan urine reduksi

Dilakukan pemeriksaan urine reduksi hanya kepada ibu dengan inikasi

penyakit gula/DM atau riwayat penyakit gula pada keluarga ibu dan

suami. Bila hasil pemeriksaan urine reduksi positif perlu diikuti

pemeriksaan gula darah untuk memastikan adanya Diabetes Mellitus.

j. Perawatan Payudara

Meliputi senam payudara, perawatan payudara, pijat takan payudara

yang ditujukan kepada ibu hamil. Manfaat perawatan payudara :


1. Menjaga kebersihan payudara, terutama putting susu.

2. Mengencangkan serta memperbaiki bentuk putting susu.

3. Merangsang kelenjar-kelenjar susu sehingga produksi ASI lancar.

4. Mempersiapkan ibu dalam laktasi.

k. Senam hamil

Senam hamil bermanfaat untuk membantu ibu hamil dalam

mempersiapkan persalinan dan mempercepat pemulihan setelah

melahirkan serta mencegah sembelit. Adapun tujuan senam hamil adalah

memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot perut, ligamentum,

otot dasar panggul, memperoleh relaksasi tubuh dengan latihan-latihan

kontraksi dan relaksasi. Menguasai teknik pernafasan yang berperan pada

saat persalinan .

l. Pemberian obat malaria

Malaria adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh satu

dari beberapa jenis plasmodium dan ditularkan oleh gigitan nyamuk

anopheles yang terinfeksi.

m. Pemberian minyak kapsul beryodium

Diberikan pada kasus gangguan akibat kekurangan yodium di daerah

endemis. Gangguan akibat kekurangan yodium adalah rangkaian efek

kekurangan yodium pada tumbuh kembang manusia.

n. Temu wicara/Konseling

Konseling adalah suatu bentuk wawancara untuk menolong orang

lain memperoleh pengertian yang lebih baik mengenai dirinya dalam


usaha untuk memahami dan mengatasi permasalahan yang sedang

dihadapi (Saryono, 2016).

2.1.6 Pengertian Asuhan Antenatal Care

Asuhan antenatal care adalah suatu program yang terencana berupa

observasi, edukasi, dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk

memperoleh suatu proses kehamilan dan persiapan persalinan yang aman

dan memuaskan (Elisabeth, 2016).

a. Tujuan asuhan antenatal care

1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan

tumbuh kembang bayi.

2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan

sosial ibu juga bayi.

3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang

mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara

umum, kebidanan, dan pembedahan.

4. Memperisiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat,

ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian

ASI ekslusif.

6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran


bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
2.1.7 Kunjungan Awal dan Kunjungan Ulang

a. Kunjungan I (16 minggu) dilakukan untuk:

1. Penapisan dan pengobatan anemia.

2. Perencana persalinan.
3. Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya.

b. Kunjungan II (24 -28 minggu) dan kunjungan III (32 minggu)

dilakukan untuk:

1. Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya.

2. Penapisan PE, gameli, infeksi alat reproduksi dan saluran perkemihan.

3. Mengulang perencanaan persalinan.

c. Kunjungn IV (36 minggu sampai dengan lahir), dilakukan untuk:

1. Sama seperti kegiatan kunjungan II dan III.

2. Mengenali adanya kelainan letak dan presentasi.

3. Memantapkan rencana persalinan.

4. Mengenali tanda-tanda persalinan.

2.1.8 Faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan

a. Faktor Kesehatan

1. Status kesehatan

Ada dua klasifikasi dasar yang berkaitan dengan status

kesehatan atau penyakit yang dialami oleh ibu hamil :

a. Penyakit atau komplikasi akibat langsung kehamilan, yaitu

hyperemesis gravidarum, preklampsia/eklampsia, kelainan lamanya

kehamilan, kehamilan ektopik, kelainan plasenta atau selaput janin,

perdarahan antepartum, gemeli.

b. Penyakit atau kelainan yang tidak berhubungan langsung dengan

kehamilan. Terdapat hubungan timbal balik dimana penyakit ini

dapat diperberat serta mempengaruhi kehamilan atau penyakit ini

dapat diperberat oleh karena kehamilan.


2. Status Gizi

Status gizi merupakan hal yang penting diperhatikan pada masa

kehamilan, karena faktor gizi sangat berpengaruh terhadap status

kesehatan ibu selama hamil serta guna pertumbuhan dan

perkembangan janin. Kebutuhan zat gizi pada ibu hamil secara garis

besar adalah sebagai berikut :

a. Asam folat

Menurut konsep evidence bahwa pemakaian asam folat pada

masa pre dan perikonsepsi menurunkan resiko kerusakan otak,

kelainan neural, spina bifida dan anencepalus, baik pada ibu hamil

yang normal maupun beresiko. Asam folat juga berguna untuk

membantu reproduksi sel darah merah, sintesis DNA pada janin

dan pertumbuhan plasenta.

b. Energi

Diet pada ibu hamil tidak hanya difokuskan pada tinggi

protein saja tetap pada susunan gizi seimbang energy dan juga

protein. Hal ini juga efektif untuk menurunkan kejadian BBLR dan

kematian perinatal. Kebutuhan energy ibu hamil adalah 285 kalori

untuk proses tumbuh kembang janin dan perubahan pada tubuh ibu.

c. Protein

Pembentukan jaringan baru dari janin dan untuk tubuh ibu

dibutuhkan protein sebesar 910 gram dalam 6 bulan terakhir

kehamilan. Dibutuhkan tambahan 12 gram protein sehari untuk ibu

hamil.
d. Zat besi (Fe)

Pemberi suplemen tablet tambah darah atau zat besi secara

rutin adalah untuk membangun cadangan besi, sintesa sel darah

merah, dan sintesa darah otot. Setiap tablet besi mengandung

FeSO4 320 mg (zat besi 30 mg), minimal 90 tablet selam hamil.

manfaat Tablet Fe diantaranya yaitu Ibu hamil perlu mengkonsumsi

tablet Fe selama kehamilan karena kebutuhan zat besi meningkat

selama kehamilan. Tablet Fe adalah garam besi dalam bentuk tablet

yang apabila di konsumsi secara teratur dapat meningkatkan jumlah

sel darah merah. Wanita hamil mengalami pengenceran sel darah

merah sehingga memerlukan zat besi untuk meningkatkan jumlah

sel darah merah dan untuk meningkatkan jumlah Hb.

Asupan zat besi selain dari makanan adalah melalui

suplemen tablet zat besi. Makanan yang banyak mengandung zat

besi antara lain daging terutama hati dan jeroan, telur, polong

kering, kacang tanah dan sayuran berdaun hijau. Zat besi adalah

mineral yang dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah. Selain

itu, mineral juga berperan sebagai komponen untuk membentuk

mioglobin (protein yang membawa oksigen ke otot), kolagen serta

enzim, zat besi juga berfungsi dalam system pertahanan tubuh.

e. Kalsium

Untuk pembentukan tulang dan gigi bayi. Kebutuhan kalsium

ibu hamil adalah sebesar 500 mg sehari (Saryono, 2016).


f. Pemberian suplemen vitamin D terutama pada kelompok beresiko

penyakit menular seksual (Saryono, 2016).

3. Gaya hidup

a. Alkohol dan kafein

Alcohol yang dikonsumsi ibu hamil dapat membahayakan

jantung ibu dan merusak janin, termasuk menimbulkan kecactan dan

kelainan serta menyebabkan kelahiran premature (Saryono, 2016).

b. Merokok

Ibu hamil perokok beresiko menurunkan berat bayi lahir. Hasil

riset menunjukkan satu atau lima diantara wanita hamil merokok.

Kebiasaan merokok sering terjadi pada kelompok social rendah,

paritas tinggi, penghasilan rendah, atau ibu dengan problem psikologis

(Saryono, 2016).

c. Penggunaan obat-obatan selama hamil

Pengaruh obat terhadap janin selama hamil tidak hanya

tergantung dari macam obat, akan tetapi tergantung dari saat obat

tersebut diberikan (Saryono, 2016).

2.1.9 Kebutuhan ibu hamil Trimester III

a. Oksigen

Pada dasarnya kebutuhan oksigen semua manusia sama yaitu udara

yang bersih, tidak kotor atau polusi udara. Pada prinsipnya hindari

ruangan/tempat yang dipenuhi polusi udara(Saryono,2016).


b. Nutrisi

Ibu yang sedanng hamil bersangkutan dengan proses pertumbuhan

fetus yang ada di dalam kandungan dan pertumbuhan berbagai organ ibu,

pendukung proses kehamilan seperti adneksa, mammae (Saryono, 2016).

Makanan di perlukan untuk:

1. Pertumbuhan janin

2. Plasenta

3. Uterus

4. Mammae

a. Organ lain

Pada kehamilan trimester III (minggu 27-lahir 0 kalori sama

dengan trimester II tetapi protein naik menjadi 2g/kg BB. Ibu yang

cukup makanannya mendapatkan kenaikan BB yang cukup baik.

Kenaikan BB selama hamil rata-rata 9-13,5 kg. Kenaikan BB selama

kehamilan trimester III adalah 9,5 kg. makanan diperlukan antara

lain untuk pertumbuhan janin, plasenta, uterus, buah dada dan

kenaikan metabolisme (Saryono, 2016). Anak aterm membutuhkan :

1. 400 gram protein

2. 220 gram lemak

3. 80 gram karbohirat

4. 40 gram mineral (Saryono, 2016)


2.1.10 Manajemen Kebidanan Pada Ibu Hamil

a. Langkah 1 (Pengumpulan Data)

Langkah ini mengumpulkan semua informasi yang akurat

dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi

klien.

b. Langkah ll (Interpretasi Data Dasar)

Data dasar yang telah dikumpulkan dinterpretasi sehingga

dapat merumuskan .

2.2 Persalinan

2.2.1 Konsep Dasar Persalinan

a. Pengertian Persalinan

Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi

karena cukup bulan (36-42 minggu) dan bersifat spontan kurang

dari 18 jam tanpa ada faktor penyulit dan komplikasi baik bagi

ibu maupun janin (Yongky, dkk. 2016).

Persalinan adalah proses proses membuka dan menipisnya

serviks dan janin turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan

kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang telah

terjadi pada kehamilan cukup bulan (37- 42 minggu), lahir

spontan dengan presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik

ibu maupun janin (Margareth ZH dkk, 2017).

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput

ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan disebut normal apabila

prosesnya terjadi pada usia cukup bulan (setelah 37 minggu)


tanpa disertai dengan adanya penyulit atau tanpa bantuan dengan

kekuatan sendiri (Johariyah, 2016).

b. Tahapan Persalinan
1. Kala I (Pembukaan)

Kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung dari pembukaan

nol sampai pembukaan lengkap. Dimulai sejak kontraksi uterus teratur

dan meningkat (frekuensi dan kekuatannya) hingga serviks membuka

lengkap. Kala I dibagi menjadi 2 fase :

yaitu fase laten dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan

penipisan dan pembukaan serviks membuka <4 cm. Pada umumnya

fase laten berlangsung hampir 8 jam kontraksi mulai teratur tetapi

lamanya masih antara 20-30 detik.

fase aktif yaitu frekuensi dan lama kontraksi uterus akan

meningkat secara bertahap (kontraksi dianggap adekuat/memadai jika

terjadi tiga kali/lebih dalam waktu 10 menit berlangsung 40 detik

lebih). Dari pembukaan 4 cm sampai dengan 10 cm, akan terjadi

dengan kecepatan rata-rata 1 cm per jam (nuipara dan multipara) atau

lebih dari 1 cm hingga 2 cm pada multipara (Johariyah, 2016).

Fase aktif dibagi menjadi 3 fase, yaitu :

a. Fase akselerasi : dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.

b. Fase dilatasi maksimal : dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung

sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.

c. Fase deselerasi : pembukaan menjadi lambat dalam waktu 2 jam

pembukaan 9 cm menjadi lengkap (Johariyah, 2016).


2. Kala II (Kala Pengeluaran)

Pada kala II his terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama, kira-kira

2-3 menit sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga

terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul secara reflektoris

menimbulkan rasa mengedan. Karena tekanan pada rectum, ibu merasa

seperti mau buang air besar, dengan tanda anus terbuka. Pada waktu his,

kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka, dan perineum meregang.

Lama kala II pada primigravida adalah dari 1,5 jam sampai dengan 2 jam,

sedangkan pada multigravida adalah 0,5 jam sampai dengan 1 jam. Kala II

dimulai dari pembukaan lengkap sampai dengan lahirnya bayi.

Gejala dan tanda kala II persalinan :

a. His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit, dengan durasi 50

sampai 100 detik.

b. Menjelang akhir kala I ketuban pecah yang ditandai dengan

pengeluaran cairan secara mendadak.

c. Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi.

d. Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rectum atau vagina.

e. Perineum menonjol.

f. Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah.

g. Tanda pasti kala II : pembukaan serviks telah lengkap atau terlihatnya

bagian terendah janin di introitus vagina.

3. Kala III (Kala Uri)


Dimulai sejak lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta

dan selaput ketuban. Pada kala III persalinan, miometrium berkontraksi

mengikuti penyusutan volume rongga uterus setelah kelahiran bayi.


Penyusutan ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat

perlengketan plasenta. Karena perlengketan plasenta menjadi semakin

kecil, seangkan ukuran plasenta tidak berubah, maka plasenta akan terlipat,

menebal dan akhirnya lepas dari dinding uterus. Setelah lepas, plasenta

akan turun ke bagian bawah uterus atau ke dalam vagina. Tanda-tanda

lepasnya plasenta yaitu :

a. Uterus menjadi bundar.

b. Uterus terdorong keatas, karena plasenta dilepas ke segmen bawah

rahim.

c. Tali pusat bertambah panjang.

d. Terjadi perdarahan.

4. Kala IV (Kala Observasi)

Adalah kala pengawasan selama 2 jam setelah bayi lahir. Untuk

mengamati keadaan ibu terutam terhadap bahaya perdarahan post partum.

Kala IV dimulai sejak ibu dinyatakan aman dan nyaman sampai 2 jam. Kala

IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan pasca

persalinan sering terjadi pada 2 jam pertama. Observasi yang dilakukan

adalah tingkat kesadaran penderita, pemeriksaan tanda-tanda vital (tekanan

darah, nadi, suhu dan pernafasan), kontrasi uterus, tinggi fundus uteri, dan

terjadinya perdarahan. Perdarahan normal bila tidak melebihi 400-500 cc

(Johariyah, 2016).

c. Tanda dan Gejala Persalinan

1. Lightening
Beberapa minggu sebelum persalinan, calon ibu merasa bahwa

keadaannya menjadi lebih enteng. Ia merasa kurang sesak, tetapi sebaliknya

ia merasa bahwa berjalan sedikit lebih sukar, dan sering diganggu oleh

perasaan nyeri pada anggota bawah.

2. Pollakisuria
Perasaan sering atau susah buang air kecil karena kandung kemih

tertekan oleh bagian terbawah janin.

3. False labor
Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-

kontraksi lemah dari uterus.

4. Perubahan serviks

Pada akhir bulan ke IX hasil pemeriksaan serviks menunjukkan

bahwa serviks yang terjadi tertutup panjang dan kurang lunak namun

menjadi lebih lembut, beberapa menunjukkan telah terjadi pembukaan dan

penipisan.

5. Energy Spurt

Beberapa ibu akan mengalami peningkatan energi kira-kira 24-28

jam sebelum persalinan mulai, setelah beberapa hari sebelumnya merasa

kelelahan fisik karena tuanya kehamilan maka ibu mendapati satu hari

sebelum persalinan dengan energi yang penuh.

6. Gastrointestinal Upset

Beberapa ibu mungkin akan mengalami tanda-tanda seperti diare,

obstipasi, mual dan muntah karena efek penurunan hormon terhadap sistem

pencernaan.
2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persalinan

a. Faktor Power

Power adalah kekuatan yang mendorong janin keluar dalam

persalinan adalah his, kontraksi otot-otot perut, kontraksi diafragma dan

aksi dari ligament, dengan kerjasama yang baik dan sempurna.

b. Faktor Passanger

Faktor yang berpengaruh terhadap persalinan adalah faktor janin,

yang meliputi sikap janin, letak janin, bagian terbawah, dan posisi janin.

c. Faktor Passage (jalan lahir)

Passage atau faktor jalan lahir dibagi atas bagian keras yaitu

tulang-tulang panggul (rangka panggul) dan bagian lunak yaitu otot-otot,

jaringan-jaringan dan ligament-ligament.

d. Psikis ibu

Dalam fase persalinan juga terjadi peningkatan kecemasan, dengan

makin meningkatnya kecemasan akan semakin meningkatkan intensitas

nyeri. Fenomena hubungan antara cemas dan nyeri sebaliknya merupakan

hubungan yang berkorelasi positif, yang menurut Caceres dan Burns

(1997) mempunyai pola hubungan seperti spiral yang ujungnya

membesar.

e. Penolong persalinan

Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi terjadinya kematian

ibu adalah kemampuan dan keterampilan penolong persalinan.


Keterampilan yang diajarkan dalam pelatihan asuhan persalinan normal

harus diterapkan sesuai dengan standar asuhan bagi semua ibu bersalin di

setiap tahapan persalinan oleh setiap penolong persalinan dimanapun hal

tersebut terjadi.

2.2.3 Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin

a. Dukungan Dasar Ibu Bersalin

Ada lima kebutuhan dasar bagi wanita dalam persalinan menurut

Lesser dan Keane adalah :

1. Asuhan fisik dan psikologis

2. Kehadiran seorang pendamping secara terus-menerus.

3. Pengurangan rasa sakit.

4. Penerimaan atas sikap dan perilakunya.

5. Informasi dan kepastian tentang hasil persalinan yang aman.

b. Kebutuhan Makanan dan Cairan

Makanan padat tidak boleh diberikan selama persalinan aktif, oleh

karena makanan padat lebih lama tinggal didalam lambung daripada

makanan yang cair, sehingga proses pencernaan lebih lambat selama

persalinan.

c. Kebutuhan Eliminasi

Kandung kencing harus dikosongkan setiap 2 jam selama persalinan.

Demikian pula dengan jumlah waktu berkemih juga harus dicatat. Bila

pasien tidak dapat berkemih sendiri, dapat dilakukan kateterisasi, oleh

karena kandung kencing yang penuh akan menghambat penurunan bagian

terbawah janin.
d. Posisi dan Aktifitas

Untuk membantu ibu agar tetap tenang dan rileks sedapat mungkin

bidan tidak boleh memaksakan pemilihan posisi yang diingikan oleh ibu

dalam persalinanya. Sebaliknya peranan bidan adalah untuk mendukung ibu

dalam pemilihan posisi apapun yang dipilihnya.

2.2.4 Tujuan Asuhan Persalinan

a. Memberikan asuhan yang memadai selama persalinan dalam upaya

mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman dengan

memberikan aspek sayang ibu dan sayang bayi.

b. Mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan

yang tinggi bagi ibu dan bayinya melalui berbagai upaya yang

terintegrasi dan lengkap serta intervensi minimal (Johariyah dan Ema.

2016).

c. Melindungi keselamatan ibu dan bayi baru lahir, mulai dari hamil hingga

bayi selamat.

d. Mendeteksi dan menatalaksana komplikasi secara tepat waktu.

e. Memberi dukungan serta cepat bereaksi terhadap kebutuhan ibu,

pasangan dan keluarganya selama persalinan dan kelahiran bayi

(Hidayat, 2016).

2.2.5 Asuhan Persalinan Kala I, II, III, IV

a. Asuhan Kala I Persalinan

Pada saat ibu merasa ingin melahirkan, maka perlu mengumpulkan data:

1. Pengumpulan data

2. Riwayat kesehatan
3. Pemeriksaan fisik

4. Pemeriksaan abdomen (leopold I, II, III, IV)

b. Asuhan Kala II Persalinan

Peran bidan adalah memantau dengan seksama dan memberikan

dukungan serta kenyamanan pada ibu baik segi perasaan maupun fisik:

1. Memberikan dukungan terus-menerus pada ibu dengan

a. Mendampingi ibu agar merasa nyaman

b. Menawarkan minum, mengipasi, dan memijat ibu

2. Menjaga kebersihan diri

a. Ibu tetap dijaga kebersihannya agar terhindar dari infeksi

b. Jika ada darah lendir atau cairan ketuban segera dibersihkan

3. Kenyamanan bagi ibu

a. Memberikan dukungan mental untuk mengurangi kecemasan atau

ketakutan ibu

b. Menjaga privasi ibu

c. Penjelasan tentang proses dan kemajuan persalinan

d. Penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan dan keterlibatan

ibu

e. Mengatur posisi ibu

f. Menjaga kandung kemih tetap kosong, ibu dianjurkan berkemih

sesring mungkin (Hidayat, 2016).

3. Asuhan Kala III Persalinan

Pengkajian awal / segera

a. Palpasi uterus untuk menentukan apakah ada bayi kedua


b. Menilai BB apakah stabil jika tidak rawat segera

Manajemen Aktif Kala III

a. Jepit dan gunting tali pusat sedini mungkin

b. Memberikan oksitosin

c. Lakukan PTT

d. Massase uterus
4. Asuhan Kala IV Persalinan
a. Evaluasi kontinue terhadap setiap temuan atau perkembangan signitifkan

selama periode antepastum dan intrapartum.

b. Evaluasi perubahan fisiologis dan anatomis puerperium.

c. Evaluasi tanda-tanda vital wanita dan tanda, gejala, serta perubahan fisik.

d. Evaluasi respon ibu dan ayah terhadap bayi mereka dan persiapan mereka

untuk pengasuhan.

e. Evaluasi perubahan perilaku wanita dan respon psikologis terhadap

kelahiran.

f. Penapisan kontinue terhadap tanda dan gejala komplikasi obstatil atau


medis.

2.3 Bayi Baru Lahir

2.3.1 Konsep Dasar Bayi Baru Lahir

A. Pengertian

Bayi baru lahir normal adalah bayi dengan berat badan

antara 2.500-4.000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan

tidak ada kelainan konginetal. Panjang badan 48-52 cm, lingkar

kepala 33-35 cm, lingkar dada 30-38 cm, denyut jantung 180x/I

menit pertama kemudian turun menjadi 120x/i, pernapasan 80x/i


kemudian turun menjadi 40x/I, warna kulit kemerahan licin karena

jaringan subkutan cukup terbentuk diliputi verniks kaseosa, dengan

masa kehamilan 37-42 minggu Lyndon, 2014).

Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37

minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai

4000 gram (Rochmah, 2011).

B. Kriteria Bayi Baru Lahir Nomal


1. Berat badan lahir bayi antara 2500-4000 gram.

2. Panjang badanbayi 48-50 cm.

3. Lingkar dada bayi 32-34 cm.

4. Lingkar kepala bayi 33-35 cm.

5. Bunyi jantung dalam menit pertama kurang lebih 180x/menit,

kemudian turun sampai 120-160 x/menit pada saat bayi berumur

30 menit.

6. Pernapasan cepat pada menit pertama kira-kira 80x/menit

disertai pernapasan cuping hidung, retraksi suprasternal dan

interkostal, serta rintihan hanya berlangsung 10-15 menit.

7. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan

cukup terbentuk dan dilapisi verniks kaseosa.

8. Rambut lanugo telah hilang, rambut kepala tumbuh baik.

9. Kuku telah agak panjang dan lemas.

10. Genitalia testis sudah turun (pada bayi laki-laki) dan labia

mayora telah menutupi labia minora (pada bayi perempuan)

11. Refleks isap, menelan, dan morp telah terbantuk.


12. Eliminasi, urin, dan mekonium normalnya keluar pada 24 jam

pertama. Mekonium memiliki karakteristik hitam kehijauan dan

lengket.

C. Adaptasi Fisiologis BBL terhadap Kehidupan di Luar Uterus

1. Adaptasi Pernapasan

Pernafasan awal dipicu oleh faktor fisik meliputi usaha yang

diperlukan untuk mengembangkan paru-paru dan mengisi alveolus yang

kolaps (misalnya, perubahan gradien tekanan). Faktor sensorik meliputi

suhu, bunyi, cahaya, suara, dan penurunan suhu. Faktor kimia meliputi

perubahan dalam darah (misalnya penurunan kadar oksigen, peningkatan

kadar karbondioksida, dan penurunan pH) sebagai akibat asfiksia

sementara selama kelahiran.

2. Adaptasi Kardiovaskular

Berbagai perubahan anatomi berlangsung setelah lahir. Sirkulasi

perifer lambat, yang menyebabkan akrosianosis pada tangan, kaki dan

sekitar mulut). Denyut nadi berkisar 120-160 x/menit saat bangun dan 100

x/menit saat tidur Rata-rata tekanan darah adalah 80/46 mmHg dan

bervariasi sesuai dengan ukuran dan tingkat aktivitas bayi.

3. Perubahan Termoregulasi dan Metabolik

Suhu bayi baru lahir dapat turun beberapa derajat karena

lingkungan eksternal lebih dingin daripada lingkungan pada uterus. Suplai

lemak subkutan yang terbatas dan area permukaan kulit yang besar

dibandingkan dengan berat badan menyebabkan bayi mudah

menghantarkan panas pada lingkungan. Kehilangan panas yang cepat


dalam lingkungan yang dingin terjadi melalui konduksi, konveksi, radiasi,

dan evaporasi. Trauma dingin (hipotermi) pada bayi baru lahir dalam

hubungannya dengan asidosis metabolik dapat bersifat mematikan, bahkan

pada bayi cukup bulan yang sehat.

4. Adaptasi Neurologis

Sistem neurologis bayi secara anatomik atau fisiologis belum

berkembang sempurna. Bayi baru lahir menunjukkan gerakan-gerakan

tidak terkoordinasi, pengaturan suhu yang labil, kontrol otot yang buruk,

mudah terkejut, dan tremor pada ekstremitas. Perkembangan neonatus

terjadi cepat.

5. Adaptasi Gastrointestinal

Enzim-enzim digestif aktif saat lahir dan dapat menyokong

kehidupan ekstrauterin pada kehamilan 36-38 minggu. Perkembangan otot

dan refleks yang penting untuk menghantarkan makanan sudah terbentuk

saat lahir. Pencernaan protein dan karbohidrat telah tercapai, pencernaan

dan absorpsi lemak kurang baik karena tidak adekuatnya enzim-enzim

pankreas dan lipase. Kelenjar saliva imatur saat lahir, sedikit saliva di olah

sampai bayi berusia 3 tahun. Pengeluaran mekonium dalam 24 jam pada

90% bayi baru lahir. Variasi besar terjadi diantara bayi baru lahir tentang

minat terhadap makanan, gejala-gejala lapar, dan jumlah makanan yang

ditelan pada setiap kali pemberian makanan. Beberapa bayi baru lahir

menyusu segera bila diletakkan pada payudara. Gerakan acak tangan ke

mulut dan mengisap jari telah diamati di dalam uterus.

6. Adaptasi ginjal
Laju filtrasi glomerulus relatif rendah pada saat lahir disebabkan

area permukaan kapiler glomerulus. Meskipun keterbatasan ini tidak

mengancam bayi baru lahir yang normal, tetapi menghambat kapasitas

bayi untuk berespon terhadap stresor. Penurunan kemampuan untuk

mengekskresikan obat-obatan dan kehilangan cairan yang berlebihan

mengakibatkan asidosis dan ketidakseimbangan cairan. Sebagian besar

bayi baru lahir berkemih dalam 24 jam pertama setelah lahir dan 2-6 kali

sehari pada 1-2 hari pertama, setelah itu mereka berkemih 5-20 kali dalam

24 jam. Urin dapat keruh karena lendir dan garam asam urat.

7. Adaptasi Hati

Selama kehidupan janin dan sampai tingkat tertentu setelah lahir,

hati terus membantu pembentukan darah. Selama periode neonatus, hati

memproduksi zat yang esensial untuk pembekuan darah. Penyimpanan zat

besi ibu cukup memadai bagi bayi sampai 5 bulan kehidupan ekstrauterin,

pada saat ini, bayi baru lahir menjadi rentan terhadap defisiensi zat besi.

Hati juga mengontrol jumlah bilirubin tak terkonjugasi yang

bersirkulasi, pigmen beraal dari hemoglobin dan dilepaskan bersamaan

dengan pemecahan sel-sel darah merah. Bilirubin tak terkonjugasi dapat

meninggalkan sistem vaskuler dan menembus jaringan ekstravaskular

lainnya (misalnya kulit, sklera, dan membran mukosa oral) mengakibatkan

warna kuning yang disebut jaundice atau ikterus. Pada stress dingin yang

lama, glikosis anaerobik terjadi, yang mengakibatkan peningkatan

produksi asam

8. Adaptasi Imun
Bayi baru lahir tidak dapat membatasi organisme penyerang di

pintu masuk. Imaturitas jumlah sistem pelindung secara signitifkan

meningkatkan resiko infeksi pada periode bayi baru lahir.Infeksi

merupakan penyebab utama mobiditas dan mortalitas selama periode

neonatus.

D. Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir

1. Kepala

Pemeriksaan terhadap ukuran, bentuk, sutura menutup/melebar, adanya

caput succedaneum, cepal hematoma, kraniotobes, dan sebagainya.

2. Mata

Pemeriksaan terhadap perdarahan, subkonjungtiva, tanda-tanda infeksi

(pus).

3. Hidung dan mulut

Pemeriksaan terhadap labia skisis, labia palatoskisis, dan refleks isap

(dinilai dengan mengamati bayi saat menyusu).

4. Telinga

Pemeriksaan terhadap preaurical tog, kelainan daun atau bentuk telinga.

5. Leher

Pemeriksaan teradap hematoma sternocleidomastoideus, ductus

thyroglossalis, hygroma colli.

6. Dada
Pemeriksaan terhadap bentuk, pembesaran buah dada, pernapasan,

retraksi intercostal, subcostal sifoid, merintih, pernapasan cuping hidung,

serta bunyi paru-paru (sonor, vesikular, bronkial, dan lain-lain).

7. Jantung

Pemeriksaan terhadap pulsasi, frekuensi bunyi jantung, kelainan bunyi

jantung.

8. Abdomen

Pemeriksaan terhadap membuncit (pembesaran hati, limpa, tumor aster)

Scaphoid (kemingkinan bayi menderita diagfragma atau atresia esofagus

tanpa fistula).

9. Tali pusat

Memeriksa terhadap perdarahan, jumlah darah pada tali pusat, warna,

dan besar tali pusat atau selangkangan.

10. Alat kelamin

Pada bayi laki-laki pemeriksaan testis apakah berada didalam skrotum,

terdapat lubang diujung penis, sedangkan pada bayi perempuan vagina

berlubang dan apakah labia mayora menutupi labia minora.

11. Lain-lain

Pada bayi harus keluar mekonium dalam 24 jam pertama kelahiran,

apabila tidak harus waspada terhadap atresia ani atau obstruksi usus.

Selain mekonium, urin juga harus keluar dalam 24 jam kelahiran tetapi

terkadang pengeluaran urine tidak diketahui karena pada saat bayi besar
kemungkinan urine telah keluar bersamaan dengan cairan ketuban.

Apabila urine tidak keluar dalam 24 jam, maka harus waspada

kemungkinan adanya obstruksi kemih (Sondakh, 2013).

2.3.2 Asuhan Bayi Baru Lahir

A. Asuhan Bayi Baru Lahir

Bidan harus mampu untuk:

1. Menilai dan memeriksa kondisi bayi secara umum segera setelah lahir

dan menilai dengan menggunakan apgar skor.

2. Memfasilitasi bayi untuk benafas spontan dan melakukan resusitasi.

3. Mengenali tanda-tanda hipotermia, mencegah, dan menanganinya.

4. Mengenali adanya kelainan pada bayi baru lahir dan melakukan

pertolongan pertama sebelum bayi dirujuk.

Beberapa hal yang dinilai menggunakan skor APGAR meliputi berikut ini

Tabel 2.2
AFGAR SKOR

KRITERI NILAI
A 0 1 2
Denyut Tidak Ada Lambat <100 >100
Jantung
Usaha Tidak Ada Lambat Tidak Teratur Menangis Kuat
Bernafas
Tonus Otot Lembek Sebagian Ektremitas Bergerak Aktif
Melemah
Refleks Tidak Ada Mengiris
Warna Biru, Pucat Tubuh merah muda, kaki Seluruh Tubuh
Kulit dan tangan biru Merah Muda
NB : APGAR normal = 7 – 10

Asfiksia sedang = 4 – 6

Asfiksia berat = 0 - 3

Alat/perlengkapan yang diperlukan untuk asuhan bayi baru lahir:

1. Selimut, kain yang bersih, kering, dan hangat.

2. Termometer, meteran/penggaris, timbangan berat badan bayi.

3. Sarung tangan steril/desinfektan tingkat tinggi (DTT).

4. Air mengalir bersih, sabun, lap kering.

5. Obat tetes mata (pilih salah satu: eritromisin 0,5%, garamisin 1%,

kloramfenikol 1%).

B. Imunisasi Pada Bayi dan Balita

Imunisasi adalah suatu upaya untuk mendapat kekebalan terhadap

suatu penyakit dengan cara memasukkan kman atau produk kuman yang sudah

dilemahkan atau dimatikan kedalam tubuh dan diharapkan tubuh dapat

menghasilkan zat anti yang pada saatnya digunakan untuk melawan atau bibit

penyakit yang menyerang tubuh ( Rochmah dkk,2016).

Jenis imunisasi:

1. Imunisasi aktif

Tubuh akan membuat sendiri zat anti setelah adanya rangsangan

antigen dari luar tubuh, rangsangan virus yang telah antigen seperti pada

imunisasi polio atau imunisasi campak.

2. Imunisasi pasif

Tubuh anak tidak membuat zat antibodi sendiri, tetapi kekebalan

tersebut diperoleh dari luar dengan penyutikan bahan / serum yang telah
mengandung zat anti, atau anak tersebut mendapat zat anti dari ibunya

semasa dalam kandungan, setelah memperoleh zat penolak,prosesnya cepat

tetapi tidak bertahan lama ( Rochmah dkk,2016)

3. BCG (Bacille Calmette Guerin)

Imunisasi BCG sebaiknya diberikan pada usia < 2 bulan, dosis

untuk bayi dan anak < 1 tahun adalah 0,05 ml dan cara pemberian adalah

melalui injeksi intrakutan didaerah insesio. Jika diberikan pada usia >3

bulan sebaiknya dilakukan uji tuberculin terlebih dahulu. Imunisasi BCG

ulangan tidak dianjurkan karena manfaatnya diragukan, mengingat

efektifitas perlindungan hanya 40% selain itu, sebanyak 705 kasus TB berat

misalnya meningitis ternyata meninggalkan parut BCG, dan kasus dewasa

yang positif menghidap BTA (Bakteri Tahan Asam) di Indonesia terbilang

cukup tinggi ( 25-36%) walaupun mereka telah mendapat BCG pada masa

kanak-kanak.

BCG tidak diberikan pada pasien dengan gangguan imun

(Leukimia, dalam pengobatan steroid jangka panjang, infeksi HIV). Pada

negara dengan prevalensi BCG yang tinggi seperti Indonesia, imunisasi

BCG diberikan segera mungkin setelah lahir. akan tetapi, jika bayi sakit,

imunisasi diberikan setelah bayi sembuh dan tepat sebelum dipulangkan

dirumah sakit/klinik (Rochmah dkk,2016).

4. Hepatitis B

Hepatitis B merupakan penyakit endemic hampir seluruh dunia.

Imunisasi ini diberikan sedini mungkin setelah lahir, mengingat sedikitnya

3,9% ibu hamil merupakan pengidap hepatitis dengan resiko penularan


maternal kurang lebih 45%. Pemberian imunisasi hepatitis B harus

berdasarkan status HbsAg yang tidak diketahui akan diberikan vaksin

rekombian atau vaksin plasma derivat IM dalam 12 jam setelah lahir

Dosis kedua diberikan pada usia 1-2 bulan dan dosis ketiga pada

usia 6 bulan. Jadwal pemberiannya yaitu:

a. Vaksin awal atau primer diberikan sebanyaj 3 kali. Jarak antara suntikan I

dan II adalah 1-2 bulan, sedangkan suntikan III diberikan dengan jarak 6

bulan dari suntikan I.

b. Pemberian booster dilakukan 5 tahun kemudian, namun masih belum ada

kesepakatan.

c. Skrining pravaksinasi hanya dianjurkan pada pemberian imunisasi secara

individu, sedangkan pada suntikan massal tidak dianjurkan.

5. DPT (Difteri Perkusis Tetanus)

Imunisasi DPT dasar diberikan 3 kali sejak usia 12 bulan dengan

interval 4-6 minggu. DPT diberikan pada usia 2-4 bulan, DPT 2 pada usia 3-5

bulan, DPT 3 diberikan pada usia 4-6 bulan. Selanjutnya DPT 4 diberikan pada

usia 1 tahun, setelah DPT 3 yaitu 18-24 bulan, dan DPT 5 pada saat masuk

sekolah 5-7 tahun. Dosis DPT 0,5 ml intramuscular, baik untuk imunisasi dasar

maupun ulangan. Usia 12 tahun mengingat masih dijumpai kasus difteri pada

anak usia >10 tahun. Sebaiknya untuk imunisasi ulangan pada usia 12 tahun,

diberikan Dt (Adt[dosis dewasa] untuk vaksin difteria) akan tetapi karena dT

belum dipasarkan di Indonesia, diberikan DT, Dosis atau DT 0,5 ml

intramuscular, baik untuk imunisasi dasar atau ulangan.

6. Polio
Untuk imunisasi dasar polio (1, 2, 3) vaksin diberikan 2 tetes peroral

dengan interval tidak kurang dari 4 minggu. Mengingat Indonesia merupakan

daerah endemis polio, pemerintah menambahkan imunisasi segera setelah lahir

(polio-0 pada kunjungan I) dengan tujuan untuk meningkatkan cakupan

imunisasi. Imunisasi polio 4 diberikan pada saat masuk sekolah (5-6 tahun).

Tidak ada resiko penyebaran nosokomial polio akibat mengimunisasi

bayi dengan vaksin polio oral (VPO). Berikan 4 dosis VPO untuk perlindungan

efektif didaerah endemic polio, berikan satu dosis tunggal VPO pada saat lahir

atau sampai dua minggu setelah lahir tanpa mempertimbangkan apakah dosis

pertama diberikan pada saat lahir. Berikan dosis VPO pada usia 6, 10 dan 14

minggu berikan tetes vaksin pada lidah.

7. Campak

Vaksin campak diberikan pada usia 9 bulan dalam satu dosis 0,5 ml

yang di injeksikan di area subkutan dalam. Penelitian titer antibodi campak

pada anak usia 6-11 tahun oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Depkes

dan Kesos tahun 1999 mendapatkan bahwa hanya 71,9% anak ynag masih

mempunyai antibodi campak diatas ambang pencegahan.

Sebanyak 28,3% anak kelompok usia 5-7 tahun pernah menderita

campak, walaupun sudah diimunisasi campak saat lahir. berdasarkan

penelitian, dianjurkan untuk memberikan imunisasi campak ulangan pada saat

anak masuk sekolah dasar (5-6 tahun) guna mempertinggi serokonversi

(Rochmah dkk,2016).

Tabel 2.3

JENIS IMUNISASI
Vaksin Frekuensi Interval Usia
Pemberian (Bulan)
BCG 1 Kali - 0-11
DPT 2 Kali Minimal 4 Minggu 2-11
POLIO 4 Kali Minimal 4 Minggu 0-11 Minimal, tidak
ada batas
maksimal.
Lengkapi
sebelum usia
satu tahun.
CAMPAK 1 Kali - 9-11
HEPATITI 3 Kali 1 dan 6 bulan dari 0-11
S suntikan pertama

2.4 Konsep Dasar Masa Nifas


2.4.1 Pengertian Masa Nifas

Masa nifas disebut juga post partum atau puerperium adalah masa

atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim,

sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya kembali

organ-organ yang berkaitan dengan kandungan, yang mengalami

perubahan seperti perlukaan dan lain sebagainya berkaitan saat

melahirkan (Hesty, 2016).

Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya

plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Pelayanan

pascapersalinan harus terselenggara padamasa itu untuk memenuhi

kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini

dan pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi, serta

penyediaan pelayanan pemberian ASI, cara menjarangkan kehamilan,

imunisasi dan nutrisi bagi ibu (Sarwono, 2016).


2.4.2 Tujuan Masa Nifas

1. Tujuan umum
Membantu ibu dan pasangannya selama masa transisi awal

mengasuh anak.

2. Tujuan khusus

a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun

psikologis.

b. Melaksanakan skrinning secara komperensif, deteksi dini,

mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun

bayi.

c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan

diri, nutrisi, KB, cara dan manfaat menyusui, pemberian

imunisasi, serta perawatan bayi sehari-hari.

d. Memberikan pelayanan keluarga berencana.

2.4.3 Tahapan Masa Nifas

Adapun tahapan masa nifas adalah sebagai berikut :

a. Puerperium dini adalah masa kepulihan, yakni saat-saat ibu

diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.

b. Puerperium intermdial adalah masa kepulihan menyeluruh dari

organ-organ genital, kira-kira 6-8 minggu.

c. Remot puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan

sehat sempuerna terutama apabila ibu selama masa hamil atau

persalinan mempunyai komplikasi.


d. Sebagai catatan, waktu untuk sehat sempurna bisa cepat bila kondisi

sehat prima, atau juga bisa berminggu-minggu, bulanan, bahkan

tahunan. Bila ada gangguan kesehatan lainnya (Hesty, 2016).

2.4.4 Perubahan Fisiologis Masa Nifas

a. Perubahan sistem reproduksi

1. Involusi Uterus

Involusi merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke

kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram. Proses ini

dimulai segera setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot-otot polos

uterus

a. Proses involusi uteri

Pada akhir kala III persalinan, uterus berada digaris tengah, kira-

kira 2 cm dibawah umbilicus dengan bagian fundus bersandar pada

promontoriumsakralis. Pada saat ini besar uterus kira-kira sama

dengan uterus sewaktu usia kehamilan 16 minggu dengan berat 1.000

gram.

Tabel 2.4

Perubahan Uterus Masa Nifas


Involusio Tinggi Fundus Berat Diameter Palpasi Cerviks
Uteri Uteri Uterus Uterus

Plasenta Setinggi Pusat 1000 gr 12.5 cm Lembut/lunak


Lahir

7 Hari Pertengahan 500 gr 7.5 cm 2 cm


(Minggu 1) pusat dengan
sympisis

14 Hari Tidak Teraba 360 gr 5 cm 1 cm


(Minggu 2)

6 Minggu Normal 60 gr 2.5 cm Menyempit

Sumber : Retna Eny, 2015. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta. Muha

Medika.

b. Lockea
Lockea adalah eksresi cairan rahim selama masa nifas. Lockea

mengandung darah dan sisa jaringan yang nekrotik dari dalam uterus.

Locke mempunyai reaksi basa/alkalis yang dapat membuat organism

pada vagina normal. Lockea mempunyai bau amis/anyir menyengat

dan volumenya berbeda-beda pada setiap wanita. Lockea terbagi atas :

1. Lockea rubra/ merah (Kruenta)

2. Lockea ini muncul pada hari 1 sampai hari ke 4 masa postpartum.

Cairan yang keluar berwarna merah karena berisi dara segar,

jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo ,

rambut bayi) dan mekonium.

3. Lockea sanguilenta

Cairan yang keluar berwarna merah kecoklatan dan berlendir.

Berlangsung dari hari ke 4 sampai hari ke 7 post partum.


4. Lockea serosa

Lockea ini berwarna kuning kecoklatan karena mengandung

serum, leukosit dan robekan/laserasi plasenta. Muncul hari ke 7

sampai hari ke 14 post partum.

5. Lockea alba/putih

Mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput lendir

serviks dan serabut jaringan yang mati. Lockea alba bisa

berlangsung selama 2 sampai 6 minggu postpartum.

2. Serviks

Serviks mengalami involusi bersam-sama dengan uterus. Warna

serviks sendiri merah kehitam-hitaman karena penuh pembuluh darah.

Konsistensinya lunak, kadang terdapat laserasi. Karena robekan kecil yang

terjadi selama dilatasi, serviks tidak pernah kembali pada keadaan sebelum

hamil.

3. Vulva dan vagina


Vulva dan vagina mengalami penekanan serat peregangan yang

sangat besar selama proses persalinan dan akan kembali secara bertahap

dalam 6-8 minggu postpartum. Penurunan hormone estrogen pada masa

nifas postpartum berperan dalam penipisan mukosa vagina dan hilangnya

rugae.

a. Perubahan sistem pencernaan

Biasanya ibu mengalami obstipasi setelah melahirkan anak. Hal

ini disebabkan karena waktu melahirkan alat pencernaan mendapat

tekanan yang menyebabkan colon menjadi kosong, pengeluaran


cairan berlebihan pada waktu persalinan, kurang makan, haemoroid,

laserasi jalan lahir.

b. Perubahan sistem perkemihan

Hendaknya buang air kecil dapat dilakukan sendiri seepatnya.

Kadang-kadang puerperium mengalami sulit buang air kecil, karena

sfingter uretra ditekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi

muskulus sphingter ani selama persalinan, juga oleh karena adanya

edema kandung kemih yang terjadi selama persalinan. Kandung

kemih dalam puerperium sangat kurang sensitive dan kapasitasnya

bertambah, sehingga masih tertinggal urine residual yaitu normal + 15

cc.

c. Perubahan sistem musculoskeletal

Ligament, fasia, dan diafragma pelvis yang meregang pada

waktu persalinan, setelah bayi lahir, secara berangsur-angsur menjadi

ciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh kebelakang

dan menjadi retrofleksi, karena ligamen rotundum menjadi kendor.

Stabilisasi secara sempurna terjadi pada 6-8 minggu setelah

persalinan.

d. Perubahan endokrin
Selama periode postpartum terjadi perubahan hormone yang

besar. Pengeluaran plasenta menyebabkan penurunan signifikan

hormone-hormon yang direproduksi oleh plasenta. Penurunan

hormone Human Placental Lactogen (HPL), estrogen dan progesteron

membalik efek diabetogenik kehamilan, sehingga kadar gula menurun

secara bermakna pada nifas.


e. Perubahan Tanda-tanda vital

1. Suhu badan

Dalam 24 jam post partum suhu badan akan naik sedikit

(37,5oC-38OC) sebagai akibat kerja keras waaktu melahirkan,

kehilangan cairan dan kelelahan, apabila keadaan normal suhu

badan akan biasa lagi.

2. Nadi

Sehabis melahirkan denyut nadi akan lebih cepat. Setiap

denyut nadi yang melebihi 100 adalah abnormal dan hal ini

mungkin disebabkan oleh infeksi atau perdarahan postpartum yang

tertunda.

3. Tekanan darah

Biasanya tidak pernah berubah, kemungkinan tekanan darah

akan rendah setelah ibu melahirkan karena ada perdarahan.

4. Pernafasan

Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu

dan denyut nadi. Apabila suhu dan denyut nadi tidak normal

pernafasan juga akan mengikutinya kecuali adaa gangguan khusus

pada saluran pernafasan.

5. Perubahan system kardiovaskuler

Pada persalinan pervaginam kehilangan darah sekitar 100-400

cc. bila kelahiran melalui section secsaria kehilangan darah dapat

dua kali lipat. Perubahan dari volume darah dan hemokonsentrasi.


Apabila pada persalinan pervaginam hemokonstrasi akan naik

(Retna Eny, 2015).

2.4.5 Adaptasi psikologis Masa Nifas

Proses adaptasi psikologis pada masa nifas seorang ibu dimulai sejak

dia hamil. Wanita hamil akan mengalami perubahan psikologis yang

nyata sehingga memerlukan adaptasi. Perubahan mood seperti sering

menangis, lekas marah, dan sering sedih atau cepat berubah menjadi

senang merupakan manifestasi dari emosi yang labil . Dalam menjalani

adaptasi setelah melahirkan, ibu akan mengalami fase-fase sebagai

berikut :

a. Fase taking in
Yaitu periode ketergantungan. Periode ini berlangsung dari hari

pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada fase ini, ibu sedang

berfokus terutama pada dirinya sendiri. Ibu akan berulang kali

menceritakan proses persalinan yang dialaminya dari awal sampai akhir.

Gangguan psikologis yang dialami seperti mudah tersinggung dan

menangis.

b. Fase taking hold

Fase taking hold yaitu periode yang berlangsung antara 3-10 hari

setelah melahirkan. Pada fase ini timbul rasa khawatir akan

ketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi. Ibu

mempunyai perasaan seensitif sehingga mudah tersinggung dan gampang

marah. Kita perlu berhati-hati menjaga komunikasi dengan ibu.

Dukungan moril sangat diperlukan untuk menumbuhkan kepercayaan

dari ibu. Bagi petugas kesehatan pada fase ini adalah kesempatan untuk
memberikan berbagai penyuluhan dan pendidikan kesehatan yang

diperlukan ibu nifas

c. Fase letting go

Yaitu periode menerima tanggung jawab akan peran barunya.

Fase ini berlangsung sepuluh hari setelah melahirkan. Ibu sudah mulai

menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya. Ibu memahami

bahwa bayi butuh disusui sehingga siap terjaga untuk memenuhi

kebutuhan bayinya (Widyasih Hesty, 2015).

2.4.6 Kunjungan Masa Nifas

a. Kunjungan pertama, waktu 6-8 jam setelah persalinan, tujuan :

1. Mencegah perdarahan masa nifas karena persalinan atonia uteri.

2. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan : rujuk bila

perdarahan berlanjut.

3. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga

bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

4. Pemberian ASI awal.

5. Memberi supervise kepada ibu bagaimana teknik melakukan

hubungan antara ibu an bayi baru lahir.

6. Menjaga bayi agar tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi.

Bila ada bidan atau petugas lain yang membantu melahirkan,

maka petugas atau bidan itu harus tinggal dengan ibu dan bayi

baru lahir untuk jam pertama.

b. Kunjungan kedua, waktu 6 hari setelah persalinan, tujuan :

1. Memastikan involusi uterus berjalan dengan normal.


2. Evaluasi adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan

abnormal.

3. Memastikan ibu cukup makan, minum dan istirahat.

4. Memastikan ibu menyusui dengan benar dan tidak ada tanda-

tanda adanya penyulit.

5. Memberikan konseling pada ibu mengenai hal-hal berkaitan

dengan asuhan pada bayi.

c. Kunjungan ketiga, waktu 2 minggu setelah persalinan, tujuan :

1. Memastikan involusi uterus berjalan dengan normal.

2. Evaluasi adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan

abnormal.

3. Memastikan ibu cukup makan, minum dan istirahat.

4. Memastikan ibu menyusui dengan benar dan tidak ada tanda-

tanda adanya penyulit.

5. Memberikan konseling pada ibu mengenai hal-hal berkaitan

dengan asuhan pada bayi.

d. Kunjungan ke empat, waktu 6 minggu setelah persalinan, tujuan :

1. Menanyakan penyulit-penyulit yang ada.

2. Memberikan konseling untuk KB secara dini (Widyasih Hesty,

2016).

2.4.7 Kebutuhan Dasar Ibu Nifas

a. Makan dengan diet berimbang, cukup karbohidrat, protein, lemak,

vitamin dan mineral.


b. Mengkonsumsi makanan tambahan, nutrisi 800 kalori/hari pada 6

bulan pertama, 6 bulan selanjutnya 500 kalori dan tahun kedua 400

kalori. Jadi jumlah kalori tersebut adalah tambahan dari kebutuhan

kalori perharinya.

c. Keberihan Payudara Dan Alat Genetalia

Perawatan Perineum dibersihkan dengan sabun yang lembut

minimal sekali sehari. Membersihkan dimulai dari simfisis sampai anus

sehingga tidak terjadi infeksi. Pembalut yang sudah kotor harus diganti

paling sedikit 4 kali sehari.

Perawatan Payudara menjaga payudara tetap bersih dan kering

terutama puting susu dengan menggunakan BH yang menyokong

payudara. Apabila puting susu lecet, oleskan colostrum atau ASI yang

keluar pada sekitar puting susu setiap selesai menyusui. Apabila lecet

sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam, ASI dikeluarkan dan

diminumkan dengan menggunakan sendok. Untuk menghilangkan nyeri

ibu dapat diberikan paracetamol 1 tablet setiap 4-6 jam.

d. Mengkonsumsi vitamin A 200.000 iu. Pemberian vitamin A dalam

bentuk suplementasi dapat meningkatkan kualitas ASI,

meningkatkan daya tahan tubuh dan meningkatkan kelangsungan

hidup anak. Pada bulan pertama kehidupan bayi bergantung pada

vitamin A yang terkandung dalam ASI (Retna Eny, 2015).

e. Seksual apabila perdarahan telah berhenti dan episiotomi sudah

sembuh maka coitus bisa dilakukan pada 3-4 minggu postpartum.


Hasrat seksual pada bulan pertama akan berkurang baik kecepatan

ataupun lamanya, juga orgasme pun akan menurun.

2.4.8 Laktasi dan Asi Ekslusif

Selama kehamilan, hormone prolaktin dari plasenta meningkat

tetapi ASI biasanya belum keluar karena masih dihambat oleh kadar

estrogen yang tinggi. Pada hari kedua atau ketiga pasca persalinan,

kadar estrogen dan progesteron turun drastis, sehingga pengaruh

prolaktin lebih dominan dan pada saat inilah mulai terjadi sekresi ASI.

Dengan menyusukan lebih dini terjadi perangsangan puting susu,

terbentuklah prolaktin dan hipofisis, sehingga sekresi ASI semakin

lancar. Dua refleks pada ibu yang sangat penting dalam proses laktasi

yaitu refleks prolaktin dan refleks aliran timbul akibat perangsangan

putting susu oleh hisapan bayi.

1. Refleks prolaktin

Sewaktu bayi menyusu, ujung saraf peraba yang terdapat pada

putng susu terangsang. Rangsangan tersebut oleh serabut afferent

dibawa ke hipotalamus di dasar otak lalu memacu hipofise anterior

untuk mengeluarkan hormone prolaktin kedalam darah.

2. Refleks aliran (Let Down Refleks)

Rangsangan yang ditimbulkan oleh bayi saat menyusu selain

mempengaruhi hipofise anterior mengeluarkan hormone prolaktin

juga mempengaruhi hipofise posterior mengeluarkan hormone

oksitosin. Dimana setelah oksitosin dilepas kedalam darah akan

mengacu otot-otot polos yang mengelilingi alveoli dan duktulus


berkontraksi sehingga memeras air susu dari aveoli, duktulus dan

sinus menuju putting susu.

ASI ekslusif adalah bayi hanya diberi ASI saja selam 6 bulan,

tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh,

dan air putih. Serta tambahan makanan padat seperti pisang, bubur

susu, biscuit, bubur nasi, dan nasi tim. Setelah 6 bulan baru mulai

diberikan makanan pendamping ASI (MPASI). ASI dapat diberikan

sampai anak berusia 2 tahun atau lebih. Ibu sudah harus belajar cara

memerah ASI segera setelah bay lahir. Sebelum pergi bekerja ASI

dikeluarkan dan dititipkan pada pengasuh bayi untuk diberikan

kepada bayi. ASI dikeluarkan sebanyak mungkin dan ditampung di

cangkir atau gelas yang bersih. ASI jangan dipanaskan atau dimasak

karena panas akan merusak bahan-bahan anti infeksi yang

terkandung didalamnya. Setelah ASI diperah bayi tetap disusui untuk

mendapatkan ASI akhir, karena pengisapan oleh bayi akan lebih baik

dari pada pengeluaran ASI dengan cara perah. ASI diperah 2-3 kali

setiap 3 jam (Retna Eny, 2015).

2.5 Keluarga Berencana

2.5.1 Konsep Keluarga Berencana

Keluarga berencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan

peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan,

pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan

kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan

sejahtera (Taufika Lucky, 2016).


Keluarga berencana adalah suatu usaha yang mengatur

banyaknya kehamilan sedeemikian rupa sehingga berdampak positif

bagi ibu, bayi, ayah serta keluarga akibat langsung dari kehamilan

tersebut. Diharapkan dengan adanya perencanaan keluarga yang matang

kehamilan merupakan suatu hal yang akan memang sangat diharapkan

sehingga akan terhindar dari perbuatan untuk mengakhiri kehamilan

yaitu aborsi (Wahyu Erna, 2016).

Keluarga berencana adalah upaya untuk mencegah terjadinya

kehamilan. Upaya ini dapat bersifat sementara maupun bersifat

permanen, dan upaya ini dapat dilakukan dengan menggunakan cara,

alat atau obat-obatan (Proverawati Atikah, 2016)

2.5.2 Tujuan Umum Keluarga Berencana

Tujuan umum program KB nasional adalah memenuhi

permintaan masyarakat akan pelayanan KB, dan kesehatan reproduksi

yang berkualitas, menurunkan AKI dan AKB, serta penanggulangan

masalah kesehatan reproduksi untuk membentuk keluarga kecil

berkualitas (Taufika Lucky, 2016).

2.5.3 Faktor-Faktor yang Berperan Dalam Pemilihan Kontrasepsi

Beberapa faktor yang mempengaruhi akseptor dalam memilih

metode kontrasepsi antara lain :

1. Faktor pasangan dan motivasi, meliputi :

a. Umur

b. Gaya hidup

c. Frekuensi senggama
d. Jumlah keluarga yang diinginkan

e. Pengalaman dengan metode kontrasepsi lalu.

2. Faktor kesehatan, meliputi :

a. Status kesehatan

b. Riwayat haid

c. Riwayat keluarga

d. Pemeriksaan fisik dan panggul.

3. Faktor metode kontrasepsi

a. Efektivitas

b. Efek samping

c. Biaya (Proverawati, 2016).

2.5.4 Macam – macam Keluarga Berencana

A. Metode kontrasepsi alamiah

1. KB Kalender

KB kalander adalah sejenis pil yang harus kita minum

selama 30 hari penuh hari, kemungkinan kehamilan akan terjadi.

Masa subur awal didapatkan dengan siklus terpendek dikurangi 18

dan akhir masa subur adalah siklus terpanjang dikurangi 11.

Misalnya siklus terpendek 25 hari dan terpanjang 35 hari, maka

waktu subur adalah antara hari ke 7 s /d 24.

2. Metode suhu basal tubuh

Suhu basal adalah suhu tubuh sebelum ada aktifitas apapun,

biasanya diambil pada saat bangun tidur dan belum meninggalkan

tempat tidur. Suhu tubuh wanita pada saat istirahat ( suhu tubuh
basal) meningkat sedikit sekitar 0.9ºC (0.5 ºC), setelah sel telur

dilepaskan. Jika 6 hari secara berturut – turut suhu rendah (36,4 ºC

– 36,7 ºC), kemudian 3 hari berturut – turut suhu lebih tinggi (36.9

ºC – 37.5 ºC) maka setelah itu dapat dilakukan senggama tanpa

menggunakan alat kontrasepsi.

3. Coitus interruptus
Coitus interruptus atau senggama terputus adalah metode

keluarga berencana tradisional, dimana pria mengeluarkan alat

kelaminnya ( penis ) dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi.

a. Cara kerja

Alat kelamin (penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga

sperma tidak masuk ke dalam vagina sehingga kehamilan dapat

dicegah.

b. Keuntungan

1. Tidak memiliki biaya moneter langsung.

2. Tidak memerlukan perangkat buatan

3. Tidak memiliki efek samping fisik

4. Dapat dilakukan tanpa resep atau konsultasi medis

5. Tidak ada hambatan untuk memberikan stimulasi

c. Kekurangan

1. Kurang efektif untuk mencegah kehamilan

2. Gangguan hubungan seksual dapat meninggalkan beberapa

pasangan seksual frustrasi atau tidak puas.

d. indikasi

1. Pria yang ingin berpartisipasi aktif dalam keluarga berencana


2. Pasangan yang tidak ingin memakai metode KB lain nya.

3. Pasangan yang memerlukan kontrasepsi dengan segera

4. Pasangan yang memerlukan metode sementara,sambil

menunggu metode yang lain.

5. Pasangan yang melakukan hubungan seksual tidak teratur.

e. kontraindikasi

1. Pria dengan pengalaman ejakulasi dini

2. Pria yang sulit melakukan senggama terputus

3. Pria yang memiliki kelainan fisik atau psikologis

4. Perempuan yang mempunyai pasangan yang sulit bekerja

sama

5. Pasangan yang tidak bersedia melakukan senggama terputus

B. Metode Amenore Laktasi (MAL)

Metode Amenorea Laktasi ( MAL) adalah kontrasepsi yang

mengandalkan pemberian air susu ibu ( ASI).

1. Syarat metode kontrasepsi yang dianjurkan pada masa laktasi

a. Cara tersebut tidak mempengaruhi produksi ASI

b. Cara tersebut tidak mempengaruhi kesehatan anak (melalui

ASI)

c. Daya gunanya tidak dipengaruhi ukuran rahim, yang

mungkin masih longgar.

2. Keuntungan
a. Efektifitas tinggi (keberhasilan 98% pada 6 bulan pasca

persalinan

b. Tidak mengganggu senggama


c. Tidak ada efek samping secara sistemik

d. Tidak perlu pengawasan medis

e. Tidak perlu obat atau alat

f. Tanpa biaya.

3. Keterbatasan kontrasepsi

a. Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera

menyusui dalam menit pasca persalinan.

b. Mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi social.

c. Tidak melindungi terhadap IMS termasuk virus hepatitis B /

HBV dan HIV/AIDS.

4. Yang seharusnya tidak memakai MAL

a. Sudah mendapat haid setelah bersalin

b. Tidak menyusui secara ekslusif

c. Bayinya sudah berumur lebih dari 6 bulan.

d. Bekerja dan terpindah dari bayi lebih lama dari 6 bulan.

C. Metode Keluarga Berencana Modern

1. Keluarga Berencana Hormonal

Alat kontrasepsi hormonal adalah jenis kontrasepsi yang

bekerja dengan cara mempengaruhi level hormon alami dalam

tubuh, seperti estrogen dan progesteron, sehingga ovulasi tak

terjadi. Ada dua macam kontasepsi hormonal yaitu jangka panjang

dan jangka pendek. Pilihan kontrasepsi jangka pendek yaitu pil


kombinasi, pil mini dan suntik sedangkan kontrasepsi jangka

panjang meliputi implan dan IUD

2. Keluarga Berencana Suntik

a. Jenis keluarga berencana Suntikan 1 bulan, contoh :

cyclofem Suntikan 3 bulan, contoh : depoprovera,

Depogeston

b. Cara kerja

1. Menghalangi ovulasi (masa subur)

2. Mengubah lendir serviks (vagina) menjadi kental

3. Menghambat sperma dan menimbulkan perubahan pada

rahim

4. Mencegah terjadinya pertemuan sel telur dan sperma

5. Mengubah kecepatan transportasi sel telur

c. Contoh obat injeksi beserta dosisnya

1. Depoprovera (3 ml/150 mg atau 1 ml/150 mg)

diberikan setiap 3 bulan (12 minggu).

2. Noristeron (200 mg) diberikan setiap 2 bulan (8

minggu)

3. Cyclofem 25 mg Medroksi Progesteron Asetat dan 5

mg Estrogen Sipionat diberikan setiap bulan

d. Efektifitas
Keberhasilan praktis 99,7%.

e. Indikasi

Menghendaki pemakaian kontrasepsi jangka panjang, atau

klien telah mempunyai cukup anak sesuai harapan, tapi saat


ini belum siap. Kontrasepsi ini juga cocok untuk klien yang

menghendaki tidak ingin menggunakan kontrasepsi setiap

hari atau saat melakukan senggama, atau klien dengan

kontraindikasi pemakaian esterogen, dan klien yang sedang

menyusui. Klien yang mendekati masa menopouse, atau

sedang menunggu proses sterilisasi juga cocok

menggunakan kontrasepsi suntik.

f. Kontraindikasi

1. Kelainan atau penyakit

2. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya

3. Ibu sedang hamil atau dicurigai hamil

4. Menderita sakit kuning (liver), kelainan jantung, varises,

TD tinggi, kanker payudara atau organ reproduksi, dan

kencing manis.

5. Perokok, migren, persiapan operasi

g. Efek Samping

1. Menstruasi tidak teratur, terutama pada bulan-bulan

pertama dan sudah 3-12 bulan

2. Berat badan bertambah sampai 2-4 kg dalam waktu 2

bulan

3. Gairah seksual menurun

4. Vagina menjadi kering sehingga sakit ketika

berhubungan seksual

h. Keuntungan
1. Pencegahan kehamilan jangka panjang

2. Sangat efektif

3. Angka kegagalan kurang dari 0,1% pertahun

4. Tidak mengganggu produksi ASI, kecuali cyclofem

5. Mungkin dapat melindungi ibu dari anemia

6. Memberi perlindungan dari radang panggul

7. Tidak menggangu hubungan seksual

8. Dapat digunakan pada wanita usia diatas 35 tahun

kecuali cyclofem

i. Kerugian

1. Gangguan haid

2. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu

3. Permasalahan berat badan merupakan efek samping

tersering

4. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian

pemakaian

5. Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan

jangka panjang

6. Pada penggunaan jangka panjang dapat menurunkan

densitas tulang

7. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan

kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan

emosi, sakit kepala, dan jerawat.

D. Kontrasepsi Hormonal Oral (Pil)


Kontrasepsi hormonal pil merupakan kontrasepsi berupa pil

atau obat yang berbentuk tablet berisi hormon estrogen atau

progesteron.

1. Jenis Kotrasepsi Hormonal Oral

a. Pil Oral Kombinasi

Pil kombinasi adalah pil kontrasepsi yang mencegah terjadi

ovulasi dan mempunyai efek lain terhadap traktus genitalia,

seperti menimbulkan perubahan-perubahan pada lendir serviks,

pada motilas tuba fallopi dan uterus.

b. Jenis

1. Monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet

mengandung hormon aktif estrogen/progestin dalam

dosis yang sama.

2. Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet

mengandung hormon estrogen/progestin dengan dua

dosis yang berbeda dengan 7 tablet hormon aktif.

3. Trifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet

mengandung hormon aktif estrogen/progestin dengan

tiga dosis yang berbeda.

c. Cara Kerja

1. Menekan ovulasi

2. Mencegah implantasi

3. Lendir serviks mengental sehingga sulit dilalui oleh

sperma
4. Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur

dengan sendirnya akan terganggu pula

d. Keuntungan

1. Memilih efektifitas bila digunakan setiap hari

2. Resiko terhadap kesehatan sangat kecil

3. Tidak mengganggu hubungan seksual

4. Siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid

bekurang (mencegah anemia) tidak terjadi nyeri haid

5. Dapat digunakan jangka panjang selama perempuan

masih ingin menggunakan untuk mencegah kehamilan

6. Dapat digunakan usia remaja hingga menopouse

7. Mudah dihentikan setiap saat

8. Kesuburan segera kembali setelah dihentikan

9. Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat

10. Mencegah kehamilan ektopik, kanker ovarium, kanker

endometrium, kista ovarium, penyakit radanng panggul,

kelainan jinak pada payudara, disminore.

e. Kelemahan

1. Mahal dan membosankan

2. Mual, terutama pada 3 bulan pertam

3. Perdarahan bercak atau perdarahan sela, terutama 3

bulan pertama

4. Pusing

5. Nyeri payudara
6. Berat badan naik sedikit

7. Amenorea

8. Dapat mengurangi ASI

9. Pada sebagian kecil perempuan dapat menimbulkan

depresi sehingga libido berkurang

10. Meningkatkan tekanan darah

f. Indikasi

1. Usia reproduksi

2. Telah memiliki anak atau belum

3. Gemuk atau kurus

4. Menginginkan metode kontrasepsi dengan efektifitas

tinggi

5. Setelah melahirkan dan tidak menyusui

6. Setelah melahirkan 6 bulan yang tidak memberikan ASI

ekslusif

7. Pasca keguguran

8. Anemia karena haid berlebihan

9. Nyeri haid hebat

10. Siklus haid tidak teratur

11. Riwayat kehamilan ektopik

12. Kelainan payudara jinak

13. Kencing manis tanpa komplikasi

14. Penyakit tiroid, penyakit radang panggul, endometrium

atau tumor ovarium jinak


15. Penderita TBC (kecuali pada pengguna rifampisin)

16. Varises vena

g. Kontraindikasi

1. Hamil atau diduga hamil

2. Gangguan fungsi hepar

3. Perdarahan genitalia abnormal yang tidak diketahui

penyebabnya

4. Hipertensi

5. Epilepsi

6. Diabetes gestasional

E. Mini Pil

Mini pil adalah pil kontrasepsi yang mengandung progestin

saja, tanpa estrogen.

1. Jenis

a. Kemasan dengan isi 35 pil : 300 mg levonorgestrel atau 350

mg neotindrome

b. Kemasan dengan isi 28 pil : 75 mg norgestrel.

2. Cara Kerja

a. Mencegah terjaidnya ovulasi pada beberapa siklus

b. Peubahan mortibilitas tuba sehingga fertilisasi terganggu

karena transpor ovum melalui saluran tuba mungkin

dipercepat sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya

fertilisasi

c. Perubahan lendir serviks


d. Perubahan dalam endometrium

e. Perubahan dalam fungsi corpus luteum

3. Keuntungan

a. Sangat efektif bila digunakan benar

b. Tidak mengganggu hubungan seksual

c. Tidak mempengaruhi ASI

d. Kesuburan cepat kembali

e. Nyaman dan mudah digunakan

f. Sedikit efek samping

g. Dapat dihentikan setiap saat

h. Tidak mengandung estrogen

4. Kelemahan

a. Hampir 30-60% mengalami gangguan haid

b. Peningkatan/penurunan berat badan

c. Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama

d. Bila lupa 1 pil saja, kegagalan menjadi lebih besar

e. Payudara menjadi tegang, mual, pusing, dermatis

5. Indikasi

a. Usia reproduksi

b. Telah memiliki anakn atau belum

c. Menginginkan suatu metode kontrasepsi yang sangat efektif

selama periode menyusui

d. Pasca persalinan dan tidak menyusui

e. Pasca keguguran
f. Perokok segala usia

g. Mempunyai TD tinggi (selama <180/110 mmHg) atau

dengan masalah pembekuan darah

h. Tidak boleh menggunakan estrogen atau lebih senang tidak

menggunakan estrogen

6. Konttraindikasi

a. Hamil atau diduga hamil

b. Perdarahan pervaginam yang jelas menyebabnya

c. Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid

d. Menggunakan obat TBC (rifampisin) atau obat epilepsi

(fenitoin dan barbiturat)

e. Kanker payudara atau riwayat kanker payudara

f. Sering lupa menggunakan pil

g. Mioma uterus

h. Riwayat stroke

F. Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (Implant)


1. Profil
a. Efektif 5 tahun untuk Norplant, 3 tahun untuk Jadena,

Indoplant, atau implanon.

b. Nyaman.

c. Dapat dipakai oleh semua ibu dalam semua usia reproduksi.

d. Pemasangan dan pencabutan perlu diperhatikan.

e. Kesuburan segera kembali setelah implant dicabut.

f. Efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur,

perdarahan bercak, dan amenorea.


2. Jenis

a. Norplant

Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan

panjang 3,4 cm dan diameter 2,4 mm yang berisi 36 mg

levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun.

b. Implanon

Terdiri dari 1 batang putih lentur dengan panjang kira-kira

40 mm dan diameter 2 mm yang berisi 68 mg 3 keto-

desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.

c. Jadena dan Indoplant

Terdiri dari 2 batang yang berisi 75 mg Levonorgestreal

dengan lama kerja 3 tahun.

3. Mekanisme Kerja

a. Lendir serviks menjadi kental.

b. Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga

sulit menjadi implantasi.

c. Mengurangi transformasi sperma.

d. Menekan ovulasi.

4. Indikasi

a. Usia reproduksi.

b. Telah memiliki anak atau belum.

c. Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi

dan menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang.


d. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi.

e. Postpartum dan tidak menyusui.

f. Pasca keguguran.

g. Tidak menginginkan anak lagi tapi menolak sterilisasi.

h. Riwayat kehamilan ektopik.

i. TD <180/110 mmHg.

j. Tidak boleh menggunakan KB hormonal mengandung

estrogen.

k. Sering lupa minum pil.


5. Kontraindikasi
a. Hamil atau di duga hamil

b. Perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya.

c. Kanker payudara atau riwayat kenker payudara.

d. Tidak menerima perubahan pola haid yang terjadi.

e. Mioma uterus

f. Gangguan toleransi glukosa.


6. Efek samping
a. Amenorea.

b. Perdarahan bercak/spotting ringan.

c. Ekspulsi.

d. Infeksi pada daerah insersi.

e. Berat badan naik/turun.

7. Waktu Mulai Menggunakan implan

a. Setiap saat setelah siklus haid hari ke 2 sampai hari ke 7.

Tidak diperlukan metode kontrasepsi tambahan.


b. Insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak

terjadi kehamilan. Bila di insersi setelah hari ke 7 siklus

haid, klien jangan melakukan hubungan seksual, atau

menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.

c. Bila klien tidak haid, insersi dapat dilakukan setiap saat,

asal saja ibu diyakini tidak hamil, jangan melakukan

hubungan seksual atau gunakan metode kontrasepsi lain

untuk 7 hari saja.

d. Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pasca

persalinan, insersi dapat dilakukan setiap saat. Bila

menyusui penuh, klien tidak perlu memakai metode

kontrsepsi lain.

e. Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid

kembali, insersi dapat dilakukan setiap saat, tetapi jangan

melakukan hubunngan seksual selama 7 hari atau

menggunakan metode kontrsepsi lain.

f. Bila klien melakukan kontrasepsi hormonal dan ingin

menggantinya dengan implant, insersi dapat dilakukan

setiap saat, asal saja diyakini ibu tersebut tidak hamil, atau

klien menggunakan kontrasepsi terdahulu dengan benar.

g. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrsepsi suntikan,

implant dapat diberikan pada saat jadwal kontrsepsi

suntikan tersebut. Tidak diperlukan metode kontrasepsi lain.


h. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi hormonal

(kecuali AKDR) dan ingin menggantinya dengan implant,

insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini ibu

tersebut tidak hamil, tidak perlu menunggu sampai

datangnya haid berikutnya.

i. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR dan ingin

menggantinya dengan implant, insersi dapat dilakukan pada

saat haid ke 7 dan jangan melakukan hubungan seksual

selama 7 hari atau menggunakan kontrasepsi lain untuk 7

hari saja. AKDR segera dicabut.

j. Pasca keguguran implant dapat segera diinsersikan.

8. Melakukan pemasangan implant

a. Cuci daerah insersi, lakukan tindakan steril dan tutup daerah

insersi dengan kain steril.

b. Lakukan anastesi lokal lidocain 1% pada daerah insersi,

mula-mula disuntikkan sejumlah kecil anastesi pada daerah

insisi, kemudian anastesi diperluas sepanjang 4-4,4 cm.

c. Dengan pisau scapel dibuat insisi 2 mm sejajar dengan

lengan siku.

d. Masukkan ujung trokar melalui insisi.

e. Masukkan implant kedalam trokar.

f. Ubah arah trokar sehingga implant berikutnya berada 15

derajat dari implant sebelumnya.


g. Setelah semua implant terpasang, lakukan penekanan pada

luka insisi dengan kassa steril untuk mengurangi

perdarahan.

h. Luka insisi tertutup dengan kompres kering, lalu lengan

dibalut dengan kassa. Daerah insersi dibiarkan kering dan

tetap bersih selama 4 hari.

2. Keluarga Berencana non hormonal

a. Kondom

Kondom adalah suatu kantong karet yang tipis,

berwarna atau tidak berwarna, dipakai untuk menutupi

penis yang ereksi sebelum dimasukkan kedalam vagina

sehingga mani tertampung didalamnya dan tidak masuk ke

vagina, dengan demikian mencegah terjadinya pembuahan (

Yetty,2017).

Macam – macam kondom :

1) Kulit

a. Dibuat dari membran usus biri – biri

b. Tidak meregang atau mengkerut

c. Mejalarkan panas tubuh, dianggap tidak mengurangi

d. lebih mahal

e. jumlahnya < 1% dari semua jenis kondom

2) Lateks

a. Paling banyak dipakai

b. Murah
c. Elastis

3) Plastik

a. Sangat tipis (0,025 – 0,035mm)

b. Juga menghantarkan panas tubuh

c. Lebih mahal dari kondom lateks

1. Keuntungan

a. Mencegah kehamilan

b. Member perlindungan terhadap penyakit – penyakit

akibat hubungan seks(PHS)

c. Relatif murah

d. Sederhana, ringan, disposable

e. Tidak memerlukan pemeriksaan medis

f. Refersibel

g. Pria ikut secara aktif dalam pogram KB

2. Kerugian

a. Angka kegagalan relatif tinggi

b. Perlu menentukan sementara aktifitas dan spontanitas

hubungan seks guna memasang kondom

c. Perlu dipakai secara konsiste, hati – hati dan terus

menerus pada setiap senggama.

3. Indikasi

a. Pengendalian dari pihak pria lebih utama

b. Senggama yang jarang

c. Penyakit kelamin( aktif atau tersangka)


d. Herpes genetalia atau kondikoma akuminata

e. Urethritis Karena sebab apapun, termasuk yang

sedang dalam terapi

f. Sistitis, disuria atau pyuria, sampai penyebabnya

ditegakkan

g. Metode sementara sebelum menggunakan kontrasepsi

oral atau IUD

4. Kontraindikasi

a. Pria dengan ereksi yang tidak baik

b. Riwayat syok septic

c. Tidak bertanggung jawab secara seksual

d. Interupsi seksual foreplay menghalangi minat seksual

e. Alergi terhadap karet atau lubrikan pada partner

seksual

G. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

1. Jenis Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

a. AKDR CuT-380A

Kecil, kerangka dari plastik yang fleksible, berbentuk

huruf T, diselubungi oleh kawat halus yang terbuat

dari tembaga (Cu)

b. AKDR yang lain beredar di Indonesia adalah NOVA

T (Schering)

2. Mekaanisme kerja
a. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke

tuba fallopi

b. Mempengaruhi fertilitas sebelum ovum mencapai

kavum uteri

c. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum

bertemu, walaupun AKDR membuat sperma sulit

masuk ke alat reproduksi perempuan dan mengurangi

kemampuan sperma untuk fertilitas

d. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam

uterus

3. Indikasi

a. Usia reproduksi

b. Keadaan multipara

c. Menginginkan penggunaan kontrasepsi jangka panjang

d. Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi

e. Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya

f. Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi

g. Resiko rendah dari IMS

h. Tidak menghendaki metode hormonal

i. Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap

hari

j. Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari senggama

4. Kontraindikasi

a. Sedang hamil atau diduga hamil


b. Perdarahan pervaginam yang belum jelas diketahui

penyebabnya

c. Sedang mengalami infeksi genitalia

d. Kelainan bawaan uterus yang abnormal / tumor jinak rahim

yang dapat dipengaruhi kavum uteri

e. Penyakit trofoblas yang ganas

f. Diketahui menderita TBC pelvik

g. Kanker alat genitalia

h. Ukuran rongga rahim kurang dari 5cm

5. Efek samping

a. Amenorea

b. Kejang

c. Perdarahan vagina yang hebat dan tidak teratur

d. Benang yang hilang

e. Adanya pengeluaran cairan dari vagina/di curigai adanya

PRP

6. Waktu penggunaan

a. Setiap waktu dalam siklus haid, dapat dipastikan klien tidak

hamil

b. Hari pertama sampai ke 7 siklus haid

c. Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau

setelah 4 minggu pascapersalinan, setelah 6 bulan apabila

menggunakan metode amenorea laktasi (MAL). Perlu


diingatkan angka ekspulsi tinggi pada pemasangan segera

atau selama 48 jam pascapersalinan

d. Setelah abortus atau keguguran (segera atau dalam waktu 7

hari) apabila tidak ada gejala infeksi

e. Selama 1 sampai 5 hari setelah senggama yang tidak


dilindungi

7. Cara pemasangan AKDR

a. Jelaskan kepada klien apa yang akan dilakukan dan

mempersilahkan klien mengajukan pertanyaan.

b. Sampaikan kepada klien kemungkinan akan merasa sedikit

sakit pada beberapa langkah waktu pemasangan dan nanti

akan diberitahu bila sampai pada langkah tersebut.

c. Pastikan klien telah mengosongkan kandung kencingnya.

d. Periksa genitalia eksterna.

e. Lakukan pemeriksaan speculum.

f. Lakukan pemeriksaan panggul.

g. Lakukan pemeriksaan mkroskopik (bila tersedia dan ada

indikasi).

h. Masukkan lengan AKDR Copper T 380A di dalam kemasan

sterilnya.

i. Masukkan speculum dan usap vagina dan serviks dengan

larutan antisepstic.

j. Gunakan tenakulum untuk menjepit serviks.

k. Masukkan sonde uterus.


8. Cara Memasang AKDR Copper T 380A
a. Atur letak leher biru pada tabung inserter sesuai dengan

kedalaman kavum uteri. Hati-hati memasukkan tabung

inserter sampai leher biru menyentuh fundus atau sampai

terasa ada tahanan.

b. Lepas tangan AKDR dengan menggunakan teknik menarik.

Tarik keluar pendorong

c. Setelah lengan AKDR lepas, dorong perlahan-lahan tabung

inserter kedalam kavum uteri sampai leher biru menyentuh

serviks.

d. Tarik keluar sebagian tabung inserter, potong benang

AKDR kira-kira 3-4 cm panjangnya.

e. Cara lain, tarik keluar seluruh tabung inserter, jepit benang

AKDR dengan menggunakan forcep kira 3-4 cm dari

serviks dan potong benang AKDR pada tempat tersebut.

f. Buang bahan-bahan habis pakai yang terkontaminasi

sebelum melepas sarung tangan.

g. Bersihkan permukaan yang terkontaminasi.

h. Lakuakan dekontaminasi alat-alat dan sarung tangan dengan

segera setelah selesai dipakai.

i. Ajarkan pada klien bagaimana cara memeriksa benang

AKDR.

j. Minta klien menunngu di klinik selama 15-30 menit setelah

pemasangan AKDR.

H. KONTRASEPSI MANTAP
Ada dua jenis Kontrasepsi Mantap

1. Metode Operatif Pria ( VASEKTOMI)

vasektomi adalah tindakan memotong atau menutup saluran

mani yang menyalurkan sel sperma keluar dari pusat

produksinya ditestis.

2. Cara kerja

Saluran vas deferens yang berfungsi mengangkut sperma

dipotong dan diikat, sahingga aliran sperma dihambat tampa

mempengaruhi jumlah cairan semen. Jumlah sperma hanya 5

% dari cairan ejakulasi. Cairan semen diproduksi dalam vesika

seminalis dan prostat sehingga tidak akan terganggu oleh

vasektomi.

3. Keuntungan
a. Aman, morbiditas rendah dan hampir tidak ada mortalitas.

b. Sederhana

c. Cepat, hanya memerlukan anestesi local saja

d. Biaya rendah

4. Kekurangan

a. Diperlukan suatu tindakan operatif

b. Kadang – kadang menyebabkan komplikasi seperti

perdarahan atau infeksi

c. Kontap pria belum memberikan perlindungan total sampai

semua spermatozoa yang sudah ada didalam sistem


reproduksi distal dari tempat oklusi vas deferens

dikeluarkan.

d. Problem psikologis yang berhubungan dengan perilaku

seksual mungkin bertambah parah setelah tindakan operatif

yang menyangkut reproduksi pria.

5. Indikasi

Pasangan suami istri tidak ingin menghendaki kehamilan

lagi dan pihak suami bersedia bahwa tindakan kontrasepsi

dilakukan pada dirinya.

6. Kontraindikasi

a. Infeksi kulit lokal, misalnya Scabies

b. Infeksi traktus genetalia

c. Kelainan skrotum dan sekitarnya :

1. Varicocele

2. Hydrocele besar

3. Filariasis

4. Hernia inguinalis

7. Penyakit sistematik :

a. Penyakit – penyakit perdarahan

b. Penyakit jantung koroner yang baru

c. Riwayat perkawinan, psikologi atau seksual yang tidak

stabil

8. Metode Operatif Wanita ( Tubektomi)


Tubektomi adalah tindakan medis berupa penutupan tuba

uterine dengan maksud tertentu untuk tidak mendapatkan

keturunan dalam jangka panjang sampai seumur hidup.

(Yetti,2017)

1. Mekanisme kerja

a. Minilapotomi

b. Laparoskopi

c. Dengan mengoklusi tuba falopi ( mengikat dan

memotong atau memasangan cincin ), sehingga sperma

tidak dapat bertemu dangan ovum.

2. Keuntungan kontrasepsi dan nonkontrasepsi

a. Sangat efektif (0,5 kehamilan per 100 perempuan selama

tahun pertama penggunaan).

b. Tidak mempengaruhi proses menyusui

c. Tidak bergantung pada faktor senggama

d. Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi risik

kesehatan yang serius

e. Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anastesi

lokal

f. Tidak ada efek samping dalam jangka panjang

g. Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual ( tidak ada

efek produksi hormon ovarium Berkurangnya resiko

kanker ovarium).

3. Keterbatasan
a. Harus dipertimbangkan sifat mantap metode kontrasepsi

ini (tidak dapat dipulih kan kembali ), kecuali dengan

rekanalisasi.

b. Klien dapat menyesal dikemudian hari.

c. Resiko komplikasi kecil (meningkat apabila digunakan

anastesi umum)

d. Rasa sakit / ketidaknyamanan dalam jangka pendek

setelah tindakan

e. Dilakukan oleh dokter terlatih ( dibutuhkan dokter

spesialis ginekologi untuk proses laparoskopi)

f. Tidak melindungi diri dari IMS, termasuk HBV dan HIV

/ AIDS

4. Yang dapat menjalani tubektomia.

a. Usia > 26 tahun

b. Paritas minimal 2 dengan umur anak terkecil > 2 tahun

c. Yakin telah mempunyai besar keluarga ynag sesuai

dengan kehendaknya

d. Pada kehamilannya akan menimbulkan resiko kesehatan

yang serius

e. Pasca persalinan dan atau pasca keguguran

f. Paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini.

5. Yang tidak boleh menjalani Tubektomi

a. Hamil

b. Perdarahan vaginal yang belum terjelaskan


c. Infeksi sistemik atau pelvic yang akut

d. Tidak boleh menjalani proses pembedahan

e. Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilitas

dimasa depan

f. Belum memberikan persetujuan tertulis.

6. Dilakukan pada saat:

a. Selama siklus menstruasi dan diyakini tidak hamil

b. Hari ke 6 hingga ke 13 dari siklus menstruasi

c. Pasca persalinan : minilap didalam waktu 2 ahri atau

hingga 6 minggu atau 12 minggu, laparaskopi tidak tepat

untuk klien pasca persalinan.

d. Pasca keguguran : triwulan pertama(minilap atau

lapaskopi), truwulan kedua (minilap saja).


BAB III

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN

3.1 ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

Pengkajian

Nama Mahasiswi : Sonia Sihotang

Tanggal/waktu pengkajian : 17 Mei 2021

Jam : 10.22 WIB

Tempat : Klinik Bersalin Nurma

I. PENGUMPULAN DATA
A. IDENTITAS BIODATA

Nama : Ny.S Nama : Tn.H

Umur : 23 Tahun Umur : 29 tahun

Suku/Bangsa : Batak/ Indonesia Suku/Bangsa : Batak/Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat :Jl. Sei mencirim Alamat : Jl. Sei mencirim

B. ANAMNESA (Data Subjektif)

1. Alasan Kunjungan saat ini : Ibu ingin memeriksakan kehamilannya untuk

kunjungan ulang

2. Keluhan-keluhan : Susah tidur dan sering BAK

3. Riwayat menstruasi

a. Haid Pertama : 11 tahun

2
b. Siklus Haid : ± 28 hari

c. Banyaknya : 3 x ganti doek

d. Disminorhea : Tidak ada

e. Teratur/Tidak : Teratur

f. Lamanya : ± 7 hari

g. Sifat darah : Encer

4. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu

Tangga Komplikas
Jenis Tempat Bayi
No. l Lahir i Penolong Nifas
Persalinan Persalinan
Umur Ibu Bayi PB BB JK

H A M I L I N I

5. Riwayat Kehamilan ini

G:1 P:0 A:0

a. HPHT : 12 Agustus 2020

b. TTP : 19 Mei 2021

c. keluhan

- Keluhan Pada Trimester I : Mual muntah dan pusing

- Keluhan Pada Trimester II : Mudah lelah

- Keluhan Pada Trimester III : Sulit tidur dan sering BAK

d. Pergerakan janin pertama kali : Umurkandungan 16 minggu

e. Pergerakanjanin 24 jam, terakhir : 12-15 kali


f. KekhawatiranKhusus : Tidakada

g. Pola makan/minum

- Frekuensimakan : 3 kali sehari

- Jenismakanan/hari : Nasi ( 1piring kecil), lauk (ikan 1

potong), sayur (1 mangkokkecil), buah (jeruk 1 potong, pisang 2 buah)

dan susu (1 gelas/hari)

- Perubahanmakan yang dialami : Ada, tidak nafsu makan pada awal

kehamilan

- Frekuensiminum : 8-10 gelas /hari

h. Pola Eliminasi

- BAK

 Frekuensi : ± 7 kali/hari

 warna : Kuning jernih

 Keluhan : Tidak ada

 Konsistensi : Cair

- BAB

- Frekuensi : ± 2 kali/hari

- warna : Kuning kecoklatan

- Keluhan : Tidak ada

- Konsistensi : lunak

i. Pola Aktivitas Sehari-hari

- Istirahat

 Tidur Siang : ± 2 jam/hari


 Tidur Malam : ± 8 jam/hari

- Seksualitas : 1-2 x Seminggu

- Kegiatansehari-hari : Memasak, menyuci ,menyapu

rumah

j. Imunisasi TT

 Imunisasi TT1 : Belum diberikan

 Imunisasi TT2 : Belum diberikan

k. Kunjungan ANC: Teratur

6.Riwayat penyakit

- Jantung : Tidak ada

- Ginjal : Tidak ada

- Asma/TB.Paru : Tidak ada

- Hepatitis : Tidak ada

- DM : Tidak ada

- Hipertensi : Tidak ada

- Epilepsi : Tidak ada

- Gameli : Tidak ada

7. Riwayat Sosial

- Status Perkawinan : Sah

- Kawin : 1 kali

- Usiamenikah

 Suami : 29 tahun

 Isteri : 23 tahun
- Kehamilan : Direncanakan

- Perasaan tentang kehamilan : Bahagia

- Dukungan Suami/Keluarga :Ada

- Hubungan dengan suami/keluarga :Harmonis

- Respon ibu, suami, dan keluarga terhadap kehamilan : Kehamilan yang

diinginkan

C. PEMERIKSAAN FISIK (Data Objektif)

1. Keadaan Umum : Baik

2. Status Emosional : Stabil

3. Pemeriksaan Fisik Umum

- BB Sebelum hamil : 62 kg

- BB Sesudah hamil : 74 kg

- TB : 158 cm

- Lila : 25 cm

4. Tanda Vital

- TD : 120/70 mmHg

- Pols : 80 kali/i

- RR : 2 kali/i

- Temp : 36oc

5. Kepala

- Kulit Kepala : Bersih

- Distrubusi Rambut : Merata

6. Muka/Wajah
- Oedema : Tidak ada

- Cloasma Gravidarum : Tidak ada

- Pucat : Tidak ada

7. Mata

- Oedema Palvebra : Tidak ada

- Conjungtiva : Tidak pucat

- Sklera : Tidak ikterus

8. Hidung

- Polip : Tidak ada

- Pengeluaran : Tidak ada

9. Mulut

- Lidah : Bersih

- Epulsi pada gigi : Tidak ada

- Peradangan Tonsil : Tidak ada

- Peradangan Pharink : Tidak ada

- Stomatitis : Tidak ada

- Caries : Ada

10. Telinga

-Serumen : Tidak ada

- Pengeluaran : Tidak ada

11. Leher

- Luka Bekas Operasi : Tidak ada

- Pembesaran Kelenjar Tiroid : Tidak ada


- Pembesaran Kelenjar limfe : Tidak ada

12. Dada

- Mammae : Asimetris

- Areola Mammae : Hiperpigmentasi

- Puting Susu : Menonjol

- Benjolan/tumor : Tidak ada

- Pengeluaran : Tidak ada

13. Axila

- Pembesaran Kelenjar Limfe : Tidak ada

14. Posisi Punggung : Lordosis

15. Abdomen

- Pembesaran perut : Asimetris

- Linea/Striae : Nigra/Ada

- Bekas luka operasi : Tidak ada

- Pergerakan Janin : Ada

- Perkusi Abdomen : Tidak dilakukan

“PEMERIKSAAN KEBIDANAN”

Kontraksi : Ada

Palpasi supra pubis kandung kemih : Kosong

Palpasi Uterus

Leopold I : ± 33 cm (Diatassimpysis)

Leopold II : Teraba dibagian kanan perut ibu keras,

panjang dan memapan (PUKA) dan sebelah


kiri perut ibu teraba bagian terkecil janin

(tangan dan kaki)

Leopold III : Pada bagian perut bawah ibu teraba bulat,

keras dan melenting (Kepala)

Lepold IV : Kepala janin sudah masuk PAP (Divergen)

Auskultasi

DJJ : 140x/menit

Kontraksi : Teratur

TBBJ : (33-11) x 155 = 3.410 Gram

“PEMERIKSAAN PANGGUL”

Distansia Spinarum : 25 cm

Distansia Kristarum : 28 cm

Conjungata Eksterna : 20 cm

Lingkar Panggul : 83 cm

16. Genetalia

-Vulva dan Vagina

 Pengeluaran : Tidak ada

 Pengeluaran : Tidak ada

 Varices : Tidak ada

 Kemerahan : Tidak ada

 Luka : Tidak ada

 Nyeri : Tidak ada

- Perineum : Tidak ada bekas luka


- Anus : Tidak ada haemoroid

17. Pinggang

- Nyeri pinggang : Tidak ada

18. Ekstremitas

- Oedema pada tangan dan jari : Tidak ada

- Varices : Tidak ada

- Refleks Patella : Ada (+)

- Kekuatan sendi : Tidak dilakukan

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan Protein Urine : Tidak dilakukan

2. Pemeriksaan Glukosa Urine : Tidak dilakukan

3. Pemeriksaan HB : Tidak dilakukan

II. INTERPRETASI DATA DASAR

1. Diagnosa :Ibu Primigravida,Usia kehamilan 39 minggu 1 hari,

presentasi kepala, punggung kanan, divergen, intrauteri, janin tunggal dan

hidup.

Data dasar :G:1 P:0 A:0

HPHT : 12 Agustus 2020

TTP : 19 Mei 2021

Leopold : I, II, III, dan IV

DJJ : 140x/menit

Masalah : Sulit tidur dan sering BAK

Kebutuhan :
1.Dukungan moril

2. Pendidikan kesehatan mengenai :

a. Pemenuhan nutrisi dan pola hidup yang sehat

b. Pengaturan pola tidur dan istirahat yang cukup

c. Personal Hygiene

d. Tanda bahaya pada kehamilan

e. Penjelasan tentang pentingnya pengetahuan dari tanda persalinan

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL

“Tidak ada”

IV. IDENTIFIKASI AKAN TINDAKAN SEGERA

“Tidak ada”

V. PERENCANAAN

1. Beri informasi kepada ibu mengenai hasil pemeriksaan

2. Beri dukungan moril pada ibu

3. Berikan pendidikan kesehatan pada ibu

4. Beri obat pada ibu

5. Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang

VI. PELAKSANAAN

1. Memberikan informasi kepada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu

dan janin dalam keadaan sehat, usia kehamilan 39 minggu 1 hari

TD : 120/70 mmHg RR : 24x/i

Pols : 80x/i Temp : 36°C


2. Memberikan dukungan moril pada ibu untuk mengurangi rasa cemas

dengan cara menghadirkan suami/anggota keluarga untuk menemani dan

memberi semangat untuk memperlancar proses persalinan.

3. Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu tentang :

a. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi yang

mengandung tinggi protein, karbohidrat, vitamin dan mineral, serta

mengurangi makanan yang terlalu banyak mengandung garam.

b. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dengan tidur malam ± 2

jam.

c. Menganjurkan ibu untuk menggunakan pakaian yang longgar dan

nyaman serta menyerap keringat, menghindari memakai sepatu/sandal

yang berhak tinggi. Hal ini bertujuan untuk memberikan rasa nyaman

bagi ibu.

d. Memberitahukan kepada ibu tentang kebersihan personal hygiene

dengan menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan terutama daerah

genetalia, apabila celana dalam terasa lembab maka harus segera

diganti.

e. Tanda bahaya kehamilan :

- sakit kepala yang hebat

- Penglihatan kabur

- Bayi tidak bergerak seperti biasanya

- Nyeri perut yang hebat

- Bengkak pada wajah dan kaki


4. Memberikan obat kepada ibu seperti :

a. Tablet sangobion diminum 1 kali sehari dengan air putih

b. Tablet B1 3 kali sehari diminum dengan air putih guna untuk

mengurangi bengkak pada kaki

5. Menganjurkan untuk kunjungan ulang bila ada keluhan.

VII. EVALUASI

1. Keadaan ibu dan janin sehat

2. Ibu sudah diberikan dukungan moril

3. Ibu telahmengertipenkes yang diberikanbidan dan maumelaksakannya.

4. Obat telah diberikan dan ibu bersedia mengkonsumsinya.

5. Ibu bersedia datang ke klinik jika terdapat tanda-tanda persalinan.


3.2 ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN (INC)

a. KALA I

Tanggal :19 Mei 2021 Pukul : 10.30 WIB

I. PENGUMPULAN DATA

Nama :Ny.S Nama :Tn.H

Umur : 23 Tahun Umur : 29 tahun

Suku/Bangsa : Batak/Indonesia Suku/Bangsa : Batak/Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat :JL.SeiMencirim Alamat :JL. Sei Mencirim

B. ANAMNESA (Data Subjektif)

Keluhan Utama :Ny.S datang ke Klinik Bersalin Nurma Bersama

suaminya tanggal 19 Mei 2021. Ibu mengatakan merasa mules-mules sejak pukul:

09.00 wib, dengan kontraksi 4x/10 menit lamanya 40 detik dan sekarang semakin

sering dan menjalar dari perut kepinggang.

C. PEMERIKSAAN FISIK (Data Objektif)

1. Pemeriksaan Umum

- Keadaan umum : Baik

- Kesadaran : Composmetis

- Keadaan Emosional : Stabil

2. Tanda-tanda vital

- TD : 120/70 mmHg
- RR : 80 x/i

- Pols : 24x/i

- Temp : 36oC

3. Pemeriksaan Fisik

- Wajah : Tidak ada oedema

- Mata : Conjungtiva merah muda dan skelera tidak icterus

- Abdomen : Tidak ada bekas operasi, Kontraksi 4 kali dalam 10

menit dengan durasi 40 detik, TFU 31 cm, presentasi kepala, DJJ 140x/i,

penurunan kepala 2/5.

- TBBJ : (TFU-11) X 155 = (31-11) x 155 =3.100 gram

- Ekstremitas : Tidak ada varices dan oedema

- Genetalia : Tidak ada odema, tidak ada varices, tidak ada

tanda-tanda infeksi, keluar lendir bercampur darah, tidak ada haemoroid,

tidak ada bekas luka operasi.

- Pemeriksaan dalam :Vulva vagina tidak ada kelainan portio tipis dan

lunak, pembukaan 8 cm, penurunan 2/5, ketuban utuh, presentasi kepala,

tidak ada penyusupan kepala.

II. INTERPRETASI DATA DASAR

a. Diagnosa :Ny.S G1P0A0. Usia kehamilan 39 minggu 1 hari , TFU 31 cm,

letak bawah kepala, divergen, intauteri, pembukaan 8 cm, penurunan kepala

2/5, janin hidup tunggal, inpartu kala 1 aktif.


b. Data dasar :

1. Tanda-tanda vital :

- TD : 120/70 mmHg

- RR : 80 x/i

- Pols : 24x/i

- Temp : 36oC

2. Abdomen : Tidak ada bekas luka operasi, kontraksi 4 kali dalam 10 menit

dengan durasi 40 detik, TFU 31 cm, presentasi kepala, DJJ 140x/I, penurunan

kepala 2/5.

3. TBBJ : (TFU-11) X 155 = (31-11) x 155 =3.100 gram

4. Pembukaan 8 cm, penurunan kepala 2/5 cm, Ketuban belum pecah, presentasi

kepala, tidak ada penyusupan kepala.

c. Masalah : Ibu merasa sakit pada perut menjalar hingga kepinggang.

d. Kebutuhan : Dukungan moril dan asuhan saying ibu.

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL

“Tidak Ada”

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN/TINDAKAN SEGERA

“Tidak Ada”

V. PERENCANAAN

1. Beritahu kepada ibu hasil pemeriksaan

2. Atur aktifitas dan posisi ibu

3. Bimbing ibu cara untuk rileks bila ada his

4. Siapkan peralatan dan perlengkapan persalinan


5. Pantau kemajuan persalinan dengan partograf

VI. PELAKSANAAN

1. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga bahwa janinya

dalam keadaan baik dan memberikan dukungan bahwa ibu bisa melahirkan

bayinya secara normal.

2. Menganjurkan ibu untuk mengatur posisi senyaman mungkin dengan tidur

miring ke kiri atau kekanan agar memudahkan kepala janin turun, berjalan-

jalan jika masih sanggup dengan tujuan untuk mempercepat proses

persalinan.

3. Membimbing ibu cara untuk rileks saat ada His, dengan menarik nafas yang

panjang kemudian dilepaskan dengan cara meniupkan nafas sewaktu ada His

serta memberi makanan ringan kering seperti biskuit dan minuman yang

manis yaitu teh agar pasien dapat memenuhi kebutuhan energi dan nutrisi

guna mencegah terjadi dehidrasi.

4. Mempersiapkan peralatan dan perlengkapan untuk persalinan yang akan

digunakan.

a. Bak instrumen yang berisi ½ kocher, 2 buah arteri klem, 1 buah gunting

episiotomi, nald heacting dan 1 buah gunting tali pusat.

b. Persiapan obat-obatan (oksitosin, metergin, vit-K, infus)

c. Persiapan ibu dan bayi ( baju, doek, topi, sarung tangan, sarung kaki,

handuk, popok, celana dalam, gurita)

5. Memantau kemajuan persalinan dengan partograf


VII. EVALUASI

1. Ibu telah mengerti tentang keadaanya dan tampak tenang

2. Ibu telah dianjurkan untuk mengatur posisi dan ibu memilih untuk miring ke

kiri

3. Ibu telah dibimbing cara rileks dan ibu mengerti

4. Peralatan dan persiapan persalinan telah disiapkan

5. Kemajuan persalinan dipantau dengan partograf.

CATATAN PERKEMBANGAN

Ibu datang pada pukul 10:30 WIB, pembukaan 8 cm ,Penurunan kepala 2/5

ketuban utuh, DJJ 140x/I, kontraksi 4 x/10 menit durasi 40 detik, TD 120/70

mmHg, Pols 80x/i, Temp 36ºC, urine 100 cc, kemudian dipantau DJJ, Kontraksi

uterus, nadi setiap 30 menit, memantau suhu tubuh, TD setiap 2 jam sekali, dan

memantau. Pembukaan serviks, penurunan kepala, setiap 4 jam sekali.

Pukul 10:30 wib, DJJ 140x/i, kontraksi 4x/10 menit, durasi 40 detik, pols 80x/i

Pukul 11:00 wib, DJJ 130x/i, kontraksi 4x/10 menit, durasi 40 detik, pols 82x/i

Pukul 12:30 wib, DJJ 140x/i, kontraksi 5x/10 menit, durasi 45 detik, pols 78x/i

Pukul 13:00 wib, DJJ 145x/i, kontraksi 5x/10 menit, durasi 45 detik, pols 80x/i

Pembukaan sudah lengkap, penurunan kepala 2/5, ketubansudahpecah, TD 120/70

mmHg, Temp 36ºC.


b). KALA II

Tanggal : 19 Mei 2021 Pukul : 10:30 wib

S: SUBJEKTIF

Ibu mengatakan mulesnya semakin sering dan semakin teratur, merasa ingin

seperti BAB, gerakan janin semakin dirasakan.

O: OBJEKTIF

1. Pembukaan lengkap 10 cm

2. Penurunan kepala 2/5

3. Kontraksi uterus 5x/10 menit durasi 45 detik

4. Dorongan ibu untuk meneran, Tekanan fundus ke anus, perineum menonjol,

Vulva dan anus membuka.

A: ANALISA

Diagnosa :

Ny. S G1 P0A0, usia kehamilan 39 minggu + 1 hari dalam persalinan kala II

P:PENATALAKSANAAN

1. Melakukan pemeriksaan keadaan umum ibu dan janin, pols, DJJ, VT

kepada ibu dan keluarga, hasilnya : keadaan umum ibu dan janin baik, pols

dan pembukaan serviks sudah lengkap, DJJ 140x/i, kontraksi 5x/10menit,

lamanya 45 detik penurunan kepala 2/5.

Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaanya.

2. Membantu ibu untuk menentukan posisi yang nyaman dan memilih posisi

setengah duduk.
3. Melaksanakan bimbingan mengedan pada saat ibu ingin mengedan dan ibu

mampu melakukannya.

4. Melaksanakan pertolongan persalinan :

a. Meletakkan handuk dan kain bersih diatas perut ibu dan kain bersih di

bawah bokong ibu.

b. Kepala bayi tampak di vulva dengan diameter 5-6 cm, tangan kanan

menahan perineum dan tangan kiri menahan kepala bayi untuk menahan

posisi agar tidak defleksi dan membantu lahirnya kepala, setelah kepala

bayi lahir, periksa ada lilitan tali pusat atau tidak.

c. Letakkan tangan secara bipariental. Tarik kearah bawah untuk melahirkan

bahu atas dan tarik keatas untuk melahirkan bahu bawah.

d. Setelah kedua bahu lahir, meletakkan tangan kanan ke bawah perineum

ibu untuk menyangga kepala, lengan dan siku bagian bawah. Gunakan

tangan kiri untuk menelusuri dan memegang lengan atas berlanjut ke

punggung bokong, tungkai dan kaki.

e. Kemudian melakukan pemotongan tali pusat dan mengikat tali pusat

f. Tali pusat bayi sudah dipotong dan diikat

g. Mengeringkan bayi dan memberikan bayi kepada ibunya untuk dilakukan

IMD dengan meletakkan bayi diatas perut ibu (skin to skin) dan selimuti

ibu dan bayi dengan kain dan pakaian topi bayi.


c). KALA III

Tanggal: 19 Mei 2021 Pukul : 13:30 WIB

S: SUBJEKTIF

Ibu merasa senang dengan kelahiran bayinya dan ibu masih merasakan mules

namun tidak sekuat sebelum melahirkan bayinya, ibu terlihat kelelahan.

O: OBJEKTIF

1. Bayi lahir spontan, jenis kelamin Perempuan, secara umum tidak ada kelainan,

menangis spontan, warna kulit kemerahan.

2. Keadaan umum ibu sedikit lemas

3. Palpasi uterus tidak teraba jani kedua dan TFU setinggi pusat

4. Kandung kemih kosong

5. Perdarahan ± 150 cc

6. Kontraksi uterus baik

A: ANALISA

Diagnosa : Ny. S kehamilan 39 minggu + 1 hari dalam persalinan kala III

I. PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaan, bahwa ibu dan bayi dalam

keadaan baik dan ibu mengerti.

Ibu sudah mengetahui tentang keadaannya dan bayinya.

2. Melakukan manajemen aktif kala III

a. Memberitahu ibu akan disuntikkan oksitosin, menyuntikkan oksitosin 10 ui

IM di 1/3 paha atas bagian luar setelah 15 menit bayi lahir. Menjepit tali

pusat 2 menit setelah bayi lahir. Memotong dan mengikat tali pusat bayi,
kemudian meletakkan bayi di dada ibu sambil menyelimuti ibu dan bayi

selama ± 2 menit kemudian membedong bayi.

Ibu bersedia untuk disuntikkan dan sudah disuntikkan

b. Jika terlihat adanya tanda-tanda pelepasan plasenta seperti tali pusat mulai

memanjang dan ada semburan darah secara tiba-tiba, menarik tali pusat

sejajar dengan lantai dan kemudian mengarahkan ke atas mengikuti jalan

lahir, melakukan peregangan tali pusat sambil melakukan dorongan

dorsokranial saat plasenta di introitus vagina, melahirkan plasenta dengan

cara diputar.

Plasenta lahir spontan lengkap pukul : 13:55 wib.

3. Melakukan massase uterus segera setelah plasenta lahir dan memeriksa

kedua sisi plasenta, kotiledon 16-18 buah, selaput plasenta utuh, panjang tali

pusat 50 cm, terdapat 2 arteri 1 vena, insersi tali pusat sentralis, perdarahan

± 100 cc.

Massase fundus uteri setelah sudah dilakukan.

d). KALA IV

Tanggal: 19 Mei 2021 Pukul : 13:30 Wib

S: SUBJEKTIF

Ibu mengatakan merasa lemas dan lelah serta capek, masih merasa mules.

O: OBJEKTIF

1. Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis.

2. Tanda vital TD: 120/70 mmHg, pols 80x/i, RR 24x/i, Temp 36,°C
3. Pemeriksaan fisik :Payudara keadaan bersih, bentuk simetris benjolan tidak

ada, ASI colostrum sada, keluar banyak.

4. TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, lochea rubra, perdarahan ±

100 cc.

5. Kandung kemih kosong, perineum tidak ada robekan.

A: ANALISA

Ny.S G1 P0 A0 dalam persalinan kala IV

P: PENATALAKSANAAN

1. Menginformasikan pada ibu, suami dan keluarga bahwa ibu dalam keadaan

sehat dan plasenta lahir dengan lengkap.

2. Mengobservasi keadaan ibu dan kontraksi uterus dengan memeriksa fundus

dan jika perlu dilakukan massase fundus agar timbul kontraksi uterus.

3. Memeriksa kandung kemih, jika perlu lakukan kateterisasi untuk

mengosongkan kandung kemih.

4. Membersihkan ibu dari darah serta mengganti pakaian ibu

5. Membersihkan alat-alat persalinan dengan merendam di dalam laruutan klorin

0,5 % selama 10 menit baru di sterilisasikan dengan merebusnya

6. Memenuhi nutrisi ibu dengan memberikan makanan dan minuman

7. Memberikan obat kepada ibu :

a. Asam mefenamat 3x1

b. Neurobion 3x1

c. Amoxilin 3x1

Obat sudah diberikan kepada ibu


8. Memberikan pendidikan kesehatan pada ibu mengenai :

a. Pemberian ASI Ekslusif dengan menganjurkan ibu untuk segera menyusui

bayi nya

b. Memantau kontraksi uterus dan menganjurkan ibu untuk memberikan ASI

eksklusif pada bayi sampai 6 bulan

c. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan menjaga kebersihan

terutama pada bagian alat kemaluan ibu dengan mengganti pembalut

apabila basah

d. Menganjurkan ibu tentang cara melakukan perawatan tali pusat, yaitu

dengan menjaga tali pusat agar selalu dalam keadaan kering.

9. Menempatkan bayi dengan ibu nya serta memastika ibu merasa nyaman

kemudian mencuci tangan.

3.3 ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR

Bayi Baru Lahir 1 Jam Setelah Lahir

Tanggal : 19 Mei 2021 Pukul : 14:15 Wib

I. PENGUMPULAN DATA DASAR

A. IDENTITAS/BIODATA

Nama Bayi : Bayi Ny.S dan Tn.H

Umur : 1 jam

Tgl/jam lahir : 19 Mei 2021 Pukul 14 :15 Wib

Jenis kelamin : Perempuan


B. ANAMNESA

1. Ibu mengatakan mendengar bayi menangis segera setelah lahir dan jenis

kelaminperempuan

2. Keadaan bayi baru lahir

Resusitasi : Rangsangan : Ya

Penghisapan lendir : Ya

Massase jantung : Tidak

02 : Tidak

C. PEMERIKSAAN FISIK (Data Objektif)

1. Keadaan umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. Antropometri

Berat Badan : 3.100 gram

Panjang Badan : 48 cm

Lingkar Kepala : 34 cm

Lingkar Lengan : 11 cm

Lingkar Dada : 33 cm

4. Tanda-tanda Vital

Pols : 120 x/i

RR : 40 x/i

Temp : 36°C
5. Pemeriksaan Fisik

Kepala :Simetris, tidak ada benjolan, tidak ada cepa hematoma,

tidak ada caput suksedeneum.

Muka :Simetris dan tidak ada edema

Mata :Simetris, konjungtiva merah jambu, skelera tidak

ikhterus, reflek pupil ada dan tidak ada kelainan

Hidung :Simetris, tidak ada pengeluaran lendir dan pernapasan

baik.

Telinga :Simetris, tidak ada pengeluaran cairan, telinga

berlubang kanan dan kiri.

Mulut :Simetris, bersih, tidak ada labiozkizis dan tidak ada

labiopalatokizis.

Leher :Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening dan limfe

Dada : Simetris, puting susu normal

Abdomen : Simetris, tidak ada bising usus, tali pusat bersih, tidak

ada benjolan, tidak ada perdarahan tali pusat

Genetalia : Labi mayor dan labia minor normal, klitoris normal

Anus : Ada, bersih, tidak ada kelainan.

Ekstremitas :Gerakan normal, bentuk simetris, jumlah jari

lengkap,tidak ada kelainan

Kulit : Bersih, kemerahan, tidak ada lanugo dan tidak ada

verniks caseosa.
6. Eliminasi

Mekonium : Ada

II. INTERPRETASI DATA DASAR

Diagnosa : Bayi cukup bulan, sesuai masa kehamilan, usia 1 jam

Data Dasar :

1. Antropometri : Berat badan 3.100 gram, panjang 48 cm

2. Tanda vital : Pols 120x/i, RR 40X/I, Temp 36°C

3. Jenis kelamin perempuan

Masalah : Tidak ada

Kebutuhan :

1. Perawatanbayi baru lahir

2. Tetap menjaga kehangatan bayi

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL

“Tidak ada”

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN/TINDAKAN SEGERA

“Tidak ada”

V. PERENCANAAN

1. Informasikan pada ibu/keluarga tentang keadaan bayinya

2. Beri suntik Vit K pada bayi

3. Cegahhipotermi

4. Beri ASI yang adekuat

5. Informasikant entang tanda-tanda bayi baru lahir pada orang tua.


VI. PELAKSANAAN

1. Menginformasikan kepada ibu dan keluarga tentang keadaanya sesuai hasil

pemeriksaan yang telah dilakukan

2. Memberikan suntikan Vit K pada 1/3 paha kiri bayi

3. Mencegah hipotermi dan menjaga kehangatan bayi dengan membedung bayi

4. Menganjurkan ibu menyusui bayinya sesuai dengan keinginan bayinya.

5. Menginformasikan tanda-tanda bahaya bayi baru lahir pada orang tua bayi.

VII. EVALUASI

1. Keadaan umum bayi baik dan keluarga telah mengetahui

2. Bayi telah selesai dimandikan dan dirawat tali pusat

3. Bayi telah dibedung untuk mencegah hipotermi

4. Bayi telah disusui

5. Orang tua telah memahami tanda-tanda bahaya pada ibu hamil.

CATATAN PERKEMBANGAN

Bayi Baru Lahir 6 Jam Setelah Persalinan

Tanggal : 19 Mei 2021 Pukul : 20:15 WIB

S: SUBJEKTIF

Ibu mengatakan belum bisa memberikan ASI pada bayinya dan bayi diberi susu

formula.

O : OBJEKTIF

1. Keadaan umum : Baik, menangis kuat, kulit dan bibir kemerahan

2. Frekuensi nafas : 45 x/i


3. Temp : 36°C

4. Mata : Tidak ada tanda infeksi, conjungtiva merah muda,

skelera putih

5. Refleks hisap : Baik

6. Abdomen : Tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak ada perdarahan

pada tali pusat.

7. Bayi sudah 2 kali diberi susu dengan takaran 30 cc sekali pemberian dengan

menggunakan dodot bayi

8. Bayi BAB sudah 2 kali berwarna hijau kehitaman dan BAK sudah 2 kali

A: ANALISA

Diagnosa : Bayi cukup bulan, usia 6 jam normal.

P :PENATALAKSANAAN

1. Mengobservasi keadaan umum ibu dan tanda-tanda vital dan beri tahu kepada

ibu dan keluarga. Evaluasi : keadaan umum ibu baik, aktif, menangis kuat,

kulit dan bibir kemerahan, tanda-tanda Vital : Frekuensi nafas 45 x/i, Temp :

36°C, Mata tidak ada tanda-tanda infeksi, conjungtiva merah muda, skelera

putih, refleks mengisap baik, abdomen tidak ada tanda-tanda infeksi dan tidak

ada perdarahan tali pusat.

Ibu dan keluarga sudah mengetahui hasil pemeriksaannya

2. Melakukan penilaian refleks pada bayi :

Refleks mencari puting susu (Refleks rooting) : Ada

Refleks menghisap (Refleks sucking) : Ada

Refleks menggenggam (Refleks graps) : Ada


Refleks terkejut (Refleks moro) : Ada

Refleks leher (Refleks tonic neck) : Ada

Penilaian refleks sudah dilakukan

3. Menjaga kehangatan bayi, bayi ditempatkan disamping ibu dengan diselimuti

kain hangat.

Bayi sudah disamping ibu.

3.4 ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU MASA NIFAS

I. PENGUMPULAN DATA

Asuhan Masa Nifas 6 Jam Postpartum

Tanggal : 19 Mei 2021 Pukul : 20 : 20 WIB

A. IDENTITAS/BIODATA

Nama :Ny.S Nama : Tn.H

Umur : 23 Tahun Umur : 29 tahun

Suku/Bangsa : Batak/Indonesia Suku/Bangsa :Batak/Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : JL.Sei Mencirim Alamat :JL.Sei Mencirim

B. DATA SUBJEKTIF

Ibu mengatakan badannya masih sedikit lemas. Ibu mengatakan sangat

senang akan kelahiran bayinya dengan keadaan baik.


C. DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Keadaanemosional : Baik

2. Tanda-tanda vital

TD : 120/70 mmHg

RR : 24 x/i

Pols : 80 x/i

Temp : 37°C

3. Pemeriksaan Fisik

Payudara : Keadaan bersih

Bentuk dan ukuran : Simetris

Benjolan : Tidak ada

Abses : Tidak ada

ASI : Colostrum ada dan keluar banyak

TFU : 3 jari dibawah pusat

Kontraksi uterus : Baik

Lochea : Rubra (merah)

Perdarahan : ± 150 cc

Kandung kemih : Kosong

Perineum : Tidak ada


II. INTERPRETASI DATA DASAR

Ibu postpartum 1 Hari

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH

“Tidak Ada”

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA

“Tidak Ada”

V. PERENCANAAN

1. Memantau Keadaan Umum Ibu

2. Memantau TFU, Kandung kemih, dan Perdarahan pada Ibu

3. Menjaga Kehangatan bayi

4. Memberikan penkes

5. Anjurkan kunjungan ulang

VI. PELAKSANAAN

1. Melakukan pemeriksaan keadaan umum, tanda-tanda vital, TFU,

Kontraksi, Kandung Kemih, Perdarahan. Evaluasi keadaan umum ibu

baik, kesadaran composmentis, keadaan stabil, tanda-tanda Vital : TD :

110/80 mmHg, RR : 24 x/i, Pols : 80 x/I, Temp : 37ºC, memeriksa dan

memastikan TFU 2 jari dibawah pusat, kandung kemih kosong dan

perdarahan pervaginam 100 cc.

Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan

2. Menjaga kenyamanan dan kehangatan bayi.

3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang :


a. Memeriksa kebutuhan nutrisi ibu dengan menganjurkan ibu untuk

mengkonsumsi makanan bergizi dan membantu pemulihan kondisi ibu.

Ibu mau melaksanakannya, ibu mau makan dan minum setelah

melahirkan

b. Menganjurkan kepada ibu untuk melakukan mobilisasi dini dan

dianjurkan untuk tidak menahan BAK dan mencucinya dengan air

bersih, ibu mengatakan ibu sudah BAK setelah persalinan.

c. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya masa nifas, yaitu keluar

darah yang banyak dari jalan lahir, demam tinggi, keluar cairan yang

menyengat dari jalan lahir, nyeri kepala yang hebat, pandangan kabur,

nyeri ulu hati, bengkak pada salah satu atau kedua payudara, apabila

menemukan tanda-tanda tersebut, disarankan untuk segera memeriksa

diri ke pelayanan kesehatan. Ibu mengatakan siap melakukan apabila

tanda-tanda bahaya nifas tersebut terjadi.

d. Menganjurkan kepada ibu untuk memberikan ASI eksklusif sampai bayi

berumur 6 bulan dan mengajarkan ibu teknik menyusui yang benar. Ibu

sudah mulai menyusui bayinya.

e. Merawat tali pusat, membersihkan dan mengganti kain kassa kering

steril yang menutupi pusat setiap kali bayi selesai dimandikan.

f. Menganjurkan ibu untuk imunisa bayinya sesuai dengan jadwal

imunisasi. Karena imunisasi adalah upaya untuk mendapatkan sistem

kekebalan terhadap suatu penyakit. Seperti HB0 untuk mencegah virus

hepatitis. Ibu mengerti dan mau membawa bayinya untuk imunisasi.


g. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang apabila ada keluhan. Dan ibu

mau melakukan kunjungan ulang.

h. Anjurkan ibu melakukan kunjungan ulang apa bila ada keluhan dan ibu

mau melakukan kunjungan ulang.

VII. EVALUASI

1. Keadaan umum ibu telah dipantau

2. TFU, Kandung kemih, dan Perdarahan pada Ibu telah dipantau

3. Kehangatan bayi terjaga

4. Penkes sudah diberikan

5. Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang.

3.5 ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA BERENCANA

Tanggal : 21 Juni 2021 Pukul : 13 : 05 wib

I. PENGUMPULAN DATA

A. IDENTITAS/BIODATA

Nama :Ny.S Nama : Tn.H

Umur : 23 Tahun Umur : 29tahun

Suku/Bangsa : Batak/Indonesia Suku/Bangsa : Batak/Indonesia

Agama :Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : JL. Sei Mencirim Alamat :JL. Sei Mencirim


B. ANAMNESA (Data Subjektif)

1. Ibu mengatakan ingin menjadi akseptor KB suntik 3 bulan

2. Ibu mengatakan masih menyusui bayinya, ibu belum haid setelah masa nifas

3. Riwayat kesehatan tidak ada gangguan haid, tidak pernah menderita kanker

payudara, tidak mengkonsumsi obat tuberkolosis, tidak ada penyakit kelamin

4. Riwayat pengguna KB yaitu Kb pil dan KB suntik 3 bulan

C. PEMERIKSAAN FISIK (Data Objektif)

1. Keadaan umum : Baik

2. Kesadaran : Stabil

3. Tanda vital : TD 120/70 mmHg, Temp 37°C, RR 24 x/i, Pols 80x/i.

II. INTERPRETASI DATA

Diagnosa : Ibu calon akseptor KB suntik 3 bulan

Data dasar :

1. Tanda vital : TD 120/70 mmHg, Temp 37°C, RR 24 x/i, Pols

80x/i.

2. Pemeriksaan payudara : Pengeluaran ASI ada, puting susu menonjol, tidak

teraba benjolan

Masalah : Tidak ada

Kebutuhan :

1. Informasi tentang KB suntik 3 bulan

2. Pemberian suntik KB suntik 3 bulan

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL

“Tidak ada”
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN/TINDAKAN SEGERA

“Tidak ada”

V. PERENCANAAN

1. Beritahu ibu tentang jenis KB suntik

2. Beritahu informasi mengenai keuntungan dan kerugian KB suntik 3 bulan

pada ibu

3. Persiapan alat untuk suntik 3 bulan

4. Lakukan tindakan sesuai prosedur

5. Isi kartu kunjungan suntik ulang ibu selanjutnya dan anjurkan ibu untuk

datang atau bertanya bila ada keluhan setelah penyuntikan KB 3 bulan.

VI. PELAKSANAAN

1. Memberitahukan kepada ibu tentang kondisi kesehatan tanda-tanda Vital :TD

120/70 mmHg, Temp 37°C, RR 20 x/i, Pols 80x/i.

Ibu sudah mengetahui keadaannya dan memberikan informasi kepada ibu

mengenai kontrasepsi KB suntik yang terdiri dari 2 jenis :

a. Suntik yang diberikan 1 bulan sekali

b. Suntik yang diberikan 3 bulan sekali

2. Memberikan informasi mengenai keuntungan dan kerugian KB suntik yaitu :

a) Keuntungan

1. Sangat efektif

2. Pencegahan kehamilan jangka panjang

3. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri

4. Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI


5. Sedikit efek samping

6. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik

7. Dapat digunakan oleh perempuan usia >35 tahun sampai perimenopause

8. Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik

menurunkan kejadian penyakit jinak pada payudara

9. Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul

10. Menurunkan krisis anemia bulan sabit

b) Kekurangan

1. Sering ditemukan gangguan haid, seperti :

a. Siklus haid memendek atau memanjang

b. Perdarahan yang banyak atau sedikit

c. Tidak haid sama sekali

d. Klien sangat bergantung pada pelayanan kesehatan

e. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu

f.Kenaikan BB

g. Terlambatnya kesuburan setealh penghentian pemakaian

h. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada

tulang.

3. Mempersiapkan alat yaitu, spuit 3 cc, obat suntik KB 3 bulan, kapas alkohol.

4. Melakukan tindakan penyuntikan

a. Mengaplus tutuplakon dengan kapas alkohol dan memasukkan obat

kedalam spuit sampai obat benar-benar habis dari dalam plakon.


b. Menyuruh ibu untuk berbaring di tempat tidur dengan posisi telungkup,

dan menyuruh ibu untuk membuka celana dalam.

c. Melakukan peyuntikan dengan membersihkan bokong ibu menggunakan

kapas alkohol yaitu pada daerah 1/3 dari SIA, kemudian menyuntikkan

dengan posisi tegak lurus IM, melakukan aspirasi lalu masukkan seluruh

obat dan mencabut spuit dengan hati-hati.

d. Merapikan ibu serta alat dan memberitahukan kepada ibu bahwa tindakan

sudah selesai.

5. Mengisi kartu kunjungan serta menganjurkan ibu untuk datng kembali

untuk kujungan ulang.

VII. EVALUASI

1. Ibu telah diberitahu jenis KB dan ibu memilih KB suntik 3 bulan

2. Informasi mengenai keuntungan dan kerugian KB suntik 3 bulan telah

diberikan dan ibu sudah mengerti keuntungan dan kerugian KB suntik 3

bulans

3. Alat sudah dipersiapkan

4. Ibu telah disuntikkan KB 3 bulan dan telah menjadi akseptor KB suntikbulan.

5. Ibu telah dianjurkan untuk kunjungan ulang berikutnya dan ibu bersedia

untuk kunjungan ulang berikutnya.


BAB 4

PEMBAHASAN

4. 1 Kehamilan

Ny.S G1P0A0 usia 23 tahun datang ke klinik Nurma memeriksakan

kehamilannya, HPHT 12 Agustus 2020, TTP 19 Mei 2021. Bila dihitung dari

awal kehamilan, Ny.S sudah 3 kali melakukan kunjungan kehamilan ke fasilitas

kesehatan, yaitu 1 kali di trimester I,1 kali di trimester ke II, dan 1 kali di

trimester III. Ibu memeriksakan kehamilan sebanyak 3 kali ke fasilitas kesehatan

yaitu sebanyak satu kali di klinik lain dan 2 kali di Klinik Pratama, sedangkan

selama 3 kali pemeriksaan ANC penulis hanya satu kali melakukan pemeriksaan

ANC yaitu pada tanggal 12 April 2021. Kehamilan ini merupakan kehamilan yang

direncanakan, ibu khawatir dalam menghadapi persalinan, ibu mengatakan ibu

tidak pernah mendapatkan imunisasi TT, Pemeriksaan penunjang selama

kehamilan seperti pemeriksaan glukosa, pemeriksaan HB, dan protein urine tidak

dilakukan oleh bidan.

Hasil pemeriksaan yang telah dilakukan bahwa keadaan ibu baik, ibu

mengalami sulit tidur, sering BAK dan nyeri punggung. Ibu masih merasakan

pergerakan janin dengan normal. Peningkatan berat badan janin yaitu 12 kg

dengan BB sebelum hamil 62 kg dan sesudah hamil 74 kg. TB 158 cm. Pada

Pemeriksaan fisik tidak ditemukan adanya kelainan, pengeluaran air susu tidak

ada . Palpasi TFU 33 cm, punggung janin pada perut bagian kanan, teraba kepala
janin pada perut bagian bawah ibu,kepala sudah masuk PAP. DJJ 140x/i, TBBJ

3.410 gram, ukuran panggul normal.

Menurut Walyani, 2019. Frekuensi pelayanan antenatal oleh WHO

ditetapkan 4 kali kunjungan ibu hamil dalam pelayanan antenatal, selama

kehamilan dengan ketentuan sebagai berikut :1 kali pada trimester pertama (K1 ),

1 kali pada trimester dua dan dua kali pada trimester ketiga (K4)

Walyani,2019. Berdasarkan asuhan yang dilakukan penulis kepada Ny.S

pada TM I : 2 kali, TM II : 4 kali, TM III : 6 kali. Menurut penulis kontrol ANC

Ny.Slebih dari standar yang telah ditentukan, karena Ny.S selalu ingin

mengetahui keadaan kehamilannya tetapi tidak berdampak positif karena ANC

sangat penting yang wajib dilakukan ibu hamil, karena dalam pemeriksaan

tersebut dilakukan pemantauan secara menyeluruh baik mengenai kondisi ibu

maupun janin yang sedang dikandungnya.

Dalam hal ini terdapat kesenjangan antara kunjungan yang ibu lakukan

dengan teori, dimana trimester III ibu hanya melakukan 1 kali kunjungan karena

ibu merasa tidak ada keluhan dan menganggap kehamilan berjalan dengan baik,

sehingga tidak diperlukan pemeriksaan. Terdapat juga kesenjangan antara asuhan

pada Ny.S yang saya lakukan, dan asuhan pada Ny.SDimana Ny.S lebih

memperhatikan kunjungan karena merasa sangat penting untuk melakukan

pemantauan selama kehamilan.

Menurut Walyani,2019. Pelayanan ANC minimal 5T, meningkat menjadi

7T, dan sekarang menjadi 12T, sedangkan untuk daerah gondok dan endemic

malaria menjadi 14T, yakni: Timbang berat badan, tekanan darah, pengukuran
tinggi fundus uteri,pemeriksaan tablet tambah darah, pemberian imunisasi TT,

pemeriksaan Hb, pemeriksaan protein urine, pemeriksaan darah untuk

pemeriksaan VDRL, pemeriksaan urine reduksi, perawatan payudara, senam ibu

hamil, pembeian obat malaria, pemberian kapsul minyak beryodium, dan temu

wicara.

Terdapat kesenjangan antara teori dengan asuhan yang diberikan , dimana

ibu sama sekali tidak melakukan imunisasi TT selama kehamilan dan 14 T tidak

dilakukan secara menyeluruh. karena ibu menganggap kehamilan berjalan

dengaan baik dan imunisasi tidak terlalu perlu dilakukan ketika bidan

menawarkan imunisasi TT.

Menurut Walyani, 2019. Peningkatan berat badan optimal untuk rata rata

kehamilan adalah 12,5 kg, 9 kg diperoleh 20 minggu terakhir banyak faktor yang

mempengaruhi peningkatan berat badan. Tingkat edema, laju metabolik, asupan

diet, muntah atau diare, merokok, jumlah cairan amniotik, dan ukuran janin. Pada

trimester pertama penambahan berat badan tergolong rendah kira kira 1-2 kg

karena pada masa ini saat dimana otak, alat kelamin, dan panca indra janin di

bentuk. Trimester kedua kenaikan berat badan 0,35-04 kg perminggu. Dan pada

trimester ke tiga terjadi kenaikan berat badan sekitar 5,5 kg. Penambahn BB dari

mulai awal kehamilan sampai akhir kehamilan adalah 11-12 kg, kemungkinan

penambahan BB hingga maksimal 12,5 kg.

Dari hasil yang didapat tidak ada kesenjangan antara teori dan asuhan yang

diberikan, begitu juga dengan asuhan yang saya lakukan dan orang lain lakukan.
Asuhan yang diberikan berjalan dengan lancar dan baik, kenaikan berat badan

yang dialami ibu dalam keadaan normal.

4.2 Persalinan

A. Kala I

Ny.S dan suami datang ke Klinik Bersalin Nurma, Ibu mengeluh mules-mules

dan nyeri pada bagian perut sampai menjalar ke pinggang. Tanda awal persalinan

adalah his yang datang lebih kuat dan teratur, diikuti dengan keluarnya lendir

bercampur darah yang menandakan bahwa jalan lahir mulai membuka. Ny.S

berusia 23 tahun G1P0A0 datang ke Klinik Bersalin Nurma pukul 13.30 wib

dengan keluhan perut mules yang menjalar sampai kepinggang dan ibu

mengatakan adanya keluar lendir. Pada saat dilakukan pemeriksaan ditemukan

bahwa porsio tipis dan lunak, pembukaan serviks 8 cm, ketuban masih utuh,

persentase kepala dan tidak ada moulase, frekuensi DJJ 140x/i, his 4 kali dalam 10

menit lamanya 40 detik.

Menurut Walyani & Purwoastuti,2016. Proses membukanya serviks sebagai

akibat his di bagi dalam 2 fase. Fase laten berlangsung selama 8 jam. dan fase

aktif dibagi menjadi 3 fase lagi yaitu fase akselerasi dalam waktu 2 jam, fase

dilatasi maksimal dalam waktu 2 jam, dan fase diselarasi pembukaan menjadi

lebih lambat kembali, dalam waktu 2 jam. Kala I selesai apabila pembukaan

serviks uteri telah lengkap. Pada Primigravida kala I berlansung kira-kira 13 jam,

sedangkan pada multipara kira-kira 7 jam.


Pada kala I persalinan Ny.S dimulai dari dating pembukaan 8 cm sampai

pembukaan lengkap dan berlangsung selama 1 jam.

B. Kala II

Pada kala II Ny.S mengatakan mules semakin sering dan teratur, merasa ingin

buang air bersih, hasil pemeriksaan tanda vital TD 120/70 mmHg, RR 24x/i, Pols

80x/i, Temp 36ºc dan pembukaan serviks sudah lengkap, DJJ 140x/i, kontraksi

5x//10 menit, durasi lamanya 45 detik dan terlihat adanya tanda-tanda persalinan

kala II yaitu dorongan ingin meneran, tekanan pada anus, perenium menonjol,

vulva membuka, pembukaan sudah lengkap.

Ibu mengedankan kuat dengan posisi persalinan litotomi bayi baru lahir

spontan dengan pukul 13:30 wib, menangis kuat dengan jenis kelamin perempuan.

Menurut Walyani & Purwoastuti,2016. Mekanisme persalinan normal terbagi

dalam beberapa tahap gerakan kepala janin di dasar panggul yang diikuti dengan

lahirnya seluruh anggota badan bayi diantaranya yaitu : penurunan kepala, fiksasi

(engagement), fleksi, putaran paksi dalam/rotasi internal, ekstensi, rotasi

eksternal/putaran paksi luar, dan ekspulsi.

C. Kala III

Kala III kala uri dengan periode persalinan yang dimulai setelah lahirnya bayi

dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Seluruh proses biasaya

berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir, lepasnya plasenta ditandai dengan

perubahan bentuk uterus yang semula discoid menjadi globular akibat dari

kontraksi uterus, semburan darah tiba-tiba, kali tali pusat memanjang, perubahan
uterus setelah plasenta lepas dan menempati segmen bawah rahim, maka uterus

muncul pada rongga abdomen.

Kemudian dilakukan menajemen aktif kala III pada Ny.S berlangsung 15

menit disuntikan oksitosin pukul 13:45 wib, setelah diikat tali pusat bayi, lalu bayi

di letakkan di dada ibu selama 2 menit kemudian membedong bayi, kemudian

peregangan dan tali pusat memanjang dan ada semburan darah secara tiba-tiba,

yang mana plasenta lahir spontan lengkap pukul 13:55 wib.

Menurut Walyani & Purwoastuti,2016. Adapun tanda-tanda pelepasan

plasenta yaitu perubahan bentuk dan tinggi fundus, tali pusat memanjang, dan

semburan darah mendadak dan singkat. Manajemen aktif kala II terdiri dari

pemberian oksitosin, penegangan tali pusat terkendali, dan masase uteri.

Pda kala III tidak ada kesenjangan antara teori dengan asuhan yang saya

lakukan maupun yang telah dilakukan oleh penulis lain. Asuhan yang diberikan

pada Ny.S semua berjalan lancar dan baik.

D. Kala IV

Setelah proses persalinan selsesai maka dilakukan pemantauan kondisi Ny.S

selama 2 jam, hasil pemeriksaan 15 menit pertama yaitu keadaan umum baik,

kesadaran compos mentis, keadaan emosional stabil, tanda-tanda vital ( TD :

120/70 mmHg, Pols : 80x/i, RR 24x/i, Temp 36,7 oC ), memeriksa TFU 2 jari di

bawah pusat, memastikan tidak ada janin kedua, kontraksi baik, kandung kemih

kosong, perdarahan ± 130 cc dan lochea rubra.

Menurut Walyani & Purwoastuti,2016. Periksa fundus setiap 15 menit pada

jam pertama dan setiap 20-30 menit selama jam kedua.Jika kontraksi tidak kuat
masase uterus sampai menjadi keras. Apabila uterus berkontraksi, otot uterus akan

menjepit pembuluh darah untuk menghentikan perdarahan. Periksa tekanan darah,

nadi, kandung kemih, dan perdarahan selama 15 menit pada jam pertama dan

setiap 30 menit pada jam kedua.

Selama melakukan asuhan persalinan, maka Ny.S dianjurkan untuk

memberikan ASI ekslusif pada bayi sampai 6 bulan pertama, dan ibu butuh

istirahat yang cukup dan menjaga kebersihan terutama pada daerah kemaluan ibu

dan mengganti pembalut apa bila basah.

Pada kala IV tidak ada kesenjangan antara teori dengan asuhan yang saya

lakukan maupun yang telah dilakukan oleh penulis lain. Asuhan yang diberikan

pada Ny.S semua berjalan lancar dan baik.

4.3 Bayi Baru Lahir

Bayi Ny.S menangis kuat dengan jenis kelamin perempuan pada pukul 13:30

wib pada saat bayi lahir dilakukan inisiasi dini (IMD). Hasil pemeriksaan bayi

Ny.S dalam keadaan baik, Pols 120x/menit, RR 40x/menit, Temp 36ºc, pada

pemeriksaan bayi tidak ada kelainan abnormal dan selama 6 jam setelah bayi lahir

ibu sudah memberikan ASI ekslusif walaupun hanya keluar sedikit, dan bayi tidak

mau minum susu formula.

Menurut Dewi, 2010. Asuhan kebidanan pada BBL normal antara lain :

memotong tali pusat, mempertahankan suhu tubuh BBL dan mencegah

hipotermia, Menunda memandikan bayi sampai tubuh bayi stabil, menghindari

kehilangan panas pada bayi baru lahir.


Berdasarkan asuhan yang diberikan, terdapat kesenjangan antara teori dan

asuhan, pada asuhan Ny.S di Klinik Bersalin Nurma obat tetes mata tidak

diberikan dikarenakan ibu tidak memiliki riwayat penyakit menular. Tetapi

pemantauan, perawatan dan konseling mengenai bayi baru lahir sudah diberikan.

4.4 Nifas

Hasil pemeriksaan yang telah dilakukan pada pukul 20:20 WIB ibu merasa

mulas pada perutnya dan merasa lemas. Pada pemeriksaan ditemukan keadaan

umum baik. Pada pemeriksaan fisik ditemukan payudara bersih dan ASI keluar

sedikit, TFU 2 jari dibawah pusat, lochea rubra, perdarahan ± 100 cc dan kandung

kemih kosong. Pelaksana asuhan menganjurkan ibu untuk melakukan pemijatan

payudara dimana bertujuan merangsang produksi ASI, melakukan mobilisasi dini

dan tidak menahan untuk BAK, menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan

ulang bila ada keluhan. Ibu dan keluarga pulang di sore hari pada tanggal 20 Mei

2021 pada pukul 10:00 WIB.

Menurut Rukiyah,dkk , 2011. Selama ibu berada pada masa nifas , paling

sedikit 4 kali bidan harus melakukukan kunjungan. Kunjungan ke-1 (6-8 jam

setelah persalinan), kunjungan ke-2 (6 hari setelah persalinan), kunjungan ke-3 ( 2

minggu setelah persalinan), kunjungan ke-4 (6 minggu setelah persalinan).

Kunjungan ke-1 (6-8 jam setelah persalinan) : Mencegah perdarahan masa nifas

karena atonia uteri ; Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan : rujuk

bila perdarahan berlanjut; Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota

keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri;


pemberian ASI awal; Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir;

Mencegah bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia.

Rukiyah,dkk,2011. Pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan,

diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun air putih, sampai

bayi berumur 6 bulan. Alasan ASI diberikan sampai usia bayi 6 bulan tidak 4

bulan yakni : Pertama komposisi ASI cukup cukup untuk pertumbuhan dan

perkembangann bayi apabila diberikan tepat dan benar sampai umur bayi 6 bulan;

kedua: bayi saat umur 6 bulan system pencernaannya mulai matur, jaringan usus

bayin sehingga kemungkinan kuman/protein dapat langsung masuk system

peredaran darah yang menimbulkan alergi, pori-pori tersebut tertutup saat bayi

berumur 6 bulan.

Maka dari hasil pemeriksaan terdapat kesenjangan antara teori dengan asuhan

yang diberikan, dimana ibu hanya sekali melakukan kunjungan nifas berbeda

dengan teori yang menganjurkan kunjungan nifas sebanyak 4 kali kunjungan serta

tidak memberikan ASI secara ekslusif dan bayi diberikan susu formula, karena

ASI yang diproduksi ibu masih belum lancar. Asuhan yang diberikan berjalan

baik, keadaan umum ibu dan bayi baik dan normal.

4.5 Keluarga Berencana

Asuhan keluarga berencana pada Ny.S dilakukan setelah kunjungan nifas ke

empat, dimana ibu sudah memutuskan kontrasepsi jenis apa yang akan ibu

gunakan setelah mendapat penjelasan dari penulis mengenai jenis-jenis metode

dan alat kontrasepsi serta kegunaanya. Berdasarkan hasil konseling dan Tanya

jawab dengan calon akseptor KB, maka Ny.S lebih memilih KB suntik 3 bulan
sebagai alat kontrasepsi dengan alasan ingin menggunakan KB yang tidak

mempengaruhi ASI dan tekanan darah ibu selama ini masih dalam batas normal,

ibu memilih alat kontrasepsi suntik 3 bulan. Setelah menggunakan alat

kontrasepsi suntik 3 bulan akseptor merasa bahwa alat kontrasepsi KB walaupun

memilik efek samping yaitu kenaikan berat badan dan haid tidak teratur tetapi

tidak mempengaruhi ASI dan ibu memilih alat kontrasepsi tersebut.

Menurut Arum & Sujiyatini,2011. Keuntungan Suntik Progestin antara lain :

Sangat efektif, pencegahan kehamilan jangka panjang,tidak berpengaruh pada

hubungan suami-isteri, tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak

serius terhadap penyakit jantung, dan gangguan pembekuan darah, tidak memiliki

pengaruh terhadap ASI, sedikit efek samping, klien tidak perlu menyimpan obat

suntik, dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai perimenopouse,

membantu mencegah kanker endrometrium dan kehamilan ektopik, menurunkan

kejadian penyakit jinak payudara, mencegah beberapa penyebab penyakit radang

panggul, menurunkan krisis anemia bulan sabit (Sickle cell).

Menurut Arum & Sujiyatini,2011. Sering ditemukan gangguan haid, seperti :

siklus haid memendek atau memanjang, perdarahan yang banyak atau sedikit,

perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting), tidak haid sama sekali,

klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus kembali

untuk suntikan), tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikut,

permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering, tidak menjamin

perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, hepatitis B virus atau

infeksi virus HIV, terlambatnya kembali kesuburan setelah pengehentian


pemakaian, terlambatnya kembali kesuburan bukan karena terjadinya

kerusakan/kelainan pada organ genetalia, melainkan karena belum habisnya

pelepasan obat suntikan dari deponya (tempat suntikan), pada penggunaan jangka

panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan tulang (densitas), Pada penggunaan

jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan libido,

gangguan emosi (jarang), sakit kepala, nervositas,jerawat.

Berdasarkan fakta pada analisa data Ny.S akseptor baru suntik KB 3 bulan.

Ibu saat ini masih menggunakan KB suntik 3 bulan. Menurut penulis, KB suntik 3

bulan baik untuk ibu karena tidak mengurangi produksi ASI serta tekanan darah

ibu selama ini masih dalam batas normal.

Dari hasil konseling dengan Ny.S maka tidak terjadi kesenjangan antara teori

dan asuhan yang diberikan yaitu pada suntik kb 3 bulan terdapat efek samping ,

berupa kenaikan berat badan dan haid tidak teratur.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan studi kasus yang telah dilakukan pada Ny.S secara

berkesinambungan (contuinity care) dari masa kehamilan, persalinan, bayi baru

lahir, nifas, dan keluarga berencana di Klinik Bersalin Nurma sejak bulan februari

sampai dengan bulan juni 2021, dapat disimpulkan bahwa :

1. Asuhan antenatal yang diberikan pada Ny.S usia kehamilan 39 minggu 1 hari

tidak memberikan asuhan standar 14T,dimana hanya dilakukan 6 T meliputi

penimbangan berat badan, tekanan darah, pengukuran tinggi fundus uteri,

pemberian tablet tambah darah (Tablet Fe), Pemberian kapsul minyak

beryodium, Temu wicara. hasilnya kurang baik karena test terhadap penyakit

menular seksual/VDRL, pemberian imunisasi TT, HB, Protein urine, glukosa

tidak dilakukan. Ibu melakukan kunjungan antenatal sebanyak 3 kali.

2. Asuhan Intranatal, kala I sampai kala IV berlangsung normal. Tidak ada

kesenjangan dalam melakukan asuhan, ibu dan bayi dalam keadaan baik.

3. Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dilakukan sebanyak 2 kali yang

dilakukan dengan asuhan kebidanan 1 jam pertama setelah lahir dan 6 jam

pertama setelah lahir. Bayi lahir spontan, BB 3.100 gram, PB 48 cm, jenis
kelamin perempuan, refleks hisap baik, tidak diberi ASI melainkan susu

formula dan tidak ditemukan masalah atau komplikasi. Hasil yang diperoleh

kurang baik, karena terdapat kesenjangan antara teori dan asuhan yang

4. diberikan yaitu bayi tidak diberi tetes/obat salep mata dan pelaksanaan

asuhan neonatus.

5. Asuhan kebidanan pada masa nifas dilakukan sebanyak 1 kali yang dilakukan

dengan asuhan kebidanan 6 jam pertama dengan tujuan untuk menilai status

ibu dengan bayi baru lahir, mencegah dan mendeteksi serta mengatasi

komplikasi.Namun terdapat kesenjangan antara teori dan asuhan yang

diberikan yaitu bayi diberi minum susu formula, disebabkan ibu tidak bisa

memberikan ASI karena ASI masih keluar sedikit dan kunjungan masa nifas

hanya dilakukan sekali.

6. Asuhan kebidanan keluarga berencana dilakukan dengan cara memberikan

konseling mengenai berbagai macam jenis kontrasepsi serta keuntungan dan

kerugiannya. Ibu memilih kontrasepsi KB suntik 3 bulan dan ibu sudah

diberikan KB suntik. Keluhan yang dirasakan ibu setelah menggunakan KB

suntik 3 bulan yaitu kenaikan berat badan dan haid tidak teratur.

1.2 Saran

5.2.1. Bagi Ibu

Diharapkan pada saat kehamilan sebaiknya ibu memeriksa kehamilan

minimal 4 kali kunjungan dan sebaiknya mengkomsumsi makanan yang

mengandung gizi tinggi seperti sayur-sayuran hijau untuk persiapan ASI serta

melakukan imunisasi TT untuk pesiapan persalinan yang aman. Menganjurkan


ibu untuk memberikan ASI ekslusif pada bayinya selama 6 bulan dan sebaiknya

memberikan MPASI setelah 6 bulan serta tetap memberikan ASI sampai 2 tahun

apabila ASI belum keluar sebaiknya ibu melakukan pemijatan agar merangsang

produksi ASI. Kemudian melakukan perawatan tali pusat bayi, membawa bayi ke

klinik untuk imunisasi, personal hygiene, mengenali bahaya masa nifas, istirahat

yang cukup, dan jaga kehangatan bayi.

5.2.2 Bagi Klinik Bersalin

Diharapkan kepada klinik Bersalin Nurma untuk lebih meningkatkan asuhan

pelayanann kebidanan secara countinuity caredan memperhatikan kunjungan

ANC minimal 4 kali, kunjungan neonatal minimal 3 kali, dan kunjungan nifas

minimal 4 kali. Jika hal tersebut berjalan lancar maka dapat membantu

menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di

Indonesia.

5.2.3 Bagi Intitusi Pendidikan

Diharapkan Intitusi Pendidikan dapat melengkapi fasilitas perpustakaan

dengan menambah buku terbaru ( 5 tahun kebawah) sebagai sumber informasi dan

referensi serta bahan bacaan bagi mahasiswa, sehingga dapat mempermudah

mahasiswa untuk menambah pengetahuan serta membuat laporan tugas akhir.

5.2.4 Bagi Penulis

Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, informasi dan pengalaman

mengenai asuhan kebidanan secara continuity care pada ibu selama masa

kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan KB.


DAFTAR PUSTAKA

Siwi Elisabeth. 2016. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Penerbit


Pustaka Baru Press.
Hidayat, Asri. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan. Penerbit Mulia
Medika.
Anggraini, Y.2017. Asuhan Kebidanan Masa Nifas.Yogyakarta : Rihana
Anggraini, Yetti. 2016. Pelayanan Keluarga Berencana. Penerbit
Rohima Press.
Astuti, Sri. dkk. 2017. Asuhan Ibu dalam Masa Kehamilan, Buku ajar
Kebidanan Antenatal Care (ANC). Penerbit Erlangga.
Ellya Eva. dkk. 2010. Kesehatan Reproduksi Wanita. Penerbit Trans Info
Media Jakarta.
Jannah, Nurul. 2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan. Penerbit
Andi Yogyakarta.
Johariyah dan Ningrum Ema Wahyu. 2016. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Penerbit Trans Info
Media Jakarta.
Kurnia Dewi Maria. 2016. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi dan
Keluarga Berencana. Penerbit Trans Info Media Jakarta.
Lia Dewi Vivian dan Sunarsih Tri. 2011. Asuhan Kehamilan Untuk
Kebidanan. Penerbit Salemba Medika.
Marmi. 2016. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas “Puerperium Care”.
Penerbit Pustaka Pelajar.
Astuti, Maya. 2016. Buku Pintar Kehamilan. Penerbit buku kedokteran.
Nugroho Taufan, dkk. 2016. Buku Aajar Asuhan Kebidanan Nifas.
Penerbit Nuha Medika.
Rochmah, dkk. 2011.asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Penerbit Buku
Kedokteran.
Rukiyah,A,Y,dkk. 2014. Asuhan Kebidanan Persalinan II. Jakarta : CV
Trans Info Media
Rukiyah, A,Y.dkk. 2015. Asuhan Kebidanan Nifas III. Jakarta: CV Trans
Info Media
LEMBAR PERMINTAAN MENJADI SUBJEK
Kepada Yth,
Ibu Ny.S
Di tempat

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Sonia Sihotang
Nirm : 0114421840042
Judul Tugas Akhir : Asuhan Kebidanan Pada Ny. S Dari Masa Kehamilan,
Persalinan, Bayi Baru Lahir, Nifas dan Keluarga Berencana di
Klinik Bersalin Nurma
Dengan ini saya mengajukan permohonan ibu untuk berpartisipasi menjadi
subyek dalam penyusunan asuhan kebidanan dari msa kehamilan, persalinan, bayi baru
lahir, nifas, dan keluarga berencana (KB) yang kemudian disusun sebagai laporan studi
kasus dalam rangka menyelesaikan Pendidikan pada program Diploma-III Kebidanan,
Akademi Kebidanan Nusantara 2000
Demikian surat permohonan kesediaan menjadi subjek penelitian ini saya buat,
atas kerja sama ibu sebelum dan sesudah nya saya ucapkan terima kasih.

Medan, 21 Mei 2022


Peneliti

(Sonia Sihotang)
LEMBAR PERSETUJUAN

Pada hari ini, Jumat, 21 Mei 2021

Dengan ini saya bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Ny. Shintya

Umur : 23 tahun

Pekerjaan : IRT

Alamat : Jl. Sei Mencirim

Menyatakan dengan ini sesungguhnya saya setuju menjadi menjadi pasien


dari saudari Sonia Sihotang (Mahasiswi Akademi Kebidanan Nusantara 2000)
dalam melaksanakan asuhan kehamilan, asuhan persalinan, asuhan nifas, asuhan
bayi baru lahir, dan asuhan keluarga berencana kemudian akan disusun sebagai
laporan tugas akhir dalam rangka menyelesaikan pendidikan pada program
Diploma-III Kebidanan Nusantara 2000.

Demikian pernyataan saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa paksaan


untuk digunakan seperlunya.

Medan, 21 Mei 2021


klien

( ny. Shintya )

YAYASAN NUSANTARA DUARIBU MEDAN


AKADEMI KEBIDANAN NUSANTARA 2000 MEDAN
Jl. Jend. TB. Simatupang No. 148 Medan Sunggal 20128 Telp. 061-5030 0582
Izin KEMENDIKBUD RI Nomor 219/D/O/20021
Terakreditasi LAM-PTKes No. 0464/LAM-PTKes/Akr/Dip/III/2019
http://www.akn2000medan.ac.id

Medan, 10 Agustus 2022


Nomor : /AKN 2000/D/VII/2021
Lamp :-
Perihal : Survey Pengambilan Sampel Penelitian
Kepada
Yth,
Ibu Pemimpin Klinik Bersalin Norma
Di-
Tempat

Direktris Akademi Kebidanan Nusantara 2000 Medan dengan ini menerangkan bahwa
mahasiswa yang tersebut dibawah ini :

Nama : Sonia Sihotang

Nirm : 0114421840042

Program Studi : D-III Kebidanan

Alamat : JL.TB. Simatupang No. 148 Sunggal Medan

Bermaksud untuk mrngadakan survey pengambilan sampel penelitian dalam rangka


penyusunan Laporan Tugas Akhir (LTA). Untuk itu kami memohonkan bantuan Kpeda
Ibu agar dapat memberikan izin terhadap mahasiswa tersebut di atas.

Demikian hal ini kami sampaikan, atas Kerjasama dan bantuan yang Ibu berikan, kami
ucapkan terimakasih.
Diketahui,
Direktris

Akbid Nusantara 2000 Medan

Endang Sihaloho,SST.,M.KM
NIDK. 8826999920
YAYASAN NUSANTARA DUARIBU MEDAN
AKADEMI KEBIDANAN NUSANTARA 2000 MEDAN
Jl. Jend. TB. Simatupang No. 148 Medan Sunggal 20128 Telp. 061-5030 0582
Izin KEMENDIKBUD RI Nomor 219/D/O/20021
Terakreditasi LAM-PTKes No. 0464/LAM-PTKes/Akr/Dip/III/2019
http://www.akn2000medan.ac.id

LEMBAR BIMBINGAN LTA


Nama Mahasiswa : Sonia Sihotang

NIRM : 0114421840042

Judul LTA : Asuhan Kebidanan Pada Ny. S Dari Masa Kehamilan,


Persalinan, Bayi Baru Lahir, Nifas Dan Keluarga Berencana Di
Klinik Bersalin Nurma

Dosen Pembimbing II : Selvia Y. Dalimunthe, SKM.,M. KM

No. Hari/Tanggal Uraian Kegiatan Bimbingan Paraf

1. 1. 22 November 2021 Pengajuan Judul

2. 23 November 2021 Acc Judul

3. 13 Desember 2021 Bab I

4. 14 Desember 2021 Bab I Perbaikan

5. 15 Desember 2021 Acc bab I

6. 3 Januari 2022 Bab II

7. 4 Januari 2022 Bab II Perbaikan

8. 5 Januari 2022 Acc bab II

9. 6 Januari 2022 Bab III


10. 7 Januari 2022 Bab III Perbaikan

11. 10 Januari 2022 Acc bab III

12. 15 Februari 2022 Bab IV

13. 16 Februari 2022 Bab IV Perbaikan

14. 14 Maret 2022 Acc bab IV

15. 17 Maret 2022 Acc LTA

YAYASAN NUSANTARA DUARIBU MEDAN


AKADEMI KEBIDANAN NUSANTARA 2000 MEDAN
Jl. Jend. TB. Simatupang No. 148 Medan Sunggal 20128 Telp. 061-5030 0582
Izin KEMENDIKBUD RI Nomor 219/D/O/20021
Terakreditasi LAM-PTKes No. 0464/LAM-PTKes/Akr/Dip/III/2019
http://www.akn2000medan.ac.id

LEMBAR BIMBINGAN LTA


Nama Mahasiswa : Sonia Sihotang

NIRM : 0114421840042

Judul LTA : Asuhan Kebidanan Pada Ny. I Dari Masa Kehamilan, Persalinan,
Bayi Baru Lahir, Nifas Dan Keluarga Berencana Di Klinik Bersalin
Nurma

Dosen Pembimbing I : Endang Sihaloho,SST.,MKM


No. Hari/Tanggal Uraian Kegiatan Bimbingan Paraf

1. 22 November 2021 Pengajuan Judul

2. 23 November 2021 Acc Judul

3. 20 Desember 2021 Bab I

4. 21 Desember 2021 Bab I Perbaikan

5. 22 Desember 2021 Acc bab I

6. 24 Januari 2022 Bab II

7. 25 Januari 2022 Bab II Perbaikan


8. 26 Januari 2022 Acc bab II

9. 17 Februari 2022 Bab III

10. 18 Februari 2022 Bab III Perbaikan

11. 21 Februari 2022 Acc bab III

1112. 7 Maret 2022 Bab IV

13. 8 Maret 2022 Bab IV Perbaikan

14. 21 Maret 2022 Acc bab IV

15. 25 Maret 2022 Acc LTA

Anda mungkin juga menyukai