Anda di halaman 1dari 13

DESINFEKSI

Makalah

Ditujukan untuk memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

Pengelolaan Limbah Cair-B

OLEH :

KELOMPOK III

Cayamah Adriyanti P17333123519

Ezra Ronauli Pasaribu P17333123522

Lismawati P17333123525

Rini Marlina P17333123528

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI SARJANA TERAPAN SANITASI LINGKUNGAN
ALIH JENJANG
2024
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ……….……………………………………………………………………i


KATA PENGANTAR ………………………………………………………………….iii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………….1

1.1 latar Belakang………………………………………………………………………..1


1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………………..2
1.3 Tujuan………………………………………………………………………………...2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………………………………..3

2.1 Pengolahan Limbah Cair……………………………………………………………………………………3

Metode Pngeloahan Limbah Cair ……………………………………………………………………………3

1. Fisik-Kimia……………………………………………………………………….3
2. Biologi…………………………………………………………………………….3
3. Desinfeksi………………………………………………………………………...3
Persyaratan Penting…………………………………………………………………….4

1. Ketersediaan Saluran Pembuangan Komunal………………………………..4


2. Efisiensi Penghilangan Bakteri………………………………………………...4
3. Standar Kesehatan dan Lingkungan…………………………………………..4
4. Monitoring dan Pengawasan Rutin……………………………………………4

Manfaat Pengolahan Limbah Cair …………………………………………………….4

1. Mengurangi Pencemaran Lingkungan………………………………………...4


2. Mencegah Penyebaran Penyakit……………………………………………….4
3. Peningkatan Kualitas Air……………………………………………………….4

2.2 Jenis Desinfektan……………………………………………………………………….……………………………4

1. Klorin……………………………………………………………………..…………5

i
2. Ozon (O3)…………………………………………………………………………….5
3. Radiasi Ultraviolet (UV)…………………………………………………………….5
4. Hidrogen Peroksida (H2O2)………………………………………………………..5
5. Klorine Dioxide (ClO2)……………………………………………………………..5
6. Bromin…………………………………………………………………………….....5
7. Kombinasi Desinfektan……………………………………………………………..5
8. Peroxyacetic Acid (PAA)……………………………………………………………5

2.3 Pertimbangan operasional yang cermat sangat penting dalam menjalankan proses
desinfeksi dalam pengolahan limbah cair…………………………………………………6

Karakteristik Limbah…………………………………………………………………………………………………..6

1. Pemilihan Desinfektan……………………………………………………………..6
2. Dosis Desinfektan…………………………………………………………………..6
3. Kontak Waktu……………………………………………………………………...6
4. Stabilitas Desinfektan…………………………………………………………..…6
5. Stabilitas Desinfektan……………………………………………………………..6
6. Pemantauan dan Pengukuran…………………………………………….………7
7. Keamanan Pekerja…………………………………………………………………7
8. Pemisahan Residu………………………………………………………………….7
9. Kompatibilitas dengan Proses Lain……………………………………………….7
10. Regulasi dan Kepatuhan…………………………………………………………..7

BAB III KESIMPULAN ………………………………………………………………………………………………8

DAFTAR PUSTAKA

ii
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepda Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan Rahmat-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul “Desinfeksi” . Dengan ini air menjadi masalah yang
perlu mendapat perhatian yang seksama dan cermat, Karena untuk mendapatkan air yang bersih,
sesuai dengan standar tertentu, saat ini menjadi barang yang mahal karena air sudah banyak
tercemar oleh bermacam-macam limbah dari hasil kegiatan manusia , baik limbah dari kegiatan
rumah tangga, limbah dari kegiatan industri dan kegiatan-kegiatan lainnya. Diantara berbagai
limbah tersebut sudah tentu mengandung agent phatogent (mikroorganisme phatogen) yang
dapat menyebabkan berbagai macam gangguan kesehatan. Desinfeksi atau pembunuhan kuman
bertujuan untuk membunuh atau mengurangi berbagai mikroorganisme pathogen yang ada dalam
limbah cair.

Adapun makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Pengelolaan Limbah
Cair-B” . Pada kesempatan ini pula penyusun menyampaikan rasa terimakasih kepada Bpk.
Bambang Yulianto, ST., MT, selaku dosen mata kuliah Pengelolaan Limbah Cair-B.

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan, maka segala kritik kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata
penyusun mengucapkan terimakasih, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Cimahi, 31 Januari 2024

Penyusun

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan sumber yang penting bagi kehidupan manusia. Namun


banyak dijumpai perairan alami seperti sungai dan danau dijadikan tempat
pembuangan limbah cair sehingga membuat air permukaan dan atau air tanah di
tempat tersebut memiliki kualitas air yang tidak sesuai dengan baku mutu atau
standar yang diperuntukan.
Menurut Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 Tahun 2001, air limbah adalah sisa dari
suatu usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair. Berdasarkan sumber-sumbernya
limbah cair dapat berasal dari limbah infiltrasi, limbah industri, limbah domestik (rumah
tangga.

Setiap limbah cair mengandung zat yang berbeda-beda tergantung darimana


limbah cair tersebut dihasilkan. Apabila zat-zat yang terdapat pada limbah cair
tersebut masuk ke perairan maka akan menimbulkan pencemaran yang dapat
membahayakan makhluk hidup dan lingkungannya.
Karakteristik limbah cair meliputi sifat-sifat fisika, kimia dan biologi. Sifat
fisik limbah cair meliputi temperatur, bau, warna, kekeruhan dan
jumlah padatan terlarut.
Sifat kimia limbah cair meliputi Biochemical Oksigen Demand (BOD), Chemical
Oksigen Demand (COD), senyawa organik dan anorganik, keasaman air (pH),
alkalinitas (basa), oksigen terlarut. Sedangkan sifat biologis limbah cair meliputi
mikroorganisme yang ada dalam limbah cair. Mikroorganisme ini memiliki jenis
yang bervariasi, mikroorganisme yang ditemukan banyak dalam bentuk sel tunggal
yang bebas atau berkelompok dan mampu melakukan proses- proses kehidupan.
Bahan-bahan organik yang terdapat dalam air akan diubah oleh mikroorganisme
menjadi senyawa kimia yang sederhana, sehingga dekomposisi zat-zat tersebut dalam
jumlah besar akan menimbulkan bau busuk.
Oleh sebab itu perlu dilakukan proses pengolahan limbah cair agar pada saat

1
limbah cair dibuang ke badan air kandungan yang terdapat di limbah cair yang dapat
merusak kualitas air permukaan dan atau air tanah berkurang. Apabila setelah
dilakukan proses pengolahan, kandungan mikroorganisme didalam effluent yang di
hasilkan masih tinggi maka perlu dilakukan proses desinfeksi.
1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa yang dimaksud dengan desinfeksi dalam pengolahan limbah cair?

1.2.2 Apa saja jenis-jenis desinfektan yang biasa digunakan dalam


pengolahan limbah cair?
1.2.3 Apa saja pertimbangan operasional yang perlu diperhatikan dalam
melakukan desinfeksi dalam pengolahan limbah cair?
1.3 Tujuan

1.3.1 Mengetahui Pengertian desinfeksi dalam pengolahan limbah cair.


1.3.2 Mengetahui jenis-jenis desinfektan yang biasa digunakan dalam
Pengolahan limbah cair.
1.3.3 Mengetahui Pertimbangan operasional yang perlu diperhatikan dalam
melakukan desinfeksi dalam pengolahan limbah cair.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengolahan Limbah Cair

Pengolahan limbah cair adalah proses mengubah air yang awalnya penuh dengan
kontaminan menjadi air yang layak untuk dibuang ke lingkungan dan atau badan
air sehingga tidak mencemari lingkungan/ air permukaan/dan air tanah.
Pembuangan limbah cair yang tidak diolah di instansinya masing-masing dan
masuk kepengolahan komunal pengolahan limbah cair dilakukan secara terpusat di
diperbolehkan dengan persyaratan berikut ini terpenuhi:
a. Saluran pembuangan komunal dihubungkan dengan instalasi pengolahan
limbah yang menjamin dapat menghilangkan bakteri sampai 95%.
b. Proses pengolahan limbah cair terpusat memenuhi standar kesehatan dan lingkungan
yang telah ditetapkan oleh otoritas terkait.

Metode Pengolahan Limbah Cair :

1. Fisik-Kimia:
o Penggunaan proses fisik dan kimia untuk menghilangkan zat-zat terlarut dan
mengendapkan partikel-partikel padat dari limbah cair.
2. Biologi:
o Pemanfaatan mikroorganisme seperti bakteri untuk menguraikan bahan organik
dalam limbah cair.
3. Desinfeksi:
o Penerapan metode desinfeksi seperti klorinasi, radiasi UV, atau ozonasi untuk
membunuh mikroorganisme patogen dan menghasilkan air yang aman.

3
Persyaratan Penting:

1. Ketersediaan Saluran Pembuangan Komunal:


o Adanya saluran pembuangan komunal yang terhubung dengan instalasi
pengolahan limbah untuk memastikan aliran limbah yang teratur.
2. Efisiensi Penghilangan Bakteri:
o Instalasi pengolahan limbah harus mampu menghilangkan bakteri hingga
setidaknya 95%, mengurangi risiko kontaminasi.
3. Standar Kesehatan dan Lingkungan:
o Proses pengolahan limbah harus memenuhi standar kesehatan dan lingkungan
yang telah ditetapkan oleh pemerintah atau lembaga terkait.
4. Monitoring dan Pengawasan Rutin:
o Penetapan sistem monitoring dan pengawasan rutin untuk memastikan kinerja
instalasi pengolahan limbah selalu dalam batas standar yang ditetapkan.

Manfaat Pengolahan Limbah Cair

1. Mengurangi Pencemaran Lingkungan:


o Mengubah limbah cair menjadi air yang layak dapat mencegah pencemaran
lingkungan, air permukaan, dan air tanah.
2. Mencegah Penyebaran Penyakit:
o Desinfeksi limbah cair dapat mencegah penyebaran penyakit yang dapat
ditularkan melalui air.
3. Peningkatan Kualitas Air:
o Meningkatkan kualitas air di lingkungan sekitar dan mendukung keberlanjutan
ekosistem air.

2.2 Jenis Desinfektan

Jenis desinfektan digunakan dalam pengolahan limbah cair untuk menghilangkan atau

4
mengurangi mikroorganisme patogen dan mencegah pencemaran lingkungan. Beberapa
desinfektan umum yang digunakan melibatkan senyawa kimia atau teknologi tertentu.
Berikut adalah beberapa jenis desinfektan yang biasa digunakan:

1. Klorin:
o Senyawa klorin seperti klorin gas, hipoklorit (NaOCl), dan kloramin (NH2Cl)
sering digunakan untuk desinfeksi air. Klorin bekerja dengan merusak struktur
sel mikroorganisme.
2. Ozon (O3):
o Ozon adalah gas yang efektif dalam mengoksidasi dan membunuh
mikroorganisme. Penggunaan ozon biasanya melibatkan generator ozon yang
memancarkan ozon ke dalam limbah cair.
3. Radiasi Ultraviolet (UV):
o Paparan limbah cair dengan sinar UV dapat merusak DNA mikroorganisme,
mencegah reproduksi, dan mematikannya. Ini adalah metode desinfeksi fisik
tanpa penambahan bahan kimia.
4. Hidrogen Peroksida (H2O2):
o Hidrogen peroksida dapat digunakan dalam konsentrasi yang tepat untuk
desinfeksi limbah cair. Ini merusak sel mikroorganisme melalui pelepasan
oksigen aktif.
5. Klorine Dioxide (ClO2):
o Klorin dioksida digunakan sebagai desinfektan yang efektif dalam
menghilangkan bakteri, virus, dan protozoa. Ini juga dapat mengendalikan
pertumbuhan algae dan fungi.
6. Bromin:
o Bromin dapat digunakan sebagai desinfektan dalam bentuk berbagai senyawa
bromin seperti bromida dan bromin gas. Ini sering digunakan sebagai alternatif
untuk klorin.
7. Kombinasi Desinfektan:

5
o Beberapa pengolahan limbah cair menggunakan kombinasi desinfektan, seperti
mencampur klorin dengan ozon atau UV, untuk meningkatkan efektivitas dan
meminimalkan residu.
8. Peroxyacetic Acid (PAA):
o Asam peroxyacetic adalah senyawa yang dapat digunakan sebagai desinfektan
dengan sifat oksidatif dan antimikroba.

Pemilihan desinfektan tergantung pada karakteristik limbah cair, kebutuhan desinfeksi, dan
regulasi lingkungan yang berlaku. Penting untuk memastikan bahwa desinfektan yang digunakan
aman, efektif, dan sesuai dengan standar pengolahan limbah cair yang ditetapkan.

2.3 Pertimbangan operasional yang cermat sangat penting dalam menjalankan proses
desinfeksi dalam pengolahan limbah cair.

Berikut adalah beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan:

1. Karakteristik Limbah:
o Pahami karakteristik limbah cair secara menyeluruh, termasuk jenis
mikroorganisme yang ada, konsentrasi bahan organik, pH, dan parameter lainnya.
Ini akan mempengaruhi pemilihan desinfektan dan dosis yang diperlukan.
2. Pemilihan Desinfektan:
o Tentukan desinfektan yang sesuai dengan karakteristik limbah dan efektif dalam
membunuh mikroorganisme yang ada. Pilih desinfektan yang memenuhi standar
keamanan dan lingkungan.
3. Dosis Desinfektan:
o Tentukan dosis desinfektan yang optimal berdasarkan karakteristik limbah dan
tingkat keefektifan desinfektan tersebut. Dosis yang terlalu rendah dapat tidak
efektif, sedangkan dosis yang terlalu tinggi dapat meninggalkan residu berbahaya.
4. Kontak Waktu:
o Pastikan adanya kontak waktu yang cukup antara desinfektan dan limbah cair.
Kontak waktu yang kurang dari yang diperlukan dapat mengurangi efektivitas
desinfeksi.

6
5. Stabilitas Desinfektan:
o Perhatikan stabilitas desinfektan selama proses pengolahan limbah. Beberapa
desinfektan dapat kehilangan efektivitasnya jika terpapar cahaya, oksigen, atau
kondisi lingkungan tertentu
6. Pemantauan dan Pengukuran:
o Pasang sistem pemantauan dan pengukuran yang memadai untuk memantau
konsentrasi desinfektan, suhu, pH, dan parameter lainnya selama proses
desinfeksi. Ini membantu memastikan kinerja yang konsisten.
7. Keamanan Pekerja:
o Selalu perhatikan keamanan pekerja yang terlibat dalam proses desinfeksi.
Pastikan bahwa mereka dilengkapi dengan peralatan pelindung diri yang sesuai
dan terlatih dengan baik.
8. Pemisahan Residu:
o Jika menggunakan desinfektan kimia, perhatikan kemungkinan pembentukan
residu atau produk sampingan yang dapat memiliki dampak negatif. Pastikan
prosedur pengelolaan residu sesuai dengan peraturan lingkungan.
9. Kompatibilitas dengan Proses Lain:
o Pastikan bahwa proses desinfeksi kompatibel dengan proses pengolahan limbah
cair lainnya. Interaksi antar proses dapat mempengaruhi efektivitas desinfeksi.
10. Regulasi dan Kepatuhan:
o Pastikan bahwa semua proses desinfeksi mematuhi regulasi dan standar
lingkungan yang berlaku. Kepatuhan terhadap peraturan setempat dan nasional
sangat penting.

Dengan memperhatikan pertimbangan operasional ini, proses desinfeksi dalam pengolahan


limbah cair dapat dijalankan dengan efektif dan aman untuk lingkungan serta kesehatan
masyarakat.

7
BAB III
KESIMPULAN

1. Pengelolaan limbah cair dengan memperhatikan aspek desinfeksi adalah langkah


penting untuk menjaga kesehatan masyarakat dan lingkungan. Pemahaman mendalam
tentang karakteristik limbah, pemilihan metode desinfeksi yang tepat, dan
pengawasan yang cermat akan membantu menciptakan sistem pengelolaan limbah
cair yang efektif dan berkelanjutan.
2. Pemahaman mendalam tentang karakteristik limbah cair, termasuk jenis
mikroorganisme, konsentrasi bahan organik, dan parameter lainnya, merupakan
langkah krusial dalam menentukan metode desinfeksi yang tepat.
3. Terdapat berbagai jenis desinfeksi yang dapat dipilih, seperti klorinasi, radiasi
ultraviolet, ozonasi, dan pemanasan. Pemilihan metode harus mempertimbangkan
efektivitas, keamanan, dan dampak lingkungan.
4. Faktor-faktor seperti konsentrasi desinfektan, kontak waktu, dan monitoring adalah
elemen penting yang mempengaruhi keberhasilan proses desinfeksi limbah cair.

8
Daftar Pustaka

Jenie, Betty Sri Laksmi dan Winiati Pudji Rahayu. Penanganan Limbah Industri
Pangan. 2007.

Cetakan XI. Yogyakarta: Kanisius

Prüss, Annete dkk. Pengelolaan Aman Limbah Layanan Kesehatan. 2005.Cetakan I.


Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Laili, Nur. (2013, 23 Februari). Penanganan Limbah Cair [online].


http://belajarbuatapasaja.blogspot.com/2013/02/penanganan-limbah-cair. html [10
Maret 2015]

Anda mungkin juga menyukai