NOMOR : nomor kesehatan/nomor akreditasi/1235046/2022
TENTANG
SASARAN KESELAMATAN PASIEN DI KLINIK PRATAMA NSM JATIROTO
KEPALA KLINIK PRATAMA NSM JATIROTO
Menimbang : a. Bahwa dalam upaya memberikan pelayanan
klinis yang bermutu perlu meningkatkan keselamatan pasien; b. Bahwa untuk meningkatkan keselamatan pasien perlu menetapkan sasaran – sasaran keselamatan pasien; c. Bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b, perlu menetapkan Keputusan Kepala Klinik Pratama NSM Jatiroto tentang Sasaran Keselamatan Pasien.
Mengingat : 1. UU Nomor 29 tahun 2009, tentang Praktik
Kedokteran; 2. UU Nomor 36 Tahun 2009, tentang Kesehatan; 3. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 75 tahun 2014 tentang Pusat kesehatan Masyarakat; 4. Peraturan menteri Kesehatan No.269/MENKES/PER/III/2008 Tentang Rekam Medis; 5. Peraturan Menteri Kesehatan No.290/MENKES/PER/III/2008 Tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran; 6. Peraturan Menteri Kesehatan No.1691/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit. MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA KLINIK PRATAMA NSM
JATIROTO TENTANG SASARAN KESELAMATAN PASIEN DI KLINIK PRATAMA NSM JATIROTO.
KESATU : Menentukan sasaran keselamatan pasien
sebagaimana terlampir dalam keputusan ini;
KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya, maka akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : LUMAJANG Pada tanggal : 10 Juni 2022
Kepala Klinik Pratama NSM Jatiroto
drg. Putri Canndika Paramaarta
NIK. 2488031509283 Lampiran : Keputusan Kepala Klinik Pratama NSM Jatiroto Nomor : Tanggal : 10 Juni 2022
SASARAN KESELAMATAN PASIEN
Tujuan dari ditetapkannya sasaran keselamatan pasien adalah untuk
mendorong perbaikan spesifik dalam keselamatan pasien. Sasaran menyoroti bagian-bagian yang bermasalah dalam pelayanan kesehatan dan menjelaskan bukti serta solusi dari konsensus berbasis bukti dan keahlian atas permasalahan ini. Untuk meningkatakan keselamatan pasien perlu dilakukan pengukuran terhadap sasaran – sasaran keselamatan pasien. Indikator pengukuran sasaran keselamatan pasien seperti pada tabel berikut ini:
NO INDIKATOR SASARAN KESELAMATAN TARGET
PASIEN 1. Tidak Terjadinya Kesalahan Identifikasi 100% Pasien 2. Peningkatan Komunikasi yang Efektif 100% 3. Tidak Terjadinya Kesalahan Pemberian 100% Obat Kepada Pasien 4. Tidak Terjadinya Kesalahan Prosedur 100% Tindakan Medis dan Keperawatan 5. Pengurangan Terjadinya Risiko Infeksi di ≥75% Puskesmas 6. Tidak Terjadinya Pasien Jatuh 100%
1. Tidak terjadinya Kesalahan Identifikasi Pasien
Identifikasi pasien yang tepat meliputi tiga detail wajib, yaitu: nama, umur, nomor rekam medis pasien. Kegiatan identifikasi pasien dilakukan pada saat pemberian obat, pengambilan spesimen atau pemberian tindakan. Pengukuran indikator dilakukan dengan cara menghitung jumlah pasien yang teridentifikasi tepat yang disurvei pada suatu unit pelayanan dibagi jumlah seluruh pasien yang dilayani pada unit pelayanan tersebut.
Jumlah pasien yang teridentifikasi tepat
X 100% Jumlahseluruhpasien yang dilayani
2. Peningkatan Komunikasi Yang Efektif
Komunikasi efektif yang tepat waktu, akurat, lengkap, Jelas, dan yang dipahami oleh pasien akan mengurangi kesalahan dan peningkatan keselamatan pasien. Komunikasi dapat berbentuk elektronik, lisan atau tertulis. Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan kebanyakan pada saat perintah diberikan secara lisan atau melalui telepon. Untuk mengurangi kesalahan dalam komunikasi maka penerima perintah harus mencatat perintah dan hasil pemeriksaan secara lengkap serta Konfirmasi kembali perintah tersebut kepada pemberi perintah. Jumlah pasien yang dilayani - Jumlah pasien yang gagal komunikasi X 100% Jumlah seluruh pasien yang dilayani
3. Tidak Terjadinya Kesalahan Pemberian Obat Kepada Pasien
Ketepatan pemberian obat kepada pasien dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahan identifikasi pada saat memberikan obat kepada pasien. Pengukuran indikator dilakukan dengan cara menghitung jumlah pasien yang dilayani oleh bagian farmasi dikurangi kejadian kesalahan pemberian obat dibagi jumlah seluruh pasien yang mendapat pelayanan obat.
Jumlah pasien yg dilayani – kejadian kesalahan pemberian obat
X 100% Jumlah pasien yang mendapat pelayanan obat
4. Tidak Terjadi Kesalahan Prosedur Tindakan Medis dan Keperawatan
Dalam melaksanakan tindakan medis dan keperawatan, petugas harus selalu melaksanakannya sesuai prosedur yang telah ditetapkan. Identifikasi pasien yang akan mendapatkan tindakan medis dan keperawatan perlu dilakukan sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pemberian prosedur. Pengukuran indikator dilakukan dengan cara menghitung jumlah tindakan yang dilakukan dikurangi kejadian kesalahan prosedur tindakan dibagi dengan seluruh tindakan medis yang dilakukan.
Jumlah tindakan medis dan keperawatan yang dilakukan – kejadian
kesalahan prosedur X 100 Jumlah seluruh tindakan medis dan keperawatan yang dilaksanakan
5. Pengurangan Terjadinya Risiko Infeksi di Puskesmas
Agar tidak terjadi risiko infeksi, maka semua petugas Puskesmas
Sumbersari wajib menjaga kebersihan tangan dengan cara mencuci tangan 7 langkah dengan menggunakan sabun dan air mengalir. Tujuh langkah Cuci tangan pakai sabun (CTPS) harus dilaksanakan pada lima keadaan, yaitu: 1. Sebelum kontak dengan pasien 2. Setelah kontak dengan pasien 3. Sebelum tindakan aseptik 4. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien 5. Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien. Pengukuran terjadinya risiko infeksi di Puskesmas dilakukan dengan cara menghitung jumlah petugas yang melakukan cuci tangan pakai sabun (CTPS) 7 langkah pada 5 keadaan tersebut di atas yang disurvei dibagi dengan jumlah petugas pelayanan klinis yang disurvei. Petugas melakukan sterilisasi alat setelah pemakaian pada pasien sehingga pasien yang datang selanjutnya aman akan penyebaran infeksi dari alat tersebut. Pemakaian spuit satu kali pemakaian, setelah dibuka dan dipakai segera di buang ketempat sampah medis
Jumlah petugas yang melakukan pengurangan resiko infeksi
X 100% Jumlah semua petugas pelayanan klinis yang disurvei
6. Tidak Terjadinya Pasien Jatuh
Setiap pasien yang dirawat di Puskesmas Sumbersari dilakukan pengkajian terhadap kemungkinan risiko jatuh untuk meminimalkan risiko jatuh. Pencegahan terjadinya pasien jatuh dilakukan dengan cara: a. Memberikan identifikasi jatuh pada setiap pasien dengan resiko jatuh dengan memberi tanda pada pintu ruang rawat inap. b. Memberikan intervensi kepada pasien yang beresiko serta memberikan lingkungan yang aman. c. Pengukuran terhadap tidak terjadinya pasien jatuh dilakukan dengan cara menhitung jumlah pasien yang dirawat dikurangi kejadian pasien jatuh dibagi dengan jumlah semua pasien yang dirawat.