Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SEJARAH INDONESIA
REVOLUSI HIJAU

DISUSUN OLEH:
1. Andre Septa Pratama ( 05 )
2. Dewi Retnowati ( 10 )
3. Dinda Maghfirotun Fadhila ( 11 )
4. Fitrian Nur Arofah ( 14 )
5. Iis Darnisah ( 17 )
Kelas : XII MIPA 3

SMA NEGERI 1 TANJUNG


2023

i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah swt yang Maha
pengasih lagi maha penyayang. Berkatrahmat, hidayah, dan inayah Allah swt, kami
dapat menyelesaikan makalah “REVOLUSI HIJAU ” ini sebagai mana tugas yang
telah diberikan.
Pada kesempatan ini tidak lupa kami sampaikan ucapan terimakasih kepada guru
mata pelajaran sejarah, yang senantiasa membimbing dan menyumbangkan ilmunya
kepada kami.Tak lupa juga kami ucapkan terimakasih kepada teman-teman dan juga
semua pihak yang telah membantu menyelesaikan tugas ini.
Penyusun juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan, kekeliruan, dan masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
atas penulisan makalah ini selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca.

Tanjung, Maret 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................................ ii
Daftar Isi .................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan ........................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
A. Proses Revolusi Hijau dalam Meningkatkan Produksi Pertanian ................ 3
1. Pengertian Revolusi Hijau ................................................................. 3
2. Latar Belakang Munculnya Revolusi Hijau ...................................... 3
3. Perkembangan Revolusi Hijau .......................................................... 3
B. Pelaksanaan Penerapan Revolusi Hijau ........................................................ 5
BAB III PENUTUP ................................................................................................ 7
A. Kesimpulan ................................................................................................... 7
B. Saran .............................................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 8
LAMPIRAN

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Revolusi hijau (Green Revolution) yang dicanangkan pada tahun 1970-
an telah mengubah wajah pertanian, tidak saja di Indonesia, tetapi juga di
seluruh dunia. Perubahan yang terjadi yaitu adanya praktik budidaya secara
tradisional menjadi praktik budidaya modern dengan maraknya pemakaian
pupuk anorganik, pestisida kimia, dan herbisida kimia. Praktik budidaya yang
bertumpu pada input kimiawi memang dapat meningkatkan produksi pangan,
tetapi penerapan dalam jangka waktu panjang dapat menyebabkan kemunduran
pada sifat-sifat fisik, kimia, dan biologi tanah sehingga kesuburan tanah
menurun dan produksi tanaman budidaya juga mengalami penurunan.
Dampak penggunaan pupuk kimia buatan yang berlebihan untuk
mengembalikan kesuburan tanah memacu kesadaran masyarakat maupun
peneliti untuk mencari metode alternatif yang berwawasan lingkungan.
Beberapa penelitian untuk menghasilkan teknologi yang dapat meningkatkan
kesuburan tanah tanpa menggunakan pupuk kimia telah banyak dilakukan. Salah
satu teknologi yang dikembangkan yaitu pemanfaatan pupuk mikroba. Pupuk
mikroba dapat diaplikasikan pada tanah untuk mengembalikan kesuburan tanah.
Konsep Revolusi Hijau yang di Indonesia dikenal sebagai gerakan Bimas
(bimbingan masyarakat) adalah program nasional untuk meningkatkan produksi
pangan, khususnya swasembada beras. Tujuan tersebut dilatarbelakangi mitos
bahwa beras adalah komoditas strategis baik ditinjau dari segi ekonomi, politik
dan sosial. Gerakan Bimas berintikan tiga komponen pokok, yaitu penggunaan
teknologi yang sering disabut Panca Usaha Tani, penerapan kebijakan harga
sarana dan hasil reproduksi serta adanya dukungan kredit dan infrastruktur.
Grakan ini berhasil menghantarkan Indonesia pada swasembada beras. Gerakan
Revolusi Hijau yang dijalankan di negara-negara berkembang dan Indonesia
dijalankan sejak rejim Orde Baru berkuasa.
Melalui program ini, pada tahun 1984, Indonesia berhasil menjadi negara
swasembada pangan terbesar. Dalam waktu yang cukup lama yaitu sekitar 20
tahun, program revolusi hijau juga telah berhasil mengubah kebiasaan dan sikap
para petani Indonesia yang awalnya memakai sistem bertani secara tradisional
menjadi sistem bertani yang modern dimana para petani mulai menggunakan
teknologi-teknologi pertanian yang ditawarkan oleh program revolusi hijau.
Perubahan sikap tersebut sangat berpengaruh terhadap kenaikan produktifitas
sub-sektor pertanian pangan, sehingga Indonesia mampu mencapai swasembada

1
pangan. Keberhasilan Indonesia ini adalah akibat dari meningkatnya hasil panen
sebagai akibat berjuta-juta petani di Indonesia, khususnya di Jawa,
menggunakan bibit unggul baru dan pupuk kimia.
Tetapi dibalik itu semua, banyak dampak negatif yang dialami oleh para
petani Indonesia. Salah satunya adalah banyak petani yang malah kehilangan
pekerjaan bertani mereka sehingga tidak sedikit petani yang hidup semakin
miskin. Sikap dan kebiasaan petani pun mulai berubah yang awalnya "anti
teknologi" menjadi ketergantungan terhadap teknologi pertanian yang modern.
Selain itu pemakaian bahan-bahan kimia yang digunakan pada hasil pertaian
juga menyebabkan khususnya para petani mengalami kesusahan dan
berpengaruh juga pada masyarakat luas pada umumnya.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain yaitu:
a. Bagaimana Proses perkembangan Revolusi Hijau (Pengertian, Latar
belakang dan Perkembangan)?
b. Bagaimana Penerapan Revolusi hijau?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah:
a. Mengetahui isi apa saja yang terdapat dalam kebijakan revolusi hijau
b. Mengetahui latar belakang revolusi hijau
D. Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini memiliki manfaat sebagai berikut :
1. Menambah pengetahuan penulis dan pembaca mengenai Pelaksanaan bagi hasil
pertanian.
2. Sebagai sumber informasi bagi pengambil kebijakan setempat mengenai
kendala – kendala yang dihadapi petani

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Proses Revolusi Hijau dalam Meningkatkan Produksi Pertanian


1. Pengertian Revolusi Hijau
Revolusi hijau sering dikenal dengan revolusi agraria yaitu suatu
perubahan cara bercocok tanam dan cam tradisional berubah ke cara modern
untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Definisi lain menyebutkan
revolusi hijau adalah revolusi produksi biji-bijian dari penemuan ilmiah
berupa benih unggul baru dari varietas gandum, padi, jagung yang membawa
dampak tingginya hasil panen. Tujuan revolusi hijau adalah meningkatkan
produktivitas pertanian dengan cara penelitian dan eksperimen bibit unggul.
2. Latar Belakang Munculnya Revolusi Hijau
Revolusi hijau diawall oleh Ford dan Rockefeller Foundation, yang
mengembangkan gandum di Meksiko (1950) dan padi di Filipina (1960).
Revolusi hijau menekankan pada SEREALIA: padi, jagung, gandum, dan
lain-lain. (serealia adalah tanaman biji-bijian).
Adapun latar belakang munculnya revolusi hijau adalah sebagai berikut:
a. Hancurnya lahan pertanian akibat PD I dan PD II.
b. Pertambahan penduduk meningkat sehingga kebutuhan pangan juga
meningkat.
c. Adanya lahan tidur.
d. Upaya peningkatan produksi pangan.
Gagasan tentang revolusi hijau bermula dari hasil penelitian dan tulisan
Thomas Robert Malthus (1766-1834) yang berpendapat bahwa "Kemiskinan
dan kemelaratan adalah masalah yang dihadapi manusia yang disebabkan
oleh tidak seimbangnya pertumbuhan penduduk dengan peningkatan
produksi pertanian. Pertumbuhan penduduk sangat cepat dihitung dengan
deret ukur (1, 2, 4, 8, 16, 32, 64, 128, dst.) sedangkan peningkatan produksi
pertanian dihitung dengan derer hitung (1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15, dst)".
Pengaruh tulisan Robert Malthus tersebut, yaitu:
a. Gerakan pengendalian pertumbuhan penduduk dengan cara
pengontrolan jumlah kelahiran;
b. Gerakan usaha mencari dan meneliti bibit unggul dalam bidang
pertanian.
3. Perkembangan Revolusi Hijau

3
Revolusi hijau dimulai sejak berakhirnya PDI yang berakibat hancumya
lahan pertanian. Penelitian disponsori oleh Ford and Rockefeller Foundation
di Meksiko, Filipina India, dan Pakistan. IMWIC (International Maize and
Wheat Improvement Centre) merupakan pusat penelitian di Meksiko.
Sedangkan di Filipina. IRRI (International Rice Research Institute) berhasil
mengembangkan bibit padi baru yang produktif yang disebut padi ajaib atau
padi IR-8.
Pada tahun 1970 dibentuk CGIAR (Consultative Group for International
Agriculture Research) yang bertujuan untuk memberikan bantuan kepada
berbagai pusat penelitian international. Pada tahun 1970 juga, Norman
Borlang mendapatkan hadiah nobel karena gagasanya mencetuskan revolusi
hijau dengan mencari jenis tanaman big-bijian yang bentuknya cocok untuk
mengubah energi surya menjadi karbohidrat pada tanah yang diolah menjadi
subur dengan tanaman yang tahan terhadap hama penyakit. Upaya
meningkatkan produktivitas pertanian antara lain dengan cara sebagai
beriku:
a. Pembukaan areal pertanian dengan pengolahan tanah.
b. Mekanisme pertanian dengan penggunaan alat-alat pertanian modem
seperti bajak dan mesin penggiling.
c. Penggunaan pupuk-pupuk baru.
d. Penggunaan metode yang tepat untuk memberantas hama, misalnya
dengan alat penyemprot hama, penggunaan pestisida, herbisida, dan
fungisida.

Perkembangan Revolusi Hijau juga berpengaruh terhadap Indonesia. Upaya


peningkatan produktivitas pertanian Indonesia dilakukan dengan cara-cara
sebagai berikut:

a) Intensifikasi Pertanian
Intensifikasi pertanian yaitu upaya peningkatan produksi pertanian
dengan menerapkan formula pancausaha tani (pengolahan tanah,
pemilihan bibit unggul, pemupukan, irigasi, dan pemberantasan hama).

4
b) Ekstensifikasi Pertanian
Ekstensifikasi pertanian yaitu upaya peningkatan produksi pertanian
dengan memperluas lahan pertanian, biasanya di luar Pulau Jawa.
c) Diversifikasi Pertanian
Diversifikasi pertanian yaitu upaya peningkatan produksi pertanian
dengan cara penganekaragaman tanaman, misal dengan sistem tumpang
sari (di antara lahan sawah ditanami kacang panjang, jagung, dan
sebagainya).
d) Rehabilitasi Pertanian
Rehabilitasi pertanian yaitu upaya peningkatan produksi pertanian
dengan cara pemulihan kemampuan daya produktivitas sumber daya
pertanian yang sudah kritis.
Faktor-faktor penyebab timbulnya lahan kritis adalah sebagai berikut.
1) Penanaman yang terus menerus.
2) Penggunaan pupuk kimia (pestisida, herbisida).
3) Erosi karena penebangan liar.
4) Irigasi yang tidak teratur

Upaya untuk memperbaiki lahan pertanian antara lain dilakukan dengan


cara-cara sebagai berikut.

1) Reboisasi untuk kawasan hutan nonhutan.


2) Melakukan tebang pilih.
3) Pembibitan kembali.
4) Penanaman sejuta pohon.
5) Penanaman tanah lembah pegunungan dengan terasering/sengkedan
6) Seleksi tanaman (tanaman pelindung/tua).
B. Pelaksanaan Penerapan Revolusi Hijau
Gerakan Revolusi Hijau sebagaimana telah umum diketahui di indonesia
tidak mampu untuk menghantarkan indonesia menjadi negara yang
berswasembada panan secara tepat, tetapi hanya mampu dalam waktu lima
tahun , yakni antara tahun 1984 – 1989. Revolusi Hijau mendasarkan diri
pada empat pilar penting :
1. Penyediaan air melalui sistem irigasi,

5
2. Pemakaian pupuk kimia secara optimal,
3. Penerapan pestisida sesuai sesuai dengan tingkat serangan organisme
penganggu, dan
4. Penggunaan Varietas unggul sebagai bahan tanam berkualitas.
Revolusi Hijau ditandai dengan semakin berkurangnya ketergantungan para
petani pada cuaca dan alam karena peningkatan peran ilmu pengetahun dan
teknologi dalam peningkatan produksi bahan pangan. Sedangkan Proses
penerapan revousi hijau di indonesia dilakukan dengan berbagai upaya
yang diatur oleh pemerintah diantaranya :
 Pemerintah memberikan penyuluhan dan bimbingan kepada petani.
 Kegiatan pemasaran hasil produksi pertanian berjalan lancar sering
perkembangan teknologi dan komunikasi.
 Tumbuhan yang ditanam terspesialisasi atau yang dikenal dengan
monokultur, yaitu menanami lahan dengan satu jenis tumbuhan saja.
 Pengembangan teknik kultur jaringan untuk memperoleh bibit
unggul yang diharapkan yang tahan terhadap serangan penyakit dan
hanya cocok ditanam di lahan tertentu.
 Petani menggunakan bibit padi hasil pengembagan Institut Penelitian
Padi Internasional (IRRI-International Rice Research Institute) yang
bekerjasama dengan pemerintah, bibit padi unggul tersebut lebih
dikenal dengan bibit IR.
 Pola pertanian berubah dari pola subsistensi menjadi pola kapital dan
komersialisasi.
 Negara membuka investasi melalui pembangunan irigasi modern dan
pembagunan industri pupuk nasional.
 Pemerintah mendirikan koperasi-koperasi yang dikenal dengan KUD
(Koperasi Unit Desa).

6
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa Revolusi hijau merupakan
suatu program yang dikhususkan pada pembangunan sektor pertanian. Melalui
program ini pada tahun 1984, Indonesia berhasil menjadi negara swasembada
pangan terbesar.
Dalam waktu yang cukup lama yaitu sekitar 20 tahun, program revolusi
hijau juga telah berhasil mengubah kebiasaan dan sikap para petani Indonesia
yang awalnya memakai sistem bertani secara tradisional menjadi sistem bertani
yang modern dimana para petani mulai menggunakan teknologi-teknologi
pertanian yang ditawarkan oleh program revolusi hijau.
B. SARAN
Penyusun berharap pengembangan teknologi pertanian untuk meningkatkan
produksi bahan pangan, dari hasil penemuan-penemuan ilmiah berupa benih unggul
baru dari berbagai varietas, terutama biji-bijian (serelia) seperti gandum, jagung,
padi, kacang-kacangan, dan sayur-sayuran yang membawa dampak tingginya hasil
panen dengan mengubah dari pertanian yang tadinya menggunakan teknologi
tradisional menjadi pertanian yang menggunakan teknologi lebih maju atau
modern.

7
DAFTAR PUSTAKA

Abbas S.1997. Revolusi Hijau dengan Swasembada Beras dan Jagung.


Jakarta ( Dept.Pertanian PDF ) .
Lestari V.2005. Aplikasi Barisan untuk Mengkaji Teori Malthus pada
Pertumbuhan Penduduk dan Produsi Pangan.Diakses tanggal 19 Oktober 2016.
Supardi. (2011).Dasar-Dasar Ilmu Sosial, Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Soekartawi,et al.(1986). Ilmu Usaha Tani dan Penelitian untuk
Pengembangan Petani Kecil. Jakarta: UI Pres.
Sambas, Sulandra A. 2011.Revolusi Hijau Pada Masa Orde Baru.
[internet]. http://id.shvoong.com. Diakses pada tanggal 5 Desember 2014.
Soetrisno, Lukman. 2002. Paradigma Baru Pembangunan Pertanian
Sebuah Tinjauan Sosiologis. Yogyakarta (ID): Penerbit Kanisius.
Yayasan Obor Indonesia. 2006. Meningkatkan Produktivitas: Kreativitas
Petani dan Kebutuhan Pasar. Jurnal Analisis Sosial Vol.11 No. 1 April 2006.

8
LAMPIRAN

Lampiran 1 Berdiskusi Membahas BAB 1 Pendahuluan

Lampiran 2 Membahas BAB II dan BAB III

Anda mungkin juga menyukai