Anda di halaman 1dari 46

BAB III

TINJAUAN KASUS

1. Pengkajian

1. Pengumpulan data

1. Identitas pasien

Nama : An. A

No Medrek : 624584

Usia : 2 Tahun

Tanggal masuk : 07 Januari 2018

Diagnosa medis : Meningitis

Tanggal periksa : 08 Januari 2018

2. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Tn. Y

Alamat : Kp. Barojaga

Hubungan dengan klien : Ayah

3. Riwayat kesehatan

1. Keluhan utama

Keluarga klien mengatakan klien masih mengalami penurunan kesadaran.

2. Riwayat kesehatan sekarang

Menurut ibu klien 7 hari SMRS klien mengeluh demam, demam terjadi terus-

menerus, demam turun jika klien diberikan obat penurun panas. Demam disertai
dengan muntah 2x/hari, muntah terjadi jika klien mengkonsumsi makanan. Klien

sempat dibawa ke klinik terdekat namun demam tetap tidak turun. Pada tanggal 7

Januari 2018, 4 jam sebelum klien dibawa ke RS klien mengalami kejang dan

pada saat diperjalanan menuju ke RS klien mengalami penurunan kesadaran,

mata klien hilang kontak dengan ibu, dan ibu klien mengatakan klien terlihat

sangat lemas.

Sesampainya di UGD RS Al Ihsan klien mengalami kejang kembali,

kesadaran klien delirium, GCS 11 (E2 M5 V4), tanda-tanda vital nadi 116x/menit,

respirasi 28x/menit, suhu 38,3ºC. Kemudian diberikan terapi Stesolid 10mg Supp,

dipasang O2 nasal kanul, terpasang NGT, dipasang infuse RL ditangan kiri klien,

dan klien dipindahkan keruang perawatan HCU Lukmanul Hakim.

Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 08 Januari 2018 pada pukul 12.23

WIB ibu klien mengatakan klien masih mengalami penurunan kesadaran, suhu

tubuh turun naik, muntah sudah tidak ada, ibu klien menanyakan keadaan dan

kondisi klien.

3. Riwayat kesehatan dahulu

Ibu klien mengatakan klien pernah mengalami muntah-muntah sakit lambung

dan pernah berobat sebelumnya, kemudian 4 bulan yang lalu klien sempat

mengalami jatuh dan bagian belakang kepala terbentur ke lantai dan setelah itu

klien muntah, klien dibawa untuk berobat dan dilakukan rontgen kemudian

dokter dan hasil pemeriksaan menunjukan bahwa klien tidak apa-apa. Imunisasi

klien lengkap.

4. Status Mental
1. Derajat kesakitan : tidak ada nyeri

2. Status nutrisi

TB: 85 cm BB: 9, 8 kg

BMI : 14

Status gizi: Kurus

Pemberian ASI/ PASI : menurut ibu klien anaknya diberikan ASI hingga usia

2 tahun

3. Keterampilan perkembangan (gunakan KPSP), nilai KPSP:

4. Pemeriksaan fisik

1. Penampilan umum:

Tingkat kesadaran: Stupor dengan GCS 6 (E:2 M: 3 V:1)

Tanda – tanda vital:

TD : 115/56 mmHg

N : 104x/menit

RR : 29x/menit

S : 37,30C

Saturasi oksigen: 100%

2. Kepala

Kepala bentuk normal, rambut lengket, hitam dan penyebarannya merata, tidak

ada rontok, tidak ada lesi, ubun-ubun cembung, lingkar kepala 49,5 cm.

3. Mata

Kedua mata simetris, konjungtiva merah muda, sklera berwarna putih, kontraksi

pupil terhadap cahaya ada.


4. Telinga

Kedua telinga simetris, pinna elastis, tidak ada pengeluarn cairan, terdapat

serumen pada kedua telinga.

5. Hidung

Bentuk hidung simetris, tidak ada PCH, tidak ada secret, hidung terlihat bersih,

tidak ada pembengkakan sinus, terpasang oksigen binasal kanul 2 liter/menit dan

juga NGT dimuaslangkan dengan produksi cairan kehitaman.

6. Mulut dan faring

Bibir dan selaput mukosa lembab, warna bibir tidak pucat, lidah bersih, jumlah

gigi susu utuh, tidak terdapat stomatitis dan tidak ada pembesaran kelenjar tyroid

dan juga kelenjar getah bening.

7. Jantung

Bentuk dada simetris, bunyi jantung S1 dan S2 terdengar lub dub, CRT < 3 detik,

akral hangat, tidak ada sianosis, gambaran EKG sinus rythm.

8. Paru

Bentuk dada simetris, terdapat suara nafas tambahan yaitu stridor, saat diperkusi

terdengar suara resonan pada kedua paru, respirasi rate 29x/menit.

9. Payudara

Bentuk payudara simetris, tidak ada pengeluaran cairan dari payudara.

10. Abdomen

Bentuk abdomen cekung, tidak ada lesi, bising usus 18x/menit, lingkar perut

17cm, tidak ada pembesaran hepar, kandung kemih teraba kosong.

11. Genitalia
Tidak terdapat kelainan pada organ reproduksi, klien terpasang kateter urin,

jumlah urin 200 cc per 3 jam, urin berwarna kuning jernih.

12. Punggung

Tidak ada lesi pada punggung, tidak ada kelainan pada punggung seperti kiposis,

scoliosis ataupun lordosis.

13. Muskuloskeletal

1. Ekstremitas atas

Ekstremitas simetris, jumlah jari lengkap, terpasang infus RL 30cc per jam, tidak

ada edema, refleks trisep +/+, refleks bisep +/+, akral hangat , CRT <3 detik ,

kekuatan otot 1/, lingkar lengan 13 cm, warna kulit sawo matang.

2. Ekstremitas bawah

Ekstremitas simetris, jumlah jari lengkap, tidak terdapat lesi, tidak ada edema,

akral hangat, CRT < detik, kekuatan otot 2/2, warna kulit sawo matang.

3. Pola aktifitas sehari-hari

No Aktifitas Sebelum masuk RS Selama di RS

1. Pola nutrisi hidrasi

1. Makan 1. Makan

Jenis Nasi dan lauk pauk Pasien dipuasakan

Frekuensi 2x/hari

Keluhan Ibu klien

mengatakan klien

kurang nafsu
makan

2. Minum 2. Minum

Jenis Susu formula dan

air putih

Frekuensi ±1200 cc

3. Eliminasi

1. BAB 1. BAB 1. BAB

Frekuensi 1x/hari Belum BAB

Warna Kuning selama di RS

Konsistensi Lembek

Keluhan Tidak ada

2. BAK 2. BAK 2. BAK

Frekuensi 6-7x/hari Klien

warna Kuning jernih menggunakan

keluhan Tidak ada kateter urin, warna

urine kuning jernih

3. Istirahat Tidur

Tidur siang

Lama ± 3 jam

Kualitas Nyenyak Klien penurunan

Keluhan Tidak ada kesadaran

Tidur Malam

Lama ± 8 jam
Kualitas Nyenyak Klien penurunan

Keluhan Tidak ada kesadaran

3. Personal Hygine

Mandi

Frekuensi 2x/ hari Tidak pernah

Penggunaan sabun 2x/ hari Tidak pernah

Gosok gigi

Frekuensi 2x/ hari Tidak pernah

Berpakaian

Frekuensi 2x/ hari Belum diganti

Memotong kuku

Frekuensi 1 minggu sekali Tidak pernah

5. Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan laboratorium

Tanggal 08 Januari 2018

No Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

1. Hemoglobin 11, 0 gr/dl 10 - 16 gr/dl

2. Leukosit 11.000 4.000 - 11.000

3. Eritrosit 4,50 4,6 – 6,2

4. Hematokrit 30,6 40 – 58 %

5. Trombosit 522.000 200.000 – 400.000

6. Natrium 127 135-145 mEq/L


7. Kalium 4,3 3,5-5,5 mEq/L

8. Kalsium 1,11 8,0-10 mEq/L

9. CT Scan

Hasil :Communicating Hidrocephalus dengan Subependy Mal Edema.

10. Foto thorax

Hasil : sugestif lymphadenopathy perihiler kanan

11. Terapi

Cara

No Nama obat Dosis pemberia Waktu Indikasi

1. Cefotaxime 3x450 Via IV 08.00 Cefotaxime adalah

mg 16.00 antibiotik golongan

24.00 cefalosforin generasi

ketiga yang
mempunyai khasiat

bakterisidal dan

bekerja dengan

menghambat sintesis

mukopeptida pada

dinding sel bakteri.

2. Invomit 2 x 1 mg Via IV 10.00 Invomit mengandung

22.00 komposisi aktif

ondancentron

hydrocloride yang

diindikasikan untuk

perawatan mual dan

muntah.

3. Sanmol drip 3 x 100 Syringe 10.00 Sanmol infusion

mg Pump 18.00 adalah obat dengan

melalui 02.00 kandungan

Via IV paracetamol yang

digunakan untuk

penurun panas dan

juga pereda nyeri

seperti sakit kepala

dan nyeri ringan

lainnya.
4. Ringer laktat 30cc/jam Via IV Merupakan cairan

infus yang digunakan

untuk memenuhi

kebutuhan cairan dan

elektrolit tubuh.

5. Ranitidine 2 x 10 Via IV line 10.00 Ranitidine termasuk

mg 22.00 kedalam golongan

histamine bloker, obat

ini digunakan untuk

mengurangi jumlah

asam lambung.

6. Bilas lambung 6 x 50 cc Via NGT 08.00 Membersihkan

nacl 14.00 lambung dengan cara

0,9% 16.00 memasukan cairan

20.00 Nacl 0,9 % kedalam

24.00 lambung melalui NGT

04.00 dengan tujuan untuk

menguras isi lambung.

7. KDT 1x2 Via NGT Merupakan obat untuk

tablet pengobatan TB yang

bersifat bakterisid.

8. Streptomicin 1x150mg Via IM Merupakan obat

golongan antibiotik
yang banyak dipakai

untuk menanggulangi

infeksi mycobacterium

tuberculosis.

9. Analisa data

No. Data Etiologi Masalah

1` DS : Meningitis Gangguan

1. Ibu klien mengatakan klien ↓ nutrisi:


Terjadi peradangan pada
mengalami demam disertai Kurang dari
selaput otak
dengan muntah 2x/hari, kebutuhan

muntah terjadi jika klien
Pembentukan transudat
mengkonsumsi makanan.
dan eksudat
2. Ibu klien mengatakan klien ↓
Edema serebral
sangat lemas.

3. Ibu klien mengatakan klien
TIK meningkst
pernah mengalami muntah- ↓
Disfungsi hipotalamus
muntah sakit lambung dan

pernah berobat sebelumnya.
Hipermetabolisme
4. Ibu klien mengatakn klien ↓
Gastrin meningkat
kurang nafsu makan,

frekuensi makan 2x/hari.
HCL meningkat

DO :
Mual, muntah
1. Klien terpasang NGT

dimuaslangkan dengan Intake berkurang

produksi cairan
Kekurangan nutrisi
kehitaman.
kurang dari kebutuhan
2. Bentuk abdomen cekung. tubuh

3. Bising usus 18x/menit.

4. Lingkar perut 17cm.

5. BB 9,8 kg.

6. PB 85 cm.

BMI 14

Status gizi : Kurang

Normal anak laki-laki

adalah

2 DS : Invasi bakteri TBC Hipertermi



1. Keluarga klien
Bakteri masuk ke
mengatakan klien masih
jaringan otak secara lokal
demam. maupun hematogen

2. Ibu klien mengatakan 7
Peradangan di selaput
hari SMRS klien
otak
mengalami demam, ↓
Antibodi teraktifasi
demam terjadi terus

menurus, demam turun Antigen non spesifik

jika klien diberikan obat
Aktifasi sel makrofag
penurun panas.

Makrofag akan
mengaktifkan IL-1 dan
DO :
TNF
1. TTV :

TD : 115/56 mmHg Sitokin ini termasuk
pirogen endogen
N : 104 x/menit

R : 29 x/menit
Aktifasi sekresi PGE
S : 37,3ºC ↓
Meningkatkan titik set
2. Akral hangat
poin termoregulasi di
3. Warna kulit sawo matang
hipotalamus
4. Hasil Labolatorium ↓
Demam
Hb 11,0 (11-16 gr/dL)

L 11.000 (4.000-11.000)
Hipertermia
E 4,50 (4,6-6,2)

H 30,6 (40-58%)

T 522.000 (200.000-

400.000)

3 DS : Invasi bakteri TBC Gangguan



1. Menurut ibu klien 7 hari perfusi
Bakteri masuk ke
SMRS klien mengeluh jaringan
jaringan otak secara lokal
demam, demam terjadi maupun hematogen serebral
terus menerus, demam ↓
Peradangan di selaput
turun jika klien diberikan
otak
obat penurun panas.

2. 4 jam sebelum klien Pembentukan transudat
dan eksudat
dibawa ke RS klien

mengalami kejang.
Edema serebral
3. Pada saat diperjalanan ↓
Gangguan perfusi
menuju RS klien
jaringan serebral
mengalami penurunan

kesadaran, mata klien

hilang kontak dengan ibu.

4. Pada saat di UGD klien

mengalami kejang

kembali.

5. Riwayat 4 bulan yang lalu

klien sempat jatuh dan

bagian belakang kepala

terbentur lantai.

DO :

1. Kesadaran klien menurun,

kesadaran stupor GCS 9

(E2 M4 V3)
2. TTV :

TD : 115/56 mmHg

N : 104 x/menit

R : 29 x/menit

S : 37,3ºC

Spo2: 100%

3. Ubun-ubun tegang

4. Lingkar kepala 49,9 cm

5. Terpasang O2 binasal

kanul 2 liter/menit.

6. Hasil CT Scan

Communicating

Hidrocephalus dengan

Subependy Mal Edema.

4 DS : Hipertermia Resiko injuri

7. Ibu klien mengatakan 4 ↓

jam sebelum klien dibawa Pada keadaan demam,

ke RS klien mengalami kenaikan suhu 10 C akan

kejang. meningkatkan

8. Pada saat diperjalanan metabolisme basal 10 –

menuju RS klien 15% dan meningkatnya

mengalami penurunan kebutuhan O2 sebanyak

kesadaran, mata klien 20%


hilang kontak dengan ibu. ↓

9. Pada saat di UGD klien Perubahan keseimbangan

mengalami kejang membrane sel otak

kembali. ↓

10. Riwayat 4 bulan yang lalu Dalam waktu singkat

klien sempat jatuh dan terjadi difusi ion kalium

bagian belakang kepala dan natrium melalui

terbentur lantai. membrane

DO : Lepasnya muatan listrik

11. Kesadaran klien menurun, ↓

kesadaran stupor GCS 9 Pelepasan yang cukup

(E2 M4 V3) besar dan meluas

12. TTV : menimbulkan terjadinya

TD : 115/56 mmHg kejang

N : 104 x/menit ↓

R : 29 x/menit Pada fase kejang resiko

S : 37,3ºC terjadinya cedera

Spo2: 100% ↓

13. Ubun-ubun cembung Resiko injury

14. Riwayat kejang 1 x

15. DS : Meningitis Defisit

Orang tua klien mengatakan ↓ perawatan diri


anaknya belum di seka, Kesadaran menurun

pakaian selama di rawat di RS ↓

belum diganti karena sulit Pemantauan kondisi

untuk membuka baju klien, klien menggunakan

dan badan klien masih demam. monitor

DO: ↓

- klien tampak menggunakan Terpasang alat pada

pakaian yang sama selama di tubuh klien

rawat di RS ↓

- rambut klien tampak lengket Keluarga kesulitan untuk

- mulut klien tampak kering membersihkan dan

mengganti pakaian klien

Defisit perawatan diri

16. Diagnosa keperawatan

1. Gangguan perfusi jaringan b.d peningkatan tekanan intrakranial.

2. Hipertermia b.d proses peradangan pada selaput otak

3. Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan b.d penurunan kesadaran

4. Defisit perawatan diri b.d

5. Resiko terjadinya injuri b.d terjadinya kejang berulang


6. Intervensi

No Diagnosa Tujuan Rencana Tindakan Rasional

. Keperawatan

1. Gangguan perfusi Setelah dilakukan tindakan


1. Monitor tanda-tanda
1. Perubahan pada tekanan

jaringan b.d keperawatan selama 3x24 jam vital seperti TD, Nadi, intrakranial akan dapat

peningkatan tekanan diharapkan klien kembali pada Suhu, Respirasi setiap menyebabkan resiko untuk

intrakranial keadaan status neurologis jam. terjadinya herniasi otak.

sebelum sakit dengan kriteria


2. Pertahankan Tirah
2. Dapat mengetahui kondisi

hasil: baring pasien. klien dan dapat mengurangi

1. Tanda-tanda vital dalam kerusakan otak lebih lanjut.

batas normal : 3. Pada keadaan normal

TD : 99/65 mmHg, N : 100 – autoregulasi

120 x/menit R : 20 – 40
3. Monitor tanda-tanda mempertahankan keadaan

x/menit, S : 36,5 – 37,5 status neurologis dengan tekanan darah sistemik


2. Kesadaran meningkat GCS. berubah secara fluktuasi.

menjadi compos mentis. Kegagalan autoreguler akan

3. Hilangnya tanda-tanda menyebabkan kerusakan

tekanan intrakranial yang


4. Monitor intake dan vaskuler cerebral yang dapat

meningkat. output 24 jam. dimanifestasikan dengan

4. Ubun – ubun kembali peningkatan sistolik dan

normal. diikutioleh penurunan

5. Kejang tidak terjadi. tekanan diastolik.

6. Lingkar kepala dalam batas Sedangkan peningkatan

normal suhu dapat menggambarkan

Nilai normal perjalanan infeksi.

4. Hipertermi dapat

menyebabkan peningkatan

IWL dan meningkatnya


resiko dehidrasi terutama

pada pasien yang tidak sadar

yang menurunkan intake

peroral.

5. Bantu pasien untuk


5. Aktivitas ini dapat

membatasi gerak atau meningkatkan tekanan

berbalik di tempat tidur. intrakranial.

6. Pantau pemberikan
6. Meminmalkan fluktuasi

terapi cairan RL 30 cc pada beban vaskuler dan

per jam. tekanan intrakranial,vetriksi

cairan dan cairan dapat

menurunkan edema serebral.

7. Adanya kemungkinan

7. Monitor saturasi oksigen asidosis disertai pelepasan


tiap jam. oksigen pada tingkat sel

dapat menyebabkan

terjadinya iskemik serebral.

2. Hipertermia b.d Setelah dilakukan tindakan


1. Monitor tanda-tanda
1. Dengan memonitor keadaan

proses peradangan keperawatan selama 3x24 jam vital tiap jam. pasien tiap jam maka

pada selaput otak diharapkan suhu tubuh dalam perubahan kondisi dapat

batas normal, dengan kriteria segera diketahui.

hasil: 2. Monitor perubahan


2. Pada pasien yang mengalami

1. TTV dalam batas normal: warna kulit pada pasien. hipertermi dapat terjadi

TD :99/65 mmHg perubahan warna kulit

N : 100-120 x/menit (kemerahan).

R : 20 – 40 x/menit 3. Berikan kompres hangat

S : 36,5 – 37, 5 bila suhu > 380C

2. Warna kulit tidak berubah


kemerahan. 4. Edukasi keluarga untuk
1. Meningkatkan kontrol panas

3. Akral hangat cara kompres hangat tubuh melalui evaporasi dan

tepid sponge. konduksi.

5. Berikan terapi antibiotik


2. Pemberian antibiotik dapat

Cefotaxime, KDT , menghambat pertumbuhan

Streptomicin sesuai bakteri dengan menghambat

dengan intruksi dokter. sintesis protein, terutama

pada tahap transkripsi.

3. Gangguan nutrisi: setelah dilakukan tindakan


1. Monitoring berat badan, 1. Sebagai acuan dasar dalam
pemberian intervensi terkait
kurang dari keperawatan selama 3x24 jam, tinggi badan dan lingkar
pemenuhan nutrisi.
kebutuhan b.d intake nutrisi tubuh menjadi lengan.

penurunan kesadaran adekuat dengan kriteria hasil: 2. Monitor produksi cairan 2. Produksi cairan lambung
dapat mengetahui kondisi
1. Berat badan dan lingkar lambung.
dari lambung dan dapat
lengan dalam batas normal
menentukan intervensi
2. Tidak ada penurunan berat selanjutnya.

badan yang berarti

3. Kaji intake output 3. Menetahui intake maupun


output makanan dan cairan
makanan dan cairan.
pasien.

4. Kolaborasi dengan 4. Bilas lambung dapat


dokter untuk melakukan dilakukan apabila klien
bilas lambung Nacl 0,9% mengalami dekompresi
8x50cc. cairan lambung.
5. Berikan terapi obat 5. Obat dengan golongan
golongan antiemetik: antimetik dapat menurunkan
Ranitidine 2x10mg gejala mual dan muntah.
Invomit 1x1mg, sesuai
intruksi dokter.
6. Konsultasikan dengan 6. Merupakan intervensi
ahli gizi terkait diit cair. khusus dalam rencana
pemberian diit yang tepat
pada pasien, dan mengetahui
kandungan takaran nutrisi
yang tepat untuk pasien.
4. Defisit perawatan diri Setelah dilakukan tindakan
1. Mengajarkan keluarga
1. Agar keluarga mandiri

b.d keperawatan selama 2 x 24 jam cara melakukan dalam melakukan perawatan

diharapkan perawatan diri pasien perawatan diri kepada diri terhadap klien.

dapat teratasi, dengan kriteria klien.

hasil : 2. Fasilitasi kebutuhan


2. Untuk memenuhi kebutuhan

- Rambut tidak kotor dan bau keluarga dalam keluarga pada saat

- badan tidak kotor dan bau melakukan perawatan memberikan perawatan diri

Pakaian bersih diri klien. kepada klien.

3. Anjurkan keluarga untuk


3. Dengan mengganti pakaian

mengganti pakaian klien klien setiap hari dapat

setiap hari. membantu memberikan rasa

nyaman terhadap klien.


4. Berikan edukasi kepada
4. Meningkatkan pengetahuan

keluarga tentang keluarga tentang menjaga

pentingnya menjaga kebersihan diri.

kebersihan diri klien.

5. Resiko terjadinya Setelah dilakukan tindakan


1. Persiapkan lingkungan
1. Melindungi pasien bila

injuri b.d adanya keperawatan selama 2x24 jam yang aman seperti terjadi kejang.

kejang berulang diharapkan klien bebas dari batasan ranjang, papan

resiko injuri. Dengan kriteria pengaman dan alat

hasil : suction selalu berada

- suhu tubuh dalam batas dekat pasien.

normal: 36,5-37,5 2. Pertahankan bedrest total


2. Mengurangi resiko jatuh/

- tidak terjadi kejang berulang selama fase akut. terluka jika terjadi kejang.

3. Berikan informasi
3. Menambah informasi dan
kepada keluarga pengetahuan klien mengenai

mengenai tanda dan proses penyakit.

gejala munculnya

kejang.

4. Kolaborasi dengan
4. Untuk mencegah dan

dokter untuk pemberian penanganan terjadinya

seperti diazepam, kejang kembali.

Phenobarbital apabila

terjadi.
5. Implementasi

No Waktu Implementasi Evaluasi Paraf

1. Selasa, S : ibu klien mengatakan anaknya

09 Januari 2018 masih demam dan tidak sadar

08.00 6. Mengobservasi hemodinamik An. A O:


Hasil:
TD : 96/56 mmHg 28. Keadaan umun tenang
N : 122 x/menit
29. Tidak ada peningkatan TIK
R : 31 x/menit
S : 37,9ºC 30. Tanda-tanda vital:
Spo2 : 100% TD : 110/58 mmHg
O2 : 2 liter N : 124 x/menit
Kes : stupor GCS 5 (E2 M2 V1) R : 27 x/menit
7. Memonitor terjadinya kejang berulang S : 37,3ºC
8. Memonitor warna kulit pasien Spo2 : 100%
Hasil : Kes : stupor GCS 5(E2 M2 V1)
Tidak ada perubahan warna kulit
9. Memberikan kompres hangat
Hasil : 1. Oksigen terpasang 2 liter
Suhu tubuh klien menjadi 37,2ºC
10. Memberikan edukasi Tapid Sponge 2. Tidak ada perubahan warna kulit
kepada keluarga klien
11. Memberikan edukasi kepada keluarga 3. Produksi cairan dari lambung 1-3cc
mengenai perawatan diri pada klien
12. Memfasilitasi kebutuhan keluarga dalam berwarna putih berlendir.
melakukan perawatan diri pada klien
13. Mempersiapkan penghalang tempat tidur4. Tempat tidur pasien terpasang
14. Menganjurkan keluarga untuk mengganti
pakaian klien setiap hari. penghalang
15. Memberikan terapi Cefotaxime 450mg
16. Melakukan bilas lambung Nacl 0,9% 5. Tidak ada kejang ulang
50cc
Hasil : 6. Diuresis 3,3 kgBB/6 jam
Cairan keluar berwarna putih berlendir
09.00 sekitar 1cc
A : Gangguan perfusi jaringan,
17. Mengobservasi hemodinamik An.A
Hasil: hipertermia, nutrisi: kurang dari
TD : 96/56 mmHg
N : 124 x/menit kebutuhan, defisit perawatan diri,
R : 33 x/menit
resiko terjadinya injuri.
S : 37,6ºC
Spo2 : 100%
Kes : stupor GCS 5 (E2 M2 V1)
10.00 P:

18. Observasi Hemodinamik An. A 1. Observasi hemodinamik perjam


Hasil :
TD : 96/56 mmHg 2. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
N : 122 x/menit
pasien
R : 32 x/menit
S : 37,6ºC 3. Monitor perubahan warna kulit
Spo2 : 100%
Kes : stupor (E2 M2 V1) pasien
19. Memberikan terapi Invomit 1mg
20. Memberikan terapi Ranitidine 10mg 4. Berikan kompres hangat jika suhu

11.00 >3,75ºC
21. Observasi Hemodinamik An.A
5. Lanjutkan terapi :
Hasil :
Infuse RL 30gtt/menit
TD : 96/56 mmHg
Cefotaxime 3x450mg
N : 122 x/menit
Invomit 2x1mg
R : 32 x/menit
Sanmol Drip 3x100
S : 37,6ºC
Ranitidine 2x10mg
Spo2 : 100%
Berikan O2 2liter
Kes : stupor (E2 M2 V1)
22. Menghitung intake output 1. Pemberian diit makanan cair
Hasil : urine 200cc
Diuresis 200/10 : 6 = 3,3 kgBB/6 jam
12.00 8x50cc
23. Mengobservasi Hemodinamik An.A
Hasil :
TD : 98/58 mmHg
N : 124 x/menit
R : 27 x/menit
S : 37,3ºC
Spo2 : 100%
Kes : stupor (E2 M2 V1)
24. Melakukan bilas lambung Nacl 0,9%
50cc
Hasil :
Cairan keluar berwarna putih jernih
berlendir sebanyak 3cc

13.00
25. Mengobservasi Hemodinamik An.A
Hasil :
TD : 98/58 mmHg
N : 124 x/menit
R : 27 x/menit
S : 37,3ºC
Spo2 : 100%
Kes : stupor GCS 5(E2 M2 V1)
26. Memberikan edukasi dan memfasilitasi
keluarga untuk melakukan kebersihan
diri An.A

14.00
27. Mengobservasi Hemodinamik An.A
Hasil :
TD : 110/58 mmHg
N : 124 x/menit
R : 27 x/menit
S : 37,3ºC
Spo2 : 100%
Kes : stupor GCS 5(E2 M2 V1)
2. Selasa, 09
januari 2018
16.00 1. Memberikan terapi obat cefotaxime 1,8
cc
2. Mengobservasi hemodinamik
17.00 Hasil :
TD: 93/57
N: 102x/menit
R : 20x/menit
S : 37,1
17.30
3. Memberikan diit 50 cc per sonde
18.00 4. Mengobservasi hemodinamik
Hasil :
TD: 94/60
N: 126x/menit
R : 21x/menit
S : 37,7
5. Mengobservasi hemodinamik
20.00 Hasil :
TD: 91/55
N: 119x/menit
R : 25x/menit
S : 37,5
2. Rabu, S : ibu klien mengatakan anaknya

10 Januari 2018
6. Observasi Hemodinamik An.A masih demam dan tidak sadar
Hasil :
14.00 O:
TD : 102/63 mmHg
N : 158 x/menit 27. Keadaan umun tenang
R : 36 x/menit
S : 38,7ºC 28. Tidak ada peningkatan TIK
Spo2 : 99%
Kes : stupor GCS 5 (E1 M3 V1) 29. Tanda-tanda vital:
7. Melakukan kompres hangat tapid sponge TD : 102/63 mmHg
8. Observasi pemberian terapi oksigen 3 N : 158 x/menit
liter R : 36 x/menit
9. Memfasilitasi kebutuhan keluarga dalam S : 38,7ºC
melakukan perawatan diri pada klien Spo2 : 99%
10. Menganjurkan keluarga untuk mengganti Kes : stupor GCS 5 (E1 M3 V1)
pakaian klien setiap hari.
30. Oksigen terpasang 3 liter

15.00 11. Observasi Hemodinamik An.A 31. Tidak ada perubahan warna kulit
Hasil :
TD : 107/56 mmHg 32. Tempat tidur pasien terpasang
N : 172 x/menit
penghalang
R : 30 x/menit
S : 37,9ºC 33. Memfasilitasi kebutuhan keluarga
Spo2 : 99%
Kes : stupor GCS 5 (E1 M3 V1) dalam melakukan perawatan diri
12. Melakukan tapid sponge
pada klien
13. Observasi Hemodinamik An.A
16.00 Hasil : 34. Tidak ada kejang ulang
TD : 106/53 mmHg
35. Diuresis 3 kgBB/14 jam
N : 171 x/menit
R : 21 x/menit
S : 39,8ºC A : Gangguan perfusi jaringan,
Spo2 : 99%
Kes : stupor GCS 5 (E1 M3 V1) hipertermia, nutrisi: kurang dari
14. Melakukan tapid sponge
kebutuhan, defisit perawatan diri,
15. Memberikan terapi Cefotaxime 450mg
resiko terjadinya injuri.
16. Memberikan terapi Sanmol 100mg
17. Observasi Hemodinamik An.A P:
Hasil :
17.00 TD : 107/62 mmHg 36. Observasi hemodinamik perjam
N : 160 x/menit
37. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
R : 32 x/menit
S : 38,2 ºC pasien
Spo2 : 99%
Kes : stupor GCS 5 (E1 M3 V1) 38. Monitor perubahan warna kulit

18. Memberikan terapi obat Streptomicin pasien

1x150mg 39. Berikan kompres hangat jika suhu

19. Memberikan obat KDT 1x2 tablet >3,75ºC

17.15 20. Memberikan Diit Makanan Cair 50cc


17.40 personde. 40. Lanjutkan terapi :
Infuse RL 30gtt/menit
Cefotaxime 3x450mg
Invomit 2x1mg
21. Observasi Hemodinamik An.A Sanmol Drip 3x100
Hasil : Ranitidine 2x10mg
18.00
TD : 102/63 mmHg Berikan O2 3liter
N : 158 x/menit KDT 1x2tablet
R : 36 x/menit Streptomicin 1x150mg
S : 38,7 ºC
Spo2 : 99%
Kes : stupor 41. Pemberian diit makanan cair

8x50cc
22. Observasi Hemodinamik An.A
19.00 Hasil :
TD : 107/62 mmHg
N : 160 x/menit
R : 32 x/menit
S : 38,2 ºC
Spo2 : 99%
Kes : stupor GCS 5 (E1 M3 V1)

23. Observasi Hemodinamik An.A


Hasil :
20.00 TD : 101/61 mmHg
N : 156 x/menit
R : 40 x/menit
S : 38,6 ºC
Spo2 : 99%
Kes : stupor GCS 5 (E1 M3 V1)
24. Memberikan Diit makanan cair 50cc
personde
25. Menghitung intake output
Hasil : diuresis 3cc/KgBB/14jam

26. Observasi Hemodinamik An.A


Hasil :
TD : 116/66 mmHg
21.00 N : 168 x/menit
R : 31 x/menit
S : 39,5 ºC
Spo2 : 98%
Kes : stupor GCS 5 (E1 M3 V1)

4 Kamis S : ibu klien mengatakan anaknya

11 Januari 2018 masih demam dan tidak sadar

21.00 42. Observasi hemodinamik An.A O:

Hasil: 57. Keadaan umun tenang


TD : 101/56 mmHg
N : 144 x/menit 58. Tidak ada peningkatan TIK
R : 35 x/menit
59. Tanda-tanda vital:
S : 37,9ºC TD : 94/49 mmHg
Spo2 : 93% N : 123 x/menit
O2 : NRM 8 liter R : 23 x/menit
Kes : stupor GCS 4 (E1 M2 V1) S : 37,4 ºC
43. Memonitor terjadinya kejang berulang Spo2 : 99%
44. Memonitor warna kulit pasien Kes : stupor GCS 5 (E1 M2 V1)
Hasil :
Tidak ada perubahan warna kulit 60. Oksigen terpasang NRM 8 liter
45. Memberikan kompres hangat
Hasil : 61. Tidak ada perubahan warna kulit
Suhu tubuh klien menjadi 37,2ºC
46. Pastikan penghalang tempat tidur 62. Tempat tidur pasien terpasang
terpasang
47. Memfasilitasi kebutuhan keluarga dalam penghalang
melakukan perawatan diri pada klien
48. Menganjurkan keluarga untuk mengganti63. Memfasilitasi kebutuhan keluarga
pakaian klien setiap hari.
dalam melakukan perawatan diri

pada klien
49. Observasi hemodinamik An.A
22.00 64. Tidak ada kejang ulang
Hasil:
TD : 103/54 mmHg
A : Gangguan perfusi jaringan,
N : 145 x/menit
R : 37 x/menit hipertermia, nutrisi: kurang dari
S : 37,6ºC kebutuhan, defisit perawatan diri,
Spo2 : 96%
O2 : NRM 8 liter resiko terjadinya injuri.
Kes : stupor GCS 4 (E1 M2 V1)
50. Memberikan diit makanan cair 100cc
persenonde. P:
51. Memberikan terapi invomit 1 mg
52. Memberikankan terapi ranitidine 10 mg65. Observasi hemodinamik perjam
53. Memberikan terapi sanmol drip 100mg
66. Berikan oksigen sesuai kebutuhan

24.00 pasien
54. Memberikan terapi amikacin 10 mg
67. Monitor perubahan warna kulit

04.00 pasien
55. Memberikan diit makanan cair 100cc
personde 68. Berikan kompres hangat jika suhu

05.00 >3,75ºC
56. Memberikan terapi obat KDT 1x2 tablet

69. Lanjutkan terapi :


Infuse RL 30gtt/menit
Cefotaxime Stop
Invomit 2x1mg
Sanmol Drip 3x100
Ranitidine 2x10mg
Berikan O2 NRM 8liter
Amikacin 3x70mg
Ceftazidine 3x300mg
KDT 1x2tablet
Streptomicin 1x150mg

70. Pemberian diit makanan cair

8x100cc
E. Evaluasi

No Waktu Evaluasi Paraf

1 12 Januari S: ibu klien mengatakan anaknya masih

2018 demam dan tidak sadar.

O:
71. Keadaan umun tenang
Tanda-tanda vital:
TD : 94/49 mmHg
N : 123 x/menit
R : 23 x/menit
S : 37,4 ºC
Spo2 : 99%
Kes : stupor GCS 5 (E1 M2 V1)
72. Tidak ada kejang ulang
73. Lingkar kepala 47,9cm
74. Diuresis dalam batas normal
A : masalah gangguan perfusi jaringan
belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi

2 12 Januari S: ibu klien mengatakan anaknya masih

2018 demam dan tidak sadar.

O:
75. Keadaan umun tenang
Tanda-tanda vital:
TD : 94/49 mmHg
N : 123 x/menit
R : 23 x/menit
S : 37,4 ºC
Spo2 : 99%
Kes : stupor GCS 5 (E1 M2 V1)
76. Tidak ada perubahan warna kulit
77. Akral hangat
A : masalah hipertermi belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
3 12 Januari S: ibu klien mengatakan anaknya masih

2018 demam dan tidak sadar.

O:
78. Keadaan umun tenang
Tanda-tanda vital:
TD : 94/49 mmHg
N : 123 x/menit
R : 23 x/menit
S : 37,4 ºC
Spo2 : 99%
Kes : stupor GCS 5 (E1 M2 V1)
79. Tidak ada penurunan berat badan
yang berarti, BB :10kg
80. Lingkar lengan 13cm

A : masalah gangguan nutrisi kurang dari


kebutuhan belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
4 11 Januari S : ibu klien mengatakan tidak bisa
menggantikan pakaian klien
2018
O:
81. Pakaian klien belum diganti
82. Rambut terlihat lengket dan bau
keringat
83. Badan klien tampak bersih

A : masalah deficit perawatan diri belum


teratasi
P : lanjutkan intervensi
5 11 Januari S: ibu klien mengatakan anaknya masih

2018 demam dan tidak sadar.

O:
84. Keadaan umun tenang
Tanda-tanda vital:
TD : 94/49 mmHg
N : 123 x/menit
R : 23 x/menit
S : 37,4 ºC
Spo2 : 99%
Kes : stupor GCS 5 (E1 M2 V1)
85. Klien masih mengalami penurunan
kesadaran
86. Batas ranjang dan papan pengaman
terpasang
87. Kejang tidak terulang

A : masalah resiko terjadinya injuri belum


teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada kasus Meningitis


Tuberculosis kelompok dapat melakukan proses asuhan keperawatan
berdasarkan teori yang sesuai.
2. Kelompok dapat menentukan diagnosa yang sesuai dengan kondisi pasien.
3. Kelompok dapat memberikan asuhan keperawatan yang sesuai pada setiap
diagnosa yang sudah ditegakkan.
4. Kelompok dapat mengetahui perbandingan tentang teori yang ada dengan
kondisi pasien di lapangan.

B. Saran

Dengan terselesaikannya laporan asuhan keperawatan anak dengan


meningitis tuberculosis ini diharapkan bagi mahasiswa keperawatan agar lebih
bisa mengidentifikasi dan membedakan gejala meningitis dengan gejala yang ada
pada selaput otak.
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilyn E, dkk.(1999).Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman


untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih Bahasa, I
Made Kariasa, N Made Sumarwati. Editor edisi bahasa Indonesia, Monica Ester,
Yasmin asih. Ed.3. Jakarta : EGC.

Harsono.(1996).Buku Ajar Neurologi Klinis.Ed.I.Yogyakarta : Gajah


Mada University Press. .

Smeltzer, Suzanne C & Bare,Brenda G.(2001).Buku Ajar Keperawatan


Medikal Bedah Brunner & Suddarth.Alih bahasa, Agung Waluyo,dkk.Editor edisi
bahasa Indonesia, Monica Ester.Ed.8.Jakarta : EGC.

Tucker, Susan Martin et al. Patient care Standards : Nursing Process,


diagnosis, And Outcome. Alih bahasa Yasmin asih. Ed. 5. Jakarta : EGC; 1998.

Price, Sylvia Anderson. Pathophysiology : Clinical Concepts Of Disease


Processes. Alih Bahasa Peter Anugrah. Ed. 4. Jakarta : EGC; 1994. 6.

Long, Barbara C. perawatan Medikal Bedah : Suatu Pendekatan Proses


Keperawatan. Bandung : yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan; 1996

Judith M. Wilkinson. & Nancy R. Ahern,(2013), Diagnosa Keperawatan


Nanda NIC NOC, Jakarta, EGC

Nurarif, Amin HudA Kusuma, Hardhi, (2013), Aplikasi Asuhan


Keperawatan NANDA NIC-NOC, Jakarta, Medi Action Publishing.

Van de Beek D., Schmand B., De Gans J., Weisfelt M., Vaessen H.,
Dankert J., et al., 2002, Cognitive Impairment in Adults with Good Recovery after
Bacterial Meningitis, Journal of Infectious Diseases, 186(7): 1047–52.

Anda mungkin juga menyukai