Bab 3 Dan 4
Bab 3 Dan 4
TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian
1. Pengumpulan data
1. Identitas pasien
Nama : An. A
No Medrek : 624584
Usia : 2 Tahun
Nama : Tn. Y
3. Riwayat kesehatan
1. Keluhan utama
Menurut ibu klien 7 hari SMRS klien mengeluh demam, demam terjadi terus-
menerus, demam turun jika klien diberikan obat penurun panas. Demam disertai
dengan muntah 2x/hari, muntah terjadi jika klien mengkonsumsi makanan. Klien
sempat dibawa ke klinik terdekat namun demam tetap tidak turun. Pada tanggal 7
Januari 2018, 4 jam sebelum klien dibawa ke RS klien mengalami kejang dan
mata klien hilang kontak dengan ibu, dan ibu klien mengatakan klien terlihat
sangat lemas.
kesadaran klien delirium, GCS 11 (E2 M5 V4), tanda-tanda vital nadi 116x/menit,
respirasi 28x/menit, suhu 38,3ºC. Kemudian diberikan terapi Stesolid 10mg Supp,
dipasang O2 nasal kanul, terpasang NGT, dipasang infuse RL ditangan kiri klien,
Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 08 Januari 2018 pada pukul 12.23
WIB ibu klien mengatakan klien masih mengalami penurunan kesadaran, suhu
tubuh turun naik, muntah sudah tidak ada, ibu klien menanyakan keadaan dan
kondisi klien.
dan pernah berobat sebelumnya, kemudian 4 bulan yang lalu klien sempat
mengalami jatuh dan bagian belakang kepala terbentur ke lantai dan setelah itu
klien muntah, klien dibawa untuk berobat dan dilakukan rontgen kemudian
dokter dan hasil pemeriksaan menunjukan bahwa klien tidak apa-apa. Imunisasi
klien lengkap.
4. Status Mental
1. Derajat kesakitan : tidak ada nyeri
2. Status nutrisi
TB: 85 cm BB: 9, 8 kg
BMI : 14
Pemberian ASI/ PASI : menurut ibu klien anaknya diberikan ASI hingga usia
2 tahun
4. Pemeriksaan fisik
1. Penampilan umum:
TD : 115/56 mmHg
N : 104x/menit
RR : 29x/menit
S : 37,30C
2. Kepala
Kepala bentuk normal, rambut lengket, hitam dan penyebarannya merata, tidak
ada rontok, tidak ada lesi, ubun-ubun cembung, lingkar kepala 49,5 cm.
3. Mata
Kedua mata simetris, konjungtiva merah muda, sklera berwarna putih, kontraksi
Kedua telinga simetris, pinna elastis, tidak ada pengeluarn cairan, terdapat
5. Hidung
Bentuk hidung simetris, tidak ada PCH, tidak ada secret, hidung terlihat bersih,
tidak ada pembengkakan sinus, terpasang oksigen binasal kanul 2 liter/menit dan
Bibir dan selaput mukosa lembab, warna bibir tidak pucat, lidah bersih, jumlah
gigi susu utuh, tidak terdapat stomatitis dan tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
7. Jantung
Bentuk dada simetris, bunyi jantung S1 dan S2 terdengar lub dub, CRT < 3 detik,
8. Paru
Bentuk dada simetris, terdapat suara nafas tambahan yaitu stridor, saat diperkusi
9. Payudara
10. Abdomen
Bentuk abdomen cekung, tidak ada lesi, bising usus 18x/menit, lingkar perut
11. Genitalia
Tidak terdapat kelainan pada organ reproduksi, klien terpasang kateter urin,
12. Punggung
Tidak ada lesi pada punggung, tidak ada kelainan pada punggung seperti kiposis,
13. Muskuloskeletal
1. Ekstremitas atas
Ekstremitas simetris, jumlah jari lengkap, terpasang infus RL 30cc per jam, tidak
ada edema, refleks trisep +/+, refleks bisep +/+, akral hangat , CRT <3 detik ,
kekuatan otot 1/, lingkar lengan 13 cm, warna kulit sawo matang.
2. Ekstremitas bawah
Ekstremitas simetris, jumlah jari lengkap, tidak terdapat lesi, tidak ada edema,
akral hangat, CRT < detik, kekuatan otot 2/2, warna kulit sawo matang.
1. Makan 1. Makan
Frekuensi 2x/hari
mengatakan klien
kurang nafsu
makan
2. Minum 2. Minum
air putih
Frekuensi ±1200 cc
3. Eliminasi
Konsistensi Lembek
3. Istirahat Tidur
Tidur siang
Lama ± 3 jam
Tidur Malam
Lama ± 8 jam
Kualitas Nyenyak Klien penurunan
3. Personal Hygine
Mandi
Gosok gigi
Berpakaian
Memotong kuku
5. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
4. Hematokrit 30,6 40 – 58 %
9. CT Scan
11. Terapi
Cara
ketiga yang
mempunyai khasiat
bakterisidal dan
bekerja dengan
menghambat sintesis
mukopeptida pada
ondancentron
hydrocloride yang
diindikasikan untuk
muntah.
digunakan untuk
lainnya.
4. Ringer laktat 30cc/jam Via IV Merupakan cairan
untuk memenuhi
elektrolit tubuh.
mengurangi jumlah
asam lambung.
bersifat bakterisid.
golongan antibiotik
yang banyak dipakai
untuk menanggulangi
infeksi mycobacterium
tuberculosis.
9. Analisa data
1` DS : Meningitis Gangguan
5. BB 9,8 kg.
6. PB 85 cm.
BMI 14
adalah
H 30,6 (40-58%)
T 522.000 (200.000-
400.000)
mengalami kejang
kembali.
terbentur lantai.
DO :
(E2 M4 V3)
2. TTV :
TD : 115/56 mmHg
N : 104 x/menit
R : 29 x/menit
S : 37,3ºC
Spo2: 100%
3. Ubun-ubun tegang
5. Terpasang O2 binasal
kanul 2 liter/menit.
6. Hasil CT Scan
Communicating
Hidrocephalus dengan
kejang. meningkatkan
kembali. ↓
N : 104 x/menit ↓
Spo2: 100% ↓
DO: ↓
rawat di RS ↓
. Keperawatan
jaringan b.d keperawatan selama 3x24 jam vital seperti TD, Nadi, intrakranial akan dapat
peningkatan tekanan diharapkan klien kembali pada Suhu, Respirasi setiap menyebabkan resiko untuk
120 x/menit R : 20 – 40
3. Monitor tanda-tanda mempertahankan keadaan
4. Hipertermi dapat
menyebabkan peningkatan
peroral.
6. Pantau pemberikan
6. Meminmalkan fluktuasi
7. Adanya kemungkinan
dapat menyebabkan
proses peradangan keperawatan selama 3x24 jam vital tiap jam. pasien tiap jam maka
pada selaput otak diharapkan suhu tubuh dalam perubahan kondisi dapat
1. TTV dalam batas normal: warna kulit pada pasien. hipertermi dapat terjadi
penurunan kesadaran adekuat dengan kriteria hasil: 2. Monitor produksi cairan 2. Produksi cairan lambung
dapat mengetahui kondisi
1. Berat badan dan lingkar lambung.
dari lambung dan dapat
lengan dalam batas normal
menentukan intervensi
2. Tidak ada penurunan berat selanjutnya.
diharapkan perawatan diri pasien perawatan diri kepada diri terhadap klien.
- Rambut tidak kotor dan bau keluarga dalam keluarga pada saat
- badan tidak kotor dan bau melakukan perawatan memberikan perawatan diri
injuri b.d adanya keperawatan selama 2x24 jam yang aman seperti terjadi kejang.
- tidak terjadi kejang berulang selama fase akut. terluka jika terjadi kejang.
3. Berikan informasi
3. Menambah informasi dan
kepada keluarga pengetahuan klien mengenai
gejala munculnya
kejang.
4. Kolaborasi dengan
4. Untuk mencegah dan
Phenobarbital apabila
terjadi.
5. Implementasi
11.00 >3,75ºC
21. Observasi Hemodinamik An.A
5. Lanjutkan terapi :
Hasil :
Infuse RL 30gtt/menit
TD : 96/56 mmHg
Cefotaxime 3x450mg
N : 122 x/menit
Invomit 2x1mg
R : 32 x/menit
Sanmol Drip 3x100
S : 37,6ºC
Ranitidine 2x10mg
Spo2 : 100%
Berikan O2 2liter
Kes : stupor (E2 M2 V1)
22. Menghitung intake output 1. Pemberian diit makanan cair
Hasil : urine 200cc
Diuresis 200/10 : 6 = 3,3 kgBB/6 jam
12.00 8x50cc
23. Mengobservasi Hemodinamik An.A
Hasil :
TD : 98/58 mmHg
N : 124 x/menit
R : 27 x/menit
S : 37,3ºC
Spo2 : 100%
Kes : stupor (E2 M2 V1)
24. Melakukan bilas lambung Nacl 0,9%
50cc
Hasil :
Cairan keluar berwarna putih jernih
berlendir sebanyak 3cc
13.00
25. Mengobservasi Hemodinamik An.A
Hasil :
TD : 98/58 mmHg
N : 124 x/menit
R : 27 x/menit
S : 37,3ºC
Spo2 : 100%
Kes : stupor GCS 5(E2 M2 V1)
26. Memberikan edukasi dan memfasilitasi
keluarga untuk melakukan kebersihan
diri An.A
14.00
27. Mengobservasi Hemodinamik An.A
Hasil :
TD : 110/58 mmHg
N : 124 x/menit
R : 27 x/menit
S : 37,3ºC
Spo2 : 100%
Kes : stupor GCS 5(E2 M2 V1)
2. Selasa, 09
januari 2018
16.00 1. Memberikan terapi obat cefotaxime 1,8
cc
2. Mengobservasi hemodinamik
17.00 Hasil :
TD: 93/57
N: 102x/menit
R : 20x/menit
S : 37,1
17.30
3. Memberikan diit 50 cc per sonde
18.00 4. Mengobservasi hemodinamik
Hasil :
TD: 94/60
N: 126x/menit
R : 21x/menit
S : 37,7
5. Mengobservasi hemodinamik
20.00 Hasil :
TD: 91/55
N: 119x/menit
R : 25x/menit
S : 37,5
2. Rabu, S : ibu klien mengatakan anaknya
10 Januari 2018
6. Observasi Hemodinamik An.A masih demam dan tidak sadar
Hasil :
14.00 O:
TD : 102/63 mmHg
N : 158 x/menit 27. Keadaan umun tenang
R : 36 x/menit
S : 38,7ºC 28. Tidak ada peningkatan TIK
Spo2 : 99%
Kes : stupor GCS 5 (E1 M3 V1) 29. Tanda-tanda vital:
7. Melakukan kompres hangat tapid sponge TD : 102/63 mmHg
8. Observasi pemberian terapi oksigen 3 N : 158 x/menit
liter R : 36 x/menit
9. Memfasilitasi kebutuhan keluarga dalam S : 38,7ºC
melakukan perawatan diri pada klien Spo2 : 99%
10. Menganjurkan keluarga untuk mengganti Kes : stupor GCS 5 (E1 M3 V1)
pakaian klien setiap hari.
30. Oksigen terpasang 3 liter
15.00 11. Observasi Hemodinamik An.A 31. Tidak ada perubahan warna kulit
Hasil :
TD : 107/56 mmHg 32. Tempat tidur pasien terpasang
N : 172 x/menit
penghalang
R : 30 x/menit
S : 37,9ºC 33. Memfasilitasi kebutuhan keluarga
Spo2 : 99%
Kes : stupor GCS 5 (E1 M3 V1) dalam melakukan perawatan diri
12. Melakukan tapid sponge
pada klien
13. Observasi Hemodinamik An.A
16.00 Hasil : 34. Tidak ada kejang ulang
TD : 106/53 mmHg
35. Diuresis 3 kgBB/14 jam
N : 171 x/menit
R : 21 x/menit
S : 39,8ºC A : Gangguan perfusi jaringan,
Spo2 : 99%
Kes : stupor GCS 5 (E1 M3 V1) hipertermia, nutrisi: kurang dari
14. Melakukan tapid sponge
kebutuhan, defisit perawatan diri,
15. Memberikan terapi Cefotaxime 450mg
resiko terjadinya injuri.
16. Memberikan terapi Sanmol 100mg
17. Observasi Hemodinamik An.A P:
Hasil :
17.00 TD : 107/62 mmHg 36. Observasi hemodinamik perjam
N : 160 x/menit
37. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
R : 32 x/menit
S : 38,2 ºC pasien
Spo2 : 99%
Kes : stupor GCS 5 (E1 M3 V1) 38. Monitor perubahan warna kulit
8x50cc
22. Observasi Hemodinamik An.A
19.00 Hasil :
TD : 107/62 mmHg
N : 160 x/menit
R : 32 x/menit
S : 38,2 ºC
Spo2 : 99%
Kes : stupor GCS 5 (E1 M3 V1)
pada klien
49. Observasi hemodinamik An.A
22.00 64. Tidak ada kejang ulang
Hasil:
TD : 103/54 mmHg
A : Gangguan perfusi jaringan,
N : 145 x/menit
R : 37 x/menit hipertermia, nutrisi: kurang dari
S : 37,6ºC kebutuhan, defisit perawatan diri,
Spo2 : 96%
O2 : NRM 8 liter resiko terjadinya injuri.
Kes : stupor GCS 4 (E1 M2 V1)
50. Memberikan diit makanan cair 100cc
persenonde. P:
51. Memberikan terapi invomit 1 mg
52. Memberikankan terapi ranitidine 10 mg65. Observasi hemodinamik perjam
53. Memberikan terapi sanmol drip 100mg
66. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
24.00 pasien
54. Memberikan terapi amikacin 10 mg
67. Monitor perubahan warna kulit
04.00 pasien
55. Memberikan diit makanan cair 100cc
personde 68. Berikan kompres hangat jika suhu
05.00 >3,75ºC
56. Memberikan terapi obat KDT 1x2 tablet
8x100cc
E. Evaluasi
O:
71. Keadaan umun tenang
Tanda-tanda vital:
TD : 94/49 mmHg
N : 123 x/menit
R : 23 x/menit
S : 37,4 ºC
Spo2 : 99%
Kes : stupor GCS 5 (E1 M2 V1)
72. Tidak ada kejang ulang
73. Lingkar kepala 47,9cm
74. Diuresis dalam batas normal
A : masalah gangguan perfusi jaringan
belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
O:
75. Keadaan umun tenang
Tanda-tanda vital:
TD : 94/49 mmHg
N : 123 x/menit
R : 23 x/menit
S : 37,4 ºC
Spo2 : 99%
Kes : stupor GCS 5 (E1 M2 V1)
76. Tidak ada perubahan warna kulit
77. Akral hangat
A : masalah hipertermi belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
3 12 Januari S: ibu klien mengatakan anaknya masih
O:
78. Keadaan umun tenang
Tanda-tanda vital:
TD : 94/49 mmHg
N : 123 x/menit
R : 23 x/menit
S : 37,4 ºC
Spo2 : 99%
Kes : stupor GCS 5 (E1 M2 V1)
79. Tidak ada penurunan berat badan
yang berarti, BB :10kg
80. Lingkar lengan 13cm
O:
84. Keadaan umun tenang
Tanda-tanda vital:
TD : 94/49 mmHg
N : 123 x/menit
R : 23 x/menit
S : 37,4 ºC
Spo2 : 99%
Kes : stupor GCS 5 (E1 M2 V1)
85. Klien masih mengalami penurunan
kesadaran
86. Batas ranjang dan papan pengaman
terpasang
87. Kejang tidak terulang
A. Kesimpulan
B. Saran
Van de Beek D., Schmand B., De Gans J., Weisfelt M., Vaessen H.,
Dankert J., et al., 2002, Cognitive Impairment in Adults with Good Recovery after
Bacterial Meningitis, Journal of Infectious Diseases, 186(7): 1047–52.