Anda di halaman 1dari 6

Makanan Khas Daerah di Indonesia

1.Daerah Istimewa Aceh : Mie Aceh


Keberadaan kuliner khas serambi Mekah ini tidak lepas dari
pengaruh budaya asing. Saat itu, pelabuhan Kerajaan Aceh
merupakan salah satu pelabuhan tersibuk yang banyak
disinggahi para pedagang asing. Para pedagang ini kemudian
berasimilasi dengan penduduk lokal, yang selain menyebarkan
agama Islam juga membawa cita rasa baru dalam masakan.
Dalam buku berjudul "Kuliner Bergizi Berbasis Budaya" karya
Sunarto Kadir (2022), kaldu kental dalam mie Aceh merupakan
pengaruh dari masakan India. Sementara mie sendiri berasal dari
masakan Tiongkok.
Jika kuliner mie pada umumnya menggunakan daging
sapi, ayam maupun aneka hewan laut, mie Aceh memadukan
semua lauk tersebut. Hidangan khas Aceh ini, menggunakan
campuran daging sapi, ayam, kambing, bahkan olahan aneka
seafood seperti cumi hingga kepiting. Tidak perlu khawatir soal
cita rasa, aneka rempah-rempah khas Aceh seperti cabai, lada,
jinten, kapulaga dan kunyit menjadi bumbu dasar pembuatan
kuah kari kuliner ini. Sehingga, kuliner ini memiliki rasa yang
komplit. Mie Aceh berbeda dengan mie pada umumnya. Bahan
dasar mie yang diolah bertekstur kenyal, pipih dan juga tebal
serta warna yang cenderung kuning cerah, sehingga menambah
keindahan pada kuliner tersebut. Selain itu, kuliner ini bisa
disajikan dalam tiga jenis, yakni mie goreng (kering), mie kuah,
dan mie goreng basah. Sebagai pelengkap, satu piring mie Aceh
akan diberi taburan bawang goreng, kerupuk emping, mentimun
dan juga jeruk nipis.
2.Sumatra Utara:Ura-ura
Ura-ura adalah salah satu makanan Sumatera Utara
yang dibuat dari buah, antara lain sera-sera (babal), jantung
pisang, dan daun pepaya. Cara pembuatannya adalah dengan
menumbuk bahan bersama bumbu garam, asam, dan cabe.

3.Sumatra Barat : Rendang


Sejarawan Universitas Andalas, Prof. Dr. Gusti Asnan menduga,
rendang telah menjadi masakan yang tersebar luas sejak orang
Minang mulai merantau dan berlayar ke Malaka untuk berdagang
pada awal abad ke-16.“Karena perjalanan melewati sungai dan
memakan waktu lama, rendang mungkin menjadi pilihan tepat
saat itu sebagai bekal.”Hal ini karena rendang kering sangat
awet, tahan disimpan hingga berbulan lamanya, sehingga tepat
dijadikan bekal kala merantau atau dalam perjalanan
niaga.Rendang juga disebut dalam kesusastraan Melayu klasik
seperti Hikayat Amir Hamzah yang membuktikan bahwa rendang
sudah dikenal dalam seni masakan Melayu sejak 1550-an
(pertengahan abad ke-16).Kelahiran rendang tak luput dari
pengaruh beberapa negara, misalnya bumbu-bumbu dari India
yang diperoleh melalui para pedagang Gujarat, India. Karena
diaduk terus-menerus, rendang identik dengan warna hitam dan
tidak memiliki kuah.

Bahan dasar rendang daging, rendang menggunakan santan


kelapa (karambia), dan campuran dari berbagai bumbu khas yang
dihaluskan di antaranya cabai (lado), serai, lengkuas, kunyit, jahe,
bawang putih, bawang merah, dan aneka bumbu lainnya yang
biasanya disebut sebagai pemasak.
4.Riau: Sup Tanjung
Sop tunjang merupakan sop sayuran dengan tulang sapi yang
gurih lezat karena kuah kaldu dan sumsum tulangnya yang
lembut. Bumbunya yang putih sangat khas karena sudah gurih
meski tanpa tambahan santan.

5.Kepulauan Riau: Gonggong

6.Bengkulu: Pengdap
Pendap adalah ikan yang diolah dengan bumbu khusus
bersama dengan kelapa parut dan dimasak dalam bungkusan
daun talas atau daun pisang seperti ikan pepes.

7.Jambi: Tempoyak
Sejarah terkait Tempoyak tak dapat dipisahkan dari sejarah
proses fermentasi di Nusantara. Masyarakat Melayu dipercayai
mengenal teknik fermentasi sejak zaman nenek moyang karena
persediaan buah durian yang melimpah. Sehingga berpikir cara
mengolah makanan agar tetap awet dan tahan lama. Kemudian,
terciptalah Tempoyak dengan cara menyimpan durian dalam guci
atau wadah yang tertutup rapat selama kurang lebih 7 hari. Sejak
dulu, orang Melayu gemar membuat makanan yang difermentasi.
Kerajaan Melayu yang merupakan sebuah kerajaan yang
berlokasi di Jambi juga menjadi salah satu entitas utama yang
penting pada era abad ke-14 dalam penyebaran makanan
tradisional tempoyak ini ke berbagai daerah melalui proses
migrasi masyarakat Melayu .
memiliki tekstur lunak, berwarna putih sampai kekuning-
kuningan, berserat halus, lembut agak kental dan sedikit berair.
Kuliner ini tidak boleh dikonsumsi mentah atau tanpa dimasak
terlebih dahulu, sebab ditemukan jenis jamur Penicillium yang
beracun untuk dikonsumsi.

8.Lampung: Seruit
Seruit adalah makanan khas provinsi Lampung, Indonesia,
yaitu masakan ikan yang digoreng atau dibakar kemudian
dicampur sambel terasi dan tempoyak. Tempoyak adalah
makanan yang merupakan hasil fermentasi dari buah durian atau
mangga.
9.Sumatra Selatan: Pempek
Pempek adalah makanan yang dibuat dari daging ikan yang
digiling lembut yang dicampur tepung kanji atau tepung sagu,
serta komposisi beberapa bahan lain seperti telur, bawang putih
yang dihaluskan, penyedap rasa, dan garam.[1] Pempek biasanya
disajikan dengan kuah yang disebut cuka yang memiliki
rasa asam, manis, dan pedas. Pempek merupakan makanan
khas Palembang - Sumatera Selatan.

Bangka Belitung : Lempah Kuning


Banten : Rabeg
DKI Jakarta : Kerak Telur
Jawa Barat : Tahu Sumedang
Jawa Tengah : Tempe Mendoan
Daerah Istimewa Yogyakarta: Gudeg
Jawa Timur : Rawon
Bali : Ayam Betutu
NTB : Ayam Taliwang
NTT : Catemak Jagung
Kalimantan Barat : Bubur Sambas
Kalimantan Tengah : Juhu Singkah
Kalimantan Selatan : Soto Banjar
Kalimantan Timur : Ayam Cincane
Kalimantan Utara : Kepiting Soka
Sulawesi Selatan : Pisang Epe’
Sulawesi Tengah : Ikan Jantung Pisang
Sulawesi Barat : Bolu Paranggi
Sulawesi Tenggara : Lapa-Lapa
Goronrtalo : Binte Biluhuta
Sulawesi Utara : Bubur Manado
Maluku :Ikan Asar
Maluku Utara : Gohu Ikan
Papua Barat : Ikan Bakar Monokwari
Papua Tengah : Kue Sagu
Papua Timur : Papeda
Papua Selatan : Sagu Sep
Papua Pegunungan : Udang Selingkuh
Papua Tengah : Sagu Lempeng

Anda mungkin juga menyukai