Anda di halaman 1dari 34

KATA PENGANTAR

Buku Renungan JALAN SALIB: MENAPAKI PERJALANAN SENGSARA


DAN WAFAT YESUS KRISTUS yang dipersembahkan pada masa
prapaskah 2023 ini diharapkan dapat membantu seluruh umat untuk
mengenal perjuangan Yesus dan mengetrapkannya dalam kehidupan
sehari-hari sebagai murid Kristus khususnya dalam mewujudkan
Keadilan Ekologis bagi seluruh ciptaan. Tentu saja dengan mengikuti
renungan dalam buku ini, belum berarti bahwa tujuan kita sudah
tercapai. Kesadaran untuk mendengarkan jeritan Bumi dan sesama
yang menderita menanti kita semua untuk mewujudkan gerakan
bersama seluruh umat dalam memberdayakan lingkungan hidup demi
keutuhan ciptaan. Barangkali tidak harus dengan mencanangkan
program proyek besar dan spektakuler; tetapi melalui tindakan konkret
sehari-hari sebagai bentuk pertobatan yang tulus dan persembahan
hidup yang ikhlas. Berderma, beramal, berpuasa, beribadat, tidak
membuang sampah sembarangan, memilah sampah, mengurangi
sampah keluarga/sampah plastic, dan gerakan-gerakan pembaharuan
lainnya merupakan tanda atau bukti nyata dari pertobatan kita dalam
mengikuti kisah sengsara Tuhan Yesus Kristus.

Buku renungan ini masih bisa dikembangkan sendiri sesuai dengan


kebutuhan, situasi, dan kemampuan di tempat kita masing-masing.
Bersama-sama keluarga, lingkungan, umat paroki, keuskupan dan
seluruh umat katolik di Indonesia marilah kita ikut berbagi “lima roti
dan dua ikan” yang dapat menopang kelangsungan hidup alam
lingkungan sehingga terciptalah keutuhan ciptaan di jaman sekarang
ini.
Selamat menjalani masa prapaskah 2023 dengan amal, ibadat, dan
derma sebagai ibadah yang hidup dan kudus menuju paskah sejati dan
abadi

Panitia APP …………..

1
1. Lagu Pembuka
2. Tanda Salib dan Salam
3. Pengantar dan Doa Pembukaan oleh Pemimpin

Kata Pengantar: (Misalnya)

P: Saudara-saudari yang terkasih, berkat cinta kasih Tuhan yang


telah wafat di kayu salib kita disatukan dan dikumpulkan sebagai
umat kesayanganNya. Demikianlah kita sudah selayak-nya selalu
menimba cinta kasih dari semangat hidup dan karya Yesus,
khususnya dari jalan salibNya menuju Golgota.
Santo Paulus sendiri menulis dalam suratnya yang pertama
kepada Jemaat Korintus demikian, ”Sebab pemberitaan tentang
salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa,
tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah
kekuatan Allah” (1 Kor 1:18).
Dengan merenungkan jalan Salib Tuhan Yesus Kristus, kita
berharap dapat menimba dari SalibNya, kekuatan untuk
mengarungi kehidupan yang semakin tidak mudah dan
menantang kita untuk semakin sempurna dalam mengikutiNya.
Dan semoga berkat kasih dan karunia Allah melalui salib Yesus
kita semakin lebih mengenal, terpikat dan mencintai perjuangan,
pengorbanan, dan cinta kasih Yesus sendiri dalam menghayati
pertobatan kita pada masa prapaskah dan paskah tahun ini
dengan mewujudkan KEADILAN EKOLOGIS BAGI SELURUH
CIPTAAN.

Doa Pembuka

P: Marilah berdoa...(..Hening..)
Allah Bapa sumber kebaikan sejati, syukur kami hunjukkan
kehadiratMu atas kelimpahan kasih yang Engkau berikan kepada
umatMu yang berkumpul di tempat ini untuk merenungkan jalan
salib Putera-Mu dan juga jalan salib kami sendiri.
Semoga Roh Kudus-Mu yang tercurah di dalam hati kami,
membuat kami semakin menyadari betapa dalam, indah, agung
dan besarnya cinta-Mu kepada kami dan betapa lemah dan
rapuhnya kami tanpa kekuatan-Mu sendiri.
Ya Allah, dengan ibadat jalan salib ini cairkanlah hati kami yang
beku karena kesombongan dan keserakahan yang kerap kami

2
lakukan. Bukalah pula hati kami akan uluran kasih-Mu sendiri
yang tidak pernah pudar atau lenyap meski waktu terus berganti.
Dengan demikian hati kami menjadi semakin terbuka dan
mampu menangkap makna pengorbanan-Mu di dalam hidup
kami.

Bapa, Semoga dengan jalan salib ini kami tergerak bukan hanya
untuk berdamai secara batiniah dengan Bapa sendiri tetapi juga
dengan seluruh karya ciptaan-Mu yang baik adanya. Demi Yesus
Kristus PuteraMu, Tuhan dan Pengantara kami, yang hidup dan
berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, kini dan sepanjang
masa.
U: Amin.

3
P : Kami Menyembah Dikau ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu,

U : Sebab dengan salib suci-Mu Engkau telah menebus dunia.

P: Yesus tidak bersalah sama sekali, tetapi dengan penuh kerelaan


Yesus menerima hukuman yang diberikan Pilatus kepadaNya.
Tanpa seorang pembela pun yang menemaninya Yesus tetap
tenang, tabah, dan kuat menghadapinya meskipun sendirian.
Padahal jika Yesus mau, dengan kuasa yang dimilikiNya Ia tentu
4
dapat membebaskan diriNya. Walau begitu Yesus hanya diam,
tetapi bukan berarti kalah atau salah sehingga tidak perlu
membela diri. Maka benarlah sabda Tuhan bahwa apa yang
dipikirkan manusia berbeda dengan apa yang dipikirkan Allah dan
apa yang kelihatan mustahil bagi manusia, tetap mungkin bagi
Allah. Hanya karena melaksanakan kehendak Bapa dan cintaNya
pada manusia semua itu diterima oleh Yesus dengan penuh
kerendahan hati.
Diam Yesus tentu berbeda dengan kita. Kalau kita diam,
biasanya karena kita malu dan takut bersuara atau tidak peduli
lagi dengan yang lain, terutama dengan alam yang pada dasarnya
indah tetapi lebih sering kita menghancurkannya dan
merusaknya.

Bagaimana dengan hidup kita, apakah kita hanya tinggal diam


ketika seluruh alam semesta yang juga dicintai Tuhan dibiarkan
hancur begitu saja? Bukankah kita akan seperti Pontius Pilatus
yang diam saja meskipun ia tahu bahwa Yesus tidak bersalah dan
takut bila kekuasaannya dirongrong dan tidak dihargai lagi?

———Hening————

U : Allah Bapa kami sumber kebijaksanaan sejati, Engkau pernah


memberikan rahmat kebijaksanaanMu kepada hamba-Mu Salomo
untuk mengambil keputusan dalam kepemimpinannya. Maka
dengan penuh kerendahan hati kami mohon, anugerahkan pula
kebijaksanaan bagi para pemimpin dan penentu kebijakan negara
kami agar lebih berpihak pada yang benar dan selalu
memperjuangkan nilai-nilai yang lebih berpihak kepada keutuhan
ciptaan. Jauhkanlah pula ya Tuhan; hati, budi dan pikiran mereka
dari hal-hal yang cenderung mementingkan diri sendiri atau demi
kepentingan segilintir orang saja. Demi Yesus Kristus PuteraMu,
Tuhan dan Pengantara kami kini dan sepanjang masa. Amin.
P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami.
U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa ini.

Anak domba tak bersalah


ajar kamipun berpasrah
taat pada Bapa-Mu

5
P : Kami Menyembah Dikau ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu,

U: Sebab dengan salib suci-Mu Engkau telah menebus dunia.

P: Yesus memang tidak bersalah tetapi Ia dengan sepenuh hati


menerima konsekuensi dari cintaNya terutama salib yang harus
dipikulnya. Hal ini ditunjukkan dengan kata-kataNya sendiri
”Terjadilah kehendakMu ya Bapa, bukan kehendak-ku”.
Ternyata tidak sampai disitu saja. Yesus pun rela diolok-olok
dengan iringan hinaan dan ejekan yang tiada habis-habisnya

6
bahkan sampai harus diludahi dan didera. Betapa berat salib
yang harus dipanggul Yesus.
Bagaimana dengan salib kita yang harus kita panggul? Kita sering
merasa sangat sulit menerima salib, bahkan tidak jarang pula kita
memandang salib kita terlalu berat daripada salib orang lain.
Dalam hidup keseharian kita, kita dituntut untuk bertanggung
jawab terhadap apa yang dipercayakan Tuhan kepada kita
terutama tanggung jawab untuk menjaga keutuhan ciptaan. Kita
lebih suka mencari kesenangan dan keuntungan bagi diri sendiri,
tanpa mau bersusah payah untuk memelihara alam yang Ia
berikan. Dengan kata lain lebih suka merusak daripada
memeliharanya.

———Hening————
U: Ya Bapa, seringkali kami mudah jatuh dalam sikap yang hanya
mengutamakan kepentingan dan ambisi kami sendiri tanpa
memperhatikan sesama kami dan juga seluruh alam semesta
yang Kau berikan kepada kami. Oleh tangan kami, hutan-hutan
yang dulunya menjadi tempat hidupnya aneka flora dan fauna
kini telah rusak; hutan-hutan menjadi gundul. Dan akibatnya,
banjir pun tidak dapat dielakkan karena hutan yang dapat
dijadikan sebagai sarana untuk menahan air tidak ada lagi.
Bukalah hati kami ya Tuhan, agar kami mampu untuk tergerak
dan memperbaharui tindakan kami, dengan mengubah sikap
kami yang lebih suka merusak itu menjadi lebih
bertanggungjawab untuk memelihara semua yang Engkau
berikan. Demi Yesus Kristus Tuhan dan pengantara kami, kini
dan sepanjang masa. Amin

P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami.


U: Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa ini.

Kayu salib Dia panggul


Mari kitapun memikul
salib kita di dunia

7
P : Kami Menyembah Dikau ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu,
U: Sebab dengan salib suci-Mu Engkau telah menebus dunia .

P: Yesus memang harus memanggul salibnya menuju puncak


gunung Golgota. Semakin naik-semakin berat beban yang harus
dipanggulnya. Tubuh Yesus basah oleh keringat dan tubuhnya
menjadi lemah karena beban yang ada dipundaknya. Yesus
akhirnya jatuh tersungkur di bawah salib. Apakah Yesus
mengeluh, meratap dan menyesali atas apa yang terjadi dengan
8
diriNya? Tidak. Buktinya ia tetap bangkit berdiri dan melanjutkan
perjalanan sengsara-Nya. Salib bagi Yesus memang merusak dan
melemahkan fisiknya, tetapi tidak menyempitkan atau
mengecilkan perjuanganNya. Semua-Nya karena Yesus sangat
mencintai kita yang berdosa dan yang kadang lebih suka memilih
jalan yang berkebalikan dari yang dikehendakiNya, supaya tidak
binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.
Fenomena pembangunan perumahan dan Gedung
dimana-mana. Lahan yang tadinya subur dan bisa ditanami
tanaman yang berfaedah telah banyak berubah bentuk menjadi
area bangunan-bangunan. Namun tidak jarang pembangunan itu
tidak memperhatikan ekologi dan dampak yang lebih luas
sehingga menyebabkan panas yang menyengat. Disatu sisi
kadang kita hanya mengeluh dan mengeluh karena situasi yang
memprihatinkan itu dan kadang tidak berdaya untuk berbuat
sesuatu.

Kita diajak oleh Tuhan Yesus untuk tidak lagi mengeluh atau
hanya meratap, tetapi menjadi pelopor kebaikan dan menjadi
seberkas cahaya yang membuka mata setiap orang untuk
memperjuangkan kebaikan bagi semua ciptaan. Sadarkah kita
bahwa yang dibutuhkan oleh Yesus bukan hanya keluhan tetapi
keberanian untuk bangkit, bangkit, dan bangkit?
———Hening————
U: Tuhan Yesus Kristus, begitu mudahnya kami menyesal,
mengeluh dan meratapi oleh karena perbuatan yang telah kami
perbuat. Namun lewat jalan salib-Mu Engkau mengajarkan kami
untuk bangkit dan bangkit. Maka jangan biarkan hati kami tetap
tertutup terhadap perubahan sikap dan pikiran kami yang tidak
pernah memikirkan dampak yang timbul dari apa yang kami
lakukan. Sebab Engkaulah Tuhan dan penyelamat kami, kini
dan sepanjang masa. Amin.

P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami.


U: Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa ini.

Tuhan Yesus, tolong kami


Bila kami jatuh lagi
kar’na salib yang berat

9
P : Kami Menyembah Dikau ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu,
U: Sebab dengan salib suci-Mu Engkau telah menebus dunia.

P: Bukan para murid atau orang-orang yang dekat yang menemani


Yesus dalam sengsara salib yang harus dideritaNya. Melainkan
Bunda Maria-lah yang menemani dan mendampingi Yesus
dengan penuh setia dalam penderitaan memanggul salib menuju
Golgota. Yang dipanggul Yesus tidak hanya dosa-dosa kita, tetapi
juga termasuk kelestarian alam yang diciptakan pada awal mula
baik adanya, kini menjadi rusak
10
Kerusakan alam yang terjadi secara besar-besaran dan tidak
terkendali akibat penambang pasir, penambangan batu dibukit-
bukit, penambangan batu bara, dan penambangan emas di
sekitar sunga. Semua kerusakan itu karena penambangan yang
secara membabi buta tanpa melihat bahwa tindakan itu
mengancam kelestarian alam dan kehidupan masyarakat.
Dimanakah hati kita diletakkan? Beranikah kita seperti Bunda
Maria? kendati dalam penderitaannya dan kesedihannya tetap
memberikan setitik pengharapan dan penghiburan kepada Yesus
untuk bertahan dalam deritaNya? Sadarkah kita bahwa setiap
tetes kebaikan dan kecintaan kita pada seluruh alam ciptaanNya
juga menjadi penghiburan dan sukacita bagi hati Yesus yang
menderita karena dosa kita seperti ketika Ia bertemu dengan
ibunya? Setetes kasih dari Kerahiman Ilahi, adalah samudera
kasih manusia. Ia menghidupkan jiwa, membeningkan hati, dan
menyuburkan cinta pada sesama dan alam semesta.

———Hening————
U: Tuhan Yesus Kristus yang penuh kasih, berilah kekuatan dan
penghiburan kepada masyarakat yang menderita karena
kerusakan lingkungan sekitarnya yang diakibatkan oleh
penambangan illegal. Semoga dalam kesedihan dan derita yang
dialami mereka kami mulai membangun kesadaran untuk
bersikap adil pada bumi yang sedang menderita dan bersikap adil
pula pada sesama yang menderita. Berkenanlah mempersatukan
penderitaan mereka dengan salib-Mu sendiri yang harus Engkau
emban. Sebab Engkaulah pelita hidup kami, kini dan sepanjang
masa. Amin.

P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami.


U: Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa ini.

O Maria, bunda Kudus,


Yang setia ikut Yesus,
“kau teladan hidupku.

11
P : Kami Menyembah Dikau ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu,
U: Sebab dengan salib suci-Mu Engkau telah menebus dunia.

P: Tenaga Yesus sudah terkuras habis-habisan sehingga untuk


melangkahkan kaki saja sangat sulit, apalagi dipundaknya masih
ada beban salib. Untunglah disitu ada Simon dari Kirene yang
mungkin tidak mengenal Yesus tetapi dengan tulus dan ikhlas
mau membantu memikul salib Yesus.
Lalu dimanakah Simon Petrus yang pernah mengatakan
kepada Yesus “Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi
12
Engkau.” ketika ditanya “Simon, anak Yohanes, apakah engkau
mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?” Dimanakah murid-
murid Yesus yang selalu bersama dengan Yesus yang tentu saja
mengenal, memiliki kedekatan dan ikatan yang lebih mendalam
daripada Simon dari Kirene?
Ditengah tantangan zaman yang semakin lama semakin berat
dan diikuti dengan tuntutan ekonomi yang kian sulit, sangat
jarang kita temukan orang yang mau meluangkan sedikit
waktunya ditengah kesibukannya untuk memperhatikan yang
ada disekitarnya. Namun tidak jarang harus diakui ada juga yang
sungguh punya hati untuk memperhatikan lingkungan sekitarnya
dan bahkan sampai titik darah penghabisan
memperjuangkannya.

Ketika kita berani memulai untuk memberi perhatian kepada


seluruh alam ciptaan kita, sebenarnya kita ikut memanggul salib
Yesus. Mau dan beranikah kita juga memanggul salib kita
masing-masing meskipun mungkin kecil dan tidak dipandang
orang lain sebagai yang berarti?
———Hening————
U: Tuhan raja semesta alam, kami bersyukur kepadaMu karena
kehadiran simon-simon baru dalam hidup kami. Mereka adalah
orang-orang yang tanpa mau menerima imbalan sedikitpun
memberikan perhatian terhadap keutuhan ciptaanMu dengan
menjaga dan melestarikan pemberianMu. Berikanlah kekuatan
kepada para pemerhati lingkungan tersebut agar tidak pernah
menganggap perjuangannya sia-sia ketika tidak banyak orang
yang menanggapi dan bahkan tidak mau terlibat. Demikian juga
kami yang selama ini hanya diam saja dan lepas tanggung jawab,
semoga hati kami semakin terbuka dan api kasih yang menjadi
teladan para pemerhati lingkungan sungguh dapat kami teladani.
Sebab Engkaulah Tuhan dan pengantara kami, kini dan
sepanjang masa. Amin.

P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami.


U: Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa ini.

Apapun yang kaulakukan


bagi para penderita,
pada Tuhan berkenan.
13
P : Kami menyembah Dikau ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu.
U : Sebab dengan salib suci-Mu Engkau telah menebus dunia.

P : Wajah dan ketampanan Yesus memang sudah sirna. Tiada lagi


orang yang peduli dengan Yesus apalagi untuk memandangNya
dan meringankan bebanNya. Bahkan orang-orang pun merasa jijik
dekat dengan-Nya apalagi mau memberikan penghiburan. Namun
Yesus tetap kuat dan mengesampingkan segala derita yang tidak
hanya berupa fisik tetapi juga batin karena dikhianati dan
puncaknya ditinggalkan orang-orang yang dekat denganNya. Takut
14
dan tidak berdaya ternyata dikalahkan oleh cinta yang diberikan
Tuhan Yesus kepada umat-Nya.
Syukurlah ada Veronika yang mau mengusap wajah Yesus yang
berdarah, berkeringat, kotor dan berdebu. Apa yang dibuat
Veronika meskipun tidak seberapa tetapi memberikan kesegaran,
kesejukan pada wajah dan hati Yesus. Dalam hal ini Veronika
sungguh memberi teladan bagaimana ia mau melepaskan
egoismenya dan rasa takutnya demi membantu orang lain yang
membutuhkan.
Kata-kata saja tiadalah ada artinya daripada sebuah keteladanan
yang nyata dan konkret. Sadarkah kita bahwa tindakan kecil kita
untuk saudara kita yang lemah dan terutama untuk alam semesta
juga memberi kesejukan dan kesegaran bagi hati Yesus yang
sungguh menderita untuk kita?
———Hening————

U : Tuhan Yesus Kristus, berbagai macam bencana telah melanda


negara ini; gempa bumi, tsunami, tanah longsor, likuifasi, banjir,
dan angin topan beliung. Semua bencana yang terjadi telah
meluluh lantahkan rumah, harapan dan segala milik mereka yang
terkena musibah. Semoga melalui teladan Veronika kami
dimampukan untuk dapat menjadi kain-kain yang menyejukkan
dan memberi kesegaran dengan berani berbuat sesuatu, meskipun
kecil, untuk meringankan beban mereka yang sedang menderita.
Dan bagi mereka yang terkena musibah semoga Engkau berkenan
memberikan kekuatan agar tegar dan tidak patah semangat dalam
menghadapi segala cobaan yang dideritanya. Sebab Engkaulah
Tuhan kami, kini dan sepanjang masa. Amin.

P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami.


U: Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa ini.

Bila kita meringankan


duka orang yang sengsara,
Tuhan Allah berkenan.

15
P : Kami menyembah Dikau ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu.
U : Sebab dengan salib suci-Mu Engkau telah menebus dunia.

P : Kendati sudah dibantu oleh Simon dari Kirene dan wajahnya sudah
dibersihkan dengan kain oleh Verónica tubuhnya tidak menjadi
segar. Salib yang menindih Yesus hampir tidak tertahankan lagi
dan Yesus jatuh untuk kedua kalinya. Ia tertindih salib, anyaman
duri di kepalaNya semakin dalam menancap, darah segar
bercucuran lagi, rasa nyeri, pedih, ngilu dan lemah terasa di
16
sekujur tubuhnya, namun Ia tidak mau terbelenggu oleh
perasaanNya, Ia segera bangkit dan meneruskan karya
PenebusanNya.
Usaha untuk mengembalikan alam semesta yang rusak memang
pekerjaan yang tidak mudah. Dengan suara lantang banyak orang
menyerukan untuk secara serentak dengan kebulatan tekad mau
mengembalikan semua yang telah rusak kembali ke tujuan dan
maksud seluruh alam diciptakan. Namun tidak bisa dipungkiri
bahwa kita mudah jatuh ke dalam kelemahan dan
ketidakberdayaan. Kita mudah menjadi putus asa sehingga melihat
usaha kita dengan sia-sia. Yesus telah mengajarkan kepada kita
untuk menghadapi kejatuhan tanpa sebuah keluhan tetapi terus
menerus memperbaharui tekad dan niat serta tetap setia pada
komitmen semula. Beranikah kita setia terhadap niat dan komitmen
kita seperti Yesus juga tetap setia pada misinya untuk menebus
dosa kita dan mengembalikan hubungan yang retak karena dosa
kita dengan Tuhan, sesama dan alam ciptaan?

——— Hening ————

U : Allah Bapa yang penuh kasih, tidak jarang kami membuat


kesalahan dan dosa yang sama. Kami tidak mau belajar dari apa
yang telah kami lakukan tetapi kami malah selalu mengulang apa
yang sebenarnya tidak baik. Bukalah hati dan budi kami agar kami
dapat melihat segala kekurangan dan belajar untuk tidak
mengulanginya lagi. Berilah kami keberanian untuk mengubah apa
yang dapat kami ubah dan menerima apa yang tidak dapat kami
ubah sehingga ketika mengalami kegagalan kami tidak mudah
putus asa tetapi tetap bersemangat dalam memperjuangkan apa
yang menjadi niat dan komitmen kami terlebih untuk menjaga
keutuhan ciptaan-Mu. Sebab Engkaulah Bapa dan Allah kami kini
dan sepanjang masa. Amin.
P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami.
U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa ini.

Bilamana kami goyah


dan tercampak kar’na salah,
ya Tuhan, tegakkanlah.

17
P : Kami menyembah Dikau ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu.
U : Sebab dengan salib suci-Mu Engkau telah menebus dunia.

P : Siapakah yang tidak getir, miris dan pilu melihat penderitaan orang
yang tidak bersalah tetapi harus menerima hukuman demi orang
lain. Demikianlah yang sungguh dirasakan oleh perempuan-
perempuan yang mengikuti Yesus sehingga tangisan pun tidak bisa
tertahankan lagi keluar dari matanya. Namun mengapa Yesus
justru mengatakan kepada mereka, ”Hai puteri-puteri Yerusalem,

18
janganlah kamu menangisi Aku, melainkan tangisilah dirimu sendiri
dan anak-anakmu!”
Banyak orang mengatakan negara kita ini kaya akan alam yang
indah dan menawan. Namun disisi lain harus diakui banyak sekali
kerusakan alam yang disebabkan oleh keegoisan manusia-manusia
yang menempatinya sehingga banyak bencana yang tidak dapat
dihindari lagi. Situasi seperti ini tentu menimbulkan berbagai
macam keluhan, kegelisahan, kecemasan, keprihatinan dan
menimbulkan rasa kasihan. Yesus memberi teladan bahwa
menangisi keadaan tidak akan menyelesaikan masalah. Tetapi
Yesus mengajak untuk selalu berpengharapan dan berani menjadi
sumber penghiburan ketika dunia dilanda kecemasan dan
kegelisahan yang tiada ujung penyelesaiannya. Dari pada
mengutuki kegelapan, lebih baiklah kalau menyalakan lilin.

——— Hening ————

U : Tuhan Yesus Kristus, kami sadar bahwa kami kadang sering jatuh
dengan yang namanya kasihan kepada mereka yang menderita.
Tetapi tanpa sadar kami pun sering bersikap egois dan tidak ikut
ambil bagian dalam penderitaan sesama. Ketika sesama kami
membutuhkan air, khususnya di daerah-daerah yang setiap musim
kemarau dilanda kekeringan, kami malah sering memboroskan air
untuk kebutuhan yang kadang tidak perlu. Ampunilah kami ya
Tuhan dan gerakkanlah hati kami agar tidak hanya jatuh pada rasa
kasihan saja tetapi juga mau solider dengan mereka yang
berkekurangan. Sebab Engkaulah sumber kebaikan sejati, kini dan
sepanjang masa. Amin.
P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami.
U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa ini.

Dalam tobat yang sejati,


kini akan kuratapi
dosa dan pelanggaran

19
P : Kami menyembah Dikau ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu.

U : Sebab dengan salib suci-Mu Engkau telah menebus dunia.

P : Sisa – sisa tenaga Yesus tidak kuat lagi menyangga beban salib
yang berat itu. Ia jatuh lagi, badanNya hancur dengan banyak luka
menganga, darah segar bercucuran di sekujur tubuhNya
bercampur peluh, tetapi untuk ketiga kalinya Ia bangkit. Sungguh
perjuangan yang sangat berat demi ketaatanNya kepada Bapa dan
demi cintaNya kepada umat manusia. Terpenuhilah Nas para Nabi
20
yang mengatakan : “Ia tidak lagi berupa manusia memandangNya,
Ia terima segalanya dengan sabar, bagai anak domba di bawa ke
tempat pembantaian”.
Mendengar kata banjir pikiran kita selalu tertuju dan sering
mengidentikkannya dengan daerah-daerah yang kerap terkena
banjir. Hampir setiap tahun banjir selalu menjadi masalah yang
kerap menimbulkan aneka macam kegelisahan, keprihatinan dan
kesedihan yang mendalam. Tidak terbayangkan pula berapa
banyak kerugian yang kerap dihadapi terlebih mereka yang kecil,
lemah, miskin dan juga tersingkir.

Sebagai manusia biasa kita kadang ingin selalu hidup


berkecukupan dan terpenuhi segala kebutuhan hidup kita. Hanya
saja cara kita kadang yang keliru karena berusaha memperolehnya
dengan mengeruk kekayaan alam sebanyak-banyaknya tetapi tidak
memikirkan dampak ulah kita dikemudian hari.

——— Hening ———

U : Tuhan Yesus Kristus, kami percaya bahwa Engkau tidak akan


memberi cobaan melebih dari kemampuan kami. Bantulah kami
ya Tuhan agar saudara-saudara kami yang terkena banjir juga
tetap memiliki iman, harapan dan kasih dalam menghadapi semua
penderitaan dan tidak tenggelam dalam keputusasaan. Semoga
berkat teladan-Mu yang mau bangkit meski harus jatuh beberapa
kali, kami selalu disemangati dengan semangat yang Kau miliki
ketika harus menanggung beban salib karena dosa kami. Sebab
Engkaulah Tuhan dan pengantara kami, kini dan sepanjang masa.
Amin.
P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami.
U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa ini.

Bila hatiku gelisah


kar’na dosa dan derita
tangan-Mu ulurkanlah.

21
P : Kami menyembah Dikau ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu.
U : Sebab dengan salib suci-Mu Engkau telah menebus dunia.

P : Pakaian Yesus ditanggalkan dengan paksa sesampainya Yesus di Bukit


Golgota. Dalam tradisi Yahudi, pakaian menyimbolkan jati diri. Dengan
ditanggalkan pakaiannya berarti orang tersebut direndahkan dirinya,
yang berarti dipermalukan, dihina dan dilecehkan. Namun Yesus
menerima itu semua dengan tanpa perlawanan dan suka rela. Bahkan
ketika pakaiannya dibagi-bagikan kepada para serdadupun tiada

22
dendam dihati Yesus. Bagi Yesus pakaian yang melekat pada tubuhnya
tidaklah penting dan bermakna lebih daripada cintaNya. Yesus
memang diperlakukan tidak selayaknya sebagai manusia, tetapi
semuanya itu tidak melukai hatiNya yang Kudus yang diberikannya
kepada orang yang dicintainya dengan sepenuh hati, total dan tanpa
syarat. Cinta Yesus terwujud kongkret dengan pemberian diriNya.
Dalam hidup harian kita, kita kerap kali takut dan malu mengakui
bahwa tindakan kita kadang tidak manusiawi baik terhadap sesama
dan juga seluruh ciptaan Tuhan yang lain. Kita sering mengagungkan
diri sebagai manusia yang memiliki martabat lebih dari ciptaan lain
tetapi kita sering memperlakukan alam dengan semaunya.
Perasaan kita tumpul seperti orang Yahudi yang mengagungkan
diri sebagai yang benar dan orang lain salah sehingga perlu
dihukum seberat-beratnya. Beranikah kita meninggalkan keegosian
kita dan melepaskan semua itu dengan berani menjadi agent
pembaharu terlebih sebagai teladan bagi orang lain?

———Hening————

U : Tuhan Yesus Kristus, sungguh kami malu akan perlakuan kami


terhadap-Mu dan juga terhadap lingkungan sekitar kami. Dengan
seenaknya kami membuang sampah sembarangan tanpa
membedakan sampah mana yang bisa didaur ulang dan tidak.
Sampah-sampah menumpuk dimana-mana tanpa pengelolaan
yang baik sehingga lingkungan kami yang dulunya nyaman untuk
ditempati dan indah menjadi rusak karena perbuatan kami dan
ketidak pekaan kami. Ampunilah kami ya Tuhan karena meski rela
direndahkan dengan ditanggalkan pakaianMu namun kami yang
Kau tinggikan tidak peduli dengan lingkungan kami. Engkaulah
Tuhan yang maharahim dan pengampun yang hidup dan berkuasa
kini, dan sepanjang masa. Amin.

P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami.


U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa ini.

Pakaian-Mu dibagikan,
martabat-Mu direndahkan;
Kautinggikan harkatku.

23
P : Kami menyembah Dikau ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu.
U : Sebab dengan salib suci-Mu Engkau telah menebus dunia.

P : Penderitaan Yesus kian memuncak, tanpa rasa iba dan kasihan


para serdadu memaku tangan dan kakiNya pada palang
penghinaan. Setiap palu diayunkan menempa paku, darah segar
bercucuran dari nadi – nadi-Nya. Alangkah sedih dan pedihnya,
bukan hanya karena penderitaan itu melainkan juga karena ditoreh
oleh bangsaNya sendiri. Sadarkah kita bahwa perbuatan kita yang
mau menghargai dan memelihara alam dapat meringankan luka-
24
luka salib yang diderita Yesus? Sebaliknya perbuatan kita yang
merusak alam justru semakin menambah paku-paku yang pedih
pada luka-luka Yesus ditanganNya saat di salib? Sungguh dengan
salib Yesus, manusia lama kita telah turut disalibkan bersama
Yesus supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita
menghambakan diri lagi kepada dosa.
Setiap cinta yang tumbuh untuk melestarikan seluruh ciptaan dan
mempergunakan teknologi dengan bijaksana berarti kita ambil
bagian dalam karya penyelamatan Allah dan meringankan beban
derita atas paku-paku yang menancap pada tangan Yesus.

——— Hening ————

U : Ya Yesus, betapa kecil diri kami. Begitu picik hati dan pikiran kami.
KasihMu yang Kau curahkan dalam hati kami justru kami balas
dengan menambah paku-paku ditanganMu. Kami tahu tetapi tetap
tidak peduli pada ajakan-Mu untuk mencintai sesama dan alam ini
yang juga ingin Engkau selamatkan. Kami lebih suka menggunakan
AC, kulkas dll secara berlebihan yang ternyata telah merusak
lapisan atmosfir sehingga dunia menjadi panas dan musim menjadi
tidak teratur tanpa diimbangi dengan pencegahannya. Aneka
tumbuhan yang seharusnya dapat menyerap gas yang dikeluarkan
oleh benda-benda itu telah kami tebangi sehingga dampaknya
sungguh merusak tatanan kehidupan yang sudah Engkau susun
dengan cermat dan penuh perhitungan. Engkaulah Tuhan kami,
kini dan sepanjang masa. Amin.

P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami.


U: Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa ini.

Dari salib Kau melihat


tak terbilang yang menghojat,
berapakah yang taat.

25
P : Kami menyembah Dikau ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu.
U : Sebab dengan salib suci-Mu Engkau telah menebus dunia.

P : Kira-kira pukul dua belas, kegelapan menyelimuti seluruh daerah


itu. Selama tiga jam, Yesus bergulat dengan maut. Tenaga Yesus
telah habis. Darah dan air mengucur dari luka-luka di kepala,
punggung, kaki dan sekujur tubuh-Nya. Dengan suara nyaring Ia
berseru, ”Eloi, Eloi, lamma sabachtani?”, ”Allah-Ku, ya Allah-Ku,
mengapa Engkau meninggalkan Aku?” Kehendak Bapa untuk
menyelamatkan dunia membangkitkan penyerahan Diri-Nya secara
total kepada Bapa. Ia memberikan diri-Nya untuk menyelamatkan
26
kita yang penuh dosa dan menebus alam semesta yang rusak ini
dalam penyerahan diri-Nya: ”Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu
Kuserahkan nyawa-Ku”. Sesudah berkata demikian Yesus wafat.
(..Hening..Merenungkan wafat Yesus)

P : Untuk membela kebenaran dan memperjuangkan apa yang baik


kita harus berani memanggul salib dan juga siap berkorban seperti
Yesus. Untuk itu membutuhkan sebuah sikap yang total dan berani
meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran yang kita miliki.
Demi kebaikan anak-cucu yang akan menghuni dunia ini dan
mengembalikan seluruh ciptaan yang semakin lama semakin
terlupakan dan terkesampingkan dibutuhkan kerelaan untuk
berkorban, yakni dengan berani mengorbankan dan mematikan
sikap-sikap yang cenderung membuat keberadaan seluruh alam
terancam. Untuk itu dalam lingkup kecil seperti keluarga, dapat
menjadi tempat yang pertama mewariskan benih-benih yang baik
bagi anak-anak. Namun kerjasama antar anggota keluarga sangat
penting. Tanpa itu semua usaha akan sia-sia dan tanpa arti karena
yang terjadi bisa jadi hanya saling menunggu dan bahkan saling
menyalahkan.
——— Hening ————
U : Tuhan Yesus, Engkau telah mempersembahkan kurban yang sejati
dan tak tergantikan oleh kurban manapun juga. Ampunilah kami
karena kami lebih mementingkan kepentingan kami sendiri tanpa
pernah memikirkan nasib anak-anak kami dikemudian hari. Karena
kerakusan dan ketamakan, kami telah mengambil dan mengeruk
sumber daya alam secara besar-besaran tanpa diikuti pengolahan
dan pemeliharaan lagi. Tuhan jangan biarkan kami hanyut dan
semakin terperosok lebih dalam lagi tetapi semoga semangat api
cintaMu dan pengorbananMu pun selalu tinggal dalam hati kami.
Sebab Engkaulah sumber kehidupan kami, kini dan sepanjang
masa. Amin.
P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami.
U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa ini.

Biji mati menghasilkan


buah yang berkelimpahan;
wafat-Mu menghidupkan.

27
P : Kami menyembah Dikau ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu.
U : Sebab dengan salib suci-Mu Engkau telah menebus dunia.

P: Sebelum Yesus diturunkan dari Salib oleh Yusuf dari Arimatea,


lambung Yesus ditikam dengan tombak, dan segera keluarlah
darah dan air menyirami bumi yang kering akan kasih akibat dosa
manusia. Sebagai ibu, Maria sungguh merasakan penderitaan yang
memilukan ini. Namun dalam ketidak berdayaanNya, Iman Maria
berbicara lewat kata-kata yang keluar dari mulutnya, ”Aku ini
hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanMu”. Tidak
hanya itu saja, tindakannya untuk setia menemani Yesus dalam
28
deritaNya dan menerima Yesus yang sudah wafat ke dalam
pangkuannya dengan penuh keibuan menunjukkan bahwa Bunda
Maria benar-benar menyerahkan seluruh hidupnya bagi Allah dan
menjadi teladan umat beriman. Ia setia dalam setiap perkara
bahkan sampai tuntas seluruh pengorbanannya.

Wafat Yesus di kayu salib diperuntukkan untuk kebahagian dan


keselamatan kita umatnya. Demikian juga semua yang ada di bumi
ini diberikan Tuhan demi kebahagiaan dan kesejahteraan manusia
pula. Udara segar yang dulu dapat kita nikmati bersama dan sangat
sehat untuk pernafasan, sekarang sudah tercemar dan tidak jarang
juga mengganggu kesehatan. Semua itu disebabkan oleh asap
kendaraan bermotor, mobil dan pengolahan pabrik yang tidak lagi
ramah lingkungan. Situasi ini diperparah dengan tidak adanya
penyerapan udara karena yang menjadi filter udara semakin
berkurang. Sebagai manusia yang bermartabat tentu saja kita tidak
rela yang baik itu menjadi tidak baik. Akan tetapi kadang kita tidak
dapat berbuat apa-apa, namun berkat keteladan iman Bunda Maria
yang akhirnya tetap menaruh kepercayaan kepada Allah menjadi
bekal bagi kita untuk berani menghadapi setiap persoalan yang
melanda hidup kita dan tentu saja memotivasi kita untuk
membaharuinya.

——— Hening ————


U : Ya Tuhan, bantulah kami dan anugerahkanlah di dalam hati kami
semangat untuk tidak berpangku tangan ketika melihat dan
merasakan udara yang mulai tercemar ini terus berlanjut. Namun
kami juga sadar bahwa tidak mudah mengubah suatu kebiasaan
yang buruk menjadi baik, namun bersama dengan Bunda Maria
kami juga ingin menyerahkan dan mempercayakan segala niat baik
kami dan juga usaha kami kepada Bapa. Sebab Engkaulah Tuhan
dan penyelamat kami tempat kami bernaung kini dan sepanjang
masa. Amin.

P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami.


U: Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa ini.

Salib tanda kehinaan


jadi lambang kemenangan
kar’na Tuhan t’lah menang.

29
P : Kami menyembah Dikau ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu.
U : Sebab dengan salib suci-Mu Engkau telah menebus dunia.

P : Yesus telah wafat di kayu salib. TubuhNya memang telah mati dan
dikafani dengan kain lenan. Namun Jiwa-Nya dan Roh-Nya tidak
mati hanya karena kematian yang lebih bersifat duniawi. Demikian
pula jasad-Nya telah dikubur dalam sebuah makam baru yang di
dalamnya belum pernah dimakamkan seseorang, akan tetapi
seluruh hidup dan karyaNya selalu tinggal di dalam hati setiap
orang beriman dan tumbuh berkembang. ”Sesungguhnya jikalau

30
biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji
saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah”.
Yesus berani meninggalkan segala rasa perasaan-Nya. Bahkan
dengan dimakamkan, Yesus mengalami kegelapan dan kematian
bersama dengan manusia berdosa. Itulah tindakan Yesus yang
sehati seperasaan dan senasib sepenanggungan dengan umat
manusia.
Dalam usaha mengembalikan keutuhan ciptaan yang lama-
kelamaan dikesampingkan, keluarga mempunyai andil yang besar.
Semangat untuk memperbaharui sikap dan kecenderungan-
kecenderungan negatif dapat dimulai dalam keluarga baik orang
tua, dan anak saling bahu membahu. Kerjasama dan keterlibatan
diantara mereka tentu tidak kecil dampaknya bagi yang lain dan
menjadi kabar suka cita ketika ketakutan-ketakutan akan nasib
anak-cucu di masa yang akan datang semakin tidak menentu.

——— Hening ————


U : Ya Yesus, Engkau telah melaksanakan kehendak Bapa dengan
sangat sempurna, Engkau telah mengurbankan diri Mu, demi
menyelamatkan umat Manusia. Engkau telah wafat dengan cara
yang sangat hina demi menyucikan umat manusia dan
membebaskan dari belenggu dosa. Engkau telah mengubah salib
dari lambang kehinaan menjadi lambang kemenangan. Dan
dengan kemenangan inilah Engkau mengangkat harkat derajat
manusia menjadi manusia baru, mendamaikan hubungan kembali
dengan Allah Bapa. Ajarilah dan curahkanlah Roh Mu sendiri ya
Tuhan agar dalam kehidupan berkeluarga pun kami juga dapat
melaksanakan tugas yang Engkau berikan kepada kami untuk
mengembalikan dan menanamkan nilai-nilai yang lebih
berwawasan cinta lingkungan diantara anggota keluarga
baik ayah, ibu dan anak. Sebab Engkaulah teladan hidup kami, kini
dan sepanjang masa. Amin.

P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami.


U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa ini.

Tuhan Yesus dimakamkan,


masuk alam kematian,
sampai bangkit mulia.
Penutup
31
P : Saudara-saudari yang terkasih, Yesus tidak menganggap
kesetaraan dengan Allah sebagai milik yang harus dipertahankan
sebaliknya Ia mengosongkan diri-Nya dan menjadi sama dengan
kita. Ia rela untuk direndahkan dan dikesampingkan agar kita yang
kecil, lemah dan berdosa ini memperoleh keselamatan yang kekal.
Melalui jalan salib yang kita lalui, kita semua diajak pada saat ini
juga belajar untuk memanggul salib kita yang mungkin tidak
sebanding dengan apa yang dialami oleh Yesus.
Salib kecil kita adalah bersikap solider dengan sesama kita yang
membutuhkan yaitu mereka yang kecil, lemah, miskin, dan
tersingkir seperti yang diperjuangkan Yesus ketika harus menjalani
penderitaanNya di salib. Namun begitu tugas kita juga tidak bisa
dibatasi pada itu saja. Kita juga mempunyai tugas untuk
memperhatikan seluruh alam semesta yang indah yang mungkin
kurang kita perhatikan dan mungkin bahkan terlupakan yaitu
dengan memelihara dan melestarikan seluruh alam yang kadang
kita perlakukan dengan seenaknya sehingga cenderung merusak
dan menghancurkan. Bersama keluarga, komuniatas dan
masyarakat sekitar, kita diajak berani mewujudkan gerakan-
gerakan kecil dalam mencinta lingkungan dengan menanam
pohon, mengurangi sampah, dan membersihkan lingkungan kita.
Dengan demikian kita pun sungguh dapat meneladan dan terlibat
secara kongkret dalam perjuangan Yesus yang mencintai kita.
U : Tuhan Yesus Kristus, kami bersyukur kepada-Mu karena boleh
mengenangkan dan meneladan karya agung-Mu lewat
penderitaan-Mu di Salib demi kami. Berkat pengurbanan hidupMu,
Kau satukan kembali hubungan kami yang retak dan berdamai
dengan Allah, sesama dan terlebih juga dengan alam ciptaan-Mu
yang juga Engkau cintai. Semoga dengan jalan salib ini kami
semakin menyadari pula bahwa Salib yang Engkau panggul
diperuntukkan kepada kami dengan cuma-cuma dan menjadi tugas
kami untuk memanggul salib kami untuk terlibat aktif dalam
menjaga dan mengembalikan apa yang baik dari pemberian-Mu
dengan senang hati. Namun kami sadar bahwa hanya dengan
bantuan rahmatMu dan Roh kudus-Mu kami mampu memberikan
yang terbaik bagi sesama kami dan lingkungan sekitar kami. Sebab
Engkaulah Tuhan dan pengantara kami kini dan sepanjang masa.
Amin.

32
DOA SEPANJANG TAHUN 2023

Allah Pencipta semesta Alam, Mahapengasih dan


Maharahim. Karena kasih dan kesetiaan-Mu yang begitu
besar akan manusia dan makluk ciptaan lain. Maka sampai
saat ini, Engkau masih melimpahkan berkat dan
perlindungan kepada kami umat manusia.

Engkau telah menciptakan pulau kami dengan berbagai


aneka ragam, seperti: hutan, air, tanah, bukit, lembah dan
umat manusia. Kami mohon kiranya Engkau tetap
menjaga keharmonisan, sehingga pulau kami tetap lestari.

Allah yang mahabaik, kami bersyukur karena kasih-Mu.


Engkau mengutus Putera-Mu ke dunia untuk
menyelamatkan kami dan mempersatukan kami dalam
persaudaraan sebagai sesama.

Kami bersyukur kepada-Mu terutama karena Yesus


Putera-Mu telah memberi kami teladan kesetiaan dan
kerelaan berkurban dengan mempersembahkan diri-Nya
sampai wafat di kayu salib dan melalui Putera-Mu.

Bapa yang mahabaik , kami mohon karunialah Roh


Kebijaksanaan, Roh Ketekunan dan Roh Persaudaraan
serta berilah kami hati yang selalu terbuka kepada sesama
kami sesuai ajaran cinta kasih-Mu.

Allah Bapa, kami berdoa bagi para pemimpin dan mereka


yang memegang kekuasaan dan pengambil kebijakan
dalam kehidupan ini, agar Roh Kudus-Mu menerangi
pikiran, akal budi, nurani dan jiwa mereka agar dapat
mengambil kebijakan yang adil dan benar serta berani
berkorban, bersolider dan berbagi dengan sesama.

33
Kami juga berdoa bagi para tenaga medis, pendidik,
birokrat, aparat penegak hukum, politisi dan mereka yang
terlibat dalam pelayanan publik, yang memberikan
pelayanan terbaik bagi siapapun yang membutuhkan.

Semoga semua orang semakin merasakan kebaikan dan


kasih-Mu dalam pelayanan yang dilakukan oleh mereka.
Bagi kami yang masih berjuang dalam peziarahan di dunia
ini ya Tuhan, berikanlah kami kekuatan dan teguhkanlah
iman kami agar kami semakin dapat berbuat kebaikan dan
kebajikan bagi sesame yang menderita dan membutuhkan.

Sembuhkan luka-luka jiwa dan batin kami dengan bilur-


bilur dan darah-Mu Agar kami samakin dimurnikan.
Sembuhkanlah sakit raga dan jiwa kami agar kami boleh
mewartakan kasih-Mu dalam hidup kami.
Pulihkan kehidupan kami dari segala keputusasaan,
ketidakberdayaan menjalani kehidupan
dengan segala persoalannya.

Ya Bapa berilah hati yang murni, pikiran yang jernih dan


kasih tulus Sehingga kami boleh menjadi saksi belas
kasih-Mu yang tak terbagi di tengah bangsa dan negara
kami dalam hidup bermasyarakat tanpa membedakan
siapapun sebagai makhluk ciptaan-Mu dan
semoga kami dapat meneladani serta setia kepada
Putera-Mu Sang Juru Selamat kami.

Ya Tuhan, Engkaulah kekuatan kami, bersama para


Kudus-Mu di surga kami lambungkan pujian dan syukur
kami, demi kemuliaan nama-Mu ya Bapa, demi Kristus
Tuhan dan Pengantara kami yang hidup dan berkuasa
sepanjang segala masa.
Amin.

34

Anda mungkin juga menyukai