Jalan Salib
Jalan Salib
1
1. Lagu Pembuka
2. Tanda Salib dan Salam
3. Pengantar dan Doa Pembukaan oleh Pemimpin
Doa Pembuka
P: Marilah berdoa...(..Hening..)
Allah Bapa sumber kebaikan sejati, syukur kami hunjukkan
kehadiratMu atas kelimpahan kasih yang Engkau berikan kepada
umatMu yang berkumpul di tempat ini untuk merenungkan jalan
salib Putera-Mu dan juga jalan salib kami sendiri.
Semoga Roh Kudus-Mu yang tercurah di dalam hati kami,
membuat kami semakin menyadari betapa dalam, indah, agung
dan besarnya cinta-Mu kepada kami dan betapa lemah dan
rapuhnya kami tanpa kekuatan-Mu sendiri.
Ya Allah, dengan ibadat jalan salib ini cairkanlah hati kami yang
beku karena kesombongan dan keserakahan yang kerap kami
2
lakukan. Bukalah pula hati kami akan uluran kasih-Mu sendiri
yang tidak pernah pudar atau lenyap meski waktu terus berganti.
Dengan demikian hati kami menjadi semakin terbuka dan
mampu menangkap makna pengorbanan-Mu di dalam hidup
kami.
Bapa, Semoga dengan jalan salib ini kami tergerak bukan hanya
untuk berdamai secara batiniah dengan Bapa sendiri tetapi juga
dengan seluruh karya ciptaan-Mu yang baik adanya. Demi Yesus
Kristus PuteraMu, Tuhan dan Pengantara kami, yang hidup dan
berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, kini dan sepanjang
masa.
U: Amin.
3
P : Kami Menyembah Dikau ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu,
———Hening————
5
P : Kami Menyembah Dikau ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu,
6
bahkan sampai harus diludahi dan didera. Betapa berat salib
yang harus dipanggul Yesus.
Bagaimana dengan salib kita yang harus kita panggul? Kita sering
merasa sangat sulit menerima salib, bahkan tidak jarang pula kita
memandang salib kita terlalu berat daripada salib orang lain.
Dalam hidup keseharian kita, kita dituntut untuk bertanggung
jawab terhadap apa yang dipercayakan Tuhan kepada kita
terutama tanggung jawab untuk menjaga keutuhan ciptaan. Kita
lebih suka mencari kesenangan dan keuntungan bagi diri sendiri,
tanpa mau bersusah payah untuk memelihara alam yang Ia
berikan. Dengan kata lain lebih suka merusak daripada
memeliharanya.
———Hening————
U: Ya Bapa, seringkali kami mudah jatuh dalam sikap yang hanya
mengutamakan kepentingan dan ambisi kami sendiri tanpa
memperhatikan sesama kami dan juga seluruh alam semesta
yang Kau berikan kepada kami. Oleh tangan kami, hutan-hutan
yang dulunya menjadi tempat hidupnya aneka flora dan fauna
kini telah rusak; hutan-hutan menjadi gundul. Dan akibatnya,
banjir pun tidak dapat dielakkan karena hutan yang dapat
dijadikan sebagai sarana untuk menahan air tidak ada lagi.
Bukalah hati kami ya Tuhan, agar kami mampu untuk tergerak
dan memperbaharui tindakan kami, dengan mengubah sikap
kami yang lebih suka merusak itu menjadi lebih
bertanggungjawab untuk memelihara semua yang Engkau
berikan. Demi Yesus Kristus Tuhan dan pengantara kami, kini
dan sepanjang masa. Amin
7
P : Kami Menyembah Dikau ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu,
U: Sebab dengan salib suci-Mu Engkau telah menebus dunia .
Kita diajak oleh Tuhan Yesus untuk tidak lagi mengeluh atau
hanya meratap, tetapi menjadi pelopor kebaikan dan menjadi
seberkas cahaya yang membuka mata setiap orang untuk
memperjuangkan kebaikan bagi semua ciptaan. Sadarkah kita
bahwa yang dibutuhkan oleh Yesus bukan hanya keluhan tetapi
keberanian untuk bangkit, bangkit, dan bangkit?
———Hening————
U: Tuhan Yesus Kristus, begitu mudahnya kami menyesal,
mengeluh dan meratapi oleh karena perbuatan yang telah kami
perbuat. Namun lewat jalan salib-Mu Engkau mengajarkan kami
untuk bangkit dan bangkit. Maka jangan biarkan hati kami tetap
tertutup terhadap perubahan sikap dan pikiran kami yang tidak
pernah memikirkan dampak yang timbul dari apa yang kami
lakukan. Sebab Engkaulah Tuhan dan penyelamat kami, kini
dan sepanjang masa. Amin.
9
P : Kami Menyembah Dikau ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu,
U: Sebab dengan salib suci-Mu Engkau telah menebus dunia.
———Hening————
U: Tuhan Yesus Kristus yang penuh kasih, berilah kekuatan dan
penghiburan kepada masyarakat yang menderita karena
kerusakan lingkungan sekitarnya yang diakibatkan oleh
penambangan illegal. Semoga dalam kesedihan dan derita yang
dialami mereka kami mulai membangun kesadaran untuk
bersikap adil pada bumi yang sedang menderita dan bersikap adil
pula pada sesama yang menderita. Berkenanlah mempersatukan
penderitaan mereka dengan salib-Mu sendiri yang harus Engkau
emban. Sebab Engkaulah pelita hidup kami, kini dan sepanjang
masa. Amin.
11
P : Kami Menyembah Dikau ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu,
U: Sebab dengan salib suci-Mu Engkau telah menebus dunia.
15
P : Kami menyembah Dikau ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu.
U : Sebab dengan salib suci-Mu Engkau telah menebus dunia.
P : Kendati sudah dibantu oleh Simon dari Kirene dan wajahnya sudah
dibersihkan dengan kain oleh Verónica tubuhnya tidak menjadi
segar. Salib yang menindih Yesus hampir tidak tertahankan lagi
dan Yesus jatuh untuk kedua kalinya. Ia tertindih salib, anyaman
duri di kepalaNya semakin dalam menancap, darah segar
bercucuran lagi, rasa nyeri, pedih, ngilu dan lemah terasa di
16
sekujur tubuhnya, namun Ia tidak mau terbelenggu oleh
perasaanNya, Ia segera bangkit dan meneruskan karya
PenebusanNya.
Usaha untuk mengembalikan alam semesta yang rusak memang
pekerjaan yang tidak mudah. Dengan suara lantang banyak orang
menyerukan untuk secara serentak dengan kebulatan tekad mau
mengembalikan semua yang telah rusak kembali ke tujuan dan
maksud seluruh alam diciptakan. Namun tidak bisa dipungkiri
bahwa kita mudah jatuh ke dalam kelemahan dan
ketidakberdayaan. Kita mudah menjadi putus asa sehingga melihat
usaha kita dengan sia-sia. Yesus telah mengajarkan kepada kita
untuk menghadapi kejatuhan tanpa sebuah keluhan tetapi terus
menerus memperbaharui tekad dan niat serta tetap setia pada
komitmen semula. Beranikah kita setia terhadap niat dan komitmen
kita seperti Yesus juga tetap setia pada misinya untuk menebus
dosa kita dan mengembalikan hubungan yang retak karena dosa
kita dengan Tuhan, sesama dan alam ciptaan?
17
P : Kami menyembah Dikau ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu.
U : Sebab dengan salib suci-Mu Engkau telah menebus dunia.
P : Siapakah yang tidak getir, miris dan pilu melihat penderitaan orang
yang tidak bersalah tetapi harus menerima hukuman demi orang
lain. Demikianlah yang sungguh dirasakan oleh perempuan-
perempuan yang mengikuti Yesus sehingga tangisan pun tidak bisa
tertahankan lagi keluar dari matanya. Namun mengapa Yesus
justru mengatakan kepada mereka, ”Hai puteri-puteri Yerusalem,
18
janganlah kamu menangisi Aku, melainkan tangisilah dirimu sendiri
dan anak-anakmu!”
Banyak orang mengatakan negara kita ini kaya akan alam yang
indah dan menawan. Namun disisi lain harus diakui banyak sekali
kerusakan alam yang disebabkan oleh keegoisan manusia-manusia
yang menempatinya sehingga banyak bencana yang tidak dapat
dihindari lagi. Situasi seperti ini tentu menimbulkan berbagai
macam keluhan, kegelisahan, kecemasan, keprihatinan dan
menimbulkan rasa kasihan. Yesus memberi teladan bahwa
menangisi keadaan tidak akan menyelesaikan masalah. Tetapi
Yesus mengajak untuk selalu berpengharapan dan berani menjadi
sumber penghiburan ketika dunia dilanda kecemasan dan
kegelisahan yang tiada ujung penyelesaiannya. Dari pada
mengutuki kegelapan, lebih baiklah kalau menyalakan lilin.
U : Tuhan Yesus Kristus, kami sadar bahwa kami kadang sering jatuh
dengan yang namanya kasihan kepada mereka yang menderita.
Tetapi tanpa sadar kami pun sering bersikap egois dan tidak ikut
ambil bagian dalam penderitaan sesama. Ketika sesama kami
membutuhkan air, khususnya di daerah-daerah yang setiap musim
kemarau dilanda kekeringan, kami malah sering memboroskan air
untuk kebutuhan yang kadang tidak perlu. Ampunilah kami ya
Tuhan dan gerakkanlah hati kami agar tidak hanya jatuh pada rasa
kasihan saja tetapi juga mau solider dengan mereka yang
berkekurangan. Sebab Engkaulah sumber kebaikan sejati, kini dan
sepanjang masa. Amin.
P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami.
U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa ini.
19
P : Kami menyembah Dikau ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu.
P : Sisa – sisa tenaga Yesus tidak kuat lagi menyangga beban salib
yang berat itu. Ia jatuh lagi, badanNya hancur dengan banyak luka
menganga, darah segar bercucuran di sekujur tubuhNya
bercampur peluh, tetapi untuk ketiga kalinya Ia bangkit. Sungguh
perjuangan yang sangat berat demi ketaatanNya kepada Bapa dan
demi cintaNya kepada umat manusia. Terpenuhilah Nas para Nabi
20
yang mengatakan : “Ia tidak lagi berupa manusia memandangNya,
Ia terima segalanya dengan sabar, bagai anak domba di bawa ke
tempat pembantaian”.
Mendengar kata banjir pikiran kita selalu tertuju dan sering
mengidentikkannya dengan daerah-daerah yang kerap terkena
banjir. Hampir setiap tahun banjir selalu menjadi masalah yang
kerap menimbulkan aneka macam kegelisahan, keprihatinan dan
kesedihan yang mendalam. Tidak terbayangkan pula berapa
banyak kerugian yang kerap dihadapi terlebih mereka yang kecil,
lemah, miskin dan juga tersingkir.
21
P : Kami menyembah Dikau ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu.
U : Sebab dengan salib suci-Mu Engkau telah menebus dunia.
22
dendam dihati Yesus. Bagi Yesus pakaian yang melekat pada tubuhnya
tidaklah penting dan bermakna lebih daripada cintaNya. Yesus
memang diperlakukan tidak selayaknya sebagai manusia, tetapi
semuanya itu tidak melukai hatiNya yang Kudus yang diberikannya
kepada orang yang dicintainya dengan sepenuh hati, total dan tanpa
syarat. Cinta Yesus terwujud kongkret dengan pemberian diriNya.
Dalam hidup harian kita, kita kerap kali takut dan malu mengakui
bahwa tindakan kita kadang tidak manusiawi baik terhadap sesama
dan juga seluruh ciptaan Tuhan yang lain. Kita sering mengagungkan
diri sebagai manusia yang memiliki martabat lebih dari ciptaan lain
tetapi kita sering memperlakukan alam dengan semaunya.
Perasaan kita tumpul seperti orang Yahudi yang mengagungkan
diri sebagai yang benar dan orang lain salah sehingga perlu
dihukum seberat-beratnya. Beranikah kita meninggalkan keegosian
kita dan melepaskan semua itu dengan berani menjadi agent
pembaharu terlebih sebagai teladan bagi orang lain?
———Hening————
Pakaian-Mu dibagikan,
martabat-Mu direndahkan;
Kautinggikan harkatku.
23
P : Kami menyembah Dikau ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu.
U : Sebab dengan salib suci-Mu Engkau telah menebus dunia.
U : Ya Yesus, betapa kecil diri kami. Begitu picik hati dan pikiran kami.
KasihMu yang Kau curahkan dalam hati kami justru kami balas
dengan menambah paku-paku ditanganMu. Kami tahu tetapi tetap
tidak peduli pada ajakan-Mu untuk mencintai sesama dan alam ini
yang juga ingin Engkau selamatkan. Kami lebih suka menggunakan
AC, kulkas dll secara berlebihan yang ternyata telah merusak
lapisan atmosfir sehingga dunia menjadi panas dan musim menjadi
tidak teratur tanpa diimbangi dengan pencegahannya. Aneka
tumbuhan yang seharusnya dapat menyerap gas yang dikeluarkan
oleh benda-benda itu telah kami tebangi sehingga dampaknya
sungguh merusak tatanan kehidupan yang sudah Engkau susun
dengan cermat dan penuh perhitungan. Engkaulah Tuhan kami,
kini dan sepanjang masa. Amin.
25
P : Kami menyembah Dikau ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu.
U : Sebab dengan salib suci-Mu Engkau telah menebus dunia.
27
P : Kami menyembah Dikau ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu.
U : Sebab dengan salib suci-Mu Engkau telah menebus dunia.
29
P : Kami menyembah Dikau ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu.
U : Sebab dengan salib suci-Mu Engkau telah menebus dunia.
P : Yesus telah wafat di kayu salib. TubuhNya memang telah mati dan
dikafani dengan kain lenan. Namun Jiwa-Nya dan Roh-Nya tidak
mati hanya karena kematian yang lebih bersifat duniawi. Demikian
pula jasad-Nya telah dikubur dalam sebuah makam baru yang di
dalamnya belum pernah dimakamkan seseorang, akan tetapi
seluruh hidup dan karyaNya selalu tinggal di dalam hati setiap
orang beriman dan tumbuh berkembang. ”Sesungguhnya jikalau
30
biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji
saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah”.
Yesus berani meninggalkan segala rasa perasaan-Nya. Bahkan
dengan dimakamkan, Yesus mengalami kegelapan dan kematian
bersama dengan manusia berdosa. Itulah tindakan Yesus yang
sehati seperasaan dan senasib sepenanggungan dengan umat
manusia.
Dalam usaha mengembalikan keutuhan ciptaan yang lama-
kelamaan dikesampingkan, keluarga mempunyai andil yang besar.
Semangat untuk memperbaharui sikap dan kecenderungan-
kecenderungan negatif dapat dimulai dalam keluarga baik orang
tua, dan anak saling bahu membahu. Kerjasama dan keterlibatan
diantara mereka tentu tidak kecil dampaknya bagi yang lain dan
menjadi kabar suka cita ketika ketakutan-ketakutan akan nasib
anak-cucu di masa yang akan datang semakin tidak menentu.
32
DOA SEPANJANG TAHUN 2023
33
Kami juga berdoa bagi para tenaga medis, pendidik,
birokrat, aparat penegak hukum, politisi dan mereka yang
terlibat dalam pelayanan publik, yang memberikan
pelayanan terbaik bagi siapapun yang membutuhkan.
34