Anda di halaman 1dari 3

Essay terkait Mekanisme Aktivasi Kalsium Karbonat Menggunakan Aktivator alkali.

Dalam beberapa bidang (terutama pada pembuatan geopolymer/polimerisasi pembuatan beton)


yang menggunakan activator alkali ini proses polimerisasi. Polimerisasi yang terjadi di dalam
beton geopolimer meliputi reaksi kimia yang akan terjadi antara alumina (Al) – silikat (Si)
sehingga menghasilkan rantai polimer tiga dimensi dan struktur ikatan Si – O – Al – O yang
konsisten, Davidovits (1999). Davidovits (1999) skema pembentukkan beton geopolimer dapat
dilihat dibawah ini:

Persamaan diatas menunjukkan bahwa reaksi tersebut juga menghasilkan air yang dikeluarkan
selama proses curing. Suhu, waktu, dan rasio antara larutan alkali activator juga berpengaruh
penting terhadap kekuatan beton geopolimer. Termasuk penggunaan NaOH (natrium
hidroksida) dan Na2SiO3 (natrium silikat) sebagai larutan alkali yang menghasilkan tekan kuat
tinggi pada beton geopolymer (Palomo,dkk 1999). Pada pengujian alkali yang digunakan
adalah larutan campuran natrium silikat (Na2SiO3) dan natrium hidroksida (NaOH).
Kasyanto (2012) menyatakan bahwa natrium silikat merupakan bahan alkali yang memiliki
peran penting dalam proses polimerisasi karena berfungsi untuk mempercepat reaksi
polimerisasi. Sedangkan natrium hidroksida memiliki fungsi untuk mereaksikan unsur Al dan
Si dalam fly ash sehingga menghasilkan ikatan polimer yang kuat. Pada penelitian ini
menggunakan akivator alkali dengan perbandingan 50:50 serta molaritas 5 dan 10 molar.
Geopolimer merupakan polimer anorganik, dimana menggunakan bahan utama yang disintesis
oleh reaksi aktivasi alkali yaitu abu terbang dan material lainnya yang memiliki kandungan
silika dan alumina yang tinggi (Cong dan Cheng, 2021). Geopolimer sendiri menurut cara
pembuatannya terbagi menjadi 2 yaitu geopolimer two-part dan geopolimer yang sedang
dikembangkan yakni one-part. Dalam proses pembuatannya, geopolimer two-part
menggunakan liquid alkali activator, sedangkan untuk geopolymer satu bagian menggunakan
solid alkali activator. Geopolimer two-part memiliki beberapa kelemahan diantaranya proses
aktivasi bahan yang menggunakan aktivator alkali cair dengan molaritas tinggi sehingga
berbahaya dalam pengerjaan, dan yang kedua yaitu dari segi transportasi lebih mahal untuk
mengangkut aktivator yang berbentuk cair daripada aktivator yang berbentuk padat
(Luukkonen et al., 2018). Penelitian ini melakukan analisa komposisi solid alkali aktivator
yang dapat menghasilkan kuat tekan geopolimer one-part yang optimum dengan visualisasi
yang baik.

Pada kasus lain, dalam pengaruh konsentrasi NaOH sebagai aktivator pada kulit telur yang
dikalsinasi dan aplikasinya untuk sel bahan bakar mikroba ragi, terdapat pengaruh
perbandingan kulit telur dengan NaOH terhadap struktur, morfologi, dan kinerja elektrokimia
bahan anoda cangkang telur yang dikalsinasi untuk ragi MFC yang diselidiki secara metodis.
Hasilnya mengungkapkan bahwa rasio kerabang telur terhadap NaOH memengaruhi sifat
kimia, fisika, dan elektrokimia kerabang telur yang dikalsinasi. Ketika aktivator konsentrasi
NaOH ditingkatkan, ukuran kristal dan kristalinitas keduanya meningkat (Marcelinus
Christwardana, 2023). Ini dapat meningkatkan transpor elektron, sehingga meningkatkan
konduktivitas. Kepadatan Teori Fungsional menunjukkan bahwa cangkang telur dikalsinasi
dengan rasio 1:4 dapat mengurangi energi celah pita dibandingkan dengan kulit telur yang tidak
dikalsinasi. Rasio 1:4 cangkang telur yang dikalsinasi dengan MFC ragi menghasilkan kinerja
yang sangat baik, seperti yang terlihat oleh tegangan yang relatif tinggi dan kerapatan daya
maksimum yang dihasilkan dibandingkan dengan CF control (Marcelinus Christwardana,
2023). Ini menunjukkan bahwa kulit telur yang dikalsinasi mempercepat transpor elektron di
sistem MFC ragi. Saat mensintesis bahan anoda cangkang telur yang dikalsinasi, sangat penting
untuk mengoptimalkan kondisi sintetik, seperti konsentrasi NaOH sebagai aktivator. Rasio
cangkang-terhadap-NaOH yang ideal mempengaruhi struktur dan komposisi anoda, yang harus
diselidiki dengan hati-hati selama sintesis anoda cangkang telur yang dikalsinasi berbeda bahan
untuk memaksimalkan kinerja elektrokimia mereka.
References

Cong, P., & Cheng, Y. (2021). Advances in geopolymer materials: A comprehensive


review. Journal of Traffic and Transportation Engineering (English Edition), 8(3), 283-314.

Davidovits, J. (1999) Chemistry of Geopolymeric Systems Terminology. Proceedings


of Geopolymers. International Conference, France, 1999.

Kasyanto, H., 2012, July. Tinjauan kuat tekan geopolimer berbahan dasar fly ash dengan
aktivator sodium hidroksida dan sodium silikat. In Prosiding Industrial Research Workshop
and National Seminar (Vol. 3, pp. 254-259).

Luukkonen, T., Abdollahnejad, Z., Yliniemi, J., Kinnunen, P., & Illikainen, M. (2018).
Comparison of alkali and silica sources in one-part alkali-activated blast furnace slag
mortar. Journal of cleaner production, 187, 171-179.

Marcelinus Christwardana, J. Joelianingsih, Satrio Kuntolaksono, Achmad Yanuar


Maulana, Effect of NaOH concentration as activator on calcined eggshell and its application
for yeast microbial fuel cells, Bioresource Technology Reports, Volume 21, 2023, 101347,
ISSN 2589-014X.

Anda mungkin juga menyukai