916-Article Text-2289-1-10-20200425
916-Article Text-2289-1-10-20200425
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Indonesia mempunyai sumber daya tidak langsung. Perombakan mineral dan
alam yang melimpah. Salah satu sumber bahan anorganik serta racun akan
daya alam adalah batubara, Batubara menimbulkan pencemaran air. Dampak
merupakan salah satu sumber daya penambangan batubara lainnya berupa
mineral yang penting di Indonesia dan terjadinya pemadatan tanah oleh alat–
termasuk dalam golongan bahan alat pertambangan dan erosi akibat
tambang mineral organik yang pembukaan lahan (Keating, 2001).
dieksploitasi untuk kebutuhan sumber Bahan galian batubara adalah bahan
energi dalam negeri dan ekspor. Batubara galian yang terbentuk dari sisa tumbuhan
mengandung berbagai mineral dan unsur yang terperangkap dalam sedimen dan
anorganik yang berbentuk ion terlarut dapa dipergunakan sebagai bahan bakar,
dalam air rembesan dan keberadaannya jenis sedimen ini terperangkap dan
melimpah pada endapan batubara muda. mengalami perubahan material organik
Air rembesan ini diindikasikan akibat timbunan (Burial) dan diagenesa
mengandung logam berat yang dapat (Manik, 2013). Batu bara awalnya
mencemari badan perairan. Pencemaran merupakan bahan organik yang
tambang batubara terhadap tanah bersifat terakumulasi dalam rawa-rawa yang
55
Agroprimatech
Vol. 3 No. 2, April 2020 e-ISSN : 2599-3232
dinamakan peat (Widyati, 2009). Batu dilakukan agar industri tetap berjalan
bara juga batuan organik yang memiliki dan berkelanjutan. Pembangunan
sifatsifat fisika dan kimia yang kompleks industri yang berkelanjutan mencakup
yang dapat ditemui dalam berbagai tiga aspek yaitu lingkungan
bentuk. Pembentukan batu bara (environment), ekonomi (economy) dan
memerlukan kondisi-kondisi tertentu dan sosial/ kesempatan yang sama bagi
hanya terjadi pada era-era tertentu semua orang (equity) yang dikenal
sepanjang sejarah geologi. Zaman karbon sebagai 3E. Aspek lingkungan tidak
kira-kira 340 juta tahun yang lalu adalah berdiri sendiri namun sangat terkait
masa pembentukan batu bara yang paling dengan dua aspek lainnya. Dalam
produktif (Jamilatun, 2008). kegiatan internal industri, peluang untuk
Batubara merupakan salah satu memadukan aspek lingkungan dan
sumber daya mineral yang penting di ekonomi sangat besar, tergantung
Indonesia dan termasuk dalam golongan cara mengelola lingkungan dengan bijak
bahan tambang mineral organik yang dan menguntungkan. Faktor sosial yang
dieksploitasi untuk kebutuhan sumber sebagian besar menyangkut
energi dalam negeri dan ekspor. Batubara masyarakat sekitar atau di luar industri
mengandung berbagai mineral dan unsur juga sangat
anorganik yang berbentuk ion terlarut terkait dalam pengelolaan lingkungan.
dalam air rembesan dan keberadaannya Kaitan aspek lingkungan dengan
melimpah pada endapan batubara muda. ekonomi dan sosial dalam kegiatan
Air rembesan ini diindikasikan industri tambang batubara merupakan hal
mengandung logam berat yang dapat pokok dalam menjaga dan
mencemari badan perairan. Pencemaran meningkatkan kualitas kesehatan dan
tambang batubara terhadap tanah bersifat keselamatan masyarakat sekitar.
tidak langsung. Perombakan mineral dan Berdasarkan paparan diatas maka
bahan anorganik serta racun akan penuliskan akan memberikan paparan
menimbulkan pencemaran air. Dampak tentang dampak kerusakan sumber daya
penambangan batubara lainnya berupa alam akibat penambangan batubara di
terjadinya pemadatan tanah oleh alat– nagari lunang, kecamatan lunang silaut,
alat pertambangan dan erosi akibat kabupaten pesisir selatan, Provinsi
pembukaan lahan (Keating, 2001). sumatera barat.
Salah satu tambang batubara yang di Tujuan dari tulisan ini adalah
Indonesia berada di di nagari lunang, melihat dan mendeskripsikan Dampak
kecamatan lunang silaut, kabupaten kerusakan sumber daya alam akibat
pesisir selatan, propinsi sumatera barat penambangan batubara di nagari lunang,
berada pada lahan seluas 199 Ha. kecamatan lunang silaut, kabupaten
Batubara yang dihasilkan direncanakan pesisir selatan, Propinsi sumatera barat
setiap bulannya sebesar 6.000 MT.
Kegiatan pertambangan yang
memanfaatkan sumberdaya alam METODE PENELITIAN
tersebut tentunya akan menimbulkan Tulisan merupakan hasil Studi Literatur,
beberapa dampak positif dan dampak Review jurnal, buku, dokument UKL /Upl
negative terhadap lingkungan. dan melakukan analogi terhadap kegiatan
Menurut Azapagic, A., & Perdan, S. sejenis yang berkaitan dengan kegiatan
(2000). Pengelolaan lingkungan bagi Penambangan Batu bara yang ada di
industri di bidang usaha tambang Indonesia, Kemudian di analisis menjadi
batubara merupakan hal terpenting dari sebuah tulisan deskriptif tentang dampak
suatu kegiatan usaha yang harus kerusakan sumber daya alam akibat
56
Agroprimatech
Vol. 3 No. 2, April 2020 e-ISSN : 2599-3232
penambangan batubara di nagari lunang, antara lain: (1). Pembukaan lahan, (2).
kecamatan lunang silaut, kabupaten Penambangan batubara, (3). Pemecahan
pesisir selatan, Provinsi sumatera barat. batubara (crushing), (4). Pencucian
batubara (washing), (5). Penyortiran
HASIL DAN PEMBAHASAN (hand picking), (6) Pengelompokan
butiran (sizing).
Gambaran Umum Dampak Kerusakan Batubara akan mengalami
Akibat Penambangan Batubara pemecahan terlebih dahulu sebelum
Lokasi kegiatan penambangan dilakukan pencucian (bila kondisi
batu bara berada di Nagari Lunang, batubaranya terlalu kotor). Untuk lebih
Kecamatan Lunang Silaut, Kabupaten efektifnya kerja crusher, sebelumnya
Pesisir selatan, Propinsi Sumatera Barat. melalui “Vibrating Grizzly” dengan ukuran
Secara geografis lokasi kegiatan berada 30 mm, sehingga batubara dengan
pada 99O 12’ 59” Bujur Timur (BT) dan 00O ukuran <30 mm dapat langsung tanpa
14’ 00” – 00O 14’ 45,5” Lintang Selatan proses pemecahan (by pass). Hasil dari
(LS). Ditinjau dari segi topografi lokasi crusher dan Undersize tersebut akan
kegiatan merupakan areal perbukitan digabung pada satu belt conveyor yang
dengan ketinggian tempat (elevasi) berukuran 1.000 mm. selama batubara
berada pada 250-350 meter di atas melewati belt, maka dilakukan penyortiran
permukaan laut (mdpl). Berdasarkan kotoran yang terikat secara manual (hand
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) picking). Selanjutnya batubara masuk ke
penggunaan lahan lokasi kegiatan adalah unit pencucian berupa “Triple Deck
Hutan Produksi Terbatas (HPT). Washing Screen”, yang merupakan unit
Secara ekologis lokasi pencucian sederhana untuk
penambangan batubara berada pada menghilangkan kotoran penyerta dalam
daerah aliran sungai Kumbung Gadang batubara. Tahap berikutnya adalah
atau Sub DAS Sungai Batang Lunang pengelompokan butiran (sizing) dengan
yang bermuara di Samudera Hindia. menggunakan screen yang bervariasi
Dalam Sub DAS ini dijumpai kawasan ukurannya. Product yang dihasilkan
hutan alamiah dan telah disegmentasikan berupa batubara dengan ukuran 0,5 mm
sebagai Hutan Penggunaan Terbatas sebagai undersize yang dipisahkan
(HPT) dan berbatasan sekitar 200 meter sementara bersama kotoran. Sedangkan
dengan Taman Nasional Kerinci Seblat ukuran 5-20 mm dan 20-30 mm sebagai
(TNKS) product. Untuk product ukuran >30 mm
Batas-batas lokasi kegiatan yang akan dipecah lagi dengan menggunkan
berada dalam Izin Usaha Penambangan secondary crusher yang selanjutnya
operasi Produksi Penambangan, melewati proses pencucian kedua dengan
Pengolahan batubara dengan kegiatan “Doble Deck Washing Screen”. Hal ini
lainnya adalah sebagai berikut: Sebelah dilakukan untuk menyempurnakan proses
Utara berbatasan dengan hutan produksi pencucian. Hasil sisa pencucian beserta
terbatas dan hutan Lindung, Sebelah batubara berukuran < 5 mm akan
Selatan berbatasan sungai batang disalurkan melalui pipa ketempat
kumbung gadang, Sebelah Barat penampungan yaitu “Sedimentation
berbatasan dengan hutan produksi Pond”.
terbatas dan hutan Lindung dan Sebelah Dampak kerusakan lingkungan
Timur berbatasan dengan hutan produksi yang terjadi pada lingkungan sekitar
terbatas dan hutan Lindung kegiatan penambangan penambangan
Beberapa kegiatan yang akan batubara di nagari lunang, kecamatan
dilakukan pada tahap penambangan lunang silaut, kabupaten pesisir selatan,
57
Agroprimatech
Vol. 3 No. 2, April 2020 e-ISSN : 2599-3232
58
Agroprimatech
Vol. 3 No. 2, April 2020 e-ISSN : 2599-3232
59
Agroprimatech
Vol. 3 No. 2, April 2020 e-ISSN : 2599-3232
Untuk penilian nilai penting pada alirannya berada tepat dibawah lokasi
pohon Kawasan ini didominasi oleh jenis pertambangan. Secara umum aliran
Karet (Hevea brasiliensis) dengan nilai sungai Gadang Kumbung merupakan
penting 92,38 %. Tumbuhan yang sungai yang masih alami, terlihat airnya
mendominasi berikutnya, Durian (Durio yang masih jernih, substrat berbatu dan
zibethinus) dengan nilai penting 56,61%. berkerikil serta alirannya yang masih
deras. Keadaan ini dapat berdampak
2. Fauna kepada masih baiknya kondisi beberapa
Berdasarkan wawancara biota perairan yang terdapat di dalamnya.
masyarakat sekitar, pada areal yang Pencemaran air dapat dilihat dari
untuk pertambangan tidak dijumpai jejak kelimpahan fitoplankton. Ketika
fauna yang dilindungi, seperti Harimau, fitoplankton melimpah maka dapat
Tapir, Rusa, dan sebagainya, sedangkan dikatakan suatu perairan itu baik
dari suara yang terdengar dan (Rudiyanti, S. 2009.). Keberadaan
pengamatan langsung ditemukan burung fitoplankton dapat menggambarkan
Enggang/Rangkok, Burung Kuau, Burung parameter Biologi yang bisa digunakan
Gerunggung, Siamang dan sebagainya. untuk melihat kualitas dan kesuburan dari
Dari Informasi masyarakat, diseikitar suatu perairan (Efendi, 2013).
lokasi rencana kegiatan terdapat Pertumbuhan fitoplankton sangat
beberapa jenis satwa yang dilindungi, tergantung oleh kondisi suatu perairan.
seperti Siamang, Landak, Rusa dan Adapun faktor penunjang pertumbuhan
Kijang, sedangkan Harimau sudah jarang fitoplankton sangat kompleks antara
terlihat jejaknya. faktor fisika-kimia seperti intensitas
cahaya, oksigen terlarut, suhu,
3. Biota Perairan kedalaman, DO, BOD, COD, pH yang
Ekosistem perairan yang berada merupakan komponen yang terdapat di
dekat dengan lokasi pertambangan yaitu perairan (Silalahi,J 2009). Salah satu
Sungai Gadang Kumbung, sungai ini tidak ekosistem perairan lotik adalah sungai
melewati areal penambangan, namun (Wahyuni & Rosanti, 2016).
60
Agroprimatech
Vol. 3 No. 2, April 2020 e-ISSN : 2599-3232
Tabel 2. Komposisi dan Struktur Komunitas Perifiton pada bagian Hulu Sungai Gadang Kumbung, sebelum
penambangan
No Jenis K KR (%) H=-∑(Pi ln Pi)
Crysophyta
1 Pinularia sp. 2813 4 0.13
2 Cymbella affinis 5625 8 0.20
5
3 Cymbella sp. 3750 0.16
7
4 Fragillaria sp. 4688 0.18
3
5 Gomphonema sp. 1875 0.10
3
6 Navicula sp. 1875 0.10
1
7 Achnantes sp. 938 0.06
Chlorophyta
9
8 Oedogonium sp. 6563 0.22
7
9 Cosmarium sp. 4688 0.18
10 Cladophora sp. 938 1 0.06
11 Zygnema sp. 3750 5 0.16
12 Cylindrocapsa sp. 4688 7 0.18
13 Mikrospora sp. 6563 9 0.22
Cyanophyta
20
14 Lynbya sp. 14063 0.32
3
15 Spirulina sp. 1875 0.10
7
16 Oscillatoria curviceps 4688 0.18
Total 69375 100 2.56
Sumber : Dok UKl/UPl, 2012
Tabel 3. Komposisi dan Struktur Komunitas Perifiton pada bagian Hilir Sungai Gadang Kumbung, sebelum
penambangan
No Jenis K (idv/m²) KR (%) Pi lon Pi
Crysophyta
1 Cymbella sp 4688 5 0.15
2 Fragillaria sp 9375 10 0.23
3 Navicula sp 4688 5 0.15
4 Naviculla viridula 2813 3 0.11
Chlorophyta
5 Mikrospora sp 938 1 0.05
6 Oedogonium sp 4688 5 0.15
Cyanophyta
7 Oscillatoria sp 14063 15 0.28
8 Rivularia sp 23438 25 0.35
9 Spirulina sp 938 1 0.05
10 Calothrix sp 9375 10 0.23
11 Lyngbia sp 18750 20 0.32
Total 93750 100 2.06
61
Agroprimatech
Vol. 3 No. 2, April 2020 e-ISSN : 2599-3232
Tabel 4. Komposisi dan Struktur Komunitas Betos bagian Hulu dan Hilir Sungai Gadang Kumbung
SUNGAI GADANG KUMBUNG
N
TAKSA HULU HILIR RATA-RATA
O
K KR K KR K KR
62
Agroprimatech
Vol. 3 No. 2, April 2020 e-ISSN : 2599-3232
63
Agroprimatech
Vol. 3 No. 2, April 2020 e-ISSN : 2599-3232
64
Agroprimatech
Vol. 3 No. 2, April 2020 e-ISSN : 2599-3232
IPAL hasil proses pemurnian, (4). tanah dan air permukaan, terganggunya
Penyimpanan pelumas bekas sesuai habitat satwa, terganggunya Vegetasi
dengan prosedur yang berlaku, (5). tanaman, dan dampak terhadap
Pengolahan ceceran pelumas dengan Ekonomi, Sosial Budaya dan Kesehatan
membuatkan bak pengolahan pelumas Masyarakat.
seperti bak jebakan minyak.
Saran untuk Vegetasi adalah (1). DAFTAR PUSTAKA
Melakukan penanaman tumbuhan Azapagic, A., & Perdan, S. (2000).
dengan jenis yang sama dengan yang Indicators of sustainable
ditebang saat kegiatan pertambangan (2). development for industry: a
Melakukan penanaman tumbuhan yang general framework. Process
dapat tumbuh dengan cepat dan memiliki Safety and Environmental
nilai-ekonomi yang tinggi dan estetika. Protection, 78(4), 243-261.
Penanaman jenis ini tentunya juga
memperhatikan kesesuaian lahan dan Effendi, H. (2003). Telaah kualitas air,
konservasi lahan. bagi pengelolaan sumber daya
Fauna darat adalah (1). dan lingkungan perairan.
Mempertahankan zona penyangga Kanisius.
berupa kebun rakyat ataupun kawasan
hutan alami untuk menjaga jalur migrasi Hidayat, L. (2017). PENGELOLAAN
fauna kedaerah wilayah lain, (2). Aktifitas LINGKUNGAN AREAL
peneebangan vegetasi dilakukan secara TAMBANG BATUBARA. Adhum:
terncana dan bertahap. Sehingga Jurnal Penelitian dan
kerusakan habitat alami fauna dapat Pengembangan Ilmu
diminimalisir, (3). Melakukan upaya Administrasi dan
reklamasi dengan segera pada daerah- Humaniora, 7(1), 44-52.
daerah lokasi habitat dan migrasi satwa,
(4). Memulihkan kembali habitat fauna
yang rusak akibat kegiatan pertambangan Ishlah, T. (2010). Kajian Pasar Mineral
salah satunya dengan jalan reklamasi dan Usulan Strategi Eksplorasi
lahan bekas tambang yang ditanam Sumberdaya Mineral di
dengan tumbuhan pohon dan perdu. Indonesia. Laporan Pusat
Biota perairan adalah. Sumber Daya Geologi,
Rekomendasi pengelolaan yang perlu Bandung, 13.
dilakukan adalah setiap tahap kegiatan
harus mengikuti SOP penanganan aliran
air larian yang dapat mencemari badan Keating, M. (2001). Plurinational
perairan. democracy: stateless nations in a
post-sovereignty era. Oxford
KESIMPULAN University Press on Demand.
Uraian Tulisan diatas bisa diambil
kesimpulan bahsawanya Kegiatan Leksono, A. S. (2010). Keanekaragaman
penambangan batubara di nagari lunang, hayati. Universitas Brawijaya
kecamatan lunang silaut, kabupaten Press.
pesisir selatan, Provinsi sumatera barat
selain memberikan dampak positive juga Nangin, S. R., Langoy, M. L., & Katili, D.
memberikan dampak negatif terhadap Y. (2015). Makrozoobentos
lingkungan yaitu Terjadinya penurunan sebagai indikator biologis dalam
Kualitas Udara, pencemaran kualitas air menentukan kualitas air sungai
65
Agroprimatech
Vol. 3 No. 2, April 2020 e-ISSN : 2599-3232
66