Anda di halaman 1dari 12

Agroprimatech

Vol. 3 No. 2, April 2020 e-ISSN : 2599-3232

DAMPAK KERUSAKAN SUMBER DAYA ALAM AKIBAT PENAMBANGAN


BATUBARA DI NAGARI LUNANG, KECAMATAN LUNANG SILAUT,
KABUPATEN PESISIR SELATAN, PROVINSI SUMATERA BARAT

SURATNI AFRIANTI1, AGUS PURWOKO2


1,2
Sekolah Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara
Email : suratniafrianti@gmail.com

ABSTRAK

Penambangan batubara memberikan manfaat yang cukup besar terhadap peningkatan


pembangunan daerah dan penyerapan tenaga kerja, sealin itu juga menberikan dampak
terhadap terjadi perubahan kualitas lingkungan hidup baik lingkungan fisik, kimia, biologi
maupun sosial ekonomi dan budaya masyarakat. Metode pegumpulan data ini adalah
dengan mengumpulkan data skunder dari Dokument UKL/Upl, Review jurnal, buku dan
tulisan ilmiah lainnya kemudian di deskriptifkan menjadi sebuah tulisan, dimana dari analisis
tersebut menggambarkan bahwa tambang batubara terutama tambang terbuka akan
menimbulkan dampak terjadinya perubahan bentang alam, erosi tanah, polusi udara dan
air serta dampak terhadap keanekaragaman hayati setempat. Dampak dari perubahan
tersebut dapat bersifat positif yang menguntungkan masyarakat tetapi juga dapat
menimbulkan dampak negatif yang menurunkan kualitas lingkungan hidup.

Kata Kunci : Tambang, BatuBara, Pecemaran, Lingkungan, Dampak

PENDAHULUAN
Indonesia mempunyai sumber daya tidak langsung. Perombakan mineral dan
alam yang melimpah. Salah satu sumber bahan anorganik serta racun akan
daya alam adalah batubara, Batubara menimbulkan pencemaran air. Dampak
merupakan salah satu sumber daya penambangan batubara lainnya berupa
mineral yang penting di Indonesia dan terjadinya pemadatan tanah oleh alat–
termasuk dalam golongan bahan alat pertambangan dan erosi akibat
tambang mineral organik yang pembukaan lahan (Keating, 2001).
dieksploitasi untuk kebutuhan sumber Bahan galian batubara adalah bahan
energi dalam negeri dan ekspor. Batubara galian yang terbentuk dari sisa tumbuhan
mengandung berbagai mineral dan unsur yang terperangkap dalam sedimen dan
anorganik yang berbentuk ion terlarut dapa dipergunakan sebagai bahan bakar,
dalam air rembesan dan keberadaannya jenis sedimen ini terperangkap dan
melimpah pada endapan batubara muda. mengalami perubahan material organik
Air rembesan ini diindikasikan akibat timbunan (Burial) dan diagenesa
mengandung logam berat yang dapat (Manik, 2013). Batu bara awalnya
mencemari badan perairan. Pencemaran merupakan bahan organik yang
tambang batubara terhadap tanah bersifat terakumulasi dalam rawa-rawa yang

55
Agroprimatech
Vol. 3 No. 2, April 2020 e-ISSN : 2599-3232

dinamakan peat (Widyati, 2009). Batu dilakukan agar industri tetap berjalan
bara juga batuan organik yang memiliki dan berkelanjutan. Pembangunan
sifatsifat fisika dan kimia yang kompleks industri yang berkelanjutan mencakup
yang dapat ditemui dalam berbagai tiga aspek yaitu lingkungan
bentuk. Pembentukan batu bara (environment), ekonomi (economy) dan
memerlukan kondisi-kondisi tertentu dan sosial/ kesempatan yang sama bagi
hanya terjadi pada era-era tertentu semua orang (equity) yang dikenal
sepanjang sejarah geologi. Zaman karbon sebagai 3E. Aspek lingkungan tidak
kira-kira 340 juta tahun yang lalu adalah berdiri sendiri namun sangat terkait
masa pembentukan batu bara yang paling dengan dua aspek lainnya. Dalam
produktif (Jamilatun, 2008). kegiatan internal industri, peluang untuk
Batubara merupakan salah satu memadukan aspek lingkungan dan
sumber daya mineral yang penting di ekonomi sangat besar, tergantung
Indonesia dan termasuk dalam golongan cara mengelola lingkungan dengan bijak
bahan tambang mineral organik yang dan menguntungkan. Faktor sosial yang
dieksploitasi untuk kebutuhan sumber sebagian besar menyangkut
energi dalam negeri dan ekspor. Batubara masyarakat sekitar atau di luar industri
mengandung berbagai mineral dan unsur juga sangat
anorganik yang berbentuk ion terlarut terkait dalam pengelolaan lingkungan.
dalam air rembesan dan keberadaannya Kaitan aspek lingkungan dengan
melimpah pada endapan batubara muda. ekonomi dan sosial dalam kegiatan
Air rembesan ini diindikasikan industri tambang batubara merupakan hal
mengandung logam berat yang dapat pokok dalam menjaga dan
mencemari badan perairan. Pencemaran meningkatkan kualitas kesehatan dan
tambang batubara terhadap tanah bersifat keselamatan masyarakat sekitar.
tidak langsung. Perombakan mineral dan Berdasarkan paparan diatas maka
bahan anorganik serta racun akan penuliskan akan memberikan paparan
menimbulkan pencemaran air. Dampak tentang dampak kerusakan sumber daya
penambangan batubara lainnya berupa alam akibat penambangan batubara di
terjadinya pemadatan tanah oleh alat– nagari lunang, kecamatan lunang silaut,
alat pertambangan dan erosi akibat kabupaten pesisir selatan, Provinsi
pembukaan lahan (Keating, 2001). sumatera barat.
Salah satu tambang batubara yang di Tujuan dari tulisan ini adalah
Indonesia berada di di nagari lunang, melihat dan mendeskripsikan Dampak
kecamatan lunang silaut, kabupaten kerusakan sumber daya alam akibat
pesisir selatan, propinsi sumatera barat penambangan batubara di nagari lunang,
berada pada lahan seluas 199 Ha. kecamatan lunang silaut, kabupaten
Batubara yang dihasilkan direncanakan pesisir selatan, Propinsi sumatera barat
setiap bulannya sebesar 6.000 MT.
Kegiatan pertambangan yang
memanfaatkan sumberdaya alam METODE PENELITIAN
tersebut tentunya akan menimbulkan Tulisan merupakan hasil Studi Literatur,
beberapa dampak positif dan dampak Review jurnal, buku, dokument UKL /Upl
negative terhadap lingkungan. dan melakukan analogi terhadap kegiatan
Menurut Azapagic, A., & Perdan, S. sejenis yang berkaitan dengan kegiatan
(2000). Pengelolaan lingkungan bagi Penambangan Batu bara yang ada di
industri di bidang usaha tambang Indonesia, Kemudian di analisis menjadi
batubara merupakan hal terpenting dari sebuah tulisan deskriptif tentang dampak
suatu kegiatan usaha yang harus kerusakan sumber daya alam akibat

56
Agroprimatech
Vol. 3 No. 2, April 2020 e-ISSN : 2599-3232

penambangan batubara di nagari lunang, antara lain: (1). Pembukaan lahan, (2).
kecamatan lunang silaut, kabupaten Penambangan batubara, (3). Pemecahan
pesisir selatan, Provinsi sumatera barat. batubara (crushing), (4). Pencucian
batubara (washing), (5). Penyortiran
HASIL DAN PEMBAHASAN (hand picking), (6) Pengelompokan
butiran (sizing).
Gambaran Umum Dampak Kerusakan Batubara akan mengalami
Akibat Penambangan Batubara pemecahan terlebih dahulu sebelum
Lokasi kegiatan penambangan dilakukan pencucian (bila kondisi
batu bara berada di Nagari Lunang, batubaranya terlalu kotor). Untuk lebih
Kecamatan Lunang Silaut, Kabupaten efektifnya kerja crusher, sebelumnya
Pesisir selatan, Propinsi Sumatera Barat. melalui “Vibrating Grizzly” dengan ukuran
Secara geografis lokasi kegiatan berada 30 mm, sehingga batubara dengan
pada 99O 12’ 59” Bujur Timur (BT) dan 00O ukuran <30 mm dapat langsung tanpa
14’ 00” – 00O 14’ 45,5” Lintang Selatan proses pemecahan (by pass). Hasil dari
(LS). Ditinjau dari segi topografi lokasi crusher dan Undersize tersebut akan
kegiatan merupakan areal perbukitan digabung pada satu belt conveyor yang
dengan ketinggian tempat (elevasi) berukuran 1.000 mm. selama batubara
berada pada 250-350 meter di atas melewati belt, maka dilakukan penyortiran
permukaan laut (mdpl). Berdasarkan kotoran yang terikat secara manual (hand
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) picking). Selanjutnya batubara masuk ke
penggunaan lahan lokasi kegiatan adalah unit pencucian berupa “Triple Deck
Hutan Produksi Terbatas (HPT). Washing Screen”, yang merupakan unit
Secara ekologis lokasi pencucian sederhana untuk
penambangan batubara berada pada menghilangkan kotoran penyerta dalam
daerah aliran sungai Kumbung Gadang batubara. Tahap berikutnya adalah
atau Sub DAS Sungai Batang Lunang pengelompokan butiran (sizing) dengan
yang bermuara di Samudera Hindia. menggunakan screen yang bervariasi
Dalam Sub DAS ini dijumpai kawasan ukurannya. Product yang dihasilkan
hutan alamiah dan telah disegmentasikan berupa batubara dengan ukuran 0,5 mm
sebagai Hutan Penggunaan Terbatas sebagai undersize yang dipisahkan
(HPT) dan berbatasan sekitar 200 meter sementara bersama kotoran. Sedangkan
dengan Taman Nasional Kerinci Seblat ukuran 5-20 mm dan 20-30 mm sebagai
(TNKS) product. Untuk product ukuran >30 mm
Batas-batas lokasi kegiatan yang akan dipecah lagi dengan menggunkan
berada dalam Izin Usaha Penambangan secondary crusher yang selanjutnya
operasi Produksi Penambangan, melewati proses pencucian kedua dengan
Pengolahan batubara dengan kegiatan “Doble Deck Washing Screen”. Hal ini
lainnya adalah sebagai berikut: Sebelah dilakukan untuk menyempurnakan proses
Utara berbatasan dengan hutan produksi pencucian. Hasil sisa pencucian beserta
terbatas dan hutan Lindung, Sebelah batubara berukuran < 5 mm akan
Selatan berbatasan sungai batang disalurkan melalui pipa ketempat
kumbung gadang, Sebelah Barat penampungan yaitu “Sedimentation
berbatasan dengan hutan produksi Pond”.
terbatas dan hutan Lindung dan Sebelah Dampak kerusakan lingkungan
Timur berbatasan dengan hutan produksi yang terjadi pada lingkungan sekitar
terbatas dan hutan Lindung kegiatan penambangan penambangan
Beberapa kegiatan yang akan batubara di nagari lunang, kecamatan
dilakukan pada tahap penambangan lunang silaut, kabupaten pesisir selatan,

57
Agroprimatech
Vol. 3 No. 2, April 2020 e-ISSN : 2599-3232

Propinsi sumatera barat antara lain HASIL ANALISIS


adalah terjadinya pencemaran lingkungan
seperti menurunyanya kualitas udara, Kualitas Udara Ambien
kualitas air sungai, kualitas air tanah, Kegiatan tambang batu bara
biota perairan, suhu dan kelembapan mengakibatkan terjadinya penurunan
udara, hilangnya keanekagaman flora, kualitas udara seperti pada saat
terganggunya habitat fauna, dan dampak landclearing maka akan meningkatkan
Kesehatan masyarakat, terhadap kanndungan TSP, begitu juga dengan
EKonomi social dan budaya lebih jelas pengolahan bara akan meniingkatkan
bisa di lihat pada gambar 1. Dibawah ini. kandungan SO2, NO2, dan CO selain itu
Pertambangan merupakan suatu bidang kegiatan penambangan ini juga penyebab
usaha yang karena sifat kegiatannya Peningkatan kebisingan akibat suatu
pada dasarnya selalu menimbulkan kegiatan dapat disebabkan oleh adanya
dampak pada alam lingkungannya . aktivitas kendaraan yang melintas di jalan
Aktivitas penambangan selalu membawa Negara yang cukup padat nantinya.
dua sisi. Sisi pertama adalah memacu Selain itu juga berasal dari operasional
kemakmuran ekonomi negara. Sisi yang perusahaan yaitu penambangan
lain adalah timbulnya dampak lingkungan batubara.
(Hidayat, 2017). Salah satu komoditi yang
banyak diusahakan saat ini, untuk Air Permukaan
memenuhi kebutuhan energi di Indonesia Areal penambangan batubara dilalui oleh
adalah batubara. Pada saat ini Indonesia Sungai Gadang Kumbung. Sungai
memiliki potensi sumber daya batubara tersebut memiliki kedalam 0,5 – 2 meter
sekitar 60 miliar ton dengan cadangan 7 dengan lebar sungai rata-rata 12 meter.
miliar ton ( Ishlah, 2010). Dilain pihak Berdasarkan wawancara dengan
tambang batubara pada umumnya masyarakat sungai ini berair sepanjang
dilakukan pada tambang terbuka (open tahun (parenial river). Sungai Gadang
mining), sehingga akan berdampak Kumbung ini bermuara ke Sungai Batang
terhadap perubahan bentang alam, sifat Kumbung dan selanjutnya bermuara ke
fisik, kimia, dan bioligis tanah, serta Sungai Lunang. sumber air kegiatan
secara umum menimbulkan kerusakan operasinal berasal dari sungai Gadang
pada permukaan bumi. Dampak ini Kumbung yang ditampung dalam waduk
secara otomatis akan mengganggu yang selanjutnya di alirkan ke water
ekosistem di atasnya, termasuk tata air treatment plant. Secara kasat mata
(Subardja, 2007). sungai ini berwarna kebeningan dengan
arus kecepatan 2 m/dtk (hasil observasi
lapangan).
Beroperasinya penambangan
batubara mempengaruhi kualitas air
sungai Gadang Kumbung. Dampak yang
ditimbulkan dari operasional kegiatan ini
berupa penurunan kualitas air permukaan
baik bersifat fisik, kimia, maupun biologi.
Penurunan kualitas air permukaan ini
berdampak pada gangguan habitat biota
air sehingga menurunkan populasinya,
serta berdampak pada masyarakat yang
menggunakan air sungai untuk kebutuhan
Gambar 1. Dampak Tambang BatuBara MCK.

58
Agroprimatech
Vol. 3 No. 2, April 2020 e-ISSN : 2599-3232

hasil analisis kualitas air sungai


dekat penambangan di daerah Batang Komponen Biologi
Manggilang di jorong Sebrang Pasar 1. Vegetasi
Kenagarian Manggilang Kabupaten 50 Dampak kerusakan lingkungan
Kota Provinasi sumatera barat sebagai antara lain hilangnya vegetasi hutan, flora
analogi yang dikutip dari penelitian Rois dan fauna serta lapisan tanah. Hal
(2018) bahwasanya Kondisi Fisika tersebut menyebabkan terganggunya
(Warna, rasa, bau, kekeruhan, suhu) fungsi hidrologis, serapan karbon (carbon
didaerah kenagarian manggilang yang sequestration), pemasok oksigen dan
berada dekat sungai batang manggilang pengatur suhu lingkungan, keragaman
sesuai dengan uji labioratorium bahwa air jenis (biodiversity). Hilangnya vegetasi
sungai ini tidak memenuhi syarat untuk juga akan memberi dampak turunan
dipergunakan oleh masyarakat yang terhadap Daerah Aliran Sungai yang adal
berada di sekitar pinggiran sungai Batang Di Areal penambagan batubara seperti
Manggilang. Karena sudah tercemari oleh berkurangnya debit air sungai dampak
keberadaan tambang batu bara. Kondisi lain adalah rusaknya bentang lahan
Kimia tidak memenuhi syarat yang sebagai recharge area, tingginya
ditetapkan Mentri Kesehatan No sedimentasi, menurunnya kualitas air
492/menkes/Kondisi Fisika (Warna, rasa, sungai dan infiltrasi.
bau, kekeruhan, suhu) di daerah Secara umum, vegetasi bagian
kenagarian manggilang yang berada piggir pada kawasan ini didominasi
dekat sungai batang manggilang sesuai tumbuhan oleh semak, terutama Ilalang
dengan uji laboratorium bahwa air sungai dan tumbuhan perkebunan, seperti durian
ini tidak memenuhi syarat untuk (Durio zibethinus), karet (Hevea
dipergunakan oleh masyarakat yang brasiliensis), nangka (Artocarpus
berada di sekitar hulu sungai batang heterophyllus), dan lain-lain. Sementara
manggilang. Karena sudah tercemari oleh itu, pada bagian sisi lainnya masih
keberadaan tambang batu bara. ditumbuhi tumbuhan primer, seperti
Kandungan Besi pada air sungai di Meranti (Shorea leprosula), Keruing
daerah penelitian ini tidak memenihi (Dipterocarpus sp.), dan Damar (Shorea
syarat minimum. Karena tercemarnya acuminatissima). Jenis-Jenis Vegetasi
sungai akibat dari pertambangan batu yang ditemukan dapat dilihat pada Tabel
bara yang berada di hulu sungai batang 1.
manggilang
Tabel 1. Jenis-Jenis Vegetasi yang ditemukan di lokasi penambangan batubara sebelum kegiatan
penambangan
Pop
ula
No Jenis Famili Vern Name si
1 Dyera costulata Hook. f. Apocynaceae Jelutung +
2 Areca catechu L. Arecaceae Pinang ++
3 Arenga pinnata Merr Arecaceae Aren +
4 Ageratum conyzoides L. Asteraceae Bandotan +
5 Clibadium surinamense L. Asteraceae - +++
+
6 Mikania micrantha Kunth Asteraceae Mikania +++
7 Durio zibethinus Murr Bombacaceae Durian +++
++
8 Scleria ciliaris Nees Cyperaceae - +++

59
Agroprimatech
Vol. 3 No. 2, April 2020 e-ISSN : 2599-3232

9 Shorea acuminatissima Sym. Dipterocarpaceae Damar +


10 Dipterocarpus sp. Dipterocarpaceae Keruing +
11 Shorea leprosula Miq. Dipterocarpaceae Meranti +
12 Macaranga gigantea (Reichb. F. & Zoll.) Euphorbiaceae - +++
Muell Arg
13 Macaranga tanarius (L.) M.A. Euphorbiaceae Mara ++
14 Hevea brasiliensis Muell. Arg Euphorbiaceae Karet +++
++
15 Pithecellobium jiringa (Jack) Prain Fabaceae Jengkol ++
16 Castanopsis inermis BENT et HOOK Fagaceae - +
17 Hyptis capitata Jacq. Lamiaceae Subang- +++
subang
18 Artocarpus heterophyllus Lam Moraceae Nangka +
19 Piper aduncum L. Piperaceae Kiseureuh +++
20 Imperata cylindrica (L.) Beauv. Poaceae Ilalang +++
++
21 Stachytarpheta jamaicensis (L.) Vahl Verbenaceae Bujang Kalam +++
+
Sumber : Dok UKl/UPl, 2012

Untuk penilian nilai penting pada alirannya berada tepat dibawah lokasi
pohon Kawasan ini didominasi oleh jenis pertambangan. Secara umum aliran
Karet (Hevea brasiliensis) dengan nilai sungai Gadang Kumbung merupakan
penting 92,38 %. Tumbuhan yang sungai yang masih alami, terlihat airnya
mendominasi berikutnya, Durian (Durio yang masih jernih, substrat berbatu dan
zibethinus) dengan nilai penting 56,61%. berkerikil serta alirannya yang masih
deras. Keadaan ini dapat berdampak
2. Fauna kepada masih baiknya kondisi beberapa
Berdasarkan wawancara biota perairan yang terdapat di dalamnya.
masyarakat sekitar, pada areal yang Pencemaran air dapat dilihat dari
untuk pertambangan tidak dijumpai jejak kelimpahan fitoplankton. Ketika
fauna yang dilindungi, seperti Harimau, fitoplankton melimpah maka dapat
Tapir, Rusa, dan sebagainya, sedangkan dikatakan suatu perairan itu baik
dari suara yang terdengar dan (Rudiyanti, S. 2009.). Keberadaan
pengamatan langsung ditemukan burung fitoplankton dapat menggambarkan
Enggang/Rangkok, Burung Kuau, Burung parameter Biologi yang bisa digunakan
Gerunggung, Siamang dan sebagainya. untuk melihat kualitas dan kesuburan dari
Dari Informasi masyarakat, diseikitar suatu perairan (Efendi, 2013).
lokasi rencana kegiatan terdapat Pertumbuhan fitoplankton sangat
beberapa jenis satwa yang dilindungi, tergantung oleh kondisi suatu perairan.
seperti Siamang, Landak, Rusa dan Adapun faktor penunjang pertumbuhan
Kijang, sedangkan Harimau sudah jarang fitoplankton sangat kompleks antara
terlihat jejaknya. faktor fisika-kimia seperti intensitas
cahaya, oksigen terlarut, suhu,
3. Biota Perairan kedalaman, DO, BOD, COD, pH yang
Ekosistem perairan yang berada merupakan komponen yang terdapat di
dekat dengan lokasi pertambangan yaitu perairan (Silalahi,J 2009). Salah satu
Sungai Gadang Kumbung, sungai ini tidak ekosistem perairan lotik adalah sungai
melewati areal penambangan, namun (Wahyuni & Rosanti, 2016).

60
Agroprimatech
Vol. 3 No. 2, April 2020 e-ISSN : 2599-3232

Tabel 2. Komposisi dan Struktur Komunitas Perifiton pada bagian Hulu Sungai Gadang Kumbung, sebelum
penambangan
No Jenis K KR (%) H=-∑(Pi ln Pi)
Crysophyta
1 Pinularia sp. 2813 4 0.13
2 Cymbella affinis 5625 8 0.20
5
3 Cymbella sp. 3750 0.16
7
4 Fragillaria sp. 4688 0.18
3
5 Gomphonema sp. 1875 0.10
3
6 Navicula sp. 1875 0.10
1
7 Achnantes sp. 938 0.06
Chlorophyta
9
8 Oedogonium sp. 6563 0.22
7
9 Cosmarium sp. 4688 0.18
10 Cladophora sp. 938 1 0.06
11 Zygnema sp. 3750 5 0.16
12 Cylindrocapsa sp. 4688 7 0.18
13 Mikrospora sp. 6563 9 0.22
Cyanophyta
20
14 Lynbya sp. 14063 0.32
3
15 Spirulina sp. 1875 0.10
7
16 Oscillatoria curviceps 4688 0.18
Total 69375 100 2.56
Sumber : Dok UKl/UPl, 2012

Tabel 3. Komposisi dan Struktur Komunitas Perifiton pada bagian Hilir Sungai Gadang Kumbung, sebelum
penambangan
No Jenis K (idv/m²) KR (%) Pi lon Pi
Crysophyta
1 Cymbella sp 4688 5 0.15
2 Fragillaria sp 9375 10 0.23
3 Navicula sp 4688 5 0.15
4 Naviculla viridula 2813 3 0.11
Chlorophyta
5 Mikrospora sp 938 1 0.05
6 Oedogonium sp 4688 5 0.15
Cyanophyta
7 Oscillatoria sp 14063 15 0.28
8 Rivularia sp 23438 25 0.35
9 Spirulina sp 938 1 0.05
10 Calothrix sp 9375 10 0.23
11 Lyngbia sp 18750 20 0.32
Total 93750 100 2.06

61
Agroprimatech
Vol. 3 No. 2, April 2020 e-ISSN : 2599-3232

Berdasarkan hasil analisa yang memiliki kepadatan tertinggi berasal


perifiton, diketahui bahwa pada bagian dari divisi Cyanophyta dengan jenis yang
hulu ditemukan jenis alga yang lebih dominan Rivularia, Oscillatoria dan
bervariasi dibandingkan bagian hilir, yaitu Lyngbia. Pada umumnya jenis-jenis
sebanyak 16 jenis pada bagian hulu dan tersebut biasa ditemukan pada perairan
11 jenis pada bagian hilir. Pada bagian yang tercemar ringan.
hulu umumnya didominasi oleh kelompok Indeks keragaman jenis tertinggi
alga yang berasal dari divisi Chlorophyta terdapat pada bagian hulu, sebesar 2,56
(alga hijau) dan diikuti oleh Crysophyta dan pada bagian hilir 2,06. Dari nilai yang
(alga emas). Dominannya alga hijau pada diperoleh diketahui bahwa bagian hulu
bagian hulu mengindikasikan suatu sungai relative cukup bersih dibandingkan
perairan cukup bersih atau belum dengan hilir yang sudah mulai dicemari
mengalami pencemaran yang begitu limbah organik (tercemar ringan). Menurut
berarti. Jenis alga seperti Zignema, Lee et.al, 1978 Klasifikasi derajat
Mikrospora, dan Cosmarium cendrung pencemaran berdasarkan indeks
hidup pada perairan yang bersih. keanekaragaman (H), yaitu H>3
Sedagkan alga yang berasal dari jenis mengindikasikan perairan tidak tercemar,
Crysophyta seperti Naviculla, Cymbella, 2,0 – 3,0 tercemar sangat ringan, 1,6 – 2,0
Gomphonema, Achnanthes, dll cendrung tercemar ringan, 1,0– 1,5 tercemar
hidup pada perairan bersih sampai sedang , < 1,0 tercemar berat.
tercemar ringan. Pada bagian hilir, jenis

Tabel 4. Komposisi dan Struktur Komunitas Betos bagian Hulu dan Hilir Sungai Gadang Kumbung
SUNGAI GADANG KUMBUNG
N
TAKSA HULU HILIR RATA-RATA
O
K KR K KR K KR

K. HIRUDINEA 11.11 0.48 5.56 0.33


O. Rhyncobdellida 11.11 0.48 5.56 0.33
1 Erpobdella 11.11 0.48 5.56 0.33
K. INSECTA 2322.22 99.52 988.89 98.89 1655.56 99.33
O. Coleoptera 166.67 7.14 200.00 20.00 183.33 11.00
2 Eubrianax 144.44 6.19 77.78 7.78 111.11 6.67
3 Heterlimnius 66.67 6.67 33.33 2.00
4 Promoresia 55.56 5.56 27.78 1.67
5 Stenelmis 22.22 0.95 11.11 0.67
O. Diptera 755.56 32.38 522.22 52.22 638.89 38.33
6 Anthoca 100.00 4.29 122.22 12.22 111.11 6.67
7 Chironomidae 622.22 26.67 355.56 35.56 488.89 29.33
8 Simulium 33.33 1.43 44.44 4.44 38.89 2.33
O. Ephemeroptera 988.89 42.38 122.22 12.22 555.56 33.33
9 Baetis 366.67 15.71 33.33 3.33 200.00 12.00
10 Caenis 55.56 2.38 27.78 1.67
11 Ecdyonurus 22.22 0.95 11.11 1.11 16.67 1.00
12 Ephemerella 144.44 6.19 22.22 2.22 83.33 5.00

62
Agroprimatech
Vol. 3 No. 2, April 2020 e-ISSN : 2599-3232

13 Pseudocleon 344.44 14.76 55.56 5.56 200.00 12.00


14 Leptophlebia 55.56 2.38 27.78 1.67
O. Lepidoptera 100 4.29 22.22 2.22 61.11 3.67
15 Eoophyla 100.00 4.29 22.22 2.22 61.11 3.67
O. Megaloptera 11.11 1.11 5.56 0.33
16 Corylidae 11.11 1.11 5.56 0.33
O. Plecoptera 55.56 2.38 11.11 1.11 33.33 2
17 Perla 44.44 1.90 11.11 1.11 27.78 1.67
18 Neoperla 11.11 0.48 5.56 0.33
O. Trichoptera 255.56 10.95 111.11 11.11 183.33 11.00
19 Glossosoma 55.56 2.38 88.89 8.89 72.22 4.33
20 Hydropsyche 144.44 6.19 22.22 2.22 83.33 5.00
21 Lype 22.22 0.95 11.11 0.67
22 Psychomiya 33.33 1.43 16.67 1.00
100.0
TOTAL 2333.33 100.00 1000.00 100.00 1666.67 0
TOTAL TAKSA 19 15 22
Indeks Diversitas (H') 2.36 2.2 2.44
Indeks Equitabilitas (E) 0.80 0.81 0.79
Sumber : Dok UKl/UPl, 2012

Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat sungai karena Insecta memiliki anggota


bahwa komposisi makrozoobentos di kelompok yang banyak.
Sungai Gadang Kumbung terdiri dari 22 Berdasarkan kelompok individu
genus yang tergolong kedalam dua kelas penyusun, hewan bentos di Sungai
yaitu Hirudinea, dan Insecta. Dari dua Gadang Kumbung didominasi oleh
kelas tersebut, Insecta merupakan Chironomidae (K = 488,89 ind/m 2; KR =
kelompok makrozoobentos yang paling 29,33 %), selanjutnya Baetis dan
banyak ditemukan yaitu 21 genus, Pseudocloeon dengan kepadatan yang
sedangkan Hirudinea hanya satu genus. sama yaitu K = 200,00 ind/m 2 dan KR =
Berdasarkan kepadatan, hewan bentos 12,00 %. Tingginya kepadatan kelompok
Sungai Gadang Kumbung didominasi hewan bentos Chironomidae disebabkan
oleh kelas Insecta yaitu K = 1655,56 karena memiliki penyebarannya yang luas
ind/m2 dan KR = 99,33 %. Selanjutnya dan bersifat toleran. Menurut leksono
Hirudinea yaitu K = 5,56 ind/m 2 dan KR = (2010) Chironomidae dapat hidup pada
0,33 %. berbagai macam substrat mulai dari
Tingginya jumlah genera dan substrat berbatu, berpasir hingga
kepadatan relatif kelas Insecta di Sunga berlumpur sekalipun.
Gadang Kumbung disebabkan karena Genera lain yang memiliki
kondisi substrat yang cocok bagi kepadatan tertinggi adalah Pseudocleon
kehidupan hewan Insecta yaitu berbatu dan Baetis. Tingginya kepadatan kedua
dan berarus deras. Menurut Maula (2018) genera ini diduga karena habitat yang
Insecta merupakan kelompok yang cocok bagi kehidupan meraka. Sungai
mendominasi komunitas hewan bentos di Gadang Kumbung merupakan sungai
yang secara kasat mata memiliki aliran air

63
Agroprimatech
Vol. 3 No. 2, April 2020 e-ISSN : 2599-3232

yang bersih dan jernih serta memiliki EKOSOSBUD DAN KESMAS


substrat berbatu dan berarus kencang. Berkembangnya Sosial Budaya pada
Menurut Nangin (2015), substrat sungai masyarakat maka manusia semakin
berbatu merupakan habitat yang paling lama semakin meningkat karena
disukai oleh kelompok hewan manusia sebagai pelaku aktivitas
Ephemeroptera. Selanjutnya menurut tersebut memiliki kebudayaan dan pola
Maula (2018), Pseudocleon merupakan pikir yang berbeda satu dengan
genus Ephemeroptera yang umum
lainnya. Tatanan sosial barupun
ditemukan dan biasanya hidup pada
akhirnya membawa dampak pada
perairan yang mulai sedikit tercemar.
Pada tabel diatas juga dapat berkurangnya kepercayaan, pandangan
dilihat nilai Indeks Diversitas dan nilai nilai lama yang bersumber
(keanekaragaman) dan Indeks pada ajaran leluhur dan nenek moyang.
Equitabilitas (kesamarataan) pada Sungai Dengan adanya perusahan
Gadang Kumbung Bagian hulu dan Pertambangan batubara dimana dari
bagian hilir hampir sama. Bentos pada kegiatan tersebut menimbulkan
bagian hulu memiliki nilai Indeks permasalahan seperti pergeseran sosial
Diversitas yaitu 2,36 dan Indeks budaya masyarakat.
Equitabilitas 0,80, sedangkan bagian hilir
memiliki nilai Indeks Diversitas yaitu 2,20
dan Indeks Equitabilitas 0,81. REKOMENDASI
Berdasarkan nilai tersebut menunjukkan saran atau rekomendasi
bahwa Sungai Gadang Kumbung memiliki perbaikian untuk pengelolaan Kualitas
keanekaragaman jenis yang cukup tinggi udara adalah (1). Memasang alat
dan kepadatan populasi yang merata. pengendali pencemar udara yang dapat
Menurut Kendeigh (1980), tinggi menjamin emisi tidak akan melampaui
rendahnya nilai indeks diversitas suatu baku mutu emisi yang berlaku di
komunitas tidak hanya ditentukan oleh Indonesia, (2). Meminimalkan emisi
jumlah jenisnya saja, namun juga partikulat dari kendaraan pengangkut
ditentukan oleh kesamarataan populasi- hasil produksi, (3). Melakukan perawatan
populasi dalam komunitas. alat-alat yang digunakan dalam
Kesamarataan populasi dapat dilihat dari pengolahanbatubara. (4). Melakukan
indeks equitabilitas dimana nilainya penyiraman pada jalan yang dilalui oleh
bergerak dari 0 - 1 bila mendekati satu alat-alat berat dan kendaraan angkut
berarti populasi merata dan bila batubara dan (5). Melakukan re-vegetasi
mendekati nol berarti populasi tidak pada areal pengolahan batubara, untuk
merata. Menurut Zairion (2003), menghalangi emisi debu ke lingkunga
pengelompokan sungai berdasarkan udara ambien.
indeks kesamarataan dapat dibagi atas Menjaga Kualitas air permukaan
tiga yaitu 0,00<E≤0,50 berarti komunitas maka di saran atau di rekomendasikan
berada dalam kondisi tertekan; untuk upaya pengelolaan adalah (1).
0,50<E≤0,75 berarti komunitas berada Membuat drainase disekitar stock pile dan
pada kondisi labil; dan 0,75<E≤1,00 dilengkapi dengan sedimen trap sebelum
berarti komunitas berada pada kondisi masuk ke bak pengendapan, (2).
stabil. Berdasarkan kategori tersebut Mengoptimalkan pengolahan dengan
maka Sungai Gadang Kumbung tergolong membuat instalasi pengolahan air limbah
dalam kondisi stabil. (IPAL), khususnya dengan bak
pengendapan,(3). Optimalkan
Pengolahan limbah cair dengan bantuan

64
Agroprimatech
Vol. 3 No. 2, April 2020 e-ISSN : 2599-3232

IPAL hasil proses pemurnian, (4). tanah dan air permukaan, terganggunya
Penyimpanan pelumas bekas sesuai habitat satwa, terganggunya Vegetasi
dengan prosedur yang berlaku, (5). tanaman, dan dampak terhadap
Pengolahan ceceran pelumas dengan Ekonomi, Sosial Budaya dan Kesehatan
membuatkan bak pengolahan pelumas Masyarakat.
seperti bak jebakan minyak.
Saran untuk Vegetasi adalah (1). DAFTAR PUSTAKA
Melakukan penanaman tumbuhan Azapagic, A., & Perdan, S. (2000).
dengan jenis yang sama dengan yang Indicators of sustainable
ditebang saat kegiatan pertambangan (2). development for industry: a
Melakukan penanaman tumbuhan yang general framework. Process
dapat tumbuh dengan cepat dan memiliki Safety and Environmental
nilai-ekonomi yang tinggi dan estetika. Protection, 78(4), 243-261.
Penanaman jenis ini tentunya juga
memperhatikan kesesuaian lahan dan Effendi, H. (2003). Telaah kualitas air,
konservasi lahan. bagi pengelolaan sumber daya
Fauna darat adalah (1). dan lingkungan perairan.
Mempertahankan zona penyangga Kanisius.
berupa kebun rakyat ataupun kawasan
hutan alami untuk menjaga jalur migrasi Hidayat, L. (2017). PENGELOLAAN
fauna kedaerah wilayah lain, (2). Aktifitas LINGKUNGAN AREAL
peneebangan vegetasi dilakukan secara TAMBANG BATUBARA. Adhum:
terncana dan bertahap. Sehingga Jurnal Penelitian dan
kerusakan habitat alami fauna dapat Pengembangan Ilmu
diminimalisir, (3). Melakukan upaya Administrasi dan
reklamasi dengan segera pada daerah- Humaniora, 7(1), 44-52.
daerah lokasi habitat dan migrasi satwa,
(4). Memulihkan kembali habitat fauna
yang rusak akibat kegiatan pertambangan Ishlah, T. (2010). Kajian Pasar Mineral
salah satunya dengan jalan reklamasi dan Usulan Strategi Eksplorasi
lahan bekas tambang yang ditanam Sumberdaya Mineral di
dengan tumbuhan pohon dan perdu. Indonesia. Laporan Pusat
Biota perairan adalah. Sumber Daya Geologi,
Rekomendasi pengelolaan yang perlu Bandung, 13.
dilakukan adalah setiap tahap kegiatan
harus mengikuti SOP penanganan aliran
air larian yang dapat mencemari badan Keating, M. (2001). Plurinational
perairan. democracy: stateless nations in a
post-sovereignty era. Oxford
KESIMPULAN University Press on Demand.
Uraian Tulisan diatas bisa diambil
kesimpulan bahsawanya Kegiatan Leksono, A. S. (2010). Keanekaragaman
penambangan batubara di nagari lunang, hayati. Universitas Brawijaya
kecamatan lunang silaut, kabupaten Press.
pesisir selatan, Provinsi sumatera barat
selain memberikan dampak positive juga Nangin, S. R., Langoy, M. L., & Katili, D.
memberikan dampak negatif terhadap Y. (2015). Makrozoobentos
lingkungan yaitu Terjadinya penurunan sebagai indikator biologis dalam
Kualitas Udara, pencemaran kualitas air menentukan kualitas air sungai

65
Agroprimatech
Vol. 3 No. 2, April 2020 e-ISSN : 2599-3232

suhuyon Sulawesi Utara. Jurnal


MIPA, 4(2), 165-168. Rudiyanti, S. (2009). Kualitas perairan
sungai Banger Pekalongan
Maula, L. H. (2018). Keanekaragaman berdasarkan indikator
makrozoobentos sebagai biologis. Jurnal Saintek
bioindikator kualitas air Sungai Perikanan, 4(2), 46-52
Cokro Malang(Doctoral
dissertation, Universitas Islam Silalahi, J. (2009). Analisis Kualitas Air
Negeri Maulana Malik Ibrahim). dan Hubungannya dengan
Keanekaragaman Vegetasi
Rois, M., & Andrizal, A. (2018). Dampak Akuatik di Perairan Balige Danau
Penambangan Batubara Toba (Master's thesis).
Terhadap Kualitas Air Sungai
Batang Manggilang di jorong Zairion, D. (2003). Dampak
Sebrang Pasar Kenagarian Pembangunan Terhadap Biota
Manggilang Kabupaten 50 Air. Makalah Kursus AMDAL,
Kota. Jurnal Geografi, 10(2), IPB. Bogor.
184-190.

66

Anda mungkin juga menyukai