Metodologi Penelitian Hukum - ZIKRI MAULANA-21131010168
Metodologi Penelitian Hukum - ZIKRI MAULANA-21131010168
Proposal Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Syariah sebagai salah satu syarat guna mengajukan
Seminar Proposal
Oleh:
ZIKRI MAULANA
NIM : 21131010168
1445 H / 2023 M
BAB I
PENDAHULUAN
Di zaman sekarang ini seks sudah sangat wajar terjadi dikalangan muda dan
remaja. Bicara soal remaja tidak akan pernah lepas dari percintaan remaja. Tentu semua
remaja telah mengalaminya. Hampir seluruh remaja di Dunia termasuk Indonesia
mempunyai suatu budaya untuk mengekspresikan percintaan remaja itu sendiri yang
biasa kita sebut sebagai “Pacaran”.
Pacaran, bukan hal yang lazim lagi di kalangan remaja saat ini, mulai dari
berbagai jenjang pendidikan mereka. Mulai dari Anak-anak kuliah sampai SMP
(bahkan anak SD pun mulai mencoba-coba), mulai dari tingkatan remaja awal sampai
remaja akhir, rata-rata mereka sudah mempunyai “pacar”.
Remaja mengekspresikan rasa cintanya pada sang “pacar” dengan berbagai cara,
mulai dari yang biasa sampai yang tidak bisa diterima secara moral karena perbuatan
mereka telah melanggar ketentuan norma yang ada. Salah satu cara yang merupakan cara
yang paling tidak diterima di kalangan masyarakat adalah seksual pranikah.
Dalam data Badan Pusat Stastistik Provinsi Riau, angka perceraian di Kabupaten
Bengkalis terus meningkat dari tahun ke tahun. "Penyebabnya perceraian di Riau ini
beragam, mulai dari zina, mabuk, madat, judi, meninggalkan salah satu pihak, dihukum
penjara, poligami, kekerasan dalam rumah tangga, cacat badan, perselisihan dan
pertengkaran terus menerus, kawin paksa, murtad hingga ekonomi," (Yusar M, 2022).
Menurut data terbaru Pengadilan Agama Bengkalis edisi Bulan Juni 2023 ada
beberapa perkara (421 kasus ) diantaranya; perceraian (267 kasus), dispensasi kawin (33
kasus) dan lainnya.
3. Bagaimana implementasi hukum Islam dalam menangani kasus pernikahan dini dan
perceraian dini di Kabupaten Bengkalis yang terkait dengan pergaulan bebas?
4. Apa upaya yang dapat dilakukan dalam konteks hukum Islam untuk mengatasi
permasalahan pergaulan bebas yang berpotensi menyebabkan pernikahan dini dan
perceraian dini di Kabupaten Bengkalis?
3. Kesejahteraan individu
enelitian tentang pernikahan dini dan perceraian dini dapat membantu kita
memahami dampak psikologis dan emosional dari pernikahan dini dan
perceraian pada mereka yang terlibat.
5. Perubahan kebijakan
Penelitian yang komprehensif tentang pernikahan dini dan perceraian dinidapat
menginformasikan perubahan kebijakan yang efektif. Informasi daripenelitian
ini dapat mempengaruhi kebijakan hukum, pendidikan dan sosial terkait
pernikahan dini dan perceraian dini.
1.5 Studi Literatur
1. Maria Sari, dengan judul skripsi "Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pernikahan Diri
dan Perceraian Diri pada Remaja". Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-
faktor yang mempengaruhi keputusan pernikahan diri dan perceraian diri pada remaja.
Penelitian dilakukan melalui survei terhadap sejumlah remaja yang telah mengalami
pernikahan diri dan perceraian diri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor
seperti tekanan sosial, kematangan emosional, dan komunikasi dalam hubungan
merupakan faktor yang signifikan dalam keputusan pernikahan diri dan perceraian diri
pada remaja.
2. Ahmad Farhan, dengan judul "Peran Konflik Keluarga dalam Perceraian Diri: Studi
Literatur pada Dewasa Muda". Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan peran
konflikkeluarga dalam keputusan perceraian diri pada dewasa muda. Melalui tinjauan
literatur, penulis menganalisis penelitian sebelumnya yang mengkaji hubungan antara
konflik keluarga dan perceraian diri. Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat
konflik keluarga yang tinggi, ketidakharmonisan dalam hubungan pasangan, dan
kurangnya komunikasi efektif dapat menjadi faktor utama dalam keputusan perceraian
diri pada dewasa muda.
3. Rina Fitriani, dengan judul skripsi "Pengaruh Faktor Ekonomi Terhadap Stabilitas
Pernikahan dan Tingkat Perceraian: Studi Literatur pada Pasangan Usia Produktif".
Studi ini bertujuan untuk menginvestigasi pengaruh faktor ekonomi terhadap stabilitas
pernikahan dan tingkat perceraian pada pasangan usia produktif. Melalui analisis
literatur, penelitian sebelumnya tentang pengaruh variabel ekonomi seperti
penghasilan, status pekerjaan, dan tingkat pendidikan terhadap stabilitas pernikahan
dan perceraian dikumpulkan. Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor ekonomi
memainkan peranpenting dalam stabilitas pernikahan, dan ketidakstabilan ekonomi
dapat meningkatkan risiko perceraian pada pasangan usia produktif.
1.6 Kerangka Teori
Kerangka teori ini menjelaskan tentang hubungan antara pernikahan dini dan perceraian
dini yang relevan dengan objek kajian. Kerangka ini diharapkan dapat memberikan
pemecahan masalah yang dikaji dalam pembahasan ini.
Pernikahan dini sering kali terkait dengan faktor sosial dan budaya tertentu di
masyarakat. Norma-norma sosial, tekanan dari keluarga, dan ekspektasi masyarakat
terhadap pernikahan dapat mempengaruhi keputusan untuk menikah pada usia yang
lebih muda. Namun, pada usia yang muda, individu mungkin belum siap secara
emosional, psikologis, dan sosial untuk menghadapi pernikahan.
Pernikahan dini sering terjadi pada individu yang belum menyelesaikan pendidikan
formal mereka. Pendidikan yang terbatas dapat membatasi peluang pekerjaan dan
kemandirian ekonomi, sehingga meningkatkan risiko perceraian. Pasangan yang belum
memiliki keterampilan dan pendapatan yang memadai mungkin menghadapi tekanan
keuangan dan ketidakstabilan dalam pernikahan.
Pada usia yang lebih muda, individu belum sepenuhnya mengembangkan
identitas pribadi dan emosi mereka. Pernikahan pada usia yang terlalu muda dapat
menghambat perkembangan pribadi dan membatasi kesempatan untuk menjalani
pengalaman hidup yang lebih luas. Hal ini dapat menyebabkan perasaan penyesalan,
kurangnya pemahaman diri, dan pertentangan dalam hubungan, yang pada gilirannya
meningkatkan risiko perceraian.
Pada usia yang muda, individu mungkin kurang memahami kebutuhan, nilai,
dan harapan mereka sendiri serta pasangan mereka. Kurangnya pengalaman hidup dan
kekurangan komunikasi yang efektif dapat menyebabkan ketidakcocokan pasangan yang
lebih tinggi. Perbedaan dalam tujuan, aspirasi, atau nilai-nilai hidup yang mendasar dapat
menyebabkan konflik yang sulit diatasi dan meningkatkan risiko perceraian.
Pernikahan membawa tanggung jawab yang besar, terutama jika pasangan
muda harus menghadapi peran orangtua pada usia yang lebih muda. Tuntutan ini dapat
menimbulkan stres psikologis dan emosional yang berlebihan, terutama ketika individu
belum matang secara emosional. Ketidakmampuan mengatasi stres ini dapat
menyebabkan pertikaian dan konflik dalam pernikahan, yang pada gilirannya
meningkatkan risiko perceraian.
1.7 Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian:
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk mengumpulkan data
tentang dampak pergaulan bebas terhadap pernikahan dini dan perceraian dini. Data yang
dikumpulkan akan dianalisis secara statistik untuk mendapatkan pemahaman yang lebih
mendalam tentang hubungan antara variabel-variabel yang terlibat.
2. Desain Penelitian:
4. Pengumpulan Data:
Data akan dikumpulkan melalui kuesioner yang dikembangkan khusus untuk
penelitian ini. Kuesioner akan berisi pertanyaan tentang informasi demografis responden,
usia saat menikah, alasan menikah, faktor-faktor yang mempengaruhi perceraian, serta
pengalaman dan persepsi terkait pernikahan dan perceraian.
5. Analisis Data:
Data yang terkumpul akan dianalisis menggunakan metode statistik yang
sesuai, seperti uji chi-square untuk mengidentifikasi hubungan antara pernikahan dini dan
perceraian dini. Selain itu, analisis regresi juga akan dilakukan untuk melihat pengaruh
variabel-variabel lain yang mungkin memengaruhi perceraian dini, seperti tingkat
pendidikan, status ekonomi, dan dukungan sosial.
6. Etika Penelitian:
Penelitian ini akan memperhatikan etika penelitian yang meliputi kerahasiaan
data responden, penggunaan informasi dengan izin, dan perlindungan hak-hak individu
yang berpartisipasi dalam penelitian. Persetujuan etis akan diperoleh sebelum
mengumpulkan data dari responden.
7. Limitasi Penelitian:
Penelitian ini memiliki beberapa limitasi yang perlu diperhatikan. Misalnya, penggunaan
metode kuantitatif mungkin tidak mampu menggambarkan secara menyeluruh konteks
sosial dan budaya yang mempengaruhi pernikahan dini dan perceraian dini. Selain itu,
adanya bias atau kesalahan pengukuran juga mungkin terjadi.
DAFTAR PUSTAKA