Anda di halaman 1dari 15

Agrisa Vol. 8 No.

1 : 404 - 417 Juni 2019 ISSN : 2301 - 5365

PENGARUH DOSIS KOMBINASI PUPUK KANDANG KOTORAN AYAM DAN PUPUK


MAJEMUK NPK PHONSKA TERHADAPBEBERAPA SIFAT KIMIA TANAH DAN HASIL
CABAI RAWIT (Capsicum frutescensL.) PADA ALFISOL

Effect of Combination Dosage of Chiken Fertilizer Fertilizer and NPK Phonska Fertilizer
Fertilizer on Some of the Soil Chemical Properties and Results of Cayenne Pepper
(Capsicum frutescens L.) on Alfisol

Paulus Mathias Nebo Leku, Wiekandyne Duaja, Peters O. Bako

Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana, Jln Adisucipto Penfui-Kupang
NTT 85001

ABSTRAK

Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan milik warga di desa Penfui Timur, kecamatan Kupang Tengah,
kabupaten Kupang, propinsi Nusa Tenggara Timur dan Laboratorium Kimia Tanah, Fakultas Pertanian,
Universitas Nusa Cendana sejak bulan bulan Mei hingga Oktober 2018. Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui pengaruh dosis kombinasi pupuk kandang kotoran ayam dan pupuk majemuk NPK phonska
terhadap beberapa sifat kimia dan hasil cabai rawit (Capsicum Frutescens L.) pada Alfisol. Penelitian ini
dilakukan melalui percobaan faktor tunggal dengan menggunakan rancangan lingkungan berupa Rancangan
Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 6 perlakuan 3 ulangan sehingga terdapat 18 unit percobaan. Variabel
yang diamati adalah kandungan N total tanah (%), kandungan P tersedia tanah (ppm), kandungan N jaringan
tanaman, kandungan P jaringan tanaman, kandungan C-Organik tanah (%), umur berbunga, jumlah buah
pertanaman (buah.tanaman-1), bobot segar buah pertanaman (g.tanaman-1) dan biomassa kering tanaman. Data
hasil pengamatan dianalisis dengan sidik ragam (anova) dan dilanjutkan dengan Uji DMRT (taraf nyata
0,05%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) perlakuan dosis kombinasi pupuk kandang kotoran ayam dan
pupuk majemuk NPK Phonska berpengaruh nyata terhadap kandungan N total tanah, kandungan P tersedia
tanah, umur berbunga, jumlah buah pertanaman, bobot segar buah pertanaman, biomassa kering tanaman, serta
berpengaruh sangat nyata terhadap N jaringan tanaman, sedangkan terhadap kandungan P jaringan dan
kandungan C-organik tanah tidak berpengaruh nyata; (2) Perlakuan dosis kombinasi pupuk kandang ayam dan
pupuk majemuk NPK Phonska 200 g.polibag-1 + 2 g.polibag-1 memberikan hasil terbaik yang dapat
meningkatkan hasil cabai rawit.
Kata kunci: Pupuk kandang kotoran ayam, pupuk majemuk NPK Phonska, sifat kimia tanah, cabai rawit,
alfisol.

ABSTRACT

This research has been carried out on land owned by residents in East Penfui Village, Central Kupang
Subdistrict, Kupang Regency, NTT Province and Soil Chemistry Laboratory of the Faculty of Agriculture of
Nusa Cendana University since May to October 2018. The purpose of this study was to determine the Effect of
Combination Doses of Chicken Manure and NPK Compound Fertilizer Phonska Againt Some Chemicaal
Properties and Result of Rawitic Vegetables (Capsicum frutescens L.) in Alfisols. This research was conducted
through a single factor experiment using an environmental design in the form of a Completely Randommized
Design (CRD) consisting of 6 treatments 3 replications so that there were 18 experomental units. The variables
observed were total of N soil content (%), avaiable P content of soil (ppm), N content of plant tissue, P content
of plant tissue, soil C-Organik content (%), flowering age, number of fruit crops (fruit.Plant -1), fresh weight of
plant fruit (g.plant-1) and plant dry biomass. Observation data were analyzed by variance (ANOVA) and
followed by Duncan”s Test (0.05% real level). The results showed that (1) the treatment of the combined dose
of chicken manure fertilizer and NPK Phonska compound fertilizer significantly affected the total N content of
the soil, available soil P content, flowering age, number of fruit crops, fresh fruit weight, crop dry biomass, and
very influential real to N plant tissue, while the P content of the tissue and organic C-content of the soil did not
have a significant effect; (2) The combination dose treatment of chicken manure and 200K.polibag-1 +

404
Agrisa Vol. 8 No. 1 : 404 - 417 Juni 2019 ISSN : 2301 - 5365

2g.polibag-1 NPK Phonska compound fertilizer gave the best results that could increase the yield of cayenne
pepper.
Keywords: Chicken manure, NPK Phonska compound fertilizer, soil chemical properties, cayenne pepper,
alfisol.

PENDAHULUAN

Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan wilayah semi arid yang didominasi oleh lahan kering dan salah
satu jenis tanah yang mendominasinya adalah Alfisol. Alfisol banyak dimanfaatkan sebagai lahan budidaya
tanaman. Menurut Munir (1996), Alfisol dicirikan dengan reaksi tanah yang alkalis, tekstur sedang sampai
halus, KTK sedang sampai tinggi dan mempunyai kandungan bahan organik yang rendah.
Berdasarkan kriteria tanah alfisol maka disimpulkan bahwa salah satu kendala utama yang dialami
dalam kegiatan budidaya tanaman pada alfisol adalah ketersediaan unsur hara yang rendah terutama hara
nitrogen (N) dan fosfor(P). Hal ini karenanitrogen (N) berperan penting dalam pertumbuhan vegetatif
tanaman.Hasil penelitian Astuti (2010) menunjukkan bahwa hasil analisis sifat kimia Alfisol Kupang (Desa
Oebelo) mempunyai kandungan N-Total tanah rendah (0,21%), Kandungan P-tersedia tanah tinggi (25,15
ppm), K-tersedia (k-dd) tanah tinggi (0,72 me/100g), kandungan C-organik tanah rendah (1,10%), pH 6,7, dan
kapasitas tukar kation (KTK) tinggi (35,62 me/100 g).
Permasalahan rendahnya ketersediaan unsur hara dari Alfisol perlu diatasi dengan peningkatan
ketersediaan unsur hara melalui penambahan pupuk. Dalam sistem budidaya tanaman, para petani lebih
mengutamakan penggunaan pupuk anorganik. Salah satu jenis pupuk anorganik yang saat ini banyak
digunakan oleh petani adalah pupuk Majemuk NPK phonska. Pupuk Majemuk NPK Phonska merupakan
pupuk majemuk yang mengandung N, P dan K dengan perbandingan 15-15-15.
Penggunaan pupuk anorganik NPK Phonska saat ini marak ditingkat petani dibandingkan pupuk tunggal
urea, SP-36 dan KCl karena secara teknis penggunaan pupuk phonska lebih efisien dari aspek penggunaan
tenaga kerja dibandingkan dengan pupuk tunggal. Namun penggunaan pupuk anorganik secara terus-menerus
tanpa pengembalian bahan organik ke dalam tanah akan berdampak pada penurunan kesuburan tanah secara
keseluruhan. Parman (2007), menyatakan bahwa, penggunaan pupuk anorganik dalam jangka waktu yang
relatif lama umumnya berakibat buruk pada kondisi tanah. Hal ini menyebabkan tanah menjadi cepat padat,
kurang mampu meyimpan air dan cepat menjadi asam yang pada akhirnya akan menurunkan produktifitas
tanaman.
Berkaitan dengan dampak negatif penggunaan pupuk anorganik dalam jangka panjang maka upaya
kesuburan tanah harus diarahkan pada pendekatan penggunaan kombinasi pupuk anorganik dengan pupuk
organik. Pupuk organik mempunyai beberapa kelebihan dari pada pupuk anorganik, karena selain sebagai
sumber unsur hara, pupuk organik juga dapat meningkatkan kadar humus tanah, daya menahan air dan banyak
mengandung mikroorganisme (Pisdon, 2001 dalam Lamarobak, 2004).
Pupuk kandang kotoran ayam merupakan salah satu pupuk organik yang sangat baik untuk
dikembangkan. Pupuk kandang kotoran ayam adalah campuran dari kotoran padat dan cair yang tercampur
dengan sisa makanan dan alas kandang. Menurut Knaofmone (2013), kandungan unsur hara pupuk kandang
kotoran ayam terdiri atas 0,5% N, 0,25% P2O5, dan 0,5% K2O, hal ini sangat bervariasi tergantung pada
kondisi lingkungan dan pakan yang diberikan.
Beberapa hasil penelitian aplikasi pupukkandang kotoran ayam selalu memberikan respon tanaman
yang baik. Hal ini terjadi karenapupuk kotoran ayam relatif lebih cepat terdekomposisi serta mempunyai kadar
harayang cukup pula, jika dibandingkan dengan jumlah unit yang sama padapupuk kandang lainnya (Sutejo,
2002). Hasil penelitian Haramburu (2017), menyatakan bahwa pemberian pupuk kandang kotoran ayam 40
ton.ha-1 berpengaruh nyata terhadap N total, P tersedia dan C- Organik dan hasil tanaman cabai merah; pada
pengujian Widowati dkk.,(2004), pemberian pupuk kandang ayam menghasilkan produksi tertinggi pada
tanaman sayuran selada pada tanah andisol cisarua dengan takaran optimum ± 25 ton.haˉ¹. Demikian pula hasil
penelitian Suastika dkk., (2005) diperoleh hasil yang sama dimana pemberian pupuk kandang kotoran ayam
takaran 1 ton.haˉ¹ yang dikombinasikan dengan fosfat alam tunisia sebesar 1 t ha-1 pada tanah Oxisol Pleihari
menghasilkan 4,21 ton.ha-1 jagung, sedangkan yang menggunakan pupuk kandang sapi dengan takaran dan
fosfat alam tunisia yang sama hanya diperoleh 2,96 ton.haˉ¹. Namun pada umumnya untuk meningkatkan
produksi tananam hortikultura diperlukan bahan organik dengan dosis tinggi. Hasil penelitian Suwandi dan
Azirin (1986) menyatakan bahwa untuk mendapatkan hasil kentang yang tinggi membutuhkan pupuk kandang
sebesar 20-30 ton ha-1. Akibatnya penggunaan pupuk kandang dinilai banyak pihak kurang efisien dan tidak

405
Agrisa Vol. 8 No. 1 : 404 - 417 Juni 2019 ISSN : 2301 - 5365

ekonomis karena volume aplikasinya tinggi. Untuk mengatasi penggunaan pupuk kandang yang banyak maka
perlu dilakukan kombinasi dengan pupuk anorganik. Adil et al, (2006) mendapatkan bahwa untuk tanaman
bayam serapan N dan efisiensinya tertinggi didapatkan pada perlakuan kombinasi kompos kotoran ayam dan
urea. Oleh karena itu perlu diupayakan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk anorganik melalui
pengelolaan pupuk terpadu, yaitu dengan mengkombinasikan antara pupuk organik dan pupuk anorganik yang
tepat.
Penggunaan pupuk organik kotoran ayam dan pupuk majemuk NPK Phonska saat ini masih sangat
terbatas. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan petani tentang manfaat dari kombinasi pupuk
organik kotoran ayam dan pupuk anorganik majemuk NPK Phonska sehingga sering terjadi gangguan
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis melakukan penelitian
dengan judul: “Pengaruh Dosis Kombinasi Pupuk Kandang Kotoran Ayam Dan Pupuk Majemuk NPK
Phonska Terhadap Beberapa Sifat Kimia Tanah Dan Hasil Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) Pada
Alfisol”
METODE PENELITIAN

Penelitian ini telah dilaksanakan pada lahan milik warga di desa Penfui Timur, kecamatan Kupang
Tengah, kabupaten Kupang, Propinsi NTT dan Laboratorium Kimia Tanah Fakultas Pertanian, Universitas
Nusa Cendana dan berlangsung dari bulan Mei hingga Oktober 2018.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental faktor tunggal berupa tanaman cabai
rawit yang diberi perlakuan kombinasi pupuk kandang kotoran ayam dan pupuk majemuk NPK Phonska.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 6 perlakuan 3
ulangan sehingga terdapat 18 unit percobaann. Parameter pengamatan yang diamati yaitu indikator tanah
terdiri dari N total tanah (%), P tersedia tanah (ppm), C- Organik tanah (%), sedangkan indikator tanaman
terdiri dari N jaringan tanaman, P jaringan tanaman, Umur berbunga, Jumlah buah (buah. polibag-¹), Bobot
segar buah (gram. polibag-¹), Biomassa kering tanaman cabai rawit.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Dosis Kombinasi Pupuk Kandang Kotoran Ayam dan Pupuk Majemuk NPK Phonska
Terhadap N total Tanah (%)

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi pupuk kandang kotoran ayam dan pupuk
majemuk NPK Phonska berpengaruh nyata terhadap kandungan N-total tanah. Rerata kandungan N-total tanah
tersaji pada Tabel 1.

Tabel 1. Rerata Kandungan N-Total Tanah Akibat Aplikasi Dosis Kombinasi Pupuk Kandang Kotoran
Ayam dan Pupuk Majemuk NPK Phonska Pada Alfisol

Perlakuan Rerata

A0 (Tanpa Pemupukan) 0.13 a


-1 -1
A1 (0 gram.polibag Pukan Ayam + 4 gram.polibag Majemuk NPK Phonska) 0.26 ab
-1 -1
A2(100 gram.polibag Pukan Ayam + 3 gram.polibag Majemuk NPK Phonska) 0.40 bc
-1 -1
A3(200 gram.polibag Pukan Ayam + 2 gram.polibag Majemuk NPK Phonska) 0.42 bc
A4(300 gram.polibag-1 Pukan Ayam + 1 gram.polibag-1Majemuk NPK Phonska) 0.42 bc
-1 -1
A5(400 gram.polibag Pukan Ayam + 0 gram.polibag Majemuk NPK Phonska) 0.51 c
Keterangan : Angka – angka yang diikuti huruf yang berbeda dalam kolom, bermakna berbeda pada uji
Duncan 0.05

Data pada Tabel 5. terlihat bahwa perlakuan A5 (400gram polibag-1 Pupuk kandang Ayam + 0 gram

406
Agrisa Vol. 8 No. 1 : 404 - 417 Juni 2019 ISSN : 2301 - 5365

polibag-1 pupuk majemuk NPK Phonska) menghasilkan kandungan N-total tanah tertinggi yakni, 0.51%, yang
berpengaruhtidak nyata dengan perlakuan A2, A3 dan A4. Tingginya N- total tanah pada perlakuan A5 karena
jumlah N yang diberikan pada perlakuan ini paling tinggi sehingga mampu meningkatkan total N dalam tanah.
Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh (Hardjowigeno 2007 dalam Awang 2013) bahwa banyaknya
unsur hara yang terkandung dalam pupuk menentukan kemampuan pupuk tersebut untuk meningkatkan kadar
unsur hara dalam tanah dan pertumbuhan.
Kandungan nitrogen pada pupuk kandang ayam sebesar 1,3 % sedangkan kandungan N pada pupuk
majemuk NPK Phonska adalah 15%. Berdasarkan kandungan N pada pupuk kandang ayam dan pupuk
majemuk NPK Phonska maka dapat dihitung total N yang diberikan pada masing-masing perlakuan yakni 0,6
gram.polibag-1 untuk perlakuan A1, 1,75 gram.polibag-1 untuk perlakuan A2, 2,9 gram.polibag-1 untuk
perlakuan A3, 4,05 gram.polibag-1 untuk perlakuan A4 dan 5,2 gram.polibag-1 untuk perlakuan A5.
Peningkatan N-total tanah tersebut sangat erat kaitannya dengan sumbangan secara langsung unsur N yang
terdapat dalam pupuk ayam. Semakin tinggi pemberian N yang berasal dari pupuk kandang kotoran ayam
maka semakin tinggi kandungan hara N -total dalam tanah. Menurut Sidabutar (2006) dalam Tufaila, dkk
(2014), pupuk kandang kotoran ayam menyumbangkan sejumlah hara ke dalam tanahseperti N, P dan K yang
dapat berfungsi guna menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pada akhir penelitian
dekomposisi pupuk kandang menyisakan residu yang memberikan pengaruh terhadap penigkatan kandungan
N tanah
Perlakuan A0 (tanpa pemupukan) memberikan kandungan N-total tanah terendah dan berbeda tidak
nyata dengan perlakuan A1. Hal ini diakibatkan karena perlakuan A0 tidak mendapatkan penambahan N yang
berasal dari pupuk kandang kotoran ayam dan pupuk majemuk NPK Phonska.

Pengaruh Dosis Kombinasi Pupuk Kandang Kotoran Ayam dan Pupuk Majemuk NPK Phonska
Terhadap Terhadap P-Tersedia Tanah Akhir Pengamatan (ppm)

Hasil sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan kombinasi pupuk kandang kotoran dan pupuk
Majemuk NPK Phonska ayam berpegaruh nyata terhadap kandungan P-tersedia tanah. Rerata kandungan P -
tersedia tanah pada perlakuan kombinasi pupuk kandang kotoran ayam dan pupuk Majemuk NPK Phonska
tersaji pada Tabel 2.

Tabel 2. Rerata Kandungan P-Tersedia Tanah Tanah Akibat Aplikasi Dosis Kombinasi Pupuk
Kandang Ayam dan Pupuk Majemuk NPK Phonska Pada Alfisol
Perlakuan Rerata
A0 (Tanpa Pemupukan) 15.73 a
1 (0 gram.polibag-1 Pukan Ayam + 4 gram.polibag-1Majemuk NPK Phonska) 30.77 ab
2 (100 gram.polibag-1 Pukan Ayam + 3 gram.polibag-1Majemuk NPK Phonska) 47.87 bc
-1 -1
3 (200 gram.polibag Pukan Ayam + 2 gram.polibag Majemuk NPK Phonska) 50.58 bc
4 (300 gram.polibag-1 Pukan Ayam + 1 gram.polibag-1Majemuk NPK Phonska) 51.09 bc
-1 -1
5 (400 gram.polibag Pukan Ayam + 0 gram.polibag Majemuk NPK Phonska) 61.16 c
Keterangan : Angka – angka yang diikuti huruf yang berbeda dalam kolom, bermakna berbeda pada uji
Duncan 0.05

Data pada Tabel 2 di atas, terlihat bahwa perlakuan A5 (400 gram.polibag-1 Pupuk kandang Ayam + 0
gram.polibag-1 pupuk majemuk NPK Phonska) menghasilkan kandungan P- tersedia tanah pada akhir peneltian
yang tertinggi namun berbeda tidak nyata dengan perlakuan A2, A3 dan A4. Sedangkan P- tersedia tanah
terendah terdapat pada perlakuan A0 dan A1. Tinggi P- tersedia tanah pada perlakuan A5 diduga karena pada
perlakuan dosis pemupukan yang tinggi yang bersumber dari pupuk kandang ayam sehingga dapat
menyumbang P- tersedia nyata paling tinggi yakni 61,16 ppm. Kandungan P2O5pada pupuk kandang sebesar
0,8% sedangkan kandungan P pada pupuk majemuk NPK Phonska adalah 15%. Berdasarkan kandungan P
pada pupuk kandang ayam dan pupuk majemuk NPK Phonska maka dapat dihitung P-tersedia yang diberikan
pada masing-masing perlakuan yakni A1 0,6 ppm, A2 1,25 ppm, A3 1,9 ppm, A4 2,55 ppm dan A5 3,2 ppm.

407
Agrisa Vol. 8 No. 1 : 404 - 417 Juni 2019 ISSN : 2301 - 5365

Tingginya kandungan P- tersedia tanah pada perlakuan A5 selain karena adanya sumbangan unsur hara
P dari pupuk juga dipengaruhi oleh adanya kemampuan pupuk kandang ayam menghasilkan asam-asam organik
dari hasil dekomposisi dalam memutuskan ikatan P oleh unsur-unsur lain seperti Ca dan Mg di dalam tanah.
Pada tanah dengan pH rendah (kemasaman tinggi), unsur fosfor sukar larut karena terikat kuat oleh Al dan Fe.
Fosfat akan berada dalam bentuk hidroksida yang kompleks sehingga sukar terurai kembali dan akan tetap ada
pada lapisan tanah yang dalam dan sulit untuk dimanfaatkan oleh tanaman. Sedangkan pada tanah dengan
tingkat kemasaman rendah (pH makin meningkat) ketersediaan P juga akan berkurang karena difiksasi Ca dan
Mg. Ketersediaan P di dalam tanah dapat ditingkatkan dengan penambahan bahan organik melalui proses
mineralisasi bahan organik terjadi pelepasan P mineral ( PO43- ) dan aksi dari asam organik atau senyawa
pengkelat yang lain hasil dekomposisi, terjadi pelepasan fosfat yang berikatan dengan Al dan Fe,Ca dan Mg
yang tidak larut menjadi bentuk terlarut (Stevenson., 1982 dalam Tini., 2014 )
Hal ini sejalan dengan pendapat Hastuti (2003) dikutip dari Amitran (2017) menyatakan bahwa hasil
penguraian bahan organik menghasilkan asam humat dan flufat sehingga P yang terikat dapat dilepaskan dan
menjadi tersedia dalam tanah. Selain itu, Suntoro (2001), menyatakan pengaruh bahan organik terhadap
ketersediaan P di dalam tanah dapat secara langsung melalui proses mineralisasi dan tidak langsungmelalui
aktifitas asam organik hasil dekomposisi bahan organik akan membantu pelepasan Pyang terfiksasi oleh Ca
pada tanah berkapur.
Perlakuan A0 (tanpa pemberian pupuk kandang kotoran ayam) memberikan P-tersedia tanah terendah
dan berbeda tidak nyata dengan perlakuan A1. Pada perlakuan A0, tidak ada penambahan pupuk kandang
kotoran ayam maupun pupuk anorganik sumber Fosfor (P) sehingga fosfor yang tersedia pada kondisi tanah
awal sebesar 27.77 ppm sebagian digunakan oleh tanaman cabai rawit untuk pertumbuhannya,sebagian hilang
melalui pencucian dan sebagian lainnya menguap keatmosfir sehingga kandungan akhir penelitian menjadi
berkurang (15,73 ppm) dan lebih rendah dari kandungan P pada tanah yang diberi perlakuan pupuk kandang
kotoran ayam maupun pupuk majemuk NPK Phonska.

Pengaruh Dosis Kombinasi Pupuk Kandang Kotoran Ayam dan Pupuk Majemuk NPK Phonska
Terhadap Terhadap N Jaringan Tanaman.

Hasil sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan pupuk kandang kotoran ayam dan pupuk majemuk
NPK Phonska berpegaruh sangat nyata terhadap N jaringan tanaman. Rerata kandungan N jaringantanaman
tersaji pada Tabel 3.

Tabel 3. Rerata Kandungan N Jaringan Tanaman Akibat Aplikasi Dosis Kombinasi Pupuk Kandang
Kotoran Ayam dan Pupuk Majemuk NPK Phonska Pada Alfisol

Perlakuan
Rerata
A0 (Tanpa Pemupukan) 1.66 a
-1 -1
A1 (0 gram.polibag Pukan Ayam + 4 gram.polibag NPK Phonska) 2.00 ab
A2 (100 gram.polibag-1 Pukan Ayam + 3 gram.polibag-1Majemuk NPK Phonska) 2.39 bc
-1 -1
A3 (200 gram.polibag Pukan Ayam + 2 gram.polibag Majemuk NPK Phonska) 2.46 bc
-1 -1
A4 (300 gram.polibag Pukan Ayam + 1 gram.polibag Majemuk NPK Phonska) 2.73 c
-1 -1
A5 (400 gram.polibag Pukan Ayam + 0 gram.polibag Majemuk NPK Phonska) 2.82 c
Keterangan : Angka – angka yang diikuti huruf yang berbeda dalam kolom, bermakna berbeda pada uji
Duncan 0.05

Data pada Tabel 3 di atas, terlihat bahwa pada perlakuan A5 (400 gram.polibag-1 Pupuk kandang
Ayam + 0 gram.polibag-1 pupuk majemuk NPK Phonska) memberikan serapan N yang tinggi yakni 2,82%,
namun berbeda tidak nyata dengan perlakuan A2, A3 dan A4. Hal ini karena dosis pupuk kandang ayam yang
diberikan pada perlakuan ini paling tinggi sehingga jumlah hara N yang tersedia bagi tanaman juga paling
tinggi yang berdampak pada kandungan N jaringan tanaman yang nyata lebih tinggi dibanding perlakuan
lainnya.Kandungan nitrogen pada pupuk kandang ayam sebesar N1,3 % sehingga dengan pemberian dosis
sebanyak 400 gram-1, nitrogen yang diberikan ke dalam tanah sebesar N 5,2%, hal ini menggambarkan
penyerapan unsur hara N yang optimal pada perlakuan dosis pupuk kandang ayam tersebut. Dengan demikian

408
Agrisa Vol. 8 No. 1 : 404 - 417 Juni 2019 ISSN : 2301 - 5365

pemberian dosis pupuk kandang ayam yang tinggi dapat meningkatkan kadar N jaringan tanaman. Menurut
Sutedjo dan Kartasapoetra (1990) dalam Latifa dan Anggarwulan (2009) ketersediaan unsur N tanah yang
lebih banyak dapat menghasilkan protein yang lebih banyak, semakin tinggi pemberian nitrogen semakin cepat
pula sintesis karbohidrat yang diubah menjadi protein dan protoplasma peningkatan protein dalam tubuh
tanaman akan meningkatkan kadar N dalam jaringan tanaman. Mukherjee (1986) dalam Hinggiranja (2016)
menyatakan kadar nitrogen rata-rata dalam jaringantanaman umumnya berkisar antara 2% - 4% dari berat
kering tanaman. Pada penelitian ini, kandungan N jaringan tanamanpada semuaperlakuan yang dicobakan
masih berada dalam kisaran nilai tersebut.

Pada perlakuan (A0) tanpa pemberian pupuk kandang dan NPK Phonka memberikan serapan N yang
sangat rendah dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Rendah serapan N pada (A0) ada hubungan
dengan N- total dimana pada hasil analisis tanah ketersedian unsur hara sebesar 0,15% sedangkan pada akhir
penelitian mengalami penurunan menjadi 0,13%, hal ini dapat dijelaskan sebagian hilang melalui pencucian
dan sebagian lainnya menguap keatmosfir sehingga belum mampu meningkatkan serapan N.Selain itu, dapat
dijelaskan juga bahwa apabila penurunan dosis pupuk urea yang terdapat pada pupuk majemuk NPK Phonska
dan pemberian pupuk kandang kotoran ayam yang diberikan menyebabkan penurunan suplai N. Penurunan
suplai N akan berdampak pada penyerapan N oleh tanaman.

Pengaruh Dosis Kombinasi Pupuk Kandang Kotoran Ayam dan Pupuk Majemuk NPK Phonska
Terhadap Terhadap P Jaringan Tanaman.

Hasil sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan kombinasi pupuk kandang kotoran ayam dan pupuk
pupuk majemuk NPK Phonska berpengaruh tidak nyata terhadap P jaringan tanaman. Rerata kandungan P
jaringantanaman tersaji pada Tabel 4.

Tabel 4. Rerata Kandungan P Jaringan Tanaman Akibat Aplikasi Dosis Kombinasi Pupuk Kandang
Ayam dan Pupuk Majemuk Phonska Pada Alfisol

Perlakuan Rerata

A0 (Tanpa Pemupukan) 0.78 a


A1 (0 gram.polibag-1 Pukan Ayam + 4 gram.polibag-1Majemuk NPK Phonska) 0.78 a
A2 (100 gram.polibag-1 Pukan Ayam + 3 gram.polibag-1Majemuk NPK Phonska) 0.80 a
A3 (200 gram.polibag-1 Pukan Ayam + 2 gram.polibag-1 Majemuk NPK Phonska) 0.92 a
A4 (300 gram.polibag-1 Pukan Ayam + 1 gram.polibag-1MajemukNPK Phonska) 0.92 a
-1 -1
A5 (400 gram.polibag Pukan Ayam + 0 gram.polibag MajemukNPK Phonska) 1.01 a
Keterangan : Angka – angka yang diikuti huruf yang sama dalam kolom, bermakna berbedatidak nyata
pada uji Duncan 0.05

Data pada Tabel 4 di atas, terlihat bahwa perlakuan dosis kombinasi pupuk kandang kotoran ayam dan
pupuk majemuk NPK Phonska berpengaruh tidak nyata terhadap kandungan P jaringan tanaman. Perlakuan
dosis kombinasi pupuk kandang ayam dan pupuk majemuk NPK Phonska berpengaruh tidak nyata terhadap
kandungan P jaringan tanaman. Jika dikaitkan dengan kandungan P tersedia tanah ternyata P tersedia tanah
yang tinggi tidak terlihat korelasinya pada parameter P jaringan tanaman. Tidak nyata nya perlakuan dosis
kombinasi pupuk kandang kotoran ayam dan pupuk majemuk NPK Phonska terhadap P jaringan tanaman
kemungkinan disebabkan oleh unsur hara P lebih dibutuhkan pada fase generatif tanaman dalam hal ini pada
proses pembungaan dan pembuahan. Diduga pada saat pengamatan kandungan P jaringan tanaman sebagian
hara P sudah ditransfer ke bagian generatif tanaman yaitu buah dan biji sedangkan pengukuran hara P pada
penelitian ini hanya dilakukan pada jaringan daun, akar dan batang.

409
Agrisa Vol. 8 No. 1 : 404 - 417 Juni 2019 ISSN : 2301 - 5365

Pengaruh Dosis Kombinasi Pupuk Kandang Kotoran Ayam dan Pupuk Majemuk NPK Phonska
Terhadap Terhadap C- Organik Tanah

Hasil sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan kombinasi pupuk kandang kotoran ayam dan pupuk
majemuk NPK Phonska berpegaruh tidak nyata terhadap C-Organik tanah. Rerata kandungan C-Organik tanah
tersaji pada Tabel 5.

Tabel 5. Rerata Kandungan C- Organik Tanah Tanah Akibat Aplikasi Dosis Kombinasi Pupuk
Kandang Ayam dan Pupuk Majemuk NPK Phonska Pada Alfisol
Perlakuan Rerata
A0 (Tanpa Pemupukan) 2.42 a
-1 -1
A1 (0 gram.polibag Pukan Ayam + 4gram.polibag Majemuk NPK Phonska) 2.46 a
-1 -1
A2 (100 gram.polibag Pukan Ayam + 3 gram.polibag Majemuk NPK Phonska) 2.85 a
-1 -1
A3 (200 gram.polibag Pukan Ayam + 2 gram.polibag Majemuk NPK Phonska) 2.89 a
A4 (300 gram.polibag-1 Pukan Ayam + 1 gram.polibag-1Majemuk NPK Phonska) 2.96 a
-1 -1
A5 (400 gram.polibag Pukan Ayam + 0 gram.polibag Majemuk NPK Phonska) 3.03 a
Keterangan : Angka – angka yang diikuti huruf yang sama dalam kolom, bermakna berbeda tidak nyata
pada uji Duncan 0.05

Data pada Tabel 5. terlihat bahwa kandungan C- Organik relatif sama dari semua perlakuan yang
diberikan berkisar antara 2.42% - 3.03%. Jika dibandingkan dengan nilai kandungan C-organik tanah awal
terlihat bahwa setelah penelitian berlangsung terjadi peningkatan kandungan C-organik secara signifikan. Pada
awal penelitian kandungan C-organik tanah sebesar 0,23 % tergolong rendah, setelah penelitian nilai
kandungan C-organik tanah meningkat dari 2,42% sampai dengan 3,03%.

Berdasarkan Tabel 5 terlihat bahwa nilai C-organik tanah cenderung mengalami peningkatan
walaupun peningkatan tersebut terjadi secara tidak nyata. Peningkatan tersebut terjadi seiring dengan
peningkatan dosis pupuk kandang kotoran ayam. C-organik tertinggi terdapat tercapai pada perlakuan A5. Hal
dapat dijelaskan bahwa penambahan pupuk kandang ayam mampu meningkatkan C-Organik tanahyang
bersumber dari pupuk kandang kotoran ayam. Hal ini sejalan dengan pendapat Hakim (1986) dalam Bait
(2013) bahwa kotoran ayam yang padat atau diekstrak apabila diberikan ataupun yang ditambahkan ke dalam
tanah akan mengalami proses dekomposisi yang cepat sehingga menbentuk humus dan dapat mempertinggi
atau meningkatkan kandugan C- Organik tanah. Hal ini sejalan dengan pendapat Djunaedy (2009) dalam M.
Tufaila (2014) bahwa penambahan bahan organik ke dalam tanah dapat meningkatkan kandungan bahan
organik dan unsur hara dalam tanah.

Pengaruh Dosis Kombinasi Pupuk Kandang Kotoran Ayam dan Pupuk Majemuk NPK Phonska
Terhadap Terhadap Umur Berbunga Tanaman Cabai Rawit

Hasil sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan kombinasi pupuk kandang kotoran ayam dan pupuk
Majemuk NPK Phonska berpegaruh nyata terhadap umur berbunga tananan cabai rawit. Rerata umur
berbunga tersaji pada Tabel 6.
Data pada Tabel 6 memperlihatkan bahwa perbedaan perlakuan dosis pupuk kandang kotoran ayam
dan pupuk majemuk NPK Phonska menyebabkan perbedaan pada umur berbunga tanaman cabai rawit. Umur
berbunga tanaman cabai rawit pada perlakuan dosis kombinasi A3 (200 gram.polibag-1 + 2 gram.polibag-1)
memberikan rerata umur berbunga lebih cepat yakni 37.67 (HST) dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Hal
ini menunjukkan bahwa kombinasi dosis pupuk kandang kotoran ayam sebesar 200 gram.polibag-1 dengan
dosis pupuk majemuk NPK Phonska 2 gram.polibag-1 merupakan kombinasi pupuk terbaik yang mampu
mendukung pertumbuhan tanaman cabai rawit secara optimal. Kehadiran pupuk kandang pada perlakuan A3
mampu memberikan kondisi fisik, kimia dan biologi tanah yang baik dan juga mampu mendukung
pertumbuhan tanaman cabai secara optimal. Demikian pula kehadiran pupuk majemuk NPK Phonska dengan

410
Agrisa Vol. 8 No. 1 : 404 - 417 Juni 2019 ISSN : 2301 - 5365

dosis 2 gram.polibag-1 mampu menyumbangkan unsur hara yang cukup untuk pertumbuhan tanaman cabai
rawit. Pada perlakuan A3 terjadi kesimbangan pertumbuhan dan perkembangan bagian- bagian vegetatif
maupun bagian generatif, sehingga saat berbunga tanaman relatif normal yang berbeda nyata dengan kontrol
A0 (0 gram.polibag-1 + 0 gram.polibag-1) yang berbunga nyata lebih lama.

Tabel 6. Rerata Umur Berbunga Tanaman Cabai Rawit Akibat Aplikasi Dosis Kombinasi Pupuk
Kandang Ayam dan Pupuk Majemuk NPK Phonska Pada Alfisol

Perlakuan Reratal

A0 (Tanpa Pemupukan) 50.33 b


-1 -1
A1 (0 gram.polibag Pukan Ayam + 4 gram.polibag Majemuk NPK Phonska) 42.33 ab
-1 -1
A2 (100 gram.polibag Pukan Ayam + 3 gram.polibag MajemukNPK Phonska) 47.33 b
A3 (200 gram.polibag-1 Pukan Ayam + 2 gram.polibag-1MajemukNPK Phonska) 37.67 a
-1 -1
A4 (300 gram.polibag Pukan Ayam + 1 gram.polibag MajemukNPK Phonska) 48.00 b
-1 -1
A5 (400 gram.polibag Pukan Ayam + 0 gram.polibag MajemukNPK Phonska) 47.67 b
Keterangan : Angka – angka yang diikuti huruf yang berbeda dalam kolom, bermakna berbeda pada uji
Duncan 0.05

Lamanya umur berbunga pada perlakuan A0 (0 gram.polibag-1 + 0 gram.polibag-1) kontrol dikarena


pada perlakuan ini, unsur hara yang disumbangkan hanya secara alami dalam tanah alfisol yang diperjelaskan
oleh kondisi analisia awal tanah dan tidak ada penambahan sumber hara yang bersumber dari pupuk kandang
kotoran ayam dan pupuk majemuk NPK Phonska dibandingkan dengan semua perlakuan lainnya sehingga
proses pembungaan membutuhkan waktu yang lama. Selain itu, menurut Hakim (1988) menyatakan bahwa
masa pertumbuhan dan perkembangan tanaman bukanlah merupakan satu kesatuan yang tetap, tetapi dapat
dipengaruhi faktor genetik dan faktor lingkungan. (Hanas 1998 dalam Digu 2014) menyatakan bahwa saat
memasuki masa berbunga, tanaman dipengaruhi oleh genotip, panjang hari dan suhu udara. Semakin cepat
masa vegetatif tanaman berakhir, maka proses pembungaan tanaman akan semakin cepat.

Pengaruh Dosis Kombinasi Pupuk Kandang Kotoran Ayam dan Pupuk Majemuk NPK Phonska
Terhadap Terhadap Jumlah Buah Tanaman Cabai Rawit

Hasil sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan kombinasi pupuk kandang kotoran ayam dan pupuk
majemuk NPK Phonska berpengaruh nyata terhadap jumlah buah tananan cabai rawit. Rerata jumlah buah
tersaji pada Tabel 7.

Tabel 7. Rerata Jumlah Buah (Polibag-1). Akibat Aplikasi Dosis Kombinasi Pupuk Kandang Ayam dan
Pupuk Majemuk NPK Phonska Pada Alfisol

Perlakuan Rerata

A0 (Tanpa Pemupukan) 10.67 a


A1 (0 gram.polibag Pukan-1 Ayam + 4 gram.polibag Pukan-1Majemuk NPK Phonska) 11.67a
A2 (100 gram.polibag Pukan-1Ayam + 3 gram.polibag Pukan-1Majemuk NPK Phonska) 14.67 a
-1 -1
A3 (200 gram.polibag Pukan Ayam + 2 gram.polibag Pukan Majemuk NPK Phonska) 21.33 b
A4 (300 gram.polibag Pukan-1Ayam + 1 gram.polibag Pukan-1Majemuk NPK Phonska) 11.00 a
A5 (400 gram.polibag Pukan-1Ayam + 0 gram.polibag Pukan-1Majemuk NPK Phonska) 12.67 a

411
Agrisa Vol. 8 No. 1 : 404 - 417 Juni 2019 ISSN : 2301 - 5365

Keterangan : Angka – angka yang diikuti huruf yang berbeda dalam kolom, bermakna berbeda pada uji
Duncan 0.05
Data pada Tabel 7 memperlihatkan bahwa pada perlakuan A3 (200 gram.polibag-1 + 2 gram.polibag-1)
mampu memberikan rerata jumlah buah yang dipanentiap tanaman nyata lebih tinggi yakni 21,33 yang berbeda
nyata dengan perlakuan lainnya. Tinggi jumlah buah pada perlakuan A3 (200 gram.polibag-1 + 2 gram.polibag-
1
) disebabkan karena adanya konstribusi hara baik yang bersumber dari pupuk kandang kotoran ayam dan
pupuk majemuk NPK Phonska baik jumlah maupun jenis yang bersumber dari perlakuan A3 (200
gram.polibag1 + 2 gram.polibag-1) mampu memenuhi kebutuhan hara tanaman cabai rawit karena tercukupinya
kebutuhan hara sehingga hasil fotosintesis lebih banyak dihasilkan dan digunakan untuk pembentukan
komponen reproduktif, termasuk pembentukan dan perkembangan buah cabai rawit menjadi lebih baik.
Pertumbuhan tanaman cabai rawit paling baik terdapat pada perlakuan A3 (200 gram.polibag-1 + 2
gram.polibag-1) karena komposisi dosis yang diberikan mampu memodifikasi lingkungan tumbuh menjadi
optimal. Kombinasi dosis pupuk kandang kotoran ayam sebesar 200 gram.polybag-1 dengan dosis pupuk
majemuk NPK Phonska 2 gram.polibag-1 merupakan kombinasi pupuk terbaik yang mampu mendukung
pertumbuhan tanaman cabai rawit secara optimal. Pupuk kandang kotoran ayam mampu memperbaiki struktur
fisik, kimia dan biologi tanah dan juga pupuk majemuk NPK Phonska mampu menyumbangkan unsur hara
yang cukup untuk pertumbuhan tanaman cabai rawit. Peningkatan kandungan hara menyebabkan aktivitas
metabolisme pada tanaman cabai menjadi lebih maksimal, terutama aktivitas fotosintat.Peningkatan akvitas
fotosintat tersebut menyebabkan tanaman cabai rawit menghasilkan fotosintat yang lebih banyak. Translokasi
fotosintat pada saat periode generatif menyebabkan pembentukan buah dan perkembangan buah meningkat
sehingga jumlah buah yang terbentuk lebih banyak. Karbohidrat merupakan energi yang dibutuhkan untuk
metabolisme dalam tanaman (Salisbury dan Ross, 1995dalam Mustamu, 2009).
Menurut Frankline et al, (1992) terpenuhinya unsur hara pada proses fisiologis dalam rangka
menyusun organ struktural buah dapat lebih dipacu karena ketersedian unsur hara yang cukup saat
berkembangnya buah serta menjadi faktor penunjang mekanisme hasil fotosintat yang di translokasi dengan
cepat dari daun ke primordial buah.

Pengaruh Dosis Kombinasi Pupuk Kandang Kotoran Ayam dan Pupuk Majemuk NPK Phonska
Terhadap Terhadap Bobot Segar Buah Tanaman Cabai Rawit

Hasil sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan dosis kombinasi pupuk kandang kotoran ayam dan
pupuk majemuk NPK Phonska berpengaruh nyata terhadap bobot segar buah tananan cabai rawit. Rerata bobot
segar buah tersaji pada Tabel 8.

Tabel 8. Rerata Bobot Segar Buah Tiap Tanaman Cabai Rawit Akibat Aplikasi Dosis Kombinasi Pupuk
Kandang Ayam dan Pupuk Majemuk Phonska Pada Alfisol

Perlakuan Rerata

A0 (Tanpa Pemupukan) 16.57 a


-1 -1
A1 (0 gram.polibag Pukan Ayam + 4 gram.polibag Majemuk NPK Phonska) 17.9 a
-1 -1
A2 (100 gram.polibag Pukan Ayam + 3 gram.polibag Majemuk NPK Phonska) 20.93 ab
-1 -1
A3 (200 gram.polibag Pukan Ayam + 2 gram.polibag Majemuk NPK Phonska) 28 b
-1 -1
A4 (300 gram.polibag Pukan Ayam + 1 gram.polibag Majemuk NPK Phonska) 17.47 a
-1 -1
A5 (400 gram.polibag Pukan Ayam + 0 gram.polibag Majemuk NPK Phonska) 17.93 a
Keterangan : Angka – angka yang diikuti huruf yang berbeda dalam kolom, bermakna berbeda pada uji
Duncan 0.05

Data pada Tabel 8 menunjukkan bahwa total bobot segar buah cabai tertinggi terdapat pada perlakuan
A3 (200 gram.polibag-1 + 2 gram.polibag-1) yakni 28.gram tanaman-1 yang berbeda tidak nyata dengan
perlakuan A2 (100 gram.polibag-1 + 3 gram.polibag-1) namun berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Hasil

412
Agrisa Vol. 8 No. 1 : 404 - 417 Juni 2019 ISSN : 2301 - 5365

analisis bobot segar buah dan jumlah buah berkoresali positif yaitu 0,9 sehingga semakin tinggi jumlah buah
semakin tinggi pula bobot segar buah. Bobot segar buah terbaik terdapat pada perlakuan A3 (200
gram.polibag-1 + 2 gram.polibag-1) karena pada aplikasi dosis yang dikombinasikan mampu memodifikasi
lingkungan tumbuh tanaman cabai rawit menjadi lebih kondusif. Demikian pula kehadiran pupuk kandang
kotoran ayam mampu memperbaiki struktur fisik, kimia dan biologi tanah sehingga unsur hara N dan P pada
perlakuan A3 sudah berada pada kondisi yang cukup.
Hal ini berkaitan dengan unsur hara yang terdapat pada pupuk kandang kotoran ayam dan pupuk
majemuk NPK Phonska yaitu unsur hara P. Senada dengan pendapat Buckman dan (Brady 1986dalam
Darmalinda 2014) secara umum unsur hara P berfungsi antara lain untuk memperkuat pertumbuhan tanaman
dan mempercepat pemasakan buah. Selain itu, tingginya total bobot buah pada perlakuan A3 (200
gram.polibag-1 + 2 gram.polibag-1) berhubungan erat dengan jumlah buah yang dihasilkan. Hal ini
menjelaskan bahwa semakin banyak buah yang dihasilkan maka dapat meningkatkan bobot buah yang
diperoleh. Kandungan nitrogen pada pupuk kandang ayam sebesar N1,3 % sehingga dengan pemberian dosis
sebanyak 200 gram-1, nitrogen yang diberikan ke dalam tanah sebesar N 2,9% sedangkan kandungan P2O5pada
pupuk kandang sebesar 0,8% sehingga dengan dosis pupuk kandang sebanyak 200 gram-1, P- tersedia tanah
yang diberikan kedalam tanah sebesar 1,9 ppm. Dimana hara N dan P dapat menunjang pertumbuhan dan
produksi cabai rawit yang tinggi dan dapat meningkatkan bobot segar buah tanaman cabai rawit.Hal ini sesuai
dengan pendapat Sarief (1986) dalam Leki (2018) yang menyatakan bahwa tersedianya unsur hara yang cukup
pada saat pertumbuhan menyebabkan aktifitas metabolisme tanaman akan lebih aktif sehingga proses
pemanjangan sel akan lebih baik yang akhirnya dapat mendorong peningkatan bobot buah.
Pada perlakuan A1 (0 gram.polibag-1 + 4 gram.polibag-1), dan A2 (100 gram.polibag-1 + 3
gram.polibag-1) bahwa kontribusi dan ketersedian hara yang bersumber dari pupuk kandang ayam dan pupuk
majemuk NPK Phonska pada perlakuan diatas serta ada yang secara alamiah pada media tanam alfisol, belum
mampu memenuhi kebutuhan hara tanaman cabai rawit untuk menghasilkan jumlah buah yang banyak
sehingga bobot buah tanaman juga berkurang sedangkan pada perlakuan A5 (400 gram.polibag-1 + 0
gram.polibag-1) dan A4 (300 gram.polibag-1 + 1 gram.polibag-1) unsur hara yang diberikan sudah melebihi
yang dibutuhkan oleh tanaman.

Pengaruh Dosis Kombinasi Pupuk Kandang Kotoran Ayam dan Pupuk Majemuk NPK Phonska
Terhadap Terhadap Bobot Kering Tanaman Cabai Rawit

Hasil sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan kombinasi pupuk kandang kotoran ayam dan pupuk
majemuk NPK Phonska berpengaruh nyata terhadap bobot kering tananan cabai rawit. Rerata bobot kering
tanaman tersaji pada Tabel 9.

Tabel 9. Rerata Bobot Kering Tiap Tanaman Cabai Rawit Akibat Aplikasi Dosis Kombinasi Pupuk
Kandang Kotoran Ayam dan Pupuk Majemuk NPK Phonska Pada Alfisol

Perlakuan Rerata

A0 (Tanpa Pemupukan) 38.63 a

A1 (0 gram.polibag-1 Pukan Ayam + 4 gram.polibag-1Majemuk NPK Phonska) 92 b


-1 -1
A2 (100 gram.polibag Pukan Ayam + 3 gram.polibag Majemuk NPK Phonska) 94.47 b
-1 -1
A3 (200 gram.polibag Pukan Ayam + 2 gram.polibag Majemuk NPK Phonska) 122.10 b
-1 -1
A4 (300 gram.polibag Pukan Ayam + 1 gram.polibag Majemuk NPK Phonska) 99.60 b
-1 -1
A5 (400 gram.polibag Pukan Ayam + 0 gram.polibag Majemuk NPK Phonska) 41.63 a
Keterangan : Angka – angka yang diikuti huruf yang berbeda dalam kolom, bermakna berbeda pada uji
Duncan 0.05

413
Agrisa Vol. 8 No. 1 : 404 - 417 Juni 2019 ISSN : 2301 - 5365

Data pada Tabel 8 memperlihatkan bahwa pada perlakuan A1-A4 memberikan bobot kering tanaman
yang nyata lebih tinggi dibandingkan dengan A0 karena aplikasi dosis pupuk kandang kotoran ayam (0
gram.polibag-1) sampai (300 gram.polibag-1) mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman sehingga biomassa
kering tanaman cabai rawit yang dihasilkan juga semakin besar.
Tingginya bobot kering tanaman pada perlakuan A1-A4 kondisi ini berkaitan dengan tersedianya
unsur hara baik jenis maupun jumlahnya, sehingga pertumbuhan tanaman menjadi maksimal dan faktor-faktor
pertumbuhan lainnya secara optimum bagi tanaman sehingga berdampak pada pembentukan organ-organ
vegetatif tanaman cabai rawit seperti daun, batang dan akar yang optimum yang berdampak pada bobot kering
tanaman cabai rawit yang tinggi pula. Menurut Schuzle dan Cadwell (1995) dalam Leki (2018), tersedianya
unsur hara yang cukup dalam pertumbuhannya hara terutama unsur N akanmeningkatkan alokasi biomassa
tanaman terutama pada daun dan batang sehingga berdampak pada peningkatan bobot kering tanaman.
Rendahnya bobot kering pada perlakuan A0 dan A5 disebabkan karena pada perlakuan A0 tidak ada
penambahan sumber hara baik yang bersumber dari pupuk kandang kotoran ayam maupun pupuk NPK
Phonska sehingga belum mampu memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Sifat fisik tersebut yaitu
belum mampu memperbaiki struktur tanah, sifat kimia yaitu keasaman tanah sedangkan sifat biologi yaitu
menggemburkan tanah sehingga pertumbuhan tanaman menjadi tidak optimal kondisi ini akan menghasilkan
bobot kering yang rendah. Sedangkan pada perlakuan A5 dapat dijelaskan telah terjadi kelebihan unsur hara
yang diberikan pada tanaman sehingga mengakibatkan proses fotosintesis tidak berjalan efektif dan fotosintat
yang dihasilkan berkurang dan menyebabnya jumlah fotosintat yang ditranslokasi menjadi berkurang. Ratna
(2002) dalam Leki (2018) mengemukakan bahwa apabila unsur hara tersedia dalam keadaan seimbang dapat
meningkatkan pertumbuhan vegetatif dan bobot kering tanaman, akan tetapi apabila keadaan unsur hara dalam
kondisi yang kurang atau tinggi akan menghasilkan bobot kering yang rendah.

PENUTUP

Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Aplikasi dosis pupuk kandang kotoran ayam dan NPK Phonska berpengaruh nyata terhadap kandungan
N- total tanah, P- tersedia tanah, P jaringan tanaman, N jaringan tanaman, C- Organik tanah, jumlah buah
serta bobot buah tanaman cabai rawit.
2. Dosis pupuk yakni 400 gram.polibag-1 pupuk kandang ayam meningkatkan N-total tanah tertinggi yakni
0,51%, P- tersedia tanah, 61.16 ppm, P jaringan tanaman 1.01 ppm, N jaringan tanaman 2,82% dan C –
Organik tanah sebesar 3.03%
3. Aplikasi dosis pemupukan 200 gram.polibag-1 pupuk kandang kotoran ayam dan pupuk majemuk NPK
Phonska 3 gram.polibag-1 memberikan jumlah buah segar cabai rawit 21.33 buah tiap tanaman dan bobot
segar 28.00 gram tiap tanaman.polibag.
Saran
Perlakuan dosis kombinasi pupuk kandang kotoran ayam sebesar (200 gram.polibag-1) dengan dosis
pupuk majemuk NPK Phonska sebesar (2 gram.polibag-1) mampu memberikan hasil tanaman cabai rawit pada
kondisi lingkungan terkontrol. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai dosis kombinasi
pupuk kandang kotoran ayam dan pupuk majemuk NPK Phonska pada tanaman cabai rawit pada kondisi
lingkungan yang sebenarnya (percobaan skala lapangan)

DAFTAR PUSTAKA

Adil, H.H., N. Sunarlim, dan I. Rostika. 2006. Pengaruh Tiga Jenis Pupuk Nitrogen Terhadap Tanaman
Sayuran. Biodiversitas 7 (1): 77-80.Lampung. Bandar Lampung.

Anonim. 2007. Pengaruh Limbah Tomat Dan EM-4 Terhadap Percepatan Pengomposan Sampah Organik.-
limbah-tomat-dan-em-4-terhadap-sampah-organik. Html. Diambil25 September 2007.

Anonymous. 2009. Cara-Menanam-Cabai.http://tipspetani. Blogspot.co. Desember 2015

414
Agrisa Vol. 8 No. 1 : 404 - 417 Juni 2019 ISSN : 2301 - 5365

Astuti, N. N. T. U. W. 2010. Pengaruh Mikoriza Indigen dan Pupuk N, P, K Terhadap Ketersediaan dan
Serapan N, P, K Tanaman Kacang Hijau pada Tanah Alfisol. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas
Nusa Cendana. Kupang.
Awang. E. A. 2014 .Pengaruh Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Hijau Daun Gamal Terhadap Total Tanah,
Sarapan N dan Hasil Selada Pada Tanah Mediteran. Skripsi. Fakultas Pertanian, Universitas Nusa
Cendana. Kupang.

Amisnaipa, 2005. Rekomendasi Pemupukan Kalium Pada Budidaya Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill
L.) Menggunakan Irigasi Tetes Dan Mulsa Polyethylene. Tesis. Program Studi Agronomi, Sekolah
Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Bait. E. S. 2013. Pengaruh dosis pupuk kotoran Ayam Terhadap Pengaruh Sifat Fisik, Kimia Dan Biologi
Tanah Serta Hasil Bayam cabut (Amarathus
tricolor L.) Pada Vertisol Penfui. Skripsi. Fakultas Pertanian, Universitas Nusa Cendana. Kupang.

Balai Penelitian Tanaman Padi, Sukamandi. 2000. Uji Laboratorium Pengaruh


Penggunaan Pupuk Phonska Terhadap Kualitas Gabah Dan Beras. Laporan
Hasil Penelitian (Tidak Dipublikasi).

Barus, N. 2012. Ketersediaan Nitrogen Akibat Pemberian Kombinasi Berbagai Bahan Organik Terhadap Tiga
Jenis Tanah Dan Efeknya Pada Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.). Skripsi. Universitas
Sumatera Utara. Medan.
Black, C. A. 1973. Soil Plant Relationships. Wiley Eastern Private Limited. New Delhi.

Beda. D. M. 2013. Pengaruh Dosis Pupuk P, Zn dan Na Terhadap Komponen Hasil Dan Hasil padi Gogo Pare
Wangi Pada Vertisol. Skripsi. Fakultas Pertanian, Universitas Nusa Cendana. Kupang.

Buletin PT Petro Kimia Gresik. 2000. Petunjuk Penggunaan Pupuk Phonska.

Darmawijaya. I.M. 1992. Klasifikasi Tanah. Dasar Teori bagi Penelitian Tanah dan Pelaksana Pertanian di
Indonesia. Gajah Mada Press. Yogyakarta

Djunaedy, A. 2009. Biopestisida sebagai Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang Ramah
Lingkungan. Embryo, 6(1):88-95.

Darliana. 2011. Pengaruh Jenis Bokasi Terhadap Bobot Isi, C-organik, dan KTK Tanah, Serta Hasil Daun Teh
pada Andosol Asal Gambung.
Fakultas Pertanian,Universitas Udayana,Bali.2000. Uji coba pemupukan phonska pada tanaman padi sawah di
Bali. Laporan Penelitian (Tidak Dipublikasi).

Hakim, N., Nyakpa Y.M., Lubis M. A., Nogroho G.S., Saul R.M., Diha A.M., Hong B.G., dan Bailey H.H.,
1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Lampung

Hardjowigeno, S. 2007. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademika Pressindo.296 Halamam.

Haramburu. P.A. 2017. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Kotoranayam Terhadap N-Total, P-Tersedia, C-
Organik Tanahdan Hasil Cabe Merah (Capsicum Frustescens L.) Pada Vertisol.Skripsi. Fakultas
Pertanian, Universitas Nusa Cendana. Kupang.

Havlin, J. L., S. L. Tisdale, J. D.Beaton, and W. L.Nelson. 2005. Soil Fertility and Fertilizers. Pearson
Education, Inc., Upper Saddle River, NJ.

415
Agrisa Vol. 8 No. 1 : 404 - 417 Juni 2019 ISSN : 2301 - 5365

Havlin, J. L., J. D. Beaton, S. L. Tisdale and W. L. Nelson. 1999. Soil Fertility and Fertilizers An
Introduction to Nutrient Management. 6th ed. Prentice Hall, Upper Saddle River, New Jersey. pp.
497.
Hinggiranja. O.2016. Pengaruh Kombinasi Pupuk Organik Kotoran Sapi Dan Pupuk Urea Terhadap
Ketersediaan Nitrogen Dan Hasil Kailan Pada Alfisol.Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Nusa
Cendana. Kupang.

Jatiyanto, Hadiono dan Kasmo. 1976. Pengaruh Pemberian Pupuk K Terhadap Kenaikan Produksi Padi dan
Palawija. LP3 Bogor. Bogor.

Khairani, 2012. Pengaruh Kascing dan Pupuk Anorganik Terhadap Ketersedian Nitrogen Pada Tanah Alfisol.
dan Serapannya Oleh Tanaman Jagung Manis ( Zea Mayz L saccharata). Skripsi. Fakultas Pertanian,
Universitas Sebelas Maret. Surakarta

Knaofmone. E. 2013. Pengaruh Aplikasi Urea Dan Kotoran ayam ( Padat Dan Cair) Terhadap nitrogen Total
Tanah Dan Hasil selada Kerutung Pada Tanah Vertisol Matani. Skripsi. Fakultas Pertanian, Universitas
Nusa Cendana. Kupang.

Lamarobak. N. F. 2004. Pengaruh Level Bahan Organik Bokasi Jerami Padi Pada Tanah, Alfisol Dan Mollisol
Terhadap ketersediaan P Serta Produktivitas jagung. Skripsi. Fakultas Pertanian, Universitas Nusa
Cendana. Kupang

Munir, M. 1996. Tanah-Tanah Utama di Indonesia. Pustaka Jaya. Jakarta.

Nenabu, J.F. 2013. Upaya Peningkatan Kandungan N Total Tanah dan Hasil Bayam Cabut dengan Pemberian
Pupuk Hijau Biomassa Tithonia pada Tanah Alfisol Kota Kupang. Skripsi. Fakultas Pertanian,
Universitas Nusa Cendana. Kupang.
Omenka, N.A., L.L.Chuckwu, E.O.Mbanasor,and C.N. Ebeniro. 2012. Effect of Organic and Inorganic
Fertilizer And Time Of Application On Soil Properties And Yield Of Sweetpotato In A Tropical
Ultisol. J.ofAgric and Social Res (JASR) 12(1):183-193

Rekhina, O. 2012. Pengaruh Pemberian Vermikompos dan Kompos Daun Serta Kombinasinya Terhadap
Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Sawi (Brassica juncea “Toksakan”). Skripsi. Universitas
Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.

Sarief, E.S., 1986. Ilmu Tanah Pertanian. Pustaka Buana, Bandung. 157 Hal.

Stevenson, F.T. 1982. Humus Chemistry. Jhon Wiley and Sons, Newyork.

Suntoro, 2001. Pengaruh Residu Penggunaan Bahan Organik, Dolomit dan KCL pada Tanaman Kacang Tanah
(Arachis hypogeae. L.) pada Oxic Dystrudept di Jumapolo, Karanganyar, Habitat, 12 (3) 170-177.

Sutedjo, M.M., dan A.G. Kartasapoetra. 1990. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta, Jakarta.

Soepardi, G. 1974. Sifat dan Ciri Tanah 3. Terjemahan H. O. Buckman dan N. C. Brady. Departemen Ilmu –
Ilmu Tanah. Faperta IPB Bogor.

Schulze E.D., Caldwell M.M. (eds.) 1995. Ecophysiology of Photosynthesis. Springer Verlag, Berlin, pp. 576

Sidabutar M. R., Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Terhadap Produksi Sawi (Brassica Juncea L) Dan
Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol. 2006. Departemen Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian, Universitas
Sumatera Utara. Medan

416
Agrisa Vol. 8 No. 1 : 404 - 417 Juni 2019 ISSN : 2301 - 5365

Suwandi dan A. Azirin. 1986. Penelitian Pemupukan Berimbang dalam Meningkatkan Produksi dan Mutu
Hasil Hortikultura (sayuran). Prosiding Lokakarya Efisiensi Penggunaan Pupuk. Cipayung, 6-7
Agustus 1986. PPT, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian, pp. 343-
368.

Salisbury, F.B. dan C.W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan, Perkembangan Tumbuhan, dan Fisiologi
Lingkungan. Institut Teknologi Bandung. Bandung.

Sutedjo, M. M. 2002. Pupuk dan Cara Penggunaan. Jakarta: Rineka Cipta.

Soil Survey Staff. 1998. Kunci Taksonomi Tanah. Edisi Kedua Bahasa Indonesia.Pusat Penelitian Tanah dan
Agroklimat. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Republik Indonesia.

Sipayung, R. 2005. Pengaruh Dosis dan Jenis Sumber Nitrogen Terhadap Produksi Dan Mutu Bayam Cabut
(Amaranthus sp.). Tesis. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Sari. L. 2010. Analisis Unsur Hara Nitrogen Pada Sampel Tanah Kelapa Sawit Di PPKS Medan Secara
Titrimetri. Karya Ilmiah. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Sabat, Y. 2015. Pengaruh Lama Penggunaan Lahan Pada Sistem Tebas Bakar Terhadap Kandungan Total C-
Organik Dan Total Populasi Mikroorganisme. Skripsi. Fakultas Pertanian, Universitas Nusa
Cendana. Kupang.

Suastika, I.W., M.T. Sutriadi, dan A. Kasno. 2005. Pengaruh pupuk kandang dan fosfat alam terhadap
produktifitas jagung di Typic Hapludox dan Plintic Kandiudults. Kalimantan Selatan. Hlm. 191-201.
Dalamprosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Sumber Daya Tanah dan Iklim. Buku II.
Bogor, 14-15 September 2004. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, Bogor.

Widowati, L.R., Sri Widati, U. Jaenudin, dan W. Hartatik.2005. Pengaruh Kompos Pupuk Organik yang
Diperkaya dengan Bahan Mineral dan Pupuk Hayati Terhadap Sifat-sifat Tanah, Serapan Hara dan
Produksi Sayuran Organik. Laporan Proyek Penelitian Program Pengembangan Agribisni, Balai
Penelitian Tanah, TA 2005 (Tidak dipublikasikan).

417
Agrisa Vol. 8 No. 1 : 404 - 417 Juni 2019 ISSN : 2301 - 5365

418

Anda mungkin juga menyukai