Anda di halaman 1dari 14

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI

OPERASI BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KARTU


BERTANDA POSITIF NEGATIF SISWA KELAS VI
SD NEGERI 2 KARANGREJA
Faizal Akbar1)
Makhrus2)
Miftahussa'adiah3)
1)
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Kependidikan Universitas Terbuka
2)
Guru Mata Pelajaran Matematika SMA N 1 Purwokerto
3)
Dosen Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
E-mail : akbarfaizal143@gmail.com

Abstrak

Penyebab rendahnya hasil capaian belajar matematika pada topik operasi bilangan bulat
dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya dikarenakan siswa menghadapi
kesulitan dalam memahami makna dari simbol-simbol yang digunakan seperti “–“ dan
“+”. Kesulitan dalam memahami simbol “–“ dan “+” menyebabkan banyak siswa
memperoleh hasil belajar dibawah keriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan yakni 70.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan pencapaian hasil belajar matematika
pada materi operasi bilangan bulat menggunakan media kartu bertanda positif negatif
siswa kelas VI SD Negeri 2 Karangreja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
berupa penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus dimana setiap
siklusnya terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini yaitu persentase siswa tuntas ≥ 80%. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan kartu bertanda positif negatif dapat
meningkatkan hasil belajar matematika topik operasi bilangan bulat. Peningkatan hasil
capaian belajar dapat dilihat dari hasil tes formatif yang dilakukan oleh siswa. Pada
siklus pertama, diperoleh nilai rata-rata kelas senilai 58,33 dengan persentase siswa tuntas
41,67%. Sedangkan hasil capaian belajar siklus tahap II diperoleh nilai rerata kelas
sebesar 74,16 dengan persentase siswa tuntas 83%.
Kata Kunci : hasil belajar, kartu bertanda, peningkatan

PENDAHULUAN
Pendidikan memiliki peran yang sangat krusial untuk majunya suatu bangsa.
Majunya suatu bangsa ditentukan oleh sumber daya manusia yang unggul. Pendidikan
sebagai salah satu cara yang diambil oleh suatu bangsa untuk menghasilkan sumber daya
manusia yang beriman, berakhlak, beradab, terampil, dan berpengetahuan serta
bertanggungjawab dalam melaksanakan tugasnya (Triningsih, 2017). Bangsa yang
mempunyai sumber daya manusia unggul, maka bangsa tersebut mampu bersaing dengan
bangsa lain dalam masa berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin
kompetitif.

Sistem pendidikan yang berkualitas dapat terwujud dengan adanya dukungan dari
pemerintah, guru, dan masyarakat. Perbaikan kurikulum, peningkatan kompetensi guru,
dan pemberian dana bantuan operasional sekolah guna meningkatkan sarana dan prasarana
sekolah merupakan usaha – usaha yang sudah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan
kualitas pendidikan. Beberapa faktor yang menentukan keberhasilan sistem pendidikan
berasal dari siswa, kompetensi guru, ekonomi, sarana, dan prasarana (Kurniawan, 2016).

Matematika adalah suatu pelajaran yang wajib ditempuh oleh pembelajar di setiap
tingkat pendidikan. Penting untuk memberikan pengajaran matematika kepada siswa di
tingkat sekolah dasar supaya mereka dapat mengembangkan keahlian berpikir secara logis,
analitis, sistematis, inovatif, dan kreatif (Mendrofa, 2021). Keterampilan tersebut
dibutuhkan siswa untuk memperoleh, mengelola, serta menggunakan informasi sebagai
persiapan menghadapi perubahan zaman yang terus berlangsung secara terus menerus.
Matematika materi operasi bilangan bulat merupakan kompetensi yang wajib dikuasai
siswa kelas VI (Priatna, 2018). Bilangan bulat adalah jenis bilangan yang tidak memiliki
representasi dalam bentuk pecahan desimal. Handayani & Yuliana (2020) mengemukakan
bahwa bilangan bulat beranggotakan bilangan bulat positif (1, 2, 3, …), bilangan 0, serta
bilangan bulat negatif (-1, -2, -3,…).

Berdasar kenyataan hasil capaian belajar siswa untuk mata pelajaran matematika
materi operasi bilangan bulat masih tergolong rendah. Hal itu dapat diamati melalui hasil
nilai ulangan siswa kelas VI SD Negeri 2 Karangreja. Berdasar hasil ulangan, terlihat
bahwa masih banyak siswa yang mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yang ditetapkan yakni 70. Terdapat 3 siswa yang meraih nilai di atas Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM), sementara 9 siswa memperoleh nilai di bawah Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM), sehingga persentase ketuntasan siswa kelas VI SD Negeri 2
Karangreja sebesar 25%. Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh siswa setelah
mengikuti proses pembelajaran (Sudjana, 2016). Hasil belajar siswa yang rendah
menunjukkan siswa kelas VI SD Negeri 2 Karangreja mengalami kesulitan belajar dalam
materi operasi bilangan bulat. Kesulitan belajar merupakan suatu kondisi dimana tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan belum tercapai (Purnomo, 2019). Kesulitan dalam
pembelajaran matematika topik pengoperasian bilangan bulat yang dihadapi oleh siswa
kelas VI SD N 2 Karangreja pada umumnya terjadi di sekolah lain. Tantangan yang
muncul selama berlangsungnya kegiatan belajar mengajar matematika untuk topik operasi
bilangan bulat yaitu siswa sulit dalam memahami simbol “-“ dan “+” (Imelda, Yusmin &
Suratman, 2014). Selain itu dalam menyampaikan materi operasi bilangan bulat guru hanya
memanfaatkan metode ceramah serta media pembelajaran belum digunakan (Untari,
Wardana & Damayani, 2019). Guna menanggulangi permasalahan tersebut, maka
dilakukanlah suatu usaha perbaikan pembelajaran berupa penggunaan media pembelajaran.

Media pembelajaran merujuk pada semua hal yang mendukung siswa dalam
memperoleh pengetahuan dan keterampilan (Arsyad, 2016). Fungsi utama media
pembelajaran yaitu menanamkan konsep yang abstrak menjadi konkret (Sarumaha &
Kurniasih, 2022). Media pembelajaran yang digunakan pada proses pembelajaran
matematika operasi bilangan bulat berupa kartu bertanda. Kartu bertanda terbuat dari karton
bewarna yang berbentuk persegi serta memiliki simbol “–“ dan “+” (Runtukahu & Kandou,
2014). Kartu bertanda mampu mengubah bilangan bulat yang bersifat abstrak menjadi
konkret, sehingga siswa dapat memahami simbol “–“ dan “+” dengan baik dalam
pengoperasian bilangan bulat. Gambar 1 menunjukkan bentuk kartu bertanda positif
negatif.

Gambar 1 Bentuk Kartu Bertanda Positif Negatif

Penggunaan kartu dengan tanda positif negatif mampu mendorong naiknya


pencapaian belajar pada materi operasi bilangan bulat pada siswa kelas VI SD Negeri 2
Karangreja. Penelitian - penelitian mengenai perbaikan pencapaian belajar matematika
materi operasi bilangan bulat menggunakan media kartu bertanda positif negatif pernah
dilakukan peneliti lain. Penelitian yang dilakukan oleh Rugistini & Zakwandi (2020) dengan
judul “Penggunaan Kartu Positif Negatif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar” dan Budiyono,
Witarsa & Wahyuni (2022) dengan judul “Penggunaan Alat Peraga Kartu Bertanda untuk
Meningkatkan Hasil Belajar pada Materi Operasi Hitung Bilangan Bulat” terbukti mampu
meningkatkan hasil belajar matematika materi operasi bilangan bulat.

Berdasarkan rincian informasi tersebut, peneliti akan melaksanakan penelitian


tindakan kelas berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Operasi Bilangan
Bulat Melalui Media Kartu Bertanda Positif Negatif Siswa Kelas VI SD Negeri 2
Karangreja”.

METODE

Jenis penelitian ini menerapkan metode penelitian tindakan kelas. Penelitian


Tindakan Kelas merupakan penelitian mengilustrasikan hubungan yang saling berpengaruh
dari suatu perlakuan, memperlihatkan peristiwa yang terjadi saat perlakuan
diberlangsungkan, dan menjelaskan seluruh proses dari awal diberikannya perlakuan hingga
dampaknya (Arikunto, Suhardjono & Supardi, 2015). Alur tahapan selama
dilangsungkannya Penelitian Tindakan Kelas melibatkan perencanaan, pelaksanaan
tindakan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 2 siklus. Gambar 2
menunjukkan prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini.

Perencanaan Pelaksanaan Tindakan


Pra Siklus
Refleksi Pengamatan

Perencanaan Pelaksanaan Tindakan


Siklus 1
Refleksi Pengamatan

Perencanaan Pelaksanaan Tindakan


Siklus 2
Refleksi Pengamatan

Gambar 2 Prosedur Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di SD N 2 Karangreja yang beralamat di Jalan Meri
Limbangan RT 13 RW 07 desa Karangreja Kecamatan Kutasari Kabupaten Purbalingga.
Subyek penelitian ini yaitu siswa kelas 6 yang berjumlah 12 siswa terdiri dari 6 siswa laki –
laki dan 6 siswa perempuan. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa
tes formatif. Teknik analisis data dalam penelitian ini berupa teknik analisis kuantitatif.
Analisis kuantitatif digunakan untuk mengukur hasil belajar matematika materi operasi
bilangan bulat siswa kelas VI SD N 2 Karangreja. Cara untuk menghitung ketuntasan
individu menggunakan persamaan 2 – 1 , cara untuk menghitung ketuntasan klasikal
menggunakan persamaan 2 – 2, sedangkan cara untuk menghitung nilai rata – rata kelas
menggunakan persamaan 2 – 3 (Kunandar, 2013).
𝑆𝑆
𝐾𝐼 = 𝑥100 (2 − 1)
𝑆𝑀

Keterangan :
KI : Ketuntasan per siswa
SS : Skor hasil capaian pembelajaran siswa
SM : Skor maksimum
∑ 𝑠𝑡
𝐾𝐾 = 𝑥 100% (2 − 2)
∑𝑛
KK : Persentase ketuntasan klasikal
∑st : Banyaknya siswa yang dinyatakan tuntas
∑n : Banyaknya seluruh siswa
∑ 𝑠𝑠
𝑋= (2 − 3)
∑𝑛
𝑋 : Rerata nilai
∑ss : Jumlah hasil capaian pembelajaran siswa
∑n : Banyaknya seluruh siswa

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bagian ini menjelaskan pencapaian siswa selama proses kegiatan belajar mengajar
matematika pada topik operasi bilangan bulat yang merupakan capaian dari penelitian di
kelas VI SD Negeri 2 Karangreja. Hasil penetitian ini berupa hasil capaian belajar tahap pra
siklus, siklus tahap I, serta siklus tahap II. Indikator keberhasilan dari penelitian ini apabila
persentase siswa yang tuntas lebih dari 80%. Berikut ini adalah pencapaian belajar
matematika dalam topik pengoperasian bilangan bulat siswa kelas VI SD Negeri 2
Karangreja dalam setiap siklusnya.
a. Pra Siklus
Pembelajaran matematika mengenai operasi bilangan bulat pada siswa kelas VI di
SD Negeri 2 Karangreja belum berjalan dengan baik. Saat pembelajaran berlangsung, guru
hanya menyampaikan materi melalui metode ceramah, sehingga siswa tidak aktif terlibat
selama kegiatan belajar mengajar dilangsungkan. Selain itu, media pembelajaran juga tidak
digunakan oleh guru sehingga siswa menghadapi kendala dalam pemahaman terhadap tanda “-
“ dan “+”.
Berdasarkan hasil uji evaluasi yang telah dilakukan, terdapat banyak siswa yang
dinyatakan belum mampu mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah
ditetapkan sebesar 70. Hanya 3 dari 12 siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal,
dengan perolehan rerata nilai kelas sebesar 51,67, dan persentase siswa yang mencapai
ketuntasan hanya 25%. Berikut ini adalah perincian pencapaian belajar matematika dalam
topik pengoperasian bilangan bulat yang diperoleh oleh siswa kelas VI di SD Negeri 2
Karangreja.
Tabel 1 Hasil Belajar Tahap Pra siklus
Ketuntasan
No NIS Nama Siswa Nilai
Tuntas Tidak
1 1280 Alya Agustina 70 Tuntas
2 1281 Bayu Musyawa 40 Tidak
3 1282 Cici Priandita 70 Tuntas
4 1283 Dani Setiayawan 40 Tidak
5 1284 Flamela Anugrah 70 Tuntas
6 1285 Nafi Nur Razak 50 Tidak
7 1286 Nabila Nur Azkia 40 Tidak
8 1287 Oki Amelia 60 Tidak
9 1289 Putra Fatin B 50 Tidak
10 1290 Rasya Evan Arziki 40 Tidak
11 1291 Rehani Salsabila 50 Tidak
12 1292 Restu Bajeng Y 40 Tidak
Rerata 51,67
Siswa tuntas 3
Siswa tidak tuntas 9
Persentase tuntas 25 %
Persentase tidak tuntas 75%
Berbagai macam faktor yang menyebabkan sebagian besar siswa belum tuntas
diantaranya guru belum memakai media pembelajaran serta masih terdapat siswa yang sulit
dalam usaha memamahi simbol “–“ dan “+”. Salah satu upaya yang digunakan guna
tercapainya peningkatan hasil belajar matematika materi operasi bilangan bulat berupa
penggunaan media pembelajaran. Media pembelajaran yang digunakan berupa kartu
bertanda. Kartu bertanda terbuat dari kertas karton bewarna yang berbentuk persegi serta
memiliki simbol “–“ dan “+”.

b. Siklus I
Berikut ini langkah – langkah penelitian siklus I yang telah diterapkan oleh peneliti :
1. Perencanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus I direncanakan akan dilakukan
pada hari Senin, 13 November 2023. Perencanaan yang dilakukan untuk memperbaiki
proses kegiatan pembelajaran matematika materi operasi bilangan bulat berupa penggunaan
media kartu bertanda positif negatif. Langkah – langkah rencana perbaikan yang akan
dilakukan yaitu : 1) peneliti membuat rencana perbaikan pembelajaran, 2) peneliti
membuat kartu bertanda positif negatif, dan 3) peneliti menyusun instrument penelitian
dalam bentuk lembar observasi untuk mencatat aktivitas siswa dan menyusun soal evaluasi
guna menaksir tingkat kepahaman siswa terhadap topik yang telahdiberikan.

2. Pelaksanaan Tindakan
Proses pembelajaran matematika pada topik operasi bilangan bulat melibatkan
kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Saat proses pembelajaran berjalan,
peneliti didukung oleh rekan sejawat sebagai pengamat. Tugas yang dilakukan oleh
pengamat berupa melakukan pengamatan skenario pembelajaran yang telah ditetapkan serta
tindakan siswa selama proses pembelajaran berjalan.

Kegiatan awal dijalankan selama 10 menit menggunakan alur tahapan sperti berikut :
1) peneliti memulai proses pembelajaran dengan memberikan salam dan melibatkan siswa
dalam doa bersama, 2) peneliti memberikan dorongan semangat kepada siswa, 3) peneliti
mengoreksi absensi siswa, 4) peneliti menggali kemampuan awal siswa dengan memberikan
pertanyaan mengenai pengertian bilangan bulat, 5) peneliti menyampaikan tujuan
pembelajaran, dan 6) peneliti mengarahkan siswa untuk membentuk kelompok.

Kegiatan inti dilaksanakan selama 25 menit dengan alur pelaksanaan sebagai berikut
: 1) peneliti membimbing setiap kelompok untuk memperagakan kartu bertanda positif
negatif dalam menyelesaiakan soal – soal hitungan bilangan bulat, 2) siswa diberikan
kesempatan oleh peneliti agar mengajukan pertanyaan, dan 3) peneliti meminta setiap
kelompok untuk memperagakan penggunaan kartu bertanda positif negatif didepan kelas.

Kegiatan penutup dilaksanakan dalam jangka waktu 35 menit dengan alur tahapan
seperti berikut : 1) siswa diberikan lembar soal untuk tes evaluasi oleh peneliti, 2) siswa
menjawab pertanyaan pada lembar soal evaluasi, 3) penarikan kesimpulan oleh guru
bersama siswa dari kegiatan belajar matematika pada topik operasi bilangan bulat, dan 5)
pembelajaran ditutup dengan doa dan salam penutup oleh siswa dan guru.

3. Pengamatan
Pengamatan yang dilaksanakan oleh teman sejawat diperoleh data sebagai berikut :
1) terdapat kelompok yang tidak aktif dalam memperagakan kartu bertanda positif negatif,
2) sebagian kecil siswa mulai menanyakan cara menggunakan kartu bertanda positif
negatif untuk menyelesaikan soal – soal hitungan bilangan bulat, dan 3) sebagian kecil
siswa yang berani memperagakan kartu bertanda positif negatif untuk menyelesaikan soal -
soal hitungan bilangan bulat.

4. Hasil Belajar
Tes evaluasi dilakukan setelah kegiatan pembelajaran selesai. Tujuan tes evaluasi
guna menilai sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang telah
dipelajari bersama. Berikut ini merupakan pencapaian belajar siswa di kelas VI SD Negeri 2
Karangreja pada materi operasi bilangan bulat.
Tabel 2 Hasil Belajar Tahap Siklus I
Ketuntasan
No NIS Nama Siswa Nilai
Tuntas Tidak
1 1280 Alya Agustina 80 Tuntas
2 1281 Bayu Musyawa 50 Tidak
3 1282 Cici Priandita 70 Tuntas
4 1283 Dani Setiayawan 50 Tidak
5 1284 Flamela Anugrah 70 Tuntas
6 1285 Nafi Nur Razak 60 Tidak
7 1286 Nabila Nur Azkia 40 Tidak
8 1287 Oki Amelia 70 Tuntas
9 1289 Putra Fatin B 70 Tuntas
10 1290 Rasya Evan Arziki 40 Tidak
11 1291 Rehani Salsabila 50 Tidak
12 1292 Restu Bajeng Y 50 Tidak
Rerata 58,33
Siswa tuntas 5
Siswa tidak tuntas 7
Persentase tuntas 41,67%
Persentase tidak tuntas 58,33%

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai rata – rata kelas sebsesar 58,33, banyaknya
siswa yang dinyatakan tuntas 5, banyaknya siswa yang dinyatakan tidak tuntas 7,
persentase banyaknya siswa yang dinyatakan tuntas senilai 41,67%, dan persentase
banyaknya siswa yang dinyatakan tidak tuntas senilai 58,33%.

5. Refleksi
Setelah dilaksanakannya kegitan perbaikan pembelajaran siklus tahap I, peneliti
bersama pengamat berdiskusi mengenai pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan.
Diskusi ini bertujuan untuk mengkaji kekurangan – kekurangan guna perbaikan
pembelajaran pada siklus II. Berikut ini kekurangan – kekurangan selama kegiatan belajar
mengajar pada pelaksanaan siklus I : 1) sebagian besar siswa belum berani
memperagakan kartu bertanda positif negatif didepan kelas, 2) pembagian kelompok belum
memperhatikan tingkat intelektualitas siswa, sehingga terdapat kelompok yang tidak aktif
dalam memperagakan kartu bertanda positif negatif dan 3) hasil capaian belajar yang
didapat siswa belum memenuhi standar keberhasilan yang telah ditetapkan.

Faktor yang menyebabkan persentase ketuntasan siswa ≤ 80% yaitu peneliti dalam
membagi kelompok belum memperhatikan tingkat intelektualitas siswa. Rencana perbaikan
yang akan dilakukan oleh peneliti untuk kegiatan pembelajaran siklus II berupa pembagian
kelompok dengan memperhatikan tingkat intelektualitas siswa, sehingga semua siswa
terlibat aktif dalam memperagakan kartu bertanda postif negatif untuk menyelesaikan soal
– soal hitungan bilangan bulat.

C. Siklus II
Berikut ini langkah – langkah penelitian siklus II yang telah dilaksanakan oleh
peneliti :
1. Perencanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus tahap II direncanakan akan
dilangsungkan pada hari Sabtu, 18 November 2023. Perencanaan yang dilakukan untuk
memperbaiki pembelajaran matematika pada topik operasi bilangan bulat berupa
pembagian kelompok dengan memperhatikan tingkat intelektualitas siswa. Langkah –
langkah rencana perbaikan yang akan dilakukan yaitu : 1) peneliti membuat rencana
perbaikan pembelajaran, 2) instrument yang dibuat peneliti berupa lembar observasi terkait
kegiatan siswa serta pertanyaan evaluasi guna mengetahui apa yang telah dipahami siswa,
dan 3) peneliti membuat kelompok berdasarkan tingkat intelektualitas siswa.

2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan pembelajaran matematika mengenai operasi bilangan bulat melibatkan
kegiatan awal, inti, dan penutup. Saat proses pembelajaran, peneliti didampingi oleh rekan
sejawat sebagai pengamat. Tugas yang dilakukan oleh pengamat berupa melakukan
pengamatan skenario pembelajaran yang telah ditetapkan serta kegiatan siswa selama
pembelajaran sedang berlangsung.

Kegiatan awal dilakukan selama 10 menit melalui alur tahapan seperti berikut : 1)
pembelajaran diawali oleh peneliti dengan memberikan salam dan melakukan doa bersama,
2) peneliti memberikan semangat atau dorongan kepada siswa, 3) peneliti memeriksa
absensi siswa, 4) peneliti menggali kemampuan awal siswa dengan memberikan pertanyaan
mengenai pengertian bilangan bulat, 5) peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran, dan 6)
peneliti mengarahkan siswa untuk membentuk kelompok.
Kegiatan inti dilaksanakan selama 25 menit dengan alur tahapan seperti berikut : 1)
peneliti membimbing setiap kelompok untuk memperagakan kartu bertanda positif negatif
dalam menyelesaiakan soal – soal hitungan bilangan bulat, 2) peneliti memberi peluang
terhadap siswa agar mengajukan pertanyaan, dan 3) peneliti meminta setiap kelompok
untuk memperagakan penggunaan kartu bertanda positif negatif didepan kelas.

Kegiatan penutup dilaksanakan selama 35 menit dengan alur tahapan seperti berikut
: 1) peneliti menyediakan lembar soal untuk tes evaluasi, 2) siswa menjawab pertanyaan
pada lembar soal tes evaluasi, 3) siswa dan guru membuat kesimpulan dari pembelajaran
matematika mengenai materi operasi bilangan bulat, dan 5) pembelajaran ditutup dengan
doa dan salam penutup oleh siswa dan guru.

3. Pengamatan
Data diperoleh dari pengamatan yang dilakukan oleh rekan sejawat adalah seperti
berikut : 1) telah banyak siswa yang terlibat aktif memperagakan kartu bertanda positif
negatif untuk menyelesaikan soal – soal hitungan bilangan bulat, dan 2) sebagian besar
siswa berani memperagakan kartu bertanda positif negatif didepan kelas.

4. Hasil Belajar
Tes evaluasi dilakukan setelah kegiatan pembelajaran selesai. Berikut ini
merupakan pencapaian hasil belajar siswa di kelas VI SD Negeri 2 Karangreja materi
operasi bilangan bulat.

Tabel 3 Hasil Belajar Tahap Siklus II


Ketuntasan
No NIS Nama Siswa Nilai
Tuntas Tidak
1 1280 Alya Agustina 90 Tuntas
2 1281 Bayu Musyawa 70 Tuntas
3 1282 Cici Priandita 90 Tuntas
4 1283 Dani Setiayawan 70 Tuntas
5 1284 Flamela Anugrah 80 Tuntas
6 1285 Nafi Nur Razak 70 Tuntas
7 1286 Nabila Nur Azkia 60 Tidak
8 1287 Oki Amelia 80 Tuntas
9 1289 Putra Fatin B 80 Tuntas
10 1290 Rasya Evan Arziki 60 Tidak
11 1291 Rehani Salsabila 70 Tuntas
12 1292 Restu Bajeng Y 70 Tuntas
Rerata 74,16
Siswa tuntas 10
Siswa tidak tuntas 2
Persentase tuntas 83%
Persentase tidak tuntas 17%
Berdasarkan data pada tabel di atas, ditemukan bahwa rerata nilai kelas senilai
74,16, terdapat 10 siswa yang berhasil, 2 siswa yang belum berhasil, dengan persentase
siswa yang berhasil mencapai 83%, serta siswa yang belum mampu berhasil sebesar 17%.

5. Refleksi
Setelah melaksanakan pembelajaran siklus II, peneliti bersama pengamat berdiskusi
mengenai pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan. Hasil diskusi antara peneliti dan
pengamat yaitu : 1) sebagian besar siswa terlibat aktif memperagakan kartu bertanda positif
negatif untuk menyelesaikan soal – soal hitungan bilangan bulat, 2) sebagian besar siswa
berani memperagakan kartu bertanda positif negatif didepan kelas, dan 3) persentase
ketuntasan hasil bejajar yang dicapai siswa ≥ 80%. Kenaikan persentase siswa tuntas
mengalami kenaikan yang sangat signifikan disebabkan pembagian kelompok
memperhatikan tingkat intelektualitas siswa. Sehingga keterampilan setiap kelompok akan
merata, siswa yang sudah menguasai peragaan kartu bertanda dapat mengajarkan kepada
siswa yang belum menguasai, serta siswa akan aktif terlibat dalam proses kegiatan belajar
mengajar.

Untuk membuktikan kartu bertanda positif negatif mampu melambungkan


pembelajaran matematika pada topik pengoperasian bilangan bulat, maka perlu
membandingkan hasil belajar di setiap siklusnya. Berikut ini adalah pencapaian hasil
capaian belajar matematika pada topik pengoperasian bilangan bulat oleh siswa di kelas VI
SD Negeri 2 Karangreja dalam setiap siklus pembelajaran.
Tabel 4 Hasil Belajar Setiap Siklus
Indikator Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
Siswa tuntas 3 5 10
Siswa tidak tuntas 9 7 2
Persentase tuntas 25% 41,67% 83%
Persentase tidak tuntas 75% 58,33% 17%
Rerata 51,67 58,33 74,16
90
80
Jumlah siswa tuntas
70
60 Jumlah siswa tidak
tuntas
50 Nilai rata - rata
40
Persentase siswa
30 tuntas
20 Persentase siswa
tidak tuntas
10
0
Pra siklus Siklus 1 Siklus 2

Gambar 3 Grafik hasil belajar siswa setiap siklus


Berdasarkan tabel 4 dan gambar 3 diperoleh perbandingan pencapaian
pembelajaran matematika mengenai operasi bilangan bulat di SD Negeri 2 Karangreja di
setiap siklusnya. Siswa yang tuntas disetiap siklusnya mengalami kenaikan. Jumlah siswa
yang tuntas pada tahap pra-siklus adalah 3, tahap siklus I adalah 5, dan siklus tahap II
adalah 10. Siswa yang tidak tuntas disetiap siklusnya mengalami penurunan. Jumlah
siswa yang belum mampu tuntas pada tahapan pra-siklus adalah 9, siklus tahap I adalah 7,
dan siklus tahap II adalah 2. Persentase siswa yang tuntas disetiap siklusnya mengalami
kenaikan. Persentase siswa yang tuntas pada tahap pra-siklus adalah 25%, siklus tahap I
adalah 41,67%, dan siklus tahap II adalah 83%. Persentase siswa yang belum mampu
tuntas pada setiap siklus mengalami penurunan. Persentase siswa yang tidak berhasil pada
tahap pra-siklus adalah 75%, siklus tahap I adalah 58,33%, dan siklus tahap II adalah
17%. Rerata di setiap siklusnya mengalami kenaikan. Rerata nilai pada pra-siklus adalah
51,67, siklus I adalah 58,3, dan siklus II adalah 74,16.

Berdasar perolehan hasil capaian belajar, maka diketahui bahwa jumlah siswa
tuntas, persentase siswa tuntas, dan rerata nilai kelas terus mengalami kenaikan disetiap
siklusnya. Sedangkan untuk banyaknya siswa tidak tuntas dan persentase banyaknya
siswa tidak tuntas terus mengalami penurunan disetiap siklusnya. Oleh karena itu,
penggunaan kartu bertanda positif negatif terbukti mampu meningkatkan pencapaian
belajar siswa kelas VI SD Negeri 2 Karangreja.

SIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Diambil kesimpulan berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan seperti berikut.
a. Pemanfaatan kartu dengan tanda positif dan negatif dapat meningkatkan pencapaian
pembelajaran matematika mengenai operasi bilangan bulat di kelas VI SD Negeri 2
Karangreja.
b. Berdasar siklus tahap I, rerata nilai kelas adalah 58,33 dengan 41,67% siswa tuntas.
Sementara itu, dalam siklus tahap II, rerata nilai kelas mencapai 74,16 dengan 83%
siswa tuntas.
Saran

Dengan mempertimbangkan kesimpulan di atas, peneliti memberikan


rekomendasi seperti berikut.
a. Bagi Siswa
Pada kegiatan belajar mengajar, diharapkan siswa mencermati topik yang disampaikan
guru. Selain itu siswa meningkatkan motivasi dalam belajar matematika, karena
matematika melatih siswa untuk berpikir secara logis, inovatif, dan kreatif.
b. Bagi Guru
Pada penyampaian pelajaran matematika materi operasi bilangan bulat, diharapkan guru
menggunakan media pembelajaran berupa kartu bertanda positif negatif. Penggunaan
kartu bertanda positif negatif dapat membantu siswa dalam memahami simbol “–“ dan
“+”. Selain itu kartu bertanda positif negatif dapat membuat konsep bilangan abstrak
menjadi nyata.
c. Bagi Sekolah
Agar kualitas pembelajaran dan mutu pendidikan dapat ditingkatkan, sekolah perlu
menyiapkan sarana pembelajaran yang edukatif.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., Suhardjono & Suryani. (2015). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
Aksara.
Arsyad, A. (2016). Media Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Budiyono, A., Witarsa, R.,& Wahyuni, M. (2022). Penggunaan alat peraga kartu bertanda
untuk meningkatkan hasil belajar pada materi operasi hitung bilangan bulat. Jurnal
Pendidikan Tambusai. 6(1), 8567-8580.
Handayani, R. & Yuliana. (2020). Teori bilangan. Universitas Kotabumi.
Imelda, M., Yusmin, E., & Suratman, D. (2014). Profil kesalahan siswa dalam
menyelesaikan soal operasi hitung campuran bilangan bulat di SMP. Jurnal
Pendidikan Dan Pembelajaran. 3(2), 1–13.
Kunandar. (2013). Penilaian Autentik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Kurniawan, R. Y. (2016). Identifikasi permasalahan pendidikan di Indonesia untuk
meningkatkan mutu dan profesionalisme guru. Konvensi Nasional Pendidikan
Indonesia, 1415-1420.
Mendrofa, N. K. (2021). Pembelajaran matematika realistik berbantuan google classroom
untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dan kemandirian belajar
siswa. Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 5(1), 651-657.
https://doi.org/10.33487/edumaspul.v5i1.2121.
Priatna, N. (Ed). (2018). Matematika 6 untuk SD/MI Kelas VI. Grafindo Media Pratama.
Purnomo, H. (2019). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: LP3M UMY.
Rugistini., & Zakwandi., R. (2020). Penggunaan kartu positif - negatif untuk meningkatkan
hasil belajar. Jurnal Analisa. 6(2), 187-196.
Runtukahu & Kandou (2014). Pembelajaran Matematika Dasar Bagi Anak Berkesulitan
Belajar. Yogyakarta : Ar-ruz Media.
Sarumaha, Y. A., & Kurniasih, A. (2022). Pemanfaatan Alat Peraga untuk Melatih
Pemahaman Peserta Didik terhadap Operasi Aljabar. Plusminus: Jurnal Pendidikan
Matematika, 2(3), 369-380.
Sudjana, N. (2016). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Triningsih, A. (2017). Politik hukum pendidikan nasional:analisis politik hukum dalam
masa reformasi. Jurnal Konstitusi. 14 (2), 332-50. https://doi.org/10.31078/jk1425.
Utari, D. R., Wardana, M. Y. S., & Damayanti, A. T. (2019). Analisis kesulitan belajar
matematika dalam menyelesaikan soal cerita. Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar, 3 (4),
534 – 540. https://doi.org/10.23887/jisd.v3i4.2231.

Anda mungkin juga menyukai