Laprak Kel 8
Laprak Kel 8
Dosen Pembimbing :
Lamongan, 10/Juli/2022
Ditetapkan : Lamongan
i
Tanggal : 11-12 Juni 2023
KATA PENGANTAR
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
selalu kami harapkan demi kesempurnaan Makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan Makalah ini dari awal sampai akhir,
Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Aamiin.
Wassalamu’allaikum Wr.Wb.
Lamongan, 12 Agustus
2023
i
Penyusun
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................v
DAFTAR TABEL.........................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
2.2.4 Percobaan Bobot Isi dan Rongga Udara Dalam Pasir (ASTM C 29M - 91)
13
2.3.3 Percobaan Air Resapan Batu Pecah (ASTM C 127 — 88 Reapp. 93)........18
2.3.4 Percobaan Berat Volume Batu Pecah ( ASTM C 29/C 29 M-91a )............19
5
3.1 Percobaan Analisa Saringan Pasir (ASTM C 136-95a)......................................22
8.1 Kesimpulan.........................................................................................................63
8.2 Saran...................................................................................................................64
6
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1Penyelidikan Bahan Semen..................................................................................11
DAFTAR TABEL
7
Tabel 2.1 Konsistensi Normal Semen Portland........................................................................5
8
Tabel 7.4 kuat tekan setelah dikorelasi...................................................................................61
9
BAB I
PENDAHULUAN
Beton adalah suatu campuran yang terdiri dari pasir, kerikil, batu pecah
atau agregat agregat lain yang dicampur jadi satu dengan suatu pasta yang terbuat
dari semen dan air membentuk suatu massa mirip batuan. Terkadang satu atau
lebih bahan aditif ditambahkan untuk menghasilkan beton dengan kataristik
tertentu, seperti kemudahan pengerjaan (workability), durabilitas, dan waktu
pengerasan (Mc.Cormac, 2004).
b) Beton ringan Merupakan beton dengan berat kurang dari 1800 kg/m³.
Nilai kuat tekannya lebih kecil dari beton biasa dan kurang baik dalam
menghantarkan panas.
10
c) Beton massa Beton massa adalah beton yang dituang dalam volume
besar yaitu perbandingan antara volume dan luas permukaannya besar. Biasanya
dianggap beton massa jika dimensinya lebih dari 60 cm.
e) Beton serat Adalah beton komposit yang terdiri dari beton biasa dan
bahan lain yang berupa serat. Bahan serat dapta berupa serat asbes, serat tumbuh-
tumbuhan (rami, bamboo, ijuk), serat plastic (polypropylene) atau potongan kawat
logam.
f) Beton non pasir Adalah suatu bentuk sederhana dan jenis beton ringan
yang diperoleh menghilangkan bagian halus agregat pada pembuatannya. Rongga
dalam beton mencapai 20-25 %.
g) Beton siklop Beton ini sama dengan beton biasa, bedanya digunakan
agregat dengan ukuran besar-besar. Ukurannya bisa mencapai 20 cm. Namun,
proporsi agregat yang lebih besar tidak boleh lebih dari 20 %.
h) Beton hampa (Vacuum Concrete) Beton ini dibuat seperti beton biasa,
namun setelah tercetak padat kemudian air sisa reaksi disedot dengan cara khusus,
disebut cara vakum (vacuum method). Dengan demikian air yang tinggal hanyalah
air yang dipakai sebgai reaksi dengan semen sehingga beton yang diperoleh
sangat kuat.
i) Mortar Mortar sering disebut juga mortel atau spesi ialah adukan yang
terdiri dari pasir, bahan perekat, kapur dan PC.
11
● Pengujian kuat tekan beton serta sifat mekanik dari material beton tersebut
melalui eksperimen atau percobaan labolatorium
12
BAB II
PENYELIDIKAN BAHAN DAN BETON
Semen Portland
Air bersih
D. Prosedur Pelaksanaan
E. Pengambilan Data
(ASTM C 187-86)
Percobaan 1 2 3
Nomor
Berat semen 250 250 250
Berat air 67 70 73
Penurunan 5 7 15
konsistensi 26,8% 28% 29%
F. Hasil Percobaan
14
Seperangkat alat vicat
Timbangan analisa 2600 gram
Stop watch / pengukur waktu
Gelas takar 100cc /20 cc
Tempat pengaduk
Alat pengaduk
Solet perata
Sarung tangan
D. Prosedur Pelaksanaan
E. Pengambilan Data
2 60 40
3 75 38
4 90 36
5 105 32
6 120 30
7 135 28
8 150 26
9 165 22
10 180 11
11 195 0
Dari hasil percobaan waktu pengikatan dan pengerasan semen diatas didapatkan
penurunan 0 mm pada menit ke 19,5
D. Prosedur Pelaksanaan
17
E. Pengambilan Data
Percobaan nomor 1 2 3
Berat semen (w1)-(gr) 250 gr 250 gr 250 gr
Berat semen+minyak+labu takar (w2)-(gr) 500 gr 496 gr 473
Berat labu takar+minyak (w3) – (gr) 330 gr 330 gr 329
Bj = 0.8 w1/(W1 + W3 – W2) 2,53 2,43 1,88
𝐵𝑗1+𝐵𝑗2+Bj3
=
3
= 2,53+2,43+1,88
3
= 2,28
Dari hasil percobaan uji berat jenis semen didapatkan hasil rata-rata adalah 2,28
gram.
D. Prosedur Pelaksanaan
E. Pengambilan Data
KELEMBAPAN PASIR
Percobaan Nomor I ll
berat pasir asli (w1)-(gr) 500 500
Berat pasir oven (w2)-(gr) 500 495
(w1-w2)/w2x 100% 0 1.01
F. Hasil Percobaan
20
Dari hasil percobaan didapatkan kelembaban pasir rata-rata adalah 0.51%
Pasir
D. Prosedur Pelaksaan
21
Timbang labu takar 1000 cc
Timbang pasir kondisi SSD sebanyak 500 gram, dan masukkar.
pasir kedalam labu takar dan timbang
Isi labu takar yang berisi pasir dengan air bersih hingga penuh.
Pegang labu takar yang sudah berisi ai1 dan pasir dengan posisi
miring, putar kekiri dan kekanan hingga gelembing — gelembung
udara dalam pasir keluar.
Sesudah gelembung — gelembung udara keluar tambahkan air ke
dalam labu takar kembali hingga batas kapasitas, dan kemudian
timbang
Keluarkan pasir dan air dari dalam Jabu takar kemudian bersikan,
setelah itu isi labu takar dengan air sampai batas kapasitas dan
timbang.
E. Pengambilan Data
22
Dari hasil percobaan didapatkan berat jenis pasir rata-rata adalah 2,36
23
2.2.3 Percobaan Air Resapan Pasir (ASTM C 128 — 93)
A. Tujuan
D. Prosedur Pelaksanaan
E. Pengambilan Data
f. Hasil Percobaan
Dari hasil percobaan pada tabel diatas diperoleh nilai rata-rata 0.01
2.2.4 Percobaan Bobot Isi dan Rongga Udara Dalam Pasir (ASTM C 29M -
91)
A. Tujuan
24
Menentukan berat volume pasir baik dalam keadaan lepas maupun.
Timbangan
Takaran berat volume dengan volume 3 liter
Alat perojok dari besi diameter 16 mm panjang 60 cm ujung bulat.
Pasir
D. Prosedur Pelaksanaan
2. Dengan Rojokan
▪ Silinder dalam keadaan kosong ditimbang
▪ Silinder disi dengan pasir 1/3 bagian, kemudian dirojok 25 kali
demikian hingga penuh dan tiap bagian dirojok 25 kali
▪ Permukaan diratakan
▪ Timbangan silinder yang sudah terisi dengan pasir penuh
3. Dengan Ketukan
Silinder dalam keadaan kosong ditimbang
Silinder disi dengan pasir 1/3 bagian, kemudian digoyang
hingga penuh
Timbangan silinder yang sudah terisi dengan pasir penuh
▪ Silinder dalam keadaan kosong ditimbang
▪ Silinder diisi dengan pasir sampai penuh dan diangkat setinngi
1 cm jatuhkan ke lantai sebanyak 3 kali, ratakan permukaannya
▪ Timbang silinder yang sudah terisi pasir penuh
4. Dengan Rojokan
25
▪ Silinder dalam keadaan kosong ditimbang
▪ Silinder disi dengan pasir 1/3 bagian, kemudian dirojok 25 kali
demikian hingga penuh dan tiap bagian dirojok 25 kali
▪ Permukaan diratakan
▪ Timbangan silinder yang sudah terisi dengan pasir penuh
5. Dengan Ketukan
E. Pengambilan Data
F. Hasil Percobaan
Dari hasil percobaan berat volume pasir diatas didapatkan hasil sebagai berikut
: Kondisi biasa 1,37. Dengan rojokan 1,66. Dengan ketukan 1,63
26
Gambar 2.3 Penyelidikan Bahan Pasir
2.3 Penyelidikan Bahan Batu Pecah
D. Prosedur Pelaksaan
E. Pengambilan Data
KELEMBAPAN KERIKIL
27
Tabel 2.8 Kelembapan Kerikil
PERCOBAAN 1 2
NOMOR
Berat kerikil asli (w1)-(gr) 1000 gr 1000 gr
Berat kerikil oven (w2)-(gr) 985 990
Kelembapan kerikil:
0,02 0,01
(w1-w2)/w2 x 100%
28
F. Hasil percobaan
Hasil percobaan di atas di peroleh harga kelembapan kerikil rata-rata
𝐾𝑙1+𝐾𝑙2= 0,02+0,01
= 0,015
2 2
2.3.2 Percobaan Berat Jenis Batu Pecah (ASTM C 127-88 Reapp.93)
A. Tujuan
Timbangan 25 kg
Keranjang kawat tergantung pada timbangan
Oven
Kain lap
D. Prosedur Pelaksanaan
E. Pengambilan Data
BERAT JENIS KERIKIL (ASTM C 127 – 88 – 93)
Tabel 2.9 Berat Jenis Kerikil
PERCOBAAN NOMOR I II III
Berat kerikil di udara (w1)-(gr) 3000 gr 3000 gr 3000 gr
Berat kerikil di air (w2)-(gr) 1878 gr 1861 gr 1840 gr
Berat jenis = 3000/1122 3000/1139 3000/1160
w1/(w1 - w2) = 2,67 = 2,63 = 2,58
29
F. Hasil percobaan di peroleh berat jenis krikil rata – rata
𝐵𝑗1 + 𝐵𝑗2+Bj3
=
3
= 2,67 +2,63 +2,58
3
= 2,62 𝑔𝑟𝑎𝑚
2.3.3 Percobaan Air Resapan Batu Pecah (ASTM C 127 — 88 Reapp. 93)
A. Tujuan
D. Prosedur Pelaksanaan
E. Pengambilan Data
30
F. Hasil Percobaan
𝐾𝑎1 + 𝐾𝑎2+Ka3
=
3
=0,03 +0,03+ 0,3
3
= 0,03%
Timbangan
Takaran berbentuk silinder dengan volum 10 liter
Alat perojok besi
D. Prosedur Pelaksanaan
31
1. Tanpa rojokan (kondisi biasa)
2. Dengan rojokan
E. Pengambilan Data
32
Tabel 2.11 Berat Volume Batu Pecah
F. Hasil percobaan
Dari hasil pengambilan data diatas diporoleh hasil sebagai berikut :
33
BAB III
CAMPURAN AGREGAT
A. Tujuan.
Timbangan 25 kg
Satu set ayakan ASTM: C
D. Prosedur Pelaksanaan.
34
ditempatkan paling atas dan diguncang-guncang dengan tangan
selama 10 menit.
Pasir yang tertinggal pada tiap ayakan ditimbang. Perlu untuk
control berat pasir keseluruhan 500 gram.
Gambar hasil presentase saringan pada grafik.
E. Pengambilan data
35
F. Hasil percobaan
Dari percobaan pengambilan data dari dabel diproleh hasil Nilai Fm pasir
adalah :
Jadi Nilai Fm pasir adalah : 3,5%
A. Tujuan.
Timbangan 25 kg.
Satu set ayakan ASTM dengan diameter 3/2”, ¾”,3/8” bila perlu
dengan 4,76” dan 2,38”.
D. Prosedur Pelaksanaan.
36
Masukkan batu pecah ke dalam ayakan yang telah disusun dari
ayakan yang paling besar ( di atas ) sampai pada ayakan yang
paling
CATATAN :
E. Pengambilan data
TEST ANALISA AYAKAN KERIKIL
Tabel 3.3 Test Analisa Ayakan Kerikil
37
%
Saringan Tertinggal Pada Ayakan Kumulatif
Nomor mm Gram % Tertinggal
11/2" 50.8 0 0% 0%
1" 38.1 0 0% 0%
Pan 0 0 0% 100.0%
A. Hasil percobaan
Dari pengambilan data diatas diperoleh Fm batu pecah adalah
= Σ% / 100 = 4,82%
38
Gambar 3.4 Hasil Analisa Saringan Batu Pecah
39
3.3 Percobaan Analisis Campuran Pasir dan Batu Pecah
Yc =(a% + b%) / 2 = c%
Prosentase kumulatif dari analisa saringan pasir (Yp) dan batu pecah (Yk)
yang tertinggal pada ayakan no. 4 (#4,76 mm) sebesar :
Yp = %
Ybp = ……%
Setelah diplot pada grafik lengkung ayakan campuran ternyata tidak ada
bagian grafik yang keluar dari lengkung grafik diameter Ø max 40 mm. Karena
pada batas ayakan kumulatif teratas berhimpit dengan lengkung grafik diameter
Ø max 40 mm.
40
TABEL ANALISA
1
35% 65%
2”
1” 3,27 2,13 2,13
½” 23,14 15,04 15,04
¾” 96,08 62,45 62,45
3/8” 99,85 64,9 64,9
N 3,17 100 1,11 65 66,11
o
.
4
N 23,01 100 8,05 65 73,05
o
.
8
N 23,17 1 18,61
o 8
. ,
6
3 1
0
N 100 35 35
o
.
5
0
N 100 35 35
o
.
1
41
0
0
P
a
n
.
0
J 372,29
u
m
l
a
h
F 3,72%
BAB IV
PERANCANGAN CAMPURAN BETON
4.1 Langkah – Langkah Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal
Langkah –langkah rencana pembuatan campuran beton normal
dilakukan sebagai berikut:
42
2. Hitung deviasi standart menurut ketentuan ayat 3.3.1 butir 1.
4. Hitung kuat tekan beton rata — rata yang ditargetkan fcr” menurut ayat
3.3.1 butir 2.
6. Tentukan jenis agregat kasar dan agregat halus. Agregat ini dapat dalam
bentuk tak dipecah (pasir atau koral) atau dipecah.
7. Tentukan factor air semen menurut ayat 3.3.2 bila dipergunakan grafik
1 atau 2 ikuti langkah-langkah sebagai berikut :
c) Tarik garis tegak lurus ke atas melalui factor air semen 9,5 sampai
memotong kurva kuat tekan yang ditentukan pada sub butir b
diatas.
e) Tarik garis tegak lurus ke bawah melalui titik potong tersebut untuk
mendapatkan faktor air semen yang diperlukan.
8. Tetapkan faktor air semen maximum menurut ayat 3.3.2 butir 2 ( dapat
ditetapkan sebelumnya atau tidak ). Jikannilai factor air semen yang
diperoleh dari butir 7 diatas lebih kecil dari yang dikehendaki, maka
yang dipakai ialah yang terendah.
43
9. Tetapkan slump.
11. Tentukan nilai kadar air bebas menurnt table 6 ayat 3.2.5.
12. Hitung jumlah semen yang besarnya kadar semen ialah kadar air bebas
dibagi factor air semen.
14. Tentukan jumlah semen seminimal mungkin. Jika tidak lihat ayat 3.2.2
kadar semen yang diperoleh dari perhitungan jika perluh disesuaikan.
15. Tentukan factor air semen yang disesuaikan jika jumlah semen berubah
karena lebih kecildari jumlah semen minimum yang ditetapakn ( atau
lebih besar dari jumlah semen maximum yang disyaratkan ), maka
factor air semen harus diperhitungksn kembali.
16. Tentukan susunan besar butir agregat halus (pasir) kalau agregat halus
sudah dikenal dan sudah dilakukan analisa ayakannya menurut standar
yang berlaku, maka kurva dari pasir ini dapat dibandingkan dengan
kurva-kurva yang tertera dalam grafik 3 s/d 6 dan grafik 7 s/d 9 untuk
agregat kasar.
yang lebih halus dari Smm. Dalam agregat kasar yang biasa dipakai di
Indonesia seringkali dijumpai bagian yang lebih halus dari Smm dalam
jumlah yang lebih dari 590. Dalam hal ini maka jumlah agregat halus
yang diperlukan harus dikurangi.
44
18. Hitung berat jenis relative agregat menurut ayat 3.2.6
19. Tentukan berat jenis beton menurut grafik 13 ssuai dengan kadar air
bebas yang sudah ditemukan dari table 6 dan berat jenis relative dari
agregat gabungan butir 18.
20. Hitung kadar agregat gabungan yang besarnya adalah berat jenis
dikurangi jumlah kadar air semen dan kadar air bebas.
21. Hitung kadar agregat halus yang besarnya adalah hasil presentase pasir
butir 17 dengan agregat gabungan butir 20.
22. Hitung kadar agregat kasar yang besarnya adalah hasil persentase pasir
butir 20 dengan agregat gabungan butir 21. Dari langkah-langkah
tersebut diatas, butir 1 s/d 22 sudah dapat diketahui susunan campuran
bahan-bahan untuk 1 m³ beton.
24. Buatlah campuran uji , ukur dan catatlah besarnya slump serta kekuatan
tekan yang sesungguhnya , sebagai berikut :
a) Jika harga yang didapat sesuai dengan harga yang diharapkan , maka
susunan campuran beton tersebut dikatakan baik . Jika tidak , maka
campuran perlu dibetulkan.
c) Jika kekuatan beton dari campuran uji ini terlalu tinggi atau rendah ,
maka tactor air semen dapat atau narus ditambah atau dikurangi sesuai
dengan grafik 1 atau 2
BAB V
PERENCANAAN PEMBUATAN BETON (MIX DESAIGN)
Tabel 5.1 Perencanaan Pembuatan Beton
45
No URAIAN TABEL / GRAFIK NILAI
1 Kuat tekan yang Ditetapkan 33 Mpa
diisyaratkan
17 Persen agregat halus Grafik lengkung agregat 40 %
2 Deviasi standar campuran
Ditetap 8,5 Mpa
kan
18 Berat jenis rill agregat Perhitungan 2,4 kg/m3
3 (SSD)
Nilai Tambah (margin) Ditetap 1,64 x 8,5 =
kan 13,94 Mpa
19 Berat jenis beton Grafik 13 2275 kg/m3
4 Kekuatan tekan rata-rata Ayat 3.3.2 (tabel) 46,94 Mpa
20 Kadar agregat gabungan 19-12-11 1604 kg/m3
target
21 Kadar agregat halus 461,6 641,6 kg/m3
5 Jenis semen Ditetapkan PC semen
22 Kadar agregat kasar 20-21 gresik
962,4( kg/m3
Type 1)
6 Jenis agregat halus Pasir alami
Jenis agregat kasar Pasir pecah
7 Faktor air semen bebas Tabel 2, Grafik 1 0,44
8 Faktor air semen max Tak Ditetapkan 0,6
9 Slump Ditetapk 75 – 120 mm
an
10 Ukuran agregat max Grafik lengkung agregat 20 mm
campuran
11 Kadar air gabungan Tabel 2, Tabel Slump 205 kg/m3
dan ayat 3.3.5
12 Jumlah semen 465,9 kg/m3
13 Jumlah semen max Ta Ditetapkan
14 Jumlah semen min Ta Ditetapkan 275 kg/m3
15 Faktor air semen yang 512,5 kg/m3
disesuaikan
16 Susunan besar butir agregat Analisa Pasir Daerah gradasi
halus zona 2
1
= 2 (195) + (225)
3 3
47
= 205 𝑘𝑔/𝑚3
= 205 : 0,44
= 465,9 𝑘𝑔/𝑚3
16. Susunan butir agregat halus termasuk zone 2 (dari hasil analisa saringan)
17. Persen agregat yang lebih halus dari … mm diperoleh dari hasil analisa
ayakan pasir dan batu pecah yaitu sebesar (pasir = 40 % : batu pecah =
60%)
= 2,4 𝑘𝑔/𝑚3
19. Berat jenis beton berdasarkan grafik 13 dengan diketahui kadar air bebas =
205 𝑘𝑔/𝑚3. Berat jenis relative agregat = 2,458 𝑘𝑔/𝑚3, lalu diplot pada
grafik 13 diperoleh berat jenis beton = 2225 𝑘𝑔/𝑚3
20. Kadar agregat gabungan
= 1604 𝑘𝑔/𝑚3
49
BAB VI
PELAKSANAAN CAMPURAN BETON
Takaran air
Ember
Cetok
Mollen
C. Bahan
Pasir
Batu pecah
Air
D. Prosedur Pelaksanaan
Masukkan batu pecah dan ¾ bagian dari air, setelah semua batu
50
pecah terbasahi dengan rata lalu masukkan semen disusul pasir.
Masukkan air sisanya tadi dan diaduk sampai rata (mollen diputar).
A. Tujuan
Untuk mengukur workability (kemampuan dikerjakan) dari
campuran beton.
B. Peralatan
Tabung kerucut besi (tabung Abraham).
Alat perojok diameter 16 mm dan Panjang 60 cm.
Mistar
Plat baja
C. Bahan
Beton segar
D. Prosedur Pelaksanaan
Kerucut dibasahi bagian dalamnya, disiapkan diatas plat baja.
Beton dimasukkan kedalam kerucut secara bertahap, 1/3 bagian I, I,
dan II dirojok masing-masing 25 kali.
Setelah penuh beton diratakan permukaannya.
Kerucut kita angkat pelan-pelan secara vertical tanpa gaya
horizontal dan torsi, biarkan selama 30 detik.
Kerucut kita letakkan di sisi beton dalam keadaan terbalik, dan
51
dengan menggunakan mistar ukur selisih tinggi beton dan kerucut,
dimana nilai tersebut merupakan harga slump.
E. Pengambilan Data Nilai Slump
HASIL PERCOBAAN
Tabel 6.1 Hasil Percobaan Nilai Slump
1 2
Percobaan nomor
Perhitungan :
Harga slump = 80-120mm
A. Tujuan
Untuk mengetahui berat volume beton segar.
B. Peralatan
Takaran dengan volume 10 liter.
Alat perojok.
Cetok maskon
Timbangan 100 kg
52
C. Bahan
Beton segar
D. Prosedur Pelaksanaan
Timbangan takaran kosong
Setelah campuran beton benar-benar homogen, ambil sebagian
dan masukkan kedalam takaran
Takaran diisi semen 1/3 bagian dan dirojok 25 kali, demikian
hinga penuh tiap 1/3 bagian dirojok 25 kali
Ratakan permukaan takaran
Timbang beratnya
E. Pengambilan Data
1 2 3
Percobaan nomor
Perhitungan :
Berat volume rata-rata = 1,65
53
A. Tujuan
Membuat silinder benda uji dengan ukuran 10 – 20 dan 15 – 30
yang diperlukan untuk evaluasi mutu beton.
B. Peralatan
Cetakan beton berbentuk silinder dengan ukuran diameter 10 – 20
dan 15 – 30 cm
Perojok diameter 16 mm dan Panjang 60 cm
Cetok mason
C. Bahan
Beton segar hasil campuran yang direncanakan
D. Prosedur Pelaksanaan
Cetakan silinder disiapkan. Rapatkan mur-mur dan baut yang
renggang lalu bersihkan bagian dalam silinder tersebut. Setelah itu
olesi bagian dalam yang sudah dibasahi itu dengan oli.
Beton segar dimasukkan dalam cetakan dan dipadatkan dengan
cara dirojok, lalu ratakan permukaan dari beton tersebut.
Beton dipindahkan ke tempat penyimpanan sementara dan silinder
cetakan beton baru bisa dibuka setelah 24 jam.
Setelah 24 jam beton dibuka, rendam dalam air untuk proses curing.
Beton yang sudah dicuring siap untuk di tes.
54
A. Tujuan
Mencegah penguapan air di dalam spesi beton.
B. Cara Pelaksanaan
Menurut PBI 1971 pasal 6.4 hal 58, perawatan beton dilakukan ;
1. Untuk mencegah penguapan selama paling sedikit 2 minggu atau
14 hari, beton harus dibasahi terus-menerus dengan menutupinya
dengan karung-karung basah.
2. Perawatan dengan uap bertekanan tinggi, uap yang bertekanan
udara luar, pemanasan atau proses-proses lainya dapat dipakai
untuk mempersingkat waktu pengerasan.
55
Gambar 6. 3 Proses Perendaman
56
BAB VII
EVALUASI MUTU BETON
A. Tujuan
Untuk mengetahui kekuatan tekan hancur beton terhadap
pembebanan.
B. Peralatan
Timbangan
Pemanas / kompor listrik + media untuk memanaskan belerang
Cetakan untuk capping benda uji
Mesin tes hidrolis (Torsee Universal Testing Machine)
Tokyo testing mechine MFG CO, LTD
Type : RAT – 200
CAP : 200 TF
MFG no 20380
Date : May, 1981
C. Bahan
Belerang
Oli
30 benda uji berbentuk silinder dengan rincian 22 benda uji 10-20 dan 8
benda uji 15 – 30.
D. Prosedur Pelaksanaan
Tes kekuatan tekan hancur dilaksanakan saat benda uji berumur 7,
14, 21, dan 28 hari. Sebelum dites diukur dimensinya (tinggi dan
diameter) terlebih dahulu dan ditimbang beratnya. Siapkan cetakan
untuk capping benda uji kemudian diolesi dengan oli agar belerang
tidak menempel pada alat perata tersebut. Tuang belerang cair ke
catakan untuk capping benda uji, setelah itu benda uji beton diletakkan
dalam cetakan tersebut dan tekan lalu tunggu sampai kira-kira belerang
telah mengeras dan melekat dengan beton kemudian diangkat.
57
Permukaan yang ditempeli belerang adalah permukaan beton yang
kasar. Lalu lakukan pengetesan benda uji pada alat tekan Mesin Tes
Hidrolis, dengan permukaan yang rata sebagai budang yang akan
dibebani. Gerakkan tuas berwarna merah keatas dan tekan tombol
penggerak ke posisi on. Matikan tombol penggerak pada saat beton
pecah (jarum sudah tidak bergerak lagi). Untuk mengambil kembali
benda uji, gerakkan tuas kebawah, sehingga benda uji terlepas dari
jepitan.
= 176,625 𝑐𝑚2
58
DATA TES KUAT TEKAN HANCUR (ASTM 523-75)
Tabel 7.1 Data tes kekuatan tekan hancur
59
Tabel 7.2 Data tes kekuatan tekan hancur
Fc’l
P (kg)
(kg/cm2) Fk E/Fk Fk
umur A (cm) Fc’l(Mpa)
umur umur dimensi
Silinder1 Silinder2 Silinder3 Silinder1
12290,4 176,62
7 hari 8382,78 20679,13 234,125 22,959 0,65 63618,985 1,000
3 5
22834,8 176,62
14 hari 20763,87 18943,26 354,094 34,724 0,88 71070,386 1,000
1 5
23809,2 176,62
21 hari 24547,22 21567,5 395,889 38,823 0,95 73604,179 1,000
5 5
29889,8 176,62
28 hari 24739,74 30555,89 482,295 47,297 1 85185,440 1,000
1 5
60
KUAT TEKAN SILINDER SETELAH DIKORELASI
Tabel 7.3 kuat tekan setelah dikorelasi
Tegangan
Tanggal Tanggal Teg 28 Faktor
Hari Hancur Teg. Hancur
Pembuatan Tes hari Dimensi
(kg/cm2)
16 06 7 hari 47,46 73,017 1,000 73,02
2023
7 hari 69,58 79,074 1,000 79,07
7 hari 117,08 123,241 1,000 123,24
23 06 117,56 1,000
14 hari 133,590 133,59
2023
14 hari 129,28 136,089 1,000 136,09
09 Juni 14 hari 107,25 107,251 1,000 107,25
2023 01 07 21 hari 134,80 141,896 1,000 141,90
2023
21 hari 122,11 128,536 1,000 128,54
21 hari 138,98 146,294 1,000 146,29
08 07 28 hari 169,23 169,228 1,000 169,23
2023
28 hari 140,07 140,069 1,000 140,07
28 hari 173,00 172,999 1,000 173,00
61
Tabel 7.4 kuat tekan setelah dikorelasi
Umur Tegangan
Tanggal Tanggal Ukuran Tekanan Faktor Tegangan
hancur(kg/cm2
pembuatan tes (hari) (cm) hancur(kg) korelasi 28 hari
)
16/06/2003 7 hari 15x30 8382,78 47,46 0,65 73,017
7 hari 15x30 12290,43 69,58 0,65 79,074
7 hari 15x30 20679,13 117,08 0,65 123,241
23/06/2023 14 hari 15x30 20763,87 117,56 0,88 133,590
14 hari 15x30 22834,81 129,28 0,88 136,089
09 Juni 14 hari 15x30 18943,26 107,25 0,88 107,251
2023
01/07/2023 21 hari 15x30 23809,25 134,80 0,95 141,896
21 hari 15x30 21567,50 122,11 0,95 128,536
21 hari 15x30 24547,22 138,98 0,95 146,294
08/07/2023 28 hari 15x30 29889,81 169,23 1 169,228
28 hari 15x30 24739,74 140,07 1 140,069
28 hari 15x30 30555,89 173,00 1 172,999
62
Tabel 7.5 kuat tekan setelah dikorelasi
63
BAB VIII
PENUTUP
8.1 Kesimpulan
7 Hari 22,959
14 hari
34,724
21 hari 38,823
28 hari
47,297
Dengan rencana awal yaitu 33 Mpa. Maka fc’I (Mpa) 28 hari <(kurang dari)
Rencana awal. Beberapa evaluasi yang didapat dari tes hasil uji kekuatan beton
diatas adalah :
1. Kesalahan pada perhitungan jmf, menyebabkan hasil yang tidak sesuai.
2. Campuran material kurang sesuai dengan kebutuhan stuktur beton sehingga
menyebabkan kuat tekan beton tidak sesuai dengan yang direncanakan.
64
3. Karena pemasukan beton kedalam silinder kurang merata dan kurang
tekanan sehingga mengakibatkan beton berlubang.
65
8.2 Saran
66
LAMPIRAN
67
Luas Tegangan Tegangan F'c
Tanggal Tanggal Umur P P FK
No Berat(Kg) Penampang Hancur Mpa Hancur (Mpa)28
Pembuatan Tes Beton Max/Load(Kn) Max/Load(Kg) Umur
(A) Kg/Cm² 28 Hari Hari
2 12.86 82,207 8382.78 176,625 47.46 4.654 0,65 159,5 13,24
16-Jun-
7 1 12.9 120,528 12290.43 176,625 69.58 6.819 0,65 109,53 9,09
23
12 12.66 202,793 20679.13 176,625 117.08 11.481 0,65 181,85 15,09
8 12.2 203,624 20763.87 176,625 117.56 11.528 0,88 217,94 18,08
23-Jun-
14 5 12.82 223,933 22834.81 176,625 129.28 12.678 0,88 167,02 13,86
23
10 12.74 185,770 18943.26 176,625 107.25 10.517 0,88 91,94 7,63
09-Jun-22 9 12.81 240,725 23809.25 176,625 134.80 13.219 0,95 112,1 9,3
01-Jul-
21 7 12.5 233,489 21567.5 176,625 122.11 11.975 0,95 165,87 13,77
22
6 12.6 211,505 24547.22 176,625 138.98 13.629 0,95 130,04 10,79
3 12.82 242.614 29889.81 176,625 169.23 16.595 1 161,17 13,38
28 4 12.68 293.119 24739.74 176,625 140.07 13.736 1 142,31 11,81
11 12.64 299.651 30555.89 176,625 173.00 16.965 1 166,54 13,82