Anda di halaman 1dari 15

Hi guys ayo buat peta bersama nanas

.
Geografii

Desa dari kata deshi yang artinya tanah kelahiran. Menurut UU No 6 tahun 2014
desa adalah kesatuan masyarakat hokum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus pemerintahan

Memurut bintarto desa adalah perwujudan geografis yang ditumbulkan oleh


unsur fisiografis, ekonomi, politik, kultural setempat dalam pengaruh hubungan
timbal balik terhadap daerah sekitarnya

Ciri masyarakat desa

a. Dekat dengan alam


b. Ikatan sosialnya kuat
c. Adat istiadat dan norma agama kuat
d. Hubungan kekerabatan bersifat gemeinsschaft
Gemeinschaft dalam bahasa Inggris disebut communal society atau
masyarakat komunal. Dalam bahasa Indonesia disebut paguyuban.
Gemeinschaft adalah asosiasi sosial di mana individu-individu cenderung
ke arah komunitas sosial daripada keinginan dan kebutuhan individu
mereka.
e. Pola pikirnya tradisional dan irrasional
f. Struktur ekonomi agraris

Unsur desa

a. Daerah/wilayah
b. Penduduk
c. Tata kehidupan/pemerintahan

Desa swadaya :

a. Masih terasing dan tertutup


b. Sangat bergantung pada alam
c. Memegang teguh adat
d. Mata pencaharian agraris
e. Penduduk jarang atau sedikit
f. Sarana hidup kurag sekali

Desa swakarya :

a. Tidak terisolir tapi jauh dari kota


b. Adat istiadat mulai longgar
c. Perekonomian mulai berkembang
d. Infrastruktur memadai seperti pendidikan, jalur lalur lalulintas, dll
Contoh dulu ada kerbau sekarang pakai traktor

Desa swasembada

a. Terletak di sekitar kota


b. Mata pencaharian sangat beragam
c. Infrastruktur maju dan lengkap da maju
d. Teknologi/modernisasi pembangunan
e. Pendidikan dan mobilitas rakyat tinggi

Potensi desa

Adalah segala sumber alami dan sumber manusia yang terdapat dan tersimpan di
desa yang dapat dimanfaatkan bagi kelangsungan dan perkembangan desa

Potensi fisik desa


1. Tanah (sawah, tegalan, kebon dll)
2. Air ketersediaan ar khususnya utuk irigasi dan kepentingan sehari
hari
3. Cuaca dan iklim
4. Ternak sbg tenaga kerja
5. Manusia sbg tenaga kerja

Potensi non fisik

1. Aparatur / pamong desa yang baik (lurah. Carik.


Kamituwo/kadus atau bayan dan kaur kaur)
2. Lembaga social desa (lkmd, kud, pkk, karang taruna, dsb)
Pola pemukiman penduduk desa

a. Memusat (nucleated village)


Bergerombol pada suatu lokasi tertentu sementara sawah atau ladang
mengelilinginya

Factor
- Topografinya datar
- Sumber air tanah dalam
- Tanahnya subur
- Factor keamanan
b. Menyebar `(open country village)
Tidak merata dan ada di berbagai tempat

Factor
- Topografi tidak merata
- Sumber air tanah dangkal
- Tanahnya tidak subur (daerah kapur/karst)
- Dataran bajir/foodplains dan daerah dataran pantai
c. Memanjang (line village)
Pola mengikuti fasilitas tertentu. Contih missal di sini ada kereta api. Nah
berarti biasanya bayak orang mau dan membangun bangunan dekat rel
kereta atau stasiun karena gampang. Ga Cuma kereta ada juga sungai

FUNGSI DAN MANFAAT DESA BAGI KOTA


a. Sebagai sumber bahan pangan bagi kota
b. Sebagai sumber bahan mentah (raw material) bagi
kota
c. Sebagai hinterland/penyokong segala kebutuhan
d. Sebagai asal shmber tenaga bagi kota
e. Sebagai mitra pembangunan kota
Geo kisi kisi

1. Wilayah formal adalah konsep wilayah berdasarkan kesamaan atau


homogenitas tertentu, misalnya wilayah dataran tinggi, wilayah karst,
wilayah tropis dan wilayah subtropis Sedangkan, wilayah fungsional
adalah wilayah yang dicirikan dengan kegiatan yang saling berhubungan
antara beberapa pusat kegiatan secara fungsional.

2. Jakarta pusat pertumbuhan ke 1

3. Pertumbuhan wilayah adalah kawasan yang terdapat pertumbuhan yang


sangat pesat karena kepesatannya sehingga dijadikan sebagai pusat
pembangunan yang dapat mempengaruhi wilayah wilayah yang ada
disekitarnya.1

4. Salah satu contoh CBD yang paling populer adalah Sudirman Central
Business District (SCBD). Kawasan CBD yang berlokasi di Jalan Jenderal
Sudirman ini adalah area prestige dan strategis. Areanya mencakup
perkantoran premium, pusat perbelanjaan mewah, dan beberapa hotel
berbintang.

5. Tujuan pewilayahan untuk perencanaan pengembangan di Indonsia sebagai


berikut: Meratakan pembangunan untuk menghindari adanya pemusatan
kegaitan pembangunan yang berlebihan di suatu daerah tertentu. Menjamin
keserasian dan koordinasi antara berbagai kegiatan pembangunan yang ada
di tiap daerah

6. Tujuan pewilayahan untuk perencanaan pengembangan di Indonsia sebagai


berikut: Meratakan pembangunan untuk menghindari adanya pemusatan
kegaitan pembangunan yang berlebihan di suatu daerah tertentu. Menjamin
keserasian dan koordinasi antara berbagai kegiatan pembangunan yang ada
di tiap daerah
7. 1. Pembangunan Utama A
-Kota Pusat Pertumbuhan: Medan
-Pembagian Wilayah Utama 1: Aceh dan Sumatera Utara (pusatnya
Medan)
-Pembagian Wilayah Utama 2: Sumatera Barat, Riau, dan Kepulauan Riau
(pusatnya Pekanbaru)
2. Wilayah Pembangunan Utama B
-Kota Pusat Pertumbuhan: Jakarta
-Pembagian Wilayah Utama 3: Aceh dan Sumatera Utara (pusatnya
Medan)
-Pembagian Wilayah Utama 4: Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, dan
Bangka Belitung (pusatnya Palembang)
-Pembagian Wilayah Utama 5: Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat,
Jawa Tengah, dan DI Yogyakarta (pusatnya Jakarta)
3. Wilayah Pembangunan Utama C
-Kota Pusat Pertumbuhan: Surabaya
-Pembagian Wilayah Utama 6: Jawa Timur dan Bali (pusatnya Surabaya)
-Pembagian Wilayah Utama 7: Kalteng, Kaltim, Kalsel, dan Kaltara
(pusatnya Samarinda dan Balikpapan)
4. Wilayah Pembangunan Utama D
-Kota Pusat Pertumbuhan: Makassar
-Pembagian Wilayah Utama 8: NTB, NTT, Sulawesi Selatan, Sulawesi
Tenggara (pusatnya Makassar)
-Pembagian Wilayah Utama 9: Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat,
Gorontalo, Sulawesi Utara (pusatnya Manado)
-Pembagian Wilayah Utama 10: Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua
Barat (pusatnya Sorong).
Dengan demikian, sejumlah kota yang bisa dianggap sebagai contoh pusat
pertumbuhan wilayah di Indonesia adalah:

Medan
Jakarta
Surabaya
Makassar.
8. Banyaknya kendala yang terjadi di lapangan menjadi salah satu
penghambat tersendatnya revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
sekaligus mem-Perda-kannya. Kendala urusan anggaran menjadi salah satu
faktor disamping terbatasnya SDM yang menangani penataan ruang dan
tidak efektifnya fungsi Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah. Selain
itu juga karena kurang responsifnya Pemerintah Pusat dalam mendorong
percepatan revisi RTRW dan rendahnya respon masyarakat dalam penataan
ruang. Direktur Penataan Ruang Wilayah III Wahyono Bintarto
menyampaikan hal tersebut dalam talkshow Dialog Interaktif Penataan
Ruang Departemen PU di Radio Trijaya FM, Selasa (19/05).

9. Teori konsentris (Ernest W. Burgess/1923)


Dasarnya : pengamatan pada kota chicago bahwa kota akan berkembang
kesegala arah, merata, dan bentuknya melingkar 1,2,3,4,5
Faktor perkembangan kota : persaingan ruang untuk zona ekonomi dan
pemukiman (unsur spasial)
Contoh : chicago, london, kalkuta, adelaide.

Asumsi teori konsetris


Penduduk heterogen
Industri komersial dominan dan pesat
Perluasan kota dan peningkatan penduduk kota
Transportasi dinilai mudah, cepat, dan murah.
Pusat kota untuk pusat kegiatan ekonomi.
CBD (central bussines district) atau PK ( pusat kegiatan)
Inti kota.
 Terdapat gedung pemerintahan, kantor swasta, bank, pusat
bisnis/komersial lainnya.
 Nilai sewa/ jual lahan paling tinggi.
 Pemukiman penduduk sedikit.
 Zona peralihan/transisi
 Zona campuran pusat usaha dngn pemukiman.
 Terkait dengan CBD.
 Penduduk heterogen, miskin, tidak stabil.
 Lingkungan pemukiman buruk dan ditemukan slum area.
 Terdapat industri manufactur.
 Zona permukiman kelas proletar/rendah(low class residental).
 Dihuni pekerja kelas rendahan.
 Rumahnya kecil-kecil & rumah susun.
 Zona permukiman kelas menengah
 Dihuni pekerja kelas menengah dengan keahlian dan pendidikan.
 Terdapat permukiman kelas menengah apartemen.
 Zona permukiman elit.
 Dihuni olehe pengusaha dan pejabat.
 Terdapat real estate/perumahan elite.
 Zone peralihan kota dan desa.
 Zona penglajo
2. Teori sektoral( hommer hoyt/1939)

 CBD (central busines district).


- Terdiri atas bangunan kantor,hotel,bank,pusat perbelanjaan dan
sector komersial.
- Grosir / manufactur
- Terdiri atas kawasan industri ringan kaya pabrik kecil dan
perdagangan.
 Pemukiman kelas rendah.
- Kawasan tmpat tinggal kaum buruh(urbawisma). Yg bekerja di
CBD
 Pemukiman kelas menengah.
 Pemukiman kelas atas.

 Faktor perkembangan kota: kondisi geografis & rute transportasi


(disamping unsur spasial). Contohnya ; california, alberta, Boston, dan
calgary.
 Ausmsi teori sektoral

Daerah dngn harga jual/sewa tanah tinggi terletak di luar kota.

Daerah dngn harga jual/sewa tanah rendah di luar jalur yang memanjang
dari pusat ke perbatasan kota.

Zona pusat sebagai daerah pusat kegiatan.


3. Teori inti ganda (harris dan ullman/1945)

Pusat kota atau CBD

Daerah grosir dan manufactur, digunakan untuk kawasan niaga dan


industri ringan.

Pemukiman kelas rendah, digunakan untuk kawasan murbawisma.

Pemukiman kelas menengah, digunakan untuk kawasan madyawisma.

Permukiman kelas tinggi, digunakan untuk kawasan adiwisma.

Daerah manufaktur berat ( pusat industri berat).

Daerah luar CBD, pusat niaga baru di pinggiran kota.

Permukiman suburban, adalah kawasan madyawisma dan adiwisma.

Daerah industri suburban, untuk kawasan industri di luar kota.

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan beberapa inti (CBD) :

Perbedaan fasilitas yang dibutuhkan untuk kegiatan tertentu (indutry,dll).

Aktivitas serupa dikumpulkan untuk efektifitas dan keuntungan ekonomi

Aktivitas dan tingkat pendapatan yang berbeda, menyebabkan muncul


kelompok perumahan berbeda klas.
4.Teori konsektoral tipe eropa (peter mann) 1965

5. Teori konsektoral tipe Amerika ( Ernest Griffin dan larry ford/1980)

6. Teori poros (Babcock 1932)

7. Teori historis (Alonso)


10. Ciri ciri desa

11. 1. Desa Swadaya

Desa swadaya adalah desa yang bisa dianggap sebagai desa yang
tertinggal. Penduduk desa yang cenderung masih primitif dan terisolir dari
daerah luar. Di desa ini masyarakatnya masih tetap menjalankan kebiasaan-
kebiasaan nenek moyang seperti menjalankan adat istiadat atau tradisi dan
hanya bekerja untuk memenuhi kebutuhan primer. Desa seperti ini
biasanya merupakan desa yang ditinggali sebuah kelompok dalam waktu
yang sudah lama. Pola pemikiran yang mengikuti leluhur inilah yang
membuat masyarakat di desa swadaya belum mampu berkembang. Berikut
ciri-ciri desa swadaya yang bisa dilihat :
 Daerahnya terisolir atau tertutup
 Penduduknya sedikit
 Mata pencaharian homogen yang bersifat agraris
 Masyarakatnya memegang teguh adat atau tradisi
 Hubungan personal sangat erat
 Sarana dan prasarana yang tersedia masih kurang
 Teknologi yang ada masih rendah atau bahkan belum ada

2. Desa Swakarya

Desa dalam klasifikasi ini satu tingkat lebih maju dibandingkan desa
swadaya. Masyarakat mulai berubah mengikuti aliran jaman dan berpikiran
lebih terbuka. Adat istiadat masyarakat mulai mengalami transisi sesuai
dengan perubahan yang terjadi di sosial masyarakatnya. Mata pencaharian
masyarakat lebih beragam dengan bertambahnya lapangan pekerjaan. Serta
berkembangnya pembangunan desa dengan didirikannya sarana dan
infrastruktur untuk desa.
Ciri-ciri desa Swakarya antara lain :

 Tidak terikat dengan adat secara penuh


 Terbuka dengan pengaruh dari luar daerah
 Adanya sarana pendidikan, kesehatan, perekonomian dan prasarana
penunjang lainnya
 Teknologi sudah mulai digunakan masyarakat
 Akses menuju daerah lain lebih mudah
 Lapangan pekerjaan yang tersedia mulai beragam
3. Desa Swasembada

Desa swasembada biasa disebut sebagai desa maju atau desa berkembang.
Masyarakat desa ini sudah mampu memanfaatkan dan mengembangkan
sumber daya yang ada untuk kegiatan pembangunan desa. Tingkat
pendidikan dan perekonomian masyarakat lebih maju dibandingkan
tingakatan desa lain dan sudah bisa mengembangkan ide yang dimiliki.
Mau berpartisipasi dan memiliki pola pemikiran yang lebih modern. Ciri-
ciri desa Swasembada antara lain sebagai berikut :

 Biasanya berlokasi tidak jauh dari kota atau kecamatan


 Penduduknya mulai padat
 Masyarakat sudah tidak terikat oleh adat
 Memiliki fasilitas yang memadai dan lebih maju
 Masyarakat yang lebih kreatif dan kritis
 Aktifnya masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan

12. Klasifikasi kota


1. Kota Kecil (20.000 sampai 50.000 jiwa)
2. Kota Sedang (50.000 sampai 100.000 jiwa)
3. Kota Besar (100 ribu hingga 1 juta jiwa)
4. Kota Metropolitan (sekitar 1 juta jiwa)
5. Kota Megapolitan (lebih dari 5 juta jiwa)

Anda mungkin juga menyukai