Anda di halaman 1dari 60

LAPORAN PTK

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BERHITUNG DALAM UPAYA


PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENGENAL
BILANGAN PADA KELOMPOK B DI TK MELATI
KECAMATAN BAOLAN KABUPATEN TOLITOLI
SULAWESI TENGAH
TAHUN PELAJARAN 2022/2023

Disusun Oleh
BAU ANCING

i
YAYASAN PENDIDIKAN MELATI TOLITOLI
TAMAN KANAK-KANAK MELATI
Sekretariat Jl.Nangka Kelurahan Tuweley Kec.Baolan Kab.Tolitoli
e-mail tkmelatitolitoli@gmail.com

LEMBAR PENGESAHAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS(PTK)

Judul Penelitian
PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BERHITUNG DALAM UPAYA
PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENGENAL
BILANGAN PADA KELOMPOK B DI TK MELATI
KECAMATAN BAOLAN KABUPATEN TOLITOLI
SULAWESI TENGAH

Penelitian Tindakan kelas ini disahkan pada tanggal 30 September 2022 dan dinyatakan layak untuk
dipublikasikan di TK Melati Tolitoli sebagai bentuk pemenuhan persyaratan dalam peningkatan
kompetensi guru

Tolitoli,30 September 2022

Menyetujui dan mengesahkan Peneliti


Ketua Yayasan Pendidikan Melati

WIDAYANTO PURNOKO BAU ANCING

ii
ABSTRAKSI

Penerapan Metode Demonstrasi Berhitung Dalam Upaya Peningkatan


Kemampuan Anak Dalam Mengenal Bilangan di TK Melati Kecamatan Baolan
Kabupaten Tolitoli Tahun Pelajaran 2022/2023. Penelitian Tindakan Kelas

Kata Kunci : Metode Demonstrasi Berhitung, Mengenal Bilangan

Pendidikan prasekolah atau yang sering disebut Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) adalah pendidikan yang diberikan kepada anak-anak usia prasekolah, sebelum
memasuki pendidikan dasar. Dalam proses pembelajarannya, menurut Permendiknas RI
No.58/2009 pada standar isi tentang struktur program disebutkan bahwa kegiatan PAUD
mencakup bidang pengembangan pembentukan aspek perilaku dan bidang
pengembangan aspek kemampuan dasar melalui kegiatan bermain dan pembiasaan.
Kegiatan pengembangan suatu aspek dilakukan secara terpadu dengan aspek yang lain
menggunakan tematik.
Dengan demikian, ada beberapa metode yang digunakan di PAUD khusunya
TK, yaitu salah satunya metode demonstrasi. Berhasil tidaknya suatu metode
pembelajaran tergantung pada guru yang menerapkannya, sehingga pada dasarnya
metode yang digunakan terbatas sekali karena guru harus dapat menyesuaikan antara
waktu dan metode yang digunakan sesuai dengan kurikulum yang telah ada.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemampuan anak dalam pembelajaran
sheingga anak mudah mengenal bilangan dengan menggunakan metode demonstrasi yang
akhirnya anak mendapat kemampuan untuk berpikir logika-matematis.
Dari data penelitian dua siklus yaitu siklus I dan II, didapat hasil penelitian pada
siklus I tentang penerapan metode demonstrasi berhitung dalam upaya peningkatan
kemampuan anak mengenal bilangan kurang memuaskan yaitu sekitar 65%. Pada siklus
II penerapan metode demonstrasi berhitung dalam upaya peningkatan kemampuan anak
mengenal bilangan, hasilnya lebih memuaskan yaitu sekitar 85%.
Meskipun demikian diharapkan bahwa untuk dapat menunjang penerapan
metode tersebut guru-guru TK Melati Tolitoli dapat meningkatkan kemampuannya
melalui Kelompok Kerja Guru (KKG), Kegiatan PKG, seminar maupun media lainnya
yang ada hubungannya dengan metode pembelajaran mengenal bilangan khususnya
serta menunjang guru-guru dalam pembelajaran lain pada umumnya.

iii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, yang

senantiasa melimpahkan rahmat, taufik, hidayah serta inayah-Nya sehingga peneliti

mampu menyelesaikan Penelitian ini yang berjudul “Penerapan Metode Demonstrasi

Berhitung Dalam Upaya Peningkatan Kemampuan Anak Dalam Mengenal

Bilangan Pada Kelompok B di TK Melati Kecamatan Baolan Kabupaten Tolitoli”

sesuai dengan tujuan yang direncanakan , walaupun masih belum sempurna dan masih

terdapat kekurangan

Sholawat dan salam semoga selalu tetap tercurah keharibaan sang pembawa

keadilan dan kedamaian serta yang telah memperkenalkan manusia dengan khaliqnya,

yakni Nabi Agung Muhammad bin Abdilla Rasullilla SAW, seluruh keluarga, para

sahabat dan pengikut-pengikutNya.

Dengan selesainya Penelitian Tindakan Kelas ini saya mengucapkan terima kasih

kepada para pihak yang telah banyak membantu dari awal hingga sampai penelitian ini

selesai :

1. Ketua Yayasan Pendidikan Melati Tolitoli

2. Dewan guru dan orangtua murid serta anak-anak TK Melati Tolitoli yang telah

banyak membantu memberikan informasi mengenai data-data yang peneliti

perlukan sehubungan dengan penyelesaian penulisan ini

3. Semua pihak yang membantu baik langsung maupun tidak langsung sehingga

terselesaikannya penulisan karya tulis ini.

iv
Kami menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna, oleh karena

itulah peneliti akan menerima dengan senang hati dan penuh rasa hormat akan adanya

kritik dan saran yang bersifat konstruktif. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi

mereka yang membutuhkannya. Amien ya robbal alamien.

Peneliti

BAU ANCING

v
DAFTAR ISI

Halaman Sampul ...................................................................................................... i

Halaman Pengesahan ............................................................................................... ii

Abstraksi ................................................................................................................. iii

Kata Pengantar......................................................................................................... iv

Daftar Isi ................................................................................................................ vi

Daftar Tabel............................................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1

2. Rumusan Masalah ...................................................................................... 4

3. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 4

4. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 5

5. Hipotesis Tindakan ..................................................................................... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................. 7

1. Kajian Teoritik .............................................................................................. 7

1.1 Metode Demonstrasi .................................................................................. 7

1.1.1 Pengertian Metode Demonstrasi ............................................................. 7

1.1.2 Ciri-Ciri Metode Demonstrasi ................................................................ 8

1.1.3 Manfaat Metode Demonstrasi ................................................................ 8

1.1.4 Tujuan Metode Demonstrasi bagi Anak TK........................................... 9

1.1.5 Keunggulan dan Kelemahan Metode Demonstrasi .............................. 10

1.1.6 Prosedur dan Prasyarat untuk Mengoptimalkan Pembelajaran

Demonstrasi .......................................................................................... 11

1.1.7 Langkah-Langkah Kegiatan Demonstrasi ............................................ 12

1.1.8 Penilaian Kegiatan Demonstrasi ........................................................... 13

vi
1.2 Demonstrasi Berhitung .............................................................................14

1.3 Mengenal Bilangan ...................................................................................16

1.3.1 Pengertian Belajar Matematika .............................................................17

1.3.2 Tujuan Belajar Matematika ...................................................................17

1.3.3 Unsur-Unsur Belajar Matematika .........................................................18

1.3.4 Pembelajaran Matematika di TK...........................................................18

1.3.5 Pengenalan Angka dan Bilangan Pada Anak TK ..................................20

2. Kajian Penelitian Terdahulu ........................................................................22

BAB III METODE PENELITIAN .........................................................................24

1.1 Setting Penelitian .......................................................................................24

a. Lokasi Penelitian.........................................................................................24

b. Subjek Penelitian ........................................................................................24

1.2 Desain dan Model Penelitian .....................................................................24

a. Sistematika Penulisan .................................................................................24

b. Prosedur Penelitian .....................................................................................25

c. Jenis Data dan Cara Pengumpulannya ........................................................27

d. Analisis Data ..............................................................................................28

e. Jadwal Penelitian ........................................................................................28

f. Biaya Penelitian ..........................................................................................29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................................30

4.1 Personalia ...................................................................................................30

4.2 Hasil Penelitian ..........................................................................................30

4.3 Pembahasan ...............................................................................................38

BAB V PENUTUP .................................................................................................40

Kesimpulan .............................................................................................................40

Saran-Saran.............................................................................................................40

vii
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................42

LAMPIRAN-LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Siklus I ..................................................................... 35

Tabel 4.2 Hasil Perbaikan Pembelajaran Siklus I.................................................. 35

Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Siklus II ................................................................... 39

Tabel 4.4 Hasil Perbaikan Pembelajaran Siklus II ................................................ 40

Tabel 4.5 Hasil Perbaikan Siklus I dan II .............................................................. 42

ix
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan prasekolah ialah pendidikan yang diberikan kepada anak-anak

pada usia prasekolah, sebelum memasuki pendidikan sekolah (pendidikan dasar).

Pengertian ini berlaku di berbagai negara. Perlakuan pendidikan yang diberikan

kepada anak selama usia prasekolah dapat dilakukan dengan berbagai bentuk dan

cara. Secara garis besar, perlakuan itu bisa dalam kelas prasekolah (pre-school class),

dorongan orang tua di rumah atau kombinasi antara keduanya.Dalam proses

pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) menurut Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional RI Nomor 58 Tahun 2009 pada standar isi tentang struktur

program disebutkan bahwa struktur program kegiatan PAUD mencakup bidang

pengembangan pembentukan perilaku dan bidang pengembangan kemampuan dasar

melalui kegiatan bermain dan pembiasaan. Lingkup pengembangan meliputi nilai-

nilai agama dan moral, fisik, kognitif, bahasa dan social emosional. Kegiatan

pengembangan suatu aspek dilakukan secara terpadu dengan aspek yang lain

menggunakan pendekatan tematik.

Dengan demikian, ada beberapa metode yang digunakan di PAUD, khususnya

Taman Kanak-kanak yaitu metode bercakap-cakap, sosiodrama, karyawisata, Tanya

jawab, demonstrasi, proyek dan metode pemberian tugas.

Metode merupakan bagian dari strategi kegiatan. Setiap guru TK

menggunakan metode sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

Sebagai alat untuk mencapai tujuan tidak selamanya metode berfungsi secara

optimal. Oleh karena itu dalam memilih metode, guru TK perlu memiliki alasan yang

1
kuat dan perlu memperhatikan karakteristik tujuan dan karakteristik anak yang

dibinanya. Sesuai dengan karakteristik, tidak semua metode mengajar cocok

digunakan pada program kegiatan anak TK, seperti metode ceramah, kurang cocok

karena menuntut anak memusatkan perhatian dalam waktu cukup lama, padahal

rentang waktu perhatian anak relatif singkat.

Metode mengajar yang sesuai dengan karakteristik anak usia TK, salah

satunya adalah metode demonstrasi. Metode demonstrasi merupakan metode

mengajar yang menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan secara

langsung objek atau cara melakukan sesuatu sehingga dapat mempelajarinya secara

proses.

Metode demonstrasi dapat membantu meningkatkan daya pikir anak TK

terutama daya pikir anak dalam peningkatan kemampuan mengenal, mengingat,

berpikir konvergen dan berpikir evaluatif. Pengembangan daya pikir yang dimulai di

TK akan sangat membantu anak dalam memperoleh pengalaman belajar di bidang

ilmu pengetahuan alam, berhitung dan ilmu pengetahuan sosial. Sehingga dalam

mengenalkan bilangan dapat digunakan metode demonstrasi.

Dalam meningkatkan kemampuan mengenal bilangan di TK Melati Tolitoli

guru melakukan dengan beberapa metode, metode yang dikembangkan dalam

penelitian ini adalah metode demonstrasi berhitung. Dimana metode tersebut

perpaduan antara metode demonstrasi atau peragaan dengan penggunaan media

bilangan. Peneliti sangat tertarik dengan sistem pembelajaran tersebut atau metode

yang digunakan adalah metode kreasi baru dari seorang guru.

Menurut Depdikbud (1998) dalam metodekhusus pengembangan daya pikir

bahwa metode yang digunakan dapat dikombinasikan dengan metode lainnya,

misalanya pemberian tugas, demonstrasi, tanya jawab, bercakap-cakap, eksperimen,

2
praktek langsung, bercerita, mengucapkan syair. Metode-metode tersebut dapat
dipilih kemudian dikombinasikan dengan metode lainnya disesuaikan dengan

kebutuhan dan kemampuan anak pada saat diberi pembelajaran dengan

mempertimbangkan karakteristik lingkungan.

Selama ini metode yang digunakan dalam mengembangkan dan meningkatkan

kemampuan mengenal bilangan di TK Melati Tolitoli adalah metode ceramah, tanya

jawab dan pemberian tugas sehingga minat siswa untuk belajar tentang bilangan

rendah dan bahkan mereka seringkali tidak memperhatikan.

3
dipilih kemudian dikombinasikan dengan metode lainnya disesuaikan dengan

kebutuhan dan kemampuan anak pada saat diberi pembelajaran dengan

mempertimbangkan karakteristik lingkungan.

Selama ini metode yang digunakan dalam mengembangkan dan meningkatkan

kemampuan mengenal bilangan di TK Melati Tolitoli adalah metode ceramah, tanya

jawab dan pemberian tugas sehingga minat siswa untuk belajar tentang bilangan

rendah dan bahkan mereka seringkali tidak memperhatikan.

2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah :

1. Bagaimana penerapan metode demonstrasi berhitung pada kelompok B di TK

Melati Tolitoli?

2. Bagaimana penerapan metode demonstrasi berhitung dapat meningkatkan

kemampuan anak dalam mengenal bilangan pada kelompok B Di TK Melati

Tolitoli?

3. Mengapa metode demonstrasi berhitung dapat meningkatkan kemampuan anak

dalam mengenal bilangan pada kelompok B di TK Melati Tolitoli?

3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan :

1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan metode demonstrasi berhitung pada

kelompok B di TK Melati Tolitoli

2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan metode demonstrasi berhitung dapat

meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal bilangan pada kelompok B di

TK Melati Tolitoli

4
3. Untuk mengetahui mengapa metode demonstrasi berhitung dapat meningkatkan

kemampuan anak dalam mengenal bilangan pada kelompok B di TK Melati

Tolitoli

4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat atau kegunaan pada beberapa

kalangan yaitu :

1. Bagi TK Melati Tolitoli sebagai acuan dalam penggunaan metode demonstrasi

untuk meningkatkan kemampuan anak mengenal bilangan.

2. Bagi peneliti, hasil penelitian ini sebagai sarana untuk menambah wawasan

pemikiran dan pengalaman serta sebagai acuan melaksanakan tugas sebagai

pendidik.

5. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah “Kemampuan Anak Dalam Mengenal

Bilangan Pada Kelompok B di TK Melati Tolitoli akan meningkat dengan

menggunakan metode Demonstrasi Berhitung”.

5
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

1. Kajian Teoritik

1.1 Metode Demontrasi

1.1.1 Pengertian Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah metode mengajar yang menyajikan bahan

pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objek atau cara melakukan

sesuatu sehingga dapat mempelajarinya secara proses. Demonstrasi dapat

digunakan pada semua mata pelajaran disesuaikan dengan topik dan tujuan

pembelajaran yang akan dicapainya.

Salah satu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan demonstrasi

adalah posisi siswa seluruhnya harus dapat memperhatikan atau mengamati objek

yang akan didemonstrasikan. Selama proses demonstrasi, guru sudah

mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan dalam demonstrasi tersebut. (Sri

Anitah, 2007:525).

Untuk mengajarkan sesuatu materi pelajaran seringkali tidak cukup

kalau guru TK hanya menjelaskan secara lisan saja. Terutama dalam mengajarkan

penguasaan keterampilan anak TK lebih mudah mempelajarinya dengan cara

menirukan seperti apa yang dilakukan oleh gurunya. (Moeslichatoen, 2004:108).

Seringkali metode demonstrasi digunakan karena guru mengalami

kesulitan untuk menjelaskan dengan kata-kata saja. Misalnya potongan-potongan

sapu lidi dapat dipergunakan untuk menjelaskan konsep menambah dan

mengurangi. Demonstrasi dapat dilakukan sebagai improvisasi atau dirancang

terlebih dahulu. Kedua-duanya sangat efektif dalam pengajaran pada anak usia TK.

(Moeslichatoen, 2004:110)

7
Metode demonstrasi juga sering dipadukan dengan metode lain. Metode

demonstrasi yang dipadukan dengan metode penemuan, memungkinkan guru

membimbing anak untuk menemukan hal-hal baru berdasarkan praduga atau

hipotesis yang disusun oleh anak. Disini guru hanya sebagai fasilitator yang

memberikan kemudahan-kemudahan kepada anak untuk memperoleh pengalaman

belajar sehingga dari pengalaman itu timbul pertanyaan-pertanyaan pada diri anak

untuk menguji praduga yang sudah disusun.

Berdasarkan hasil penelitian diatas maka demonstrasi dapat

dikelompokkan ke dalam demonstrasi yang berupa kegiatan menjelaskan,

menunjukkan, mengerjakan oleh guru dan demonstrasi yang berupa kegiatan

dramatisasi atau drama. Keduanya merupakan kegiatan pengajaran yang efektif.

(Moeslichatoen, 2004:112).

1.1.2 Ciri-Ciri Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi atau peragaan dapat digunakan sebagai bagian dari

pembelajaran teori maupun praktek. Dalam konteks pembelajaran peragaan atau

demonstrasi tidak berarti sekedar memperlihatkan tetapi lebih dari itu peragaan

diartikan sebagai membimbing dengan cara memperlihatkan langkah-langkah atau

menguraikan rincian dari suatu proses. Lebih sederhana dari peragaan adalah

showing atau memperlihatkan bentuk dan penampilan secara sepintas.(Gintings,

2008:53)

1.1.3 Manfaat Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi dapat dipergunakan untuk memenuhi dua fungsi.

Pertama, dapat dipergunakan untuk memberikan ilustrasi dalam menjelaskan

informasi kepada anak. Bagi anak melihat bagaimana suatu peristiwa berlangsung,

8
lebih menarik dan merangsang perhatian serta lebih menantang daripada hanya

mendengar penjelasan guru. (Moeslichatoen, 2004:113)

Kedua, metode demonstrasi dapat membantu meningkatkan daya pikir

anak TK terutama daya pikir anak dalam peningkatan kemampuan mengenal,

mengingat, berpikir konvergen dan berpikir evaluatif. Pengembangan daya pikir

yang dimulai di TK akan sangat membantu anak dalam memperoleh pengalaman

belajar di bidang ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan sosial.

Metode demonstrasi memberikan kesempatan kepada anak untuk

memperkirakan apa yang terjadi, bagaimana hal itu dapat terjadi dan mengapa hal

itu terjadi. Untuk dapat menjawab apa yang akan terjadi, anak berusaha

memperhatikan apa yang dilakukan guru dengan gambar tersebut serta

mendengarkan penjelasan guru yang dilakukan secara terpadu. (Moeslichatoen,

2004:114).

Untuk dapat menjawab bagaimana sesuatu hal itu terjadi, anak akan

menggunakan informasi yang dimiliki agar dapat memecahkan masalah yang

sedang dihadapi. Untuk dapat menjelaskan mengapa sesuatu hal itu terjadi berarti

kita memberi kesempatan pada anak untuk berpikir secara kritis, menggunakan

kemampuan menalar untuk mengintegrasikan apa yang sedang diamati sekarang

dengan menggunakan perbendaharaan pemahaman yang sudah dimiliki.

(Moeslichatoen, 2004:115).

1.1.4 Tujuan Metode Demonstrasi bagi Anak TK

Sesuai dengan manfaat penggunaan metode demonstrasi bagi anak TK

yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan metode demonstrasi adalah peniruan

terhadap model yang dapat dilakukan. Agar anak dapat meniru contoh perbuatan

9
yang didemonstrasikan guru, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan

oleh guru.

Pertama, apa yang ditunjukkan dan dilakukan guru harus dapat diamati

secara jelas oleh anak yang diajar. Kedua, dalam memberi penjelasan suara guru

harus dapat didengar dengan jelas. Modulasi suara tidak terlalu tinggi dan tidak

terlalu rendah. Ketiga, demonstrasi itu harus diikuti kegiatan anak untuk menirukan

apa yang telah ditunjukkan dan dilakukan guru. (Moeslichatoen, 2004:116).

1.1.5 Keunggulan dan Kelemahan Metode Demonstrasi

Beberapa keunggulan metode demonstrasi jika digunakan dalam

pembelajaran teori atau praktek adalah sebagai berikut ini

a. Dalam pembelajaran teori, demonstrasi akan memberikan pemahaman yang

lebih konkrit tentang bagian suatu obyek atau langkah-langkah suatu proses

b. Dalam pembelajaran praktek, demonstrasi akan menuntun siswa menguasai

keterampilan tertentu secara lebih mudah dan sistematis termasuk mengingat

langkah-langkah kunci yang harus dikuasai oleh anak didik.

Kelemahan utama yang sering dialami pengajar dalam menerapkan

metode demonstrasi yaitu :

a. Memerlukan waktu persiapan dan pelaksanaan yang lebih banyak

b. Membutuhkan peralatan yang kadangkala mahal dan atau tidak dimiliki oleh

sekolah

c. Agar efektif, demonstrasi harus dilakukan secara berulang dan dalam kelompok

yang kecil agar semua anak didik mendapat kesempatan untuk memperhatikan

atau memainkan peran. (Gintings, 2008:54).

10
1.1.6 Prosedur dan Prasyarat untuk Mengoptimalkan Pembelajaran Demonstrasi

Prosedur metode demonstrasi yang harus dilakukan dalam pembelajaran

adalah sebagai berikut:

a. Mempersiapkan alat bantu yang akan digunakan dalam pembelajaran

b. Memberikan penjelasan tentang topik yang akan didemonstrasikan

c. Pelaksanaan demonstrasi bersamaan dengan perhatian dan peniruan dari anak

didik

d. Penguatan (diskusi, Tanya jawab, dan atau latihan) terhadap hasil demonstrasi

e. Kesimpulan

Sedangkan prasyarat untuk mengoptimalkan pembelajaran demonstrasi

yaitu ada beberapa kemampuan guru yang perlu diperhatikan dalam menunjang

keberhasilan demonstrasi, diantaranya adalah

a. Mampu secara proses dalam melaksanakan demonstrasi materi atau topik yang

diparaktekkan

b. Mampu mengelola kelas dan menguasai anak didik secara menyeluruh

c. Mampu menggunakan alat bantu yang digunakan

d. Mampu melaksanakan penilaian proses

Selain itu kondisi dan kemampuan anak didik yang harus diperhatikan

untuk menunjang demonstrasi, diantaranya adalah :

a. Siswa memiliki motivasi, perhatian dan minat terhadap topik yang akan

didemonstrasikan

b. Memahami tentang tujuan atau maksud yang akan didemonstrasikan

c. Mampu mengamati proses yang didemonstrasikan

d. Mampu mengidentifikasi kondisi dan alat yang digunakan dalam demonstrasi.

(Sri Anitah, 2007:526).

11
1.1.7 Langkah-Langkah Kegiatan Demonstrasi

a. Langkah Perencanaan

1) Pelajari dengan cermat topik yang akan diajarkan dan catat bagian-bagian

atau langkah-langkah yang akan diperagakan. Berikan catatan untuk

bagian-bagian utama atau langkah-langkah kunci

2) Buatlah skenario demonstrasi merujuk kepada topik dan tujuan

pembelajaran serta catatan tentang bagian dan langkah-langkah utama yang

telah dibuat pada langkah sebelumnya.

3) Siapkan dan periksalah kesiapan peralatan serta perlengkapan pendukung

lainnya

4) Lakukan ujicoba serta penyempurnaan skenario demonstrasi yang telah

dibuat menjadi skenario akhir yang akan digunakan di kelas.

b. Langkah Persiapan

1) Siapkan skenario demonstrasi yang telah disempurnakan

2) Siapkan dan periksalah kesiapan peralatan serta perlengkapan pendukung

lainnya

3) Atur posisi peraga dan duduk anak didik sehingga dapat melihat setiap

langkah demonstrasi dengan jelas

4) Sampaikan tujuan demonstrasi dan kaitannya dengan topic yang sedang

dipelajari serta apa yang diharapkan dari anak didik.

c. Langkah Pelaksanaan

1) Lakukan langkah demi langkah dengan kecepatan normal tanpa berbicara

2) Ulangi melakukan langkah demi langkah dengan kecepatan diperlambat

atau kecepatan sub-normal dengan menyebutkan apa yang sedang

dikerjakan

12
3) Minta anak didik menyebutkan urutan langkah demi langkah dengan

kecepatan sub-normal dan guru melakukan langkah sesuai dengan urutan

yang disebutkan oleh anak didik

4) Minta anak didik melakukan langkah demi langkah dalam kecepatan sub-

normal sambil menyebutkan deskripsi langkah yang dilakukannya

5) Terakhir, instruksikan anak didik untuk melakukan seluruh langkah demi

langkah tanpa bicara dengan kecepatan normal

d. Langkah Evaluasi dan Penutup

1) Lontarkan sejumlah pertanyaan yang terkait dengan bagian atau langkah

yang baru didemonstrasikan

2) Minta komentar dari anak didik lain tentang pelaksanaan langkah-langkah

yang dilakukan oleh temannya

3) Berikan koreksi terhadap langkah atau penjelasan yang salah dan minta

anak didik yang mencoba untuk mengulanginya

4) Buatlah rangkuman atau kesimpulan dari demonstrasi dan akhiri

demonstrasi dengan menyampaikan terimakasih atas partisipasi dari anak

didik. (Gintings, 2008:55-56).

1.1.8 Penilaian Kegiatan Demonstrasi

Dalam program kegiatan belajar telah ditetapkan dengan menggunakan

metode ini diharapkan anak-anak dapat mengembangkan kemampuan melihat dan

mendengarkan secara teliti dan cermat serta mengembangkan kemampuan

menirukan suatu pekerjaan secara teliti, cermat dan tepat. Dengan demikian, guru

dapat menarik kesimpulan dalam peniruan apa anak berhasil dan peniruan apa anak

kurang berhasil. Dengan menggunakan hasil keputusan penilaian itu, guru

13
mengadakan perbaikan, peningkatan kualitas, penggunaan metode demonstrasi

yang lebih mantap. (moeslichatoen, 2004:134).

1.2 Demonstrasi Berhitung

Kegiatan berhitung pada anak usia dini merupakan suatu kegiatan atau

aktivitas belajar dengan mengenalkan angka-angka. Dimana, konsep berhitung

secara umum mencakup penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.

Berhitung merupakan bagian dari matematika, karena dalam matematika

terdapat proses mengolah angka-angka. Sayangnya banyak yang menganggap bahwa

matematika merupakan suatu pelajaran yang dianggap menakutkan, karena disitu

terdapat banyak rumus-rumus, angka-angka yang sulit dipahami. Tidak jarang

banyak yang nilai matematikanya jelek dibandingkan dengan pelajaran yang lain.

(Ninik Nur Hidayah, 2010:2)

Matematika bukanlah suatu bidang studi yang sulit dipelajari, asalkan

strategi penyampaiannya tepat. Strategi dalam proses belajar mengajar dapat

mengarahkan anak didik untuk memahami dan menguasai matematika. Pengenalan

matemtika di Taman Kanak-kanak atau lebih dikenal dengan pengenalan berhitung,

dilakukan dengan melihat tahap-tahap perkembangan anak dan sesuai dengan usia

anak.

Tahapan berhitung pada anak usia dini akan melalui tahapan sebagai

berikut:

1) Tahap Konsep atau Pengertian

Pada tahap ini anak bereksplorasi untuk menghitung segala macam benda-benda

yang dapat dihitung. Kegiatan hitung-menghitung ini harus dilakukan dengan

memukau, sehingga benar-benar dipahami oleh anak.

2) Tahap Transisi/Peralihan

14
Tahap transisi merupakan masa peralihan dari konkrit ke lambang. Tahap ini

adalah saat anak mulai benar-benar memahami. Untuk itulah maka tahap ini

diberikan apabila tahap konsep sudah dikuasai anak dengan baik, yaitu saat anak

ketika menghitung sudah terdapat kesesuaian antara benda yang dihitung dengan

bilangan yang disebutkan.

3) Tahap Lambang

Tahap dimana anak sudah mulai diberi kesempatan menulis sendiri tanpa

paksaan, berupa lambing bilangan, bentuk-bentuk dan sebaginya jalur-jalur

dalam mengenalkan kegiatan hitung atau matematika. (Nurul Hidayati, 2011:6)

Berhitung di Taman Kanak-kanak dapat berupa pengenalan bilangan,

geometri dan pengukuran secara sederhana. Pengenalan bilangan dapat berupa

menghitung, menyebutkan urutan angka, menjumlahkan dan mengurangkan. Untuk

berhitung di TK diawali dengan pengenalan bilangan, karena dengan mengetahui

angka-angka anak dapat melakukan penjumlahan, pengurangan, mengenal bentuk

dan melakukan pengukuran.

Untuk melakukan pengenalan bilangan pada anak di Taman Kanak-kanak

diperlukan strategi yang cocok dengan masa anak-anak. Masa anak di Taman Kanak-

kanak adalah masa bermain, untuk itu pengenalan berhitung khususnya pengenalan

bilangan dapat dilakukan dengan metode bermain. (Ninik Nur Hidayah, 2010:3).

Selain itu dalam mengembangkan kemampuan berhitung permulaan pada

anak dapat dilakukan dengan beberapa metode, metode yang dikembangkan dalam

mengenal dan mengembangkan kemampuan berhitung permulaan diantaranya adalah

metode ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, eksperimen dan pemberian

tugas. (http://repository.upi.edu/chapter2.pdf).

Langkah-langkah metode demonstrasi berhitung dapat dilakukan dengan

cara:

15
1. Guru menyiapkan alat peraga atau media yang akan digunakan dalam kegiatan

berhitung

2. Guru menunjukkan alat peraga atau media kepada anak

3. Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan oleh anak

4. Guru menyuruh anak untuk maju kedepan kelas untuk menghitung temannya

yang sedang berbaris

5. Guru menyuruh anak maju secara bergantian untuk menghitung temannya yang

berbaris (dilakukan secara berulang-ulang sampai benda yang dihitung sesuai

dengan bilangan yang disebutkan)

6. Jika anak sudah benar-benar paham guru menujukkan atau mengenalkan angka-

angka 1 sampai 10.

7. Guru menyuruh beberapa anak untuk menuliskan angka 1 sampai 10 di papan

tulis. (Moeslichatoen, 2004:121-132)

1.3 Mengenal Bilangan

Di Taman Kanak-kanak memang tidak ada pembelajaran bidang studi.

Akan tetapi, guru TK harus memahami bagaimana mengajarkan materi bidang studi.

Sebagai contoh, bagaimana cara yang ditempuh guru bila ingin mengenalkan konsep

bilangan pada anak atau apa saja yang perlu diajarkan kepada anak agar memahami

konsep bilangan dan operasi bilangan. Oleh karena itu, pada uraian berikut akan

dijelaskan cara mengenalkan materi bidang studi pada anak. (Slamet Suyanto,

2005:156).

Mengenal bilangan merupakan bagian dari belajar matematika. Maka,

untuk memperjelas tentang mengenal bilangan pada anak usia TK peneliti, akan

menjabarkan dulu kajian teori tentang belajar matematika.

16
1.3.1 Pengertian Belajar Matematika

Belajar matematika merupakan suatu kegiatan mental yang tidak dapat

diamati dari luar. Apa yang terjadi dalam diri seseorang tidak dapat diketahui secara

langsung hanya dengan mengamati orang tersebut. Hasil belajar hanya bisa diamati,

jika seseorang menampakkan kemampuan yang telah diperoleh melalui belajar.

Matematika berasal dari perkataan latin “mathematica” yang mulanya

diambil dari perkataan Yunanai “mathematike”. Perkataan itu mempunyai akar kata

mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu. Perkataan mathematike berhubungan

pula sangat erat dengan sebuah kata lainnya yang serupa, yaitu mathenein yang

mengnadung arti belajar (berpikir). Jadi berdasarkan etimologis perkataan

matematika berarti “ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar” (Horrimah,

2011:8)

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar matematika

adalah suatu tahapan atau aktivitas dalam mengkonstruksi (membangun) konsep-

konsep atau prinsip-prinsip matematika dengan kemampuannya sendiri sehingga

menghasilkan perubahan perilaku dan mental yang relatif tetap sebagai bentuk

respons terhadap suatu situasi atau sebagai hasil pengalaman belajar.

1.3.2 Tujuan Belajar Matematika

Tujuan belajar matematika dapat diartikan sebagai kondisi yang

diinginkan setelah pembelajar (individu yang belajar) selesai melakukan kegiatan

belajar matematika yaitu perubahan dalam diri siswa, dari tidak tahu menjadi tahu,

dari tidak memahami menjadi memahami, dari tidak dapat melakukan sesuatu

menjadi dapat melakukan dan sebagainya. Adapun tujuan belajar matematika

adalah :

17
a. Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan kehidupan yang

selalu berkembang dengan pola pikir matematis, yaitu memberikan bekal

pengetahuan tentang matematika

b. Sebagai landasan pengetahuan untuk mempelajari ilmu pengetahuan yang lain

dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, yaitu sebagai acuan untuk

belajar ilmu pengetahuan yang lain. (Horrimah, 2011:9).

1.3.3 Unsur-Unsur Belajar Matematika

Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah suatu perangkat yang turut

menghantarkan seseorang yang sedang berkreativitas belajar mencapai tujuan

belajar. Unsur-unsur dinamis tersebut meliputi :

a. Motivasi dan upaya memotivasi siswa agar belajar yaitu dalam pembelajaran

harus ada upaya-upaya

b. Bahan belajar dan upaya penyediaannya yaitu bahan belajar yang tersedia harus

mendukung bagi pencapaian tujuan belajar siswa

c. Alat Bantu belajar dan upaya penyediaannya

d. Suasana belajar dan upaya pengembangannya

e. Kondisi subyek yang belajar dan upaya penyiapan dan pemenuhannya.

Oleh karena itu, unsur-unsur dinamis tersebut harus diperhatikan karena

turut mempengaruhi motivasi siswa dalam belajar sehingga berimplikasi bagi

maksimalnya perolehan belajar siswa. (Horrimah, 2011:9-10).

1.3.4 Pembelajaran Matematika di TK

Di Taman Kanak-kanak (TK) memang tidak ada pembelajaran

matemtika. Akan tetapi, guru TK harus memahami bagaimana mengajarkan materi

matematika. Sebagai contoh, bagaimana cara yang ditempuh guru bila ingin

18
mengenalkan konsep bilangan pada anak atau apa saja yang perlu diajarkan kepada

anak agar memahami konsep bilangan dan operasi bilangan.

Guru sering kali mengajarkan matematika dengan memberi soal di

papan tulis. Menurut Piaget, anak tidak bisa diajarkan secara langsung bahwa 2 +

3 = …. Kemudian guru memberi contoh pula cara menyelesaikan soal tersebut di

papan tulis. (Slamet Suyanto, 2005:156)

Matematika untuk anak usia dini bukanlah demikian. Menurut Piaget

anak tidak bisa diajarkan secara langsung bahwa 2 + 3 = 5 sebelum anak

memahami konsep bilangan dan operasi bilangan. Anak harus dilatih lebih dahulu

memahami dengan bahasa simbol yang disebutnya abstraksi sederhana yang

dikenal pula dengan istilah abstraksi empiris.

Menurut Piaget tujuan pembelajaran matematika untuk anak usia dini

adalah belajar berpikir logis dan matematika untuk anak usia dini adalah belajar

berpikir logis dan matematis dengan cara yang menyenangkan dan tidak rumit.

Jadi, tujuannya bukan agar anak dapat menghitung sampai seratus atau seribu,

tetapi memahami bahasa matematis dan penggunaannya untuk berpikir.

Secara umum konsep matematika untuk anak usia dini meliputi hal-hal

berikut ini:

a. Memilih, membandingkan dan mengurutkan

b. Klasifikasi, yaitu mengelompokkan benda-benda ke dalam beberapa kelompok,

untuk matematika bisa berdasarkan ukuran dan bentuknya

c. Menghitung, yaitu menghubungkan antara benda dengan konsep bilangan,

dimulai dari angka satu

d. Angka, yaitu simbol dari kuantitas

e. Pengukuran, yaitu anak dapat mengukur ukuran suatu benda dengan berbagai

cara

19
f. Geometri, yaitu mengenal bentuk, luas, volume dan area

g. Membuat grafik

h. Pola

i. Memecahkan masalah, yaitu kemampuan memecahkan persoalan sederhana

yang melibatkan bilangan dan operasi bilangan. (Slamet Suyanto, 2005:158-

159).

1.3.5 Pengenalan Angka dan Bilangan Pada Anak TK

Matematika merupakan ilmu alat yang sangat mendasar. Setiap

kehidupan manusia bersentuhan dengan matematika, mulai saat menghitung

kancing baju hingga transaksi bisnis miliaran rupiah. Sayangnya, masih banyak

orang tua dan guru meragukan kemampuannya untuk membantu anak-anak dalam

matematika. Biasanya hal ini dikarenakan mereka sendiri tidak ahli dalam

matematika ketika di sekolah dulu.

Guru dan orangtua tidak harus duduk menekuni penjumlahan bersama

anak-anak. Tetapi, bagaimana membantu anak-anak mengembangkan sikap positif

terhadap matematika. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk memberi mereka

semangat. Menurut Hariwijaya dan Atik Sustiwi mengungkapkan bahwa untuk

membantu anak-anak mengembangkan sikap positif terhadap matematika, mereka

menekankan untuk membantu anak-anak berpikir mandiri dan menemukan

pemecahan anak-anak terhadap problem matematika. Dengan cara ini anak akan

belajar lebih baik dan mengingat lebih banyak materi yang anak-anak pelajari.

Anak-anak juga akan belajar paling baik jika menikmati. (Hariwijaya dan Atik

Sustiwi, 2008:185).

Tidak ada pedoman yang tepat mengenai ukuran yang coock untuk tiap

aktivitas karena laju perkembangan cara berpikir matematis anak sangat beraneka.

20
Beberapa aktivitas yang dapat dilakukan dalam aktivitas matematika yaitu

pengenalan angka dan bilangan.

Pengenalan angka dan bilangan pada anak khususnya anak TK dapat

dilakukan beberapa aktivitas berikut ini :

1. Menghitung apa saja, yaitu terdiri dari menghitung benda dalam rumah atau

ruang kelas

2. Padanan satu-satu

3. Bilangan tetap

4. Membaca nomor

5. Bergembira dengan angka

6. Angka yang cocok dan lain sebagainya. (Hariwijaya dan Atik Sustiwi,

2008:185)

Tujuan pengenalan matematika adalah agar anak mengetahui dasar-

dasar pembelajaran berhitung/ matematika, sehingga pada saatnya nanti anak akan

lebih siap mengikuti pembelajaran matematika pada jenjang pendidikan

selanjutnya yang lebih komplek.

Selain juga dengan pembelajaran matematika dapat berpikir logis dan

sistematis sejak dini melalui pengamatan terhadap benda-benda kongkrit, gambar-

gambar atau angka-angaka yang terdapat di sekitar anak, dapat menyesuaikan dan

melibatkan diri dalam kehidupan masyarakat yang dalam kesehariannya

memerlukan keterampilan berhitung, memiliki ketelitian, konsentrasi, abstraksi

dan daya apresiasi yang tinggi, memiliki pemahaman konsep ruang dan waktu serta

dapat memperkirakan kemungkinan urutan sesuatu peristiwa terjadi di sekitarnya

dan memiliki kreativitas dan imajinasi dalam menciptakan sesuatu secara spontan.

21
2. Kajian Penelitian Terdahulu
Pemanfaatan aktivitas sehari-hari sebagai media memperkenalkan

matematika bagi anak usia dini. Berdasarkan teori perkembangan kognitif menurut

Piaget dalam Erman (2003:21) perkembangan kognitif seorang individu dipengaruhi

pula oleh lingkungan dan transmisi sosialnya. Efektivitas hubungan setiap individu

dengan lingkungan dan kehidupan sosialnya berbeda satu sama lain, maka tahap

perkembangan kognitif yang dicapai setiap individu berbeda pula. Oleh sebab itu agar

perkembangan kognitif seorang anak berjalan secara maksimal, sebaiknya diperkaya

dengan banyak pengalaman edukatif.

Menurut Sophian (1996:24) dan Wynn (1995:44)

(http://anakdankeluarga.blog.com/) menyatakan bahwa anak sudah memiliki

kemampuan mengenal angka sejak dini bahkan sebelum usia sekolah. Anak usia

prasekolah sudah mengerti tentang kuantitas, bertambah atau berkurangnya sebuah

benda, mengurutkan benda berdasarkan bilangan dan menyebutkan bilangan mesti

belum secara tepat. Sejak kecil setiap anak memiliki kemampuan bermatematika yang

sama, tetapi kenyataannya tidak setiap anak memiliki prestasi yang sama. Sebagian

anak dapat dengan mudah memperoleh nilai yang bagus dan sebagian lagi harus

bekerja keras untuk memperoleh nilai yang bagus.

Orang tua dan anggota keluarga lainnya merupakan bagian yang paling

dekat dengan anak. Oleh karena itu selain guru sebagai pendidik peran orang tua

sangat penting dalam membantu perkembangan anaknya. Banyak aktivitas sehari-hari

yang tidak membutuhkan biaya mahal dan peralatan khusus dapat digunakan untuk

mengenalkan matematika pada anak, hampir setiap aktivitas sehari-hari dapat

dipandang sebagai aktivitas matematika.

Kita bisa mengenalkan pertama kali pemahaman konsep matematika sejak

usia dini dari lingkungan serta aktivitas sehari-hari dengan bentuk stimulasi yang

mendukung dan terlebih penting tanpa paksaan. Belajar dengan menggunakan


22
aktivitas sehari-hari sambil bermain merupakan bentuk pendidikan yang paling cocok

untuk anak usia dini. Bagi anak bermain adalah kegiatan yang mengasyikkan, melalui

bermain semua aspek perkembangan anak dapat ditingkatkan termasuk

perkembangan matematis logis anak.

Aktivitas-aktivitas dalam kehidupan sehari-hari yang dapat pengenalan

matematika pada anak usia dini :

Menyusun potongan puzzle

Menghitung jumlah boneka atau mobil-mobilan

Membagi kue kepada kakak

Menghitung jumlah kue yang dibeli ibu

Melihat jam di dinding

Merayakan ulang tahun

Menyatakan nama hari dan tanggal

Banyak lagi aktivitas-aktivitas dalam kehidupan sehari-hari yang tanpa

disadari merupakan aktivitas matematika. Aktivitas ini juga dapat dicobakan dengan

mudah dan sambil bermain di rumah bersama adek, keponakan atau dengan anak kita.

23
BAB III

METODE PENELITIAN

1.1 Setting Penelitian

a. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kelompak B TK Melati Kecamatan Baolan

Kabupaten Tolitoli, Tahun Pelajaran 2022-2023. Kelompok ini terdiri atas 15

orang anak, dengan rincian 10 putra dan 5 putri dengan usia antara 5-6 tahun.

b. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelompok B TK Melati

Kecamatan Baolan Kabupaten Tolitoli,Tahun Pelajaran 2022- 2023. Dengan

Tema Pembelajaran tanaman yang dilaksanakan pada hari Selasa – Rabu 27-28

September 2022.

Penelitian Tindakan Kelas ini, juga melibatkan seorang guru yang

bertindak sebagai kolaborator.

1.2 Desain dan Model Penelitian

a. Sistematika Penulisan

1) Bagian Awal

Bagian awal penelitian ini terdiri dari halaman judul, halaman pengesahan,

abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel, daftar grafik, serta

daftar lampiran.

2) Bagian Isi

Bab I : Pendahuluan. Pada bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian.

24
Bab II : Kajian Pustaka. Pada bab ini berisi landasan teori pemahaman konsep

bilangan.

Bab III : Metode penelitian. Pada bab ini berisi tentang setting penelitian, waktu

penelitian, subyek penelitian, sumber data, alat dan teknik pengumpulan data,

validasi data, analisis data, indikator keberhasilan dan prosedur penelitian.

Bab IV : Hasil penelitian dan pembahasan. Pada bab ini berisi tentang hasil

penelitian, penyajian data dan pembahasan.

Bab V : Penutup. Bagian akhir penelitian ini berisi simpulan dan saran.

b. Prosedur Penelitian

Kegiatan penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang

mengacu pada model Kemmis dan Mc. Taggar yang terdiri dari empat komponen

yang berisi kegaitan yaitu: Perencanaan (planning), Pelaksanaan Tindakan

(acting), Observasi (observing), Refleksi (reflecting).

Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan kelas (PTK).

Dipilihnya model penelitian ini karena hasilnya ditujukan untuk memperbaiki dan

meningkatkan mutu kinerja guru (yang juga sebagai peneliti) dalam proses

pembelajaran yang setiap hari menjadi tanggung jawabnya.

Salah satu karakteristik PTK adalah pelaksanaannya yang bersifat

berkesinambungan. Bentuk konkret karakteristik itu adalah pelaksanaan PTK

dilakukan secara bersiklus. Karena itu penelitian tindakan kelas didesain dalam

bentuk siklus. Ada dua siklus yang dilaksanakan.

Tiap siklus dirancang sesuai dengan rencana tindakan melalui prosedur atau

tahapan-tahapan, yaitu refleksi awal, perencanaan tindakan, implementasi atau

pelaksanaan tindakan, dan evaluasi serta refleksi. Deskripsi masing-masing siklus

adalah sebagai berikut;

25
1) Siklus I

Pada siklus I, rancangan pelaksanaan PTK dimulai dari refleksi awal. Pada

tahap ini, peneliti mengkaji permasalahan yang ditemukan dalam pembelajaran

pada kegiatan kelompok pembelajaran, terutama menyangkut minat belajar anak

didik yang rendah. Dari kajian itu diperoleh kesimpulan bahwa faktor media

pembelajaran banyak mempengaruhi minat belajar tersebut. Karena itu, penelitian

tindakan kelas ini menyajikan alternative pembelajaran yang memanfaatkan

media gambar kartu angka, untuk meningkatkan minat belajar.

a. Perencanaan

Langkah-langkah yang akan ditempuh dalam perencanaan perbaikan

pembelajaran untuk siklus I adalah sebagai berikut:

1. Menyiapkan RPPM dan RPPH

2. Menyiapkan lembar pengamatan sebagai instrument penilaian

b. Pelaksanaan Tindakan

1. Kegiatan Awal (30 menit)

a) Penyambutan SOP

b) Guru merancang kegiatan main

c) Lingkaran pagi SOP

2. Kegiatan Inti (60 menit)

a) Mengamati macam-macam sayuran, mendengar cerita guru

b) Menanya

c) Mengumpulkan informasi, menalar dan mengkomunikasikan

3. Istirahat (30 menit)

Mencuci tangan, doa, makan, bermain bebas dihalaman.

4. Kegiatan Penutup (30 menit)

26
a) Recalling

b) SOP Pulang

Tahap berikutnya adalah implementasi atau pelaksanaan tindakan. Pada

tahap ini peneliti melaksanakan rancangan pembelajaran yang sudah

direncanakan. Pada tahap ini, kolaborator melakukan observasi tentang

pelaksanaan pembelajaran.

Setelah pelaksanaan tindakan, peneliti bersam-sama kolaborator

melakukan evaluasi dan refleksi atas pelaksanaan tindakan. Segala kejadian dan

hambatan yang ditemukan dicatat dan dikaji sebagai bahan untuk perencanaan

tindakan pada siklus berikutnya.

2) Siklus II

Sebagaimana siklus I, siklus ini juga melewati tahapan refleksi awal,

perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, dan evaluasi/refleksi.

Pada tahap refleksi awal, semua hal yang terjadi pada siklus I dikaji

sebagai bahan untuk merencanakan siklus II. Hal yang dikaji terutama kendala

dan kesulitan yang dihadapi selama pelaksanaan pembelajaran.

Tahap berikutnya seperti perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, dan

evaluasi/refleksi dilaksanakan seperti pada siklus I.

Hal yang diutamakan dalam siklus II adalah adanya peningkatan dan

penajaman dari apa yang dicapai pada siklus I.

c. Jenis Data dan Cara Pengumpulannya

Data dalam penelitian tindakan kelas ini, berupa data hasil observasi oleh

kolaborator dan hasil tes lisan.

Data hasil observasi oleh kolabolator diperoleh dari pengamatan atas

pelaksanaan pembelajaran. Data ini berupa catatan-catatan temuan selama

27
pelaksanaan pembelajaran. Data ini termasuk data primer yang dapat

menggambarkan minat belajar anak secara nyata.

Data tes lisan didapat dari hasil tes akhir pembelajaran yang berbentuk

pertanyaan- pertanyaan lisan. Tes ini dilakukan peneliti dengan mengetes anak

satu persatu. Anak dites menyebutkan huruf-huruf yang disajikan peneliti. Data

ini merupakan data sekunder atau data penunjang untuk memperkuat bukti adanya

peningkatan minat belajar anak terhadap materi pembelajaran. Ini didasari

pertimbangan bahwa minat belajar sangat menunjang pencapaian hasil belajar.

d. Analisis Data

Data hasil observasi dianalisis dengan mengelompokkan jenis informasi

yang diperoleh. Mana yang termasuk keberhasilan, dan mana yang termasuk

kendala. Setelah itu dilakukan interpretasi atas data tersebut.

Analisis data hasil tes lisan dilakukan dengan membuat tabulasi data. Nilai

hasil tes dikelompokkan menjadi tiga kategori nilai, yaitu BB, MB, BSB, dan

BSH.

Keterangan:
BB : Belum Bekembang
MB : Mulai Berkembang
BSB : Berkembang Sangat Baik
BSH : Berkembang Sesuai Harapan

e. Jadwal Penelitian
Pelaksaan
No Kegiatan Juli Agustus September
1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 5
Persiapan/Penyusunan
1 √
Rencana
2 Studi Pustaka/Referensi √
3 Penyiapan isntrumen √

28
4 Pelaksanaan Siklus Pertama √
5 Pelaksanaan Siklus Kedua √
6 Penyusunan Laporan √
7 Seminar Hasil Penelitian √
8 Perbaikan dan Penggandaan √

f. BIAYA PENELITIAN
1) Menyusun Program : Rp. 15.000,-
2) Membuat Alat Peraga : Rp. 20.000,-
3) Membuat LKA : Rp. 20.000,-
4) Menyusun Instrumen : Rp. 25.000,-
5) Menyusun Tindakan : Rp. 50.000,-
6) Melakukan Tindakan : Rp. 20.000,-
7) Membuat Hasil Penelitian : Rp. 50.000,-
8) Penggandaan Laporan : Rp. 50.000,-
9) Bimbingan : Rp. 100.000,-
10) Jumlah : Rp. 350.000,-

29
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1.1 Personalia

a. Ketua
Nama Lengkap : BAU ANCING
Pangkat/Golongan : Penata Muda/III a
Unit Kerja : TK Melati Tolitoli
b. Anggota
Nama Lengkap : SARIANTI S
Pangkat / Gol Ruang : –
Unit Kerja : TK Melati Tolitoli

1.2 Hasil Penelitian

Penelitian dilaksanakan di TK Melati Kecamatan Baolan Kabupaten

Tolitoli tahun ajaran 2022-2023. Penelitian dimulai pada tanggal 13 September

sampai dengan 28 September 2022. Penelitian dimulai dengan studi pendahuluan,

pelaksanaan siklus I dan siklus II. Peneliti yang dibantu oleh guru pendamping

mencatat kemampuan anak dalam mengenal bilangan.

Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan selama 2 kali pertemuan.

Peneliti terdorong untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dikelas

tersebut karena kurangnya kemampuan anak dalam mengenal bilangan. PTK dengan

metode demonstrasi berhitung yang dilakukan oleh peneliti diharapkan adanya

peningkatan kemampuan anak dalam mengenal bilangan.

Selama ini metode yang digunakan dalam mengambangkan dan

meningkatkan kemampuan mengenal bilangan di TK Melati Kecamatan Baolan

adalah metode ceramah, Tanya jawab dan pemberian tugas sehingga minat siswa

untuk belajar tentang bilangan rendah dan bahkan mereka seringkali tidak berminat

dan memperhatikan.

30
a. Siklus I

1. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang

terdiri dari rencana pembelajaran, alat-alat pembelajaran yang mendukung.

2. Tahap Tindakan/Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada

tanggal 27 September 2022 di kelompok B TK Melati Kecamatan Baolan

dengan jumlah peserta didik 15 orang. Adapun proses pembelajaran mengacu

pada rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan.

3. Tahap Observasi

Pengamatan atau observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan

proses pembelajaran.

Tabel 4.1 : Hasil Pengamatan Siklus I

Hasil
No. Aspek Yang Diobservasi Penilaian
B C K
1. Merencanakan, membuat RKH dan skenario tindakan √
termasuk bahan pembelajaran
2. Menyiapkan media/alat peraga √
3. Menyampaikan materi pembelajaran √
4. Menyimpulkan materi pembelajaran √
5. Memberikan tugas perorangan √
6. Memonitor pelaksanaan tugas dan atau penjelasan tugas √
7. Mengadakan diskusi hasil pelaksanaan tugas √
8. Melaksanakan penilaian hasil pelaksanaan tugas √
9. Menyimpulkan penilaian proses dan hasil pelaksanaan √
10. Mendiskusikan kesulitan-kesulitan yang tidak dapat √
diselesaikan oleh peserta didik selama pelaksanaan tugas

31
Sedangkan data hasil belajar peserta didik pada siklus I dapat diperhatikan

pada tabel berikut :

Tabel 4.2 : Hasil Perbaikan Pembelajaran Siklus I

No. Nama Anak Hasil Evaluasi

1. Syaki MB

2. Agung BB

3. Arif BB

4. Aretha MB

5. Finy BB

6. Fatul BB

7. Raya BB

8. Resa BB

9. Rabil BB

10. Biyan MB

11. Nurul BB

12. Fayadh BB

13. Riski BB

14 Mirza BB

15. Najwa BB
Rata-rata BB

Berdasarkan hasil observasi dengan metode demonstrasi berhitung

menunjukkan bahwa anak-anak sangat senang dan antusias sekali dalam

mengikuti pembelajaran sehingga kemampuan untuk mengenal bilangan menjadi

meningkat. Standar ketuntasan yang diharapkan peneliti dalam upaya

meningkatkan kemampuan anak untuk mengenal bilangan dengan metode

demonstrasi berhitung sebesar 63%.


32
4. Tahap Refleksi

Pada tahap ini dilakukan oleh peneliti adalah menganalisis tindakan yang

telah dilakukan yaitu menganalisis hasil observasi dan pemberian tugas selama

kegiatan pembelajaran. Hasil penelitian dari siklus I diketahui bahwa metode

demonstrasi berhitung dalam upaya peningkatan kemampuan anak dalam

mengenal bilangan belum dapat dilaksanakan secara baik dan optimal.

Berdasarkan tindakan pada siklus I yang dilihat dari hasil observasi belum

memenuhi standar yang diterapkan peneliti, hal tersebut dikarenakan adanya

kekurangan pada siklus I, kekurangan tersebut dapat dilihat dari anak diantaranya

1. Anak kurang siap dalam menerima pelajaran. Hal tersebut nampak dalam

kegiatan belajar mengajar berlangsung, dimana masih banyak anak yang

ramai di kelas, akhirnya kurang fokus pada pelajaran.

2. Ada diantara anak yang belum terbiasa untuk di evaluasi pada saat melakukan

kegiatan pemberian tugas atau tidak terselesaikannya tugas yang diberikan

oleh guru. Hal tersebut merupakan masalah dalam kegiatan belajar mengajar

yang perlu diadakan perbaikan pada siklus II.

b. Siklus II

Pelaksanaan tindakan perbaikan siklus II peneliti lebih mengoptimalkan

metode demonstrasi berhitung dengan memperbaiki semua kekurangan yang terdapat

pada siklus I diantaranya dalam mengatasi anak yang kurang siap dalam menerima

pelajaran. Peneliti mengajak anak-anak menyanyikan lagu bersama-sama. Setelah

menyanyi peneliti mengajak anak untuk memperhatikan materi yang akan

disampaikan oleh guru. Adapun rencana perbaikan pada siklus II telah disiapkan

sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan

33
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang

terdiri dari rencana pembelajaran, alat-alat pembelajaran yang mendukung,

menyiapkan anak agar benar-benar siap untuk menerima pelajaran, menyusun

lembar observasi, membuat lembar ketuntasan belajar anak serta mengatur

alokasi waktu sebanyak 120 menit selama proses pembelajaran dengan rincian

sebagai berikut :

a. 30 menit kegiatan awal

1) Berbaris, salam dan membaca do`a sebelum dan sesudah kegiatan

2) Bercakap-cakap tentang manfaat buah

3) Bernyanyi.

b. 60 menit kegiatan inti

1) Melipat kertas sederhana

2) Mencontoh bilangan 1 – 10

3) Menghubungkan gambar dengan tulisan

Dalam hal ini pelaksanaan demonstrasi berhitung berlangsung selama

20 menit, hal itu dikarenakan pada kegiatan inti yang berjumlah 60 menit

dibagi menjadi tiga macam kegiatan sehingga menjadi 20 menit setiap satu

macam kegiatan.

c. 15 menit istirahat

Anak mencuci tangan kemudian makan bekal yang dibawa dari rumah,

seperti kue-kue. Pada saat makan kue anak akan saling bertanya, misalnya

berapa kue yang kamu bawa? Aku membawa ku dua bungkus.

d. 15 menit penutup

1) Tanya jawab tentang nama-nama benda. Misalnya, berapa yang banyak


yang ada diatas piring?
2) Diskusi kegiatan esok hari

34
3) Membaca do`a pulang

2. Tahap Tindakan/Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada

tanggal 28 September 2022 di kelompok B TK Melati Kecamatan Baolan

dengan jumlah peserta didik 15 orang. Adapun proses pembelajaran mengacu

pada rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan.

3. Tahap Observasi

Pengamatan atau observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan

proses pembelajaran.

Tabel 4.3 : Hasil Pengamatan Siklus II

Hasil
No. Aspek Yang Diobservasi Penilaian
B C K
1. Merencanakan, membuat RKH dan skenario tindakan √
termasuk bahan pembelajaran
2. Menyiapkan media/alat peraga √
3. Menyampaikan materi pembelajaran √
4. Menyimpulkan materi pembelajaran √
5. Memberikan tugas perorangan √
6. Memonitor pelaksanaan tugas dan atau penjelasan tugas √
7. Mengadakan diskusi hasil pelaksanaan tugas √
8. Melaksanakan penilaian hasil pelaksanaan tugas √
9. Menyimpulkan penilaian proses dan hasil pelaksanaan √
10. Mendiskusikan kesulitan-kesulitan yang tidak dapat √
diselesaikan oleh peserta didik selama pelaksanaan tugas

Sedangkan data hasil belajar peserta didik pada siklus II dapat

diperhatikan pada tabel berikut :

35
Tabel 4.4 : Hasil Perbaikan Pembelajaran Siklus II

No. Nama Anak Hasil Evaluasi


1. syaki BSB

2. Agung MB

3. Arif BSB

4. Aretha BSB

5. Finy BSB

6. Raya BSB

7. Resa MB

8. Rabil BSB

9. Biyan BSB

10. Nurul BSB

11. Fayadh BSB

12. Riski MB

13. Mirza BSB

14 Fatul BSB
15 Najwa BSH
Rata-rata BSB

Berdasarkan hasil observasi dengan metode demonstrasi berhitung

menunjukkan bahwa anak-anak sangat senang dan antusias sekali dalam

mengikuti pembelajaran sehingga kemampuan untuk mengenal bilangan menjadi

meningkat. Standar ketuntasan yang diharapkan peneliti dalam upaya

meningkatkan kemampuan anak untuk mengenal bilangan dengan metode

demonstrasi berhitung sebesar 70%.

4. Tahap Refleksi
Pada tahap ini dilakukan oleh peneliti adalah merupakan hasil secara akhir
dari penerapan metode demontrasi berhitung dalam upaya peningkatan
kemampuan anak mengenal bilangan pada kelompok B di TK Melati
Kecamatan Baolan Kabupaten Tolitoli

36
Tahun Pelajaran 2022-2023, sesuai dengan hasil observasi dan evaluasi yang

telah dilakukan ada beberapa catatan penting sebagai berikut :

1. Anak sudah dapat meningkatkan proses belajarnya. Hal ini dapat terlihat dari

bertambahnya jumlah anak yang aktif dalam bertanya dan menjawab

pertanyaan guru.

2. Anak sudah dapat meningkatkan hasil belajarnya. Hal ini dilihat adanya

peningkatan dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dan

persentase ketuntasan belajar anak dari siklus I ke siklus II.

Berdasarkan data tersebut di atas, maka tindakan siklus dihentikan karena

telah mencapai standar yang ditentukan oleh peneliti, meningkatkan kemampuan

anak mengenal bilangan dengan metode demontrasi berhitung. Hasil penelitian

penerapan metode Demonstrasi berhitung di TK Melati Kecamatan Baolan

Kabupaten Tolitoli Tahun Pelajaran 2022-2023 pada kelompok B dapat

meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal angka. Hal ini dapat dilihat dari

persentase ketuntasan anak sebesar 85 %, dapat dikategorikan anak dalam

pembelajaran menunjukkan hasil yang baik dan mencapai ketuntasan belajar.

Tabel 4.5 Hasil perbaikan siklus I dan II

NO Hasil Evaluasi Siklus I Siklus II

1 BB 11 -

2 MB 4 3

3 BSH - -

4 BSB - 12

JUMLAH 15 15

37
1.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian selama penerapan demonstrasi berhitung,

anak semangat dan senang mengikuti pelajaran. Ini beda sekali ketika guru

menggunakan metode ceramah. Disini peneliti dituntut untuk terampil dan aktif agar

anak terangsang minat dan prestasi belajarnya dalam mengikuti pembelajaran.

Metode demonstrasi dapat dipergunakan untuk memenuhi dua fungsi.

Pertama, dapat dipergunakan untuk memberikan ilustrasi dalam menjelaskan

informasi kepada anak. Bagi anak melihat bagaimana suatu peristiwa berlangsung,

lebih menarik dan merangsang perhatian serta lebih menantang daripada hanya

mendengar penjelasan guru.

Kedua, metode demonstrasi dapat membantu meningkatkan daya pikir

anak TK terutama daya pikir anak dalam peningkatan kemampuan mengenal,

mengingat, berpikir konvergen dan berpikir evaluatif. Pengembangan daya pikir

yang dimulai di TK akan sangat membantu anak dalam memperoleh pengalaman

belajar di bidang ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan sosial.

(Moeslichatoen, 2004:113)

Pada saat pemberian tugas anak dalam bekerjasama dengan teman-

temannya yang sangat beragam ini masih terbukti adanya anak yang bersikap

pendiam, tidak bertanya pada teman atau guru dan ada juga anak yang kurang

berinteraksi dengan baik dengan teman lainnya pada pembelajaran pertama, tetapi

setelah peneliti melakukan pendekatan dan memberikan motivasi bahwa betapa

pentingnya bekerjasama sehingga pada pertemuan selanjutnya anak tersebut mulai

aktif bergaul, bekerjasama dengan kelompoknya.

Selain itu kondisi dan kemampuan anak didik yang harus diperhatikan

untuk menunjang demonstrasi, diantaranya adalah :

38
a. Siswa memiliki motivasi, perhatian dan minat terhadap topik yang akan

didemonstrasikan

b. Memahami tentang tujuan atau maksud yang akan didemonstrasikan

c. Mampu mengamati proses yang didemonstrasikan

d. Mampu mengidentifikasi kondisi dan alat yang digunakan dalam demonstrasi.

(Sri Anitah, 2007:526).

Pada pertemuan terakhir dapat disimpulkan bahwa hampir seluruh anak

dikategorikan aktif. Hal ini terlihat dari persentase secara klasikal dari siklus pertama

sampai siklus kedua mengalami kenaikan.. Pada siklus I penerapan metode

demonstrasi berhitung dalam upaya meningkatkan kemampuan anak mengenal

bilangan kurang memuaskan yaitu sekitar 65%. Pada siklus II penerapan metode

demonstrasi berhitung dalam upaya meningkatkan kemampuan mengenal bilangan,

hasilnya lebih memuaskan yaitu sekitar 85%.

Hasil penelitian penerapan metode demonstrasi berhitung di Melati

Kecamatan Baolan Kabupaten Tolitoli Tahun Pelajaran 2022-2023 pada kelompok

B dapat meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal bilangan. Hal ini dapat

dilihat dari persentase ketuntasan anak sebesar 80%, dapat dikategorikan anak

dalam pembelajaran menunjukkan hasil yang baik dan mencapai ketuntasan belajar.

Dari hasil penelitian tersebut juga berdampak positif untuk mengukur

minat dan prestasi belajar anak dalam proses belajar mengajar dan juga anak dapat

menguasai materi dengan baik dan cepat mengerti sehingga hasilnya memuaskan.

39
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan pengamatan dan pembahasan yang telah dilakukan dalam

penelitian, dapat disimpulkan bahwa demonstrasi sangat tepat dan efektif untuk

digunakan dalam pembelajaran guna peningkatan kemampuan anak dalam mengenal

bilangan. Hal ini ditunjukkan dengan kemampuan anak dalam menunjukkan angka

atau bilangan, membaca angka, menirukan tulisan bilangan dan berhitung dengan

bilangan.

Dengan demikian metode demontrasi berhitung sangat berguna dalam

meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal bilangan sehingga guru dapat

menggunakan metode tersebut di saat pembelajaran di Taman Kanak-kanak. Dimana

sistem pembelajaran di Taman Kanak-kanak yang menanamkan prinsip belajar

sambil bermain, bermain seraya belajar. Anak di usia TK juga tidak dapat diterapkan

pembelajaran yang duduk diam sehingga sangat tepat metode demonstrasi berhitung

untuk digunakan.

2. Saran-Saran

Saran-saran yang dapat diberikan dalam melaksanakan kegiatan

pembelajaran, khususnya untuk peningkatan kemampuan mengenal bilangan pada

anak usia Taman Kanak-kanak adalah sebagai berikut :

40
1. Bagi sekolah

Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya penerapan metode demonstrasi

berhitung dalam upaya peningkatan kemampuan anak dalam mengenal bilangan hendaknya

dilaksanakan secara konsisten berdasarkan tema-tema yang ada dan sesuai dengan indicator

dalam bidang pengembangan yang ingin dicapai.

2. Bagi guru

Dalam kegiatan belajar mengajar, untuk meningkatkan kemampuan anak dalam

mengenal bilangan guru hendaknya menggunakan metode demonstrasi yaitu metode

demonstrasi berhitung sehingga tidak membuat anak jenuh dan anak menjadi senang untuk

belajar mengenal bilangan.

3. Bagi siswa

Melalui metode demonstrasi berhitung, anak akan memperoleh pengalaman belajar

yang baru dan menyenangkan karena anak ikut aktif dalam pembelajaran, tidak hanya duduk

diam mendengarkan guru. Hal tersebut sesuai dengan prinsip belajar pada anak usia Taman

Kanak-kanak yaitu belajar sambil bermain, bermain seraya belajar

4. Bagi peneliti yang lain

Dengan adanya hasil penelitian tentang metode demonstrasi berhitung ini, hendaknya

dapat dijadikan sumber informasi untuk melakukan penelitian selanjutnya dengan pokok

pembahasan yang sama.

41
DAFTAR PUSTAKA

Gintings, Abdorrakhman. Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Humaniora. 2008.

Hariwijaya, dkk. Buku Pintar Ide Kreatif 1001 Pendekatan Multiple Intelligence Anak Prasekolah.
Yogyakarta: Elmatera Publishing. 2008

Horrimah. Proposal Penelitian Fakultas Ilmu Pendidikan dan Keguruan Jurusan Matematika.
Pamekasan: Universitas Madura. 2011.

http://repository.upi.edu/operator/upload/t pd 0909946 chapter2.pdf

Moeslichatoen. Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Rineka Cipta. 2004.

Nielsen, Dianne Miller. Mengelola Kelas Untuk Guru TK, Petunjuk Perencanaan Kurikulum,
Pengajaran melalui Pusat Pembelajaran dan Pengaturan Lain. Jakarta: Indeks. 2008.

Nurul Hidayati. Jurnal Kuliah Dasar-Dasar Matematika. . 2010.

Sri Anitah. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. 2007.

. Kurikulum Raudhatul Athfal (RA), Model Pembelajaran. Jakarta: Departemen Agama. 2007.

42
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)
PERBAIKAN

Kelompok/Usia : B/5-6 Tahun


Semester/Minggu : I/XII
Tema/Sub Tema : Tanaman/ Tanaman sayur/wortel
Hari/Tanggal : Selasa/ 27 – 09 – 2022
Alokasi Waktu : 08.00 – 10.45
Materi:
Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan
Memanfaatkan sayur sebagai rasa syukur
Gerakan anggota tubuh
Nama dan ciri-ciri benda (menghubungkan, mengelompokkan, dll)
Berbagi dengan teman
Media / SumberBelajar:
Anak langsung, macam2 sayuran,.
MetodePembelajaran :
Bercakap-cakap, Tanya jawab, unjuk kerja
Langkah Kegiatan:
I. Pembukaan(± 30 menit)
a. Penyambutan(SOP)
b. Guru merancang kegiatan main
c. Lingkaran Pagi (SOP)
Doa, salam
Bercakap-cakap tentang manfaat wortel
Tanya jawab tentang olahan sayur wortel
Inti( ± 60 menit)
d. Mengamati
Guru memperlihatkan wortel

Anak mengamati wortel dan


kacang panjang
Anak mendengarkan penjelasan guru
e. Menanya
Guru mendorong anak untuk mau bertanya tentang manfaat sayuran, misalnya; manfaat sayur
untuk tubuh
f. Mengumpulkan informasi, Menalar dan Mengkomunikasikan
Guru menunjukkan sayuran, angka-angka, pensil, serta menjelaskan kegiatannya
Kegiatan Main 1 : Menghitung sayur kacang panjang
43
Guru menyiapkan alat dan bahan
Guru mempersilahkan anak untuk melakukan kegiatan
Anak menghitung kacang panjang dan kemudian membandingkannya
.
Kegiatan Main 2 : Meniru tulisan sayur
Anak mengamati tulisan sayur
Anak meniru tulisan sayur
Anak memperlihatkan hasil kegiatannya.
Kegiatan Main 3 : Menghubungkan gambar wortel dengan angka
Anak mengamati gambar wortel dan angka
Anak menghubungkan gambar wortel dengan angka
Anak memperlihatkan hasil kegiatannya

II. Istirahat (SOP Makan dan Bermain)( ± 30 menit)

III. Penutup(± 30 menit)


Recalling
a. Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan
b. Diskusi tentang kegiatan satu hari
c. Berdoa, menyanyi, dan salam
SOP Pulang

44
PENILAIAN HARIAN
Program NamaAnak
Kd Indikator
Pengembangan Chika Firman Wilda Ica Dimas Fani Rifqi Aden Neza Shela Caca Wina Aurel Yuda

Nilai Agama dan Bercakap-cakap tentang manfaat


1.2 MB MB MB MB BSH MB BSB BB MB MB MB MB MB MB
Moral sayuran
Social emosional 2.10 Mau berbagi dengan teman BB MB MB MB MB BSB MB MB MB MB BSH MB MB MB

3.7-
Fisik Motorik Melipat kertas sederhana MB MB BB MB MB BB MB MB MB BB MB MB MB MB
4.7
3.8-
Bercakap-cakap manfaat sayur MB MB MB MB MB MB BSH MB MB MB BB MB MB MB
4.8
Kognitif
3.7-
Menghitung kacang panjang MB MB MB MB BB MB MB MB BB MB MB BB MB MB
4.7
3.10-
Mencontoh bilangan 1-10 BB MB MB MB BB MB MB MB MB MB MB BB MB MB
4.10
Bahasa
3.12- Menghubungkan gambar wortel MB MB MB MB MB MB BB BB MB MB MB MB MB BB
4.12 dengan angka
3.15-
Seni Menyanyi lagu sayur MB MB BSB MB MB MB MB BSH MB MB BSB MB MB MB
4.15

Mengetahui, Tolitoli, 27 – 09 – 2022


Kepala TK Melati Tolitoli Guru Peneliti

BAU ANCING
BAU ANCING
NIP: 19751204 201405 2 001

45
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)PERBAIKAN
TK MELATI TOLITOLI

Kelompok/Usia : B/5-6 Tahun


Semesper/Minggu : I/XII
Tema/Sub Tema : Tanaman / Tanaman sayur/bayam
Hari/Tanggal : Rabu/ 28-09-2022
AlokasiWaktu : 08.00 – 10.45
Materi:
Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan
Memanfaatkan sayur sebagai rasa syukur
Gerakan anggota tubuh
Nama dan ciri-ciri benda (menghubungkan, mengelompokkan, dll)
Berbagi dengan teman
Media / SumberBelajar:
Anak langsung, kebun sayur di halaman sekolah ,sayur bayam asli
MetodePembelajaran :
Bercakap-cakap, Tanya jawab, unjuk kerja, demonstrasi
LangkahKegiatan:
IV. Pembukaan(± 30 menit)
a. Penyambutan (SOP)
b. Guru merancang kegiatan main
c. LingkaranPagi (SOP)
Doa, salam
Bercakap-cakap tentang manfaat sayur bayam
Tanya jawab tentang macam-macam sayuran

V. Inti( ± 60 menit)
a. Mengamati
Guru memperlihatkan gambar
Anak mengamati gambar sayur
Anak mendengarkan cerita guru
b. Menanya
Guru mendorong anak untuk mau bertanya tentang manfaat sayur, misalnya; apa manfaat
sayur bayam untuk kesehatan
c. Mengumpulkan informasi, Menalar dan Mengkomunikasikan
Guru menunjukkan hasil tugasnya, serta menjelaskan kegiatannya
Kegiatan Main 1 : membuat keripik sayur bayam

46
Guru menyiapka alat dan bahan
Guru mengajak anak memetik sayur bayam yang ada di halaman sekolah
Anak menghitung jumlah daun bayam yang di petiknya
Anak menaruh hasil memetik daun bayam di piring plastik

• Guru Bersama anak mengolah daun bayam menjadi keripik

Kegiatan Main 2 : Mencontoh bilangan 1-10


Anak mengamati bilangan 1-10 di papan tuli
Anak meniru tulisan bilangan 1-10
Anak memperlihatkan hasil tulisannya.
Kegiatan Main 3 :Menghubungkan gambar daun bayam dengan angka
Anak mengamati daun bayam dan angka
Anak menghubungkan daun bayam dengan angka

Anak memperlihatkan hasil kegiatannya

VI. Istirahat (SOP Makan dan Bermain)( ± 30 menit)

VII. Penutup(± 30 menit)


Recalling
a. Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan
b. Diskusi tentang kegiatan satu hari
c. Berdoa, menyanyi, dan salam
SOP Pulang

47
PENILAIAN HARIAN PERBAIKAN
Program NamaAnak
Kd Indikator
Pengembangan Chika Firman Wilda Ica Dimas Fani Rifqi Aden Neza Shela Caca Wina Aurel Yuda

Nilai Agama dan Bercakap-cakap tentang sayur


1.2 MB BSB BSH BSB BSH MB BSH BSH BSB BSH BSH BSB BSB BSH
Moral bayam Ciptaan Tuhan
Social emosional 2.10 Mau berbagi dengan teman BSH BSH BSB BSB MB BSH BSB BSB BSH BSB BSH BSB MB BSH

3.3-
FisikMotorik Membuat keripik daun bayam BSH BSH BSB BSB MB BSH BSH BSB BSB BSH BSB BSB MB BSH
4.3
3.8-
Bercakap-cakap manfaat sayur BSB MB BSB BSH BSB BSB BSH BSH BSH BSB BSH BSB BSB BSB
4.8
Kognitif bayam
3.7- Bertanya jawab tentang olahan MB BSB BSB BSB BSB BSH BSH BSB BSH BSB BSH BSB BSB BSB
4.7 sayur bayam
3.10-
Mencontoh bilangan 1-10 BSB MB BSH BSB BSH BSH BSH BSH BSB BSB MB MB BSB BSH
4.10
Bahasa
3.12- Menghubungkan daun bayam BSB MB BSB BSB MB MB BSB MB BSB BSB MB MB BSB BSB
4.12 dengan angka
3.15-
Seni Menyanyi lagu sayuran BSH BSH MB BSB BSH BSH BSB BSB BSB BSB BSH BSB BSB MB
4.15
Nilai Rata-rata BSB BSH BSB BSB BSH BSH BSH BSB BSB BSB BSH BSB BSB BSH

Mengetahui, Tolitoli, 28 – 09 – 2022


Kepala TK Melati Tolitoli Guru Peneliti

BAU ANCING
BAU ANCING
NIP: 19751204 201405 2 001
48
DOKUMENTASI KEGIATAN PEMBELAJARAN

Mengamati secara langsung tanaman bayam di halaman sekolah

Memetik daun bayam

Membuat keripik dari daun bayam

49
Menggoreng Keripik bayam

Kegiatan menghubungkan daun bayam dengan angka

Kegiatan menghubungkan daun bayam dengan angka

49
49
49

Anda mungkin juga menyukai