Kedudukan Pembelajaran Politik Dalam Tingkatkan Pemahaman Politik Di Golongan Anak Muda
Kedudukan Pembelajaran Politik Dalam Tingkatkan Pemahaman Politik Di Golongan Anak Muda
Muhammad Ihsan
Email : 2010128110008@mhs.ulm.ac.id
Program Studi Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin
Abstrak
Pengaruh Pendidikan Politik sangat berperan terhadap Partisipasi Politik di
masyarakat. Pendidikan politik dapat dikatakan sebagai sebuah pembelajaran yang
dilakukan oleh pendidik dengan peserta didik bisa itu di sekolah, mengenai pemerintah,
didalamnya dilakukan penanaman pemahaman tentang politik yang dianggap ideal dan baik
sebagaimana mestinya. Partisipasi politik merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang atau kelompok dengan cara ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik,
contoh dengan memilih pemimpin negara walau hal itu secara langsung atau tidak,
mempengaruhi kebijakan - kebijakan pemerintah. Pendidikan politik adalah faktor penting
dilakukan untuk upaya peningkatan kualitas partisipasi politik muda di Indonesia. Adanya
pendidikan politik ini diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan kalangan pemuda
mengenai dinamika yang sedang berkembang di era sekarang. Dengan berlandaskan
motivasi yang tinggi, para pemuda dapat mempersiapkan masa depan bangsa dengan baik
serta dapat menghasilkan output hasil pemilu yang memiliki legitimasi untuk memimpin
suatu pemerintahan. Untuk mencapai hal tersebut maka program pendidikan politik untung
kalangan pemuda dianggap sangat penting untuk dilaksanakan di masa sekarang.
Pergerakan yang dapat dilakukan berupa beberapa hal salah satunya yaitu sarana, yang
dimaksud dengan sarana yaitu lingkungan keluarga, sekolah, lingkungan tempat tinggal,
pekerjaan,media massa dll.
PENDAHULUAN
Awam anak muda kini mengetahui hal – hal yang berkaitan dan berbau politik
terutama dalam usia remaja. Mereka menjadi individu yang sebagai kelak akan sebagai
penerus bangsa terlihat tidak mempunyai minat terhadap politik. Di usia yang terbilang
muda, remaja lebih tertarik pada isu-isu sosial di sekitarnya yang dekat dengan
kesehariannya dibandingkan dengan berita politik. Remaja berpikir bahwa berita politik
sangat membosankan dan sangat serius. Selain itu, berita tadi tidak berpengaruh atau
berefek secara langsung bagi kehidupan mereka. Kurangnya kesadaran dan
ketidaktertarikan remaja dalam politik terjadi karena rendahnya kesadaran mereka akan
tanggung jawab menjadi pemilih pemula. Kaum anak muda ini hanya memandang
tanggung jawab sebagai pemilih pemula hanya sebatas tiba ke tempat pemilihan suara
(TPS), terus terdapat yang lebih lagi dipamerkan ke sosial media. Padahal, aktivitas tadi
bukan hanya sebatas aktivitas mencoblos. Ada makna dan efek yang sangat akbar di balik
aktivitas tadi. Hal ini tidak sanggup dilihat begitu saja, maka berdasarkan itu kiprah
pendidikan politik pada sekolah - sekolah formal juga non formal dan rakyat wajib lebih
ditekankan lagi, buat mengupayakan pentingnya politik bagi dirinya, rakyat, dan negara.
Bukan hanya sebatas menaruh fakta politik namun lebih mengajak anak muda supaya
berpartisipasi dengan benar niat buat mengikutinya dan sadar akan betapa pentingnya hal
ini. Tugas lain berdasarkan pendidikan politik pula berfungsi buat mengurangi dan
memperbaiki persepsi negatif mengenai manfaat politik dan sistem politik yang mempunyai
peranan menurunkan partisipasi politik dalam kalangan anak belia terutama remaja.
Pendidikan Politik
Miriam Budiardjo( 2008: 367) mendefinisikan kalau partisipasi politik ialah aktivitas
yang dilaksanakan buat turut dan berfungsi aktif di dalam dunia politik, perihal tersebut
bisa dicoba salah satunya dengan metode turut dan dalam memilih pemimpin negeri ialah
presiden. Turut memberikan suara dalam pemilu, mendatangi rapat universal ialah aktivitas
yang dicoba secara tidak langsung tetapi bisa dicoba selaku salah satu aktivitas buat aktif
berpartisipasi dalam politik.
Partisipasi politik secara literatur bisa dimaksud selaku aktivitas yang dicoba warga
secara langsung ataupun tidak langsung.
Dilansir dalam novel Nomor Easy Choise, Huntington serta Nelson mendefinisikan
partisipasi politik selaku aktivitas warga yang dicoba secara individu.
Ramlan surbakti mendefinisikan partisipasi politik selaku aktivitas warga yang dicoba
supaya bisa pengaruhi proses pembuatan dan penerapan kebijakan politik.
Partisipasi politik ialah sesuatu aktivitas yang dicoba oleh seorang ataupun kelompok
dengan metode turut dan secara aktif dalam kehidupan politik, contoh dengan memilah
pemimpin negeri walaupun perihal itu secara langsung ataupun tidak, pengaruhi kebijakan-
kebijakan pemerintah.
Rendahnya kesadaran dan kepedulian politik pada kalangan anak muda
Kala menempuh jenjang pendidikan, banyak sekali ilmu yang dipelajari tetapi,
tampaknya para siswa murid tidak sempat mendapatkan pembelajaran politik secara benar
serta ada pula bila diajarkan itupun cuma sebatas hari itu saja serta dibiarkan kembali.
Sesungguhnya, pendidikan politik bisa dialami secara langsung dengan demikian dari
kehidupan bermasyarakat maupun lewat media massa tetapi perihal ini terbilang jauh dari
pendidikan pembelajaran politik yang sempurna. Tutorial yang wajib diterapkan supaya
uraian konsep politik tidak menemukan konsep yang keliru hendaknya ditanamkan
semenjak umur SMA. Perihal yang jadi pokok dalam pembelajaran politik jadi berarti
disebabkan pada umur anak muda, sangat memastikan tingginya pemahaman politik di
golongan anak muda. Apabila seorang menemukan bekal pendidikan pembelajaran politik
secepat bisa jadi hingga terus menjadi besar pula kesadarannya dalam berpartisipasi
langsung.
Guru pula berfungsi proses pembelajaran politik. Ada pula perihal yang sepatutnya
jadi kewajiban guru dalam pembelajaran politik, berbentuk selaku penyampai data
menimpa pemikiran serta nilai politik, serta selaku perancang serta penerapan budaya
belajar, yang dimana pada realitasnya kerutinan belajar di kelas tidak secara langsung
dialami serta tidak memunculkan akibat politik. Dari perihal di atas guru yang dominan
buat mengarahkan siswa murid pembelajaran politik merupakan guru PKn. Yang mana
guru tersebut bisa merancang pendidikan baik di ruang kelas dikala jam pendidikan ataupun
diluar jam pendidikan di sekolah.
Pembelajaran politik merupakan aspek berarti dicoba buat upaya kenaikan mutu
partisipasi politik muda di Indonesia. Terdapatnya pembelajaran politik ini diharapkan
sanggup tingkatkan pengetahuan golongan pemuda menimpa dinamika yang lagi tumbuh di
masa saat ini. Dengan berlandaskan motivasi yang besar, para pemuda bisa mempersiapkan
masa depan bangsa dengan baik dan bisa menciptakan output hasil pemilu yang
mempunyai legitimasi buat mengetuai sesuatu pemerintahan. Buat menggapai perihal
tersebut hingga program pembelajaran politik untung golongan pemuda dikira sangat
berarti buat dilaksanakan di masa saat ini. Biar lebih efisien, hingga wajib terdapat tata cara
baru yang dicoba namun wajib cocok dengan modul dan kurikulum pembelajaran yang
disesuaikan dengan kepribadian, kepentingan, kebutuhan, atensi, dan tingkatan uraian
pemuda menimpa politik.
Terdapat sebagian perihal yang dapat dicoba salah satunya ialah fasilitas, yang
diartikan dengan fasilitas ialah area keluarga, sekolah, area tempat tinggal, pekerjaan,
media massa dll. Tidak hanya itu keseriusan pembelajaran politik yang diterima warga pula
bisa jadi salah satu upaya buat tingkatkan pemahaman golongan pemuda buat memberikan
hak suaranya dengan benar.
SIMPULAN
Pendidikan politik sesuatu proses yang direncanakan oleh pendidik, yang dijalankan
lewat dialog baik itu kala resmi di jam pelajaran ataupun informal diluar jam pendidikan,
yang bertujuan buat mengarahkan pada anak didik selaku generasi berikutnya, berartinya
politik untuk kehidupan berbangsa serta bernegara di masa yang hendak dating yang sudah
dirancang dengan baik serta sekolah selaku ruang ataupun tempat pembelajarannya.
Partisipasi politik merupakan sesuatu wujud sukarela buat turut dan aktif dalam kehidupan
politik baik itu secara langsung ataupun tidak langsung.
Buat membagikan hasil yang maksimal dari proses pembelajaran politik dibutuhkan
tempat yang cocok dimana pembelajaran politik itu dilaksanakan. Area sekolah jadi salah
satu yang bisa dijadikan fasilitas ataupun tempat pembelajaran politik. Tujuannya tidak
hanya sekolah jadi wahana ataupun hanya tempat pembelajaran politik siswa bisa jadi
siuman politik( melekpolitik) dalam artian siswa murid mengerti secara khusus ataupun
garis besarnya politik itu semacam apa. Sehingga diperlukan kan kerjasama dari bermacam
pihak yang awal serta utama guru, bidang kesiswaan, apalagi kepala sekolah pula ikut
bekerja sama buat terciptanya sekolah selaku laboratorium pembelajaran politik.
REFERENSI
Arisanty, D., Normelani, E., Putro, H. P. N., & Anis, M. Z. A. (2019). The role of local
government for local product processing: the implication for tourism sustainability
in Lok Baintan Floating Market. Journal of Indonesian Tourism and Development
Studies, 7(1), 7-12.
Doantiwin, R. (2017). Peran pendidikan politik terhadap keterlibatan mahasiswa dalam
politik kampus kasus mahasiswa Sosiologi angkatan 2014 UIN SGD
Bandung (Doctoral dissertation, UIN Sunan Gunung Djati Bandung).
Fajar, W. N. (2014). Pelaksanaan Pendidikan Politik di Sekolah dalam Meningkatkan
Kesadaran Politik Siswa. Khazanah Pendidikan, 6(2).
Handy, M. R. N., Mutiani, M., Putra, M. A. H., Syaharuddin, S., & Putro, H. P. N. (2021).
Adaptation of Riverbanks Community to Urban Green Open Space
Development. The Innovation of Social Studies Journal, 2(2), 127-134.
Kharisma, D. (2015). Peran Pendidikan Politik Terhadap Partisipasi Politik Pemilih
Muda. Politico: Jurnal Ilmu Politik, 1(7), 1144.
Kusmanto, H, (2014). Partisipasi Masyarakatdalam Demokasi Politik, Jurnal
IlmuPemerintahan dan Sosial Politik, 2 (1):78-90
Limilia, P., & Ariadne, E. (2018). Pengetahuan dan persepsi politik pada remaja. Jurnal
Psikologi Sosial, 16(1), 45-55.
Pasaribu, P. (2017). Peranan Partai Politik dalam Melaksanakan Pendidikan
Politik. JPPUMA: Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik UMA (Journal of
Governance and Political Social UMA), 5(1), 51-59.
Putra, M. A. H., Mutiani, M., Jumriani, J., & Handy, M. R. N. (2020). The Development of
a Waste Bank as a Form of Community Participation in Waste Management. The
Kalimantan Social Studies Journal, 2(1), 22-30.
Wardhani, P. S. N. (2018). Partisipasi Politik Pemilih Pemula dalam Pemilihan
Umum. JUPIIS: Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial, 10(1), 57-62.