Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KEBUDAYAAN SUKU BATAK

Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Lintas Budaya

Dosen Pengampu : Dr. Hj. Hilmiana, S.E., MBA.

Disusun oleh :

1. Khairul Nisa Indah Pramesti - 120304210028


2. Nasywa Adlyn N. - 120304210014
3. Nina Rindu Apriana - 120304210027

Program Studi Bisnis Internasional


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Padjadjaran 2023
Daftar Isi
BAB I 3

PENDAHULUAN 3
1.1 Latar Belakang 3
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan Penulisan 4

BAB II 5

PEMBAHASAN 5
2.1 Sejarah Kebudayaan Suku Batak 5
2.2 Makanan Khas Batak 6
2.3 Seni Budaya Batak 7
2.4 Seni Ukir Kayu Batak 7
2.5 Bahasa Suku Batak 8
2.6 Adat Kebiasaan Hidup Batak terutama dalam Pernikahan 8
2.7 Makna Kain Ulos bagi Suku Batak 9
2.8 Sastrawan Terkenal dari Suku Batak 9
2.9 Keadaan Rumah Adat Batak dan Keunikannya 9
2.10 Cara melestarikan Budaya Batak di Era Globalisasi 10
BAB III 11
PENUTUP 11
3.1 Kesimpulan 11

DAFTAR PUSTAKA 12

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebudayaan Batak adalah salah satu kebudayaan yang kaya dan beragam di Indonesia. Orang
Batak merupakan kelompok etnis yang berasal dari Sumatera Utara dan memiliki kebudayaan
yang unik dan khas. Kebudayaan Batak dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti agama,
lingkungan alam, serta hubungan sosial dan politik dengan masyarakat di sekitarnya.

Banyak aspek kebudayaan Batak yang menarik dan patut dipelajari, seperti bahasa, makanan,
musik, tari-tarian, seni ukir kayu, adat dan kebiasaan, kain ulos, sastra, serta rumah adat. Dalam
kehidupan sehari-hari, orang Batak masih menjaga dan melestarikan kebudayaan mereka melalui
upacara adat, festival, dan kegiatan-kegiatan lainnya.

Dengan mempelajari kebudayaan Batak, kita dapat memahami lebih dalam tentang sejarah dan
peradaban bangsa Indonesia. Oleh karena itu, pengetahuan tentang kebudayaan Batak sangatlah
penting untuk dijaga dan dilestarikan agar tidak punah serta terus berkembang dan diapresiasi
oleh generasi mendatang.

1.2 Rumusan Masalah


Kebudayaan Batak merupakan kebudayaan yang kaya dan memiliki ciri khas yang unik dan
berbeda dari kebudayaan lainnya di Indonesia. Kebudayaan Batak meliputi berbagai aspek
kehidupan, seperti bahasa, makanan, musik, tari-tarian, seni ukir kayu, adat dan kebiasaan, kain
ulos, sastra, serta rumah adat.

Dalam hal ini, rumusan masalah yang akan dibahas adalah apa saja hal-hal yang terdapat dalam
kebudayaan Batak yang patut diketahui dan dipelajari oleh masyarakat luas, serta bagaimana
cara menjaga dan melestarikan kebudayaan Batak agar tetap eksis dan terus berkembang di
tengah arus globalisasi yang semakin cepat.

Beberapa sub-topik yang dapat dibahas dalam masalah ini antara lain adalah:
1. Bagaimana sejarah kebudayaan Batak di Indonesia?
2. Apa saja makanan khas Batak yang terkenal dan bagaimana cara membuatnya?
3. Apa saja seni budaya Batak dan apa yang membuat seni musik dan tari-tarian tradisional
Batak unik dan berbeda dari kebudayaan lainnya di Indonesia?
4. Bagaimana sejarah dan perkembangan seni ukir kayu Batak?
5. Apa bahasa yang digunakan oleh suku Batak? Apakah masih digunakan hingga saat ini?
6. Bagaimana adat dan kebiasaan dalam kehidupan masyarakat Batak, terutama dalam
pernikahan adat?

3
7. Apa yang membuat kain ulos sangat penting dalam kebudayaan Batak dan bagaimana
cara mengapresiasinya?
8. Siapa saja penulis terkenal dari Batak dan karya sastra apa yang terkenal dari mereka?
9. Bagaimana keadaan rumah adat Batak serta apa yang menjadi keunikan dari rumah adat
Batak?
10. Bagaimana cara menjaga dan melestarikan kebudayaan Batak agar tetap eksis dan terus
berkembang di tengah arus globalisasi?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah kebudayaan Batak adalah untuk memperkenalkan kebudayaan yang
kaya dan beragam dari suku Batak kepada masyarakat luas. Melalui makalah ini, pembaca dapat
memahami lebih dalam tentang aspek-aspek kebudayaan Batak seperti bahasa, makanan, musik,
tari-tarian, seni ukir kayu, adat dan kebiasaan, kain ulos, sastra, serta rumah adat.

Selain itu, tujuan lain dari penulisan makalah kebudayaan Batak adalah untuk menjaga dan
melestarikan kebudayaan Batak yang semakin terancam punah di tengah arus globalisasi yang
semakin cepat. Makalah ini dapat menjadi media untuk mempromosikan kebudayaan Batak dan
meningkatkan apresiasi terhadapnya, sehingga kebudayaan ini tetap eksis dan berkembang di
masa depan.

Penulisan makalah kebudayaan Batak juga bertujuan untuk memperkaya pengetahuan dan
wawasan pembaca tentang keanekaragaman budaya Indonesia. Sebagai negara yang kaya akan
kebudayaan, mempelajari kebudayaan Batak dapat menjadi inspirasi bagi pembaca untuk
menjaga dan melestarikan kebudayaan daerah lainnya di Indonesia.

Dengan demikian, tujuan utama dari penulisan makalah kebudayaan Batak adalah untuk
mengenalkan, melestarikan, dan mengapresiasi kebudayaan Batak kepada masyarakat luas agar
tetap eksis dan terus berkembang di masa depan.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Kebudayaan Suku Batak


Suku Batak adalah salah satu suku bangsa yang berasal dari wilayah Tapanuli, Sumatera Utara,
Indonesia. Sejarah suku Batak dapat dilacak sejak masa prasejarah hingga masa kini. Berikut
adalah beberapa periode penting dalam sejarah suku Batak:
1. Masa Prasejarah
Wilayah Tapanuli sebagai pusat kebudayaan Batak telah menjadi daerah hunian manusia sejak
2000 tahun sebelum Masehi. Pada masa itu, kebudayaan Batak masih berupa kebudayaan
megalitik, yang ditandai dengan keberadaan situs-situs batu besar seperti batu tulis, menhir,
dolmen, dan sarkofagus.
2. Masa Hindu-Buddha
Pada abad ke-6, daerah Tapanuli mulai masuk dalam pengaruh budaya Hindu-Buddha yang
dibawa oleh para pedagang dari India. Hal ini terlihat dari penemuan arca-arca Hindu-Buddha di
daerah Tapanuli seperti arca Siwa, Wisnu, dan Brahma yang ditemukan di daerah Barus.
3. Masa Islam
Pada abad ke-13, daerah Tapanuli mulai masuk dalam pengaruh kebudayaan Islam yang dibawa
oleh para pedagang Arab. Meskipun demikian, kebudayaan Batak masih tetap kental dengan
kebudayaan asli mereka, dan tidak sepenuhnya mengadopsi kebudayaan Islam.
4. Masa Kolonialisme
Pada abad ke-16, daerah Tapanuli menjadi pusat perdagangan rempah-rempah, terutama lada dan
kayu manis. Kedatangan pedagang Eropa seperti Portugis, Belanda, Inggris, dan Spanyol
memberikan pengaruh baru dalam kebudayaan Batak. Pengaruh budaya Eropa terutama terlihat
pada seni ukir kayu Batak, dimana seni ukir kayu Batak mulai mengadopsi gaya dan teknik ukir
dari Eropa.

Pada abad ke-19, daerah Tapanuli menjadi wilayah kolonial Hindia Belanda. Kebijakan kolonial
Belanda yang mengutamakan pemisahan dan penguasaan daerah-daerah terpisah memberikan
dampak besar dalam kebudayaan Batak. Pemisahan daerah-daerah Batak menjadi empat wilayah
kabupaten (Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, dan Tapanuli Timur) dan
pengenalan bahasa Belanda memberikan pengaruh besar dalam pengembangan bahasa dan sastra
Batak.
5. Masa Kemerdekaan
Pada masa kemerdekaan Indonesia, kebudayaan Batak terus berkembang dan berkembang
menjadi kebudayaan yang semakin kaya dan beragam. Beberapa tokoh terkenal dari suku Batak
seperti Raja Inal Siregar, A. E. Mangindaan, dan Sitor Situmorang telah memberikan kontribusi
besar dalam mengembangkan kebudayaan Batak di Indonesia.

5
Dengan demikian, sejarah kebudayaan suku Batak dapat dilihat sebagai sebuah perjalanan yang
panjang dan kompleks, yang ditandai dengan pengaruh budaya Hindu-Buddha, Islam, Eropa, dan
pengaruh kolonial Belanda. Meskipun telah melewati berbagai perubahan dan tantangan,
kebudayaan Batak tetap menjadi salah satu kebudayaan yang unik dan kaya di Indonesia.

2.2 Makanan Khas Batak


Banyak makanan khas dari suku Batak yang terkenal di Indonesia. Berikut adalah beberapa di
antaranya beserta cara pembuatannya:

1. Saksang
Saksang adalah makanan khas Batak yang terbuat dari daging babi yang dipotong kecil-kecil dan
dimasak dengan bumbu khas Batak seperti andaliman, daun jeruk purut, dan bawang merah.
Daging babi yang digunakan biasanya berasal dari bagian perut dan paha. Cara membuat saksang
adalah dengan memasak daging babi yang sudah dipotong kecil-kecil dengan bumbu-bumbu
khas Batak hingga matang dan berwarna hitam.

2. Arsik
Arsik adalah makanan khas Batak yang terbuat dari ikan mas atau ikan nila yang dimasak
dengan bumbu khas Batak seperti daun jeruk purut, asam gelugur, dan andaliman. Cara membuat
arsik adalah dengan memasak ikan yang sudah dibersihkan dengan bumbu-bumbu khas Batak
hingga matang dan berkuah.

3. Babi panggang
Babi panggang adalah makanan khas Batak yang terbuat dari daging babi yang dipanggang
dengan bumbu khas Batak seperti daun salam, lengkuas, dan bawang putih. Cara membuat babi
panggang adalah dengan memanggang daging babi yang sudah dipotong dengan bumbu-bumbu
khas Batak hingga matang dan berwarna kecoklatan.

4. Naniura
Naniura adalah makanan khas Batak yang terbuat dari ikan tenggiri atau ikan baronang yang
dipotong kecil-kecil dan dicampur dengan bumbu-bumbu khas Batak seperti andaliman, bawang
merah, dan cabai rawit. Cara membuat naniura adalah dengan mencampurkan ikan yang sudah
dipotong dengan bumbu-bumbu khas Batak dan disajikan dalam keadaan mentah.

5. Bika Ambon
Bika Ambon adalah makanan khas Batak yang terbuat dari campuran tepung terigu, telur, santan,
dan gula. Cara membuat Bika Ambon adalah dengan mencampurkan semua bahan menjadi
adonan dan dimasak dalam cetakan khusus yang diletakkan di atas api.

6
2.3 Seni Budaya Batak
Seni budaya Batak mencakup berbagai bentuk seni seperti seni musik, tari-tarian, seni ukir, seni
patung, dan seni anyaman. Namun, seni musik dan tari-tarian tradisional Batak merupakan seni
budaya yang paling terkenal dan menjadi identitas dari suku Batak.

Seni musik Batak dikenal dengan istilah gondang sabangunan yang merupakan gabungan dari
beberapa alat musik tradisional seperti gondang, taganing, dan hasapi. Musik gondang
sabangunan biasanya dimainkan dalam acara-acara adat seperti pernikahan, upacara kematian,
atau acara-acara keagamaan. Salah satu karakteristik unik dari musik gondang sabangunan
adalah pola irama yang berbeda-beda untuk setiap jenis lagu dan memiliki peran penting dalam
mengiringi tari-tarian tradisional Batak.

Tari-tarian tradisional Batak juga memiliki keunikan tersendiri, seperti tari-tari tor-tor yang
dilakukan dengan gerakan yang energik dan dinamis. Gerakan tari-tari tor-tor menggambarkan
ajaran dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam kebudayaan Batak, seperti keberanian,
kehormatan, dan persatuan.

Keunikan dari seni musik dan tari-tarian tradisional Batak terletak pada penggabungan antara
unsur-unsur kebudayaan Batak asli dengan pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha, Islam, dan
Eropa. Hal ini membuat seni musik dan tari-tarian tradisional Batak memiliki ciri khas dan
karakteristik yang berbeda dengan kebudayaan lainnya di Indonesia.

2.4 Seni Ukir Kayu Batak


Seni ukir kayu Batak berasal dari suku Batak yang tinggal di daerah Sumatera Utara, Indonesia.
Seni ukir kayu Batak memiliki ciri khas yang berbeda dengan seni ukir kayu dari daerah lain di
Indonesia. Seni ukir kayu Batak biasanya menggunakan bentuk geometris yang abstrak, dan
motif yang diambil dari alam seperti bunga, binatang, dan manusia.

Sejarah seni ukir kayu Batak berasal dari zaman prasejarah, di mana suku Batak sudah memiliki
keahlian dalam membuat peralatan dari kayu. Seni ukir kayu Batak mulai berkembang pada masa
kekuasaan Kerajaan Batak yang didirikan pada abad ke-16. Pada masa itu, seni ukir kayu Batak
digunakan untuk menghiasi bangunan, seperti rumah adat, rumah ibadah, dan rumah dinas.

Perkembangan seni ukir kayu Batak semakin pesat pada masa penjajahan Belanda. Pada saat itu,
seni ukir kayu Batak mulai dikenal oleh dunia luar dan menjadi populer sebagai benda koleksi.
Selain itu, seni ukir kayu Batak juga dijadikan sebagai salah satu produk ekspor yang penting
bagi perekonomian daerah Sumatera Utara.

7
Namun, pada masa kini, seni ukir kayu Batak mengalami penurunan popularitas. Hal ini
disebabkan oleh banyaknya bahan baku kayu yang sulit didapatkan serta kurangnya minat dari
generasi muda untuk mempelajari seni tradisional tersebut.

2.5 Bahasa Suku Batak


Suku Batak menggunakan bahasa Batak, yang terdiri dari beberapa varian bahasa seperti Batak
Toba, Batak Karo, Batak Mandailing, Batak Pakpak, Batak Simalungun, dan Batak Angkola.
Bahasa Batak termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia dan secara resmi diakui sebagai salah
satu bahasa daerah yang ada di Indonesia.

Bahasa Batak masih digunakan hingga saat ini oleh masyarakat Batak di wilayah Sumatera Utara
dan sekitarnya. Bahkan, bahasa Batak telah dijadikan sebagai bahasa pengantar di beberapa
sekolah dan lembaga pendidikan di daerah tersebut.

2.6 Adat Kebiasaan Hidup Batak terutama dalam Pernikahan


Masyarakat Batak merupakan salah satu suku bangsa yang berada di Sumatera Utara, Indonesia.
Mereka memiliki adat dan kebiasaan yang unik dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam
pernikahan adat. Berikut ini adalah penjelasan mengenai adat dan kebiasaan dalam kehidupan
masyarakat Batak, terutama dalam pernikahan adat:
1. Martumpol
Martumpol adalah tradisi pertunangan dalam masyarakat Batak. Pada saat pertunangan, pihak
keluarga laki-laki akan datang ke rumah calon mempelai perempuan untuk melamar. Jika
keluarga perempuan menerima lamaran tersebut, maka akan dilakukan prosesi adat.
2. Mangongkal Holi
Mangongkal Holi adalah ritual membersihkan tanah lapang atau tempat yang akan dijadikan
lokasi pernikahan. Kegiatan ini dilakukan sebagai tanda keseriusan dan kesiapan pihak keluarga
untuk melangsungkan pernikahan. Mangongkal Holi dilakukan sebelum pelaksanaan pernikahan
adat.
3. Marhusip
Marhusip adalah prosesi penyambutan mempelai laki-laki oleh keluarga mempelai perempuan di
rumah keluarga mempelai perempuan. Pada prosesi ini, keluarga mempelai laki-laki akan
membawa seserahan berupa uang, beras, dan barang-barang kebutuhan lainnya.
4. Siraman
Siraman adalah ritual mandi bersama keluarga sehari sebelum pernikahan. Pada saat ritual
siraman, keluarga mempelai akan menuangkan air di atas kepala mempelai untuk membersihkan
badan dan rohani.
5. Pangulu
Pangulu adalah pemimpin adat yang memimpin prosesi pernikahan adat. Pangulu memiliki peran
penting dalam memimpin acara dan menjalankan adat istiadat sesuai dengan aturan adat Batak.

8
6. Upacara Pernikahan
Upacara pernikahan adat Batak terdiri dari beberapa tahap, yaitu adat pangururan, adat
simalungun, adat mangalap, adat ngambek, adat pamolaan, dan adat merarik. Setiap tahap
memiliki makna dan simbol tersendiri yang harus diikuti oleh kedua mempelai dan keluarga.

2.7 Makna Kain Ulos bagi Suku Batak


Kain ulos adalah kain tradisional Batak yang memiliki nilai penting dalam kebudayaan Batak.
Kain ini digunakan dalam berbagai upacara adat dan ritual seperti pernikahan, upacara adat
kematian, dan perayaan tahun baru Batak.

Ada beberapa alasan mengapa kain ulos sangat penting dalam kebudayaan Batak. Pertama, kain
ulos dianggap sebagai simbol kehormatan, keberanian, dan status sosial dalam masyarakat Batak.
Kedua, kain ulos digunakan sebagai hadiah dalam berbagai upacara adat, seperti pernikahan dan
kelahiran anak. Ketiga, kain ulos dianggap sebagai simbol kebersamaan dan persatuan dalam
masyarakat Batak.

Untuk mengapresiasi kain ulos, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, antara lain:
1. Memakai kain ulos dalam acara-acara resmi atau upacara adat Batak.
2. Menggunakan kain ulos sebagai hiasan atau aksesori, seperti selendang, tas, atau dompet.
3. Memasang kain ulos sebagai dekorasi rumah atau kantor, seperti dipajang di dinding atau
diletakkan di atas meja.
4. Membeli kain ulos dari produsen lokal atau desa wisata di daerah Batak untuk
mendukung perekonomian lokal dan melestarikan tradisi Batak.

2.8 Sastrawan Terkenal dari Suku Batak


Beberapa penulis terkenal dari suku Batak dan karya sastra yang terkenal dari mereka antara lain:
1. Sitor Situmorang - "Dalam Mihrab Cinta", "Dua Dunia", "Jejak Langkah"
2. Marah Roesli - "Srintil", "Pramoedya Ananta Toer: Antara Tuhan dan Marxisme"
3. Anceaux, J.C. - "Toba Batak Texts", "Aspects of Batak Linguistics"

2.9 Keadaan Rumah Adat Batak dan Keunikannya


Rumah adat Batak atau yang biasa disebut Rumah Bolon merupakan salah satu warisan budaya
Indonesia yang berasal dari suku Batak di Sumatera Utara. Rumah adat Batak biasanya dibangun
dengan konstruksi kayu dan berbentuk limas atau persegi panjang dengan atap berbentuk
melengkung. Rumah adat Batak terdiri dari beberapa ruangan yang diatur berdasarkan hirarki
sosial budaya masyarakat Batak. Bagian depan rumah merupakan ruangan yang dipakai untuk
menerima tamu, sedangkan ruangan yang terletak di tengah biasanya digunakan untuk makan
dan tempat tidur.

9
Keunikan dari rumah adat Batak adalah adanya pahatan-pahatan ukiran yang berada di atap,
dinding, dan bagian depan rumah. Motif-motif ukiran ini biasanya menggambarkan cerita rakyat
atau kisah-kisah mitos suku Batak. Selain itu, rumah adat Batak juga memiliki ornamen dan
hiasan yang terbuat dari kayu, seperti jendela, pintu, dan tiang-tiang rumah.

Selain itu, rumah adat Batak juga dilengkapi dengan berbagai perlengkapan seperti tangga,
balkon, dan teras yang memungkinkan penghuni rumah untuk berinteraksi dengan lingkungan
sekitar. Di dalam rumah adat Batak juga terdapat dapur dan tempat pemujaan yang digunakan
untuk beribadah oleh penghuni rumah.

2.10 Cara melestarikan Budaya Batak di Era Globalisasi


Banyak hal yang dapat ditimbulkan dari adanya era globalisasi, salah satunya perubahan dalam
gaya hidup. Hal tersebut menyebabkan banyak dari masyarakat yang lebih memilih untuk
mengikuti kebudayaan baru yang dinilai lebih modern. Maka dari itu, penting bagi kita semua
untuk tetap melestarikan budaya yang kita miliki dengan beberapa upaya, yaitu:

1. Mempelajari Budaya Batak


Dengan mempelajari dan memahami Budaya Batak dapat menjadi langkah awal yang
sangat baik dalam upaya kita melestarikan budaya tersebut. Banyak sumber dan referensi
yang dapat kita gunakan untuk mempelajarinya, seperti melalui buku, majalah, website,
media sosial, hingga langsung berkunjung ke daerahnya dan menggali informasi langsung
dari masyarakat lokal.
2. Memperkenalkan budaya Batak ke kancah Internasional
Banyak hal yang dapat kita lakukan untuk memperkenalkan Budaya Batak hingga ke luar
negeri, salah satunya melalui media sosial. Kita dapat mengunggah foto/video dengan
deskripsi terkait yang menarik perhatian agar banyak orang yang penasaran dengan foto
yang kita unggah.
3. Mengekspor barang kesenian
Kita dapat mencoba untuk memasarkan/mempromosikan kebudayaan lokal seperti
produk kesenian. Karena dengan menjual produk lokal dapat menjadi salah satu upaya
untuk melestarikan budaya yang kita miliki.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Setelah mengetahui dan mempelajari berbagai budaya suku Batak, maka dapat
disimpulkan bahwa suku Batak memiliki warisan budaya yang kaya dan unik. Mereka
memiliki tradisi dan adat istiadat yang kuat, termasuk dalam hal upacara adat maupun
kepercayaan spiritual. Suku Batak juga dikenal sebagai masyarakat yang gigih, disiplin,
dan mempunyai semangat kerja yang tinggi.

Kebudayaan suku Batak telah ada 2000 tahun SM. Dalam bidang seni dan budaya, suku
Batak memiliki kekayaan ragam seni yang luar biasa, termasuk dalam bidang tari,
musik, dan seni rupa. Tari-tari Batak, seperti Tortor, Gondang, dan Siboru-pas-pas,
memiliki gerakan yang indah dan makna simbolik yang dalam. Musik tradisional Batak,
seperti gondang sabangunan dan taganing, juga memiliki ciri khas yang sangat
khas.Rumah adat suku Batak pun sangat unik karena sangat syarat akan makna.

Di bidang kuliner, suku Batak juga memiliki makanan yang kaya dan lezat, seperti
saksang, arsik, naniura, bika ambon, hingga babi panggang. Masakan-masakan ini
biasanya dihidangkan dalam acara-acara adat dan keluarga, dan dianggap sebagai
warisan budaya yang penting bagi suku Batak.

Dalam kesimpulannya, mempelajari budaya suku Batak memberikan kita pemahaman


yang lebih mendalam tentang kekayaan warisan budaya Indonesia, serta memperkaya
wawasan kita tentang keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia. Oleh karena itu,
sangat penting untuk terus melestarikan dan menghargai warisan budaya suku Batak,
serta masyarakat adat Indonesia lainnya, sebagai bagian dari identitas nasional kita.

11
DAFTAR PUSTAKA

"10 Makanan Khas Sumatera Utara yang Wajib Dicoba", IDN Times, diakses pada 8
Maret 2023, dari
https://www.idntimes.com/food/dining-guide/novia-putri-2/makanan-khas-sumatera-utara-terena
k
Batak Museum. (2022). Seni Ukir Kayu Batak.
https://museumbatak.com/seni-ukir-kayu-batak/
Ethnologue: https://www.ethnologue.com/language/btk
Fauzi, A. (2019). Sejarah Seni Ukir Kayu Batak. Blog Pribadi.
https://auliafauzi.blogspot.com/2019/11/sejarah-seni-ukir-kayu-batak.html
Jusuf, N. A. (2021). Potret Seni Ukir Kayu Batak dalam Perspektif Sejarah, Filsafat, dan
Nilai-nilai Estetis. Jurnal Kajian Seni, 9(2), 141-152. https://doi.org/10.32722/jks.v9i2.5559
Prasetya, B. (2021). Rumah Adat Batak dan Keunikan di Baliknya.
https://www.nativeindonesia.com/rumah-adat-batak/.
Simanjuntak, P. T. (2017). Sejarah Kebudayaan Batak. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Simanjuntak, P. T. (2019). Sejarah Suku Bangsa di Indonesia. Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada.
Sihombing, P. (2018). Ragam Tarian Tradisional Batak. Medan: Pustaka Bangso Batak.
Sipayung, R. (2020). Tinjauan Sastra Kritik Sosial dalam Novel-Dalam Mihrab Cinta
Karya Sitor Situmorang. Salam: Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i, 7(5), 501-518.
Sitompul, E. A. (2018). Analisis Strukturalisme Genetik pada Novel Dua Dunia Karya
Sitor Situmorang. Jurnal Fakultas Sastra Universitas Kristen Indonesia, 6(1), 1-11.
Rambe, E. (2018). Peran Rumah Adat Batak dalam Kearifan Budaya Lokal.
https://www.academia.edu/37230149/PERAN_RUMAH_ADAT_BATAK_DALAM_KEARIFA
N_BUDAYA_LOKAL
Rambe, A. Y., & Tampubolon, E. (2021). Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Novel
Jejak Langkah Karya Sitor Situmorang. Sosio Didaktika: Social Science Education Journal, 8(1),
61-70.
Tampubolon, T. H. (2016). Gondang Sabangunan: Musik Tradisional Batak. Jakarta:
Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

12

Anda mungkin juga menyukai