Anda di halaman 1dari 8

KELAS 09.

245
BALAI BESAR GURU PENGGERAK
JAWA TENGAH

FASILITATOR : IBU RIFA HASYMI MAHMUDAH


PENGAJAR PRAKTIK : BAPAK FAJAR SURYANTO

JURNAL
KONEKSI ANTAR MATERI
Modul 3.1
Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai
Kebajikan sebagai Pemimpin

Oleh :
Thoyib, S.Pd
CGP Angkatan 9
Kabupaten Sragen
PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN
SEORANG PEMIMPIN

Saya adalah seorang guru di instansi SD Negeri Gilirejo 2, Kec. Miri, Kab.
Sragen, Provinsi Jawa Tengah. Saat ini saya sedang menjalani diklat calon guru
penggerak angkatan 9 kabupaten Sragen tahun 2023-2024. Saat ini saya ingin
berbagi proses pembelajaran selama mengikuti diklag calon guru penggerak
terutama dalam kaitan materi modul 3.1 tentang pengambilan keputusan berdasar
nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin.

Saat kita sedang membaca sebuah buku tentang pendidikan, kadang kita
menemukan kalimat seperti ini:

“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang
berharga/utama adalah yang terbaik”
(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).
Bob Talbert
Dari kutipan kalimat tersebut, apabila saya kaitkan dengan serangkaian
proses pembelajaran dalam diklat guru penggerak saya artikan bahwa setiap anak
itu memiliki perkembangan dan kemampuan yang berbeda-beda. Sebagai seorang
guru tentunya kita menginginkan anak didik kita terampil dalam bermacam-macam
hal, namun belum tentu bagi mereka apa yang kita anggap baik itu menjadi hal
yang terbaik bagi diri mereka. Sebagai seorang pendidik, tentunya akan
mengajarkan pada mereka apa yang mereka butuhkan dan sangat berharga bagi diri
mereka, sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman dimana anak didik kita
berada. Mengajarkan sebuah ketrampilan pada anak didik bukan hanya sebatas
pada sebuah materi saja, namun hingga dapat diresapi dalam pikiran anak hingga
menjadi sebuah karakter. Seorang guru juga menjadi seorang pemimpin dalam
sebuah pembelajaran.

Setiap keputusan yang diambil oleh seorang guru haruslah sesuai dengan
nilai-nilai kebajikan universal, berpihak pada murid dan bertanggungjawab.
Keputusan yang diambil oleh seorang guru akan berdampak terhadap lingkungan
kita. Keputusan yang baik tentu akan memberi dampak baik bagi lingkungan,
begitu juga sebaliknya.

Georg Wilhelm Friedrich Hegel mengatakan :

Education is the art of making man ethical.


atau Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi
berperilaku etis.

Seorang pendidik, dengan ketrampilan yang mereka miliki masing-masing akan


menuntun segala tingkah laku anak didik mereka sesuai norma-norma yang
berlaku untuk mewujudkan karakter anak didik yang baik. Karakter generasi masa
yang akan dating merupakan hasil atau cerminan dari karya guru yang saat ini
sedang berlangsung.

Setelah melalui tahap pembelajaran modul 1 hingga 3.1, berikut merupakan


rangkuman kesimpulan pembelajaran yang merupakan hasil tahap pembelajaran
alur Koneksi Antarmateri dalam diklat calon guru penggerak.

Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan


dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Dunia pendidikan tidak akan asing lagi dengan Pratap Triloka dalam filosofi
Ki Hadjar Dewantara. Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut
Wuri Handayani. Ing Ngarsa Sung Tuladha; Seorang guru, ketika berada di depan,
ia akan menjadi teladan bagi anak didiknya. Guru sebagai seorang pemimpin akan
menjadi contoh. Ing Madya Mangun Karsa; seorang guru (pemimpin
pembelajaran) ketika berada di tengah akan menyalurkan semangat, dorongan,
bimbingan pada anak didiknya untuk mencapai kesuksesan. Tut Wuri Handayani;
seorang pemimpin pembelajaran ada kalanya berada pada posisi belakang, dimana
seorang guru akan memberikan dorongan pada anak didiknya dalam mewujudkan
karakter peserta didik yang sesuai dengan profil pelajar Pancasila. Dimanapun
posisinya seorang guru berada (depan, tengah, atau belakang) tentu saja
membutuhkan sebuah keputusan yang bertanggungjawab, sesuai nilai kebajikan
dan tentunya berpihak pada murid. Pendidik adalah teladan bagi murid untuk
mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.
Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada
prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri seorang guru dalam mengambil sebuah
keputusan akan mempengaruhi suatu keputusan. Keputusan yang diambil oleh
seorang pemimpin pembelajaran (guru) diputuskan dengan berbagai pertimbangan.
Pertimbangan-petimbangan yang digunakan oleh seorang pemimpin
diantaranya berdasar pada nilai-nilai kebajikan yang ada dalam diri pemimpin.
Setiap guru memiliki visi dalam diri mereka dalam mewujudkan gambaran anak
didik mereka di masa datang. Proses pengambilan keputusan yang dilakukan guru
tentunya berdasar pada nilai kebajikan universal antara lain kejujuran, integritas,
kebijaksanaan, disiplin. Nilai-nilai kebajikan yang tertanam dalam diri seorang
pendidik anak menentukan kualitas keputusan yang dihasilkan. Selain sesuai
dengan nilai-nilai kebajikan juga komptenensi sosial emosional antara lain
kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial dan ketrampilan berhubungan
sosial.

Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan


‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam
perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan
keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah
efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan
keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang
telah dibahas pada sebelumnya.

Pendekatan berbasis coaching merupakan pendekatan yang lebih baik


terutama dalam penyelesaian sebuah kasus hingga menghasilkan sebuah
keputusan. Alur TIRTA yang dilakukan oleh coach ketika melakukan coaching
digunakan dalam menghasilkan sebuah keputusan. Pengujian keputusan yang telah
diambil dalam coaching dilakukan menggunakan 9 langkah pengambilan dan
pengujian keputusan.

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial


emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan
khususnya masalah dilema etika?
Kemampuan setiap orang dalam menyelesakan sebuah permasalahan berbeda
antara satu orang dan yang lainnya. Sosial Emosional yang ada dalam diri
seseorang akan mempengaruhi hasil/ keputusan yang dibuat. Oleh sebab itu,
pengujian keputusan itu penting.

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika
kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Seorang guru dalam menyelesaikan sebuah permasalahan memiliki cara
yang berbeda antara satu guru dengan guru yang lain. Penyelesaian itu bergantung
pada kesadaran diri guru tersebut dan kesadaran sosial guru tersebut. Penyelesaian
masalah dilema etika membutuhkan kejelian dan keputusan yang
bertanggungjawab yangmana keputusan itu berpihak pada murid serta sesuai nilai-
nilai kebajikan universal. Selain kesadaran sosial dan kesadaran diri yang ada
dalam diri guru tersebut yang berpengaruh dalam langkah uji intuisi, pembahasan
kasus dalam hal dilema etika atau bujukan moral dapat dilakukan melalui uji
legalitas.

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada


terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman ?

Tepat tidaknya sebuah keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin, akan
berdampak pada lingkungan. Sebuah keputusan yang tepat, akan menjadikan
lingkungan positif, kondusif, aman dan nyaman. Sebuah keputusan yang berkaitan
dengan perubahan positif di lingkungan sekolah dapat diwujudkan menggunakan
pendekatan Inkuiri Apresiatif dengan menggunakan langkah BAGJA. Dasar
pengambilan keputusan yang sesuai dengan nilai-nilai kebajikan juga akan
berpengaruh terhadap hasil sebuah keputsan yang tentunya akan berdampak pada
terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan


pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah
kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Dalam penyelesaian kasus dilema etika tidak ada benar dan salah, karena
dalam kasus dilema etika semua berlaku benar secara moral. Namun, tentu saja
tantangan itu pasti ada. Salah satu tantangan yang saya hadapi dalam penyelesaian
kasus dilema etika adalah selama ini, ketika saya mengambil sebuah keputusan,
terkadang saya masih belum menggunakan 9 langkah pengambilan dan pengujian
keputusan. Tantangan lain yang saya hadapi adalah pemilihan penggunaan prinsip
penyelesaian dilema etika.

Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan


pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana
kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang
berbeda-beda?

Merdeka dalam belajar adalah kemerdekaan yang diberikan pada anak untuk
mengembangkan segala potensi yang ada dalam diri mereka. Pengambilan
keputusan seorang guru dalam pembelajaran tentunya akan mempengaruhi
kemerdekaan anak dalam belajar. Potensi yang berbeda-beda pada murid-murid
kita juga perlu dicarikan sebuah solusi. Guru perlu membuat keputusan dalam
melakukan proses pembelajaran agar semua anak dapat mengembangkan bakat dan
kemampuan yang ada pada dirinya meskipun dengan cara yang berbeda-beda.
Dalam pembelajaran dapat menggunakan proses pembelajaran berdiferensiasi.

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat


mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Seorang pemimpin pembelajaran yang tepat dalam mengambil keputusan
proses pembelajaran akan mempengaruhi keberhasilan murid dalam
mengembangkan segala bakat yang ada dalam dirinya. Bakat yang mampu
dikembangkan dengan baik ini akan dibawa dalam masa depan mereka. Seorang
guru diibaratkan petani yang sedang menabur benih. Layaknya seorang petani,
guru bertanggungjawab dalam proses bersemainya benih-benih yang ia tabur.

Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul
materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Pengambilan keputusan merupakan sebuah ketrampilan yang perlu diasah


dan juga berdasar pada Pratap Triloka yang ditulis oleh Ki Hadjar Dewantara.

Pengambilan keputusan yang dilakukan guru, harus sesuai dengan budaya positif
yang ada di sekolah.
Komunitas yang ada membantu dalam proses seorang pemimpin menghasilkan
sebuah keputusan.

Penyelesaian sebuah kasus tidak dapat maksimal apabila tidak ada kehadiran
penuh (mindfullnes) seorang pemimpin.

Coaching dapat digunakan untuk membantu membuat sebuah keputusan.

Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda


pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma
pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah
pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di
luar dugaan?
Dilema etika adalah sebuah kasus antara benar lawan benar. Tidak ada benar
atau salah pada jawaban kasus dilemma etika selama pengambilan keputusan
berdasar pada berpihak pada murid, berdasar nilai kebajikan universal dan
bertanggungjawab. Sedangkan bujukan moral adalah permasalahan benar lawan
salah, ada unsur pelanggaran hokum di dalamnya. 4 paradigma pengambilan
keputusan yaitu individu lawan kelompok, rasa keadilan lawan rasa kasihan,
kebenaran lawan kesetiaan dan jangka pendek lawan jangka panjang. 3 prinsip
pengambilan keputusan antara lain berfikir berbasis hasil akhi, berbasis peraturan
dan berbasis rasa peduli. Pengambilan keputusan dapat dilakukan melalui 9
langkah yaitu

1. Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan


2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini
3. Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dalam situasi ini
4. Pengujian benar atau salah (uji legal, uji regulias, uji instuisi, uji publikasi,
uji panutan/idola)
5. Pengujian paradigma benar atau salah
6. Prinsip pengambilan keputusan
7. Investigasi trilema
8. Buat keputusan
9. Meninjau kembali keputusan dan refleksikan
Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan
keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah,
apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
Sebelum mempelajari modul ini, ketika dihadapkan oleh sebuah kasus
dilemma etika, yang saya lakukan mengambil keputusan dengan
mempertimbangkan resiko dari keputusan saya, serta mempertimbangkan
keputusan yang menguntungkan bagi peserta didik.

Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang
terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah
mengikuti pembelajaran modul ini?

Setelah mempelajari modul ini, saya semakin memahami bahwa sebuah


kasus dilema etika itu tidak ada benar salah pada keputusan yang diambil. Namun,
ketika membuat sebuah keputusan dari sebuah kasus dilema etika harus berdasar
pada nilai-nilai kebajikan universal mengingat sekolah adalah institusi moral,
berpihak pada murid dan bertanggungjawab.

Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang
individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Bagi saya, mempelajari modul 3.1 sangat penting karena sebagai seorang
individu tentu kita akan dihadapkan pada sebuah permasalahan yang terkait dilema
etika. Sebagai seorang pemimpin, mempelajari modul ini juga sangat membantu
ketika pengambilan keputusan yang baik versi setiap kasus yang berbeda-beda,
agar lingkungan yang diciptakan tetap nyaman, positif dan kondusif.

Anda mungkin juga menyukai