Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Home care mulai berkembang sejak tahun 1700 dengan pelayanan kunjungan
rumah pada keluarga yang kurang mampu. Boston Dispensary, merupakan lembaga yang
pertama kali memberikan pelayanan dengan konsep home di Amerika Serikat pada tahun
1796. Home care berkembang dari konsep Nursing Home Visit yang dikenal dengan
istilah dengan District Nurse yang kepada Florence Nightingale yang ditujukan kepada
para pasien yang dirawat di rumah ( Beras, 2006).

Pada tahun 1877 Women's Branch yang ada di New York yang memulai
memperkerjaan lulusan perawat untuk merawat orang sakit di rumah. Sedangkan di
Boston sejak tahun 1886 telah berdiri kumpuan kelompok relawan yang selanjutnya
menjadi cikal bakal dari terbentuknya Visiting Nurse Associations[VNAS).

Sejak 1893, Lillian Wald dan Mary Brewster mengembangkan perawatan rumah
yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan kesehatan di wilayah New York City. Sampai
tahun 1909, di New York sudah ada hampir 565 lembaga pelayanan home care yang
menyerap hampir 1416 perawat home care. Sejak berakhirnya perang dunia II, home
care berkembang dengan sangat pesat sebagai bentuk refleksi kebutuhan masyarakat
(Rice, 2006).

Di Indonesia, Home Care telah diperkenalkan sejak tahun 1974 oleh Ibu Jenderal
A.H. Nasution yang ketika itu lebih berfokus pada pemberian makanan kepada lanjut
usia. Pendampingan dan Perawatan Sosial Lanjut Usia di Rumah atau yang dikenal
dengan Program Home Care kini telah berkembang pesat di tengah-tengah masyarakat
Indonesia dalam beberapa tahun terakhir (Direktorat Pelayanan Sosial Lanjut Usia,
2014).

Lahirnya Permenkes 148 tahun 2010 tentang registrasi dan praktik telah
memberikan petunjuk yang jelas tentang praktik perawat di rumah yang bisa dilakukan
oleh perawat. Permekes No 28 tahun 2011 secara ekplisit menyebutkan bahwa home
care menjadi bagian pelayanan terintegrasi dari klinik. Dengan demikian, dari
sejarahnya, perawatan rumah merupakan bagian yang sangat penting dalam
pengembangan pelayanan yang bermutu dan menjadi salah satu pilihan dalam kesehatan.
Dalam permenkes RI no. 75 tahun 2014 tentang pusat kesehatan masyarakat mengatakan
bahwa salah satu upaya kesehatan perorangan tingkat pertama yang dilaksanakan dalam
bentuk pelayanan home care. Di Provinsi Kalimantan Timur, home care nursing didirikan
sejak tahun 2006 dengan nama Home Care Nursing Cahaya Husada Kalimantan Timur di
bawah kepemimpinan Ns. Andi Parellangi, S.Kep., M.Kep., M.H., berdasarkan izin
praktik keperawatan kelompok dari Dinas Kesehatan Kota Samarinda Nomor: 441.6/01-
KEP/DKK/IX/2006.
Home Care merupakan layanan kesehatan yang dilakukan oleh profesional di
tempat tinggal pasien (di rumah) dengan tujuan membantu memenuhi kebutuhan pasien
dalam mengatasi masalah kesehatan yang dilaksanakan oleh tim kesehatan profesional
dengan melibatkan anggota keluarga sebagai pendukung dalam proses perawatan dan
penyembuhan sehingga pasien dapat mandiri dalam mengatasi masalah kesehatannya.

B. TUJUAN HOME CARE


Tujuan dari Home Care adalah untuk meningkatkan, mempertahankan, atau
memaksimalkan tingkat kemandirian, serta berbagai dampak dari penyakit untuk
mencapai kemampuan individu secara optimal dalam jangka waktu yang lama secara
komprehensif dan meningkatkan (Triwibowo, 2012). Menurut Direktorat Bina
Pelayanan Keperawatan Depertemen Kesehatan RI (2007) menyatakan bahwa tujuan
umum dari pelayanan kesehatan di rumah adalah untuk meningkatkan kualitas hidup
pasien dan keluarga. Secara khusus pelayanan perawatan rumah bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan dasar bagi pasien secara bio psiko-sosio-spritual, meningkatkan
kemandirian pasien dan keluarga dalam pemeliharaan dan perawatan anggota keluarga
yang memiliki masalah kesehatan, dan memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di
rumah sesuai kebutuhan pasien. Selanjutnya, menurut Parellangi (2015b), tujuan dari
pelayanan home care (keperawatan) adalah:

1. Umum
Peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara komprehensif dan
berkesinambungan
2. Khusus
a. Meningkatkan, mempertahankan, dan memulihkan kesehatan
b. Mengoptimalkan tingkat kemandiian klien dan keluarganya
c. Meminimalkan akibat yang ditimbulkan dari masalah kesehatan yang dialami
klien
d. Meningkatkan peluang kerja bagi tenaga kesehatan, khususnya perawat untuk
memberikan perawatan kesehatan di rumah terhadap individu dalam konteks
keluarga secara mandiri dalam upaya meningkatkan derajar kesehatan
masyarakat.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Mekanisme Pelayanan Home Care Nursing


Pelayanan home care bisa dididapatkan klien bukan hanya melalui rujukan namun klien
juga dapat langsung menghubungi praktik keperawatan mandiri untuk mendapatkan
layanan home care.
Mekanisme layanan home care yang harus dilaksanakan adalah:
1. Pasien dengan pasca rawat inap harus melakukan pemeriksaan oleh dokter untuk
mengetahui apakah pasien layak untuk dirawat di rumah atau tidak.
2. Apabila dokter mengaatkan klien layak dirawat dirumah, koordinator kasus akan
melakukan pengkajian kesehatan dirumah, setelah melakukan pengkajian klien
dan keluarga beserta koordinator akan menetukan masalah kesehatan dan
menyusun perencanaan, membuat keputusan, membuat kesepatakatan, jenis
perawatan, jenis pelayanan, dan menetukan sistem pembayaran serta menetukan
lama pelayanan.
3. Klien akan menerima pelayanan dari perawat pelaksana dirumah klien,pelayanan
dikoordinasikan dan dikendalikan oleh koordinator kasus. Seluruh pelayanan
kesehatan yang dilakukan oleh perawat pelaksana harus diketahui oleh
koordinator kasus.
4. Secara berkala koordinator akan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
pelayanan yang akan diberikan.

Menurut Parellangi mekanisme layanan home care di bagi menjadi 7 yaitu:

1. Klien yang dirujuk dari sarana kesehatan atau inisiatif pasien itu sendiri
2. Dilakukan pemeriksaan oleh dokter untuk menentukan apakah pasien layak untuk
dirawat dirumah (khusus untuk pasien)
3. Koordinator kasus melakukan pengkajian, merencanakan dan menyepakati
layanan kesehatan yanag akan diterima oleh pasien termasuk kesediaan pasien
dirawat dirumah, persetujuan terkait tindakan perawatan dan adminitrasi
pembiayaan pelayanan.
4. Pasien menerima pelayanan dari perawat pelaksana yang terlah dikoordinasikan
oleh koordintor kasus. Segala tindakan yang dilakukan perawat pelaksanan
diketahui oleh koordinator kasus
5. Secara berkala koordintor kasus akan melakukan monitoring dan evaluasi terkait
dengan tintdakan yang telah dilakukan
B. Tahapan Mekanisme Pelayanan Home Care Nursing
Mekanisme pelayanan home care terbagi menjadi 2 tahap, sebagai berikut:
1. Proses penerimaan kasus
a. Layanan home care menerima pasien dari rujukan puskesmas, rumah sakit, atau
keluarga yang meminta untuk diberikan layanan home care.
b. Pimpinan home care menunjuk manager kasus untuk mengelola kasus.
c. Manager kasus akan membuat surat perjanjian dan proses pengelolaan kasus.
2. Proses pelayanan home care
a. Persiapan
1) Mendapatkan identitas pasien
2) Membawa denah atau petunjuk rumah klien
3) Melengkapi kartu identitas unit tempat kerja
4) Memastikan perlengkapan pasien untuk dirumah
5) Menyiapkan file asuhan keperawatan yang akan diberikan
6) Mempersiapkan media untuk pendidikan kesehatan.
b. Pelaksanaan
1) Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan
2) Melakukan observasi pada lingkungan yang berkaitan dengan keamanan
perawat
3) Melengkapi data hasil pengkajian pasien
4) Membuat rencana pelayanan yang akan diberikan untuk pasien
5) Melakukan peratwan langsung pada pasien
6) Mendiskusikan kebutuhan rujukan, kolaborasi, atau konsultasi
7) Mendiskusikan rencana kunjungan lanjutan dan layanan yang akan
dilaksanakan selanjutnya
8) Melakukan dokumentasi setiap selesai kegiatan
c. Monitoring dan evaluasi
1) Ketepatan pengkajian dan kelengkapan pengkajian awal
2) Kesesuaian layanan dan ketepatan tindakan yang diberikan
3) Efektivitas dan efesiensi pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh perawat
pelaksana
d. Proses penghentian pelayanan home care dilakukan bila:
1) Tujuan telah tercapai
2) Kondisi pasien yang sudah membaik atau stabil
3) Program rehabilitasi telah dicapai dengan maksimal
4) Keluarga telah mampu secara mandiri melakukan perawatan pada pasien
5) Pasien dirujuk
6) Pasien dan keluarga menolak pelayanan lanjutan
7) Pasien meninggal
C. Mekanisme Penyelesaian Admministrasi
1. Bagian administrasi home care akan melakukan rekapitulasi terkait dengan jasa
pelayanan yang telah dilakukan, pemakaian peralatan kesehatan, obat-obatan dan
pemeriksaan penunjang yang dilakukan selama perawatan.
2. Bagaian administrasi home care akan menangih pembayaran jasa pelayanan
homecare kepada yang bertanggung jawab pada pasien sesuai dengan kesepakatan
diawal.
3. Jasa pelayanan home care:
a. Jasa pelayanan
1) Visit dokter spesialis, umum
2) Visist gizi, fisioterapi
3) Visit keperawatan
4) Piket keperawatan/shift
5) Konsultasi dokter
6) Home visite/shift
7) Administrasi
8) dokumentasi
b. Jasa tindakan keperawatan
1) Perawatan luka seperti luka besar, sedang, luka kecil, heating otot, heating
kulit, pemasangan bidai (tangan dan kaki).
2) Pemenuhan kebutuhan nutrisi meliputi pemasangan NGT, memberi makan
melalui NGT dan cuci lambung.
3) Pemenuhan kebutuhan eliminasi meliputi BAB (enema container, huknah
rendah/tinggi dan evakuasi feses), BAK (dowe kateter dan kondom ketater)
4) Pemenuhan kebutuhan oksigen (sectioning, nebulizer, chhest fisioterapi dan
postural drainase).
5) Pemenuhan kebutuhan nutrisi (pemasangan infus dan transfusi).
6) Tindakan kolaboratif
7) Injeksi (IV,IM,SC dan IC).
8) Tindakan darurat.
9) Pengambilan darah.
10) EKG
11) ROM (skala besar dan kecil).
12) Personal Hygiene

Anda mungkin juga menyukai