Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Ilmiah d’Computare Volume 9 Edisi Juli 2019

EVALUASI KEHANDALAN SISTEM GROUNDING PADA INSTALASI


LISTRIK RUMAH TINGGAL DI KABUPATEN BANTAENG

Hermansyah
Akademi Komunitas Industri Manufaktur Bantaeng
Email: anchaogi.hp@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat tingkat kelayakan sistem grounding instalasi listrik yang
ada pada daerah perumahan yang berlokasi di pesisir pantai Kabupaten Bantaeng. Metode yang
digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen dengan mengukur langsung beberapa
titik grounding instalasi listrik yang ada di pesisir pantai Kabupaten Bantaeng. Hasil penelitian
ini menujukkan bahwa rata-rata resistansi grounding yang terpasang pada perumahan
masyarakat yang berada di sekitar pantai memiliki nilai resistansi pembumian yang tidak
standar yakni tidak sesuai dengan standarisasi pembumian yang diatur dalam PUIL 2000. Hal
tersebut terlihat dari hasil pengukuran yang diperoleh. Dari tujuh lokasi yang diteliti enam
diataranya memiliki resistansi pentanahan yang melebihi nilai ambang batas yang diijinkan
yaitu 5 Ohm.
Kata kunci: Resistansi, Grounding, Eksperimen, Elektroda
I. PENDAHULUAN instalasi listrik, maka semakin handal
Dalam sistem kelistrikan, Sistem kemampuan instalasi listrik tersebut.
pentanahan (grounding) merupakan sebuah Namun pada kenyataanya, sering sekali
sistem yang sangat penting. Sistem grounding kita jumpai sebuah gedung/perumahan yang
berfungsi untuk meniadakan beda potensial sudah dilengkapi dengan sistem grounding
arus yang timbul akibat adanya lonjakan arus tetapi grounding tersebut belum bisa
yang besar. Lonjakan arus listrik yang besar menetralisir lonjakan arus listrik yang terjadi.
biasanya disebabkan karena terjadinya source Bahkan sering dijumpai perumahan
circuit pada instalasi listrik atau disebabkan masyarakat yang samasekali tidak dilengkapi
oleh sambaran petir. Beda potensial arus yang dengan sistem grounding pada instalasi
ditimbulkan tentu sangat berbahaya bagi listriknya. Hal tersebut tentu sangat
manusia dan peralatan-peralatan elektronik berbahaya bagi manusia karena bisa
yang berada pada suatu gedung/perumahan. menimbulkan kematian. Disamping itu, tidak
Oleh karena itu sistem grounding berfungsi adanya atau jeleknya suatu sistem grounding
untuk menetralisir perbedaan potensial arus yang terhubung pada suatu instalasi dapat
yang sangat tinggi yang disebabkan oleh arus menyebabkan livetime dari barang-barang
source circuit dan sambaran petir serta elektronik dapat berkurang dan bisa
kebocoran arus pada perangkat elektronik. menimbulkan kerusakan pada barang
Pemasangan sistem grounding dilakukan elektronik.
dengan menancapkan elektroda kedalam Kualitas sistem grounding dilihat dari
tanah. Elektroda tersebut berfugsi resistansi yang terukur. Nilai resistansi yang
menyalurkan arus listrik yang berlebih ke bagus adalah 0 s/d 5 ohm. Dengan kata lain
dalam tanah. Elektroda terbagi menjadi tiga apabila hasil ukur menunjukkan >5 Ohm
yaitu Elektroda Batang, Elektroda Plat, dan maka resistansi pentanahan tersebut tidak
Elektroda Pita. Sistem grounding bertujuan sesuai dengan standarisasi instalasi listrik
untuk mendapatkan impedansi yang sangat yang berlaku. Nilai 5 ohm merupakan batas
kecil sehingga arus listrik yang bocor dapat tertinggi resistansi pembumian yang masih
segera dinetralkan ke dalam tanah. bisa ditoleransi. Hal tersebut diatur dalam
Dalam sistem grounding, kondisi tanah Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL)
merupakan salah satu faktor yang sangat 2000. Pada penelitian ini akan diadakan studi
mempengaruhi nilai resistansi. Semakin kelayakan sistem grounding pada instalasi
rendah nilai resistansi grounding pada suatu

35
Jurnal Ilmiah d’Computare Volume 9 Edisi Juli 2019

listrik perumahan masyarakat yang berada di tanah sangat besar sehingga perlu pemasagan
pesisir pantai Kabupaten Bantaeng. elektroda dan modifikasi komposisi tanah
Berdasarkan data/informasi yang untuk mendapatkan resistansi penmbumian
didapatkan sebelumnya, diketahui bahwa yang sangat kecil.
Instalasi listrik yang terpasang pada Pentanahan merupakan suatu alat proteksi
perumahan masyarakat di sekitar pesisir untuk mengamankan dan memperkecil resiko
pantai kabupaten bantaeng kebanyakan sudah pengguna tenaga listrik pada bahaya tegangan
berumur cukup tua. sentuh. Tegangan sentuh adalah tegangan
Dari usia tersebut maka perlu dilakukan yang dapat tersentuh, yang timbul selama
penelitian secara berkala untuk melihat gangguan isolasi antara dua bagian secara
bahwa apakah sistem grounding yang bersamaan. Apabila dalam suatu sistem
terhubung dengan instalasi listrik rumah rangkaian sudah terpasang pentanahan dan
masyarakat masih layak atau tidak. Dan terjadi kerusakan isolasi, maka bahaya
apakah sesuai dengan PUIL 2000 atau tidak. tegangan sentuh bagi pengguna tenaga listrik
bisa dihindari, karena sistem pentanahan
II. LANDASAN TEORI
mengalirkan arus menuju tanah melalui
Sistem grounding merupakan suatu
elektroda bumi. Tabel 1 menampilkan
sistem kelistrikan yang berfungsi untuk
resistansi/tahanan jenis tanah.
menyalurkan arus listrik ke tanah. Penyaluran
Tabel 1. Hambatan Jenis Tanah
arus listrik ke tanah berfungsi untuk
menetralisisr arus bocor yang diakibatkan
oleh sambaran petir dll. Di dalam PUIL 2000
disebutkan bahwa ada dua resiko yang paling
berbahaya pada instalasi listrik yaitu (a). Arus
Kejut Listrik, dan (b) Suhu tinggi yang
berpotensi untuk menimbulkan kebakaran.
Kedua resiko tersebut bisa dicegah apabila
instalasi listrik memiliki sistem grounding
yang baik dan memenihi standarisasi yang
berlaku.
Dalam pemasangan elektroda grounding,
ada beberapa faktor yang sangat berpengaruh
terhadap tinggi rendahnya resistansi yang
terukur. Faktor-faktor yang dimaksud adalah
Sumber: Mirwan Mukmin 2014
sebagai berikut:
a. Kualitas Komposisi Tanah. Persamaan untuk menentukan tahanan
Tahanan jenis tanah sangat beragam, jenis tanah adalah sebagai berikut [6] :
tergantung dari komposisi yang terdapat ସగ ஑ோ
ߩ= మಉ ಉ (1)
pada tanah tersebut seperti tempratur ଵା ି
ඥ ಉ మశర್మ ඥ ಉ మశ್మ
tanah, kelembaban tanah, kandungan air, Dimana:
dan zat garam yang ada dalam tanah. ρ : Tahanan Jenis Tanah (sam)
b. Bentuk dan Jumlah Elektroda Terpasang. R : Tahanan elektroda (Ω)
Nilai resistansi dapat di minimalkan jika α : Jarak antara elektroda (m)
sistem pembumian suatu gedung b : Kedalaman Elektroda (m)
mempunyai elektroda batang yang Nilai resistansi elektroda pembumian akan
disusun secara paralel. Semakin banyak mengalami peningkatan seiring bertambahnya
elektroda yang terpasang maka nilai usia pembumian tersebut. Hal tersebut
resistansinya akan semakin kecil. dakibatkan oleh menurunya kualitas elektroda
Arus listrik yang bocor akan lagsung akibat korosi atau karat yang timbul.
dialirkan ke dalam tanah untuk dinetralkan. Terjadinya korosi/karat pada elektroda akan
Arus tersebut akan mengalir melalu elektroda elektroda. Namun jika kombinasi elektroda
yang ditanam di dalam tanah pada kedalaman tersebut dihubung secara paralel makan akan
tertentu. Resistansi yang ditimbulkan oleh menghasilkan nilai resistansi yang lebih

36
Jurnal Ilmiah d’Computare Volume 9 Edisi Juli 2019

rendah. Total resistansinya dapat dihitung d. Menentukan jarak antara kedua elektroda
menggunakan persamaan berikut]: bantu yaitu pada jarak 5-10 meter.

ோభோమିோభమ e. Melakukan pengukuran terhadap
ܴ௚ = మ (2)
ோభାோమିோభమ tegangan terukur pada tanah. Apabila
Dimana: tegangan terukur pada tanah lebih besar
R1 : Resistansi elektroda mendatar dari 10 volt maka kemungkinan
R2 : Resistansi elektroda tegak terjadinya kesalahan dalam pengukuran
R12 :Resistansi gabungan antara nilai resistansi pentanahan akan besar.
mendatar dan tegak f. Melakukan pemeriksaan terhadap
Menurut PUIL 2000, Elektroda konektor elektroda utama dan elektroda
pentanahan adalah penghantar yang ditanam bantu dengan mengatur range switch ke
di dalam tanah dan membauat kontak 2000 Ω.
langsung dengan tanah. Pada umumnya g. Melakukan pengukuran resistansi
batang penghantar yang ditanam kedalam pentanahan.
tanah tidak memiliki silolasi atau biasa h. Mencatat nilai hasil pengukuran
disebut dengan batang elektroda pentanahan. i. Tahapan di atas diulangi untuk kondisi
Bahan yang sering digunakan sebagai tanah yang berbeda.
elektroda terbuat dari bahan tembaga. Alur penelitian ini juga dapat dilihat dari
Tembaga dipilih karena nilai hambatan gambar flowchart berikut :
jenisnya yang relative kecil jika dibandingkan
dengan bahan lain.
Resistansi pembumian dari elektroda
bumi tergantung pada jenis, keadaan tanah,
ukuran dan susunan elektroda yang akan
dipakai. Resistansi pembumian suatu
elektroda harus dapat diukur, untuk keperluan
tersebut penghantar yang menghubugkan
elektroda dengan instalasi listrik harus
dilengkapi dengan hubungan yang siap
dilepaskan untuk keperluan
pengujian/pengukuran nilai resistansi suatu
sistem pembumian. Dalam pemasangannya
terdapat beberapa faktor yang harus
diperhatikan, yaitu sebagai berikut:
a. Permukaan elektroda harus dihubungkan
baik dengan tanah sekitarnya. Gambar 1. Flowchart Alur Penelitian
b. Sambungan antara penghatar tanah dengan
elektroda harus kuat secara mekanis.
c. Batang elektroda harus dilindungi dengan
bahan anti korosi.
III. METODE PENELITIAN
Pada pelaksanaan penelitian ini terdapat
beberapa lagkah kerja yaitu sebagai berikut: \
a. Mempersiapkan alat dan bahan yang
akan digunakan dalam pengukuran
resistansi pentanahan Gambar 2. Rangkaian Pengukura Resistansi
b. Mengecek tegangan baterai dengan IV. HASIL PENELITIAN
menghidupkan Earth Tester Digital. Pengukuran resistansi grounding
c. Merangkai rangkaian pengujian untuk instalasi listrik pada perumahan sekitar pantai
mengetes nilai resistansi pada sistem kabupaten bantaeng dilakukan dengan
grounding yang terhubung dengan melakukan pengukuran langsung di lapangan.
instalasi listrik rumah tinggal. Pengukuran yang dilakukan bertujuan untuk
melihat kelayakan sistem grounding instalasi

37
Jurnal Ilmiah d’Computare Volume 9 Edisi Juli 2019

listrik bagi perumahan yang ada di sekitar Faktor ini sangat berpengauh terhadap
pesisir pantai akabupaten bantaeng. hasil ukur. Semakin kecil dimensi
Data hasil pengukuran disajikan pada table penampang elektroda yang ditanam maka
2 berikut: resistansinya akan semakin besar.
Juml Rata-Rata c. Suhu dan kelembaban tanah
Lokasi Jenis ah Hasil Suhu dan kelembaban tanah yang
No
Pengukuran Tanah Sam Pengukura
pel n berada di sekitar pesisir pantai kabupaten
Perumahan bantaeng sangat variatif, sehingga
Pasir 15
Penduduk 12.45 berpengaruh terhadap resistansi instalasi
1 Lemb rum
Desa Nipa- Ohm grounding yang terpasang pada
ab ah
Nipa perumahan masyarakat.
Perumahan
Penduduk
Tanah 15 d. Korosi/karatan pada batang elektroda.
2 Pertan rum 8.12 Ohm Faktor ini yang paling banyak ditemukan
Desa
ian ah
Pajukukang pada saat proses pengukuran berlangsung.
Perumahan Beberapa rumah yang diperiksa elektroda
Pasir 15
Penduduk grounding-nya ternyata sudah mengalami
3 Kerin rum 4.54 Ohm
Desa
g ah korosi/karatan. Hampir 95% instalasi
Papanloe
Perumahan 15 grounding yang terpasang pada rumah
Tanah 18.16 masyarakat mengalami karatan. Hal tersebut
4 Penduduk rum
Liat Ohm
Desa Rappoa ah tentu sangat berbahaya karena memiliki nilai
Perumahan Humu
15 resistansi yang besar, sehingga arus listrik
Penduduk s 9.44 tidak dapat dinetralisir secara sempurna.
5 rum
Desa Lemb Ohm
Lumpangan ab
ah Penyebab utama terjadinya korosi/karatan
Perumahan pada batang elektroda karena adanya proses
15 oksidasi yang terjadi.
Penduduk Tanah 14.86
6 rum
Desa Liat Ohm Hal tersebut dikarenakan lokasi
ah
Birongloe perumahan masyararakat berada disekitar
Perumahan Pasir 15 pesisir pantai, yang mengakibatkan tingkat
7 Penduduk Kerin rum 8.67 Ohm korosi yang tinggi karena dipengaruhi zat
Desa Baruga g ah garam dari laut.
Dari hasil pengukuran yang disajikan pada Gambar.3 berikut ini menampilkan rata-
tabel diatas, dapat diketahui bahwa rata-rata rata perbandingan hasil pengukuran sistem
resistansi grounding yang terpasang pada grounding instalasi listrik rumah tinggal di
perumahan masyarakat yang berada di sekitar tujuh desa yang berada di sekitar pantai
pantai memiliki nilai resistansi pembumian kabupaten bantaeng.
yang tidak standar yakni tidak sesuai dengan
Grafik Hasil Pengukuran Resistansi Grounding
standarisasi pembumian yang diatur dalam 1Instalasi Listrik Rumah Tinggal di Kabupaten Bantaeng
Nilai rata-rata
resistansi (Ω)

PUIL 2000. Hal tersebut terlihat dari hasil


0.5
pengukuran yang diperoleh. Nilai rata rata
hasil pengukuran berada jauh diatas nilai 0
ambang batas yang diijinkan yaitu =<5 ohm. 2 3 4 5 6 7 8

Tingginya hasil pengukuran yang Lokasi Pengukuran (Desa)


diperoleh disebabkan oleh beberapa faktor
yaitu:
a. Tahanan jenis tanah Gambar.3 Grafik Perbandingan Hasil
Setiap jenis tanah mempunyai nilai Pengukuran resistansi pentanahan
tahanan jenis resistansi yang berbeda- V. KESIMPULAN
beda. Tanah yang cenderung lembab atau Dari hasil pengukuran yang telah
basah mempunyai nilai resistansi yang dilakukan maka dihasilkan beberapa
kecil. kesimpulan yaitu sebagai berikut:
b. Ukuran elektroda pentanahan yang 1. Hasil pengukuran menujukkan bahwa dari
terpasang tujuh desa yag masing-masing diwakili

38
Jurnal Ilmiah d’Computare Volume 9 Edisi Juli 2019

dari 15 sampel menunjukkan bahwa enam 3. Penyebab selanjutnya yang mempengaruhi


diantaranya memiliki resistansi >5 Ohm, tingginya resistansi yang terukur
satu diantaranya memiliki resistansi <5 disebabkan oleh kondisi geografis yang
Ohm. berdekatan dengan laut sehingga
2. Penyebab tingginya resistansi yang menimbulkan korosi/karatan pada
terukur dipegaruhi oleh usia isntalasi elektroda pentanahan.
listrik yang rata-rata sudah mencapai 20 Komposisi tanah yang bervarias juga menjadi
tahun. faktor yang berpengaruh terhadap tinggi
rendahnya resistansi yang teruku.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Abidin Z, Ghufron A, 2016. Analisa Perbaikan Sistem Pentanahan Instalasi Listrik Tanah
Kapur dan Padas Menggunakan Metode SIGARANG (Sistem Grounding Arang dan
Garam). Universitas Islam Lamongan, Jurnal Teknik Elektro.
[2] Dwi Harianto Budi Santoso. 2016. Evaluasi Kelayakan Instalasi Listrik Rumah Tangga
dengan Pemakaian Lebih dari 15 Tahun Berdasarkan PUIL 2000 di Desa Cipaku
Kecamatan Cibogo Kabupaten Subang Jawa Barat. Unversitas Muhammadiyah Surakarta.
[3] Hasrul. 2010 Evaluasi Sistem Pembumian Instalasi Listrik Domestik di Kabupaten Barru.
Universitas Negeri Makassar, Media Elektrik.
[4] Hermansyah, Achmad, 2018. Study Kelayakan Sistem Grounding Pada Instalasi Listrik
Gedung Fakultas Teknik Komputer Universitas Cokroaminoto Palopo. D’Computare Vol.8
Edisi Juli. ISSN 2088-7388.
[5] Jamaluddin, Sumarno. 2017. Perancangan Sistem Pentanahan Tenaga Listrik Terintegrasi
Pada Bangunan. UMSIDA. JEEE-U.
[6] Krishna B, Haryono, Sugyantoro B. 2016. Perbaikan Sistem Pentanahan Pada Gedung
Listrik Politeknik Negeri Semarang. JTET.
[7] Panitia Revisi PUIL. 2000. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000. Jakarta, PLN.
[8] Rudi, Songgo, Anang. 2016. Analisis Sistem Pembumian Berbentuk Jaring (Grid) Pada
Gardu Induk 150 kV di Jalan Sunan Derajat Kecamatan Lamongan, Kabupaten
Lamongan, ratJawa Timur. UM-Surabaya.
[9] Mukmin, Kali, Mukhlis 2014. Perbandingan Nilai Tahanan Pentanahan pada Area
Reklamasi Pantai (Citraland). MEKTRIK Vol.1 No.1 ISSN 2356-4792.
[10] Zainuri 2016. Grounding Instalasi Listrik Pasca Umur 15 Tahun di Perumahan Taman
Bukit Klepu. Universitas Negeri Semarang.

39

Anda mungkin juga menyukai