Anda di halaman 1dari 6

DINAMIKA KUALITAS AIR HARIAN PADA KOLAM IKAN NILA DENGAN

SISTEM AKUAPONIK DUTCH BUCKET DAN DEEP FLOW TECHNIQUE

DAILY WATER QUALITY VARIATIONS IN DUTCH BUCKET AND DEEP


FLOW TECHNIQUE AQUAPONIC SYSTEM

Aulia Rahmawatia,*, Febriyani Eka Supriatina, Muhammad Dailamia


a
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Jl. Veteran, Malang, Indonesia

*Koresponden penulis : auliarahmawati27@gmail.com

Abstrak

Akuaponik memiliki konsep menyatukan akuakultur (budidaya ikan) dengan hidroponik (budidaya tanaman
dengan media selain tanah). Sistem akuaponik dapat memperbaiki kualitas air kolam, sehingga dapat
meningkatkan kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan yang pada akhirnya dapat meningkatkan
produktivitas budidaya ikan. Penelitian ini bertujuan membandingan dua metode akuaponik dalam
meningkatkan kualitas air kolam ikan nila secara daily basis. Dua metode tersebut adalah Deep Flow Technique
(DFT) dan Dutch Bucket System (DBS). Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental deskriptif
dengan percobaan di lapangan, dengan perlakuan pertama (A) DBS, dan perlakuan kedua (B) DFT, dan diulang
sebanyak 3 kali. Pengamatan dilakukan selama 30 hari, pada pukul 06:00; 12:00; dan 18:00, yang terdiri dari
kualitas air berupa Dissolved Oxygen, pH, suhu, Total Dissolved Solids, kadar amonia, serta kadar nitrat.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah terbuktinya kolam akuaponik dengan menggunakan sistem DBS memiliki
kualitas air lebih baik dalam pengukuran harian, dibanding dengan menggunakan sistem DFT, hal ini
disebabkan oleh media tanam yang digunakan oleh sistem DBS menggunakan hidroton yang dapat membantu
menjadi filter mekanis. Sistem DBS dalam hal ini memiliki dua kelebihan dalam satu waktu, yaitu sebagai filter
biologis (tanaman) dan filter mekanis (hidroton). Sedangkan sistem DFT hanya memiliki kelebihan filter
biologis yang membantu menyerap ammonia dan menyediakan nitrat bagi ikan.

Kata kunci: Akuaponik, Deep Flow Technique, Dutch Bucket System, Ikan Nila

Abstract

Aquaponics has the concept of uniting aquaculture (fish farming) with hydroponics (plant cultivation using
media other than soil). The aquaponic system can improve the quality of pond water, thereby increasing the
survival and growth of fish which in turn can increase the productivity of fish farming. This study aims to
compare two aquaponic methods in improving the water quality of tilapia ponds on a daily basis. The two
methods are the Deep Flow Technique (DFT) and the Dutch Bucket System (DBS). The research method used
was descriptive experimental with field experiments, with the first treatment (A) DBS, and the second treatment
(B) DFT, and repeated 3 times. Observations were made for 30 days, at 06:00; 12:00; and 18:00, which consists
of water quality in the form of Dissolved Oxygen, pH, temperature, Total Dissolved Solids, ammonia levels,
and nitrate levels. The conclusion of this study is that it is proven that aquaponic ponds using the DBS system
have better water quality in daily measurements, compared to using the DFT system, this is due to the planting
medium used by the DBS system using hydroton which can help become a mechanical filter. The DBS system
in this case has two advantages at one time, namely as a biological filter (plant) and a mechanical filter
(hydroton). Meanwhile, the DFT system only has the advantage of a biological filter that helps absorb ammonia
and provides nitrate for fish.

Keywords: Aquaponic, Deep Flow Technique, Dutch Bucket System, Tilapia

Article history: ©2023 at http://jfmr.ub.ac.id


Diterima / Received 14 December 2022
Disetujui / Accepted 29 August 2023
Diterbitkan / Published 31 August 2023
Rahmawati A. et al. / Journal of Fisheries and Marine Research Vol.7 No.2 (2023) 101-106

PENDAHULUAN Metode DFT dipilih sebagai perbandingan


dengan metode DBS, karena keduanya
Menurut data [1], jumlah penduduk memiliki desain dan cara kerja yang hampir
Indonesia pada pertengahan tahun 2022 sama. Pada penelitian ini, peneliti
meningkat menjadi 275,77 juta jiwa, jumlah ini menggunakan ikan nila (Oreochromis
akan terus meningkat menjadi 305 juta pada niloticus), karena ikan nila merupakan salah
tahun 2035 atau meningkat sekitar 2,9 juta per satu ikan perairan tawar yang banyak diminati
tahun. Sedangkan rata-rata konsumsi protein dengan harga di pasaran yang cukup stabil.
per kapita sehari pada akhir tahun 2021 adalah Permintaan pasar yang sangat tinggi
62,28 gram. Angka ini menunjukkan bahwa menyebabkan pembudidaya ikan nila turut
meningkatnya jumlah penduduk juga akan meningkatkan padat tebar ikan nila, yang
meningkatkan pemenuhan kebutuhan dasar selanjutnya akan mempengaruhi jumlah pakan
dan salah satu kebutuhan yang paling mendasar yang diberikan. Peningkatan padat tebar dan
adalah pangan. pakan ini akan menurunkan kualitas air kolam,
Sistem akuaponik dapat menjadi jawaban yang menyebabkan penurunan survival rate
dalam menghasilkan dua jenis bahan makanan ikan. Penelitian dari [8] menunjukkan bahwa
dalam satu musim budidaya, yaitu ikan dan sistem akuaponik dapat mengurangi kadar
sayuran. Dimana sistem akuaponik ini dapat ammonia pada kolam ikan nila dan
lebih cepat dan lebih sehat dalam memenuhi meningkatkan survival rate dari ikan nila.
kebutuhan nutrisi manusia. Sistem akuaponik
ini mengintegrasikan budidaya ikan dengan METODE
hidroponik, dimana, air dari kolam ikan
tersirkulasi ke media tanaman dan kembali lagi Penelitian ini dilakukan pada bulan
dengan kondisi air yang lebih bersih [2]. Agustus-September 2022, dengan
Beberapa penelitian sebelumnya [3] [4] [5] menggunakan dua kolam beton dengan ukuran
menunjukkan kelebihan sistem akuaponik 7x3,5 m, dan kedalaman air setinggi 0,8 m,
dalam memperbaiki kualitas air kolam. Hal ini atau dalam satu kolam memiliki volume air
disebabkan oleh air yang akan disirkulasikan sebesar 19,6 m3. Kolam DBS berada di sebelah
kembali ke kolam, melewati akar tanaman timur kolam DFT, dengan set-up hidroponik
hidroponik yang berperan sebagai filter berada di bagian selatan kolam.
biologis, sehingga dapat meningkatkan
survival rate dan pertumbuhan ikan, yang Instalasi Akuaponik
selanjutnya dapat meningkatkan produktivitas Kolam DBS menggunakan 10 ember,
budidaya ikan. dimana setiap ember diisi dengan netpot
Terdapat banyak jenis dari sistem berdiameter 10 cm. Pada setiap netpot terdapat
akuaponik yang berkembang saat ini, seperti, lima rockwool (Gambar 1), dan setiap
floating systems; Nutrient Film Technique rockwool diisi dengan tiga biji bibit kangkung
(NFT); Depp Flow Technique (DFT); and (Ipomoea aquatica). Media tanam pada netpot
Dutch Bucket System (DBS). Tiga sistem ini menggunakan hidroton. Instalasi DBS
pertama tersebut hanya menggunakan tanaman dapat dilihat pada Gambar 2.
sebagai filer biologis, dimana air kolam hanya
akan melewati sistem perakaran tanaman saja.
Sedangkan, DBS tidak hanya menggunakan
tanaman, tetapi juga menggunakan filter
mekanis seperti batu kecil, pecahan genting,
atau hidroton [6] [7]. Tetapi, penelitian terkait
kualitas air yang dihasilkan DBS hingga saat
ini belum ada. Berdasarkan latar belakang
tersebut, penelitian ini membandingkan dua
sistem akuaponik, yaitu DBS dan DFT untuk
mengetahui kualitas air kolam budidaya ikan
Gambar 1. Bibit kangkung di rockwool
secara daily basis.

102 ©2023 at http://jfmr.ub.ac.id


Rahmawati A. et al. / Journal of Fisheries and Marine Research Vol.7 No.2 (2023) 101-106

menggunakan Serta Test Kit. Parameter


kualitas air ini diukur setiap hari selama 30
hari, pada pukul 06:00, 12:00, dan 18:00,
dengan tiga kali ulangan pada setiap kolam.

Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah metode
deskriptif yang membandingkan kedua
perlakuan, DBS dan DFT.
Gambar 2. Instalasi DBS
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sedangkan pada instalasi DFT,
Penelitian [9] [10] [11] menyebutkan
menggunakan tiga pipa PVC berdiameter 6,35
bahwa sistem akuaponik dapat meningkatkan
cm. Setiap pipa memiliki 19 lubang
kualitas air sehingga survival rate ikan dapat
berdiameter 5 cm untuk diisi dengan netpot
meningkat dibandingkan sistem budidaya ikan
yang berdiameter sama. Setiap netpot berisi
secara konvensional. Pada data suhu air berikut
dua rockwool, dan setiap rockwool berisi tiga
ini didapat rata-rata suhu 28⁰C dan tidak
biji benih kangkung. Instalasi DFT dapat
terdapat perbedaan suhu yang mencolok
dilihat pada Gambar 3.
diantara kedua kolam. Tetapi suhu air
meningkat selama observasi dilakukan. Hal ini
disebabkan dengan adanya pertumbuhan ikan
nila yang semakin besar, sehingga proses
metabolisme ikan mempengaruhi peningkatan
suhu perairan. Grafik peningkatan suhu air
dapat dilihat di Gambar 4.

Gambar 3. Instalasi DFT

Sebelum dipindah ke instalasi DBS dan


DFT, bibit kangkung disemai terlebih dahulu
pada media rockwool selama tujuh hari.

Budidaya Ikan
Ikan Nila dengan rata-rata panjang 4,47 cm
dan berat 21,6 gr digunakan pada penelitian ini. Gambar 4. Rata-rata Suhu Air
Padat tebar pada setiap kolam adalah 25
ikan/m3 atau total 490 ikan di setiap kolam. Rata-rata suhu air ini masih berada di
Pakan diberikan tiga kali sehari, dengan kisaran optimal untuk pertumbuhan ikan Nila.
takaran 3% dari biomassa ikan. Pakan pelet ini Dimana, [12] menjelaskan bahwa suhu pada
mengandung 29% protein sistem akuaponik tidak hanya berperan pada
pertumbuhan ikan tetapi juga pertumbuhan
Parameter Kualitas Air tanaman dan bakteri nitrifikasi. Ikan Nila dapat
Kualitas air yang diamati pada penelitian ini tumbuh optimal pada kisaran suhu 27-29⁰C,
adalah suhu air, yang diukur dengan sayuran optimal pada kisaran 21-25⁰C, dan
menggunakan termometer digital; dissolved bakteri nitrifikasi pada kisaran suhu 27-30⁰C.
oxygen menggunakan DO meter YSI 550-A; Rata-rata kadar oksigen terlarut di kolam
keasaman air menggunakan pH meter pH- DBS lebih tinggi (9 mg/L) dibanding kolam
ATSC 211R; Total Dissolved Solids DFT (8 mg/L), terutama pada pengukuran
menggunakan TDS meter Thermo Scientific siang hari pada pukul 12:00, dimana hasil
Elite-CTS; kadar ammonia dan nitrat dengan
103 ©2023 at http://jfmr.ub.ac.id
Rahmawati A. et al. / Journal of Fisheries and Marine Research Vol.7 No.2 (2023) 101-106

fotosintesis phytoplankton dan tanaman fotosintesis, sehingga jumlah CO2 akan


kangkung di perairan meningkat. Fotosintesis menurun dan ion H+ akan menurun, sehingga
phytoplankton dan penambahan aerasi menjadi pH akan meningkat.
sumber oksigen utama pada kolam, sedangkan Kadar TDS pada kolam DFT lebih tinggi
respirasi ikan dan mikroorganisme pada kolom (315,2 mg/L) dibanding kolam DBS (235,3
air serta sedimen merupakan penurun jumlah mg/L), menurut [18] hal ini disebabkan oleh
oksigen terbesar di perairan [13]. Kadar DO adanya hidroton sebagai media tanam tanaman
pada kedua kolam sudah sesuai dengan kadar dan menjadi filter mekanis untuk partikel-
optimal untuk pertumbuhan ikan nila yaitu ≥3 partikel air yang tersirkulasi. Air kolam yang
mg/L [14]. Grafik kelarutan oksigen dapat melewati hidroton ini menjadi lebih bersih.
dilihat pada Gambar 5. Sedangkan pada kolam DFT yang hanya
menggunakan tanaman sebagai filter biologis
tidak dapat berperan banyak dalam
mengurangi partikel terlarut pada air kolam.
Kadar TDS pada kedua kolam masih dalam
kadar optimal untuk pertumbuhan ikan nila
yaitu 1.000 mg/L. Grafik TDS dapat dilihat
pada Gambar 7.
Gambar 5. Rata-rata Dissolved Oxygen

Dissolved oxygen dipengaruhi oleh


beberapa faktor, termasuk jumlah partikel
terlarut dalam perairan [15]. Kolam DBS
memiliki rata-rata kadar oksigen terlarut lebih
tinggi dibanding DFT, hal ini disebabkan
kolam DBS menggunakan hidroton sebagai
media tanaman yang juga berperan dalam
menyaring partikel terlarut di kolam DBS. Gambar 7. Rata-rata TDS
Data pH di kolam DBS lebih rendah (7,5)
dibanding di kolam DFT (7,8), tetapi keduanya Kadar ammonia di kolam DBS lebih rendah
masih berada di kisaran pH optimal (6-8,5) (0,035 mg/L) dibanding kolam DFT (0,094
untuk pertumbuhan ikan Nila. Menurut [16], mg/L) (Gambar 8). Kadar ammonia sangat
jumlah ion Hidrogen (H+) di perairan mempengaruhi metabolisme ikan. Menurut
mempengaruhi keberlangsungan hidup, [19], kadar ammonia pada air kolam yang
perkembangan dan reproduksi pada organisme difilter lebih rendah dibandingkan kolam ikan
perairan. Grafik pH dapat dilihat di Gambar 6. yang tidak difilter. Sistem resirkulasi
akuakultur dapat menurunkan kadar ammonia
sebanyak 91,53%. Tetapi rata-rata kadar
ammonia pada kedua kolam tersebut termasuk
tinggi untuk pertumbuhan ikan nila, dimana
kadar optimal ammonia di perairan seharusnya
<0,02 mg/L.

Gambar 6. Rata-rata pH Air

Menurut [17], pH pada air dipengaruhi oleh


kandungan CO2 pada air, kadar garam terlarut,
dan dekomposisi bahan organik pada perairan.
Pada siang hari, phytoplankton dan tanaman
Gambar 8. Rata-rata Amonia
menggunakan CO2 untuk melakukan
104 ©2023 at http://jfmr.ub.ac.id
Rahmawati A. et al. / Journal of Fisheries and Marine Research Vol.7 No.2 (2023) 101-106

Kadar nitrat di kolam DFT lebih tinggi Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian
(25,6 mg/L) dibanding kolam DBS (16,9 dan Biosistem, pp. 385-394, 2017.
mg/L) (Gambar 9). Kadar nitrat di kolam DBS [3] N. F. Farida, S. H. Abdullah and A.
masih di bawah ambang batas yaitu 20 mg/L. Priyati, "Analisis Kualitas Air pada
Walaupun tanaman di kolam DFT menyerap Sistem Pengairan Akuaponik.
nitrat dari air kolam, tetapi sering kali air [Analysis of Water Quality in
kolam tergenang di instalasi DFT sehingga Aquaponic Irrigation System],"
tidak segera tersirkulasi ke kolam, dan Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian
menyebabkan kadar nitrat lebih tinggi daripada dan Biosistem, vol. 5, no. 2, pp. 385-
kolam DBS. Menurut penelitian [20], kadar 394, 2017.
nitrat meningkat pada hari ke 4 hingga hari ke
16 pengamatan, dimana akar tanaman belum [4] D. Azhari and A. M. and Tomasoa,
terbentuk sempurna, sehingga nitrat tidak "Kajian Kualitas Air dan
sepenuhnya diserap oleh tanaman. Pertumbuhan Ikan Nila
(Oreochromis niloticus) yang
Dibudidayakan dengan Sistem
Akuaponik. [Study of Water
Quality and Growth of Tilapia
(Oreochromis niloticus) Cultivated
by Aquaponics System]," Jurnal
Akuatika Indonesia, vol. 3, no. 2,
pp. 84-90, 2018.
[5] O. Y. T. Pamula, Prayogo and Sudarno,
"Optimization on survival and
growth rate of African catfish
Gambar 9. Rata-rata Nitrat (Clarias sp.) using water spinach
(Ipomoea aquatic)-based aquaponic
KESIMPULAN system.," AACL Bioflux, vol. 12, no.
2, pp. 716-723, 2019.
Penelitian ini menunjukkan bahwa, kolam [6] I. F. S. S. N. &. R. R. M. Fitmawati,
DBS dengan menggunakan hidroton sebagai "enerapan Teknologi Hidroponik
media tanam tanaman dapat berperan sebagai Sistem Deep Flow Technique
filter mekanis. Hal ini ditunjukkan dengan data sebagai Usaha Peningkatan
parameter kualitas air di kolam DBS lebih baik Pendapatan Petani di Desa Sungai
dibandingkan kolam DFT. Selanjutnya Bawang," Riau Journal of
diperlukan penelitian terkait DBS, terutama Empowerment, pp. 23-29, 2018.
dengan jenis tanaman yang berbeda serta
[7] N. Sant, "Guyub Tani," 14 June 2017.
media tanam yang berbeda.
[Online]. Available:
https://guyubtani.blogspot.com/201
UCAPAN TERIMA KASIH
7/06/cara-kerja-sistem-akuaponik-
dft-deep-Flow-Technique.html#.
Penelitian ini didanai oleh Hibah Penelitian
[Accessed 20 December 2022].
dan Pengadian Kepada Masyarakat Dosen
FPIK UB Tahun 2022. [8] E. Marlina and Rakhmawati, "Kajian
Kandungan Ammonia pada
DAFTAR PUSTAKA Budidaya Ikan Nila (Oreochromis
niloticus) Menggunakan Teknologi
[1] B. P. Statistik, "Statistik Indonesia 2022," Akuaponik Tanaman Tomat
(Solanum lycopersicum)," in
Badan Pusat Statistik, 2022.
Fakultas Perikanan dan Ilmu
[2] N. F. Farida, S. H. Abdullah and A. Kelautan UNDIP, Prosiding
Priyati, "Analisis Kualitas Air pada Seminar Nasional Tahunan Ke-V
Sistem Pengairan Akuaponik,"

105 ©2023 at http://jfmr.ub.ac.id


Rahmawati A. et al. / Journal of Fisheries and Marine Research Vol.7 No.2 (2023) 101-106

Hasil-Hasil Penelitian Perikanan (DO), total suspended solids (TSS)


dan Kelautan, 2016. and suspended sediment
[9] N. T. D. Trang, D. Konnerup and H. Brix, concentration (SSC) in Terengganu
"Effects of recirculation rates on River, Malaysia," International
water quality and Oreochromis Journal of Engineering and
niloticus growth in aquaponic Technology, no. 7, pp. 44-48, 2018.
system," Aquacultural Engineering, [16 C. H. d. P. Lemos, C. V. D. M. Ribeiro,
vol. 79, pp. 95-104, 2017. ] C. P. B. de Oliveira, R. D. Couto
[10 E. Setiadi, Y. Widyastuti and T. H. and C. E. Copatti, "Effects of
] Prihadi, "Water quality, survival, interaction between pH and
and growth of red tilapia, stocking density on the growth,
Oreochromis niloticus cultured in haematological and biochemical
aquaponics system," in E3S Web of responses of Nile tilapia juveniles,"
Conference, 2018. Aquaculture, no. 495, pp. 62-67,
2018.
[11 A. Estim, S. Saufie and S. and Mustafa,
] "Water qulity remediation using [17 T. Yang and H. J. Kim, "Characterizing
aquaponics sub-systems as ] nutrient composition and
biological and mechanical filters in concentration in tomato-, basil-, and
aquaculture," Journal of Water lettuce-based aquaponic and
Process Engineering, vol. 30, pp. 1- hydroponix system," Journal
10, 2019. Water, vol. 5, no. 12, pp. 1-27,
2020.
[12 R. Sallenave, Important water quality
] parameter in aquaponics system, [18 A. Rahmawati, M. Dailami and F. and
New Mexico: NM State University, ] Supriatin, "The Performance of
2016. Water Quality in Tilapia Pond
Using Dutch Bucket and Deep Flow
[13 C. E. Boyd, E. L. Torrans and C. S. and
Technique," Egyptian Journal of
] Tucker, "Dissolved Oxygen and
Aquatic Biology & Fisheries, vol.
Aeration in Ictalurid Catfish
25, no. 1, p. 885 – 897, 2021.
Aquaculture," Journal of the World
Aquaculture Society, vol. 49, no. 1, [19 Z. Hasan and Y. Andriani, "Novel
2017. ] mechanical filter for reducing
ammonia concentration of Silver
[14 M. Wijayanti, H. Khotimah, A. D.
Barb culture in a recirculating
] Sasanti, S. H. Dwinanti and M. A.
aquaculture system (RAS),"
Rarassari, "PEMELIHARAAN
Research Journal of Chemistry and
IKAN NILA (Orechromis niloticus)
Environment, vol. 22, pp. 319-324,
dengan Sistem Akuaponik di Desa
2018.
Karang Endah, Kecamatan
Gelumbang, Kabupaten Muara [20 D. Djokosetiyanto, A. Sunarma and
Enim, Sumatra Selatan," Journal of ] Widanarni, "Changes of ammonia,
Aquaculture and Fish Health, vol. nitrite and nitrate at recirculation
8, no. 3, pp. 139-148, 2019. system of red tilapia (Orechromis
sp.) rearing," Jurnal Akuakultur
[15 N. A. Wahab, M. K. A. Kamarudin, M. I.
Indonesia, vol. 5, no. 1, pp. 13-20,
] Toriman and F. M. Ata, "The
2006.
evaluation of dissolved oxygen

106 ©2023 at http://jfmr.ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai