Jurnal 2
Jurnal 2
Abstrak
Akuaponik memiliki konsep menyatukan akuakultur (budidaya ikan) dengan hidroponik (budidaya tanaman
dengan media selain tanah). Sistem akuaponik dapat memperbaiki kualitas air kolam, sehingga dapat
meningkatkan kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan yang pada akhirnya dapat meningkatkan
produktivitas budidaya ikan. Penelitian ini bertujuan membandingan dua metode akuaponik dalam
meningkatkan kualitas air kolam ikan nila secara daily basis. Dua metode tersebut adalah Deep Flow Technique
(DFT) dan Dutch Bucket System (DBS). Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental deskriptif
dengan percobaan di lapangan, dengan perlakuan pertama (A) DBS, dan perlakuan kedua (B) DFT, dan diulang
sebanyak 3 kali. Pengamatan dilakukan selama 30 hari, pada pukul 06:00; 12:00; dan 18:00, yang terdiri dari
kualitas air berupa Dissolved Oxygen, pH, suhu, Total Dissolved Solids, kadar amonia, serta kadar nitrat.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah terbuktinya kolam akuaponik dengan menggunakan sistem DBS memiliki
kualitas air lebih baik dalam pengukuran harian, dibanding dengan menggunakan sistem DFT, hal ini
disebabkan oleh media tanam yang digunakan oleh sistem DBS menggunakan hidroton yang dapat membantu
menjadi filter mekanis. Sistem DBS dalam hal ini memiliki dua kelebihan dalam satu waktu, yaitu sebagai filter
biologis (tanaman) dan filter mekanis (hidroton). Sedangkan sistem DFT hanya memiliki kelebihan filter
biologis yang membantu menyerap ammonia dan menyediakan nitrat bagi ikan.
Kata kunci: Akuaponik, Deep Flow Technique, Dutch Bucket System, Ikan Nila
Abstract
Aquaponics has the concept of uniting aquaculture (fish farming) with hydroponics (plant cultivation using
media other than soil). The aquaponic system can improve the quality of pond water, thereby increasing the
survival and growth of fish which in turn can increase the productivity of fish farming. This study aims to
compare two aquaponic methods in improving the water quality of tilapia ponds on a daily basis. The two
methods are the Deep Flow Technique (DFT) and the Dutch Bucket System (DBS). The research method used
was descriptive experimental with field experiments, with the first treatment (A) DBS, and the second treatment
(B) DFT, and repeated 3 times. Observations were made for 30 days, at 06:00; 12:00; and 18:00, which consists
of water quality in the form of Dissolved Oxygen, pH, temperature, Total Dissolved Solids, ammonia levels,
and nitrate levels. The conclusion of this study is that it is proven that aquaponic ponds using the DBS system
have better water quality in daily measurements, compared to using the DFT system, this is due to the planting
medium used by the DBS system using hydroton which can help become a mechanical filter. The DBS system
in this case has two advantages at one time, namely as a biological filter (plant) and a mechanical filter
(hydroton). Meanwhile, the DFT system only has the advantage of a biological filter that helps absorb ammonia
and provides nitrate for fish.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah metode
deskriptif yang membandingkan kedua
perlakuan, DBS dan DFT.
Gambar 2. Instalasi DBS
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sedangkan pada instalasi DFT,
Penelitian [9] [10] [11] menyebutkan
menggunakan tiga pipa PVC berdiameter 6,35
bahwa sistem akuaponik dapat meningkatkan
cm. Setiap pipa memiliki 19 lubang
kualitas air sehingga survival rate ikan dapat
berdiameter 5 cm untuk diisi dengan netpot
meningkat dibandingkan sistem budidaya ikan
yang berdiameter sama. Setiap netpot berisi
secara konvensional. Pada data suhu air berikut
dua rockwool, dan setiap rockwool berisi tiga
ini didapat rata-rata suhu 28⁰C dan tidak
biji benih kangkung. Instalasi DFT dapat
terdapat perbedaan suhu yang mencolok
dilihat pada Gambar 3.
diantara kedua kolam. Tetapi suhu air
meningkat selama observasi dilakukan. Hal ini
disebabkan dengan adanya pertumbuhan ikan
nila yang semakin besar, sehingga proses
metabolisme ikan mempengaruhi peningkatan
suhu perairan. Grafik peningkatan suhu air
dapat dilihat di Gambar 4.
Budidaya Ikan
Ikan Nila dengan rata-rata panjang 4,47 cm
dan berat 21,6 gr digunakan pada penelitian ini. Gambar 4. Rata-rata Suhu Air
Padat tebar pada setiap kolam adalah 25
ikan/m3 atau total 490 ikan di setiap kolam. Rata-rata suhu air ini masih berada di
Pakan diberikan tiga kali sehari, dengan kisaran optimal untuk pertumbuhan ikan Nila.
takaran 3% dari biomassa ikan. Pakan pelet ini Dimana, [12] menjelaskan bahwa suhu pada
mengandung 29% protein sistem akuaponik tidak hanya berperan pada
pertumbuhan ikan tetapi juga pertumbuhan
Parameter Kualitas Air tanaman dan bakteri nitrifikasi. Ikan Nila dapat
Kualitas air yang diamati pada penelitian ini tumbuh optimal pada kisaran suhu 27-29⁰C,
adalah suhu air, yang diukur dengan sayuran optimal pada kisaran 21-25⁰C, dan
menggunakan termometer digital; dissolved bakteri nitrifikasi pada kisaran suhu 27-30⁰C.
oxygen menggunakan DO meter YSI 550-A; Rata-rata kadar oksigen terlarut di kolam
keasaman air menggunakan pH meter pH- DBS lebih tinggi (9 mg/L) dibanding kolam
ATSC 211R; Total Dissolved Solids DFT (8 mg/L), terutama pada pengukuran
menggunakan TDS meter Thermo Scientific siang hari pada pukul 12:00, dimana hasil
Elite-CTS; kadar ammonia dan nitrat dengan
103 ©2023 at http://jfmr.ub.ac.id
Rahmawati A. et al. / Journal of Fisheries and Marine Research Vol.7 No.2 (2023) 101-106
Kadar nitrat di kolam DFT lebih tinggi Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian
(25,6 mg/L) dibanding kolam DBS (16,9 dan Biosistem, pp. 385-394, 2017.
mg/L) (Gambar 9). Kadar nitrat di kolam DBS [3] N. F. Farida, S. H. Abdullah and A.
masih di bawah ambang batas yaitu 20 mg/L. Priyati, "Analisis Kualitas Air pada
Walaupun tanaman di kolam DFT menyerap Sistem Pengairan Akuaponik.
nitrat dari air kolam, tetapi sering kali air [Analysis of Water Quality in
kolam tergenang di instalasi DFT sehingga Aquaponic Irrigation System],"
tidak segera tersirkulasi ke kolam, dan Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian
menyebabkan kadar nitrat lebih tinggi daripada dan Biosistem, vol. 5, no. 2, pp. 385-
kolam DBS. Menurut penelitian [20], kadar 394, 2017.
nitrat meningkat pada hari ke 4 hingga hari ke
16 pengamatan, dimana akar tanaman belum [4] D. Azhari and A. M. and Tomasoa,
terbentuk sempurna, sehingga nitrat tidak "Kajian Kualitas Air dan
sepenuhnya diserap oleh tanaman. Pertumbuhan Ikan Nila
(Oreochromis niloticus) yang
Dibudidayakan dengan Sistem
Akuaponik. [Study of Water
Quality and Growth of Tilapia
(Oreochromis niloticus) Cultivated
by Aquaponics System]," Jurnal
Akuatika Indonesia, vol. 3, no. 2,
pp. 84-90, 2018.
[5] O. Y. T. Pamula, Prayogo and Sudarno,
"Optimization on survival and
growth rate of African catfish
Gambar 9. Rata-rata Nitrat (Clarias sp.) using water spinach
(Ipomoea aquatic)-based aquaponic
KESIMPULAN system.," AACL Bioflux, vol. 12, no.
2, pp. 716-723, 2019.
Penelitian ini menunjukkan bahwa, kolam [6] I. F. S. S. N. &. R. R. M. Fitmawati,
DBS dengan menggunakan hidroton sebagai "enerapan Teknologi Hidroponik
media tanam tanaman dapat berperan sebagai Sistem Deep Flow Technique
filter mekanis. Hal ini ditunjukkan dengan data sebagai Usaha Peningkatan
parameter kualitas air di kolam DBS lebih baik Pendapatan Petani di Desa Sungai
dibandingkan kolam DFT. Selanjutnya Bawang," Riau Journal of
diperlukan penelitian terkait DBS, terutama Empowerment, pp. 23-29, 2018.
dengan jenis tanaman yang berbeda serta
[7] N. Sant, "Guyub Tani," 14 June 2017.
media tanam yang berbeda.
[Online]. Available:
https://guyubtani.blogspot.com/201
UCAPAN TERIMA KASIH
7/06/cara-kerja-sistem-akuaponik-
dft-deep-Flow-Technique.html#.
Penelitian ini didanai oleh Hibah Penelitian
[Accessed 20 December 2022].
dan Pengadian Kepada Masyarakat Dosen
FPIK UB Tahun 2022. [8] E. Marlina and Rakhmawati, "Kajian
Kandungan Ammonia pada
DAFTAR PUSTAKA Budidaya Ikan Nila (Oreochromis
niloticus) Menggunakan Teknologi
[1] B. P. Statistik, "Statistik Indonesia 2022," Akuaponik Tanaman Tomat
(Solanum lycopersicum)," in
Badan Pusat Statistik, 2022.
Fakultas Perikanan dan Ilmu
[2] N. F. Farida, S. H. Abdullah and A. Kelautan UNDIP, Prosiding
Priyati, "Analisis Kualitas Air pada Seminar Nasional Tahunan Ke-V
Sistem Pengairan Akuaponik,"