Anda di halaman 1dari 14

JURNAL ILMIAH GEMA EKONOMI

Vol. 6, No. 2 Agustus 2016 883


Eka Pariyanti
Hal. 883-896

ANALISIS KEPUASAN NASABAH MELALUI KUALITAS PELAYANAN


KARYAWAN BAITUL MAL WATTAMWIL (BMT) MITRA JAYA ABADI
DI DESA SRIGADING KECAMATAN LABUHAN MARINGGAI
LAMPUNG TIMUR

ANALYZING OF CUSTOMER SABSFACTION TOWARDS SERVICE


QUALITY OF BAITUL MAL WATTAMWIL (BMT) MITRA JAYA ABADI
EMPLOYEES IN SRIGADING, LABUHAN MARINGGAI DISTRICT,
EAST LAMPUNG

Eka Pariyanti
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Lampung Timur
ajaheka@ymail.com

ABSTRAK

Kepuasan nasabah merupakan suatu tingkat perasaan individu yang membandingkan


antara pelayanan yang ia terima dengan kualitas pelayanan yang ia harapkan. Tingkat
kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan
harapan. Apabila kinerja di bawah harapan, maka nasabah akan kecewa. Bila kinerja
sesuai dengan harapan, nasabah akan puas. Sedangkan bila kinerja melebihi harapan,
maka nasabah akan sangat puas. Nasabah yang setia bukan hanya akan terus
menggunakan pelayanan tesebut, tetapi juga akan menyakinkan orang lain untuk turut
serta merasakan pelayanan yang tersedia sebagai nasabah baru. Oleh karena itu penulis
merumuskan masalah “Bagaimana Tingkat Kepuasan nasabah terhadap Kualitas
Pelayanan Baitul Mal Wattamwil (BMT) Mitra Jaya Abadi Di Desa Srigading
Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur ?. Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui dan menganalisis Bagaimana Tingkat Kepuasan nasabah terhadap Kualitas
Pelayanan Baitul Mal Wattamwil (BMT) Mitra Jaya Abadi di Desa Srigading Kecamatan
Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur . Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah teknik dokumentasi dan kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah
anggota Baitul Mal Wattamwil (BMT) Mitra Jaya Abadi yang berjumlah 2.935 anggota
. Sampel untuk penelitian ini adalah 100 sampel. Berdasarkan hasil analisis data yang
telah penulis lakukan diketahui nilai Customer Satisfaction Index (CSI) adalah 0.764
atau 76,4 % , nilai tersebut berada pada skala 0,66-0,80 yang yang menunjukkan bahwa
indeks kepuasan nasabah pada kriteria puas terhadap kinerja pelayanan Baitul Mal
Wattamwil ( BMT ) Mitra Jaya Abadi.

Kata kunci : kepuasan dan kualittas pelayanan

ABSTRACT

Customer satisfaction is an individual feeling that compares the level of service he


received with the quality of service he expected. The level of satisfaction is a func-
tion of the difference between the perceived performance with expectations. If
performance is below expectations, then the customer will be disappointed. When
884 Jurnal Ilmiah GEMA EKONOMI, Agustus 2016

performance in line with expectations, the customer will be satisfied. Meanwhile,


when performance exceeds expectations, the customer will be very satisfied. Loyal
customers will not only continue to use the service proficiency level, but will also
convince others to participate and feel the service is provided as a new customer.
Therefore, the authors formulate the problem “How customer satisfaction rate on
the Quality of Service Baitul Mal Wattamwil (BMT) Mitra Jaya Abadi In the village
of Labuhan Maringgai Srigading District of East Lampung district?. The purpose
of this study was to determine and analyze the customers’ How Satisfaction Service
Quality Wattamwil Baitul Mal (BMT) Mitra Jaya Abadi in the village of Labuhan
Maringgai Srigading District of East Lampung regency. Data collection techniques
in this study is documentation techniques and questionnaires. The population in
this study are members of Baitul Mal Wattamwil (BMT) Mitra Jaya Abadi totaling
2,935 members. The sample for this study is 100 samples. Based on the analysis
that has been done known value of Customer Satisfaction Index (CSI) is 0764, or
76.4%, the value of which is on a scale from 0.66 to 0.80 which shows that the
index of customer satisfaction on service performance criteria are satisfied the
Baitul Mal Wattamwil (BMT) Mitra Jaya Abadi.

Keywords: satisfaction and service kualittas

PENDAHULUAN ataupun syari’ah juga harus inovatif dalam


menciptakan produk yang dibutuhkan
Sektor Perbankan/Lembaga keuangan oleh masyarakat.
baik konvensianal ataupun syari’ah
memegang peranan penting dalam usaha Meningkatnya intensitas persaingan dan
pengembangan di sektor ekonomi, dan jumlah pesaing menuntut setiap bank/
juga berperan dalam meningkatkan lembaga keuangan untuk memperhatikan
pemerataan pembangunan dan hasil- kebutuhan dan keinginan nasabahnya
hasilnya, serta pertumbuhan ekonomi dan serta berusaha memenuhi apa yang
stabilitas nasional kearah peningkatan nasabah harapkan dengan cara yang lebih
taraf hidup rakyat. Sebagai lembaga unggul serta lebih memuaskan dari pada
intermediasi, pihak perbankan/lembaga yang dilakukan oleh pihak bank/ lembaga
keuangan membutuhkan kepercayaan keuangan baik konvensianal ataupun
dari masyarakat terutama nasabahnya syari’ah dan pesaing lainnya. Sehingga
sehingga kelangsungan sektor perhatian bank/lembaga keuangan baik
Perbankan/Lembaga keuangan sebagai konvensianal ataupun syari’ah tidak
urat nadi perekonomian dapat terus hanya terbatas pada produk barang atau
berjalan. jasa yang dihasilkan saja, tetapi juga pada
aspek proses, sumber daya manusia, serta
Untuk memperoleh kepercayaan dari lingkungannya.
masyarakat, maka sektor perbankan atau
lembaga keuangan lain baik konvensianal Baitul Mal Wattamwil (BMT) merupakan
ataupun syari’ah harus dikelola secara lembaga keuangan yang bergerak
profesional mulai dari segi pelayanannya, dibidang layanan jasa keuangan syariah.
strategi pemasaran yang baik, segi Adalah BMT Mitra Jaya Abadi yang
keuangan yang harus dikelola dengan bertempat di Desa Srigading Kecamatan
prinsip kehati-hatian, serta perbankan Labuhan Maringgai kabupaten Lampung
atau lembaga keuangan baik konvensianal Timur. Salahsatu dari beberapa Baitul
Eka Pariyanti 885

Mal Wattamwil (BMT) yang ada didaerah perbedaan antara kinerja yang dirasakan
tersebut. Baitul Mal Wattamwil (BMT) dengan harapan. Apabila kinerja di
Mitra Jaya Abadi memiliki Visi dan Misi bawah harapan, maka nasabah akan
Lembaga yang menjadi landasan bagi kecewa. Bila kinerja sesuai dengan
perusahaan untuk menetapkan strategi- harapan, nasabah akan puas. Sedangkan
strategi bisnis yang akan di jalankan bila kinerja melebihi harapan, maka
dalam memenangkan persaingan. Visi nasabah akan sangat puas. Nasabah yang
Baitul Mal Wattamwil (BMT) Mitra Jaya setia bukan hanya akan terus
Abadi adalah menjadikan lembaga menggunakan pelayanan tesebut, tetapi
keuangan syariah Baitul Mal Wattamwil juga akan menyakinkan orang lain untuk
(BMT) Mitra Jaya Abadi yang unggul turut serta merasakan pelayanan yang
dalam pelayanan dan terpercaya dalam tersedia sebagai nasabah baru.
mensejahterakan anggota dan
masyarakat ekonomi syariah, sedangkan Sebagai langkah awal dari upaya
Misi BMT Mitra Jaya Abadi antara lain : mendefinisikan tuntutan nasabah, maka
1) Meningkatkan kualitas sumberdaya hal yang harus diperhatikan dan tidak
Insani untuk memberikan pelayanan dapat dipisahkan adalah ketersediaan
prima kepada nasabah (pelanggan/ informasi yang menyangkut persepsi dan
anggota), 2). Meningkatkan pribadi yang harapan nasabah terhadap layanan yang
jujur, berakhlak mulia, mempunyai iman ditawarkan oleh Baitul Mal Wattamwil
yang kokoh, bertakwa kepada Allah SWT (BMT) . Untuk itulah maka perlu
dan menerapkan prinsip syariah dalam dianalisis sejauh mana nasabah merasa
kegiatan ekonomi. puas dengan pelayanan yang telah
diterimanya.
Pihak manajemen Baitul Mal Wattamwil
(BMT) Mitra Jaya Abadi telah sadar Pelayanan yang diberikan Baitul Mal
akan tingginya persaingan dalam pasar Wattamwil (BMT) merupakan suatu
globalisasi saat ini. Sehingga memicu bagi upaya dalam memenuhi kebutuhan
pihak manajemen untuk selalu dan keinginan nasabah. Penilaian
mengantisipasi dengan berbagai cara agar atas kualitas pelayanan jasa Baitul
dapat diperoleh maka dimungkinkan suatu Mal Wattamwil (BMT) terdiri dari
perusahaan tersebut memperoleh laba lima dimensi. Dimensi pertama
yang tinggi agar dapat terus mampu adalah bentuk fisik (Tangible) yang
bersaing dan melanjutkan kelangsungan merupakan penilaian terhadap bentuk
hidup perusahaannya. fisik yang harus dimiliki oleh Baitul
Mal Wattamwil (BMT) separti
Kinerja karyawan dalam perusahaan gedung, perlengkapan kantor,
yang baik dan kualitas pelayanan yang sarana komunikasi. Dimensi kedua
diberikan oleh Baitul Mal Wattamwil adalah keandalan (Reability) merupakan
(BMT) merupakan faktor terpenting bagi penilaian terhadap profesionalitas
kepuasan nasabah. Baitul Mal Wattamwil atau kemampuan BMT dalam
(BMT) harus memperhatikan hal-hal memberikan pelayanan pada nasabah.
yang dianggap penting oleh para nasabah Dimensi ketiga adalah daya tanggap
agar nasabah merasa puas sesuai dengan (Responsiveness) merupakan penilaian
harapannya. Kepuasan nasabah terhadap keinginan dan kemauan
merupakan suatu tingkat perasaan karyawan Baitul Mal Wattamwil
individu yang membandingkan antara (BMT) dalam memberikan pelayanan
pelayanan yang ia terima dengan kualitas kepada nasabah. Dimensi
pelayanan yang ia harapkan. Tingkat keempat adalah Jaminan (Assurance)
kepuasan merupakan fungsi dari merupakan penilaian terhadap jaminan
886 Jurnal Ilmiah GEMA EKONOMI, Agustus 2016

bahwa karyawan Baitul Mal Wattamwil nasabah dari BMT.


(BMT) memiliki pengetahuan,
kompetensi, kesopanan dan sifat atau Berikut adalah kurang maksimalnya
perilaku yang dapat dipercaya. Dimensi pelayanan yang diberikan karyawan
yang kelima adalah empati (Emphaty) kepada nasabah, terbukti dari banyaknya
penilaian terhadap perhatian Baitul Mal keluhan dari nasabah. Berikut adalah
Wattamwil (BMT) kepada nasabahnya komplen nasabah selama bulan januari-
serta pemahaman kebutuhan dan harapan April.

Tabel 1. Daftar Komplen nasabah selama


bulan januari-April

No Bulan Banyaknya Komplen


1 Januari 1
2 Februari 2
3 Maret 1
4 April 1
Total 5
Sumber : BMT Mitra Jaya Abadi

Dari tabel di atas diketahui bahwa setiap Kepuasan adalah perasaan senang atau
bulan masih terdapat komplen dari kecewa individu yang muncul setelah
nasabah, banyaknya komplen dari membandingkan antara persepsi/
nasabah. Komplen dari nasabah ini kesannya terhadap kinerja atau hasil
seharusnya menjadi perhatian bagi BMT suatu produk dan harapan-harapannya
Mitra Jaya Abadi, agar tidak ada efek (Kotler, 2002). Kepuasan nasabah
negative bagi BMT. Artikel ini bertujuan sebagai respon nasabah terhadap evaluasi
untuk mengetahui dan menganalisis ketidaksesuaian yang dipersepsikan
Tingkat Kepuasan Nasabah terhadap antara harapan awal sebelum pembelian
Kualitas Pelayanan Baitul Mal (atau norma kerja lainnya) dan kinerja
Wattamwil (BMT) Mitra Jaya Abadi di actual produk yang dirasakan setelah
Desa Srigading Kecamatan Labuhan nasabahnya , Day dalam Setyawan (
Maringgai Kabupaten Lampung Timur. 2004). Umar (2003) menyatakan “ ev-
eryone knows what (satisfifaction) is
Mulyadi (2007), tentang kepuasan untilasked to give adefinition then it
nasabah mencakup perbedaan antara seems, nobody knows” bahwa
harapan dengan kinerja atau hasil yang kepuasan nasabah didefinisikan sebagai
dirasakan. Hal tersebut juga disamakan evaluasi purnabeli, di mana persepsi
oleh Indriwinangsih dan sudaryanto terhadap kinerja alternatif produk atau
(2007), bahwa nasabah yang merasa jasa yang dipilih memenuhi atau melebihi
terpuaskan akan memberikan tambahan harapan sebelum pembelian. Apabila
nilai positif, yaitu kesetiaan nasabah. persepsi terhadap kinerja tidak dapat
Tjiptono:2007) mendefinisikan bahwa memenuhi harapan, maka yang terjadi
kepuasan nasabah merupakan evaluasi adalah ketidakpuasan. Berdasarkan
purnabeli dimana alternatif yang dipilih pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
sekurang-kurangnya sama atau melebihi Kepuasan adalah perasaan senang atau
harapan nasabah, sedangkan kecewa individu yang muncul setelah
ketidakpuasan timbul apabila hasil (out- membandingkan antara persepsi/
come) tidak memenuhi harapan. kesannya terhadap kinerja atau hasil
Eka Pariyanti 887

suatu produk dan harapan-harapannya. pengembangan adalah agar perusahaan


dapat memenuhi harapan nasabah,
Kotler dan Zulian ( 2005 : 80 ) bahkan jika mungkin melebihi harapan
mengemukakan beberapa metode yang nasabah. Persepsi yang akurat mengenai
dapat digunakan untuk mengukur harapan nasabah merupakan hal yang
kepuasan nasabah, metode tersebut perlu, namun tidak cukup untuk
antara lain: memberikan kepuasan kepada nasabah.
1. Sistem pengaduan Perusahaan harus mewujudkan harapan
Sistem ini memberikan kesempatan nasabah ke dalam desain dan standar
kepada nasabah untuk memberikan sa- kepuasan nasabah. Desain dan standar
ran, keluhan dan bentuk ketidak puasan kepuasan nasabah dikembangkan atas
lainnya dengan cara menyediakan kotak dasar harapan nasabah dan prioritasnya.
saran. Setiap saran dan keluhan yang
masuk harus menjadi perhatian bagi Pelayanan merupakan tingkat perasaan
perusahaan, sebab saran dan keluhan itu individu setelah membandingkan kinerja
pada umumnya dilandasi oleh pengalaman yang ia rasakan dengan harapannya.
mereka dan hal ini sebagai bentuk Menurut Longenecter ( 2000: 245 )
kecintaan mereka terhadap perusahaan. mengatakan bahwa : “ Pelayanan
2. Survey nasabah nasabah adalah sejumlah faktor
Survey nasabah merupakan cara yang pengendalian sebuah perusahaan untuk
umum digunakan dalam mengukur menciptakan kepuasan nasabah”.
kepuasan nasabah misalnya, melalui surat Swastha DH (1998) mendefenisikan jasa
pos, telepon, atau wawancara secara (pelayanan) adalah Barang yang tidak
langsung. kelihatan (intangible product) yang
3. Panel nasabah dibeli dan dijual di pasar melalui suatu
Perusahaan mengundang nasabah yang transaksi pertukaran yang saling
setia terhadap perusahaan dan memuaskan. Rangkuti (2002)
mengundang nasabah yang telah berhenti menyatakan, jasa merupakan pemberian
menjadi nasabah atau telah pindah suatu kinerja atau tindakan tak kasat
menjadi nasabah perusahaan lain. Dari mata dari satu pihak kepada pihak lain.
nasabah yang setia akan diperoleh Menurut Hadikusumo (2000 : 43):
informasi tingkat kepuasan yang mereka “Pelayanan yang baik adalah si pemberi
rasakan dan dari nasabah yang telah layanan mengadakan upaya si penerima
berhenti membeli, perusahaan akan merasa senang, interaksi yang
memperoleh informasi mengapa hal itu berlangsung lebih hangat dan si pemberi
dapat terjadi. Apabila nasabah yang telah pelayanan lebih aktif untuk membuat
berhenti ( customer loss rate ) ini pelayanan momen pelayanan lebih
meningkat hal ini menunjukkan kegagalan hidup”. Sedangkan menurut Kotler (2000)
perusahaan dalam memuaskan nasabah. jasa/pelayanan adalah setiap tindakan
Implikasi dari pengukuran kepuasan atau perbuatan yang ditawarkan oleh
nasabah tersebut adalah nasabah suatu pihak kepada pihak lain, yang pada
dilibatkan dalam pengembangan dasarnya bersifat intangible dan tidak
perusahaan dengan cara mengidentifikasi menghasilkan kepemilikan sesuatu.
apa yang dibutuhkan nasabah. Hal ini Produk jasa/pelayanan bisa berhubungan
berbeda dengan nasabah dalam konsep dengan produk fisik maupun tidak.
tradisional, dimana mereka tidak dalam
pengembangan perusahaan, karena Sugiarto (1999 : 36) berpendapat bahwa
mereka berada diluar sistem. kualitas pelayanan merupakan suatu
tindakan penyedia jasa atau pelayanan
Tujuan untuk melibatkan nasabah dalam terhadap pelanggan melalui penyajian
888 Jurnal Ilmiah GEMA EKONOMI, Agustus 2016

produk atau jasa sesuai dengan ukuran 2. Dimensi Keandalan (Reability)


yang berlaku pada produk atau jasa Kemampuan perusahaan untuk
tersebut untuk memenuhi kebutuhan, memberikan pelayanan sesuai yang
keinginan, dan harapan pelanggan. dijanjikan secara akurat dan terpercaya.
Kinerja harus sesuai dengan harapan
Kualitas pelayanan adalah seberapa baik nasabah yang berarti ketepatan waktu,
suatu organisasi atau perusahaan mampu pelayanan yang sama untuk semua
merespon kebutuhan pelanggan setelah pelanggan tanpa kesalahan, sikap yang
produk atau layanan diantarkan dan simpatik, dan dengan akurasi yang tinggi.
diberikan kepada pelanggan DeSimone Penilaian terhadap profesionalitas atau
dan Harris, (1998, : 261). Keduanya juga kemampuan BMT dalam memberikan
mengatakan bahwa kualitas pelayanan pelayanan pada anggota. Dimensi ini
dapat diukur dengan waktu respon diwakili oleh kecepatan pelayanan yang
(kecepatan) pelayanan, jaminan diberikan karyawan, profesionalisme
pelayanan, dan tingkat kepuasan pelayanan yang diberikan oleh karyawan,
pelanggan. Kualitas pelayanan menurut keakuratan dalam penanganan
Samsi (1992) diartikan sebagai tingkat pengadministrasan dokumen
kesempurnaan pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan sesuai dengan kode etik 3. Dimensi Daya Tanggap (Responsive-
dan standar yang ditetapkan di satu pihak ness)
dan di pihak lain dapat memuaskan Suatu kemauan untuk membantu dan
pemakai jasa pelayanan. Berdasarkan memberikan pelayanan yang cepat (re-
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sponsive) dan tepat kepada nasabah,
Kualitas pelayanan adalah seberapa baik dengan penyampaian informasi yang
suatu organisasi atau perusahaan mampu jelas. Penilaian terhadap keinginan dan
merespon kebutuhan pelanggan setelah kemauan karyawan BMT dalam
produk atau layanan diantarkan dan memberikan pelayanan kepada anggota.
diberikan kepada pelanggan. Lupiyoadi dimensi ini diwakili oleh ketersediaan
(2001), terdapat lima dimensi yang dapat karyawan untuk membantu nasabah,
mempengaruhi tingkat kepuasan nasabah kesigapan karyawan dalam memberikan
terhadap pelayanan yang diberikan, yaitu pelayanan kepada nasabah, kejelasan
informasi yang diberikan oleh karyawan.
1. Dimensi Bukti Fisik (Tangible)
Merupakan penilaian terhadap aspek 4. Dimensi Jaminan (Assurance)
nyata yang bisa dilihat dan bisa diraba Penilaian terhadap jaminan bahwa
yang harus dimiliki setiap perusahaan. karyawan memiliki pengetahuan,
Kemampuan suatu perusahaan dalam kompetensi, kesopanan dan sifat atu
menunjukkan eksistensinya kepada pihak perlaku yang dapat dipercaya.
eksternal. Penampilan dan kemampuan pengetahuan, Kesopansantunan, dan
sarana dan prasarana fisik perusahaan kemampuan para pegawai perusahaan
dan keadaan lingkungan sekitarnya untuk menumbuhkan rasa percaya para
adalah bukti nyata dari pelayanan yang nasabah nasabah kepada perusahaan.
diberikan oleh pemberi jasa, yang meliputi Assurance terdiri dari beberapa
fasilitas fisik antara lain : gedung, gudang, komponen antara lain komunikasi (com-
perlengkapan dan peralatan yang munication), kredibilitas (credibility),
digunakan, serta penampilan pegawainya keamanan (security), kompetisi (compe-
Dimensi ini diwakili oleh kondisi fisik dan tence), dan sopan santun (courtesy).
kenyamanan gedung, kemutakhiran Dimensi ini diwakili oleh kemampuan
peralatan dan teknologi yang dimiiki, karyawan dalam menjalankan tugasnya,
kerapian penampilan karyawan. kesopanan atau perilaku karyawan pada
Eka Pariyanti 889

saat melayani nasabah, penciptaan rasa vidual atau pribadi yang diberikan kepada
aman saat nasabah bertransaksi. para nasabah dengan berupaya
memahami keinginan nasabah. Dimensi
5. Dimensi Empati (Emphaty) ini diwakili oleh perhatian khusus
Penilaian terhadap perhatian Baitul Mal yang diberikan perusahaan terhadap
Wattamwil (BMT) kepada nasabahnya keluhan nasabah, kesan baik yang
serta pemahaman kebutuhan dan harapan diberikan pada saat melayani nasabah,
nasabah dari BMT. Memberikan pemahaman BMT atas kebutuhan dan
perhatian yang tulus dan bersifat indi- harapan anggota.

Gambar 1. Kerangka pikir

METODE PENELITIAN penelitian berupa angka-angka dan


analisis menggunakan statistik dengan
Metode penelitian adalah cara yang menggunakan alat analisis yaitu Analisis
dipergunakan untuk melaksanakan CSI (Customer Satisfaction Index).
kegiatan guna pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya, yang mana Batasan Konsep Dan Definisi
cara-cara yang akan dipergunakan Operasional Variabel
tersebut adalah bersifat operasional dari Variabel adalah konsep yang mengandung
kegiatan yang akan dilakukan oleh arti dan unsur yang dapat diobservasikan,
seseorang untuk merealisasikan tujuan. diukur dan dinilai, karena itu perlu
Metode yang digunakan dalam penelitian dilakukan perumusan definisi operasional
ini adalah metode deskriptif kuantitatif variabel yang berhubungan dengan
yaitu metode penelitian yang data penelitian serta berdasarkan variabel
890 Jurnal Ilmiah GEMA EKONOMI, Agustus 2016

yang terlihat, maka penulis dapat mengungkapkan data dari yang diteliti
memaparkan definisi sebagai berikut : secara tepat.
Kepuasan adalah perasaan senang
seseorang yang muncul setelah Metode uji validitas yang digunakan
membandingkan antara persepsi/ dalam penelitian ini adalah metode
kesannya terhadap kinerja atau hasil korelasi product moment.
suatu produk dan harapan-harapannya. n  xy   x  y 
rxy 
Adapun indikator yang diukur adalah :
n  x   x  n  y   y  
2 2 2 2

1. Dimensi Bukti Fisik (Tangible)


Merupakan penilaian terhadap aspek Keterangan :
nyata yang bisa dilihat dan bisa diraba r = Koefisien korelasi
yang harus dimiliki setiap perusahaan. X = jumlah skor item
2. Dimensi Keandalan (Reability) Y = jumlah skor total
Kemampuan perusahaan untuk n = Jumlah Data
memberikan pelayanan sesuai yang
dijanjikan secara akurat dan Ketentuan , Sugiyono (2009:126)
terpercaya. 1. Bila r hitung > 0,3 maka instrumen
3. Dimensi Daya Tanggap (Responsive- valid
ness) 2. Bila r hitung < 0,3 maka instrumen
Suatu kemauan untuk membantu dan tidak valid
memberikan pelayanan yang cepat
(responsive) dan tepat kepada 2. Reliabilitas Instrumen
nasabah, dengan penyampaian Reliabilitas adalah ketetapan alat ukur,
informasi yang jelas. dimana suatu alat ukur yang
4. Dimensi Jaminan (Assurance) dipergunakan pada waktu yang berbeda
Penilaian terhadap jaminan bahwa pada penelitian yang sama atau sejenis
karyawan memiliki pengetahuan, akan menunjukkan hasil yang relatif
kompetensi, kesopanan dan sifat atu sama. Teknik uji reliabilitas yang
perlaku yang dapat dipercaya. digunakan dalam penelitian ini adalah
pengetahuan, Kesopansantunan, dan teknik Alpa Cronbach. Teknik uji
kemampuan para pegawai perusahaan reliabilitas ini dipilih karena skor dari
untuk menumbuhkan rasa percaya angket yang digunakan merupakan
para nasabah kepada perusahaan. rentangan antara beberapa nilai (Umar,
5. Dimensi Empati (Emphaty) 2002:125).
Penilaian terhadap perhatian BMT
kepada nasabahnya serta pemahaman Rumus Pengujian Reliabilitas Instrument
kebutuhan dan harapan nasabah dari Dengan Teknik Alpha Cronbach adalah :
sebuah lembaga keuangan. 2
 k    b 

r 11    1 
Validitas dan Reliabilitas Instrumen  k  1   21 

Penelitian Keterangan :
r11 = Reliabilitas instrument
1. Validitas k = Banyak butir pertanyaan
Uji validitas menurut Simamora (2002 :
57) digunakan untuk mengukur sejauh  2t = Variabel total
mana alat ukur yang digunakan dapat  2b = Jumlah varians butir
mengukur apa yang diinginkan. Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila mampu Jumlah varians tiap butir diperoleh dengan
mengukur apa yang diinginkan dan dapat menjumlahkan nilai-nilai varians tiap butir.
Eka Pariyanti 891

Rumus varians adalah : Menurut Subagyo (2003:2) populasi


adalah keseluruhan fakta dari hal yang
 n x 
2

 x2 diteliti. Populasi dalam penelitian ini


 2
n adalah anggota Baitul Mal Wattamwil
Keterangan : (BMT) Mitra Jaya Abadi yang
n = Jumlah Responden berjumlah 2.935 anggota .
x = Nilai skor yang dipilih 2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil
Suatu variabel dikatakan reliabel, apabila populasi yang dianggap dapat mewakili
(Nurgiyantoro, 2004: 352) : seluruhnya untuk diteliti (Arikunto:1989).
Hasil α > 0,60 = reliabel Sampel dalam penelitian ini adalah
Hasil α < 0,60 = tidak reliabel anggota Baitul Mal Wattamwil (BMT)
Mitra Jaya Abadi. Besaran sampel yang
Teknik pengumpulan data akan dijadikan responden dalam suatu
Adapun teknik pengumpulan data yang penelitian agar didapatkan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah representatif harus dapat mewakili
sebagai berikut : populasi yang akan diteliti, maka peneliti
1. Observasi menetapkan besaran sampel adalah 100
Observasi yaitu cara yang dilakukan responden yang dianggap bahwa 100-150
dengan mengamati perilaku nasabah responden telah mewakili seluruh populasi
BMT Mitra Jaya Abadi. yang ada.
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah cara mendapatkan Penentuan jumlah sampel ini berdasarkan
data yang diperoleh dari buku, majalah, pada pendapat Gay dan Diehl (1992) yang
surat kabar, dan lainnya yang menyatakan bahwa besaran sampel mini-
berhubungan dengan masalah yang mum untuk sebuah penelitian adalah
dibahas. Dalam rangka pengumpulan data sebanyak 100 responden karena jumlah
yang konkrit maka bahan/ referensi dari minimal tersebut sudah mendekati data
buku-buku berkaitan dengan penelitian ini sempurna atau batas sampel minimum.
bersifat dokumentasi. D a l a m Menurut Uma Sekaran (2006) apabila
penelitian ini dokumentasi yang dimaksud jumlah populasi berjumlah +/- 1000 maka
adalah pengambilan data-data BMT yang jumlah sampel sebesar 278. Namun
bersifat dokumen, seperti bentuk-bentuk karena keterbatasan-keterbatasan yang
pelayanan dan lain-lain. dimiliki oleh penulis terutama
3. Kuesioner keterbatasan tenaga dan waktu maka
Kuesioner yaitu cara pengumpulan data penulis hanya mengambil sampel sejumlah
dengan cara membuat daftar pertanyaan 100 orang nasabah.
yang dijawab oleh para responden, yaitu Berdasarkan pertimbangan tersebut
anggota BMT Mitra Jaya Abadi. maka peneliti menetapkan besarnya unit
sampel untuk penelitian ini adalah 100
Populasi, Sampel dan Teknik sampel dengan anggapan bahwa 100
Pengambilan Sampel sampel tersebut telah dapat mewakili
1. Populasi keseluruhan populasi.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek/subyek yang 3. Teknik Pengambilan Sampel
mempunyai kualitas dan karakteristik Dalam penelitian ini yang menjadi target
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti populasi adalah nasabah yang berdomisili
untuk dipelajari dan kemudian ditarik di Kecamatan labuhan maringgai..
kesimpulannya (Sugiyono, 1999). Penelitian hanya pada sebagian daerah
populasi target. Teknik yang dipakai
892 Jurnal Ilmiah GEMA EKONOMI, Agustus 2016

dalam penelitian ini adalah Random sam- n = Jumlah sampel


pling dan incidental sampling. Yi = Nilai kepentingan produk layanan
Y ke-i
a. Random sampling
Yaitu teknik pengambilan sampel yang Kedua, membuat Weight Factors (WF)
memberikan peluang yang sama bagi Bobot ini merupakan persentase nilai MIS
setiap unsur ( anggota ) populasi untuk per produk layanan terhadap total MIS
dipilih menjadi anggota sampel. Cara seluruh produk layanan.
pengambilan sampel yaitu dengan secara
acak, sebuah sampel di ambil sedemikian
MISi
rupa sehingga tiap unit penelitian atau WF  p
x100%
satuan elemen dari populasi mempunyai l 1 MSIi
kesempatan yang sama untuk digunakan
sebagai sampel. Dimana:
b. Incidental sampling p = Produk layanan kepentingan
Dari hasil yang didapat dari pengambilan ke-p
random sampling tersebut kemudian
diambil 100 orang untuk dijadikan sampel Ketiga, membuat Weight Score (WS)
penelitian. Pengambilan 100 sampel ini Bobot ini merupakan perkalian antara WF
menggunakan teknik incidental sam- dengan rata-rata tingkat kepuasan (X)
pling yaitu responden yang kebetulan (Mean Satisfaction Score = MSS)
dijumpai dan sesuai untuk dijadikan
sumber data.
WSi  WFi x MSs
Teknik Analisis data
Teknik analisis data yang digunakan Keempat, menentukan Customer Satis-
adalah CSI (Customer Satisfaction In- faction Index (CSI)
dex) . Analisis CSI (Customer Satisfac-
tion Index) digunakan untuk mengetahui p

tingkat kepuasan anggota secara CSI


 i1
WSi
x 100 %
menyeluruh dengan melihat tingkat HS
kepentingan dari produk-produk layanan. Di mana:
Untuk mengetahui besarnya CSI, maka p = Produk layanan kepentingan
dapat dilakukan langkah-langkah sebagai ke-p
berikut: (Aritonang, 2005). HS = (Highest Scale) Skala
maksimum yang digunakan
Pertama, menentukan Mean Impor-
tance Score (MIS) Pada umumnya, bila nilai CSI di atas 50
Nilai ini berasal dari rata-rata kepentingan persen dapat dikatakan bahwa anggota
tiap anggota. sudah merasa puas sebaliknya bila
n
nilai CSI di bawah 50 persen belum
(  Yi dikatakan puas. Nilai CSI dalam
MIS  il penelitian ini dibagi ke dalam lima kriteria
n mulai dari tidak puas sampai dengan
Di mana: sangat puas.

Tabel 2. Kriteria Nilai Customer Satisfaction Index

Nilai CSI Kriteria CSI


0,81-1,00 Sangat Puas
Eka Pariyanti 893

0,66-0,80 Puas
0,51-0,65 Cukup Puas
0,35-0,50 Kurang Puas
0,00-0,34 Tidak Puas
Sumber: Ihsani dalam Riandina, W.O dan R.N. Suryana (2006)

HASIL DAN PEMBAHASAN instrument penelitian dinyatakan


valid, maka selanjutnya harus
Hasil Uji Validitas dan Realibilitas dilakukan pengujian realibilitas
guna mengetahui ketepatan alat
1. Validitas Instrumen Penelitian ukur yang digunakan, dalam
Uji validitas instrument tentang kinerja dan hal ini pengujian reliabilitas
kepetingan diambil dari 10 responden, menggunakan teknik alpha crobach
dengan menggunakan rumus korelasi dengan menggunakan program SPSS
produk moment. Berdasarkan hasil 16.0. Berdasarkan hasil output program
perhituntan diperoleh hasil bahwa SPSS 16.0 maka dapat disimpulkan
penelitian ini angket instrumen yang bahwa instrument yang digunakan dalam
digunakan valid karena dari hasilnya lebih penelitian ini dinyatakan reliabel karena
dari 0.300. hasil alpha lebih dari 0,6.

2. Uji Coba Reliabilitas Instrumen 3. Hasil penelitian


Setelah pengujian validitas dilakukan dan 1. Customer Satisfaction Index (CSI)

Tabel 3. Tingkat kesesuaian antara tingkat kinerja dan tingkat kepentingan

N0 Pertanyaan Skor Kinerja Skor Tingkat


(Ki) kepentingan (Hi) kesesuaian Tki
= (Ki/Hi)x100%
Indikator Buktilangsung/tangibles
1 Kondisi fisik dan 346 372 93.01
kenyamanan gedung
BMT Mitra Jaya Abadi
2 Kemutakhiran peralatan 373 389 95.88
dan teknologi yang dimiiki
3 Kerapian penampilan 370 385 96.10
karyawan
Keandalan/ reliability
4 Kecepatan pelayanan 347 377 92.04
yang diberikan karyawan
5 Profesionalisme pelayanan 366 397 92.19
yang diberikan oleh karya-
wan
6 Keakuratan dalam penang- 391 411 95.13
anan pengadministrasian
dokumen
Daya Tanggap/responsiveness
7 Ketersediaan karyawan 350 386 90.67
untuk membantu nasabah
894 Jurnal Ilmiah GEMA EKONOMI, Agustus 2016

8 Kesigapan karyawan dalam 343 388 88.40


memberikan pelayanan ke-
pada nasabah
9 Kejelasan informasi yang 363 382 95.02
diberikan oleh karyawan
Jaminan/ assurance
10 Kemampuan karyawan dal- 349 382 91.36
am menjalankan tugasnya
11 Kesopanan, keramahan at- 370 372 99.46
au perilaku karyawan pada
saat melayani nasaah
12 Penciptaan rasa aman saat 397 394 100.76
nasabah bertransaksi
Empati/ emphaty
13 Perhatian khusus yang di- 412 405 101.72
berikan BMT Mitra Jaya
Abadi terhadap keluhan
nasabah
14 Kesan baik yang diberikan 383 383 100
pada saat melayani nasabah
15 Pemahaman BMT atas 385 387 99.48
kebutuhan dan harapan
nasabah
Sumber : Data primer diolah

Dari tabel di atas kemudian dapat dicari nilai CSI sebagai berikut :

Tabel 4. Perhitungan Customer Satisfaction Index (CSI)

No Instrumetn Rata-rata Skor Weighting Rata-rata Skor Weighted


Kinerja Factor Kentingan Score
1 Kondisi fisik dan 3.46 0.06 3.72 0.2232
kenyamanan gedung
BMT Mitra Jaya Abadi
2 Kemutakhiran peralatan 3.73 0.067 3.89 0.26063
dan teknologi yang dimiiki
3 Kerapian peampilan karya- 3.7 0.067 3.85 0.25795
wan
4 Kecepatan pelayanan 3.47 0.063 3.77 0.23751
yang diberikan karyawan
5 Profesionalisme pelayanan 3.66 0.067 3.97 0.26599
yang diberikan oleh karya-
wan
6 Keakuratan dalam pena- 3.91 0.07 4.11 0.2877
nganan pengadministrasan
dokumen
7 Ketersediaan karyawan 3.5 0.06 3.86 0.2316
untuk membantu nasabah
8 Kesigapan karyawan da- 3.43 0.06 3.88 0.2328
lam memberikan pelayanan
Eka Pariyanti 895

kepada nasabah
9 Kejelasan informasi yang 3.63 0.065 3.82 0.2483
diberikan oleh karyawan
10 Kemampuan karyawan 3.49 0.06 3.82 0.2292
dalam menjalankan tugas-
nya
11 Kesopanan, keramahan 3.7 0.067 3.72 0.24924
atau perilaku karyawan pa-
da saat melayani nasaah
12 Penciptaan rasa aman sa- 3.97 0.07 3.94 0.2758
at nasabah bertransaksi
13 Perhatian khusus yang di- 4.12 0.07 4.05 0.2835
berikan BMT Mitra Jaya
Abadi terhadap keluhan
nasabah
14 Kesan baik yang diberikan 3.83 0.069 3.83 0.26427
pada saat melayani nasabah
15 Pemahaman BMT atas keb- 3.85 0.069 3.87 0.26703
utuhan dan harapan nasabah
Jumlah Total 55.45 1 58.1 3.82
CSI = (Weighted Score Total :5) x 100% 76.4%
Sumber : Data primer diolah

Pada tabel di atas diketahui nilai profit, sedangkan jangka panjang dapat
Customer Satisfaction Index (CSI) membangun customer loyalty dan
adalah 0.764 atau 76,4 % , nilai tersebut memperkuat brand, maka Satisfied In-
berada pada skala 0,66-0,80 yang yang dex merupakan tuntutan untuk suatu
menunjukkan bahwa indeks kepuasan perusahan yang berorientasi pada
anggota pada kriteria puas terhadap pelanggan. Pemilihan strategi serta
kinerja pelayanan Baitul Mal Wattamwil ( pengukuran sebaiknya disesuaikan
BMT ) Mitra Jaya Abadi . dengan kepentingan tujuan serta
memahami kelebihan dan kelemahan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah pada setiap strategi dan pengukuran, yang
penulis lakukan diketahui nilai Customer selanjutnya beberapa pertimbangan
Satisfaction Index (CSI) adalah 0.764 tersebut disesuaikan dengan sumber daya
atau 76,4 % , nilai tersebut berada pada yang dimiliki.
skala 0,66-0,80 yang yang menunjukkan
bahwa indeks kepuasan anggota pada
kriteria puas terhadap kinerja pelayanan KESIMPULAN
Baitul Mal Wattamwil ( BMT ) Mitra
Jaya Abadi. Meskipun anggota BMT Kesimpulan
sudah puas dengan kinerja BMT , Berdasarkan hasil analisis data yang telah
perusahaan harus tetap mempertahankan penulis lakukan diketahui nilai Customer
nilai CSI tersebut dan lebih meningkatkan Satisfaction Index (CSI) adalah 0.764
lagi ketingkat kriteria sangat puas. atau 76,4 % , nilai tersebut berada pada
Kepuasan pelanggan sangat penting skala 0,66-0,80 yang yang menunjukkan
untuk suatu perusahaan, upaya bahwa indeks kepuasan anggota pada
mempertahankan nasabah dalam jangka kriteria puas terhadap kinerja pelayanan
pendek dapat meningkatkan revenue dan Baitul Mal Wattamwil ( BMT ) Mitra
896 Jurnal Ilmiah GEMA EKONOMI, Agustus 2016

Jaya Abadi. Alfabeta. Bandung.

Saran Lupiyoadi, Rambat. 2001. “Manajemen


Melihat dari hasil penelitian yang penulis Pemasaran Jasa”. Edisi
lakukan maka penulis menyumbangkan Pertama. Salemba Empat
beberapa saran yang mungkin dapat Jakarta.
menjadi bahan pertimbangan bagi
perusahaan. Adapun- saran-saran Martila, J. A. and J. c. James. 1997. Im-
tersebut antara lain : portance Performance
1) Perusahaan hendaknya Analysis. Journal of Market-
mempertahankan nilai CSI untuk ing.
upaya mempertahankan nasabah
dalam jangka pendek dapat Mulyadin, Dedy. 2007. Analisis Kualitas
meningkatkan revenue dan profit. Jasa Pelayanan Pada PT. BNI
2) Perusahaan hendaknya ’46 Cabang X. UG Jurnal
meningkatkan kinerjanya agar Ekonomi dan Bisnis. Vol.1
nasabah tidak kecewa dan No.1, Jakarta.
berpindah ke BMT lain.
Rangkuti, Freddy. 2002. Riset
Pemasaran. Jakarta, PT.
DAFTAR PUSTAKA Gramedia Pustaka Utama.

Arikunto, Suharsimi. 1984. Prosedur Simamora, B. (2004). Riset Pemasaran:


Penelitian. Bina Aksara. Falsafah, Teori, dan
Jakarta. Aplikasi. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Indriwinangsih, Lira & Sudaryanto. 2007.
Pengukuran Kualitas Sugiono. 2002. Statistik Untuk
Pelayanan Kartu Pra Penelitian. cetakan
Bayar Pro XL di Wilayah Keempat. CV Alfabeta.
Depok. UG Jurnal Bandung.
Manajemen dan
Pemasaran, Vol. 1 No. 7. Sugiyono,2003, Metode Penelitian
Jakarta. Administrasi, Alfabeta.
Bandung.
Irawan, Hadi. 2002. Prinsip Kepuasan
Pelanggan. Penerbit : Swasta, DH. 1998. Manajemen
Elex Media Komputindo, pemasaran. penerbit.
Jakarta. liberty,Yogyakarta.

Kotler, Philip. 2000. Manajemen Tjiptono. (2006). “Management Jasa”.


Pemasaran, Analisis Yogyakarta : CV. Andi Offset.
Perencanaan, Implementasi
dan Kontrol. Jilid I, Umar, Husein. 2002. Metode Riset
PT Prehalindo, Jakarta. Bisnis. Penerbit PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Lomgeneceter. 2000. Perhotelan. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai