Anda di halaman 1dari 15

PERADABAN ISLAM PADA MASA DINASTI ABBASIYAH

Disusun untuk memenuhi tugas makalah

Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam

Dosen Pengampu : Ahmad Sholeh, M.Ag

Dibuat oleh:

Nayla rahmania : 230103110050

Moh. Abdus Salam : 230103110043

Khumairoh Hanif Masyatha: 230103110046

FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM

MALANG

2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang
berjudul “Peradaban Islam pada Masa Dinasti Abbasiyah”

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembautan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.

Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.

Malang, 20 Oktober 2023

Kelompok 5

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... 1


DAFTAR ISI ........................................................................................................................ 2
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 3
1.3 Tujuan Pembahasan ...................................................................................................... 3
BAB II. PEMBAHASAN ..................................................................................................... 4
2.1 Sejarah berdirinya Dinasti Abbasiyah .......................................................................... 4
2.2 Khalifah yang berpengaruh pada masa Dinasti Abbasiyah ............................................ 5
2.3 Keberhasilan yang dicapai oleh Dinasti Abbasiyah ....................................................... 6
2.4 Daftar ulama atau Ilmuwan pada masa Dinasti Abbasiyah ............................................ 7
2.5 Perkembangan Ilmu Pengetahuan pada masa Dinasti Abbasiyah ................................... 8
2.6 Kehancuran Dinasti Abbasiyah ................................................................................... 10
2.7 Peninggalan Peninggalan Dinasti Abbasiyah yang masih dapat dilihat hingga saat ini. 11
BAB III. PENUTUPAN ..................................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 13
DAFTARPUSTAKA................................................................................................................14

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Daulah abbasiyah merupakan puncak kejayaan pada masa peradaban islam. Dinasti
Abbasiyah merupakan dinasti islam yang paling berhasil dalam mengembangkan peradaban
islam. Banyak para ulama atau ilmuwan dinasti abbasiyah yang berkontribusi dalam
penemuan-penemuan penting di bidang keilmuan. Dinasti abbasiyah juga memiliki banyak
peninggalan dalam urusan materi, sarana dan kemewahan bangunannya.
Kekuasaan dinasti abbasiyah melanjutkan kekuasaan dinasti bani umayyah.
Berpindahnya urusan kekhalifahan kepada bani abbasiyah adalah untuk kemaslahatan daulah
islamiyah, baik diawal maupun diakhir. Banyak kejadian penting pada periode bani
abbasiyah, seperti pembangunan kota baghdad, pemberontakan- pemberontakan dari
kelompok yang melenceng hingga fitnah kholqul qur’an. Keruntuhan dinasti abbasiyah yang
merupakan benih dari kehancuran dunia islam terjadi dengan siklus sebab dan akibat seperti
yang dirasakan oleh dinasti- dinasti masa lalu. Banyak hal yang perlu kita ketahui mengenai
beberapa aspek dari dinasti abbasiyah sebagai acuan semangat sekaligus menjadi ilmu
pengetahuan kita mengenai sejarah peradaban umat islam sehingga kita akan mencoba untuk
mengulangi masa keemasan itu kembali oleh generasi saat ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sejarah berdirinya Dinasti Abbasiyah ?
2. Siapa saja para khalifah yang berpengaruh pada masa Dinasti Abbasiyah ?
3. Apa saja keberhasilan yang dicapai oleh Dinasti Abbasiyah ?
4. Siapa saja daftar ulama atau ilmuwan pada masa Dinasti Abbasiyah ?
5. Apa saja perkembangan ilmu pengetahuan pada masa Dinasti Abbasiyah ?
6. Bagaimana kehancuran Dinasti Abbasiyah ?
7. Apa saja peninggalan peninggalan pada masa Dinasti Abbasiyah yang masih dapat dilihat
saat ini ?

1.3 Tujuan Pembahasan


1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya Dinasti Abbasiyah.
2. Untuk mengetahui para khalifah yang berpengaruh pada masa Dinasti Abbasiyah.
3. Untuk mengetahui keberhasilan yang dicapai oleh Dinasti Abbasiyah.
4. Untuk mengetahui daftar ulama atau ilmuwan pada masa Dinasti Abbasiyah.
5. Untuk mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan pada masa Dinasti Abbasiyah.
6. Untuk mengetahui kehancuran Dinasti Abbasiyah.
7. Untuk mengetahui peninggalan peninggalan pada masa Dinasti Abbasiyah yang masih
dapat dilihat hingga saat ini.

3
BAB II. PEMBAHASAN

2.1 Sejarah berdirinya Dinasti Abbasiyah

Kekhalifahan Dinasti Abbasiyah dinisbatkan pada Al-Abbas bin Abdul Muthallib,


paman Rasulullah SAW. Dari pihak ayah. Dinasti ini resmi berdiri pada tahun 132 H.
Meskipun begitu, jatuhnya Dinasti Umayyah dan bangkitnya Dinasti Abbasiyah berhubungan
erat dengan sejarah peristiwa-peristiwa yang terjadi beberapa tahun sebelum Dinasti
Abbasiiyah resmi berdaulat.
Pada tahun 97 Hijriyah, Bani Umayyah dalam keadaan yang kacau. Terdapat banyak
celah yang mudah diserang dalam tubuh Bani Umayyah. Banyak pihak memusuhi Bani
Umayyah seperti Syi’ah, Al-Mawali, juga sekelompok orang Persia. Permusuhan semakin
nampak sepeninggal Khalifah Umar bin Abdul Aziz pada tahun 101 Hijriyah. Sedangkan
pada tahun 98 Hijriyah terjadi perindahan pengakuan kekhalifahan dari keluarga Al-Hasyim
(Abu Hasyim bin Muhammad bin Al-Hanifah)kepada keluarga Al-Abbas (Muhammad bin
Ali bin Abdillah bin Al-Abbas). Secara singkat diceritakan bahwa Abu Hasyim mengenal
Muhammad bin Ali sebagai orang yang memiliki ilmu, pemahaman dan pengetahuan tinggi.
Ia tidak mempunyai ahli waris hingga berwasiat pada Muhammad bin Ali untuk
menggantikannya. Propaganda pun berpindah pada Muhammad bin Ali.
Muhammad bin Ali membuat rencananya dengan rapi, teliti dan cerdas. Pada tahun
103 H ia mengirimkan 12 utusan ke Khurasan untuk melakukan propaganda disana. Mereka
menyebarkan propaganda yang berhubungan dengan unsur-unsur kebencian terhadap Bani
Umayyah tanpa menjelaskan siapa sebenarnya pemimpin mereka. Gerakan ini berjalan
dengan sangat rahasia. Namun rencana ini sempat terendus dan gagal. Pada tahun 109 H
propaganda kembali dilakukan dengan mengutus seorang lealki yang mmahami Khurasan, ia
bernama Khaddasy. Akan tetapi pada akhirnya Khaddasy bersikap melenceng dan tertangkap
oleh gubernur Bani Umayyah. Ia akhirnya ditangkap dan dibunuh. Pada tahun 125 H
Mulammad bin Ali meninggal dunia. Gerakannya dilanjutkan oleh putranya yg bernama
Ibrahim al-Imam. Ia berfokus pada dua hal utama yakni:
1. Propaganda menentang Bani Umayyah sekaligus baiat untuk Ahlulbait.
2. Menuntut balas atas syuhada dari kalangan Ahlulbait.
Ahlulbait mencakup Bani Abbasiyah dan Bani Alawiyyin.

4
Ibrahim menunjuk Abu Muslim Al-Khurasani sebagai pemimpin tertinggi di Khurasan. Abu
Muslim adalah pemuda yang cerdas. Ia mulai merealisasikan tujuannya dengan memecah
belah bangsa arab untuk kemudian mereka kembali pada Abu Muslim agar mendamaikan
mereka dan menjadikannya sekutu. Abu Muslim juga mengajak kelompok yang kecewa pada
Dinasti Umayyah agar mengembalikan pemerintahan pada keturunan Abbas atau keturunan
Ali.
Ketika Abu Muslim telah mengusai Khurasan, Ibrahim memberikan kepemimpinan
tentara pada Qahthabah. Abu Muslim pun rela membarikan kepemimpinan tentara pada
Qathabah. Qathabah akhirnya mampu mengalahkan Ibnu Hubairah, gubernur Bani Umayyah
di Irak. Ini memberikan pengaruh yang besar.
Marwan bin Muhammad menangkap dan memenjarakan Ibrahim. Ibrahim pun
menyerahkan urusan kepada Abul Abbas, saudaranya. Ia juga memerintahakn agar Abul
Abbas dan saudara-saudaranya segera pergi ke Kufah. Kemudian Abul Abbas memerintahkan
pamannya, Abdullah bin Ali untuk bergerak memerangi Bani Umayyah di Syam. Mereka pun
membawa kemenangan dan berhasil mengusir Marwan dalam peperangan Az-Zab.
Bani Abbasiyah menyisir ke segala tempat untuk membunuh dan menghabisi keluarga Bani
Umayyah yang tersisa. Hingga akhirnya, pengukuhan Dinasti Abbasiyah dilakukan.

2.2 Khalifah yang berpengaruh pada masa Dinasti Abbasiyah


1. Abu Abbas As-Saffah ( 132 - 136 H )
Dia adalah Abdullah bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas. Khalifah pertama
dinasti Abbasiyah ini dikenal dengan kedermawanannya. Setelah meruntuhkan Dinasti
Umayyah, dia dibaiat menjadi khalifah pada tahun 132 H, di Kufah. Dia meninggal pada
tanggal 11 Dzul Hujjah tahun 136 H, di Anbar, Irak.

2. Abu Ja’far Al- Manshur ( 136 – 158 H )


Abu Ja’far Al-Manshur adalah adik Khalifah Abul Abbas. Ia termasuk salah satu dari sekian
khalifah paling berpengaruh pada masa Dinasti Abbasiyah. Ia berkontribusi besar atas
kemajuan Islam. Ia terkenal sebagai sosok yang pemberani, berwibawa, teguh dan berwatak
keras. Abu Ja’far juga digelari Abu Dawaniq karena sering melakukan audit kepada para
pegawai produksi. Meski begitu,ia termasuk dermawan di berbagai macam musibah.

3. Al- Mahdi ( 158 – 169 H )


Bernama asli Muhammad bin Abdullah bin Muhammad bin Ali. Dilahirkan pada tahun 127
H. Digelari Al-Mahdi sebagai harapan bahwa dialah yang digambarkan di dalam hadits-hadits
itu, tapi kenyataannya bukan. Ia sosok yang lembut dan penyayang. Meskipun begitu, ia keras
ketika memerangi orang-orang kafir zindiq. Ia menjabat pada tahun 158 Hijriyah dan
meninggal pada bulan Muharram tahun 169 H.

5
4. Harun Ar- Rasyid ( 170 – 193 H )
Dia adalah Harun bin Muhammad bin Abdullah bin Muhammad. Dia dilahirkan di Ray pada
tahun 148 H. Dalam sejarah Arab-Islam, masa Ar-Rasyid adalah masa paling gemilang. Siapa
yang tak mengenal Khalifah satu ini. Dia adalah salah satu khalifah yang paling mulia dan
berwibawa, pernah berhaji, berjihad, Berperang, memiliki pendapat yang bijak, fasih, berilmu
dan memahami benar tugas khalifah. Pada masa itu, wilayah kekuasaan sangat luas dan
kemajuan ilmu pengetahuan sangat melimpah. Ia meninggal di Tous, tahun 193 H.

5. Al- Ma’mun ( 198 – 218 H )


Dia adalah Abdullah bin Harun. Al-Ma’un cenderung mendukung Syi’ah dan Mu’tazilah
serta tidak mengerti As-Sunnah. Ini dikarenakan orang-orang Mu’tazilah seringkali
berkumpul di sekelilingnya yang membuatnya mempelajari aliran itu dari mereka. Ialah yang
menyerukan bahwa Al-Qur’an adalah makhluk. Al-Ma’mun mencintai ilmu, tetapi tidak
mempunyai pengetahuan yang cukup mendalam tentangnya. Ia berpendapat yang salah
tentang Al-qur’an hingga menyebabkan ulama-lama disiksa. Ia meninggal dunia pada bulan
Rajab tahun 218 H.
6. Al- Mu’tashim ( 218 – 227 H )
Dia adalah Muhammad bin Harun, Dilahirkan pada tahun 180 H. Pada masa ini, kekuatan
kekhalifahan Dinasty Abbasiyah mulai mengalami penyusutan. Ibunya yang berkebangsaan
Turki menjadikannya secara alami berkoalisi dengan orang-orang Turki. Ia menguji manusia
dengan fitnah Khalqul Qur’an. Ia membangun kota Samarra dan membuat kota itu menjadi
tempat tinggal orang-orang Turki. Ia meninggal pada bulan Rabi’ul Awwal tahun 227 H.

7. Ja’far Al- Mutawakkil ( 232 – 247 H )


Ketika Al- Mutawakkil menjabat sebagai khalifah, bangsa Turki sudah banyak menguasai
pemerintahan. Ia lalu berusaha menghentikan gerakan-gerakan bangsa Turki dan
menjauhinya. Pada masa ini, ia juga memerangi kaum Mu’tazilah dan pada akhirnya
membebaskan orang-rang ahlus-sunnah yang ditawan gara-gara tidak mau berpendapat bahwa
Al-Quran adalah makhluk. Akan tetapi ia juga berpihak pada sebagian orang-orang alawy. Ia
juga menindas keluarga Ali. Ia berusaha begitu keras ingin mengalahkan bangsa Turki tetapi
ia juga melakukan kesalahan-kesalahan pada masa pemerintahannya hingga membuat pondasi
kerajaan tidak kokoh. Kemudian bangsa Turki berhasil menguasai pemerintahan.

2.3 Keberhasilan yang dicapai oleh Dinasti Abbasiyah


1. Dibangunnya Baitul Hikmah, yaitu sebuah perpustakaan besar yang berisi berbagai
ilmu pengetahuan.
2. Dibangunnya rumah sakit, serta sekolah- sekolah kedokteran dan farmasi.
3. Menerjemahkan berbagai naskah ilmu pengetahuan kuno dari Yunani, India, dan
Persia ke dalam bahasa Arab yang mempermudah ilmu tersebut untuk dipelajari.
4. Munculnya tokoh- tokoh ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu.

6
5. Berkembangnya ilmu pengetahuan umum, yakni Filsafat, Kedokteran, ilmu ukur, ilmu
hitung, dan sebagainya yang disertai dengan lahirnya tokoh- tokoh berpengaruh pada
peradaban dunia.

2.4 Daftar ulama atau Ilmuwan pada masa Dinasti Abbasiyah


A. Ahli Tasawuf

a. Rabi’ah Adawiyah (lahir di Baghdad tahun 714 M ajaran tasawufnya dinamakan


‘Mahabbah’.
b. Abu Hamid bin Muhammad bin ahmad Ghozali (1059– 111 M) hasil karyanya yang
terkenal adalah ‘Ihya Ulumuddin’.
c. Abdul Farid Zunnun Al Misri, lahir tahun 156 H/773 M – 245 H/860 M), beliau dapat
membaca Hieroglif yang ditinggalkan di zaman Firaun (Mesir).

B. Ahli Fikih
a. Imam Abu Hanifah (80 – 150 H/700 – 767 M) beliau menyusun madzhabnya yaitu
madzhab Hanafi.
b. Imam Malik Bin Anas, lahir di Madinah tahun 93 H/788 M dan meninggal di Hijaz
pada tahun 170 H/788 M, beliau menyusun madzhab Maliki.
c. Imam Syafii nama lengkapnya Muhammad bin Idris bin Syafi’i (150 – 204 H/767 –
802 M), sewaktu berumur 7 tahun sudah hafal Al Quran dan menyusun madzhabnya
yaitu madzhab Syafi’i.
d. Imam Hambali (164 – 241 H/780 – 855 M), beliau menyusun madzhabnya, yaitu
madzhab Hambali.

C. Ahli Sejarah
a. Ibnu Qutaibah (828 M – 889 M) dengan hasil karyanya Uyun Al Akhbar yang berisi
sejarah politik negeri-negeri Islam.
b. At-Thabari (839 M – 923 M) menulis tentang sejarah para rasul dan raja-raja.
c. Ibnu Khaldun (1332 M – 1406 M) hasil karyanya Al Ihbar banyaknya 7 jilid dan
setiap jilidnya berisi 500 halaman.
D. Ahli Kedokteran Muslim

a. Hunain Ibnu Iskak, lahir pada tahun 809 M dan meninggal pada tahun 874 M. Beliau
adalah dokter spesialis mata, karyanya adalah buku-buku tentang berbagai penyakit,
dan banyak menerjemahkan buku-buku kedokteran yang berbahasa Yunani ke dalam
bahasa Arab.
b. Ibnu Sina, di samping filosof juga sebagai tokoh kedokteran, bukunya yang sangat
terkenal di bidang kedokteran adalah Al-Qanun Fi Al-tib dijadikan buku pedoman
kedokteran di Universitas-universitas Eropa maupun negara-negara Islam.

E. Ahli Filsafat

7
a. Al-Kindi (185-252 H/805-873 M), terkenal dengan sebutan ‘Filosof Arab’, beliau
menerjemahkan buku-buku asing ke dalam bahasa Arab. Bermacam-macam ilmu telah
dikajinya, terutama filsafat. Al-Kindi bukan hanya filosof, tetapi juga ahli ilmu
matematika, astronomi, farmakologi, dan sebagainya.
b. Al Farabi (180-260 H/780 – 863 M), beliau menerjemahkan buku-buku asing ke
dalam bahasa Arab. Al Farabi banyak menulis buku mengenai logika, matematika,
fisika, metafisika, kimia, etika, dan sebagainya. Filsafatnya mengenai logika antara
lain dalam bukunya “Syakh Kitab al Ibarah Li Aristo”, menjelaskan logika adalah
ilmu tentang pedoman yang dapat menegakkan pikiran dan dapat menunjukkannya
kepada kebenaran. Dia diberi gelar guru besar kedua, setelah Aristoteles yang menjadi
guru besar pertama. Buah karyanya banyak diterjemahkan ke dalam bahasa Eropa.
c. Ibnu Sina (Abdullah bin Sina) (370 - 480H/980 - 1060 M). Di Eropa dikenal dengan
nama Avicena. Sejak kecil ia telah belajar bahasa Arab, geometri, fisika, logika, teolog
Islam, ilmu-ilmu kedokteran dan Islam. Beliau seorang dokter di kota Hamazan,
Persia, yang aktif mengadakan penelitian tentang berbagai macam jenis penyakit.
Beliau juga terkenal dengan idenya mengenai faham serba wujud atau wahdatul
wujud, juga ahli fisika dan ahli jiwa. Pada usia 17 tahun ia sangat terkenal. Karangan
Ibnu Sina berjumlah lebih dari dua ratus buku, yang terkenal antara lain: 1. Asy Syifa,
buku ini adalah buku filsafat, terdiri atas empat bagian yaitu logika, fisika,
matematika, dan metafisika. 2. Al-Qanun atau Canon of Medicine. Menurut
penyebutan orang-orang barat, buku ini pernah diterjemahkan ke dalam bahasa latin
dan pernah menjadi buku standar untuk Universitas-universitas Eropa sampai akhir
abad ke-17.
d. Ibnu Rusyd. Dilahirkan di Cardova pada tahun 250 H/1126 M dan meninggal dunia
tahun 675 H/1198 M. Dia dikenal di Eropa dengan nama Averoes .Dia adalah ahli
filsafat yang dikenal dengan sebutan bapak Rasionalisme. Dia juga ahli ilmu hayat,
ilmu fisika, ilmu falak, ilmu akhlak dan juga ilmu kedokteran, ilmu fikih. Karyanya
antara lain:Fasul Maqal fima Baina al Hikmati Wasyari’at Minal Ittisal, Bidayatul
Mujtahid,Tahafutut Tahafud.Karangan beliau hingga kini masih banyak dijumpai di
perpustakaan Eropa dan Amerika.

2.5 Perkembangan Ilmu Pengetahuan pada masa Dinasti Abbasiyah


1) Ilmu Hadis

Ilmu hadis adalah ilmu yang mempelajari tentang hadis dari sunat, perawinya, isi, dll.Pada
masa itu bermunculan ahli-ahli hadis yang besar dan terkenal beserta hasil karyanya, antara
lain:
a. Imam Bukhari, lahir di Bukharo 194 H di Bagdad, kitabnya yang termasyur adalah al-
Jami’us sahih dan terkenal dengan Sahih Bukhari.
b. Imam Muslim, Kitabnya yang terkenal dengan Sahih Muslim.
c. Abu Dawud dengan kitab hadisnya berjudul Sunan Abu Dawud.
d. Ibnu Majah dengan kitab hadisnya Sunan Ibnu Majah.
e. At-Tirmidzi sebagai kitabnya Sunan Tirmidzi.

8
2) Ilmu Tafsir

Ilmu tafsir adalah ilmu yang menjelaskan tentang makna/kandungan ayat Al-Qur’an. Sebab-
sebab turunnya ayat/Asbabun nuzulnya, hukumnya, dan lain-lain. Adapun ahli tafsir yang
termasyur ketika itu antara lain:
a. Abu Jarir at-Tabari dengan tafsirnya Al-Qur’anul Azim sebanyak 30 juz.
b. Abu Muslim Muhammad bin Bahr Isfahany (mu’tazilah), tafsirnya berjumlah 14 jilid.

3) Ilmu Fikih

Ilmu fikih yaitu ilmu yang mempelajari tentang hukum-hukum Islam (segala sesuatu yang
diwajibkan, dimakruhkan, dibolehkan, dan yang diharamkan oleh agama Islam).

4) Filsafat Islam
Filsafat Islam adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat
segala sesuatu yang ada, sebab asal hukumnya atau ketentuan-ketentuannya berdasarkan Al-
Qur’an dan hadis. Manfaat filsafat Islam adalah untuk menemukan hakikat segala sesuatu
sebagai ciptaan Allah dan merupakan bukti kebesaran-Nya. Allah swt. berfirman: Artinya:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat
tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal.” (Q.S. Ali-‘Imran/3: 190).

5) Ilmu tasawuf
Ilmu yang mengajarkan cara-cara membersihkan hati, pikiran, dan ucapan dari sifat yang
tercela sehingga tumbuh rasa taqwa dan dekat kepada Allah swt. Untuk dapat mencapai
kebahagiaan abadi (bersih lahir dan batin). Orang muslim yang menjalani kehidupan tasawuf
disebut sufi.

6) Sejarah
Sejarah ialah ilmu yang mempelajari tentang berbagai peristiwa masa lampau yang meliputi
waktu dan tempat peristiwa itu terjadi, pelakunya, peristiwanya dan disusun secara sistematis.
Dengan mempelajari sejarah seseorang dapat mengambil pelajaran, manfaat, dan hikmahnya
dari peristiwa tersebut. Allah swt. berfirman dalam Surah Yusuf ayat 111 : Artinya:
“Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang yang mempunyai
akal.” (Q.S. Yusuf/12: 111).

7) Kedokteran
Pada masa Dinasti Abbasiyah kedokteran mengalami perkembangan dan kemajuan,
khususnya tatkala pemerintahan Harun ar-Rasyid dan khalifah-khalifah besar sesudahnya.
Pada waktu itu sekolah-sekolah tinggi kedokteran didirikan sehingga banyak mencetak
sarjana kedokteran.

9
8) Matematika
Al-Khawarizmi (194-266 H). Beliau telah menyusun buku Aljabar dan menemukan angka nol
(0). Angka 1-9 berasal dari Hindu, yang telah dikembangkan oleh umat Islam (Arab). Buku
karyanya adalah Treatise On Algebra dan buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa
Prancis

9) Astronomi

Astronomi ilmu yang mempelajari perjalanan matahari, bumi, bulan, dan bintang-bintang
serta planet-planet yang lain. Tokoh-tokohnya antara lain:
a. Abu Mansur al-Falaqi.
b. Jabir al-Batani, beliau pencipta alat teropong bintang yang pertama.

2.6 Kehancuran Dinasti Abbasiyah


Faktor Internal :
1. Luasnya wilayah kekuasaan
2. Berdirinya dinasti- dinasti kecil
3. Perebutan kekuasaan di pusat pemerintah
4. Persaingan antar bangsa
5. Kemerosotan ekonomi
6. Konflik keagamaan
7. Gaya hidup mewah dan bersenang- senang
8. Korupsi ( memperkaya diri sendiri )
9. Umat islam meninggalkan ajaran agamanya
10. Sistem pergantian khalifah secara turun- menurun
11. Khalifah yang berusia muda dan tidak memiliki kemampuan pemimpin

Dan faktor yang paling dominan adalah umat islam yang meninggalkan ajarannya. Sedangkan
Faktor Eksternal nya yaitu : Perang Salib dan serangan tentara Mongol. Serangan yang
dilancarkan pihak kristen terhadap kekuatan muslim periode 1095- 1291 M yang dinamakan
perang salib. Adanya perang ini dikarenakan dugaan bahwa pihak kristen dalam melancarkan
serangan di dorong oleh motivasi keagamaan, selain itu perang ini menggunakan simbol salib.
Kemudian serangan tentara Mongol. Awal permusuhan dan peperangan bangsa Mongol
dengan negeri islam bermula dari peristiwa tahun 1212 M. Ketika itu ada tiga orang saudagar
Bukhara bersama puluhan rombongannya tiba di wilayah Mongol dan menuju ibu kota
Karakorum. Entah mengapa, orang orang Mongol menangkap mereka dan kemudian
menyiksanya. Sedangkan barang dagangannya dirampas. Tidak lama setelah peristiwa itu,
Jengis Khan mengirim 50 orang saudagar Mongol untuk membeli barang dagangan di
Bukhara. Atas perintah Amir Bukhara Gayur Khan, mereka ditangkap dan dihukum mati.

10
Jengis Khan marah dan merancang penyerbuan ke kerajaan Khawarizmi dan negeri-
negerilainnya di Asia Tengah. Penyerbuan itu baru terlaksana pada tahun 1219 M, hanya
selisih tiga tahun tentara Mongol menaklukkan seluruh wilayah Cina.

Dengan dibunuhnya 50 orang saudagar menumbuhkan rasa dendam dan kebencian terhadap
umat Islam. Melihat dari kemampuan bangsa Mongol menaklukkan bangsa Cina, dengan
demikian bangsa Mongol memiliki tentara yang kuat dan terlatih dalam seni perang. Sehingga
bangsa Mongol merasa terhina atas peristiwa tersebut dan kemudian melakukan serangan
terhadap umat Islam.

Pada tahun 1258 M, tentara mongol yang berkekuatan 200.000 orang tiba di salah satu pintu
Baghdad. Khalifah al-Mu’tashim tidak mampu membendung kekuatan tentara Hulagu Khan.
Pada saat krisis, wazir khalifah al-Alqami mengambil kesempatan menipu khalifah dengan
mengatakan, “saya telah menemui Hulagu Khan untuk perjanjian damai. Hulagu Khan
berjanji akan tetap menghormati khalifah, bahkan ia berkeinginan untuk mengawinkan
putrinya dengan putra tuanku, Amir Abu Bakar. Ia tidak menginginkan sesuatu kecuali
kepatuhan. Dengan mempercayai informasi tersebut, khalifah al-Muta’shim bersama seluruh
pembesar kerajaan dan hakim, serta keluarga mereka yang berjumlah 30.000 orang keluar
menemui Hulagu. Awalnya mereka disambut dengan ramah, tetapi setelah itu mereka
kemudian membantai habis, termasuk wazir al-Alqami. Namun sebelum membunuh wazir,
Hulagu Khan berkata: “Kamu pantas mendapat hukuman berat karena berhianat kepada orang
yang telah memberimu kedudukan.”
Selama 40 hari pasukan Hulagu Khan membunuh, menjarah, memperkosa wanita dan
membakar. Rumah-rumah ibadah dihancurkan, bayi-bayi dibunuh bersama ibunya, wanita
hamil ditusuk perutnya. Kota Baghdad dihancurkan rata dengan tanah. Sejak saat itu,
berakhirlah kekuasaan Abbasiyah dan kemudian dikuasai oleh Hulagu Khan. Perbuatan
Hulagu Khan dan tentaranya sangat kejam mereka membunuh orang yang tidak berdosa,
seperti wanita, dan anak-anak. Setelah tumbangnya Dinasti Abbasiyah umat Islam dipimpin
oleh seorang raja beragama Syamanism.

2.7 Peninggalan Peninggalan Dinasti Abbasiyah yang masih dapat dilihat hingga saat ini
1) Istana Ukhaidir

Terletak di gurun sekitar 100 mil barat daya Bagdad adalah istana Ukhaidir, salah satu
istana yang paling terpelihara di dunia Muslim. Istana ini memiliki keunikan dalam kekayaan
arsitekturnya yang menggabungkan beberapa inovasi utama yang berdampak besar pada
perkembangan arsitektur Muslim dan non-Muslim. Oleh karena itu, istana ini menarik banyak
minat akademis, terutama dari para arkeolog dan arsitek Jerman, Prancis, dan Inggris. Namun,
berbagai penelitian tersebut gagal memberikan penjelasan yang tepat mengenai keadaan
sekitar pendirian istana karena tidak adanya teks atau prasasti di tempat yang dapat membantu
menentukan tanggal pasti dan cerita yang konklusif.

11
2) Makam Zumurrud Khatun

Masjid Zumurrud Khatun terletak di pusat Bagdad dekat Madrasah Mustansiriya.


Dibangun oleh Zumurrud Khatun yang merupakan ibu dari Khalifah al-Nasr li-Dinillah dan
istri Al Mustathea Bi-amrilallah. Makamnya ditemukan di daerah al-Karkh yang terletak di
Bagdad barat. Menara masjid, yang dibangun sebelumnya oleh bangsa Seljuk pada abad
kedua belas, dianggap yang tertua di Bagdad. Itu menjulang di antara Masjid Shafai dan pintu
masuk masjid dan memiliki satu balkon yang didukung oleh muqarnas. Balkonnya didekorasi
dengan batu bata berlapis biru dan pirus.

3) Masjid Agung Samarra

Masjid Agung Samarra merupakan salah satu masjid yang dibangun pada masa Dinasti
Abbasiyah. Letak Masjid Agung Samara berada di Kota Samarra, Irak. Ketika dibangun pada
abad ke-9, masjid ini merupakan masjid terbesar di dunia. Masjid Agung Samarra dibangun
oleh Khalifah Al-Mutawakkil, yang memerintah Daulah Abbasiyah di Samarra antara tahun
847 hingga 861. Pembangunan masjid dimulai pada tahun 848, dan selesai pada
851.Keunikan dan keindahan dari Masjid Samarra adalah memiliki menara berbentuk spiral
setinggi 52 meter dengan lebar 33 meter, yang disebut sebagai Menara Malwiyyah. Menara
berbentuk kerucut ini terlihat sangat unik dengan tangga spiral menuju puncak yang
mengelilingi bagian luarnya. Arsitektur Masjid Samarra merupakan buah pikiran Khalifah Al-
Mutawakkil. Beberapa sejarawan berpendapat bahw khalifah mendapat banyak inspirasi dari
gaya arsitektur Mesopotamia. Ada pula yang berargumen bahwa inspirasi masjid ini adalah
Menara Babel. Khalifah bahkan menyewa seniman dan arsitek dari seluruh kekhalifahan
untuk membantu mewujudkan masjid impiannya.

12
BAB III. PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Dinasti Abbasiyah merupakan Dinasti yang mampu berdiri dan berkembang dalam
rentang waktu yang cukup lama, dari tahun 750-1258 M. Situasi sosial dan politik menjelang
pengangkatan Al-Ma’mun menjadi Khalifah berada pada situasi yang cukup stabil namun
tidak berarti bebas dari berbagai pemberontakan.Ketika hendak menjadi khalifah, Al-Ma’mun
harus menghadapi pemberontakan sengit dengan saudaranya yaitu Al-Amin. Akhirnya Al-
Ma’mun berhasil menjadi khalifah setelah meninggalnya Al-Amin. Keadaan pemerintahan
yang cukup stabil membuat Al-Ma’mun kembali meneruskan perkembangan ilmu
pengetahuan lebih pesat.

Adapun perkembangan intelektual muslim pada masa Al-Ma’mun berada pada masa
yang gemilang. Hal ini karena sikap dari AlMa’mun sendiri sangat mendorong perkembangan
ilmu pengetahuan. Berbagai disiplin ilmu terus mengalami perkembangan, baik ilmu-ilmu
keIslaman, Ilmu Sains, Ilmu Sosial dan sastra. Karena sikap terbuka dan toleransi yang
dimiliki oleh Al-Ma’mun, akhirnya banyak melahirkan ilmuwan-ilmuwan yang turut
membantu dalam mengembangkan berbagai aktivitas intelektual seperti Menerjemahkan,
menulis dan Menyalin Buku,Rihlah Ilmiah, Berkirim Surat dan Debat atau Jadal. Aktivitas ini
turut mewarnai perkembangan ilmu pengetahuan dan menjadikan Islam sebagai The Golden
Age Of Islam

13
DAFTAR PUSTAKA

Sou'yb, J. (1977). Sejarah Daulat Abbasiyah I. Jakarta: Bulan Bintang.


Sou'yb, J. (1977). Sejarah Daulat Abbasiyah II. Jakarta: Bulan Bintang.
Ash-Shalabi, Ali. (2016). Sejarah Daulah Umawiyah & Abbasiyah. Jakarta Timur: Ummul
Qurra.
Al-Isy, Yusuf. (2007). Dinasti Abbasiyah. Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar.
Operation, T. G. (t.thn.). Pasti Bisa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk
SMA/MA Pasti Bisa. Penerbit Duta.

14

Anda mungkin juga menyukai