Anda di halaman 1dari 44

PENGARUH RASIO PROFITABILITAS, LIKUIDITAS,

SOLVABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA

PERUSAHAAN YANG TERINDEX LQ 45 PERIODE TAHUN

2017 - 2021

PROPOSAL TESIS

MUHAMMAD ABIYYU ARSYAN

201015200061

PROGRAM STUDI MAGISTER UNIVERSITAS PAMULANG

TANGERANG SELATAN

2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Identifikasi Masalah................................................................................8
C. Pembatasan Masalah................................................................................9
D. Rumusan Masalah....................................................................................9
E. Tujuan Penelitian...................................................................................10
F. Manfaat Penelitian.................................................................................10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................12
A. Pengertian Manajemen..........................................................................12
B. Pengertian Manajemen Keuangan.........................................................13
C. Laporan Keuangan.................................................................................14
D. Kinerja Keuangan..................................................................................17
E. Rasio Keuangan.....................................................................................21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN...............................................................27
A. Jenis Penelitian......................................................................................27
B. Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................................28
C. Populasi, Sampling dan Sampel Penelitian...........................................28
D. Instrumen Penelitian..............................................................................30
E. Data, Sumber Data, dan Variabel Penelitian.........................................31
F. Teknik Pengumpulan Data....................................................................33
G. Teknik Analisis Data.............................................................................34
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................37

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dunia bisnis yang sedang memasuki era globalisasi mengakibatkan

persaingan semakin ketat. Kondisi demikian menuntut setiap perusahaan

melakukan Likuiditasnya secara efektif dan efisien agar tetap memiliki

keunggulan daya saing, sehingga kelangsungan perusahaan tetap terjaga.

Faktor pendukung kelangsungan suatu perusahaan antara lain adalah

tersedianya modal yang cukup untuk membiayai Likuiditas perusahaan. Salah

satu sumber dana murah untuk modal dapat diperoleh perusahaan dengan

menjual saham kepada publik di pasar modal. Pasar modal di Indonesia, yaitu

Bursa Efek Indonesia (BEI) dapat menjadi wadah pertemuan antara investor

(pihak yang memiliki dana) dan perusahaan (pihak yang memerlukan dana)

(Darmadji dan Fakhruddin, 2011:2).

Saham menurut Anoraga dan Pakarti (2008:58) merupakan surat

berharga yang menjadi bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun

institusi dalam suatu perusahaan. Para investor yang melakukan investasi

saham memiliki harapan akan memperoleh return yang optimal atas investasi

saham yang dilakukan. Berbicara mengenai investasi saham tidak bisa lepas

dari harga saham. Harga satu saham yang diperdagangkan di bursa adalah

harga pasar dari saham yang bersangkutan. Harga pasar merupakan harga dari

suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung atau jika pasar sudah ditutup

maka harga pasar adalah harga penutupannya (close price) (Anoraga dan
1
Pakarti, 2008:59).

Harga saham merupakan salah satu indikator untuk mengukur

keberhasilan pengelolaan suatu perusahaan, dimana semakin tinggi harga

saham maka semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut dan sebaliknya.

Nilai perusahaan yang baik dimata publik secara langsung akan berdampak

pada ketertarikan publik terhadap saham perusahaan mengalami peningkatan.

Kondisi demikian akan membuat harga saham mengalami kenaikan karena

bertambahnya jumlah permintaan di pasar modal.

Di pasar modal atau dalam Likuiditas perdagangan saham sehari-hari,

harga saham merupakan faktor yang penting dan harus diperhatikan oleh para

investor karena harga saham menunjukkan prestasi perusahaan dimana harga

saham searah dengan kinerja perusahaan. Apabila perusahaan memiliki

prestasi yang semakin baik maka keuntungan yang dapat dihasilkan dari

Likuiditas operasi perusahaan akan semakin besar. Pada kondisi yang

demikian, harga saham perusahaan akan cenderung naik.

Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham menurut Brigham dan

Weston (1993:26) antara lain yaitu proyeksi laba per saham, saat diperolehnya

laba, tingkat risiko dari proyeksi laba, proporsi utang perusahaan terhadap

ekuitas dan kebijakan pembagian dividen. Selain kelima faktor tersebut,

menurut Weston dan Brigham (1993:27) masih ada sejumlah faktor lain yang

mempengaruhi harga saham yaitu kendala eksternal (meliputi: undang-undang

anti-monopoli, peraturan lingkungan hidup, peraturan mengenai keselamatan

kerja dan keamanan produk, peraturan ketenagakerjaan dan sebagainya),

2
tingkat kegiatan perekonomian pada umumnya, pajak Perseroan serta keadaan

bursa saham.

Sedangkan menurut Samsul (2011:335), faktor-faktor yang

mempengaruhi harga saham yaitu faktor makro ekonomi dan non ekonomi

serta faktor mikroekonomi. Faktor makro yg bersifat ekonomi terinci dalam

variabel ekonomi, misalnya inflasi, suku bunga, kurs valuta asing, tingkat

pertumbuhan ekonomi, harga bahan bakar minyak di pasar internasional, dan

indeks saham regional. Selanjutnya, faktor non ekonomi mencakup peristiwa

politik domestik, peristiwa sosial, peristiwa hukum, dan peristiwa politik

internasional. Sedangkan faktor mikroekonomi terinci dalam beberapa

variabel, misalnya laba per saham, dividen per saham, nilai buku per tahun,

debt equity ratio, dan rasio keuangan lainnya.

Adanya faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga saham

mengharuskan para investor melakukan analisis menyeluruh guna

meminimalisir risiko yang diderita atas investasi saham yang dilakukannya.

Analisis saham terdiri atas analisis teknikal dan analisis fundamental

(Darmadji dan Fakhruddin, 2011:149). Analisis teknikal atau sering disebut

chartist merupakan salah satu metode dimana para analis melakukan evaluasi

saham berbasis pada data-data statistik yang dihasilkan dari Likuiditas

perdagangan saham, seperti harga saham dan volume transaksi. Dengan

berbagai grafik yang ada serta pola-pola grafik yang terbentuk, analisis

teknikal memprediksi arah pergerakan harga saham ke depan. Selanjutnya,

analisis fundamental merupakan penilaian saham dengan mempelajari atau

3
mengamati berbagai indikator yang terkait dengan kondisi makro ekonomi dan

kondisi industri suatu perusahaan hingga berbagai indikator keuangan dan

manajemen perusahaan. Beberapa data atau indikator yang umum digunakan,

antara lain: pendapatan laba, pertumbuhan penjualan, imbal hasil atau

pengembalian atas ekuitas margin laba, dan data keuangan lainnya sebagai

sarana untuk menilai kinerja perusahaan dan potensi pertumbuhan perusahaan

di masa mendatang.

Para investor yang rasional pasti akan memperhatikan aspek fundamental

untuk menilai ekspektasi imbal hasil (return) yang akan diperolehnya. Salah

satu faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham adalah kondisi

internal perusahaan. Kondisi internal perusahaan tergambar dari kinerja

perusahaan. Salah satu cara untuk mengukur kinerja perusahaan adalah melalui

kinerja keuangan perusahaan yang tercermin dari rasio-rasio keuangan.

Investor dan analis sekuritas memiliki cara-cara tersendiri untuk

menentukan saham yang akan dibelinya, namun umumnya tidak terlepas dari

analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan yang dikemukakan di dalam

laporan keuangan. Sebelum melakukan suatu investasi, diperlukan

pengetahuan yang cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis

efek-efek mana yang akan dibeli, mana yang akan dijual, dan mana yang tetap

dimiliki. Para investor perlu mengetahui dan memilih saham-saham mana yang

dapat memberikan keuntungan paling optimal bagi dana yang diinvestasikan

dikarenakan juga terdapat risiko-risiko dalam berinvestasi jika kita tidak

cermat menganalisis saham-saham tersebut.

4
Beberapa rasio keuangan diperlukan oleh para investor dan analis untuk

menganalisis kondisi keuangan perusahaan yang dikemukakan di dalam

laporan keuangan yaitu Rasio Likuiditas merupakan rasio keuangan yang

sering digunakan oleh perusahaan dan investor. Kemudian dengan Rasio

Solvabilitas, rasio ini digunakan untuk menganalisis kemampuan perusahaan

untuk memenuhi semua kewajiban nya baik jangka pendek maupun jangka

panjang. Lalu dengan Rasio Profitabilitas yang juga menjadi salah satu rasio

yang paling sering digunakan oleh investor, dimana rasio ini membantu

investor mengetahui kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam

hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri (Sartono,

2002:120).

Dalam penelitian ini, salah satu komponen yang berhubungan dengan

kondisi internal perusahaan adalah kinerja perusahaan yang terdiri dari Current

Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA), Return On

Equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS).

Current Ratio (CR) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan

aktiva lancar perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan

aktiva lancar yang dimiliki (Darsono dan Ashari, 2005: 52). CR merupakan

rasio yang umum digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas perusahaan.

Semakin tinggi nilai CR maka perusahaan dianggap mampu untuk membayar

kewajiban jangka pendeknya yang berarti kondisi perusahaan baik. Hal

tersebut akan membuat para investor tertarik terhadap saham perusahaan yang

memiliki likuiditas yang lancar sehingga akan berdampak pada bertambahnya

5
permintaan akan saham perusahaan. Permintaan saham perusahaan yang

mengalami peningkatan akan berdampak pula pada peningkatan harga saham

perusahaan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Setiyawan, Indra dan

Pardiman (2014) yang berjudul “Pengaruh Current Ratio, Inventory Turnover,

Time Interest Earned Dan Return On Equity Terhadap Harga Saham pada

Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI

Periode 2009-2012” menyatakan bahwa CR berpengaruh positif dan signifikan

terhadap harga saham. Hasil tersebut berbeda dengan penelitian Susilawati

(2012) yang berjudul “Analisis Perbandingan Pengaruh Likuiditas, Solvabilitas

dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham pada Perusahaan LQ 45 Periode

2006-2009” yang menyatakan bahwa CR tidak berpengaruh signifikan

terhadap harga saham.

Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang menunjukkan

kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang (Darsono

dan Ashari, 2005: 54). Semakin tinggi DER menunjukkan ketergantungan

permodalan perusahaan terhadap pihak luar juga tinggi. Hal tersebut

menyebabkan beban perusahaan semakin berat dan berpengaruh terhadap

berkurangnya hak pemegang saham (dalam bentuk dividen). Berkurangnya hak

pemegang saham atas dividen menyebabkan berkurangnya minat investor

terhadap saham perusahaan karena tingkat pengembaliannya semakin kecil.

Menurunnya minat investor tersebut menyebabkan permintaan saham

perusahaan turun sehingga harga penawaran saham tersebut juga mengalami

penurunan. Penelitian mengenai DER dilakukan oleh Abigael K, Veronika dan

6
Ika S (2008), Susilawati (2012), Ratih, Apriatni dan Saryadi (2013), hasilnya

sama-sama menyatakan bahwa DER berpengaruh signifikan terhadap harga

saham. Namun hasil berbeda ditunjukkan oleh Abied (2013) dimana DER

tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Return On Asset (ROA) merupakan rasio yang menggambarkan

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap aset yang

digunakan (Darsono dan Ashari, 2005:57). Semakin tinggi ROA, maka

semakin baik kondisi perusahaan. Nilai ROA yang tinggi maka tingkat

pengembalian yang di harapkan investor juga tinggi. Semakin besar nilai ROA

maka perusahaan dianggap semakin menguntungkan. Oleh sebab itu, investor

cenderung akan memilih saham perusahaan dengan nilai ROA yang tinggi.

Kecenderungan tersebut akan menyebabkan bertambahnya permintaan akan

saham perusahaan dan harga penawaran saham tersebut di pasar sekunder akan

terdorong naik. Penelitian mengenai ROA yang dilakukan oleh Abigael K,

Veronika dan Ika S (2008) yang berjudul, “Pengaruh Return On Asset, Price

Earning Ratio, Earning Per Share, Debt to Equity Ratio, Price to Book Value

terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur di BEI tahun 2004-2007”

menyatakan bahwa ROA berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hasil

yang sama ditunjukkan oleh penelitian yang dilakukan Susilawati (2012).

Namun hasil berbeda ditunjukkan oleh penelitian yang dilakukan Abied (2013)

yang berjudul “Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Return On

Asset, Debt to Equity Ratio dan Market Value Added terhadap Harga Saham

dalam Kelompok Jakarta Islamic Index tahun 2008-2011” yang menyatakan

7
bahwa ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Return On Equity (ROE) merupakan rasio yang digunakan untuk

mengetahui besarnya kembalian yang diberikan oleh perusahaan untuk setiap

modal dari pemilik (Darsono dan Ashari, 2005: 57). Nilai ROE yang semakin

tinggi akan semakin baik karena memberikan tingkat kembalian yang lebih

besar pada pemegang saham. Hal tersebut membuat para investor cenderung

memilih perusahaan yang memiliki nilai ROE yang tinggi. Kecenderungan

tersebut akan menyebabkan semakin bertambahnya permintaan atas saham

yang bersangkutan sehingga berdampak pula pada kenaikan harga saham

tersebut. Penelitian mengenai ROE yang dilakukan oleh Ratih, Apriatni dan

Saryadi (2013) yang berjudul “Pengaruh EPS, PER, DER dan ROE terhadap

Harga Saham pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia Tahun 2010-2012” menyatakan bahwa EPS berpengaruh positif

dan signifikan terhadap harga saham. Hasil penelitian tersebut diperkuat oleh

penelitian yang dilakukan oleh Setiyawan, Indra dan Pardiman (2014) dimana

EPS berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.

Earning Per Share (EPS) merupakan rasio yang menggambarkan

besarnya pengembalian modal untuk setiap satu lembar saham (Darsono dan

Ashari, 2005: 57). Semakin tinggi nilai EPS, maka makin besar laba yang

disediakan untuk pemegang saham dan kemungkinan peningkatan jumlah

dividen yang diterima pemegang saham. Oleh karena itu, informasi EPS yang

dilaporkan oleh perusahaan selalu menarik perhatian para investor dimana para

investor cenderung memilih perusahaan yang memiliki nilai EPS yang tinggi.

8
Kecenderungan tersebut akan menyebabkan semakin bertambahnya

permintaan atas saham yang bersangkutan sehingga berdampak pula pada

kenaikan harga saham tersebut. Penelitian mengenail EPS yang dilakukan oleh

Abigael K, Veronika dan Ika S (2008), Ratih, Apriatni dan Saryadi (2013) dan

Abied (2013) hasilnya sama-sama menyatakan bahwa EPS berpengaruh

signifikan terhadap harga saham.

Objek pada penelitian ini adalah perusahaan yang terindex LQ45 dengan

periode penelitian 5 (lima) tahun yaitu tahun 2017-2021.. Indeks ini terdiri dari

45 saham dengan likuiditas tinggi, yang diseleksi melalui beberapa kriteria

pemilihan. Selain penilaian atas likuiditas, seleksi atas saham- saham tersebut

mempertimbangkan kapitalisasi pasar. Bursa Efek Indonesia secara rutin

memantau perkembangan kinerja komponen saham yang masukdalam

perhitungan Indeks LQ45 ini. Penggantian saham akan dilakukan setiap enam

bulan sekali. Apabila terdapat saham yang tidak memenuhi kriteria seleksi

Indeks LQ45 maka saham tersebut dikeluarkan dari perhitungan Indeks dan

diganti dengan saham lain yang memenuhi kriteria.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka disusunlah penelitian

yang berjudul: “Pengaruh Rasio Profitabilitas, Likuiditas, Solvabilitas

Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Yang Terindex LQ45 Periode Tahun

2017 - 2021.”

B. Identifikasi

Masalah

Dari latar belakang di atas, permasalahan yang ada dalam menyusun tugas
9
akhir ini yaitu:

1. Pertumbuhan perekonomian di Indonesia yang berpengaruh terhadap

permintaan produk perusahaan yang berdampak pada kinerja perusahaan,

sehingga perusahaan perlu melakukan penilaian disetiap periode sebagai

ukuran dalam kinerja perusahaan tersebut yang mana dapat dijadikan sebagai

pengambilan keputusan

2. Di era globalisasi saat ini dengan adanya gejolak moneter yang menimbulkan

persaingan ketat antar perusahaan

3. Munculnya berbagai perusahaan yang menjadikan dunia usaha semakin

berkembang dan semakin banyaknya persaingan.

4. Terindikasi adanya pengaruh rasio Likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas

terhadap harga saham.

5. Terindikasi adanya pengaruh rasio likuiditas terhadap harga saham.

C. Pembatasan

Masalah

Penelitian tugas akhir ini mempunyai beberapa batasan masalah agar data,

sampel dan variabel yang digunakan tidak meluas dan menajuah dari latar

belakang. Berikut batasan masalah pada penelitian ini:

1. Sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu pada 20 perusahaan yang

selalu masuk dalam index LQ 45 dari tahun 2017 sampai 2021.

2. Tahun yang digunakan pada sampel penelitian ini dari tahun 2017 sampai

tahun 2021 agar data sampel yang digunakan tidak terlalu meluas.

3. Perhitungan rasio profitabilitas yang digunakan pada penelitian adalah net


10
profit margin (NPM) sebagai varibel X1, gross profit margin (GPM)

sebagai variabel X2, return of investment (ROI) sebagai variabel X3.

4. Perhitungan rasio likuiditas yang digunakan pada penelitian adalah current

ratio (CR) sebagai variabel X4, quick ratio (QR) sebagai variabel X5.

5. Perhitungan rasio likuiditas yang digunakan pada penelitian adalah debt to

equity ratio (DER) sebagai variabel X6.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

yaitu:

1. Apakah net profit margin (NPM) berpengaruh signifikan terhadap harga

saham?

2. Apakah gross profit margin (GPM) berpengaruh signifikan terhadap harga

saham?

3. Apakah return of investment (ROI) berpengaruh signifikan terhadap harga

saham?

4. Apakah current ratio (CR) berpengaruh signifikan terhadap harga saham?

5. Apakah quick ratio (QR) berpengaruh signifikan terhadap harga saham?

6. Apakah debt to equity ratio (DER) berpengaruh signifikan terhadap harga

saham?

7. Apakah net profit margin (NPM) , gross profit margin (GPM), return of

investment (ROI) , current ratio (CR), quick ratio (QR) debt to equity ratio

(DER) berpengaruh signifikan terhadap harga saham?

11
E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas,

maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan menganalisa apakah rasio profitabilitas Likuiditas dan

solvabilitas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap likuiditas pada

perusahaan yang terindex LQ45.

2. Untuk mengatahui dan menganalisa apakah rasio profitabilitas Likuiditas dan

solvabilitas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap likuiditas pada

perusahaan yang terindex LQ45.

3. Untuk mengetahui dan menganalisa apakah diantara rasio profitabilitas

Likuiditas dan solvabilitas, manakah faktor yang berpengaruh dominan

terhadap likuiditas pada perusahaan yang terindex LQ45.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat antara lain sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan

memperkaya khasanah ilmiah sehingga mampu menambah wawasan dan

informasi bagi kalangan akademisi yang ingin mengkaji lebih dalam ilmu analisa

rasio solvabilitas, likuiditas, Likuiditas dan probabilitas, khususnya mengenai

penilaian kinerja keuangan perusahaan yang terindex LQ 45 .

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis

12
Bermanfaat untuk menambah wawasan, menerapkan dan mengembangkan

seluruh teori yang telah diperoleh semasa di bangku perkuliahan serta mendapat

keterampilan.

b. Bagi Perusahaan

Bermanfaat sebagai masukan untuk membuat perencanaan dan kebijaksanaan

yang tepat dalam hal penerapan analisis laporan keuangan.

c. Bagi Investor

Bagi pihak investor, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran

terkait kinerja keuangan perusahaan dilihat dari tingkat kesehatannya, sehingga

dapat dijadikan sebagai alat dalam pengambilan keputusan sesuai dengan

kebutuhan.

d. Bagi Peneliti yang akan datang

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk berbagi ilmu dan

tambahan referensi sebagai dasar untuk melakukan penelitian sejenis di masa

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PENELITIAN

A. Kajian Pustaka

1. Pengertian Manajemen

Pengertian Manajemen adalah suatu rangkaian proses yang meliputi

13
kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, evaluasi

dan pengendalian dalam rangka memberdayakan seluruh sumber daya

organisasi/ perusahaan, baik sumberdaya manusia (human resource capital),

modal (financial capital), material (land, natural resources or raw materials),

maupun teknologi secara optimal untuk mencapai tujuan organisasi/

perusahaan.

Selain pengertian umum diatas ada beberapa pendapat dari bebrapa ahli

mengenai pengertian manajemen, yaitu:

a. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, manajemen adalah “penggunaan

sumber daya secara efektif mungkin untuk mencapai sasaran”.

b. Menurut James A.F. Stonner, pengertian manajemen adalah suatu proses

perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya

dari anggota organisasi serta penggunaan semua sumber daya yang ada pada

organisasi untuk menapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan

sebelumnya.

c. Menurut Robbins dan Coulter (2007), manajemen adalah proses

pengoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut

terselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain.

Efisiensi mengacu pada memperoleh output terbesar dengan input terkecil;

digambarkan sebagai “melakukan segala sesuatu secara benar.” Sedangkan

efektivitas mengacu pada menyelesaikan kegiatan-kegiatan sehingga sasaran

organisasi dapat tercapai; digambarkan sebagai “melakukan segala sesuatu

yang benar.”

14
d. Menurut Heene dan Desmidt (2010), manajemen adalah serangkaian

Likuiditas manusia yang berkesinambungan dalam mencapai suatu tujuan

yang telah ditetapkannya.

e. Menurut Assauri (2004), “pengertian manajemen adalah kegiatan atau usaha

yang dilakukan untuk mencapai tujuan dengan menggunakan atau

mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan orang lain.”

f. Menurut Hersey dan Blanchard (2005), “Pengertian Manajemen adalah seni

dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian,

dan pengendalian terhadap orang dan mekanisme kerja untuk mencapai

tujuan.”

2. Pengertian Manajemen Keuangan

Menurut Musthafa (2017:3) Manajemen keuangan menjelaskan tentang

beberapa keputusan yang harus dilakukan, yaitu keputusan investasi, keputusan

pendanaan atau keputusan pemenuhan kebutuhan dana, dan keputusan

kebijakan dividen.

Menurut Sartono (2011:50), Istilah Manajemen keuangan dapat diartikan

sebagai manajemen dana baik yang berkaitan dengan pengalokasian dana

dalam berbagai bentuk investasi secara efektif maupun usaha pengumpulan

dana untuk pembiyaan investasi atau pembelanjaan secara efisien. Pelaksana

dari manajemen keuangan adalah manajer keuangan. Meskipun fungsi seorang

manajer keuangan setiap organisasi belum tentu sama, namun pada prinsipnya

fungsi utama seorang manajer keuangan adalah merencanakan, mencari, dan

memanfaatkan dengan berbagai cara untuk memaksimumkan efisiensi (daya


15
guna) dari operasi-operasi perusahaan.

Menurut Darsono (2011:101), manajemen keuangan merupakan Likuiditas

pemilik dan meminjam perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang

termurah dan menghasilkan laba yang paling efektif, efisien, dan ekonomis.

Manajemen keuangan berhubungan dengan tiga Likuiditas, yaitu :

a. Likuiditas penggunaan dana, yaitu Likuiditas untuk menginvestasikan dana

pada berbagai aktiva.

b. Likuiditas perolehan dana, yaitu Likuiditas untuk mendapatkan sumber dana,

baik dari sumber dana internal maupun sumber dana eksternal perusahaan.

c. Likuiditas pengelolaan aktiva, yaitu setelah dana diperoleh dan dialokasikan

dalam bentuk aktiva, dana harus dikelola seefisien mungkin.

3. Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Sadeli (2009:18) Laporan keuangan adalah laporan tertulis yang

memberikan informasi kuantitatif tentang posisi keuangan dan perubahan-

perubahannya, serta hasil yang dicapai selama periode tertentu. Menurut

Mursyidi (2010:121) mendefinisikan laporan keuangan merupakan laporan

yang disusun secara sistematis tentang kinerja dan posisi keuangan suatu

lembaga organisasi perusahaan dalam suatu periode tertentu. Dengan demikian,

laporan keuangan dapat diartikan sebagai ringkasan dari suatu proses

pencatatan dari transaksi keuangan, yang terjadi selama tahun buku yang

bersangkutan dan merupakan pertanggung jawaban pihak manajemen kepada

pihak intern maupun pihak ekstern perusahaan, yang mempunyai hubungan

dengan perusahaan tersebut.


16
Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu

perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan

keuangan yang lazim dikenal adalah : Neraca, Laporan Laba/ Rugi, Laporan

Arus Kas, Laporan Perubahan Posisi Keuangan.

Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah

kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai, dan informasi

kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat

dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu

sulit untuk dipahami oleh pemakai. Informasi laporan keuangan perusahaan

harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan

keputusan.

4. Rasio Keuangan

a. Pengertian Rasio Keuangan

Rasio keuangan menggambarkan suatu hubungan antara sejumlah laporan

keuangan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio yang dapat

memberikan gambaran kepada penganalisis yang baik atau tidak, keadaan

dari posisi keuangan. Menurut Kasmir (2015:104) menyatakan bahwa “Rasio

keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam

laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya”.

Menurut Sofyan Syafri Harahap (2015:297) “Rasio keuangan adalah

angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan

dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan

signifikan(berarti)”.
17
Dari teori diatas dapat disimpulkan bahwa rasio keuangan merupakan

kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan

antara satu atau lebih akun laporan keuangan. Kemudian angka yang

diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun

beberapa priode. Berikut ini adalah bentuk-bentuk rasio keuangan yaitu rasio

solvabilitas dan profitabilitas.

b. Jenis-Jenis Rasio Keuangan

1) Rasio Solvabilitas

Tingkat solvabilitas perusahaan ini penting artinya bagi suatu perusahaan

sebab posisi solvabilitas yang baik di satu pihak merupakan suatu jaminan

terhadap kontiunitas perusahaan yang selanjutnya dapat memberikan kondisi

baik bagi perusahaan tersebut dalam usahanya mencapai laba. Dan yang

menjadi tolak ukur solvabilitas yang dicapai perusahaan, dapat dilihat dari

kemampuan perusahaan tersebut dalam memenuhi segala kewajibannya.

Semakin tinggi rasio solvabilitas maka semakin tinggi pula resiko kerugian

yang dihadapi, tetapi juga ada kesempatan mendapatkan laba yang besar.

Sebaliknya apabila perusahaan memiliki rasio solvabilitas yang rendah tentu

mempunyai resiko kerugian yang lebih kecil. Dampak ini juga mengakibatkan

rendahnya tingkat hasil pengembalian (return) pada saat perekonomian tinggi.

Rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan

dalam membayar semua hutang-hutangnya, baik jangka pendek maupun

jangka panjang. Beberapa analisis menggunakan istilah rasio leverage yang

berarti mengukur seberapa besar kontribusi pemilik sebagai pemegang saham.

18
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2015, hal.303) “Rasio solvabilitas

menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka

panjangnya atau kewajiban-kewajiban apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio ini

dapat dihitung dari pos-pos yang sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap

dan utang jangka panjang”.

Menurut Kasmir (2010) “Rasio solvabilitas atau leverage merupakan rasio

yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai

dengan hutang”. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung

perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa

rasio solvabilitas digunakan utuk mengukur kemampuan perusahaan untuk

membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang

apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi).

Dari semua pengertian diatas tentang rasio solvabilitas, maka penulis

mengambil kesimpulan bahwa rasio solvabilitas adalah ukuran seberapa besar

kemampuan/daya ungkit perusahaan untuk membayar semua kewajibannya

pada saat keadaan operasi atau akan likuidasikan. Rasio solvabilitas

menggunakan alat ukur Debt to Total Asset Ratio.

2) Rasio Likuiditas

Rasio Likuiditas digunakan untuk mengetahui efisiensi organisasi dalam

memanfaatkan asetnya untuk menghasilkan kas dan pendapatan. Rasio ini

digunakan untuk memeriksa tingkat investasi yang dilakukan pada aset dan

pendapatan yang dihasilkannya. Karena alasan ini, rasio Likuiditas juga

dikenal sebagai rasio operasi atau analisis rasio perputaran. Peran rasio

19
Likuiditas atau rasio perputaran dalam evaluasi efisiensi bisnis dengan

analisis yang cermat atas persediaan, aset tetap dan piutang.

Rasio ini juga berguna untuk membandingkan bagaimana kinerja

perusahaan berdasarkan tren dari waktu ke waktu dalam analisis pernyataan

horizontal atau bagaimana kinerja perusahaan bersaing dengan kompetitor

dalam analisis perusahaan yang sebanding.

Rasio Likuiditas memiliki beberapa manfaat bagi bisnis diantaranya:

a) Membantu membandingkan pengembangan bisnis di lini operasi yang

sama.

b) Identifikasi masalah dapat dilakukan dengan menggunakan rasio yang

benar, dan membuat Anda dapat melakukuan koreksi yang diperlukan

dalam menjalankan bisnis dapat dilakukan.

c) Menyederhanakan analisis dengan menyediakan data keuangan dalam

format sederhana, yang pada akhirnya membantu dalam pengambilan

keputusan.

d) Investor dapat mengandalkan informasi yang diberikan oleh Rasio

Likuiditas karena didasarkan pada angka dan data yang akurat.

3) Rasio Profitabilitas

Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah

memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal. Oleh karena itu,

manajemen perusahaan dalam prakteknya dituntut harus mampu untuk

memenuhi target yang telah ditetapkan. Artinya besarnya keuntungan

haruslah dicapai sesuai dengan yang diharapkan dan bukan berarti asal

20
untung. Untuk mengukur tingkat keuntungan suatu perusahaan, digunakan

rasio keuntungan atau rasio profitabilitas.

Menurut Munawir (2007, hal.33) menyebutkan bahwa profitabilitas adalah

menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama

periode tertentu, dan dapat diukur dengan kesuksesan perusahaan dan

kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif.

Menurut Sutrisno (2009, hal.222) Rasio profitabilitas adalah rasio

keuntungan digunakan untuk mengukur seberapa besar tingkat keuntungan

yang dapat diperoleh perusahaan, dimana semakin besar tingkat keuntungan

menunjukkan semakin baik manajemen dalam mengelola perusahaan.

Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa Profitabilitas merupakan

rasio yang mengukur sejauh mana usaha yang dilakukan suatu perusahaan

mampu menciptakan hasil kembali dari sejumlah modal jangka waktu

tertentu. Pengukuran dapat dilakukan untuk beberapa periode operasi dengan

tujuan agar terlihat perkembangan perusahaan dalam rentang waktu tertentu,

baik penurunan atau kenaikan, sekaligus mencari penyebab perusahaan

tersebut.

Hasil pengukuran tersebut dapat dijadikan alat evaluasi kinerja

manajemen, apakah mereka telah bekerja secara efektif atau tidak. Jika

berhasil mencapai target yang telah ditentukan, mereka dikatakan telah

berhasil untuk periode atau beberapa periode. Namun, sebaliknya jika gagal

atau tidak berhasil mencapai target yang telah ditentukan, ini akan menjadi

pelajaran bagi manajemen untuk periode kedepan.

21
B. Penelitian

Terdahulu

Berikut ini beberapa penelitian terdahulu yang digunakan sebagai sumber

penelitian dan daftar pustaka.

Tabel 2.1 Jurnal Penelitian

Variabel
No Peneliti Judul Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan

1 Muhammad Pengaruh Current Current Debt to Equity


Faishal Kahfi, dkk Ratio, Debt To Equity Total Assets Ratio, dan Ratio (DER), Total
(2018) Ratio, Turnover Return On Assets Turnover
Equity (TATO
Jurnal e- Proceeding Total Assets Turnover,
dan berpengaruh
of Management : signifikan terhadap
Return On Equity Objek
Volume 5, Nomor 1, Terhadap Nilai Penelitian, nilai perusahaan
Maret 2018, ISSN Perusahaan (Studi Tahun pada perusahaan
penelitian, manufaktur sektor
2355- Kasus Pada Perusahaan
food and beverage
9357 dan Sampel
Manufaktur Sektor periode tahun 2011-
2016.
Food And Beverage
Yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia
Tahun 2011-2016)

2. TATO berpengaruh
Sri Handayani Total Asset Return On
Pengaruh Total Asset signifikan terhadap
dan Widyawati Turnover Assets Harga Saham
Turnover (TATO),
(2017) Debt To Equity Ratio (TATO), dan (ROA),
Jurnal Analisis (DER) Dan Return
On Assets (ROA) Harga Saham Objek
Manajemen
Terhadap Return Penelitian,
Volume 3 Nomor Saham Pada Sampel, dan
2 Perusahaan Bidang Tahun
ISSN: 2598-7364 Perbankan Yang Penelitian
Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
Niswan Ery dan Analisis Rasio
3.
Sumitro…. Likuiditas, Rasio
Solvabilitas dan
Rasio
Profitabilitas Dalam
Menilai Kinerja
Keuangan Pada PT
Perkebunan
Nusantara X

22
BAB III

METODOLOGI

PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan dalam tahapan penelitian yang terstruktur

dengan melalui tahapan penelitian yang baik. Sesuai dengan tujuan penelitian ini

yaitu untuk menganalisis pengaruh kinerja keuangan yang diukur dengan Net

Profit Margin (NPM) , Gross Profit Margin (GPM), Return Of Investment (ROI)

, Current Ratio (CR), Quick Ratio (QR) Debt To Equity Ratio (DER) terhadap

harga saham perusahaan, maka jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian

ini adalah jenis penelitian sebab akibat (causal research), yaitu penelitian yang

bertujuan untuk menguji hipotesis dan merupakan penelitian yang menjelaskan

fenomena dalam bentuk hubungan antar variabel dan mengidentifikasi sebab

akibat antara berbagai variabel (Erlina, 2011).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) terhadap seluruh

perusahaan yang masuk dalam LQ45 dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2021.

Data diambil dari beberapa website seperti www.idx.co.id dan website

perusahaan- perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Penelitian direncanakan

dilakukan terhitung sejak bulan Januari 2022 sampai dengan Juli 2022.

C. Metode Penelitian
23
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang terindex dalam LQ 45 pada

periode tahun 2017-2021. Obyek dari penelitian ini adalah faktor-faktor yang

memengaruhi harga saham yang diukur dengan menggunakan tiga rasio

keuangan yaitu:

1. Rasio profitabilitas dengan proksinya Net Profit Margin (NPM), Gross

Profit Margin (GPM), Return of Investment (ROI),

2. Rasio Likuiditas dengan proksinya Current Ratio (CR), dan Quick Ratio (QR),

3. Rasio Solvabilitas dengan proksinya Debt To Equity Ratio (DER).

Populasi penelitian ini terdiri dari 20 perusahaan yang masuk dalam

indeks LQ 45 selama periode 2017-2021. Sampel dalam penelitian ini adalah

perusahaan yang terdaftar secara reguler di indeks LQ 45 Bursa Efek

Indonesia selama periode penelitian 2017-2021. Metode pengambilan sampel

yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode intensional sampling.

D. Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada 20 perusahaan yang terindex dalam LQ 45 dari

tahun 2017 sampai 2021 . Data penelitian ini terdiri dari laporan keuangan 20

perusahaan yang terindex dalam LQ 45 dari tahun 2017 sampai 2021, yang

berhubungan Net Profit Margin (NPM) (X1) , Gross Profit Margin (GPM) (X2),

Return Of Investment (ROI)(X3) , Current Ratio (CR) (X4), Quick Ratio (X5)

Debt To Equity Ratio (DER) (X6) yang berpengaruh pada harga saham (Y).

Kemudain dilakukan Pengujian metode, uji asumsi dan uji Hipotesis. Berikut

gambaran desain penulisan pada bagan dibawah ini.

24
E. Operasional Variabel Yang

Digunakan

Variabel operasional penelitian ini terdiri dari 2 (dua) kelompok, yaitu

sebagai berikut :

1. Variabel Independen (X)

Variabel bebas (variabel bebas) menurut Maya Ima Erviani (2016)

merupakan variabel yang mempengaruhi atau menyebabkan perubahan

munculnya variabel terikat (dependen). Variabel independen disebut juga

variabel perlakuan, variabel stimulus, penyebab, risiko, riwayat, variabel yang

mempengaruhi, variabel perlakuan dan variabel bebas.Variabel dapat dikatakan

bebas karena dapat mempengaruhi variabel lain.

a. Net Profit Margin (X1)

Net Profit Margin (NPM) adalah rasio untuk mengukur besaran persentase

sisa pendapatan. Pengukuran ini akan menghasilkan jumlah keuntungan

bersih yang diperoleh dari total pendapatan dikurangi seluruh biaya terkait,

seperti seperti tunjangan penjualan, bahan baku, upah, dan lainnya. Rumus

25
yang digunakan untuk mengukur NPM adalah sebagai berikut :

Sumber : Dede Hendra (2019)

b. Gross Profit Margin (GPM) (X2)

Gross Profit Margin (GPM) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

besarnya persentase laba kotor atas penjualan bersih. Rasio ini dihitung

dengan membagi laba kotor terhadap penjualan bersih. Sementara untuk

mengetahui laba kotor sendiri, dihitung sebagai hasil pengurangan antara

penjualan bersih dengan harga pokok penjualan. Rumus yang digunakan

untuk mengukur GPM adalah sebagai berikut :

Keterangan :

GPM = Gross Profit Margin

PB = Penjualan Bersih

HPP = Harga PokokPenjualan

Sumber : Eria Pratikaning Tyas (2018)

c.

Debt to Assets Ratio (DAR) (X3)

Debt to assets ratio adalah rasio yang mengukur seberapa besar aset

perusahaan dapat menanggung hutang yang dimiliki korporasi tersebut. Debt


26
to assets ratio dapat dihitung sebagai berikut :

DER = Total Hutang / Total Aset x 100%

Sumber : Oktavianti (2018)

2. Variabel Dependen (Y)

Menurut Maya Ima Erviani (2016), variabel terikat (Bound Variables)

adalah variabel yang dipengaruhi, sebagai akibat dari adanya variabel bebas.

Disebut variabel terikat karena variabel terikat dipengaruhi oleh variabel

bebas. Variabel terikat disebut juga output, konsekuensi, variabel dependen,

kriteria, variabel terpengaruh dan variabel efek. Dalam penelitian ini variabel

terikat yang digunakan adalah Stock Price (Y). Stock Price (SP) adalah harga

yang siap untuk diterima oleh pihak lain dikemudian hari pada mekanisme

pasar tertentu dan merupakan harga jual dari investor yang satu ke investor

lainnya dengan rumus rata-rata :

SP= Pt/(P X ̅ )

Keterangan :

SP = Stock Price

Pt = Harga Saham Pada Periode t

P X ̅ = Harga Saham Rata-rata.

Sumber : Pandaya, dkk (2020)

3. Variabel Moderasi (Z)

Menurut Sugiyono (2017), Variabel moderasi adalah variabel yang

mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan antara variabel

bebas dengan variabel terikat. Variabel moderasi pada penelitian ini adalah Debt
27
to Equity Ratio (Z). Alasan menggunakan variabel moderasi dalam penelitian ini

adalah untuk mengetahui arah hubungan antara variabel-variabel independen

dengan variabel dependen, sehingga peneliti mengetahui apakah Debt to Equity

Ratio dapat memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel Gross

Profit Margin, Total Assets Turn Over, dan Return On Investment.

Debt to Equity Ratio (DER) merupakan pengukuran rasio utang terhadap

modal. DER yang ideal yaitu dibawah angka 1 aatau dibawah 100%. DER

menunjukkan proporsi relatif dan ekuitas dari utang yang digunakan untuk

membiayai aset perusahaan dengan rumus sebagai berikut :

DER= (Total Utang)/(Total Ekuitas) x 100%

Keterangan :

DER = Debt to Equity Ratio

Sumber : Dede Hendra (2019)

F. Sumber dan Cara Pengumpulan Data/Informasi

1. Sumber Data

Untuk mencapai sebuah kesimpulan, penelitian yang akan dilakukan

membutuhkan sumber informasi yang disebut dengan data. Data adalah fakta

atau gambaran yang akan dikumpulkan oleh peneliti untuk diolah sehingga

menghasilkan informasi yang berguna bagi penelitian. Sumber data yang

akan digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, dimana data

sekunder tersebut memuat 45 perusahaan yang paling likuid (LQ 45) yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Data sekunder tersebut merupakan

sumber data penelitian yang didapat peneliti secara tidak langsung melalui
28
media perantara, artinya peneliti bertindak sebagai pihak kedua. Data

Sekunder berperan sebagai data tambahan yang tidak didapatkan secara

langsung dan diperoleh bukan dari tangan pertama, tapi kedua, ketiga, atau

bahkan seterusnya.

2. Cara Pengumpulan Data/Informasi

Cara pengumpulan data untuk keperluan penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan cara dokumentasi, yaitu dengan melihat dokumen catatan

peristiwa yang sudah berlalu. Cara dokumentasi digunakan untuk

mengumpulkan data melalui studi pustaka yaitu dengan cara mengumpulkan

sumber dalam bentuk jurnal ilmiah dan internasional, buku, makalah

konferensi dan referensi lain yang terkait dengan masalah yang akan dibahas

dalam penelitian ini.

G. Populasi, Sampling dan

Sampel Penelitian

1. Populasi

Salah satu konsep yang berhubungan erat dengan sampel adalah populasi.

Populasi adalah keseluruhan gejala/satuan yang ingin diteliti. Populasi sebagai

wilayah generalisasi terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas atau

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian kesimpulannya.

2. Teknik Sampling Penelitian

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan

29
sampel yang akan diguanakan dalam penelitian, terdapat berabagai teknik

sampling yang digunakan. Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan

menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Non- Probability Sampling. Teknik

pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Non-Probability

Sampling.

3. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yng dimiliki oleh

populasi tersebut. Bila populasi besar, peneliti tidak mungkin mempelajari

semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan

waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi

itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan

untuk populasi. Untuk itu, sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul

representative (mewakili). Adapun kriteria-kriteria yang digunakan dalam

pengambilan sampel dalam penelitian ini antara lain:

a. 20 Perusahaan selalu terdaftar pada LQ 45 dari tahun 2017-2021.

b. Perusahaan terindex LQ 45 yang menerbitkan laporan keuangan tahunan

selama periode 2017-2021 secara konsisten dan telah dipublikasikan website

Bursa Efek Indonesia (BEI), dan website masing-masing perusahaan LQ 45.

H. Deskriptif Statistik

Statistik Deskriptif adalah teknik yang digunakan untuk menganalisa data

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk

umum atau generalisasi (Sugiyono,2017). Anallisis Deskriptif melakukan


30
pembahasan mengenai berapa nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata,

dan nilai standar deviasi dari variabel Net Profit Margin, Gross Profit Margin,

Return On Investment, Current Ratio, Quick Ratio,.

I. Rancangan Analisis dan Uji

Hipotesa

Penelitian ini menggunakan data panel dan pengolahan data menggunakan

alat Software E-Views versi 12.

1. Model Regresi Data Panel

Data Panel merupakan gabungan data time series dengan cross section. Dita

Arifti (2021) membuat daftar keuntungan dari data panel yaitu :

a. Data yang berkaitan dengan individu, perusahaan, negara bagian, negara,

dll., dari waktu ke waktu, ada batas heterogenitas dalam unit-unit ini.

Teknik estimasi data panel dapat secara eksplisit mengatasi heterogenitas ini

dengan menyediakan variabel khusus subjek. Subjek digunakan sebagai

istilah karena untuk logika sederhana dapat mencakup unit mikro seperti

individu, perusahaan.

b. Dengan menggabungkan pengamatan deret waktu dan data lintas panel,

akan memberikan banyak informasi, banyak variasi, dan sedikit kolinearitas

antar variabel, banyak derajat kebebasan dan lebih efisien.

c. Dengan mempelajari pengamatan cross-sectional berulang, data panel lebih

cocok untuk dapat mempelajari dinamika perubahan

d. Data panel paling baik untuk mendeteksi dan mengukur dampak yang tidak

dapat dilihat dalam data penampang murni.

31
e. Data panel memudahkan untuk mempelajari model perilaku yang rumit.

f. Dengan mengambil data hingga beberapa ribu unit, data panel dapat

meminimalkan bias yang dapat terjadi jika kita menggabungkan individu

atau perusahaan ke dalam kelompok besar.

Ada tiga pendekatan dalam metode estimasi model regresi data panel

menurut Dita Arifti (2021) yaitu:

a. Common Effect Model

Cara ini adalah yang paling mudah. Dalam estimasinya, diasumsikan

bahwa setiap unit memiliki persimpangan dan kemiringan yang sama (tidak

ada perbedaan ukuran irisan waktu). Dengan kata lain, regresi data panel

yang dihasilkan akan berlaku untuk setiap individu, (Dita Arifti, 2021).

Adapun persamaan model penelitian menggunakan model common effect

pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Yit = α + βXit 4- εit

Keterangan:

Yit = Variabel respon pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t

Xit = Variabel prediktor pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t

α = Intercept model regresi

β = Koefisien slope atau koefisien searah

εit = Komponen error pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t

b. Fixed Effect Model

Dalam metode model fixed-effect, intersepsi dalam regresi dapat

32
dibedakan antar individu karena setiap individu dianggap memiliki

karakteristiknya masing-masing. variabel model boneka persegi. Least

squares dummy variabel (Lsdv) yang didapatkan dari besarnya nilai yang

dihilangkan pada degree of freedom. Lsdv adalah penduga linier tak bias

terbaik (biru) selama digunakan sebagai standar gangguan klasik dengan nilai

rata-rata 0. Fixed Effect Model memiliki asumsi bahwa slope tetap konstan,

namun intercept tidak konstan. Fixed Effect Model menambahkan variabel

sebanyak (n-1) + (t-1) serta menghilangkan dua sisinya untuk menghindari

kolinearitas sempurna antar variabel penjelas. Persamaan model fixed effect

adalah sebagai berikut :

Yit =

Keterangan:

Yit = variabel respon pada observasi ke-i dan waktu ke-t

A = intercept model regresi

K = jumlah variabel penjelas

N = jumlah cross section

D = variabel dummy untuk individu ke-i

B = koefisien slope atau koefisien arah

Eit = galat atau komponen error pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t

2. Metode Pengujian Data Panel

Dalam menentukan model yang paling tepat untuk mengestimasi regresi data

33
panel dapat dilakukan dengan beberapa uji diantaranya:

a. Uji Chow

Uji chow atau beberapa buku menyebutnya pengujian f statistik adalah

pengujian untuk memilih model common effect atau fixed effect dengan

hipotesa sebagai berikut :

H0 : Common Effect Model

H1 : Fixed Effect Model

Penentuan model yang baik mengikuti chi-square atau f-test dengan melihat

apakah probabilitasnya (p-value) lebih besar atau lebih kecil dari alpha (a).

Jika p-value > a (0,05), maka h0 diterima sehingga model mengikuti fixed

effect.

b. Uji Hausman

Uji Hausman digunakan untuk menentukan apakah model efek tetap atau

efek acak lebih tepat. Hipotesa yang digunakan dalam pengujian ini sebagai

berikut :

HO : Random Effect Model

H1 : Fixed Effect Model

Dengan menggunakan chi square, sehingga jika nilai uji hausman lebih

besar dari chi square atau probabilitas kurang dari 5% maka ho ditolak.

c. Uji Lagrange Multiplier (LM)

Menurut Dita Arifti (2021), Untuk menentukan apakah model efek acak

lebih baik daripada effect model, digunakan pengali lagrange (lm). Uji

signifikansi model efek acak dikembangkan oleh Breuschpagan :

34
H0 : Common Effect Model

H1 : Random Effect Model

Dasar penolakan hipotesa nol adalah tingkat probablilitas 95% (a=5%)

menggunakan nilai probabilitas (p-value). Perbandingan dipakai apabila hasil

p-value < dari a maka H0 ditolak.

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Heterokedastisitas

Tujuan dari uji heteroskedastisitas adalah untuk memverifikasi apakah

terdapat ketidaksamaan varians pada residual dalam model regresi dari satu

pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika varians residual dari satu

pengamatan ke pengamatan lain tetap, disebut homoskedastisitas dan jika

berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah

homoskedastisitas atau tidak. heteroskedastisitas (Dita Arifti, 2021) salah satu

cara untuk melihat adanya heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan

uji-white. Statistik uji white dapat dihitung :

W = N.R2

Keterangan :

N= Jumlah Observasi

R2 = Nilai Koefisien Determinasi

Statistik uji-w akan didistribusikan dengan derajat kebebasan k mewakili

jumlah variabel independen dalam persamaan kuasi-regresi tanpa komponen

konstan. Apabila nilai uji statistik w > maka ada masalah heterokedastisitas.

(Dita Arifti, 2021).


35
b. Uji Autokorelasi

Autokorelasi artinya adalah berhubungan dengan dirinya sendiri. Istilah

lain yang sering juga digunakan adalah korelasi serial (serial corerelation)..

Korelasi serial tidak akan berakibat pada konsistensi koefisien regresi tetapi

standard eror yang diperoleh dari garis regresi (seolah-olah) lebih rendah dari

standard eror yang sesungguhnya. Akibatnya koefisien regresi menjadi lebih

signifikan dari pada yang sesungguhnya atau dengan kata lain ada

kecenderungan untuk menolak h0. Menurut prof. Gudono, ph.d.cma dalam

bukunya analisis data multivariat, untuk mendeteksi dengan rumus :

Nilai dw akan berkisar antara 0 - 4 dan skor dw mendekati 2 menunjukkan

tidak ada korelasi (first order-correlation). Umumnya ada 2 batas, dl = batas

bawah dan dh = batas atas. Untuk memudahkan penilaian dw, jika nilai dw

masih kurang dari 2 diduga terdapat korelasi serial positif, sedangkan nilai

yang lebih jauh di atas dua diduga memiliki korelasi deret negatif.

Nilai dw akan berkisar antara 0 - 4 dan skor dw mendekati 2 menunjukkan

tidak ada korelasi (first order-correlation). Umumnya ada 2 batas, dl = batas

bawah dan dh = batas atas. Untuk memudahkan penilaian dw, jika nilai dw

masih kurang dari 2 diduga terdapat korelasi serial positif, sedangkan nilai

yang lebih jauh di atas dua diduga memiliki korelasi deret negatif.

c. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk memeriksa apakah dalam suatu model


36
regresi variabel terikat, variabel bebas atau keduanya berdistribusi normal

atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang berdistribusi normal atau

mendekati normal. Untuk melihat normalitas data pada data ini, dilakukan

pengujian dengan menggunakan 12 tampilan SV. Untuk mendeteksi apakah

residu berdistribusi normal atau tidak dengan membandingkan nilai bera jar

dengan tabel x2, yaitu :

1) Apabila Nilai JB>X2 tabel, maka residual berdistribusi tidak normal.

2) Apabila Nilai JB<X2 tabel, maka residualnya berdistribusi normal.

4. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan pengujian asumsi model regresi data panel, langkah

selanjutnya adalah pengujian asumsi. Pada penelitian ini, uji hipotesis yang

digunakan adalah uji-t (parsial), uji-f (simultan) dan uji r2 (koefisien

determinasi).

a. Uji t

Uji signifikansi koefisien (pi) dilakukan dengan statistik t, digunakan

untuk menguji koefisien regresi variabel independen secara parsial (untuk

mengetahui apakah masing-masing variabel independen berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel dependen). Dasar pengambilan keputusan adalah

dengan melakukan analisis dengan program E-views versi 12 SV Jika

koefisien signifikan t(pi)elt; tingkat signifikansi yang telah ditentukan (a =

5%). Jadi sebagian variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel

terikat, sehingga h0 ditolak (Dita Arifi, 2021).

1) Jika nilai signifikasi pada variabel bebas > 0.05, maka ho diterima,

37
artinya secara individual variabel bebas tidak mempengaruhi variabel

terikat.

2) Jika nilai signifikasi pada variabel bebas < 0.05, maka ho ditolak,

artinya secara individual variabel bebas mempengaruhi variabel terikat.

b. Uji F

Uji F digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh semua variabel

bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Dasar pengambilan

keputusan adalah untuk menganalisis versi 12 SV dari program wawancara.

Dengan program SV versi 12, uji ANOVA atau uji f, jika didapatkan

koefisien t signifikan (pi) < taraf xss = terhapus > 0,05 atau 5% maka h 0

diterima yang artinya variabel himpunan bebas tidak mempengaruhi variabel

terikat, (Dita Arifti, 2021) yaitu sebagai berikut :

1) Dalam penelitian ini taraf signifikan adalah a = 0,05 (5%)

2) Jika nilai (f- statistik) > dari 0,05 (5%), maka h0 diterima dan ha ditolak,

atau jika nilai (f-statistik) < dari 0,05 (5%), maka h0 ditolak dan ha

diterima.

c. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Analisis determinasi digunakan untuk melihat persentase pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen (Dita Arifti, 2021).

Koefisien determinasi untuk regresi dengan lebih dari dua variabel

independen direkomendasikan untuk menggunakan pernyataan r2.

Kofisien determinasi r2 memiliki kelemahan yang mendasar, yaitu bias

terhadap jumlah variabel bebas yang dimasukkan dalam model. Oleh karena

38
itu r2 akan meningkat apakah variabel tersebut berpengaruh signifikan atau

tidak terhadap variabel dependen. Untuk melihat seberapa besar pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen, maka digunakan koefisien

determinasi secara parsial. Koefisien determinasi adalah kuadrat dari

koefisien korelasi sebagai ukuran untuk menentukan kapasitas setiap variabel

yang digunakan. Koefisien determinasi dalam penelitian menggunakan

adalah r square karena menurut Dita Arifti (2021) nilai r2 dapat

diinterpretasikan seperti nilai r2 pada multiple regression.

DAFTAR PUSTAKA

Adisetia, Lukman, Dwi. (2013). Pengaruh Harga, Volume Perdagangan, Dan


Volatility Saham Terhadap Bid-Ask Spread Saham Pada Indeks Lq45.
Kindai, 9(4), 287–299.
http://sia.stiepancasetia.ac.id/admins/img_jurnal/90_kindai
%2520Volume25209%2520No%25204%25202013%25Lukman%2520Dwi
%2520Adisetia.pdf

Apriliya, Anisa. (2016). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Bid-Ask Spread Pada


Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2913-
2015. 12. http://repository.umrah.ac.id/1965/

Aprilia, Zelda. (2015). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Bid-Ask Spread Saham


LQ-45 di Bursa Efek Indonesia. Journal of Research in Economics and
Management, 15(2), 396–407.

39
http://jrem.iseisby.or.id/index.php/id/article/download/31/29

Arikunto, Suharsimi. (2014). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Brigham, Eugene, F., & Houston, Joel, F. (2010). Dasar-Dasar Manajemen


Keuangan Essentials Of Financial Management (Edisi 11). Jakarta: Salemba
Empat.

Brigham, Eugene. F., & Houston, Joel. F. (2018). Dasar-Dasar Manajemen


Keuangan (Edisi 14). Jakarta: Salemba Empat.

Charlie, Lie. (2008). Smart Investment Langkah Awal Cerdik Bermain Saham.

Bandung: PT Triexs Media.

Darmadji, T., & Fakhruddin, Hendy. M. (2012). Pasar Modal Di Indonesia. In

Salemba Empat (Edisi 3, Vol. 32, Issue 1, p. 14). Salemba Empat.

Fahmi, Irham. (2014). Manajemen Keuangan Perusahaan Dan Pasar Modal.

Jakarta: Mitra Wacana Media.

Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM


SPSS 23 (Edisi 8). Semarang: Badan Penerbit Univesitas Diponegoro.

Harahap, Sofyan, Syafri. (2016). Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.

Hartono, Jogiyanto. (2017). Teori Portofolio dan Analisis Investasi (Edisi


Kesebelas). Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Iqra’Alfirdaus. (2011). Jauhi Saham Sebelum Baca Buku Sakti Ini. Jogjakarta:
Diva Press.

Martalena & Malinda, Maya. (2011). Pengantar Pasar Modal. Yogyakarta: ANDI
OFFSET.

Mayar, Afriyenti., & Doni, Kurniawan. (2019). Pengaruh Harga Saham, Volume
Perdagangan, dan Varian Return Terhadap Bid-Ask Spread (Studi Empiris
pada Perusahaan yang Melakukan Stock Split yang Terdaftar di Bursa Efek di

40
Asia Tenggara Tahun 2018). Wahana Riset Akuntansi, 7(1), 1397–1414.
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/wra/article/download/104564/101861

Putra, Diyang, Permana., Retnowati, Nina., & Rahmasari, Anggraeni. (2017).


Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan dan Varian Return Saham
terhadap Bid-Ask Spread pada Perusahaan yang Terdaftar Sebagai Saham
Blue Chip Periode 2013-2015. Jurnal Manajemen Branchmark, 3(3), 556–

570.

http://fe.ubhara.ac.id/ojs/index.php/ebranchmarck/article/download/575/551

Rasyidi, Leoni, Bidara., & Murdayanti, Yunika. (2013a). Pengaruh Asset Size,
Closing Price, Likuiditas, Varian Return, dan Volume Perdagangan Saham
terhadap Bid-Ask Spread pada Perusahaan Real Estate dan Properti yang
Terdaftar di BEI. Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi, 8(2), 149–170.
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/wahana-akuntansi/article/view/860/768

Robert, Kurniawan., & Yuniarto, Budi. (2016). Analisis Regresi Dasar dan
Penerapanya dengan R (Edisi Pert). Jakarta: Kencana.

Sunariyah. (2011). Pengantar Pengetahuan Pasar Modal (Edisi Keenam).


Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Sunarko, Totok. (2016). Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Bid-Ask


Spread Saham Syariah. E-Jurnal Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 1–
24.

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/7733/k.%20NASKA
H%20PUBLIKASI.pdf?sequence=12&isAllowed=y

Surya, Kuntara. (2016). Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, Market


Value dan Varian Return terhadap Bid Ask Spread (Studi Empiris pada
Perusahaan yang Terdaftar di Daftar Efek Syariah). E-Jurnal Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta, 1(1), 1–15.
http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/6390

Tandelilin, Eduardus. (2010). Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi (Edisi

41
Pertama). Yogyakarta: Kanisius (Anggota IKAPI).

Wahyuni, Nina., Rasyid, Rosyeni., & Fitra, Halkadri. (2016). Pengaruh Harga
Saham, Volume Perdagangan Dan Varian Return Terhadap Bid-Ask Spread
Pada Perusahaan Yang Melakukan Stock Split Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kajian Manajemen Bisnis,
5(September), 201–221.

http://ejournal.unp.ac.id//index.php/jkmb/article/download/107505/102914

42

Anda mungkin juga menyukai