Laporan Magang Wenny
Laporan Magang Wenny
Disusun oleh
WENNY RAHMAYANTI
1913037
Wenny Rahmayanti
NIM 1913037
i
FORM PENILAIAN MAGANG/TEKNOPRENEUR V
NAMA MAHASISWA : WENNY RAHMAYANTI
NIM : 1913037
PROGRAM STUDI : TEKNIK SIPIL
LAMA MAGANG : 4 BULAN
ii
Keterangan nilai :
1. Nilai dalam bentuk angka konversi :
Nilai angka Nilai huruf
85,00-100,00 A
80,00-84,99 A-
75,00-79,99 B+
70,00-74,99 B
65,00-69,99 B-
60,00-64,99 C+
55,00-59,99 C
50,00-54,99 D
1,00-49,99 E
iii
DAFTAR ISI
COVER
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................................. i
FORM PENILAIAN MAGANG/TEKNOPRENEUR V ...................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iv
BAB I .................................................................................................................................1
PENDAHULUAN .............................................................................................................1
BAB II ...............................................................................................................................5
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 26
B. Saran .................................................................................................................... 26
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mahasiswa yang sudah menyelesaikan studinya akan dihadapkan dengan
dunia kerja. Dunia kerja yang dimasuki oleh mahasiswa kelak setelah mereka
menyelesaikan studinya dari suatu jenjang pendidikan tinggi diantaranya
perusahaan IT, perusahaan Startup, perusahaan swasta, instansi pendidikan
dan instansi pemerintah. Bertitik tolak dari pemikiran tersebut, lembaga
penyelenggara pendidikan tinggi perlu memberikan kesempatan kepada para
mahasiswanya untuk terjun langsung kedunia kerja melalui magang
(Teknopreneur V).
Teknopreneur adalah perpaduan dari dua kata technologi dan enterpreneur
yang dapat diartikan bisnis berbasis teknologi yang mana Teknopreneur
memanfaatkan perkembangan teknologi sedang berkembang pesat menjadi
sebuah peluang bisnis. Teknopreneur sendiri adalah kurikulum yang
digunakan Universitas Pasir Pengaraian dimana Teknopreneur sendiri juga
termasuk salah satu mata kuliah yang wajib di ambil oleh mahasiswa yang
berkuliah di Universitas Pasir Pengaraian dan mata kuliah ini adalah mata
kuliah bersyarat, yang mana kuliah ini pengambilannya harus bertahap.
Universitas Pasir Pengaraian dengan kurikulum Teknopreneurnya
memiliki program menjadi kampus pengusaha sukses 2035, salah satu cara
mewujudkan program tersebut adalah dengan melaksanakan kuliah magang
yang merupakan salah satu program wajib yang ada di kurikulum
Teknopreneur. Program ini wajib di ikuti oleh mahasiswa semester VII
Teknik sipil Universitas Pasir Pengaraian yang sudah mengambil mata kuliah
Teknopreneur V.
Mahasiswa yang melakukan magang harus di instansi yang sesuai dengan
jurusan yang diambil.Penulis sendiri melakukan kuliah magang di Totalindo
Eka Persada Tbk yang bergerak di bidang jasa konstruksi swasta dengan
spesialisasi pada gedung bertingkat.Dimana proyek tersebut saat ini sedang
mengerjakan pembangun fisik CWR-02 yang beralamat di Universitas Riau,
Kampus Bina Widya km. 12,5 Simpang Baru, Kec. Tampan, Pekanbaru,
Riau.
1
Dipilihnya tempat magang tersebut karena lokasi dan pekerjaannya sangat
menunjang ilmu dan pengetahuan penulis tentang pembangunan gedung.
2
upaya membentuk jaringan hubungan antara perguruan tinggi dan
perusahaan.
3. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat mengetahui secara lebih mendalam tentang
dunia kerja cabang Teknik Sipil dan kenyataan yang ada sehingga
nantinya diharapkan mampu menerapkan ilmu yang telah didapat
dalam pembangunan konstruksi.
3
Gambar 1.1 Schedule kerja praktek lapangan
4
BAB II
TINJAUAN TEMPAT MAGANG
A. Tempat Magang
PT. Totalindo Eka Persada Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang jasa konstruksi swasta dengan spesialisasi pada gedung bertingkat,
beralamat di Jalan Tebet Raya No. 14A, Jakarta Selatan.Berikut ini adalah logo
PT. Totalindo Eka Persada TBK.
B. Visi Misi Perusahaan
1. Menjadi Perusahaan konstruksi terintegrasi Dalam setiap pembangunan
yang lebih baik di Indonesia
2. Meyediakan jasa konstruksi terintegrasi yang tercepat dalam memenuhi
setiap kebutuhan klien
3. Selalu memberikan nilai tambah kepada shareholder
4. Operation Excellence berbasis pemanfaatan inovasi dan teknologi
perusahaan
5. Ladang Profesionalisme Kontraktor dalam mengembangkan diri.
5
C. Struktur Organisasi
PROYEK : PEMBANGUNAN FISIK CWR‐02 AKSI ADB UNRI
Engineering
Manager
1 SUTRISNO SIMBOLON 1SHIERLYDKUSTARI ARIS
TBA
1 JUIVO SITANGGANG 1 BAGUS WIJONARKO 1 SUPRABOWO 1 TBA 1 TBA 1 TBA 1 SYAMSUL 1 TBA 1 TBA 1 TBA 1 Ir. T.S IMRAN EFFENDI 1 KHALIKA JASPI,
ST
2 TBA 2 TBA 2 YOVAN 2 TBA
1 TBA 1 TBA
14 SEPTEMBER 2022
TBA
LEADER 1 TBA
TBA
MANAGER 6
TBA
TEP STAFF 33
TOTAL STAFF 40
6
D. Sejarah Berdiri Perusahaan
Totalindo berdiri sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi selama
lebih dari 20 tahun, sebagai perusahaan yang melayani pembangunan properti seperti hunian,
hotel, komersial, fasilitas publik, gedung bertingkat dan pemerintahan. Sejak awal berdiri,
Totalindo telah dipercaya untuk membangun Mall, Apartemen, Hotel dan Perkantoran di
Indonesia.
Pada tahun 1995, Pendiri memulai bisnis konstruksi dengan Mall Taman Anggrek yang
merupakan superblok terbesar di Asia Tenggara pada saat itu.
Pada tahun 1996, Pendirian PT Totalindo Eka Persada dan pelaksanaan pembangunan
Hotel Mulia Senayan, Jakarta selama 6 bulan dan menjadikan proyek ini sebagai proyek
dengan pembangunan struktur tercepat.
Pada tahun 2003, Mulai bekerja dalam proyek pemerintah Riau: jembatan kabel pancang
sebagai salah satu kontraktor pendukung.
Pada tahun 2004, Berpartisipasi dalam pembuatan Jalan Tol Cipularang fase kedua
Pada tahun 2006, Penerapan metode konstruksi top-down pada Plaza Indonesia Extension
Project, yang kemudian menjadikannya sebagai salah satu dari banyak keahlian kami.
Pada tahun 2008, Pembangunan 18 tower apartemen Kalibata City secara bersamaan
sehingga menjadi salah satu penggunaan Aluma Sistem tertinggi.
Pada tahun 2009, Proyek mancanegara pertama di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab: City of
Lights Al-Reem.
Pada tahun 2014, Mendapatkan proyek Podomoro City Medan, superblok terbesar di
Indonesia.
Pada tahun 2016, Menyelesaikan proyek pemerintah terkait perumahan rakyat, yaitu
Rumah Polri Korlantas, Rusun Tambora, dan Rusun KS Tubun.
Totalindo Go Public dengan kode saham “TOPS” pada tanggal 16 Juni 2017.
Mendapatkan Proyek Nagrak dan Penggilingan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Mendapatkan Proyek Nagrak dan Penggilingan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Pada tahun 2019, Menyelesaikan proyek pertama sebagai pengembang properti yaitu
Proyek Klapa Village (Nuansa Pondok Klapa).
Pada tahun 2020, Menyelesaikan 2 (dua) proyek sekaligus di tahun yang sama yaitu:
Rusun Polri dan Gedung Pusat Pemilihan Aset (PPA) Kejaksaan RI.
Pada tahun 2021, Menyelesaikan proyek apartemen Sky House Alam Sutera Tangerang.
8
Gambar 2.2 Papan nama proyek pekerjaan pembangunan fisik cwr-02
9
BAB III
PELAKSANAAN MAGANG
A. Pelaksanaan Kerja
Metode pelaksanaan merupakan penjabaran tata cara dan teknik-teknik pelaksanaan pekerjaan.
Berbagai metode dilakukan oleh pihak pelaksana untuk tercapainya tujuan proyek dengan
baik.Metode-metode tersebut kemudian dikenal dengan istilah metode pelaksanaan
kontruksi.Dimana semua metode mempunyai satu tujuan yang terpenting yaitu bagaimana
menggabungkan semua sumber daya untuk tercapainya tujuan proyek tersebut.
Metode Pelaksanaan adalah suatu rangkaian kegiatan pelaksanaan konstruksi yang mengikuti
prosedur serta telah dirancang sesuai dengan pengetahuan atau standar yang telah diuji cobakan.
Metode pelaksanaan tersebut tidak terlepas dari penggunaan teknologi sebagai pendukung dan
mempercepat proses pembuatan suatu bangunan, agar kegiatan pembangunan dapat berjalan
sebagai mana mestinya sesuai dengan yang diharapkan dan lebih ekonomis dalam biaya
pemakaian bahan. Serta dengan metode pelaksanaan yang baik akan menghasilkan bangunan yang
baik juga sesuai dengan yang diharapkan oleh owner seperti yang tertuang dalam dokumen
kontrak. Dalam pelaksanaan suatu proyek baik besar maupun kecil, selalu diharapkan hasil
dengan kualitas yang baik, yaitu:
a. Memenuhi standar yang terdapat spesifikasi teknis (mutu).
b. Selesai tepat waktu.
c. Biaya yang dikeluarkan dapat ditekan serendah mungkin.
Untuk mencapai semua itu diperlukan suatu rencana kerja agar diperoleh suatu urutan pekerjaan
yang efektif serta efisien antara yang satu dengan yang lainnya dan tidak saling mengganggu.
Selama Praktek Kerja Lapangan di proyek Pembangunan gedung Informasion Technologi Center
(ITC) Pekanbaru penulis mengamati tinjauan pelaksanaan pemasangan tiang pancang
a. Peralatan
1. 1 Unit HSPD
2. 1 Unit Alat Ukur
b. Material
10
1. Pile Ukuran 300 x 300 Panjang 12Meter
Pile Ukuran 300 x 300 Panjang 6 Meter + 6 Meter (Kombinasi bottom & upper )
2. Pile Ukuran 300 x 300 Panjang 10 Meter D. Pile Ukuran 300 x 300 Panjang 8
Meter + 8 Meter ( Kombinasi Bottom & Upper)
c. Tenaga kerja
1. Supervisor : 1Orang
2. Survey : 1 Team ( Surveyor + Asisten)
3. Team alat HSPD : 4 Orang ( Operator & Asisten)
4. QC (Quality Control) : 1Orang
e. Proses pelaksanaan
11
Gambar 3.1 Survayor dan Asisten
5) Tiang yang akan dipancang harus diperiksa kondisi fisiknya (tidak retak, keropos,
bengkok dll) dan diberi tanda ukuran panjangnya setiap 50 cm dengan cat, dan di
cek umur betonnya.
6) Sebelum proses pemancangan dengan system tekan, cek alat HSPD (Hydraulic
Statis Pile Driver) dalam keadaan rata dengan bantuan alat “Nivo” yang terdapat
pada ruang operator dibantu dengan alat waterpas yang diletakkan pada posisi long
boat (chasis panjang).
7) Proses pemancangan dimulai dengan tiang pancang diangkut dengan bantuan
service crane yang tergabung dengan unit alat HSPD (sesuaikan type HSDP
terhadap desain load/beban rencana tiang pancang)dan dimasukkan ke dalam lubang
pengikat tiang (clamping box), kemudian system jack ini akan naik dan
mengikat/memegangi tiang pancang.
13
Gambar 3.5 Alat HSPD
8) Tiang ditekan tiap 1.50 meter, disaat pemancangan cek vertikaliti tiap pancang
setiap kedalaman 0.50 sd 2.00 meter.
9) Untuk mengetahui besarnya tekanan yang diberikan pada tiang pancang pada alat ini
ini dilengkapi manometer oil pressure (Mpa) yang terletak pada ruang control/kabin.
Besarnya tekanan yang diberikan kemudian dikonversikan ke pressure force (ton)
dengan menggunakan table yang ada (terlampir)
14
Gambar 3.6Pile Pressing Force
15
Mpa dengan menggunakan strand 5 ea 3/8
menggunakanpenulanganspiraldanstirrupdia.6denganmutu baja BJTS 280
dihasilkan kekuatan tiang pancang Axial Load allowable = 117 ton dan Momen
Crack = 3,64 ton m.
12.Bila clamping box hanya mampu menekan tiang pancang sampai bagian
pangkal mesin saja, maka penekanan dihentikan dan clamping box bergerak
naik keatas untuk mengambil tiang pancang sambungan atau dolly bila tidak
dilakukan penyambungan.
13.Apabila dilakukan penyambungan pada tiang pancang maka tiang sambungan
(upper pile) diangkat dengan bantuan service crane dan dimasukkan kedalam
clamping box seperti pada awal permulaan pemancangan tiang pancang
pertama (bottom pile). Bila tiang sudah dipegang erat oleh clamping box maka
tiang mulai ditekan mendekati tiang pancang pertama (bottom pile) . Penekanan
dihentikan sejenak saat kedua tiang sudah bersentuhan, hal ini dilakukan guna
mempersiapkan penyambungan kedua tiang pancang dengan pengelasan dan
cek verticality sebelum dilakukan pengelasan sambungan tiangpancang.
16
15.Urutan pelaksanaan pekerjaan pemancangan di Gedung Informasion
Technologi Center sbb:
17
16.Perubahan Tiang pancang untuk area ITC , dari sebelumnya
menggunakan Single Pile uk 12 meter menjadi Combination Pile ukuran
6 meter + 6 meter ( Bottom dan Upper ) di karenakan proses handling
material yang kurang baik mengakibatkan tidak lolos quality check.
17.Sequence Pemancanga
18
Gambar 3.10 Sequence Pemancangan
19
a. Persiapan
Pekerjaan pile cap diawali dengan pekerjaan persiapan, yaitu menentukan as
pile cap dengan menggunakan total station dan theodolite berdasarkan shop
drawing yang dilanjutkan dengan pemasangan patok as pile cap
b. Pekerjaan Galian
Alat : Excavator.
Langkah Kerja :
1. Setelah dilakukan pengukuran,maka dilakukan penggalian untuk pile
cap sesuai dengan rencana.
2. Galian pada pekerjaan pile cap dilaksanakan dengan kedalaman sekitar
± 2 meter.
3. Penggalian dilakukan dengan menggunakan alat berat Excavator.
Penggalian harus dilakukan dengan rapi untuk mempermudah dalam
pemasangan bekisting, pembobokkan tiang pancang, dan pemasangan
lantai kerja.
20
3. Pembobokan tiang pancang dilakukan pada bagian betonnya sehingga
tersisa tulangan besinya, Tulangan pondasi sumuran yang tersisa
digunakan sebagai stake (panjang penyaluran). Stake ini berfungsi
sebagai pengikat pondasi sumuran terhadap pondasi beton diatasnya.
Pembobokan hanya sampai elevasi dasar pile cap saja.
21
Gambar 3.13 Pekerjaan Urugan
22
Gambar 3.15 Tulangan Besi Pile Cap
f. Pekerjaan Bekisting
Bahan : Kayu dan mutiplek
Alat : Gergaji dan siku
Langkah Kerja :
1. Mempelajari gambar kerja.
2. Pemotonga mutiplek dengan ukuran yang sesuai pada galian pile cap
yang ada dilapangan menggunakan gergaji. Kemudian dibentuk sesuai
dengan perencanaan, dan dikontrol pada kesikuannya dengan
menggunakan alat penyiku.
3. Setelah bekisting pada pile cap terbentuk pada tulangan yang telah
terpasang sebelumnya, perlu diperhatikkan kebersihan pada cetakan
area pile cap diusahakan sedapat mungkin area tersebut dalam keadaan
bersih.
23
Alat dan bahan haruslah dalam keadaan bersih agar kualitas beton
terjaga.Selanjutnya kembali memeriksa kondisi bekisting agar saat
dilakukan pengecoran tidak terjadi kebocoran.
2. Pemeriksaan slump dan pembutan uji tekan.
Sebelum pengecoran dilakukan tes uji slump.Pada proyek ini
pemeriksaan dilakukan di PT. Kunango Jantan.
3. Segala jenis sampah kawat atau sampah lainnya terlebih dibersihkan
agar tidak mengganggu kualitas beton.
4. Setelah pengadukan beton ready mix selesai, Campuran beton dari
ready mix langsung dituangkan ke area pile cap dari mesin pengaduk
(mixer truck).
5. Kemudian dilakukan pemadatan campuran beton dengan menggunakan
alat vibrator, Tujuan dari pemadatan untuk mengurangi rongga udara
dalam beton dan mencapai kepadatan maksimum.
6. Setelah campuran beton terpenuhi pada cetakan pile cap maka
selanjutnya lakukan perataan campuran.
24
D. Cara Mengatasi Masalah
Adapun penanganan masalahnya yaitu :
1. Penambahan karyawan.
2. Memperbaiki menejemen keuangan.
3. Lebih memperhatikan item apa yang harus di kerjakan terlebih dahulu.
25
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan dalam pelaksanaan pekerjaan selama magang di proyek
pembangunan fisik CWR-02 AKSI ADB UNRI yang beralamat di Universitas Riau, maka
penulis menyimpulkan beberapa hal antara lain :
1. Mengetahui peralatan-peralatan yang digunakan pada pemancangan.
2. Mengetahui dan memahami apa-apa saja tahapan pemancangan.
3. Secara umum, pelaksanaan pekerjaan proyek ini telah berhasil dengan baik karena
semua pihak yang terlibat bekerja sama dengan baik.
4. Komunikasi dan koordinasi yang lancar antara semua pihak dan kontraktor dengan
pekerjanya atau operatornya dapat mempercepat pekerjaan.
B. Saran
Ada beberapa saran yang ingin penulis sampaikan yaitu :
26
DAFTAR PUSTAKA
Andayana, A. (2016). Analisis Perbandingan Daya Dukung Tiang Pancang Berdasarkan Uji
SPT Dan Daya Dukung Tiang Pancang Berdasarkan Alat HSPD 120 T. Lampung:
Universitas Lampung.
Pertiwi, D. (2006). Korelasi Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Dengan Menggunakan
Data1Data Sondir dan Jack in Pile. Jurnal Aksial, Vol.8, No.1 , 36-42
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://jurnal.uns.ac.id/ijcee/art
icle/download/53685/32297&ved=2ahUKEwjcnJnqvrT7AhXOcGwGHb5HAtQQFnoECA4Q
AQ&usg=AOvVaw3S-_gDTGbOu9oL2sjiJgUD
27