Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

Konsep Wahdat al-Wujud Ibn ‘Arabi

Disusun Oleh:
Eka Risma Arvianti (2205056149)

MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
1
Kata Pengantar
Puji syukur atas kehadirat Allah subhanahu wa taala atas limpahan rahmat dan
kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar. Makalah
yang berjudul Konsep Wahdatul Wujud ini ditulis untuk memenuhi tugas presentasi mata
kuliah Tauhid dan Akhlak Tasawwuf.
Dukungan teman-teman dan handai taulan juga sangat berarti dalam
menumbuhkan semangat penulis yang terkadang meredup. Terus terang penulis
mengakui bahwa dalam mempersiapkan, melaksanakan, dan menyelesaikan penulisan
makalah ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak, maka sepantasnya pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada berbagai
pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Dengan ini saya bersyukur dapat menyelesaikan tugas makalah ini meskipun
dengan banyak tekanan dan kerja keras. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca
budiman. Penulis menyambut baik segala kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan makalah ini dengan tangan terbuka.

Grobogan, 14 Mei 2023

2
Daftar Isi
BAB I : Pendahuluan
BAB II : Pembahasan
A. Pengertian Wahdatul Wujud
B. Konsep Dasar Wahdatul Wujud
1. Pemikiran Metafisika
2. Filsafat Wahdatul Wujud
C. Sejarah Singkat Wahdatul Wujud
BAB III :Penutup
Kesimpulan
Daftar Pustaka

3
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Konsep Wahdatul Wujud yang telah mewarnai keragaman pemikiran tentang
sufistis tersebut merupakan doktrin Ibn ‘Arabi. Dan Ibn ‘Arabi juga merupakan salah satu
tokoh tasawuf yang fenomenal dalam peradaban Islam. Pemikirannya juga spiritualis
yang berkelahiran Spanyol kali ini menghentak-hentak kesadaran dan kemapanan.
Terlebih tema-tema yang diusung menyangkut hakikat dan makna hidup yang tak pernah
berhenti. Karena terpinggirkannya pemikiran dan ajaran Ibn ‘Arabi adalah terbatasnya
para pengikutnya dan literatur yang tersebar dan karakteristik dengan bahasa agama yang
berbenturan dengan bahasa budaya perpaduan dan tradisi tasawuf dengan
mengekspresikan pengalaman, penghayatan komitmen dan konsep keragaman dimensi
metafisis transendental.
Ibn ‘Arabi mewakili panteisme atau monisme Islam, dan karena teori-teori
monistik, telah menghancurkan gagasan Islam tentang Tuhan sebagai satu kekuatan hidup
dan aktif menurut pandangan barat dan para sarjanawan muslim. Tetapi tuduhan wahdat
al-wujud tersebut yang diberi label panteisme atau monism telah dikecam dan ditolak
oleh beberapa sarjana Muslim kontemporer. Istilah-istilah panteisme tidak dapat dipakai
untuk mendeskripsikan doktrin wahdat al-wujud menurut pandangan Seyyed Hossen
Nasr. Tuhan menurut doktrin ini merupakan transenden terhadap alam, sekalipun dalam
tingkatannya sebagai yang nyata dan tidak dapat sepenuhnya lain dari Tuhan. Segala
sesuatu yang ada dalam alam ini merupakan penampakannya.

B. Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas di dalam makalah ini yaitu:
1. Apa pengertian dari Wahdat al- Wujud?
2. Bagaimana penjelasan konsep-konsep dasar Wahdat al-Wujud Ibn ‘Arabi?
3. Apa penjelasan sejarah singkat Wahdat al-Wujud?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan ini yaitu:


1) Menjelaskan pengertian dari Wahdat al-Wujud
2) Menjelaskan konsep-konsep dasar Wahdat al-Wujud dalam pandangan Ibn
‘Arabi
3) Menjelaskan sejarah singkat Wahdat al-Wujud

4
BAB II

Pembahasan

A. Pengrtian Wahdat al-Wujud

Wahdatul wujud selalu dihubungkan dengan Ibnu Arabi, karena Ibnu


Arabi dianggap sebagai penggagasnya. Walaupun Wahdatul wujud dikaitkan dengan
aliran Ibnu Arabi tetapi sebetulnya Wahdatul wujud sudah diajarkan oleh beberapa sufi
sebelum Ibnu Arabi.

Konsep wahdatul wujud merupakan salah satu ajaran yang telah dicetuskan oleh
Ibnu Arabi dan terinspirasi oleh ajaran Ibnu Taimiyah. Konsep wahdatul wujud adalah
salah satu konsep yang harus dipahami dalam kerangka ajaran tasawuf, karena Ibnu arabi
sendiri adalah seorang sufi.

Secara sederhana, wahadtul wujud adalah konsep yang menyatakan bahwa segala
sesuatu di alam raya ini adalah memiliki satu hakikat wujud yaitu wujud Khalik sang
pencipta. Menurut Ibnu Arabi, pada hakikatnya wujud makhluk adalah merupakan wujud
dari Khalik itu sendiri, karena wujud Khalik menyatu dengan segala wujud lainnya. Di
sini wujud Khalik termanifestasi di dalam segala wujud yang ada di alam raya. Oleh
sebab itu, pada hakikatnya wujud Khalik dengan wujud alam adalah serupa. Wujud
Khalik bisa ditemukan dalam wujud alam, wujud Khalik menyatu dengan wujud alam.

Menurut Ibnu Arabi, alam semesta tidak tercipta dari ketiadaan karena wujud
alam semesta sudah ada dalam wujud Tuhan, dan Tuhan tidak memliki permulaan. Ibnu
Arabi pun menyatakan bahwa tujuan utama manusia adalah penyatuan dengan sang
Khalik, penyatuan ini memungkinkan karena tidak ada perbedaan antara abid (yang
menyembah) dan ma’bud (yang disembah).

Ibnu Arabi menyatakan bahwa meskipun wujud Tuhan dan wujud alam adalah
sama pada hakikatnya, tetapi wujud yang satu ini memiliki penampakan dan
ketersembunyiaan. Itulah yang kemudian memisahkan manusia dari penyatuan dengan
Tuhan. Penyatuan ini bisa dilakukan dengan jalan tasawuf sehingga pada akhirnya
Tuhan-lah tujuan akhir dari segala sesuatu.

Ajaran Ibnu Arabi ini kemudian sering diidentikan dengan ajaran panteisme yang
menganggap bahwa Tuhan dan alam adalah satu kesatuan. Panteisme menyatakan bahwa
alam dan Tuhan adalah satu wujud. Wujud Tuhan termanifestasi dalam wujud alam.
Akan tetapi, ajaran Ibnu Arabi ini pada kemudian dianggap sebagai ajaran yang
menyimpang dari arus utama Islam. Konsep yang menyatakan bahwa Khalik dan

5
Makhluk pada hakikatnya adalah sama merupakan salah satu pokok keberatan terhadap
ajaran Ibnu Arabi

Ibnu Arabi, salah satu sufi terkenal dalam perkembangan tasawuf. Lahir pada
tahun 560 H[10] merupakan tokoh yang cukup kontroversial Ia mengajarkan bahwa tidak
ada sesuatu pun yang wujud kecuali Tuhan. Segala yang ada selain Tuhan adalah
penampakan lahiriah dari-Nya. Perkataan yang diungkapkannya: “Maha Suci Dzat yang
menciptakan segala sesuatu, dan Dia adalah segala sesuatu itu sendiri.”

B. Konsep Dasar Wahdatul Wujud Ibn ‘Arabi

Wahdatul wujud Ibnu Arabi menekankan bahwa segala wujud yang ada ini sangat
bergantung pada tuhan yang bersifat wajib, bahkan alam ini di ibaratkan sebagai cermin
yang di dalamnya terdapat bayangan tuhan. Faham inilah yang dipandang olah sebagian
ulama sufi sebagai faham yang sesat karena mengidentikkan alam dengan tuhan.

Ada juga beberapa pemikiran yang berkaitan dengan wahdatul wujud ibnu arabi yaitu
sebagai berikut:

1. Pemikiran tentang metafisika (Ma Ba’da al Thabi’ah). Menurut Ibnu Arabi, Allah
merupakan awal ma’alim yang empat, yang tidak ada lagi suatu ma’lum dibelakangnya.
Dia itulah yang disebut dengan al Wujud al Muthlaq, sebab keberadaannya tidak
disebabkan oleh yang lain, dan wujudnya bukanlah selain Dzat-Nya itu sendiri (wa
wujuduhu laisa ghoiru dzatihi). Ma’lum kedua adalah hakekat universal yang ada pada
Tuhan dan pada alam semesta. Hakikat ini bisa disebut qidam, bila yang dimaksud adalah
yang maujud tanpa permulaan dan maujud tanpa ada yang mendahuluinya. Dan hakikat
ini bisa disebut Haditst apabila yang dimaksud adalah yang maujud setelah kejadian yaitu
apa-apa selain Allah Ta’ala. Ma’lum ketiga adalah alam semesta yang terdiri dari apa-apa
yang ada di bumi dan di langit dan apa-apa yang tercakup dalam keduanya selain
manusia. Ma’lum keempat adalah manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi yang
juga disebut dengan alam kecil (mikro kosmos). Sedang tiga ma’alim sebelumnya disebut
dengan alam besar (makro kosmos).

2. Filsafat Wahdat al Wujud Maksud wahdat al wujud adalah bahwa Yang Ada hanyalah
Wujud Yang Satu, semua alam semesta ini adalah manifestasi dari Yang Satu itu. Wujud
Yang Satu itu adalah Allah Ta’ala. Yang Satu itu mencakup atas semua fenomena yang
ada dan merupakan sumber daya akal yang memancar keseluruhan alam semesta. Dalam
konteks ini Dia disebut al Hakekat al Muhammadiah. Yang Satu itu adalah sumber dari
kosmos yang mengatur alam semesta, maka Dia disebut Jiwa Universal. Yang Satu itu
menampakkan perbuatannya pada masing-masing wujud (mikro) yang ada di alam
semesta, maka dia disebut dengan Tubuh Universal. Yang Satu itu bila dilihat dari
keberadaanya sebagai satu jauhar yang menghadap pada seluruh bentuk-bentuk kejadian

6
maka dia berada dalam bentuk al haba’. Dengan bahasa yang ringkas, wahdat al wujud
adalah suatu konsep yang menyatakan bahwa “la maujuda illa al wujud al wahid”.
Artinya: “Tidak ada yang maujud kecuali wujud yang Esa”, dan Yang Esa itu berbilang
sejumlah bilangan ta’ayyunat. Akan tetapi berbilangnya itu tidaklah berarti
menjadikanNya berbilang dalam Dzat yang wujud itu, sebagaimana berbilangnya jumlah
manusia juga tidak berarti bahwa hakikat manusia itu berbilang

C. Sejarah Singkat Wahdatul Wujud Ibnu Arobi

Doktrin Wahdat al-wujūd biasa dikaitkan dengan Ibnu Arabi, karena sering
dianggap sebagai penciptanya. Maka dari itu tidak heran lagi apabila pada tahun ini masih
dikenal luas bahwa istilah wahdatul wujud berasal dicetuskan oleh Ibnu Arabi. Penelitian
tasawuf banyak dilakukan oleh para orientalis dan muslim. Tidak mempertanyakan
pendapat lama ini selama tahun. Asal usul istilah wahdat al-wujūd baru-baru ini di
pelajari. Ternyata hasil klaim ini membantah anggapan lama. Istilah wahdat al-wujūd
tidak diciptakan oleh Sufi Mursi yang sangat terkenal itu. Dia tidak pernah merasa
nyaman menggunakan istilah itu. Hal ini tidak ditemukan dalam karya-karyanya tentang
konsep wahdat al-wujud. Meskipun doktrin wahdat al-wujud terkait dengan mazhab Ibnu
al-Arabi, merupakan doktrin yang dianggap sama atau serupa artinya. Karena beberapa
sufi mengajarkan asumsi jauh sebelum Ibn al-Arabia. Ma'rufal-Karkhi (w.200/81500,
seorang sufi yang sangat terkenal dari Baghdad, yang hidupnya sangat jauh empat abad
sebelum Ibn al-Arabia) dianggap sebagai orang pertama yang mengungkapkan syahadat
dengan kata-kata: "tidak ada selain Tuhan." Abu al Abbas (yakni abad ke-10)
mengungkapkan kata-kata yang hampir sama :“Tidak ada di dua dunia ini kecuali
Tuhanku). Khwaja Abdallah Ansri (wafat81/1089) menegaskan bahwa “tauhid kaum
pilihan” adalah doktrin “tidak ada yang lain selain Dia” (abad Laysagayrabu). Ditanyakan
di:"Apa itu tauhid? "dia menjawab: "Tuhan dan tidak ada yang lain. Lainnya adalah
ketidaktahuan (hawas). Adapun Ibn al-Arab 17, dia bahkan tidak menggunakan istilah
wahdat al-wujūd. ,itu dianggap sebagai pekerjaan para pendiri wahdat al-wujūd karena
ajarannya mengandung banyak gagasan bahwa wahdat itu ada. Uraian lebih rinci tentang
wahdat al-wujud Ibnu al-Arabia dapat dijelaskan pada bab-bab berikut. Tetapi untuk
membuktikan bahwa dia mengajarkan gagasan Wahdat al-wujūd, beberapa kata
disebutkan disini: "semua makhluk pada hakekatnya sama, tidak ada apa-apa dengan
mereka "bahkan selain dia. “Pada Wujud tidak ada yang tampak kecuali wujud kecuali al-
haqq, karena wujud adalah al-haqq dan dia adalah satu. ”Esensinya satu, tetapi hukum
nya berbeda.-Nya (al-haqq, Tuhan) adalah satu pada hakekatnya, karena segala sesuatu
yang terlihat mungkin, dalam keadaan ini dicirikan sebagai kekosongan. Segala sesuatu
yang mungkin dilihat sebagai bahkan bagi bagian yang melihat, tampaknya tidak ada
kesamaan bentuk dan tidak ada kontradiksi, karena pada kenyataannya wujud adalah satu
realitas dan kesatuannya tidak bertentangan dengan dirinya sendiri.

7
BAB III

Penutup

Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa konsep wahdatul wujud merupakan salah satu ajaran
yang telah dicetuskan oleh Ibnu Arabi dan terinspirasi oleh ajaran Ibnu Taimiyah. Konsep
wahdatul wujud adalah salah satu konsep yang harus dipahami dalam kerangka ajaran
tasawuf, karena Ibnu arabi sendiri adalah seorang sufi.

Wahdatul wujud Ibnu Arabi menekankan bahwa segala wujud yang ada ini sangat
bergantung pada tuhan yang bersifat wajib, bahkan alam ini di ibaratkan sebagai cermin
yang di dalamnya terdapat bayangan tuhan. Faham inilah yang dipandang olah sebagian
ulama sufi sebagai faham yang sesat karena mengidentikkan alam dengan tuhan.

Doktrin Wahdat al-wujūd biasa dikaitkan dengan Ibnu Arabi, karena sering
dianggap sebagai penciptanya. Maka dari itu tidak heran lagi apabila pada tahun ini masih
dikenal luas bahwa istilah wahdatul wujud berasal dicetuskan oleh Ibnu Arabi. Penelitian
tasawuf banyak dilakukan oleh para orientalis dan muslim.

8
Daftar Pustaka

Asiyah, D. N. (2022). Pandangan Ibn Al-Arabi Mengenai Wahdat Al-Wujud dan Konsep
Kebahagiaan. Jurnalfuda, Vol. 5 No.
https://jurnalfuda.iainkediri.ac.id/index.php/spiritualita/article/view/844/551
Rofie’i, A. H. (2010). WAHDAT AL WUJUD DALAM PEMIKIRAN IBNU ARABI. Ejournal
Uin Malang, Vol. 13 No.
(Asiyah, 2022)
(Rofie’i, 2010)

Anda mungkin juga menyukai