Soal Uas No Absen 15-21
Soal Uas No Absen 15-21
i
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SYEDZA SAINTIKA PADANG
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
Skripsi, September 2022
Rahmania
NIM. 1803047
ABSTRAK
Kesehatan gigi dan mulut seringkali bukan prioritas dan cukup
diabaikan oleh sebagian orang. Berdasarkan Data Riskesdas 2018 kesehatan gigi
dan mulut di Indonesia menyatakan penyakit yang banyak diderita 45,3% karies
gigi di Indonesia. Tujuan Penelitian ini adalah Diketahui efektivitas pendidikan
kesehatan menggunakan media cerita bergambar dan media phantom gigi
terhadap keterampilan menggosok gigi pada anak kelas I.
Desain quasi ekperiment yaitu two grup pretest dan posttest. Populasi
dalam penelitian ini adalah Anak SD Kelas 1 yang berjumlah 3 kelas sebanyak 70
orang dengan sampel 32 orang. Teknik pengambilan sampel dengan
menggunakan teknik Simple Purposive Sampling. Teknik Analisis data
dipersentasikan secara univariat dan bivariat dengan menggunakan uji t-test
independen.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil efektifitas media cerita
bergambar sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan hasil uji
statistik diperoleh nilai p-value 0,000 < 0,05 dan media phantom gigi sebelum dan
sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan hasil uji statistik diperoleh nilai
p-value 0,000 < 0,05, artinya pemberian pendidikan kesehatan dengan media
cerita bergambar dan media phantom gigi efektif dilakukan terhadap peningkatan
keterampilan menggosok gigi.
Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa keterampilan yang
signifikan antara sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan
menggunakan media cerita bergambar dan media phantom gigi. Diharapkan pihak
sekolah agar dapat memberikan informasi kepada siswa dan guru di SDN 47
korong Gadang dalam meningkatkan keterampilan tentang menggosok gigi.
ii
SYEDZA SAINTIKA PADANG COLLEGE OF HEALTH DEPARTMENT
OF PUBLIC HEALTH
Thesis, September 2022
Rahmania
NIM. 1803047
The Effectiveness of Health Education Using Picture Story Media and Tooth
Phantom Media on Teeth Brushing Skills in Grade 1 Children at SD Negeri
47 Korong Gadang, Padang City in 2022
xvi+ 60 pages+ 12 tables + 2 Figures + 14 Appendices
ABSTRACT
Dental and oral health is often not a priority and is quite neglected by
some people. Based on the 2018 Riskesdas data, dental and oral health in
Indonesia stated that 45.3% of dental caries in Indonesia suffered a lot of diseases.
The purpose of this study was to determine the effectiveness of health education
using illustrated story media and dental phantom media on the brushing skills of
first graders.
The quasi-experimental design is two groups pretest and posttest. The
population in this study were elementary school children in grade 1, which
amounted to 3 classes as many as 70 people with a sample of 32 people. The
sampling technique used is the Simple Purposive Sampling technique. Techniques
Data analysis was presented univariate and bivariate using independent t-test.
Based on the results of the study, it was found that the effectiveness of
illustrated story media before and after being given health education with
statistical test results obtained p-value 0.000 <0.05 and dental phantom media
before and after being given health education with statistical test results obtained
p-value 0.000 < 0.05, meaning that the provision of health education with
illustrated story media and dental phantom media is effective for improving teeth
brushing skills.
Based on the research, it can be concluded that the significant skill
between before and after being given health education is using picture story media
and dental phantom media. It is hoped that the school can provide information to
students and teachers at SDN 47 Korong Gadang in improving skills about
brushing teeth.
iii
KATA PENGANTAR
Assalammu’alaikum Wr.Wb.
Segala puji dan syukur senantiasa penulis ucapkan atas Kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa, karena dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, akhirnya
Gadang Kota Padang Tahun 2022”. Shalawat serta salam tidak lupa, selalu penulis
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Ibu Dr.Eravianti, M.KM selaku Pembimbing I dan Ibu Silvi Zaimy, S.ST,
M.keb selaku Pembimbing II yang dengan sabar, tulus, dan ikhlas meluangkan
Padang.
Masyarakat.
iv
4. Ibu Eliza Trisnadewi, MPH penguji I dan Ibu Chamy Rahmatiqa, MPH
7. Teristimewa kepada Kedua Orang Tua Ayah Tagor Lubis dan Umak Eli
ini.
Saintika Padang dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu
ini.
v
Peneliti telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyempurnakan
Peneliti
vi
DAFTAR ISI
vii
3.5 Teknik Pengolahan Data............................................................31
3.6 Analisis Data..............................................................................33
3.7 Etika Penelitian..........................................................................34
3.8 Kerangka Konsep.......................................................................34
3.9 Hipotesis.....................................................................................35
3.10 Defenisi Operasional..................................................................35
BAB IV HASIL PENELITIAN.....................................................................37
4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian..........................................37
4.2 Hasil Penelitian............................................................................37
4.2.1 Karakteristik Responden.......................................................37
4.2.2 Analisis Univariat.................................................................49
4.2.3 Analisis Bivariat...................................................................41
BAB V PEMBAHASAN.................................................................................43
5.1 Analisis Univariat........................................................................43
5.2 Analisis Bivariat..........................................................................48
BAB VI PENUTUP.........................................................................................53
6.1 Kesimpulan..................................................................................53
6.2 Saran............................................................................................54
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................55
LAMPIRAN....................................................................................................58
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan gigi dan mulut merupakan suatu bagian yang integral dari
sangatlah penting untuk meningkatkan kualitas hidup yakni suatu keadaan bebas
dari masalah gangguan mulut, kanker tenggorokan, infeksi mulut dan luka,
penyakit periodontal (gusi), kerusakan gigi, kehilangan gigi, dan penyakit lainnya
(WHO, 2012).
diabaikan oleh sebagian orang. Seperti yang kita ketahui, gigi dan mulut
mengganggu kesehatan organ lainnya, salah satunya yakni masalah karies gigi
yang banyak dikeluhkan (Santoso et al, 2020). Hal ini diakibatkan karena ketidak
tepatan menggosok gigi pada anak, sehingga plak menempel pada permukaan gigi
dapat menjadi salah satu penyebab terentuknya karies gigi pada anak (Firdaus et
all, 2018). Anak-anak memasuki usia sekolah mempunyai resiko karies gigi yang
tinggi, karena pada usia sekolah ini anak-anak suka jajan makanan dan minuman
banyak ditemukan pada anak usia kelas satu (56%) 22 responden hal ini
mempengaruhi kejadian karies gigi. Hal ini dikarenakan anak kelas satu
merupakan anak usia sekolah rata-rata yang masih awal dan kurangnya tanggug
Faktor yang dapat menimbulkan karies gigi pada anak, diantaranya adalah
faktor di dalam mulut yang berhubungan langsung dengan proses terjadinya karies
gigi, antara lain struktur gigi, morfologi gigi, susunan gigi-geligi, derajat
al.m 2021).
Menurut (WHO, 2018) kejadian karies gigi terjadi pada anak usia 5-6
tahun 8,43% dan anak usia 6 tahun ke atas 67,3%. Berdasarkan The Global
Burden of Disease Study (2016) masalah kesehatan gigi dan mulut khususnya
karies gigi dialami hampir dari setengah populasi penduduk dunia (3,58 miliyar
yang banyak diderita 45,3% karies gigi di Indonesia, 19% gigi hilang karena di
cabut, 10,4% gigi goyah, 4,1% gigi telah ditambal (RISKESDES, 2018).
dengan masalah kesehatan gigi dan mulut sebesar 25,9%. Proporsinya kejadian
karies gigi pada kelompok umur 10-14 tahun pada usia anak sekolah sebesar
25.2% sedangkan dalam kebiasaan menyikat gigi sebesar 2,3% yang menyikat
gigi dengan benar pada tahun 2013 dan menurun menjadi 2 % pada tahun 2018
2
Berdasarkan data Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Kota Padang tahun
2021 di ketahui Penyakit Kerusakan Jaringan Pada Gigi termasuk 5 besar dari 10
urutan penyakit terbanyak di Kota Padang dengan jumlah kasus 5.275. Angka
kejadian tertinggi penyakit kerusakan jaringan pada gigi dari 23 Puskesmas Kota
Padang yaitu Pukesmas Kuranji dengan jumlah kasus kerusakan jaringan pada
gigi sebanyak 253 kasus pada tahun 2021 (Profil Dinas Kesehatan Kota
Padang,2021) .
Sekolah Dasar (SD). Berdasarkan data yang di peroleh dari laporan tahunan
kasus jadi keseluruhan kasus kerusakan jaringan pada gigi di SD Negri 47 Korong
sehingga karies gigi dapat dicegah agar tidak sampai terjadi pada anak-anak
(Asio, 2016). Salah satunya adalah dengan melatih kemampuan motorik seorang
secara baik dan benar merupakan faktor cukup penting untuk pemeliharaan gigi
3
di dunia pendidikan dalam menyampaikan pesan yang bertujuan untuk
menggunakan berbagai media. Alat bantu atau alat peraga dalam pendidikan
pada setiap manusia itu diterima atau ditangkap melalui panca indra (Hamsar &
Ramadhan, 2019).
yakni teori kerucut Edgar Dale. Menurut teori tersebut, terdapat beberapa macam
media yan dapat digunakan dalam proses pendidikan. Pada dasarnya proses
pendidikan yang melibatkan lebih banyak indera akan lebih mudah untuk diterima
dan diingat oleh individu. Pemberian pendidikan kehatan gigi dan mulut akan
lebih efektif dan optimal dengan menggunakan metode dan media yang tepat
yaitu media cerita bergambar dan media phantom gigi. Media cerita bergambar
anak-anak serta Anak sekolah dasar memiliki imajinasi yang masih tinggi,
Dijelaskan juga oleh Liu dkk (dalam Hsiao & Yu Shih, 2015) dalam penelitiannya
4
menemukan bahwa hanya membaca buku bergambar dapat meningkatkan
hari mereka.
Media Phantom gigi (model rahang) termasuk kedalam alat peraga benda
mulut dan pengajaran klinis secara relative. Model rahang gigi ini terdiri dari gusi,
gigi, lidah, dan langit-langit. Alat ini menunjukkan bentuk gigi dan cara
2017).
Hal ini sejalan dengan penelitian Afif Hamdalah tahun (2013) dengan
judul penelitian efektifitas media cerita bergambar dan ular tangga dalam
pendidikan kesehatan gigi dan mulut siswa, yang mengatakan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan pada pengetahuan terhadap kesehatan gigi dan mulut
sebelum dan sesudah dilakukan intervensi melalui media cerita bergambar dan
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 15 Juli 2022 pada
menggosok gigi yang baik dan benar. Terdapat 2 murid baru sikat gigi bawah
bagian luar tanpa sikat gigi bawah bagian dalam, 2 murid tidak menggunakan
sikat gigi yang berbulu halus dan murid menggosok gigi dengan teknik asal, 3
murid tidak menggunakan odol saat menggosok gigi, dan dari 3 murid juga
5
murid didapatkan 4 murid giginya berlubang. Berdasarkan hasil wawancara
dan Media Phantom Gigi Terhadap Keterampilan Menggosok Gigi Pada Anak
Padang?
6
1.3.2 Tujuan Khusus
bergambar.
bergambar.
gigi.
gigi.
1. Bagi Peneliti
7
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
ilmu bagi mahasiswa Stikes Syedza Saintika Padang yang akan melakukan
Padang Tahun 2022. Penelitian ini dilakukan di SDN 47 Korong Gadang Kota
penelitian kuantitatif dengan desain quasi ekperiment design yaitu two grup
pretest dan posttest . Populasi dalam penelitian ini adalah Anak SD Kelas 1 yang
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Keterampilan
suatu teknik yang baik, untuk menguasai materi ilmu pengetahuan yang
merupakan suatu keahlian yang di dapat oleh individu melalui suatu proses
seperti latihan yang kontinyu serta mencakup beberapa aspek yaitu kogni-
a. Tingkatan Keterampilan
tertentu.
c. Aspek-aspek Keterampilan
1. Keterampilan membaca
2. Keterampilan menulis
10
3. Keterampilan mendengar
sebelum- sebelumnya .
5. Keterampilan bicara
9. Keterampilan berkosentrasi
11
2. Menggosok Gigi
dan sehat (Retno, 2013). Menggosok gigi adalah membersihkan gigi dari
menggunakan alat yang cocok untuk membersihkan gigi, dan tata cara
makan, dan sebelum tidur) adalah dasar personal hygiene mulut yang efektif.
Kebiasaan membersihkan gigi dengan menggosok gigi paling sedikit 2 kali dalam
sehari yaitu pada pagi hari setelah sarapan, dan malam hari sebelum tidur serta
setelah memakan makanan yang lengket pada gigi dapat mempengaruhi kesehatan
gigi.
Menggosok gigi dengan cara yang baik adalah dengan gerakan yang
lembut dan dengan tekanan yang tidak keras, serta memusatkan di area terdapat
plak-plak, yaitu pada pinggir gusi, permukaan mengunyah gigi yang ada fissure
atau celah yang sangat kecil dan menyikat gigi pada bagian paling belakang.
Menggosok gigi harus memegang dengan lurus, dan menggunakan bulu sikat
12
yang kecil agar mencapai semua bagian- bagian dalam mulut. Sikat gigi yang
digunakan harus diganti tiga bulan sekali. Membersihkan seluruh bagian gigi
dengan vertikal, dan gerakan lembut merupakan cara menggosok gigi yang baik
Cara menggosok gigi yang benar yaitu pipih pasta gigi yang tepat
sesuai gigi kamu,ratakan pasta gigi masukan sikat gigi yang telah
Sulistyowati, 2017).
dengan tepat dan benar merupakan cara termudah dan efektif untuk
Pasta gigi dan odol lebih efektif menghilangkan kotoran dan bau
13
yaitu kegiatan menyikat gigi yang dilaksanakan diseluruh bagian gigi,
1) Metode Vertical
tutup kedua rahang, menyikat gigi dengan superior dan inferior. Pada
2) Metode Horizontal
setelah itu gerakan maju dan mundur atau ke depan dan ke belakang,
3) Metode Berputar
14
4) Metode Fones
gian pada permukaan gigi atas, ataupun yang bawah (Haryanti D.D,
dkk ; 2014).
5) Metode Leonard
dengan menggosok gigi pada bagian atas dan pada bagian bawah
6) Metode Bass
gual gigi geligi anterior atas dan bawah sikat harus dibalik menjadi
15
b) Frekuensi dan waktu menggosok gigi
kurang.
plak adalah penyebab terjadinya karies pada gigi, plak akan dibentuk
terus menerus. Dengan susah payah membersihkan gigi dari plak dan
gigi tersebut. Karena itu gigi terbebas dari plak hanya sebentar saja.
peran orang tua, fasilitas (Notoatmodjo, 2010). Hal ini dijelaskan berikut :
16
1) Peran Orang Tua
perawatan kesehatan gigi anak. Orang tua dapat menjadi contoh dalam
merawat gigi pada anak dipengaruhi oleh peran orang tua. Orang tua
dapat menjadi contoh lebih efisien bagi anak dibandingkan anak yang
2) Fasilitas
17
2.2 Definisi Pendidikan Kesehatan
kesehatan akan tetapi perilaku mencakup hal yang luas sehingga perilaku
berikut :
18
b. menolong individu agar mampu secara mandiri atau kelompok
computer, dan sebagainya) dan media luar ruang sehingga sasaran dapat
Promosi kesehatan tidak dapat lepas dari media, karena melalui media,
19
2.3 Media Cerita Bergambar
cerita yang dapat membantu dalam proses pemahaman terhadap isi cerita
Terkadang, ada bahkan mungkin tidak ada teks. Dalam kasus di mana ada
menarik karena memuat gambar dan kata-kata, dimana gambar dan kata-
kata membentuk kesatuan yang utuh menjadi sebuah cerita yang dapat
pahami siswa SD. Siswa SD akan lebih senang membaca materi yang
teks panjang.
20
keterbatasan bagi guru yang belum berpengalaman dalam bercerita , dan
kelebihannya yaitu:
3) Melatih anak agar mampu menjadi pendengar yang baik serta mampu
lebihmemahami cerita.
6) Anak akan semakin berani dalam bersikap dan berperilaku serta lebih
percaya diri.
21
harus menyampaikan dengan bahasa yang dimengerti anak dan anak
masih bingung .
3) Terkadang ada satu atau dua pertanyaan dari anak yang bertanya tetapi
pada gambar.
Media Phantom gigi (model rahang) termasuk kedalam alat peraga benda
gigi ini terdiri dari gusi, gigi, lidah, dan langit-langit. Alat ini
22
3. Kekurangan Media Phantom gigi
nya.
b. Apabila bendanya kecil, bendanya itu hanya bisa dilihat oleh beberapa
alat.
23
2.5 Kerangka Teori
1. Metode Vertical
2. Metode Horizontal
3. Metode Berputar
4. Metode Fones
5. Metode leonard
Faktor yang
mempengaruhi : Keterampilan
Menggosok Gigi
1. Peran Orang Tua
2. Fasilitas
Media Pendidikan
Kesehatan :
1. Media Cerita
Bergambar
(Kidd, E,A,M, Joyston S, 2008), (Notoadmojo, 2010), (Gonen dan Guler, 2011),
24
BAB III
METODE PENELITIAN
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Two grup pretest and
bergambar
O2= Post Test sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan Media Cerita
Bergambar
Phantom Gigi
Phantom gigi
25
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Padang, mulai dari pembuatan proposal sampai dengan skripsi yaitu dari bulan
Juli-September 2022.
1. Populasi
2. Sampel
Keterangan
t : banyaknya kelompok
r : Jumlah replikasi
(r-1) > 15
r > 16
26
Berdasarkan hasil perhitungan rumus diatas, diperoleh sampel
sabanyak 16 orang tiap grup penelitian, 16 orang untuk grup media cerita
bergambar dan 16 orang untuk grup media phantom gigi, jadi jumlah total
24
n= x 32= 12 orang
Kelas 1 A : 70
23
n= x 32 = 10 orang
Kelas 1 B : 70
23
n= x 32= 10 orang
1C: 70
Kelas
3. Teknik Sampling
yang dibuat oleh peneliti sendiri sesuai dengan kriteria sebagai berikut:
a. Kriteria Inklusi
27
Adalah kriteria umum yang menentukan subjek peneliti dari
Tahun.
responden.
b. Kriteria Eksklusi
a. Jenis Data
1. Data Primer
28
mendapatkan informasi ataupun data. Instrument yang digunakan
2. Data sekunder
sebagai berikut:
29
1. Peneliti meminta surat izin melakukan penelitian dibagian administrasi
Korong Gadang.
bergambar 16 orang dan media phantom gigi 16 orang. Pada hari yang
30
akan dilakukan peneliti dengan melihat keterampilan menggosok gigi
kepada siswa.
31
Hasil wawancara observasi harus dilakukan penyuntingan terlebih
itu tidak logis dan meragukan. Tujuan editing adalah untuk menghilangkan
kesalahan yang terdapat pada pencatatan yang ada di lapangan dan bersifat
keterampilan jika jawaban salah diberi skor (0) dan benar diberi skor (1).
data telah masuk semua dan tidak ada kesalahan, baik kesalahan dalam
32
5. Memproses Data (Processing)
program computer.
1. Analisis Univariat
variabel yang diteliti. Analisa univariat pada penelitian ini yaitu tingkat
2. Analisis Bivariat
33
bergambar dan media phantom gigi dalam meningkatkan keterampilan
yang diisi oleh subjek. Lembar tersebut hanya akan di berikan kode
tertentu.
3. Kerahasiaan
dijamin kerahasiaannya.
34
Kerangka konsep merupakan model konseptual yang berkaitan tentang
Pendidikan kesehatan
dengan Media cerita
bergambar
Keterampilan
menggosok gigi
Pendidikan kesehatan
dengan Media Phantom
gigi
3.9 Hipotesis
menggunakan Media Cerita Bergambar dan Media Phantom Gigi Pada Anak
menggunakan Media Cerita Bergambar dan Media Phantom Gigi Pada Anak
35
bagian mulut 100% atau
dengan yang
menggunakan air, melakukan
sikat gigi, serta 8-10
odol pada kls 1 langkah
Cukup :
56%-75%
atau yang
melakukan
6-7 langkah
Kurang: <
56% atau
yang
melakukan
1-5 langkah
2. Pengunaan Media cerita Buku Penyuluhan Meningkatkan Ordinal
Media Cerita menggunakan gaya Cerita prilaku siswa
Bergambar gambar karakter Bergambar tentang
yang sederhana keterampilan
serta warna-warna menggosok
desain yang cerah gigi
agar dapat menarik
perhatian anak-
anak.
3. Penggunaan Media Phantom Phantom Penyuluhan Meningkatkan Ordinal
Media gigi (model rahang) Gigi prilaku siswa
Phantom termasuk kedalam tentang
Gigi alat peraga benda keterampilan
tiruan. Phantom menggosok
gigi manusia gigi
berfungsi untuk
latihan demonstrasi
perlindungan mulut
dan pengajaran
klinis secara
relative.
36
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Padang Provinsi Sumatra Barat. Sekolah ini mempunyai tenaga pendidik sebanyak
18 orang. Jumlah seluruh siswa SDN 47 Korong gadang 2021/2022 sebanyak 334
orang. SDN 47 Korong Gadang mempunyai 6 lokal, sarana yang lain meliputi ruang
kepala sekolah ruang majelis guru, dan ruang tata usaha sedangkan ruang
penunjangnya meliputi toilet siswa, toilet guru, ruang UKS, tempat ibadah dan
gudang.
kelamin :
Tabel 4.1
Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur pada media cerita bergambar di
SDN 47 Korong Gadang Kota Padang
Umur f %
6 Tahun 9 56,2 %
7 Tahun 7 43,8 %
Total 16 100 %
Pada tabel 4.1 diketahui bahwa dari 16 responden media cerita bergambar pada
38
Tabel 4.2
Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur pada media phantom gigi di SDN
47 Korong Gadang Kota Padang
Tabel 4.2
Umur f %
6 Tahun 4 25 %
7 Tahun 12 75 %
Total 16 100 %
Pada tabel 4.2 diketahui bahwa dari 16 responden media phantom gigi pada
Tabel 4.3
Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin pada media cerita bergambar di
SDN 47 Korong Gadang Kota Padang
Jenis Kelamin f %
Laki-laki 9 56,2 %
Perempuan 7 43,8 %
Total 16 100 %
Pada tabel 4.3 diketahui bahwa dari 16 responden media cerita bergambar pada
penelitian ini mayoritas berjenis kelamin perempuan adalah sebanyak 9 orang (56,3%).
Tabel 4.4
Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin pada media phantom gigi di SDN 47
Korong Gadang Kota Padang
Jenis Kelamin f %
Laki-laki 8 50%
Perempuan 8 50%
Total 16 100 %
Pada tabel 4.4 diketahui bahwa dari 16 responden media phantom gigi pada
penelitian ini didapatkan jumlah mayoritas yang sama antara laki-laki dan perempuan
38
4.2.2 Analisa Univariat
cerita bergambar.
dengan media cerita bergambar dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini :
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Keterampilan Sebelum Dilakukan Pendidikan Kesehatan
Menggunakan Media Cerita Bergambar.
Keterampilan f %
Kurang 12 75 %
Cukup 3 18,7 %
Baik 1 6,3 %
Total 16 100%
Pada tabel 4.5 dapat di lihat bahwa dari 16 responden sebanyak 12 responden
cerita bergambar.
Tabel 4.6
Distribusi frekuensi keterampilan sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan
media cerita bergambar
Keterampilan f %
Kurang 3 18,7 %
Cukup 3 18,7 %
Baik 10 62,6 %
Total 16 100 %
40
Pada tabel 4.6 dapat di lihat bahwa dari 16 responden sebanyak 3 responden
phantom gigi.
dengan media phantom gigi dapat dilihat pada tabel 4.7 dibawah ini :
Tabel 4.7
Distribusi frekuensi keterampilan sebelum diberikan pendidikan kesehatan dengan
media phantom gigi
Ketrampilan f %
Kurang 11 68,7 %
Cukup 4 25 %
Baik 1 6,3 %
Total 16 100 %
Pada tabel 4.7 dapat di lihat bahwa dari 16 responden sebanyak 11 responden
media phantom gigi dapat dilihat pada tabel 4.8 dibawah ini :
Tabel 4.8
Distribusi frekuensi keterampilan sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan
media phantom gigi
Keterampilan f %
Kurang 0 0
Cukup 4 25 %
41
Baik 12 75%
Total 16 100%
Pada tabel 4.8 dapat di lihat bahwa dari 16 responden sebanyak 4 responden
memliki keterampilan cukup (25%) dan 12 responden (75%) memiliki keterampilan baik
Tabel 4.9
keterampilan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan media cerita
bergambar yaitu 4,88% menjadi 7,75 % hasil analisis dengan menggunakan uji t-test
didapatkan nilai p=0,000 < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa pemberian pendidikan
42
2. Efektifitas pendidikan kesehatan dengan media phantom gigi dalam
Hasil analisis bivariate efektifitas media phantom gigi dapat dilihat pada tabel
Tabel 4.10
Efektifitas pendidikan kesehatan dengan media phantom gigi dalam meningkatkan
keterampilan siswa SDN 47 Korong Gadang Kota Padang.
Lower Upper
Pre-Test 5.00 1.821 -4.095 -2.155 -6.864 15 0,000
Post-Test 8.12
Berdasarkan tabel 4.10 Dapat dilihat bahwa adanya terjadi perubahan nilai rata-
rata keterampilan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan media
Phantom gigi yaitu 5,00 % menjadi 8,12 % hasil analisis dengan menggunakan uji t-test
didapatkan nilai p=0,000 < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa pemberian pendidikan
43
BAB V
PEMBAHASAN
5.1Analisis Univariat
Kabupaten Jember.
pada langkah nomor 4 yang dilakukan adek-adek, yaitu sikat gigi bawah
44
nomor 7 yaitu sikat gigi atas bagian dalam, rata-rata responden
melakukan dengan salah dan hanya 1 orang yang melakukan dengan benar
dari 16 responden. Pada langkah nomor 8 yaitu bersihkan gigi atas bagian
luar, rata-rata responden melakukan dengan salah dan hanya 4 orang yang
45
ada dengan tepat dan sesuai. Pendidikan kesehatan merupakan kegiatan untuk
dapat menarik perhatian, karena didalamnya terdapat ide, pesan, gambar, dan
sebuah cerita yang dimana gambar dan cerita tersebut dapat saling
dan kata-kata, dimana gambar dan kata-kata tersebut tidak berdiri secara
individu namun memiliki keterkaitan satu sama lain supaya menjadi sebuah
menggosok gigi pada anak kelas 1 di SDN 47 Korong Gadang Kota Padang
Tahun 2022 karena banyak responden yang ketrampilan baik seperti sudah
yaitu sikat gigi atas bagian dalam, 11 responden yang melakukan dengan
benar dari 16 responden. Pada langkah nomor 8 yaitu bersihkan gigi atas
media phantom gigi terhadap keterampilan menggosok gigi pada anak kls 1
46
Berdasarkan hasil peneletian dapat dilihat bahwa dari 16 responden
pada langkah nomor 4 yang dilakukan adek-adek, yaitu sikat gigi bawah
melakukan dengan salah dan hanya 4 orang yang melakukan dengan benar
dari 16 responden. Pada langkah nomor 8 yaitu bersihkan gigi atas bagian
luar, rata-rata responden melakukan dengan salah dan hanya 4 orang yang
47
gigi pada anak kls 1 di SDN 47 Korong Gadang Kota Padang Tahun
2022.
Post-Test).
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Abral (2020) yang
mereka telah mengerti dengan pesan dan informasi yang di sampaikan oleh
peneliti. Hal ini karena bahasa yang digunakan ketika menyampaikan pesan
adalah bahsa sehari-hari mereka. Selain itu pesan yang disampaikan pun
gigi dapat memberikan landasan kognitif baru lagi terbentuknya perilaku cara
membawa pesan sugestif sehingga dapat memberikan dasar yang cukup kuat
48
dalam menilai sesuatu hal dan membentuk suatu perilaku tertentu. Akibatnya
2015).
termasuk kedalam alat peraga benda tiruan. Phantom gigi manusia berfungsi
relative. Model rahang gigi ini terdiri dari gusi, gigi, lidah, dan langit-langit.
Alat ini menunjukkan bentuk gigi dan cara memebersihkan rongga mulut dan
menggosok gigi pada anak kelas 1 di SDN 47 Korong Gadang Kota Padang
Tahun 2022 karena banyak responden yang keterampilan baik seperti sudah
dilakukan adek-adek, yaitu sikat gigi bawah bagian dalam, 9 Responden yang
benar dari 16 responden. Pada langkah nomor 8 yaitu bersihkan gigi atas
kesehatan dengan media cerita bergambar yaitu 4,88% menjadi 7,75% hasil
49
analisis dengan menggunakan uji t-test didapatkan nilai p=0,000 < 0,05 yang
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian (Zuhrotul, J., 2016) Terdapat
peningkatan rata-rata skor perilaku kebiasaan gosok gigi antara sebelum dan
sesudah diberikan perlakuan dengan media buku cerita bergambar yakni 1,53
menjadi 2,71. Ada perbedaan skor perilaku kebiasaan gosok gigi anak antara
sebelum dan sesudah diberi pendidikan kesehatan dengan media buku cerita
bergambar (p=0,0001).
individual atau masyarakat kea rah yang lebih baik dan sehat dan juga untuk
mau dan mampu secara aktif dalam meningkatkan derajat kesehatan (Novialin,
2018).
kesehatan kepada anak sekolah tidak terlepas dari metode pendidikan dengan
belajar menjadi menyenangkan karna buku yang isinya memiliki unsur gambar
dan kata-kata yang memiliki keterkaitan satu sama lain, serta ide secara kuat dan
50
apa yang disampaikan dapat diterima dan dipahami dengan baik yang dapat
meningkatkan keterampilan .
pada langkah nomor 4 yang dilakukan adek-adek, yaitu sikat gigi bawah bagian
intervensi, pada nomor 7, yaitu sikat gigi atas bagian dalam dari 1 responden
8, yaitu bersihkan gigi atas bagian luar dari 4 responden yang melakukan dengan
kesehatan dengan media Phantom gigi yaitu 5,00% menjadi 8,12 % hasil analisis
dengan menggunakan uji t-test didapatkan nilai p=0,000 < 0,05 yang artinya ho
51
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Catarina 2014 (cit.
kesehatan gigi dan mulut dengan alat peraga terhadap kemampuan menggosok
gigi pada anak usia prasekolah. Bahwa dijelaskan proses tersebut memerlukan
sumber daya, orang yang mampu membeikan informasi, sarana dan prasarana
individual atau masyarakat kearah yang lebih baik dan sehat dan juga untuk
mau dan mampu secara aktif dalam meningkatkan derajat kesehatan (Novialin,
2018).
kesehatan kepada anak sekolah tidak terlepas dari metode pendidikan dengan
yang merupakan proses menjadi tahu. Phantom gigi merupakan media semi
konkrit dimana media tersebut mirip dengan benda kenyataannya. Dengan media
phantom gigi, siswa dapat melihat dengan jelas bagaimana susunan gigi yang
ada. Dengan begitu siswa akan lebih paham dan mengerti, sehingga kemampuan
menjadi meningkat.
52
Asumsi peneliti, observasi per item langkah yang dilakukan responden
langkah nomor 4 yang dilakukan adek-adek, yaitu sikat gigi bawah bagian dalam
pada nomor 5, yaitu bersihkan gigi bawah bagian luar dari 4 responden yang
bersihkan gigi atas bagian luar dari 4 responden yang melakukan dengan benar
53
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan tentang efektifitas pendidikan kesehatan
menggunakan media cerita bergambar dan media phantom gigi terhadap keterampilan
menggosok gigi pada anak kelas 1 di sd negeri 47 Korong Gadang Kota Padang Tahun
54
7. (Pre-Test dan Post-Test) diberikan pendidikan kesehatan menggunakan
phantom gigi.
6.2 Saran
6.2.1 Bagi Institusi Pendidikan
Bagi institusi pendidikan hendaknya dapat dijadikan sebagai bahan
penelitian dengan menggunakan media yang berbeda dan lebih kreatif lagi.
selain media cerita bergambar dan media phantom gigi yang lebih efektif
dari segi isi, susunan dan bahasa untuk meningkatkan keterampilan siswa.
55
DAFTAR PUSTAKA
Abral, A., Kristianto, J., Maryani, Y., Setiawaty, N., & Sofian, R. (2020). Smart Dental
Box sebagai media penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan dan perilaku
kesehatan gigi dan mulut. Quality: Jurnal Kesehatan, 14(1), 38-45.
https://doi.org/1036082/qjk.v14i.92.
Adinimas, G., Mahirawatie, I. C., & Edi, I. S. (2021). Peran Ibu Dalam
Memelihara Kesehatan Gigi Dan Mulut Anak Di Raudhatul Athfal
Perwanida Cangakan Ngawi. Ejurnal.Poltekkestasikmalaya.
Amalia, G. R(2012). OPINI WANITA USIA SUBUR TERHADAP KEGIATAN
PENYULUHAN JAMINAN PERSALINAN DI SURABAYA
Arisman, (2019). Gizi dalam DAUR KEHIDUPAN. Jakarta : ECG.
Aritonang dan Purba. (2017). Gambaran Efektivitas Penyuluhan Dengan Media
Poster Dan Phantom Gigi Terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang Cara
Menyikat Gigi Yang Baik Dan Benar Pada Siswa/I Kelas IV SDN 065015
Kemenangan Tani. 177-180
Betty , L. (2011) Kepedulian Terhadap Kesehatan Gigi .
Evantina, (2011), Macam-macam cerita dan fungsi.
Gonen, Mubeccel & Tulin Guler.2011.The Environment and Its Place in
Children’s Picture Story Books.Turkey: Procedia Social and Behavioral Sciences
1536333639https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S18770428110089
3713 Januari 2017 Jam 18.43 WIB.
Gunansyah, Ganes.2015. Pendidikan IPS : Berorientasi praktik yang
baik.Surabaya : Unesa University Press.
Haryanti D.D, Adhani R, Aspriyanto D, Dewi I.K. Efektifitas Menyikat Gigi Metode
Horizontal,vertikal, dan Roll Terhadap Penurunan Plak Pada Anak Usia 9-11
Tahun, Dentino Jurnal Kedokteran Gigi; (2014).
Hamdalah, Afif . (2013) . Efektivitas Media Cerita Bergambar dan Ular Tangga
Dalam pendidikan kesehatan gigi dan mulut siswa SDN 2 patrang kabupaten
Jamber.
Hamsar, A., & Ramadhan , E. S. (2019). Jurnal Kesehatan Gigi. Jurnal Kesehatan
Gigi, 6(2), 45-50
Hsiao, ChingYuan & Pei-Yu Shih.2015. The Impact of Using Picture Books with
56
Preschool Students in Taiwan on the Teaching of Environmental Concepts.
Taiwan: International Education Studies.
Husna, dkk. (2019). Jurnal Kesehatan Reproduksi.
Kementerian Kesehatan RI. (2018). InfoDATIN Kesehatan Gigi Nasional
September 2019. Pusdatin Kemenkes RI.
Kidd.E.A.M,Joyston S. Dasar-Dasar Karies Penyakit dan Penanggulangannya.
Jakarta : EGC ; (2008).
Mubarak, W, I & Chayatin, N (2011). Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar
dan Teori.Jakarta
Notoadmodjo. (2018). Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka
Cipta.
Notoatmodjo dalam penelitian lystyantika (2014). Promosi Kesehatan dan
Perilaku Kesehatan.
Notoatmodjo, S.Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: RinekaCipta. (2010).
Notoatmodjo, S. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta (2012).
Noviolin, N. E. (2018). Efektivitas video animasi terhadap kesehatan.
Panjaitan, L. R. (2019). Pengaruh pendidikan kesehatan gigi dan mulut dengan
alat peraga dan video animasi terhadap kemampuan mengosok gigi pada anak
usia prasekolah di TK Putri Sion Medan.
Perry, P., Fundamental Of Nurshing edisi 7, Jakarta, Salemba Medika.
Puspitaningtiyas, R., Leman, M. A., & . J. (2017). Perbandingan efektifitas dental
health education metode ceramah dan metode permainan simulasi terhadap
peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut anak. E-GIGI, 5(1).
https://doi.org/10.35790/eg.5.1.2017.15523
Rai Dwi Hastarita.(2012). Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling untuk
Mengembangkan Keterampilan Belajar.
Rahmadhan AG (2010). Serbi Kesehatan Gigi Dan Mulut. Jakarta: Bukune.
Santoso, B., & dkk. (2020). Hubungan Peranan Ibu Dalam Pemeliharaan
Kesehatan Gigi Mulut Terhadap Angka Kebersihan Gigi Anak Tk Bhakti
Nurush Shofia Mutih Kulon Wilayah Puskesmas Wedung 2 Kabupaten Demak.
Kesehatan Gigi, Volume 7 n, 58–67.
Sisca Folastri. (2013). Konselor Jurnal Ilmiah Konseling Volume 2 Nomor 1
Januari2013.
57
Sari, E. K. (2012). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Gosok gigi dengan Metode
Permainan Simulasi Ular Tangga Terhadap Perubahan Pengetahuan, Sikap, dan
Aplikasi Tindakan Gosok Gigi Anak Usia Sekolah di SD wilayah Paron Ngawi.
Skripsi. Program StudiS1 Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas
Air langga.
Setiawan, H. (2011) Metode Ceramah,
http://digilib.uinsby.ac.id/9859/4/bab%202.pdf. Diakses pada tanggal 15 Maret
2016.
Sukmaningtyas, A. D., Sudiwati, N. L., P. P., Rosdiana, Y., & Artanti
Kurnianingsih, N. (2017). Pengaruh pendidikan kesehatan dengan media bermain
Nursing News,3, 247-258.
WHO, (2012). Oral Health (cited 2016 29 oktober) from:
http://www.who.int/mediacentre/Factshe eta/fs318/en/.
Widya Wulandari, I., & Dalhar Galib, M. (2015). Pengaruh Media Phantom Gigi
Terhadap Pengetahuan dan Sikap Cara menggosok gigiSiswa Kelas 1 di SDN
011 Samarinda. 11. https://dspace.umkt.ac.id/handle/463.2017/491.
Winda Gunarti, Lilis Suryani, Azizah Muis.2008. Metode Pengembangan World
Health Organization (WHO) 2012.
Wong, D. L., et al. Buku ajar keperawatanpediatrik.(A. Hartono, S.kurnianingsih,
&Setiawan,penerjemah). Jakarta: EGC. (2009).
58