Anda di halaman 1dari 7

RESUME MATA KULIAH (RMK)

“THE DECISION USEFULNESS APPROACH TO FINANCIAL REPORTING”

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Akuntansi


Dosen Pengampu: Dr. Lilik Handajani, SE., MSA, Ak., CA.

Disusun Oleh:
BAIQ NAILI AMALIA
NIM: I2F02310001

JURUSAN MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MATARAM
2024
PENDEKATAN KEGUNAAN KEPUTUSAN UNTUK LAPORAN KEUANGAN (THE
DECISION USEFULNESS APPROACH TO FINANCIAL REPORTING)

A. PENDEKATAN DECISION USEFULNESS


Pendekatan Decision Usefulness di teori akuntansi berpandangan bahwa “Jika kita tidak
dapat menyusun laporan keuangan yang benar secara teori, sekurang-kurangnya kita dapat
mencoba membuat laporan berbasis kos historis lebih berguna”. Ini membutuhkan
perhatian yang lebih mendalam pada pemakai-pemakai laporan keuangan dan kebutuhan-
kebutuhan keputusan mereka, karena dalam kondisi tidak ideal tidaklah mungkin membaca
nilai perusahaan langsung dari laporan-laporan keuangan.
Dalam pengadopsian pendekatan Decision Usefulness, dua pertanyaan berrikut harus
dijawab:
1. Siapakah pemakai-pemakai laporan keuangan?
Pemakai laporan keuangan bila dikategorikan secara garis besar terdiri dari investor,
pemberi pinjaman uang, manajer, serikat (union), penetap standar, dan pemerintah.
Kelompok-kelompok ini disebut konstituensi-konstituensi akuntansi.
2. Apakah masalah-masalah keputusan yang dihadapi para pemakai laporan keuangan?
Dengan pemahaman atas masalah-masalah keputusan, akuntan akan bisa lebih siap
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan informasi berbagai konstituensi. Laporan-
laporan keuangan selanjutnya dapat disusun untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
informasi tersebut. Dengan kata lain, pembuatan laporan-laporan keuangan untuk
memenuhi kebutuhan spesifik pemakai laporan tersebut akan memperbaiki kualitas
pengambilan keputusan. Dengan cara ini laporan keuangan bisa lebih berguna.
B. TEORI KEPUTUSAN SINGLE PERSON
Teori ini merupakan dasar untuk memahami bagaimana individu-individu
membuat keputusan-keputusan rasional di bawah kondisi ketidakpastian. Teori ini
memungkinkan seseorang untuk mengapresiasi konsep informasi, yang memungkinkan
pembuat keputusan memahami untuk memperkuat keyakinan-keyakinan subjektif mereka
tentang imbalan-imbalan (payoffs) di masa datang akibat keputusan-keputusan mereka.
Teori keputusan single person berpandangan bahwa seseorang harus membuat keputusan-
keputusan dalam kondisi ketidakpastian. Teori ini menganggap bahwa probabilitas kondisi
tidak lagi objektif seperti dalam kondisi ideal, dan menetapkan suatu prosedur formal di
mana seseorang bisa membuat keputusan-keputusan terbaik, dengan pemilihan dari satu
alternatif. Prosedur-prosedur tersebut memerlukan tambahan informasi yang harus
diperoleh untuk merevisi penilaian subjektif pembuat keputusan tentang probabilitas apa
yang mungkin terjadi setelah keputusan dibuat (yakni probabilitas kondisi state of nature).
Teori keputusan relevan untuk akuntansi, karena laporan-laporan keuangan memberikan
informasi tambahan yang berguna untuk kebanyakan keputusan-keputusan.
1. Sistem Informasi
Sistem infromasi merupakan tabel yang memberikan kondisi atas tiap kemungkinan
kejadian, probabilitas obyektif dari tiap pos kejadian laporan keuangan. Laporan
keuangan yang sangat informatif, dan sistem informasi yang mendasari mereka, sering
disebut transparan, tepat, atau kualitas tinggi, karena mereka menyampaikan banyak
informasi kepada investor. Tingkat keinformatifan tergantung pada relevansi dan
keandalan laporan keuangan. Mengapa informasi laporan keuangan penting? Agar
berguna informasi laporan keuangan harus dapat membantu memprediksi return
investasi yang akan diterima. Dengan akuntansi kos historis, laporan keuangan tidak
dapat menunjukkan nilai harapan yang akan diterima secara langsung. Namun begitu,
laporan keuangan akan masih berguna bagi investor sejauh laporan keuangan tersebut
memungkinkan suatu prediksi bahwa good news (GN) atau bad news (BN) yang
dikandungnya akan terjadi (persist) di masa yang akan datang.
2. Definisi Informasi
Teori keputusan dan konsep informativeness memberikan dasar untuk bisa mendefinisi
informasi. Informasi adalah bukti yang memiliki potensi untuk mempengaruhi
keputusan seseorang.
Sebagai catatan:
1. Definisi di atas adalah definisi ex ante. Syarat penting bagi bukti supaya disebut
informasi adalah sekurang-kurangnya ada bukti yang diterima sehingga keyakinan
cukup terpengaruh, dan dengan demikian keputusan yang optimal akan berubah.
2. Definisi di atas adalah spesifik seseorang. Reaksi seseorang akan sumber informasi
yang sama akan berbeda dengan orang lain. Probabilita yang dipegang masing-
masing orang sebelum menerima informasi pasti berbeda, demikian juga
probabilitas posterior, sehingga keputusan akan berbeda, bahkan jika menerima
bukti yang sama.
3. Definisi di atas harus diinterpretasi bebas kos. Sumber informasi mungkin
memiliki potensi untuk mempengaruhi keputusan seseorang, tetapi jika terlalu
mahal tidaklah mungkin akan digunakan. Laporan keuangan adalah informasi yang
cost-effective karena terdapat potensi pemakainya dalam jumlah besar.
4. Bahwa penerimaan informasi seseorang dan perubahan keyakinan berikutnya
adalah sesunggunya suatu proses berkelanjutan. Karena itu diharapkan bahwa
dengan pemberian informasi yang relevan dan reliable, maka laporan keuangan
akan melanjutkan sebagai sumber informasi penting.
C. THE RATIONAL, RISK-AVERSE INVESTOR
Dalam teori keputusan, konsep individu rasional berarti bahwa dalam mengambil
keputusan, tindakan yang dipilih adalah salah satu yang menghasilkan utilitas tertinggi
yang diharapkan. Ini berarti bahwa individu dapat mencari informasi tambahan yang
berkaitan dengan keputusan, menggunakannya untuk merevisi probabilitas negara dengan
cara teorema bayes. Teori keputusan yang telah dijelaskan meurpakan model pengambilan
keputusan rasional. Perhatikan juga bahwa menghindari risiko individu trade off
pengembalian yang diharapkan dan risiko. Model penghindaran risiko, teori keputusan
menggunakan perangkat dari fungsi utilitas, yang berkaitan jumlah hasil untuk utilitas
pembuat keputusan untuk jumlah tersebut.
 Asumsi yang biasa digunakan yaitu bahwa investor yang rasional yaitu risk averse
(menolak risiko). Konsep dari risk-aversion sangat penting bagi akuntan karena berarti
investor membutuhkan informasi yang berkaitan dengan risiko dan nilai yang
diharapkan di masa depan.
 Risk-averse akan menyediakan (trade off) antara return dan risiko yang diharapkan.
 Untuk model risk-aversion, teori keputusan menggunakan alat, yaitu utility function
yang menghubungkan jumlah pembayaran dengan utilitas pembuat keputusan pada
jumlah tersebut.
 Kadang ada asumsi yang menyatakan bahwa pembuat keputusan adalah risk-neutral
yaitu pembuat keputusan akan menganalisa investasi yang berisiko secara teliti
berkaitan dengan pembayaran yang diharapkan.
D. THE PRINCIPLE OF PORTOFOLIO DIVERSIFICATION
Investor individu biasanya dianggap tidak mau mengambil risiko. Akibatnya, untuk
hasil yang diharapkan dari investasi yang diberikan investor rasional menginginkan risiko
serendah mungkin atau secara ekuivalen untuk risiko tertentu menginginkan hasil yang
diharapkan setinggi mungkin. Salah satu cara investor dapat menurunkan risiko untuk hasil
yang diharapkan adalah dengan menerapkan strategi diversifikasi yaitu untuk berinvestasi
dalam portofolio sekuritas. Prinsip diversifikasi portofolio menunjukkan bahwa tidak
semua risiko dapat dihilangkan dengan strategi investasi yang tepat. Diversifikasi
portofolio akan mengurangi risiko. Pengurangan risiko ini terjadi karena state untuk
perusahaan secara spesifik telah disebar dalam berbagai sekuritas. Kontributor yang masih
ada terhadap risiko adalah faktor ekonomi.
E. THE OPTIONAL INVESTMENT DECISION
Jumlah yang sama diinvestasikan dalam portofolio dapat menghasilkan risiko yang
lebih rendah dibandingkan jika diinvestasikan dalam sebuah perusahaan tunggal untuk
tingkat pengembalian diharapkan yang sama. Hal itu disebabkan saat lebih dari satu
investasi berisiko diadakan, risiko spesifik perusahaan cenderung untuk menghilang. Jika
satu saham menghasilkan return yang rendah maka akan selalu ada kesempatan bahwa
saham-saham yang lain akan menghasilkan return yang tinggi. Semakin banyak jumlah
saham perusahaan yang berbeda dalam portofolio, semakin besar efek ini akan bekerja.
Secara konsep, portofolio pasar mencakup semua saham yang tersedia untuk investasi
dalam ekonomi. Secara praktik, portofolio pasar biasanya mengambil seluruh saham yang
diperdagangkan dalam bursa efek mayor.
F. PORTOFOLIO RISK
Prinsip diversifikasi mengarah ke ukuran risiko penting dari keamanan dalam teori
investasi. Beta mengukur gerakan antara perubahan harga security dan perubahan nilai
pasar dari portofolio pasar. Beta merupakan konsep penting dan berguna dalam akuntansi
keuangan. Karena beta menunjukkan risiko suatu perusahaan. Memahami beta perusahaan
sama dengan memahami risiko perusahaan tersebut yang merupakan basis pengetahuan
penting bagi akuntan. Selain itu, beta telah banyak digunakan dalam studi empiris tentang
manfaat informasi akuntansi keuangan.
Tuntutan terhadap pelaporan risiko perusahaan juga menunjukkan bahwa beta
sangat berperan dalam akuntansi keuangan. Ketika biaya transaksi tidak diabaikan,
keputusan investasi yang optimal investor menghindari risiko adalah untuk membeli
sekuritas yang relatif sedikit, daripada portofolio pasar. Dengan cara inim sebagian besar
manfaat dari diversifikasi dapat dicapai, dengan biaya yang wajar. Informasi tentang
pengembalian sekuritas yang diharapkan dan beta berguna bagi investor tersebut. Ini
memungkinkan mereka untuk menilai keuntungan yang diharapkan dan keberisikoan
berbagai portofolio bahwa meraka mungkin mempertimbangkan. Kemudian mereka dapat
memilih portofolio yang memberikan mereka risk return tradeoff yang mereka sukai,
tunduk pada tingkat biaya transaksi yang mereka bersedia untuk menanggung.
G. THE REACTION OF PROFESIONAL ACCOUNTING BODIES TO THE DECISION
USEFULNESS APPROACH
Badan penyusun standar telah mengadopsi decision usefulness approach dalam penyusun
standar. Hal ini terbukti dari kerangka konseptual yang dihasilkan badan tersebut,
misalnya:
SFAC 1, tentang tujuan pelaporan keuangan, menunjukkan bahwa teori pengambilan
keputusan diterapkan terhadap pelaporan dan akuntansi keuangan. Single person decision
theory menyediakan pemahaman akan kebutuhan informasi bagi investor yang tidak
menyukai risiko dari investor yang rasional. Teori ini menjelaskan bahwa investor yang
tidak menyukai risiko dan rasional membutuhkan informasi yang dapat membantu mereka
menilai return yang diharapkan dan risiko dari return tersebut.
SFAC 2, tentang karakteristik kualitatif informasi akuntansi, menggunakan the decision
usefulness approach dengan menyediakan karakteristik informasi akuntansi yang
bermanfaat bagi pengambilan keputusan. Dua karakteristik informasi akuntansi yang
utama adalah relevansi dan reliabilitas. Informasi yang relevan adalah informasi yang
memiliki kapasitas untuk mempengaruhi keyakinan investor tentang return masa depan.
Informasi yang reliable adalah informasi yang disajikan secara jujur, precise dan bebas dari
bias.
H. CONCLUSION ON DECISION USEFULNESS
Pendekatan kegunaan keputusan terhadap pelaporan keuangan menyiratkan bahwa
akuntan perlu memahami masalah keputusan pengguna laporan keuangan. Teori keputusan
single person dan spesialisasi untuk keputusan investasi portofolio memberikan
pemahaman tentang kebutuhan rasional, risiko yang dihindari investor. Laporan keuangan
merupakan sumber informasi penting dan biaya efektif bagi investor, meskipun mereka
tidak melaporkan secara langsung pada hasil investasi masa depan. Mereka menyediakan
sistem informasi yang dapat membantu investor untuk memprediksi kinerja perusahaan di
masa depan yang pada gilirannya memprediksi hasil investasi di masa depan.
Lembaga penetapan standar akuntansi utama seperti IASB dan FASB telah
mengadopsi pendeketan kegunaan keputusan. Dibuktikan oleh kerangka konseptual
mereka, yang menunjukkan pengakuan yang jelas tentang peran pelaporan keuangan dalam
memberikan informasi yang relevan dan dapat diandalkan bagi investor.

Anda mungkin juga menyukai