Anda di halaman 1dari 14

PEMAHAMAN CSR

(Corporate Social Responsibilities)

Dosen Pengampu : Dr. Sakhira Zandi, M. Si

Disusun Oleh:
Kelompok 8

M Bintang Chadavi (0603213134)


Abhinaya Rizki Fahrunissa (0603212089)
Bela Yulisda Lubis (0603213130)

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berisikan tentang
“Pemahaman SCR” tepat pada waktunya. Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat
untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca dan dapat digunakan sebagai
salah satu pedoman dalam proses pembelajaran. Kami menyadari bahwa makalah
ini masih banyak kekurangannya karena pengetahuan yang kami miliki cukup
terbatas. Oleh karena itu, kami berharap kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami ucapkan terima
kasih.

Medan, 16 Oktober 2023

Kelompok 8

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
BAB II. PEMBAHASAN
A. Pemahaman Perusahaan terhadap CSR (Corporate Social Responsibilities)
B. Pro dan kontra CSR (Corporate Social Responsibilities) ..............................
C. Pola atau Bentuk CSR (Corporate Social Responsibilities)………………
D. Tingkatan Program CSR (Corporate Social Responsibilities)……………

BAB III. PENUTUP


A. Kesimpulan ....................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Corporate Social Responsibility (CSR) adalah komitmen
perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan
ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawa social
perusahaan dan menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian
terhadap aspek ekonomis, social dan lingkungan.
Corporate Social Responsibility (CSR) bukan saja upaya
menunjukkan kepedulian sebuah organisasi pada persoalan social dan
lingkungan, namun juga dapat menjadi pendukung terwujudnya
pembangunan yang berkesinambungan dengan menyeimbangkan aspek
ekonomi dan pembangunan sosial yang didukung dengan perlindungan
lingkungan hidup. Dalam rangka merespon perubahan dan menciptakan
hubungan kepercayaan, maka upaya yang kini dilaksanakan oleh organisasi
(khususnya organisasi bisnis) adalah merancang dan mengembangkan
seragkaian program yang mengarah pada bentuk tanggung jawab sosial.
Program ini menjadi parameter kepedulian organisasi dengan
mengembangkan sayap social kepada public. Kepedulian dan
pengembangan sayap ini bukan dalam kerangka membagi-bagi “harta”
sehingga dapat menyenangkan banyak pihak, tetapi lebih pada bagaimana
memberdayakan masyarakat, agar bersama-sama dengan organisasi dapat
peduli terhadap ranah sosial.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pemahaman Perusahaan terhadap CSR (Corporate Social Responsibilities)


Corporation atau korporasi, sebagaimana sudah dipakai dalam
bahasa Indonesia, langsung dimengerti sebagai perusahaan, khususnya
perusahaan besar tetapi pengertian dari perusahaan ini lebih luas, yaitu
badan hukum “korporasi” berasal dari bahasa latin (corpus/ corpora: badan)
dan sebetulnya berarti badan hukum. Responsibility (tanggung jawab) yaitu
terdiri dari dua suku kata yaitu response (tanggapan) dan ability
(kemampuan), sehingga pada dasarnya tanggung jawab menunjukkan
kemampuan yang dimiliki seseorang atau sebuah organisasi perusahaan
untuk memberikan tanggapan terhadap berbagai hal yang dimintakan
tanggapannya kepada orang atau perusahaan tersebut terhadap pihak lain.1
CSR (Corporate Social Responsibilities) atau tanggung jawab sosial
perusahaan adalah suatu bentuk tanggungjawab secara social terhadap para
pemangku kepentingan (stakeholder) dalam suatu perusahaan. Segala aspek
operasional perusahaan termasuk kedalam tanggungjawab tersebut, seperti
keamanan tanaga kerja, keamanan produk, keamanan pembuangan limbah
dan keamanan lingkungan sekitar perusahan. CSR merupakan salah satu
strategi perusahaan untuk menjaga keberlangsungan dalam jangka panjang.
Maka dari itu, menurut Gharleghi, perushaan harus berlaku baik kepada
karyawannya sesuai aturan yang berlaku serta menjaga hubungan dengan
konsumen, pemasok, pemegang saham, dan lingkungannya. Hal tersebut
dapat dikatakan sebagai keseimbangan antara “give and take” yang dapat
dicapai dengan memfasilitasi semua tingkat lingkungan operasi ekonomi
dan bisnis perusahaan.2
Masyarakat memiliki local wisdom yang berbeda di setiap daerah,
sehingga program-program tanggungjawab social perusahaan harus

1 Budi Gautama Siregar, Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam

Pandangan Islam , Jurnal Volume 14, Nomor 2 (Juli-Desember 2015), H. 140.


2
Eko Budi,dkk, Tinjauan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan : Studi di Filipina,
(Sleman, Deepublish : 2021), H. 1.

2
disesuaikan dengan kondisi masyarakat setempat tersebut. Hal tersebut
sebagai konsekuensi keberadaannya perusahaan sebagai “agent of
development” di tengah-tengah masyarakat. Dengan demikian, sangat
penting bagi perusahaan untuk mengetahui kondisi-kondisi social budaya
masyarakat sekitar. 3
CSR adalah tanggung jawab sosial perusahaan dimana melalui
kegiatan ini, perusahaan berusahan membina interaksi dengan lingkungan
untuk menciptakan saling pengertian dan saling memiliki. Berbagai
aktivitas korporasi membawa dampak yang nyata terhadap kualitas
kehidupan menusia baik itu terhadap individu, masyarakat dan seluruh
kehidupan. Terjadinya deforestasi, pemanasan global, pencemaran
lingkungan, kemiskinan, kebodohan, penyakit menular, akses hidup dan air
bersih, berlangsung terus-menerus hingga akhirnya muncul konsep
tanggungjawab social perusahaan atau CSR. Gagasan CSR menekankan
bahwa tanggungjawab perusahaan bukan lagi mencari profit semata,
melainkan juga bertanggungjawab sosial dan lingkungan.
CSR merupakan komitmen usaha untuk bertindak secara etis,
beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk meningkatkan kualitas
hidup dari karyawan dan keluarganya, komunitas lokal, dan komunitas luas.
Konsep CSR melibatkan tanggung jawab kemitraan antara pemerintah,
perusahaan, dan komunitas masyarakat setempat yang bersifat aktif dan
dinamis. Banyak istilah tentang tanggungjawab perusahaan, dalam
perudang-undangan menggunakan tanggungjawab sosial dan lingkungan
atau corporate social responsibility atau kadangkala orang menyebut juga
dengan business social responsibility atau corporate citizenship atau
corporate responsibility atau business citizenship. Istilah-istilah diatas sama
artinya dan sering digunakan untuk merujuk pengertian CSR.4
Pemahaman tentang CSR pada umumnya berkisar pada tiga hal
pokok, yaitu CSR adalah

3
Meilanny Budiarti S, dkk, Corporate Social Responsibility (CSR) dari Sudut Pandang
Perusahaan, Jurnal Vol 4, No 1 (2014). H, 13.
4 T. Romi Marnelly, Corporate Social Responsibility (CSR) : Tinjauan Teori dan Praktek

di Indonesia, Jurnal Aplikasi Bisnis vol. 2 No. 2, April 2012, H. 49-50.

3
1. Pertama, suatu peran yang sifatnya sukarela (voluntary) dimana
suatu perusahaan membantu mengatasi masalah sosial dan
lingkungan, oleh karena itu perusahaan memiliki kehendak bebas
untuk melakukan atau tidak melakukan peran ini.
2. Kedua, disamping sebagai institusi profit, perusahaan menyisihkan
sebagian keuntungannya untuk kedermawanan (filantropi) yang
tujuannya untuk memberdayakan sosial dan perbaikan kerusakan
lingkungan akibat eksplorasi dan eksploitasi.
3. Ketiga, CSR sebagai bentuk kewajiban (obligation) perusahaan
untuk peduli terhadap dan mengentaskan krisis kemanusiaan dan
lingkungan yang terus meningkat.
Pemahaman CSR selanjutnya didasarkan oleh pemikiran bahwa
bukan hanya Pemerintah melalui penetapan kebijakan publik (public
policy), tetapi juga perusahaan harus bertanggungjawab terhadap masalah-
masalah sosial. Bisnis didorong untuk mengambil pendekatan pro aktif
terhadap pembangunan berkelanjutan. Konsep CSR juga dilandasi oleh
argumentasi moral. Tidak ada satu perusahaan pun yang hidup di dalam
suatu ruang hampa dan hidup terisolasi. Perusahaan hidup di dalam dan
bersama suatu lingkungan. Perusahaan dapat hidup dan dapat tumbuh berkat
masyarakat dimana perusahaan itu hidup, menyediakan berbagai
infrastruktur umum bagi kehidupan perusahaan tersebut, antara lain dalam
bentuk jalan, transportasi, listrik, pemadaman kebakaran, hukum dan
penegakannya oleh para penegak hukum (polisi, jaksa dan hakim). 5

B. Pro dan kontra CSR (Corporate Social Responsibilities)


Dalam menyikapi CSR, terdapat pendapat yang setuju dan juga yang
menolaknya. Argumentasi yang mendukung menyatakan bahwa CSR
diperlukan untuk hal-hal sebagai berikut :
1. Menyeimbangkan antara kekuatan korporasi dengan aspek
tanggungjawab

5
Ibid, H. 52.

4
2. Mengurangi adanya regulasi pemerintah (yang berlebihan)
3. Meningkatkan keuntungan jangka panjang
4. Meningkatkan nilai dan reputasi korporasi
5. Memperbaiki permasalahan sosial yang disebabkan oleh
perusahaan.
Kemudian (Kotler & Nance) menambahkan dengan menekankan
pada aspek bisnis yaitu CSR dapat :
1. Meningkatkan penjualan dan pangsa pasar
2. Memperkuat posisi merek dagang
3. Meningkatkan kemampuan untuk menarik, memotivasi dan
memelihara karyawan
4. Menurunkan biaya operasi
5. Menarik minat investor dan para analis keuangan.
Sedangkan argumentasi yang menentang menyatakan bahwa pada
dasarnya CSR hanya :
1. Menurunkan efisiensi ekonomi dan keuntungan usaha
2. Membuat biaya perusahaan lebih tinggi dibandingkan
kompetitornya
3. Menimbulkan biaya tersembunyi yang secara tidak langsung akan
dibebankan kepada stakeholder
4. Mensyaratkan tambahan kemampuan sosial yang sebenarnya tidak
dimiliki oleh perusahaan
5. Membebankan tanggungjawab kepada perusahaan yang
seharusnya dibebankan kepada individu.6

C. Pola atau Bentuk CSR (Corporate Social Responsibilities)


Bentuk-bentuk tanggungjawab sosial yang ideal tentunya bukan
hanya muncul semata-mata untuk mencari nama baik sehingga bisa
membangun reputasi, namun justru sudah muncul sejak sebuah organisasi
berdiri. Sehingga turut pula tertuang dalam visi, misi dan tujuan organisasi.

6
Ibid, H. 55.

5
Perusahaan dapat hidup dan dapat tumbuh berkat masyarakat
dimana itu hidup, menyediakan berbagai infrastruktur umum bagi
kehidupan perusahaan tersebut antara lain dalam bentuk jalan, transportasi,
listrik, pemadaman kebakaran, hukum dan penegakannya oleh penegak
hokum (polisi, jaksa dan hakim).
Pola atau bentuk CSR juga berkembang dari yang bentuk charity
principle kepada stewardship principle. Berdasarkan charity principle,
kalangan masyarakat mampu memiliki kewajiban moral untuk memberikan
bantuan kepada kalangan kurang mampu. Jenis bantuan perusahaan ini
sangat diperlukan dan penting khususnya pada masa atau sistem Negara,
dimana tidak terdapat sistem jaminan sosial, jaminan keseharan bagi orang
tua dan tunjangan bagi penganggur. Sedangkan dalam stewardship
principle, korporasi diposisikan sebagai public trust karena menguasai
sumber daya besar, dimana penggunaannya akan berdampak secara
fundamental bagi masyarakat.
Oleh karenanya perusahaan dikenakan tanggungjawab untuk
menggunakan sumber daya tersebut dengan cara-cara yang baik dan tidak
hanya untuk kepentingan pemegang saham, tetapi juga untuk masyarakat
secara umum. Dengan demikian, korporasi harus dapat mengelola tanggung
jawab ekonominya kepada pemegang saham, memenuhi tanggung jawab
hukum dengan mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
bertanggung jawab sosial kepada para stakeholder (pemangku
kepentingan).7

D. Tingkatan Program CSR (Corporate Social Responsibilities)


Lima langkah di bawah ini bisa dijadikan panduan dalam merumuskan
program CSR :
1. Engagement. Pendekatan awal kepada masyarakat agar terjalin
komunikasi dan relasi yang baik. Tahap ini juga bisa berupa sosialisasi
mengenai rencana pengembangan program CSR. Tujuan utama

7
Tenriwaru, Kesejahteraan Tanpa Sekat (sebuah kritik terhadap akuntansi CSR), (CV.
Tohar Media, 2019), H. 24-25.

6
langkah ini adalah terbangunnya pemahaman, penerimaan dan trust
masyarakat yang akan dijadikan sasaran CSR. Modal sosial bisa
dijadikan dasar untuk membangun ”kontrak sosial” antara masyarakat
dengan perusahaan dan pihak-pihak yang terlibat.
2. Assessment. Identifikasi masalah dan kebutuhan masyarakat yang akan
dijadikan dasar dalam merumuskan program. Tahapan ini bisa
dilakukan bukan hanya berdasarkan needs-based approach (aspirasi
masyarakat), melainkan pula berpijak pada rightsbased approach
(konvensi internasional atau standar normatif hak-hak sosial
masyarakat).
3. Plan of action. Merumuskan rencana aksi. Program yang akan
diterapkan sebaiknya memerhatikan aspirasi masyarakat
(stakeholders) di satu pihak dan misi perusahaan termasuk
shareholders di lain pihak.
4. Action and Facilitation. Menerapkan program yang telah disepakati
bersama. Program bisa dilakukan secara mandiri oleh masyarakat atau
organisasi lokal. Namun, bisa pula difasilitasi oleh LSM dan pihak
perusahaan. Monitoring, supervisi dan pendampingan merupakan
kunci keberhasilan implementasi program.
5. Evaluation and Termination or Reformation. Menilai sejauh mana
keberhasilan pelaksanaan program CSR di lapangan. Bila berdasarkan
evaluasi, program akan diakhiri (termination) maka perlu adanya
semacam pengakhiran kontrak dan exit strategy antara pihak-pihak
yang terlibat. Misalnya, melaksanakan TOT CSR melalui capacity
building terhadap masyarakat (stakeholders) yang akan melanjutkan
program CSR secara mandiri. Bila ternyata program CSR akan
dilanjutkan (reformation), maka perlu dirumuskan lessons learned bagi
pengembangan program CSR berikutnya. Kesepakatan baru bisa
dirumuskan sepanjang diperlukan. 8
CSR adalah bagian yang penting untuk dilaksanakan karena
kegiatannya selalu berhubungan dengan pemerintah dan masyarakat

8
Ibid, H. 57.

7
sebagai stakeholder perusahaan. Secara umum ruang lingkup program-
program Cooperate Social Responsibility (tanggung jawab social
perusahaan), dapat dibagi berdasarkan kategori sebagai berikut yaitu :
1. Community service, merupakan pelayanan perusahaan untuk
memenuhi kepentingan masyarakat ataupun kepentingan umum
seperti pembangunan fasilitas umum antara lain pembangunan
ataupun peningkatan sarana transportasi/jalan, sarana
pendidikan, sarana kesehatan, sarana peribadatan, peningkatan/
perbaikan sanitasi lingkungan, pengembangan kualitas
pendidikan (penyediaan guru, operasional sekolah), kesehatan
(bantuan tenaga paramedic, obat-obatan, penyuluhan
peningkatan kualitas sanitasi dan lingkungan pemukiman),
keagamaan dan lain sebagainya.
2. Community Empowering, adalah program-program yang
berkaitan dengan memberikan akses yang lebih luas kepada
masyarakat untuk menunjang kemandiriannya.
3. Community relation, yaitu kegiatan-kegiatan yang menyangkut
pengembangan kesepahaman melalui komunikasi dan informasi
kepada para pihak yang terkait. Seperti konsultasi public,
penyuluhan dan sebagainya. CSR diharapkan menjadi salah satu
program untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pembangunan
daerah sesuai dengan konsep suistanable development dan
pengaturan hukum yang responsive.9

9
Achmad Lamo Said, Corporate Social Responsibility dalam Perspektif Governance,
(Sleman : Deepublish, 2018) , H. 17-18.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
CSR (Corporate Social Responsibilities) atau tanggung jawab sosial
perusahaan adalah suatu bentuk tanggungjawab secara sosial terhadap para
pemangku kepentingan (stakeholder) dalam suatu perusahaan. Segala aspek
operasional perusahaan termasuk kedalam tanggungjawab tersebut, seperti
keamanan tanaga kerja, keamanan produk, keamanan pembuangan limbah
dan keamanan lingkungan sekitar perusahan. Pemahaman tentang CSR pada
umumnya berkisar pada tiga hal pokok, yaitu CSR adalah
• Suatu peran yang sifatnya sukarela (voluntary)
• Perusahaan menyisihkan sebagian keuntungannya untuk
kedermawanan (filantropi)
• CSR sebagai bentuk kewajiban (obligation)
Pola atau bentuk CSR juga berkembang dari yang bentuk charity
principle kepada stewardship principle. Berdasarkan charity principle,
kalangan masyarakat mampu memiliki kewajiban moral untuk memberikan
bantuan kepada kalangan kurang mampu. Jenis bantuan perusahaan ini
sangat diperlukan dan penting khususnya pada masa atau sistem Negara,
dimana tidak terdapat sistem jaminan sosial, jaminan keseharan bagi orang
tua dan tunjangan bagi penganggur. Sedangkan dalam stewardship
principle, korporasi diposisikan sebagai public trust karena menguasai
sumber daya besar, dimana penggunaannya akan berdampak secara
fundamental bagi masyarakat.
Lima langkah bisa dijadikan panduan dalam merumuskan program
CSR :
• Engagement
• Assesment
• Plan of action
• Action and facilitation
• Evaluation and Termination or Reformation.

9
B. Saran
Seluruh perusahaan dituntut untuk melaksanakan kegiatan CSR
tidak lagi semata-mata bekerja untuk mendapatkan keuntungan sebesar-
besarnya bagi pemilik modal atau pemegang saham, melainkan juga
memberikan manfaat pada masyarakat pada umumnya dan pada komunitas
sekitar pada khususnya. Berbagai dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan
yang timbul akibat berdirinya suatu kawasan industri, mengharuskan
perusahaan untuk bertanggung jawab kepada publik melalui aktivitas yang
nyata.
Kegiatan-kegiatan tanggung jawab sosial (corporate social
responsibility) perusahaan dengan demikian membutuhkan pemahaman
yang baik dan mendalam mengenai kondisi masyarakat setempat dimana
kegiatan corporate social responsibility (CSR) perusahaan tersebut
diwujudkan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Budi Gautama Siregar, Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam


Pandangan Islam , Jurnal Volume 14, Nomor 2 (Juli-Desember 2015).
Eko Budi,dkk, Tinjauan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan : Studi di Filipina,
(Sleman, Deepublish : 2021).
Meilanny Budiarti S, dkk, Corporate Social Responsibility (CSR) dari Sudut
Pandang Perusahaan, Jurnal Vol 4, No 1 (2014).
T. Romi Marnelly, Corporate Social Responsibility (CSR) : Tinjauan Teori dan
Praktek di Indonesia, Jurnal Aplikasi Bisnis vol. 2 No. 2, April 2012,
Tenriwaru, Kesejahteraan Tanpa Sekat (sebuah kritik terhadap akuntansi CSR),
(CV. Tohar Media, 2019).
Achmad Lamo Said, Corporate Social Responsibility dalam Perspektif
Governance, (Sleman : Deepublish, 2018).

11

Anda mungkin juga menyukai