Anda di halaman 1dari 14

Vol. 3, No.

1 Juni 2021 EISSN 2528-7389

PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO AUDIO VISUAL EKOSISTEM MANGROVE

Oleh :
Fitriyanti A. Baginda1
Muhammad Hidayat2

Abstrak: Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development
(R&D. Prosedur pengembangan mengikuti prosedur Borg dan Gall. Subjek dalam penelitian ini adalah ahli
media, ahli bahasa dan ahli materi dengan instrumen pengumpulan data yang digunakan berupa lembar
instrumen penilain yang diberikan kepada ahli media, ahli bahasa dan ahli materi untuk menguji kelayakan
media video pembelajaran audio visual ekosistem mangrove. Jenis data yang dihasilkan adalah data kualitatif
yang dianalisis dengan pedoman kriteria kategori penilaian untuk menentukan kualitas produk. Peneliti ini
menghasilkan suatu produk berupa media video pembelajaran audio visual ekosistem mangrove. Berdasarkan
penilaian ahli media pada penilaian tahap I mendapatkan rerata skor 0,73% dengan kategori layak dan penilaian
tahap II mendapatkan rerata skor 1% dengan kategorinya sangat layak, penilaian berdasarkan ahli bahasa
penilaian tahap I 0,7% yang di kategori layak dan penilaian tahap II 1% dngan kategori sangat layak, dan
berdasarkan penilaian ahli materi penilaian tahap I 0,72% dengan kategori layak dan penilaian tahap II 1%
dengan kategori sangat layak.

Kata Kunci : Video Pembelajaran, Ekosistem Mangrove

PENDAHULUAN (VCD, DVD, VTR), komputer dan sejenisnya. Namun


yang perlu dicatat adalah, kriteria yang paling utama
Media pembelajaran memudahkan guru dalam pemilihan media bahwa media harus
dalam penyampaian materi yang bersifat abstrak dan disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau
sulit menjadi materi yang dapat dimengerti oleh kompetensi yang ingin dicapai.
siswa, dan tidak terjadi miskonsepsi terhadap Media Teknologi Audio visual adalah cara
pengetahuan siswa. Untuk itu guru perlu membuat menghasilkan atau menyampaikan materi dengan
dan memilih media pembelajaran yang sesuai menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik
dengan materi yang akan disampaikan. (Rosita et.,al untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual.
2014). Menurut Wingkel 2009 (Jonny, 2014) bahwa “Media
Media pembelajaran merupakan bagian tak audio-visual adalah media kombinasi antara audio
terpisahkan dari kegiatan pembelajaran di mana dan visual yang diciptakan sendiri seperti slide yang
pemanfaatan media pembelajaran juga merupakan dikombinasikan dengan kaset audio” contoh dari
upaya kreatif dan sistematis untuk menciptakan audio visual ini adalah video, media audio visual juga
pengalaman yang dapat membantu proses belajar di gunakan guru dalam proses pembelajaran.
siswa. Hal ini dikarenakan media berperan sebagai Manfaat yang dapat diambil dari
alat perangsang belajar dan dapat menumbuhkan penggunaan media menurut Herka Oemar Hamalik
motivasi belajar sehingga siswa tidak mudah bosan (1994:18) media dapat membangkitkan motivasi dan
dalam mengikuti proses pembelajaran. pengaruh psikologis bagi peserta didik. Dari
Terdapat empat jenis media pembelajaran penjelasan di atas dapat di ketahui kegunaan media
yang sering di gunakan guru dalam proses oleh guru kepada siswa sangat berpengaruhi afektif,
pembelajaran pertama media visual sperti grafik, kognitif, dan pisikomtorik peserta didik.
diagram, chart, bagan, poster, kartun, dan komik, Teknologi informasi yang berkembang saat
yang kedua media audial seperti radio, tape recorder, ini dimanfaatkan hampir dalam semua aspek
laboratorium bahasa, dan sejenisnya, yang ke tiga kehidupan manusia. Salah satu aspek yang tidak
Projected still media seperti slide, over head projektor terlepas dari pemanfaatan teknologi informasi adalah
(OHP), in focus dan sejenisnya, yang keempat pendidikan. Dalam dunia pendidikan, Teknologi
Projected motion media seperti film, televisi, video informasi dimanfaatkan sebagai bagian dari media

Jurnal PENDAS: Pendidikan Dasar Page 28


Vol. 3, No. 1 Juni 2021 EISSN 2528-7389

pembelajaran yang dapat menyajikan materi pembelajaran ekosistem mangrove sebagai sumber
pelajaran agar lebih menarik, tidak monoton, dan belajar bagi siswa pada materi pembelajaran
memudahkan penyampaian materi pembelajaran. ekosistem.
(Stefi et.,al 2015). Menurut Supriharyono (2009), Ekosistem
Slamet 2009 (Rusi, 2014) pembelajaran mangrove (bakau) adalah ekosistem yang berada di
abad-21 ini, guru dituntut untuk mampu daerah tepi pantai yang dipengaruhi oleh pasang
menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi surut air laut sehingga lantainya selalu tergenang air.
(TIK) sebagai sumber belajar, salah satunya dengan Ekosistem mangrove berada di antara level pasang
menggunakan akses internet. Internet merupakan naik tertinggi sampai level di sekitar atau di atas
sumber informasi yang tak terbatas. Dengan permukaan laut rata-rata pada daerah pantai yang
masuknya materi Teknologi Informasi dan terlindungi.
Komunikasi (TIK) dalam kurikulum baru Sekolah
Menegah Atas (SMA) maka peranan komputer KAJIAN PUSTAKA
sebagai salah satu komponen utama dalam Media Pembelajaran
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Hamalik Oemar 1990 (Iwan Falahudin,
mempunyai posisi yang sangat penting sebagai salah 2014:104) menjelaskan dalam proses belajar
satu media pembelajaran. mengajar, lima komponen yang sangat penting
Media Berbasis Komputer Teknologi adalah tujuan, materi, metode, media, dan evaluasi
informasi memungkinkan penggunaan media pembelajaran kelima aspek ini saling mempengaruhi.
alternatif sebagai media pengajaran di samping Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan
media pengajaran konvensional seperti buku teks. berdampak pada jenis media pembelajaran yang
Media ini dapat digunakan sebagai media pendukung sesuai, dengan tanpa melupakan tiga aspek penting
untuk pendidikan dan pengajaran yang efektif dan lainnya yaitu tujuan, materi, dan evaluasi
juga memfasilitasi pembelajaran yang mudah bagi pembelajaran. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa
siswa. (Anwarningsi et.,al2013) salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah
Pendidikan 4.0 adalah fenomena yang sebagai alat bantu mengajar yang turut
merespon kebutuhan revolusi industri keempat mempengaruhi, motivasi, kondisi, dan lingkungan
dimana manusia dan mesin di selaraskan untuk belajar.
mendapatkan solusi, memecahkan masalah dan Proses pendidikan yang bermutu itu harus
tentu saja menemukan kemungkinan inovasi baru. ditunjang oleh media pembelajaran yang disajikan
Pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi, oleh guru kepada siswa. Media pembelajaran yang
menyesuaikan kurikulum pendidikan dengan bermutu yaitu media yang mampu meningkatkan
tantangan dan kebutuhan pada era sekarang ini. motivasi pembelajaran, praktis dan mudah
Kurikulum yang membuka akses bagi generasi dipergunakan, merangsang dan menarik perhatian
milenial mendapatkan ilmu dan pelatihan untuk siswa, serta memiliki kemampuan dalam memberikan
menjadi pekerja yang kompetitif dan produktif. tanggapan, umpan balik termasuk mendorong siswa
Hsin & Cigas (2013) menjelaskan media melakukan praktek pembelajaran dengan benar.
video merupakan media pembelajaran yang tidak Media pembelajaran dapat mewakili apa yang kurang
tercantum di dalam buku siswa dan buku guru, mampu guru ucapkan melalui kata-kata. Keabstrakan
sehingga media ini cukup menarik dan efektif jika bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media
digunakan sebagai media tambahan. Selain itu media pembelajaran. (Magfira, et.,al 2016:69-80).
video merupakan salah satu dari media audio-visual, Kata "media" berasal dari bahasa Latin medius
dimana media ini menggabungkan dari beberapa yang berarti 'tengah', 'perantara' atau'pengantar'.
indera manusia, siswa tidak hanya mendengarkan Agustinus (2016) menjelaskan bahwa media
apa yang dijelaskan gurunya saja tetapi juga melihat pembelajaran adalah bahan atau alat bantu dalam
kenyataan-kenyataan apa yang ditampilkan oleh bentuk perangkat lunak yang dapat di gunakan pada
gurunya dalam media tersebut. Berdasarkan proses pembelajaran sebagai penyalur pesan antara
penjelasan berikut maka dikembangkan video guru dengan siswa sengga tujuan pengajaran dapat

Jurnal PENDAS: Pendidikan Dasar Page 29


Vol. 3, No. 1 Juni 2021 EISSN 2528-7389

tercapai. Media pembelajaran yang baik harus 1. Media audio-visual-gerak; merupakan media
memenuhi beberapa syarat. Penggunaan media paling lengkap karena menggunakan
mempunyai tujuan memberikan motivasi kepada kemampuan audio-visual dan gerak,
siswa. Selain itu media juga harus merangsang siswa 2. Media audiovisual-diam; memiliki kemampuan
mengingat apa yang sudah dipelajari selain audio-visual tanpa kemampuan gerak,
memberikan rangsangan belajar baru. Media yang 3. Media audio-semi-gerak; menampilkan suara
baik juga akan mengaktifkan siswa dalam dengan disertai gerakan titik secara linear dan
memberikan tanggapan, umpan balik, dan juga tidak dapat menampilkan gambar nyata secara
mendorong siswa untuk melakukan praktek-praktek utuh,
yang benar. 4. Media visual-gerak; memiliki kemampuan visual
Secara umum, Arif dkk 2010 (Betty Holiwarni, dan gerakan tanpa disertai suara,
2013:18) menjelaskan media pembelajaran dapat 5. Media visual-diam; memiliki kemampuan
memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu menyampaikan informasi secara visual tetapi
bersifat verbalistis, dapat mengatasi keterbatasan tidak menampilkan suara maupun gerak,
ruang, waktu, dan daya indra, dan dapat mengatasi 6. Media audio; media yang hanya memanipulasi
sikap pasif anak didik karena dapat menimbulkan kemampuan mengeluarkan suara saja.
kegairahan belajar, memungkinkan interaksi yang 7. Media cetak; media yang hanya mampu
lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan menampilkan informasi berupa huruf-huruf dan
dan kenyataan, memungkinkan anak didik belajar simbol-simbol verbal tertentu saja
sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya Sementara itu, Hamalik 1986, Djamarah
Media pembelajaran merupakan instrumen 2002, & Sadiman, dkk 1986 (Umar, 2014:135)
dalam proses pembelajaran baik di dalam maupun di mengelompokkan media ini berdasarkan jenisnya ke
luar kelas. Sudjana& Rivai 1992(Sri Huning, dalam beberapa jenis, yaitu:
2013:123) mengemukakan bahwa ada beberapa 1. Media auditif, yaitu media yang hanya
manfaat media pembelajaran dalam proses mengandalkan kemampuan suara saja, seperti
pembelajaran, yaitu: tape recorder.
1. belajar akan lebih menarik sehingga akan 2. Media visual, yaitu media yang hanya
menyebabkan motivasi belajar kepada mengandalkan indra penglihatan dalam wujud
siswa visual.
2. materibelajar akan mudah dipahami dan 3. Media audiovisual, yaitu media yang mempunyai
memungkinkan siswa untuk mengontrol unsure suara dan unsur gambar. Jenis media ini
dan mencapai tujuan pembelajaran, mempunyai kemampuan yang lebih baik, dan
3. metode pengajaran akan lebih bervariasi media ini dibagi ke dalam dua jenis:
melalui komunikasi verbal dari penjelasan 1) Audio visual diam, yang menampilkan suara
guru. dan visual diam, seperti film sound slide.
Siswa lebih banyak melakukan 2) Audio visual gerak, yaitu media yang dapat
kegiatan belajar tidak hanya mendengarkan menampilkan unsur suara dan gambar yang
deskripsi guru tetapi juga melakukankegiatan bergerak, seperti film, video cassete dan
lain seperti mengamati, melakukan, VCD.
menunjukkan, berakting, dan lainnya. Sementara itu, selain media-media tersebut
Jenis-jenis Media Pembelajaran di atas, di lembaga pendidikan kehadiran perangkat
Rudy Bretz (Nunu 2012:30) mengklasifikasi komputer telah merupakan suatu hal yang harus
media menurut ciri utama media menjadi tiga unsur, dikondisikan dan disosialisasikan untuk menjawab
yaitu: suara, visual, dan gerak. Selanjutnya, tantangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan
klasifikasi tersebut dikembangkan menjadi tujuh teknologi. Steffi & M. Taufik(2015:78) mengatakan
kelompok, yaitu: penerapan media pembelajaran berbasis teknologi
informasi adalah penggunaan perangkat keras
(hardware) teknologi informasi seperti komputer,

Jurnal PENDAS: Pendidikan Dasar Page 30


Vol. 3, No. 1 Juni 2021 EISSN 2528-7389

laptop, infocus yang didukung dengan pemanfaatan audio visual juga dapat dimanfaatkan untuk
perangkat lunak (software) seperti software untuk memotivasi siswa dalam belajar di kelas maupun di
melakukan presentasi, menampilkan gambar luar kelas. Siswa mendapat pengalaman langsung
bergerak (video) dan suara (audio) sebagai alat melalui mengamati tayangan media audiovisual
bantu bagi guru dalam menyampaikan materi tersebut.
pembelajaran. Dari penjelasan di atas maka dapat di
Joni, et.,al (2014:129) mengelompokan simpulkan bahwa Media Audio Visual adalah media
jenis-jenis media pembelajaran yang menggunakan yang dapat menggunakan suara (audio) dan gambar
teknologi. Berikut adalah jenis-jenis media (visual) dan Audio Visual dapat memotivasi siswa
pembelajaran berbasis teknologi: untuk meningkatkan sikap (afektif), pengetahuan
1. Teknologi Cetak (kognitif), dan keterampilan (psikomotorik).
Teknologi Cetak adalah cara untuk Kelebihan dan Kelemahan Media Audio Visual
menghasilkan atau menyampaikan materi Atoel dalam Joni, et.,al (2014:131)
melalui proses percetakan mekanis atau menyatakan bahwa media audio-visual memiliki
fotografis, seperti buku dan materi visual statis. beberapa kelebihan atau kegunaan, antara lain:
2. Teknologi Audio visual 1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu
Teknologi Audio visual adalah cara bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata,
menghasilkan atau menyampaikan materi tertulis atau lisan).
dengan menggunakan mesin-mesin mekanis 2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya
dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan indera, seperti: objek yang terlalu besar
audio dan visual. digantikan dengan realitas, gambar, film bingkai,
3. Teknologi Berbasis Komputer film atau model.
Teknologi Berbasis Komputer merupakan 3. Media audio-visual bisa berperan dalam
cara menghasilkan atau menyampaikan materi pembelajaran tutorial.
dengan menggunakan sumber-sumber yang Adapun menurut Sadiman, dkk 2005
berbasis mikro-prosesor. (Ahmad Fujiyanto, et.,al 2016:844) mengemukakan
4. Teknologi Gabungan kelebihan video sebagai salah satu bentuk dari
Teknologi Gabungan adalah cara untuk media audio visual, yaitu dapat menarik perhatian
menghasilkan dan menyampaikan materi yang untuk periode-periode yang singkat darirangsangan
menggabungkan pemakaian beberapa bentuk luar lainnya, dengan alat perekam pita video
media yang dikendalikan oleh komputer. sejumlah besar penonton dapat memperoleh
informasi dari ahli-ahli/spesialis, demonstrasi yang
sulit bisa dipersiapkan dan direkam sebelumnya,
Media Audio Visual sehingga pada waktu mengajar guru bisa
Pengertian Media Audio Visual memusatkan perhatian pada penyajiannya,
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menghemat waktu dan rekaman dapat diputar
audio visual berarti bersifat dapat didengar dan berulang-ulang, kamera Tv bisa mengamati lebih
dilihat; alat pandang dengar (KBBI, 2008:100). Media dekat objek yang sedang bergerak atau objek yang
audio visual adalah media kombinasi antara audio berbahaya seperti harimau, keras lemah suara yang
dan visual yang dikombinasikan dengan kaset audio ada bisa diatur dan disesuaikan bila akan disisipi
yang mempunyai unsur suara dan gambar yang komentar yang akan didengar, gambar proyeksi bisa
biasa dilihat, misalnya rekaman video, slide suara di-“beku”-kan untuk diamati dengan seksama. Guru
dan sebagainya. (Najmi, et.,al 2017:164) bisa mengatur di mana dia akan menghentikan
Penggunaan media audiovisual dalam gerakan gambar tersebut, kontrol sepenuhnya di
pembelajaran di kelas dapat bermanfaat untuk tangan guru, dan ruang tak perlu digelapkan waktu
memotivasi siswa dalam meningkatkan hasil belajar penyajian.
yang dicapai baik berupa sikap (afektif), pengetahuan Kelebihan media audio visual adalah
(kognitif), dan keterampilan (psikomotorik). Media pemakaiannya tidak membosankan, hasilnya lebih

Jurnal PENDAS: Pendidikan Dasar Page 31


Vol. 3, No. 1 Juni 2021 EISSN 2528-7389

mudah untuk dipahami, dan informasi yang diterima Kegiatan lanjutan dilakukan dalam
lebih jelas dan cepat dimengerti. Sedangkan bentuk diskusi kelas.
kelemahan media audio visual adalah suaranya Pembelajaran Digital 4.0 (Abad 21)
terkadang tidak jelas, pelaksanaannya cukup waktu Perubahan dunia kini tengah memasuki era
yang cukup lama, dan biayanya relative lebih mahal. revolusi industri 4.0 atau revolusi industri dunia
(Hasmiana Hasan, 2016:26) keempat di mana teknologi informasi telah menjadi
Jenis-jenis Media Audio Visual basis dalam kehidupan manusia (Kemristekdikti,
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan 2018). Menyiapkan lulusan yang berkualitas dan
Zain 2007 (Joni, et.,al 2014:131) media audio visual mampu bersaing secara global, dan menguasai
dibagi menjadi dua yaitu: perkembangan teknologi merupakan hal yang
1. Audio visual diam, yaitu media yang penting untuk semua orang dan penting bagi masa
menampilkan suara dan gambar seperti bingkai depan suatu negara (Kanematsu & Barry, 2016).
suara (sound slide). Dengan demikian, dukungan dan peran pendidikan
2. Audio visual gerak yaitu media yang dapat tinggi diharapkan untuk meningkatkan daya saing
menampilkan unsur suara dan gambar bergerak bangsa Indonesia di tengah persaingan global
seperti film dan video. pesatnya perkembangan teknologi informasi. (diyah,
Kedua jenis media ini pada umumnya digunakan 2018:273)
untuk tujuan-tujuan hiburan, dokumentasi dan Pendidikan 4.0 ini dianggap sebagai
pendidikan. Film dan video dapat menyajikan peluang bagi sekolah yang siap menumbuhkan
informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep- kesiapan peserta didiknya memasuki babak baru
konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan, dunia pendidikan yang berubah begitu cepat. Guru
menyingkat atau memperpanjang waktu, dan dituntut tidak hanya harus mampu mengubah cara
mempengaruhi sikap. berpikir anak didiknya menghadapi segala rintangan
Langkah-langkah Media Audio Visual yang mereka alami, tetapi juga punya peran heroik
Oemar Hamalik 1985 (Joni, et.,al 2014:135- yang tidak mudah digantikan; betapa pentingnya
136) mengemukakan langkah-langkah yang harus peran guru bagi masa depan anak-anak didiknya.
ditempuh oleh guru dalam penggunaan audio-visual Peran guru lebih kompleks daripada era sebelumnya.
dalam meningkatkan hasil belajar siswa adalah: Kompleksitas itu ditunjukkan, misalnya,
1. Langkah persiapan bagaimana seorang guru mesti merespon beragam
Langkah ini meliputi persiapan bagi guru kebutuhan anak didik yang berubah, perkembangan
dan persiapan bagi siswa. Guru menetapkan teknologi yang demikian cepat merambah dan
bahwa penggunaan alat ini adalah dalam rangka mengisi dunia, atau tuntutan meraih keunggulan dari
pendidikan,siswapun harus dipersiapkan untuk masyarakat, serta perubahan konstruksi sosial di
menerima program yang disajikan agar mereka dalam masyarakat dan globalisasi. (Setyowati & M.
berada dalam keadaan siap untuk mengetahui Arifana, 2004).
apa yang akan diberikan, bagaimana Abad ke-21 disebut sebagai abad
disajikannya dan pengalamanpengalaman apa pengetahuan, abad ekonomi berbasis pengetahuan,
yang akan mereka peroleh. abad teknologi informasi, globalisasi, revolusi industri
2. Langkah pelaksanaan 4.0, dan sebagainya. Pada abad ini, terjadi
Pada langkah ini siswa melihat dan perubahan yang sangat cepat dan sulit diprediksi
mendengar, mengikuti dengan seksama dalam segala aspek kehidupan meliputi bidang
tayangan yang berlangsung dalam layar LCD ekonomi, transportasi, teknologi, komunikasi,
proyektor. Biasanya tingkat kematangan dan informasi, dan lain-lain. Perubahan yang berlangsung
minat sangat berpengaruh dalam tehnik sangat cepat ini dapat memberikan peluang jika
penerimaan ini. Guru memimpin pelaksanaan dapat dimanfaatkan dengan baik, tetapi juga dapat
dengan membuat catatan-catatan sketsa yang menjadi bencana jika tidak diantisipasi secara
diperlukan dan ini dapat dilakukan kemudian. sistematis, terstruktur, dan terukur. (I Wayan,
3. Kegiatan lanjutan 2019:2239)

Jurnal PENDAS: Pendidikan Dasar Page 32


Vol. 3, No. 1 Juni 2021 EISSN 2528-7389

Ekosistem Mangrove bahan bangunan, perabot rumah tangga), bahan


Pengertian Ekosistem Mangrove baku industri (pulp, kertas, tekstil, shuttlecock,
Menurut Supriharyono 2009 dan Donato, dkk makanan, obat-obatan, alkohol, penyamak kulit,
2012 (gunggung, et.,al 2016:328) ekosistem kosmetika, dan zat pewarna) dan bibit ikan, udang,
mangrove (bakau) adalah ekosistem yang berada di kerang, kepiting, telur burung dan madu. Fungsi lain
daerah tepi pantai yang dipengaruhi oleh pasang kawasan mangrove adalah sebagai kawasan wisata
surut air laut sehingga lantainya selalu tergenang air. alam, tempat pendidikan, konservasi dan penelitian.
Ekosistem mangrove berada di antara level pasang Manfaat Ekosistem Magrove
naik tertinggi sampai level di sekitar atau di atas Secara ringkas, ada lima manfaat mangrove
permukaan laut rata-rata pada daerah pantai yang bagi manusia antara lain mencegah intrusi air laut,
terlindungi dan menjadi pendukung berbagai jasa mencegah erosi dan abrasi pantai, sebagai
ekosistem di sepanjang garis pantai di kawasan pencegah dan penyaring alami, sebagai tempat
tropis. hidup dan sumber makanan bagi beberapa jenis
Saparinto 2007 (Ilham, et.,al 2016:488) satwa dan berperan dalam pembentukan pulau dan
mengatakan mangrove adalah vegetasi hutan yang menstabilkan daerah pesisir
tumbuh diantara garis pasang surut, sehingga hutan Jenis Research dan Development (R&D)
mangrove dinamakan juga hutan pasang. Hutan Sugiyono (2009:407) berpendapat bahwa,
mangrove dapat tumbuh pada pantai karang, yaitu metode penelitian dan pengembangan adalah
pada karang koral mati yang di atasnya ditumbuhi metode penelitian yang digunakan untuk
selapis tipis pasir atau ditumbuhi lumpur atau pantai menghasilkan produk tertentu, dan menguji
berlumpur. keefektifan produk tersebut. Untuk dapat
IUCN 2007 (Mochtar, et.,al 2012:19) menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian
menjelaskan angrove merupakan ekosistem utama yang bersifat analisis kebutuhan (digunakan metode
pendukung kehidupan yang penting di wilayah survey atau kualitatif) dan untuk menguji keefektifan
pesisir. Selain mempunyai fungsi ekologis penting produk tersebut supaya dapat berfungsi
sebagai penyedia nutrien bagi biota perairan, tempat dimasyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk
pemijahan dan asuhan bagi bermacam biota, menguji keefektifan produk tersebut (digunakan
penahan abrasi, penahan angin, tsunami, penyerap metode eksperimen).
limbah, pencegah intrusi air laut, dan lain Lebih lanjut Borg and Gall (Sugiyono: 2009:11),
sebagainya, hutan mangrove juga mempunyai fungsi menyatakan bahwa untuk penelitian analisis
ekonomis seperti penyedia kayu, daun-daunan kebutuhan sehingga mampu dihasilkan produk yang
sebagai bahan baku obat obatan, dan lainlain. bersifat hipotetik sering digunakan metode penelitian
Fungsi Ekosistem Magrove dasar (basic research). Selanjutnya untuk menguji
Secara kimiawi, mangrove berfungsi sebagai produk yang masih bersifat hipotetik tersebut,
tempat terjadinya proses daur ulang penghasil digunakan eksperimen atau action research. Setelah
oksigen, penyerap karbon dioksida dan pengolah produk teruji, maka dapat diaplikasikan. Proses
bahan-bahan limbah hasil pencemaran industri dan pengujian produk dengan eksperimen tersebut
kapal-kapal di lautan. dinamakan penelitian terapan (applied research).
Fungsi biologis mangrove sebagai penghasil Produk-produk pendidikan yang dihasilkan dapat
bahan pelapukan (detritus) sumber makanan berupa kurikulum yang spesifik untuk keperluan
invertebrata kecil; kawasan pemijah atau asuhan bagi pendidikan tertentu, metode mengajar, media
ikan, krustasea (kepiting, kelomang, dan udang) dan pendidikan, buku ajar, modul, kompetensi tenaga
satwa laut lainnya, tempat berlindung, bersarang dan kependidikan, sistem evaluasi, model uji
berkembang biak bagi burung dan satwa lain, sumber kompetensi, penataan ruang kelas untuk model
plasma nutfah dan sumber genetika, serta habitat pembelajaran tertentu, model unit produksi, model
alami bagi berbagai jenis biota darat dan laut lainnya. manajemen, sistem pembinaan pegawai, sistem
Selanjutnya, fungsi ekonomi kawasan mangrove pengajian dan lain-lain (Sugiyono:2009:412).
merupakan penghasil kayu (kayu bakar, arang, Tahapan-tahapan Borg & Gall

Jurnal PENDAS: Pendidikan Dasar Page 33


Vol. 3, No. 1 Juni 2021 EISSN 2528-7389

Tahap-Tahap Research and Development pencapaian hasil ujicoba (desain model) yang
Borg & Gall (1983:775) mengembangkan 10 tahapan dibandingkan dengan kelompok kontrol. Dengan
dalam mengembangkan model, yaitu: demikian pada umumnya langkah ini
1. Research and information collecting, termasuk menggunakan rancangan penelitian eksperimen.
dalam langkah ini antara lain studi literatur yang 7. Operational product revision, yaitu melakukan
berkaitan dengan permasalahan yang dikaji, perbaikan/penyempurnaan terhadap hasil
pengukuran kebutuhan, penelitian dalam skala ujicoba lebih luas, sehingga produk yang
kecil, dan persiapan untuk merumuskan dikembangkan sudah merupakan desainmodel
kerangka kerja penelitian. operasional yang siap divalidasi.
2. Planning, termasuk dalam langkah ini menyusun 8. Operational field testing, yaitu langkah uji
rencana penelitian yang meliputi merumuskan validasi terhadap model operasional yang telah
kecakapan dan keahlian yang berkaitan dengan dihasilkan. Dilaksanakan pada 10 sampai
permasalahan, menentukan tujuan yang akan dengan 30 sekolah melibatkan 40 samapi
dicapai pada setiap tahapan, desain atau dengan 200 subjek. Pengujian dilakukan melalui
langkah-langkah penelitian dan jika angket, wawancara, dan observasi dan analisis
mungkin/diperlukan melaksanakan studi hasilnya. Tujuan langkah ini adalah untuk
kelayakan secara terbatas. menentukan apakah suatu model yang
3. Develop preliminary form of product, yaitu dikembangkan benar-benar siap dipakai di
mengembangkan bentuk permulaan dari produk sekolah tanpa harus dilakukan pengarahan atau
yang akan dihasilkan. Termasuk dalam langkah pendampingan oleh peneliti/pengembang model.
ini adalah persiapan komponen pendukung, 9. Final product revision, yaitu melakukan
menyiapkan pedoman dan buku petunjuk, dan perbaikan akhir terhadap model yang
melakukan evaluasi terhadap kelayakan alat-alat dikembangkan guna menghasilkan produkakhir
pendukung. Contoh pengembangan bahan (final).
pembelajaran, proses pembelajaran dan 10. Dissemination and implementation, yaitu langkah
instrumen evaluasi. menyebarluaskan produk/model yang
4. Preliminary field testing, yaitu melakukan ujicoba dikembangkan kepada khalayak/masyarakat
lapangan awal dalam skala terbatas, dengan luas, terutama dalam kancah pendidikan.
melibatkan 1 sampai dengan 3 sekolah, dengan Langkah pokok dalam fase iniadalah
jumlah 6-12 subyek. Pada langkah mengkomunikasikan danmensosialisasikan
inipengumpulan dan analisis data dapat temuan/model
dilakukan dengan carawawancara, observasi METODOLOGI PENELITIAN
atau angket. Rancangan Penelitian
5. Main product revision, yaitu melakukan Metode penelitian yang diterapkan adalah
perbaikan terhadap produk awal yang dihasilkan Research dan Development (R&D). Sugiyono (2009)
berdasarkan hasil ujicoba awal. Perbaikan ini menyatakan Research dan Development (R&D)
sangat mungkin dilakukan lebih dari satu kali, merupakan metode penelitian yang di gunakan untuk
sesuai dengan hasil yang ditunjukkan dalam mengembangkan produk-produk yang digunakan
ujicoba terbatas, sehingga diperoleh draft produk dalam pendidikan dan pembelajaran. Tujuan
(model) utama yang siap diujicoba lebih luas. pembelajaran ini adalah menghasilkan produk yang
6. Main field testing, biasanya disebut ujicoba berupa Media Video Audio Visual dan menguji
utama yang melibatkan khalayak lebih luas, yaitu keefektifan produk tersebut.
5 sampai 15 sekolah, dengan jumlah subjek 30 Terdapat dua batasan pada metode ini, yaitu
sampai dengan 100 orang. Pengumpulan data Research yang berarti penelitian. Tahapan ini di
dilakukan secara kuantitatif, terutama dilakukan mulai dari pengumpulan data yang berupa video
terhadap kinerja sebelum dan sesudah pembelajaran, instrument penilaian guru dan siswa
penerapanujicoba. Hasil yang diperoleh dari mengenai media video audio visual. Hasil data dari
ujicoba ini dalam bentukevaluasi terhadap pengumpulan instrument penilaian tersebut dapat

Jurnal PENDAS: Pendidikan Dasar Page 34


Vol. 3, No. 1 Juni 2021 EISSN 2528-7389

menunjukan tingkat kelayakan video pembelajaran. modifikasi langkah-langkah penelitian tanpa


Batasan yang kedua adalah Development, berarti mengurangi validitas proses.
proses pengembangan media Video Audio Visual Prosedur Penelitian
diawali dengan Analisis kelayakan video Pengembangan media pembelajaran audio
pembelajaran dengan materi yang di gunakan yaitu visual berupa video pada mata pelajaran biologi
ekosistem magrove. dengan materi ekosistem magrove dilakukan dengan
Sugiyono (2009), Research dan mengadaptasi 5 langkah pengembangan yang di
Development memiliki sepulu tahapan dalam rumuskan oleh Borg&Gall.
penelitian. Pada rancangan penelitian terdapat

Metode Pengumpulan Data Layak : 0,51 – 76%


Metode pengumpulan data dalam penelitian ini Cukup Layak: 0,26 – 0,50%
berupa instrimen penilaian. Instrumen penilaian Tidak Layak : 0 – 0,25%
merupakan metode pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat HASIL DAN PEMBAHASAN
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada validator Hasil Penelitian
untuk di validasi.instrumen penilaian tersebut berupa Hasil Validasi Pengembangan Media Pembelajaran
lembar penilaian kelayakan video pembelajaran yang Audio Visual Ekosistem Mangrove
diperuntukkan untuk ahli media, ahli bahasa, dan Pada tahap validasi juga diperoleh data
ahli materi yang berupa check list, serta lembar kritik kualitatif berupa saran dan komentar dari ahli media,
dan saran untuk mengetahui kelayakan video ahli bahasa dan ahli materi. Data kualitatif ahli media
pembelajaran. Lembar penilaian menggunakan skala dapat dilihat pada tabel 4.1, sedangkan data kualitatif
bung gardus dengan skor 1 = ya dan skor 0 = tidak. ahli bahasa selengkapnya dapat dilihat pada tabel
Instrumen Penilaian 4.2, dan data kualitatif ahli materi selengkapnya
Instrument penilaian terdiri dari instrument dapat dilihat pada tabel 4.3. Berikut hasil analisis
penilaian kelayakan media, instrumen penilaian data kualitatif ahli media, ahli bahasa dan ahli materi:
kelayakan bahasa, daninstrumen penilaian kelayakan
materidalam video pembelajaran. Instrument telah di
validasi oleh validator sehingga layak untuk di
gunakan.
Analisi Video Pembelajaran
Hasil uji kelayakan video pembelajaran oleh
ahli media di hitung dalam tabulasi data dengan cara
memasukan jawaban sesuai dengan skornya,
kemudian di kuantifikasikan mencari presentase
aspek (N) dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:
N : ∑ Presentase Aspek
K : ∑ Nilai dari aspek
NK : ∑ Nilai yang harus
dicapai
Berdasarkan rumus di atas, criteria yang
diperoleh untuk diterapkan dalam
pengembangan media pembelajaran adalah:
Sangat layak : 0,77 – 1%

Jurnal PENDAS: Pendidikan Dasar Page 35


Vol. 3, No. 1 Juni 2021 EISSN 2528-7389

Setelah video pembelajaran di nilai oleh ahli Instrument penelian ahli


3 ✓
media, ahli bahasa dan ahli materi, video bahasa
pembelajaran tersebut direvisi ulang sesuai saran
dan komentar para validator, kemudian produk siap 1. Membuat produk
di ujicoba ke peserta didik. Pada tahap ini, mulai dilakukan
Hasil Pengembangan Media Pembelajaran Audio pembuatan produk yang mana video
Visual Ekosistem Mangrove pembelajaran. Dalam membuat produk, hal
Penelitian ini menggunakan model R&D pertama yang dilakukan adalah mengecek atau
Borg&Gall dengan mengadaptasi langkah 1 samapai survei lokasi untuk pengambilan video, setelah
5 yang dipaparkan secara rinci dalam uraian berikut: survei lokasi selesai, maka mulai melakukan
1. Pengumpulan data dan informasi pengambilan gambar, untuk pengambilan
Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan gambar mengikuti langkah-langkah yang telah
data-data yang dapat mendukung disusun dalam nasi video, yang terakhir di
pengembangan produk berupa materi lakukan dalam membuat produk adalah
pembelajaran, data pendukung yang mendubbing suara.
dikumpulkan juga berupa dubbing, narasi video, 2. Uji coba produk
instrumen penilaian dan perlengkapan untuk Produk yang telah jadi akan di uji coba
membuat video. pada para ahli yaitu ahli media, ahli materi dan
2. Perencanaan ahli bahasa. Setelah di uji coba para ahli mulai
Pada tahap perencanaan, peneliti mulai mengisi atau menilai produk dengan instrument
merencanakan beberapa hal yang menjadi penilaian yang telah disediakan
fokus pengembangan, yaitu sebagai berikut: 3. Revisi produk awal
1) Menentukan subjek penelitian, subjek yang Pada tahap inilah mulai dilakukan revi
penelitian ditentukan dalam penelitian ini produk yang mana produk tersebut telah di uji
ada ahli media, ahli materi dan ahli bahasa oleh ahli media, ahli materi dan ahli bahasa.
yang mana akan menilai kelayakan produk. Hasil Validasi Tahap I
2) Langkah-langkah pengumpulan data, pada Media pengembangan video pembelajaran ini
tahap ini peneliti mulai mengumpulakn telah di uji oleh ahli media pada penilaian tahap I.
data-data mulai dari menyusun narasi Hasil penilaian instrument video pembelajaran
vidoe, dubbing suara, rekaman dan dengan materi ekosistem mangrove pada mata
penyusunan instrumen penelitian. Berikut pelajaran biologi menunjukan kelayakan
adalah instrument penelitian yang pengembangan media yang di nilai oleh ibu Dr.
digunakan dalam penelitianyang di Sundari, M.Pd. dimana hasil penilaian tahap I dengan
lampirkan pada tabel 4.4 dibawah ini: rata-rata item skor 0,73%, termasuk dalam kategori
3) Tabel 4.4. Instrument pengumpulan layak
data yang digunakan Berdasarkan hasil penilaian pengembangan
kelayakan video pembelajaran dengan materi
No Intrumen digunakan Ya Tidak ekosistem mangrove di atas oleh ahli media.
Instrument penilaian ahli Penilaian kelayakan bahasa yang digunakan
1 ✓
media dalam video pembelajaran dengan materi ekosistem
Instrument penelian ahli mangrove dalam mata pelajaran biologi di nilai oleh
2 ✓
materi ahli bahasa.
dengan rata-rata item skor 0,7% termasuk dalam
Hasil penilaian video pembelajaran dengan kategori layak.
materi ekosistem mangrove Menunjukan kelayakan Berdasarkan hasil penilaian pengembangan
komponen bahasa yang di nilai oleh ibu Pipit Aprilia video pembelajaran dengan materi ekosistem
Susanti, M.Pd sebagai validator penilaian tahap I

Jurnal PENDAS: Pendidikan Dasar Page 36


Vol. 3, No. 1 Juni 2021 EISSN 2528-7389

mangrove dalam kelayakan komponen bahasa oleh Penilaian kelayakan materi yang digunakan
ahli bahasa dalam video pembelajaran ekosistem mangrove
hasil penilaian validasi tahap I rata-rata 0,7%. dalam mata pelajaran biologi di nilai oleh ahli materi
pada tahap penilaian I dan tahap penilaian ke II
Hasil penilaian video pembelajaran dengan materi ahli bahasa di atas, maka dapat disajikan dalam
ekosistem mangrove pada tabel 4.7. Menunjukan bentuk grafik sebagai berikut:
kelayakan materi yang di nilai oleh bapak M. Keterangan:
Matdoan, M.Sc sebagai validator penilaian tahap I - P1 - P10 = Pernyataan
dengan rata-rata item skor 0,81% termasuk dalam Berdasarmkan grafik 4.5 Di atas menunjukan
kategori layak. hasil penilaian validasi tahap II dengan rerata skor
Berdasarkan hasil penilaian pengembangan 1%.
video pembelajaran dengan materi ekosistem
mangrove dalam kelayakan materi oleh ahli materi di Penilaian kelayakan materi yang digunakan
atas, presentase penilaian validasi tahap I rata-rata dalam video pembelajaran ekosistem mangrove
0,81%. dalam mata pelajaran biologi di nilai oleh ahli materi
pada penilaian tahap II.
Hasil Validasi Tahap II Hasil penilaian video pembelajaran dengan
Berdasarkan hasil yang di peroleh pada tahap I, materi ekosistem mangrove pada tabel 4.10.
maka terdapat perubahan hasil yang di validasi pada Menunjukan kelayakan materi yang di nilai oleh
tahap II. bapak M. Matdoan, M.Sc sebagai validator penilaian
Hasil penilaian instrument video pembelajaran tahap II dengan rerata skor 1% termasuk dalam
pada tahap II dengan materi ekosistem mangrove kategori sangat layak.
pada mata pelajaran biologi menunjukan kelayakan Berdasarkan hasil penilaian pengembangan video
pengembangan media yang di nilai oleh ibu Dr. pembelajaran dengan materi ekosistem mangrove
Sundari, M.Pd. dimana hasil penilaian tahap II dalam kelayakan materi oleh ahli materi di atas,
terdapat perubahan dengan rata-rata item skor 1%, Pembahasan
termasuk dalam kategori sangat layak Setelah menghasilkan produk yang berupa
Berdasarkan hasil penilaian pengembangan video pembelajaran, maka sebelum melakukan uji
kelayakan video pembelajaran dengan materi coba terlebih dahulu dilakukan validasi terhadap para
ekosistem mangrove di atas oleh ahli media pada ahli dan melakukan revisi apabila ada saran dari para
tahap II ahli.
Berdasarkan grafik 4.4. Di atas menunjukan Penentuan kelayakan media video
presentasi penilaian validasi tahap II menunjukan pembelajaran ekosistem mangrove diukur
perubahan dengan rerata skor 1%. berdasarkan penilaian para ahli yaitu ahli media, ahli
Penilaian kelayakan bahasa yang digunakan bahasa dan ahli mater. Data yang di dapat
dalam video pembelajaran dengan materi ekosistem menunjukan tingkat validitas kelayakan video sebagai
mangrove dalam mata pelajaran biologi di nilai oleh sumber belajar. Komentar dan saran yang didapat
ahli bahasa pada penilaian tahap II. daalam instrument digunakan sebagai bahan
Hasil penilaian video pembelajaran dengan pertimbangan untuk perbaikan video lebih lanjut.
materi ekosistem mangrove dalam penilaian tahap II Ahli media memberikan penilaian, komentar
kelayakan komponen bahasa yang di nilai oleh ibu dan saran terhadap video pembelajaran ekosistem
Pipit Aprilia Susanti, M.Pd juga mengalami mangrove berdasarkan aspek penyajian video,
perubahan dengan rerata item skor 1% yang mana ketepatan dialog dan kualitas video.
termasuk dalam kategori sangat layak. Setelah dilakukan pengujian terhadap ahli
Berdasarkan hasil penilaian pengembangan media diperoleh saran untuk instrument yaitu pada
video pembelajaran dengan materi ekosistem pengujian tahap I atau penilaian tahap I beberapa
mangrove dalam kelayakan komponen bahasa oleh poin pernyataan dibuat uji oba terlebih dahulu
sebelum digunakan untuk pengambilan data, untuk

Jurnal PENDAS: Pendidikan Dasar Page 37


Vol. 3, No. 1 Juni 2021 EISSN 2528-7389

pengujian tahap II instrument sudah memenuhi Anwariningsih, S. H., & Ernawati, S. (2013).
syarat atau saran awal pengujian. Dari pengujian Development of Interactive Media for ICT
yang dilakukan di dapati hasil bahwa video Learning at Elementary School Based on
pembelajaran valid dan dapat di gunakan sebagai Student Self Learning. Journal of
media pembelajaran. Education and Learning. Vol.7 (2) pp. 121-
128. https://pdfs.
semanticscholar.org/bb8e/6f98855eba2c0
Ahli bahasa memberikan penilaian, komentar, 3565c62636547ff9a6ab11a.pdf. diakses
dan saran terhadap video pembelajaran ekosistem pada 06 september 2019
mangrove berdasarkan aspeh penyajian bahasa,
ketepatan bahasa dan kualitas bahasa yang Falahudin, I. (2014). Pemanfaatan Media dalam
digunakan. Pembelajaran. Jurnal Lingkar Widyaiswara
Setelah dilakukan pengujian oleh ahli bahasa (www.juliwi.com). ISSN: 2355-4118. Edisi.
di peroleh saran untuk melengkapi bahasa dalam 1. No. 4. P: 104-117. https://juliwi.com
video kemudian dilakukan tindak lanjut /published/E0104/ Paper0104_104-
menyesuaikan dengan komentar dan saran 117.pdf. diakses pada 06 september 2019
perbaikan.
Ahli materi memberikan penilaian, komentar, Fujiyanto, A., Jayadinata, A. K., & Kurnia, D. (2016).
dan saran terhadap video pembelajaran dalam Penggunaan media audio visual untuk
bentuk instrument penilaian. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada
mengetahui kelayakan materi terhadap video. materi hubungan antarmakhluk hidup.
Setelah dilakukan pengujian oleh ahli materi di Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1. No. 1.
peroleh saran untuk melengkapi materi dalam video http://ejournal. upi. edu/ index. php/
kemudian dilakukan tindak lanjut menyesuaikan penailmiah/ article/ view/ 3576. diakses
dengan komentar dan saran perbaikan. pada 06 september 2019
Hasil dari uji kelayakan dari ahli media memiliki
Hasan, H. (2016). Penggunaan media audio visual
nilai rata-rata tahap I 0,86% dan nilai rata-rata tahap
terhadap ketuntasan belajar ips materi
II 1% yang dikategorikan dalam criteria sangat layak.
perkembangan teknologi produksi,
Sama halnya dengan hasil uji kelayakan dari ahli
komunikasi, dan transportasi pada siswa
bahasa memiliki nilai rata-rata tahap I 0,9% dan nilai
kelas iv sd negeri 20 banda aceh. Jurnal
rata-rata tahap II 1% yang di kategorikan sangat
Pesona Dasar. ISSN: 2337-9227. Vol. 3
layak. Begitupun dengan hasil uji kelayakan dari ahli
No.4.
materi memili nilai rata-rata 0,89% dan nilai rata-rata
http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/PEAR/articl
tahap II 1% yang di kategorikan sangat layak.
e/ viewFile/7538/6205. diakses pada 06
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
september 2019
video pembelajaran ekosistem mangrove masuk
dalam criteria sangat layak. Holiwarni, B. (2013). Pengembangan media
pembelajaran berbantukan Komputer
DAFTAR PUSTAKA (Computer Assisted Instruction/CIA) untuk
Adam, S.,Syastra, M. T. (2015).Pemanfaatan media pembelajaran kimia SMA. Jurnal SOROT 9
pembelajaran berbasis teknologi informasi (1). Lembaga Penelitian Universitas Riau.
bagi siswa kelas x sma ananda batam. ISSN: 1907 – 364X. 17 – 24. Vol. 9. No. 1.
CBIS Journal. ISSN: 2337-8794. Volume. Hal:1 –121.
3. No.2. https://media.neliti.com/media/publications/
http://ejournal.upbatam.ac.id/index. 235115-pengembangan-media-
php/cbis/article/download/400/258. diakses pembelajaran-berbantu77eb
pada 06 september 2019 54d7.pdfdiakses pada 06 september 2019

Jurnal PENDAS: Pendidikan Dasar Page 38


Vol. 3, No. 1 Juni 2021 EISSN 2528-7389

Mahnun, N. (2012). Media pembelajaran (Kajian Rasyid, M., Azis, A. A., &Saleh., A. R. (2016).
terhadap Langkah-langkah Pemilihan Pengembangan media pembelajaran
Media dan Implementasinya dalam berbasis multimedia dalam konsep sistem
Pembelajaran).Jurnal Pemikiran Islam. indera pada siswa kelas xi sma. Jurnal
Vol. 37. No.1. http://ejournal.uin- Pendidikan Biologi. Volume. 7. Nomor. 2:
suska.ac.id/index.php/ hlm. 69-80. http://journal2 .um.ac.id /index.
Anida/article/viewFile/310/293. diakses php/jpb/ article /download /722/453.
pada 06 September 2019 diakses pada 06 september 2019

Mintasih, D. (2018). Mengembangkan literasi Redhana, I. W. (2019).Mengembangkan


informasi melalui belajar berbasis keterampilan abad ke-21 dalam
kehidupan terintegrasi pbl untuk pembelajaran kimia. Jurnal Inovasi
menyiapkan calon pendidik dalam Pendidikan Kimia. Vol 13. No 1.
menghadapi era revolusi industri 4.0. https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JI
Islamic Teacher Journal. Vol. 6 No. 2. PK/article/viewFile/17824/8934. diakses
http://journal.stainkudus.ac.id/index.php/el pada 06 september 2019
ementary/article/viewFile/4 390/2856.
diakses pada 06 september 2019 Restiyani, R., Juanengsih, N., & Herlanti, Y. (2014).
Profil pemanfaatan Teknologi Informasi
Muhasim. (2017). Pengaruh tehnologi digital, dan Komunikasi (TIK) sebagai media dan
terhadap motivasi belajar peserta didik. sumber embelajaran oleh guru biologi.
Palapa: jurnal studi keislaman dan ilmu EDUSAINS. Volume VI Nomor 01, 50 –
pendidikan.; p-ISSN 2338-2325; e-ISSN 66. http://journal.uinjkt.ac.id
2540-9697; 53-77. Volume 5. Nomor 2. /index.php/edusains/article/download/1100
https://ejournal. / 977. diakses pada 06 september 2019
stitpn.ac.id/index.php/palapa/article/downlo Setyowati., & Arifana, M. (2004). Studi Keefektifan
ad/46/32. diakses pada 06 september Pengembangan Pendidikan Masa Depan.
2019 Jurnal Pendidikan Dasar Volume 5 No 2
September 2004
Permadi, A.A.. (2016). Pengembangan media http://dikdas.jurnal.unesa.ac.id.
pembelajaran interaktif berbasis Web
dengan pemanfaatan Video Conference Taher, M. M., Kamal, M. M., & Zairion. (2012).
mata peljaran produktif teknik Potensi dan pengelolaan ekosistem
komputerdan jaringan di sekolah mangrove di Jailolo Selatan, Halmahera
menengah kejuruan. Barat, Maluku Utara. ISSN: 2088-110X | E-
ISSN: 2088-2475. DOI: 10.13057/wetlands
Purwono, J., Yutmini, S., & Anitah, S. (2014). /w020103.
Penggunaan media audio-visual pada https://www.smujo.id/bw/article/download/1
mata pelajaran ilmu pengetahuan alam di 797/1715. diakses pada 06 september
sekolah menengah pertama negeri 1 2019
pacitan. Jurnal Teknologi Pendidikan dan
Pembelajaran. ISSN: 2354-6441. Vol.2. Umar. (2017). Media pendidikan (Peran dan
No.2. hal:127 – 144. https://ww Fungsinya dalam Pembelajaran). Jurnal
w.jurnal.fkip.uns.ac.id Tarbawiyah. Volume. 11. Nomor. 1.
/index.php/tp/article/viewFile/3659/2560. https://e-journal.metrouniv.ac .id/index.
diakses pada 06 september 2019 php/tarbawiyah/article/download/364/177.
diakses pada 06 september 2019

Jurnal PENDAS: Pendidikan Dasar Page 39


Vol. 3, No. 1 Juni 2021 EISSN 2528-7389

Jurnal PENDAS: Pendidikan Dasar Page 40


Vol. 3, No. 1 Juni 2021 EISSN 2528-7389

Jurnal PENDAS: Pendidikan Dasar Page 41

Anda mungkin juga menyukai