Anda di halaman 1dari 24

Kalimat

Pernyataan

Disusun Oleh:
Tabel kebenaran

Maria Retnovita Hasibuan, S.Pd


SMK Negeri 2 Sibolga
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................................................... i


PETA KONSEP...................................................................................................................................... ii
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
A. DESKRIPSI SINGKAT MATERI, RASIONALISASI DAN RELEVANSI ............... 1
B. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ......................................................................................... 2
C. KOMPETENSI DASAR (KD) ........................................................................................... 2

URAIAN MATERI
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 : Kalimat dan Pernyataan 3
A. Kegiatan Pembelajaran 1 ............................................................................................... 3
B Uraian Materi/Informasi pendukung ....................................................................... 3
C. Latihan 1 ................................................................................................................................ 4
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 : Kalimat Terbuka 4
A. Kegiatan Pembelajaran 2 ............................................................................................... 4
B Uraian Materi/Informasi pendukung ....................................................................... 4
C. Latihan 2 ................................................................................................................................ 6
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3 : PERNYATAAN MAJEMUK 6
A. Kegiatan Pembelajaran 3 ............................................................................................... 6
B Uraian Materi/Informasi pendukung ....................................................................... 6
TUGAS FORMATIF ............................................................................................................................. 15
PENUTUP ............................................................................................................................................................. 18
RANGKUMAN ..................................................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................. 21

i
ii
PENDAHULUAN

A. DESKRIPSI SINGKAT MATERI, RASIONALISASI DAN RELEVANSI


Matematika merupakan ilmu yang memiliki cakupan yang sangat luas. Matematika
tidak hanya mempelajari angka dan perhitungan saja. Salah satunya adalah logika
matematika. Logika merupakan induk matematika. Belajar logika berarti belajar berpikir
dan bernalar secara logis.
Dalam logika, kita akan mengenal istilah penalaran, yang diartikan sebagai
penarikan kesimpulan dalam sebuah argumen. Penalaran ini sering pula diartikan sebagai
cara berpikir, yaitu suatu penjelasan untuk memperlihatkan hubungan antara dua hal atau
lebih berdasarkan sifat-sifat atau hukum-hukum tertentu yang sudah diakui kebenarannya
dengan langkah-langkah tertentu yang berakhir dengan sebuah kesimpulan.
Dalam arti luas, logika adalah sebuah metode dan prinsip-prinsip yang dapat
memisahkan secara tegas antara penalaran yang benar dengan penalaran yang salah.
Selain itu, logika merupakan dasar dari bahasa pemrograman. Dalam program studi
matematika, bahasa pemrograman merupakan mata kuliah yang wajib diikuti oleh
mahasiswa. Dasar dari bahasa pemrograman komputer ini sejatinya adalah logika
matematika. Bahasa yang digunakan oleh komputer memang dekat dengan bahasa
manusia.
Dalam penyusunan suatu undang-undang ataupun dokumen lain yang sejenis,
banyak sekali menggunakan kata-kata penghubung seperti dan, atau, jika ... maka ..., dan
jika dan hanya jika. Kata hubung ini berguna untuk menjelaskan suatu kalimat yang
tertuang pada undang-undang tersebut secara rinci.
Jika kita mempelajari tabel kebenaran yang terkait dengan disjungsi, konjungsi,
implikasi dan biimplikasi dalam logika, maka kita dapat memiliki relevansi dalam hal
berpikir jernih dan kritis, melaksanakan disiplin intelektual yang diperlukan dalam
menarik kesimpulan.
Modul ini akan sangat membantu peserta didik kami sekalian dalam mempelajari
konsep mengenai kalimat dan pernyataan, kalimat terbuka dan pernyataan majemuk
dalam logika matematika. Selain itu, modul ini juga dilengkapi dengan media yang lebih
representatif, contoh soal dan pembahasan, latihan terbimbing dan mandiri, serta
penilaian seluruh kompetensi yang harus dicapai.
1
Untuk menyelesaikan pembelajaran pada modul ini, peserta didik sekalian akan
melalui tiga kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan pembelajaran 1, kegiatan
pembelajaran 2 dan kegiatan pembelajaran 3.

B. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL


Agar peserta didik berhasil mencapai kompetensi dalam mempelajari modul ini, silahkan
ikuti petunjuk penggunaan modul berikut ini
1. Berdoa sebelum memulai kegiatan
2. Ingat kembali materi prasyarat dalam mempelajari materi ini
3. Pelajari materi beserta contoh dan pembahasannya secara seksama
4. Pelajari dan pahami juga tabel-tabel kebenaran yang ada dalam modul ini
5. Selesaikan latihan secara mandiri tanpa melihat kunci jawaban
6. Diskusikan dengan guru apabila terdapat materi yang belum dipahami, ataupun soal
yang belum berhasil dipecahkan

C. KOMPETENSI DASAR (KD)


Kompetensi dasar (KD) yang akan anda capai dalam pembelajaran ini adalah:
3.2 Menganalisis masalah kontekstual yang berkaitan dengan logika matematika
(pernyataan sederhana,negasi pernyataan sederhana, pernyataan majemuk, negasi
pernyataan majemuk dan penarikan kesimpulan)
4.2 Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan logika matematika
(pernyataan sederhana, negasi pernyataan sederhana, pernyataan majemuk , negasi
pernyataan majemuk dan penarikan kesimpulan )
Setelah anda mempelajari modul ini diharapkan anda dapat menguasi kompetensi dengan
Indikator pencapaian Kompetensi (IPK) yang harus anda miliki sebagai berikut:
3. 2. 1. Menjelaskan pengertian kalimat dan pernyataan
3. 2. 2. Menjelaskan pengertian kalimat terbuka
3. 2. 3. Menjelaskan pengertian pernyataan majemuk
4. 2. 1. Mengidentifikasi kalimat dan pernyataan
4. 2. 2. Mengidentifikasi kalimat terbuka
4. 2. 3. Menentukan nilai kebenaran dari pernyataan majemuk

2
URAIAN MATERI
I. KEGIATAN PEMBELAJARAN 1: KALIMAT dan PERNYATAAN
1. Pengertian Kalimat dan Pernyataan
Kalimat merupakan rangkaian kata yang disusun menurut tata bahasa dan mengandung
arti. Namun kalimat yang seperti apakah yang dibicarakan dalam logika matematika?
Perhatikan pernyataan berikut:

1. Sebuah segiempat mempunyai empat sisi.


2. Ibukota provinsi Sumatera Utara adalah Medan.
3. 9 adalah suatu bilangan prima.
4. 12 kurang dari 7.
5. Manusia adalah makhluk hidup.
Tentukanlah nilia kebenaran dari masing-masing pernyataan berikut!

Berdasarkan gambar di samping, kita


dapat langsung memutuskan bahwa
pernyataan (1) bernilai benar. Kita
dapat menentukan nilai kebenaran
(benar atau salah) dari kalimat-
kalimat tersebut. Kalimat-kalimat (1)
dan (2) dan (5) bernilai benar,
sedangkan kalimat-kalimat (3) dan (4)
bernilai salah. Kalimat yang
mempunyai nilai benar atau nilai salah
saja adalah kalimat yang
menerangkan (kalimat deklaratif).
Kalimat yang menerangkan inilah
yang disebut pernyataan.
“Pernyataan adalah kalimat yang bernilai benar atau bernilai salah, tetapi tidak
sekaligus bernilai kedua-duanya.”
Sedangkan kalimat yang tidak dapat ditentukan nilai kebenarannya bukan merupakan
pernyataan. Cotoh-contoh berikut ini adalah kalimat yang bukan pernyataan.
1. Apakah Aldi berada di rumahmu? (kalimat Tanya).
2. Alangkah indahnya lukisan ini (kalimat yang mengungkapkan suatu perasaan).
3. Tutuplah pintu itu! (kalimat perintah)
4. Semoga Anda lekas sembuh (kalimat harapan)

Kalimat-kalimat tersebut tidak bernilai benar dan juga tidak bernilai salah. Kalimat kalimat
seperti ini tidak dibicarakan dalam buku ajar ini. Kalimat yang dibicarakan dalam buku ajar ini
adalah kalimat yang merupakan pernyataan.
Untuk menyingkat penulisan, suatu pernyataan diberi lambang (simbol) dengan huruf
alfabet kecil, a, b, c, . . . atau lainnya,sedangkan untuk nilai Benar dan Salah berturut-turut
disingkat dengan B dan S.

3
Contoh:
1. “Sebuah segitiga mempunyai tiga sisi” diberi lambang “a”
2. “9 adalah suatu bilangan prima” diberi lambang “b”
3. “15 terbagi habis oleh 3” diberi lambang “p”
Pada contoh ini pernyataan a bernilai B (benar), pernyataan b bernilai S (salah) dan
pernyataan p bernilai B (benar).

2. LATIHAN
Kerjakan latihan berikut secara mandiri!
Tentukanlah nilai kebenaran dari pernyataan-pernyataan berikut!
1. Semua unggas dapat terbang.
2. 2 adalah satu-satunya bilangan prima genap.
3. Sebuah garis lurus membentuk sudut 180°.
4. Dua sudut dikatakan berpenyiku jika jumlah sudutnya 180°.
5. Kubus memiliki 6 bidang sisi sama besar.
6. Nilai 𝑥 yang memenuhi persamaan kuadrat 𝑥 2 − 4 adalah 𝑥 = 2 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 = −2
7. Sudut yang bertolak belakang adalah sudut yang arah hadapnya berlawanan.
8. New York adalah ibukota negara Amerika Serikat.
9. Patung Christ The Redeemer adalah salah satu keajaiban dunia yang terdapat di Italia.
10. Australia adalah negara yang dijuluki sebagai negeri kiwi.

II. KEGIATAN PEMBELAJARAN 2: KALIMAT TERBUKA


1. Pengertian Kalimat Terbuka

Misalkan diberikan sebuah pernyataan


yang menyatakan bahwa harga dua buah
buku dan 5 buah pensil adalah Rp8.000,00.
Tentunya kita belum dapat menentukan
harga masing-masing ( buku saja atau pensil
saja). Nah, pernyataan tersebut dapat dibuat
kedalam kalimat matematika yang
menyatakan sebuah persamaan. Kalimat
matematika yang sesuai dengan pernyataan
yang diberikan adalah 2x + 5y = 8.000

Kalimat matematika dapat berupa kalimat terbuka dan kalimat tertutup. Di mana salah
satunya akan kita bahas di bagian ini.

4
Pada masalah yang diberikan di bagian awal, kita mengubah bentuk masalah (soal) ke
dalam kalimat matematika. Yaitu dengan memisalkan buku sebagai variabel x dan pensil
sebagai variabel y. Kemudian diperoleh suatu persamaan yaitu: 2x + 5y = 8.000. Nah, untuk
mengetahui harga masing-masing (buku saja atau pensil saja), maka kita harus terlebih dahulu
menyelesaikan persamaan matematika di atas. Kalimat yang memuat bentuk persamaan inilah
yang disebut kalimat terbuka.
Jadi, kalimat terbuka adalah kalimat yang belum diketahui nilai kebenarannya.
Kalimat matematika yang termasuk sebagai kalimat terbuka dapat bernilai benar dan dapat juga
bernilai salah. Karakteristik dari kalimat matematika yang merupakan kalimat terbuka adalah
memuat variabel dalam sebuah persamaan atau pertidaksamaan matematika. Hasil kesimpulan
bahwa suatu kalimat terbuka akan bernilai benar atau bernilai salah tergantung dari nilai
pengganti yang digunakan.
Dalam Matematika, kalimat terbuka dapat berbentuk persamaan (kalimat terbuka yang
menggunakan tanda “=”) atau berbentuk pertidaksamaan (kalimat terbuka yang menggunakan
tanda " ≠ ", " < ", " > ", " ≤ ", atau " ≥ ")

Misalkan diberikan sebuah kalimat matematika: 2x + 7 = 13

1. Kalimat tersebut akan bernilai benar ketika nilai variabel x diganti dengan 3. Seperti
hasil yang diperoleh pada perhitungan berikut.
2x + 7 = 13
2x = 13 – 7
x=6:2
x=3
2. Namun, kalimat tersebut akan bernilai salah jika nilai variabel x diganti menjadi nilai
selain 3. Misalkan diambil nilai x = 5, kalimat terbuka 2x + 7 = 13 tersebut akan bernilai
salah.

Himpunan penyelesaian dari kalimat terbuka adalah himpunan semua pengganti dari
variabel – variabel pada kalimat terbuka sehingga kalimat tersebut bernilai benar.

Contoh Kalimat Terbuka:


1. 2x – 9 = 17
2. 4y + 3 > 4
3. Dua dikali jumlah permen di dalam kotak ditambah 5 adalah dua puluh sembilan (dalam
kalimat matematika: 2x + 5 = 29)
4. Suatu bilangan dikuadratkan kemudian dikurangi empat hasilnya sama dengan nol
(dalam kalimat matematika: x² – 4 = 0)

5
2. LATIHAN
Manakah diantara kalimat-kalimat berikut yang termasuk kalimat terbuka? Jelaskan
alasanmu!
1. Pontianak adalah ibukota provinsi Kalimantan Barat.
2. Provinsi m terletak di pulau Jawa.
3. Delapan ditambah suatu bilangan hasilnya adalah 10.
4. Kerajaan Majapahit terletak di Pulau Sumatera.
5. 𝑥 2 − 2 < 5
3. KEGIATAN PEMBELAJARAN 3: PERNYATAAN MAJEMUK
1. Pengertian Pernyataan Majemuk
Jika ditelaah secara etimologis, pernyataan dapat diartikan sebagai kalimat ungkapan
atau ekpresi tentang sesuatu. Sedangkan majemuk artinya terdiri atas beberapa
bagian yang merupakan kesatuan. Perhatikan pernyataan berikut:

1) Yogyakarta adalah kota pelajar.


2) Yogyakarta memiliki banyak objek wisata.
Dapatkah kita menggabungkan dua pernyataan di atas menjadi suatu pernyataan
majemuk?
Kedua pernyataan tunggal di atas dapat dihubungkan dengan menggunakan kata
hubung “dan” sehingga menjadi sebuah pernyataan majemuk, yaitu:

Yogyakarta adalah kota pelajar dan memiliki banyak objek wisata.

Berdasarkan ilustrasi di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa:

6
Berikut disajikan simbol-simbol logika yang digunakan dalam pernyataan majemuk:

A. NEGASI
Pernahkah kamu berjanji pada seseorang? Dan apakah kamu juga pernah mengingkari
janjimu kepada seseorang? Misalnya kamu berjanji bahwa kamu akan datang pukul
19.00 WIB menjumpai kekasihmu, namun ternyata kamu tidak dapat datang pada saat
yang sudah ditentukan. Apakah hal tersebut dapat dikatakan sebagai bentuk
pengingkaran?

7
Ya tentu saja hal diatas termasuk contoh atau bentuk pengingkaran. Untuk lebih
jelasnya, mari kita simak contoh berikut:

Berdasarkan contoh diatas, dapat kita simpulkan bahwa Ingkaran atau Negasi
merupakan kebalikan atau lawan dari suatu pernyataan. Jika diketahui pernyataan p,
maka ingkarannya adalah ~p dan sebaliknya. Jadi, negasi suatu pernyataan adalah
pernyataan yang bernilai salah jika pernyataan semula bernilai benar, dan sebaliknya.
Perhatikan contoh berikut:

1. Ingkaran dari “Saya sudah mandi” adalah …

Jawab: p = Saya sudah mandi (kata sudah diingkar


menjadi belum)

~p = Saya belum mandi

8
2. Ingkaran dari “ 13 adalah bilangan prima”
Jawab: q = 13 adalah bilangan prima
~q = 13 bukan bilangan prima

Berikut adalah kata kunci untuk rumus Ingkaran/Negasi:

B. KONJUNGSI

Konjungsi dari dua pernyataan p dan q adalah kata “dan” yang digunakan untuk
menggabungkan dua pernyataan tersebut. Ketika konjungsi digunakan, maka dua pernyataan
akan menjadi satu pernyataan, disebut sebagai pernyataan majemuk. Kata “dan” dalam
matematika selanjutnya disimbolkan dengan notasi ∧. Berikut ini beberapa contoh pernyataan
majemuk yang memuat konjungsi.

p: Andi adalah anak yang rajin


q: Andi adalah anak yang pintar
p ˄ q: Andi adalah anak yang rajin dan pintar

p: 16 adalah bilangan kuadrat (B)


q: 16 adalah bilangan ganjil (S)
p ˄ q: 16 adalah bilangan kuadrat dan bilangan ganjil

Kata hubung “dan” dalam konjungsi dapat diganti dengan


kata tetapi, sehingga, walaupun, meskipun, maupun, dan kemudian selama artinya tetap
sama.
Nilai kebenaran pernyataan majemuk yang dihubungkan oleh konjungsi bergantung pada
nilai kebenaran masing-masing pernyataan tunggal pembentuknya, yaitu mengikuti
ketentuan: p∧q akan bernilai benar jika kedua pernyataan p dan q bernilai benar. Tabel
kebenaran untuk konjungsi adalah sebagai berikut.

9
Negasi dari Pernyataan Konjungsi

Negasi dari pernyataan konjungsi p∧q, ditulis ¬(p∧q), ekuivalen


dengan ¬p∨¬q. Ekuivalensi ini dapat dibuktikan dengan menggunakan tabel kebenaran
berikut.

Perhatikan bahwa kolom yang diraster kuning memiliki urutan nilai kebenaran yang sama. Jadi,
terbukti bahwa ¬(p∧q)≡¬p∨¬q

C. DISJUNGSI

Disjungsi dari dua pernyataan p dan q adalah kata “atau” yang digunakan untuk
menggabungkan dua pernyataan tersebut. Ketika disjungsi digunakan, maka dua
pernyataan akan menjadi satu pernyataan, disebut sebagai pernyataan majemuk. Kata
“atau” dalam matematika selanjutnya disimbolkan dengan notasi ˅.
Disjungsi dalam keseharian memiliki arti ganda, yaitu disjungsi eksklusif dan
inklusif. Misalkan ada kalimat “Setelah lulus SMP, Toni akan melanjutkan
pendidikannya ke SMA atau SMK.” Kalimat ini ditafsirkan bahwa Toni akan
melanjutkan ke salah satu dari dua pilihan sekolah yang diberikan, tidak mungkin
keduanya sekaligus. Kata penghubung “atau” di sini disebut sebagai disjungsi eksklusif.

10
Beda halnya dengan disjungsi inklusif, yang kata “atau”-nya memperbolehkan kita untuk
memilih dua-duanya sekaligus, seperti pada kalimat “Dua bilangan yang habis dibagi 2
atau habis dibagi 5.” Ketika muncul istilah “disjungsi”, telah disepakati bahwa yang
dimaksud adalah disjungsi inklusif.
Perhatikan contoh-contoh pernyataan majemuk yang dihubungkan menggunakan
disjungsi berikut:
p: Kucing adalah hewan karnivora (B)

q: Kucing adalah hewan berdarah panas (B)

p ∨ q : Kucing adalah hewan karnivora atau hewan berdarah panas (B)

r: Steve gemar makan sayur

s: Suli tidak gemar makan daging

r∨s: Steve gemar makan sayur atau Suli tidak gemar makan daging
Nilai kebenaran pernyataan majemuk yang dihubungkan oleh disjungsi bergantung pada nilai
kebenaran masing-masing pernyataan tunggal pembentuknya, yaitu mengikuti ketentuan:
“p ∨q akan bernilai benar jika setidaknya salah satu pernyataan bernilai benar”. Tabel kebenaran
untuk disjungsi adalah sebagai berikut.

Negasi dari Pernyataan Disjungsi


Negasi dari pernyataan disjungsi p∨qp∨q, ditulis ¬(p∨q), ekuivalen
dengan ¬p∧¬q. Ekuivalensi ini dapat dibuktikan dengan menggunakan tabel kebenaran
berikut.

11
Perhatikan bahwa kolom yang diraster kuning memiliki urutan nilai kebenaran yang
sama. Jadi, terbukti bahwa ¬(p ∨q)≡¬p∧¬q

D. IMPLIKASI
Implikasi dari dua pernyataan p dan q adalah hubungan dua pernyataan yang disusun dalam

bentuk “jika p, maka q”. Banyak pernyataan dalam komunikasi sehari-hari, tak terkecuali
dalam matematika, yang merupakan pernyataan bersyarat (conditional statement). Ciri
utamanya adalah berbentuk “Jika …, maka …”. Sebagai contoh,

p: Jika kamu belajar dengan giat, maka kamu akan lulus

q: Jika x bilangan kelipatan 4, maka x adalah bilangan genap


Pernyataan majemuk “Jika p, maka q” yang dihubungkan oleh implikasi dinotasikan
dengan tanda panah dengan arah ke kanan, yaitu p⇒q.
Pernyataan p⇒q dapat dibaca:
• Jika p, maka q.
• p mengimplikasikan q.
• q hanya jika p.
• q jika p.
• q asal saja p.
Pada bentuk p⇒q, p disebut anteseden (hipotesis) atau syarat cukup bagi q,
sedangkan q disebut konsekuen (kesimpulan/konklusi) atau syarat perlu bagi p. Seperti
halnya konjungsi dan disjungsi, implikasi juga tidak mengharuskan kedua pernyataan memiliki
hubungan tertentu. Perhatikan contoh berikut untuk lebih jelasnya.

12
p: 24 = 16 (B)
q: 11 adalah bilangan prima (B)
p⇒q: Jika 24 = 16, maka 11 adalah bilangan prima

r: Sukardi menjalankan sidang skripsi


s: Sukardi memiliki IPK > 3
r⇒s: Jika Sukardi menjalankan sidang skripsi, maka ia memiliki IPK > 3
Pernyataan majemuk yang dihubungkan oleh implikasi dapat bernilai benar dan salah. Nilai
kebenaran p⇒q akan salah hanya saat p benar dan q salah, seperti yang dinyatakan dalam tabel
kebenaran implikasi di bawah ini.

Negasi dari Pernyataan Implikasi


Negasi dari pernyataan implikasi p⇒qp⇒q, ditulis ¬(p⇒q), ekuivalen
dengan p∧¬q. Ekuivalensi ini dapat dibuktikan dengan menggunakan tabel kebenaran
berikut.

Perhatikan bahwa kolom yang diraster kuning memiliki urutan nilai kebenaran yang sama. Jadi,
terbukti bahwa ¬(p⇒q)≡p∧¬q

13
E. BIIMPLIKASI
Biimplikasi dari dua pernyataan p dan q adalah hubungan dua pernyataan yang disusun
dalam bentuk “p jika dan hanya jika q”. Selain pernyataan kondisional (implikasi), ada juga
pernyataan majemuk yang menunjukkan dua peristiwa/kondisi yang terjadi secara serentak.
Ciri utamanya adalah berbentuk memuat frasa jika dan hanya jika. Pernyataan seperti itu
disebut sebagai biimplikasi (atau implikasi dua arah). Biimplikasi yang dibentuk dari
pernyataan p dan q ditulis p⇔q. Pernyataan p⇔q dapat dibaca:
• p jika dan hanya jika q.
• Jika p, maka q dan jika q, maka p.

Pada bentuk p⇔q, p disebut syarat cukup dan perlu bagi q, begitu juga
sebaliknya, q disebut syarat cukup dan perlu bagi p. Pernyataan majemuk biimplikasi bernilai
benar ketika dua pernyataan tunggal pembentuknya memiliki nilai kebenaran yang sama,
artinya sama-sama benar atau sama-sama salah, seperti yang ditunjukkan pada tabel kebenaran
berikut.

Pernyataan p⇔q secara logika ekuivalen dengan (p⇒q)∧(q⇒p) dengan nilai kebenaran
BSSB. Ini dapat dibuktikan menggunakan tabel kebenaran di bawah.

14
Negasi dari Pernyataan Biimplikasi

Negasi dari pernyataan biimplikasi p⇔qp⇔q, ditulis ¬(p⇔q), ekuivalen


dengan ¬p⇔q atau p⇔¬q. Ekuivalensi ini dapat dibuktikan dengan menggunakan tabel
kebenaran berikut.

Perhatikan bahwa kolom yang diraster kuning memiliki urutan nilai kebenaran yang sama.
Jadi, terbukti bahwa ¬(p⇔q)≡¬p⇔q≡p⇔¬q

F. TUGAS FORMATIF
Pilihlah jawaban yang paling tepat!
1. Urutan nilai kebenaran dari ¬p∧q adalah . . .

A. BSSS D. SSSB
B. SBSS E. SSSS
C. SSBS

2. Urutan nilai kebenaran dari p⇔(q∨¬p) adalah . . .


A. BSSS D. BBBS
B. BSBB E. SSSB
C. SSBB

3. Jika p bernilai benar dan q bernilai salah, maka pernyataan majemuk di bawah ini yang
tidak bernilai benar adalah . . .

15
A. p∨q

B. p∧¬q

C. ¬p⇒q

D. ¬p∧q

E. ¬(p⇒q)

4. Manakah dari pernyataan majemuk berikut yang bernilai salah?

a. 33 =27 atau 32=8.


b. 11 adalah bilangan prima atau 10 adalah bilangan kelipatan 5.
c. Sudut lancip kurang dari 90° atau 53 =25
d. Denpasar ada di Bali atau Surabaya merupakan ibu kota Jawa Tengah
e. Tahun kabisat ada 365365 hari atau satu tahun terdiri dari 52 minggu

5. Ingkaran dari pernyataan 2<x≤102<x≤10 adalah . . .

a. 2 > x dan x < 10


b. 2 > x > 10
c. x ≤ 2 atau x > 10
d. x ≤ 2 dan x > 10
e. 2 ≤ x > 10

6. Negasi dari pernyataan “Untuk setiap nilai xx, berlaku x2=x⋅xx2=x⋅x” adalah . . .
a. Untuk semua nilai x, berlaku 𝑥 2 = 𝑥 · 𝑥
b. Untuk sebagian nilai x, berlaku 𝑥 2 = 𝑥 · 𝑥
c. Untuk setiap nilai x, berlaku 𝑥 2 = 𝑥 · 𝑥
d. Ada nilai x yang tidak berlaku 𝑥 2 = 𝑥 · 𝑥
e. Ada nilai x yang berlaku 𝑥 2 = 𝑥 · 𝑥

16
7. Ingkaran dari pernyataan “Ada siswa SMK yang tidak harus mengikuti praktik kerja
industri” adalah . . .

a. Ada siswa SMK yang tidak mengikuti praktik kerja industri


b. Semua siswa SMK tidak mengikuti praktik kerja industri
c. Ada siswa SMK yang mengikuti praktik kerja industri
d. Semua siswa SMK harus mengikuti praktik kerja industri
e. Tidak ada siswa SMK yang tidak mengikuti praktik kerja industri

8. Pernyataan yang senilai dengan “Jika UMR naik, maka semua harga sembako naik”
adalah . . .
a. Jika UMR tidak naik, maka semua harga sembako tidak naik
b. Jika UMR tidak naik, maka ada harga sembako yang tidak naik
c. Jika ada harga sembako yang tidak naik, maka UMR tidak naik
d. Jika semua harga sembako tidak naik, maka UMR tidak naik
e. Jika ada harga sembako yang naik, maka UMR tidak naik

9. Pernyataan yang senilai dengan “Jika 2×3=62×3=6, maka 2+3=52+3=5 adalah . . .


a. Jika 2×3=6, maka 2+3≠5
b. Jika 2×3≠6, maka 2+3=5
c. Jika 2+3=5, maka 2×3=6
d. Jika 2+3≠5, maka 2×3≠6
e. Jika 2+3=5, maka 2×3≠6

10. Pernyataan biimplikasi "√7" merupakan bilangan rasional jika dan hanya jika x adalah
bilangan asli lebih dari 4” bernilai salah. Berapa banyak nilai x yang mungkin?
a. 0
b. 1
c. 4
d. 10
e. ∞

17
PENUTUP

1. Rangkuman

A. PERNYATAAN
Pernyataan adalah kalimat yang mengandung nilai benar atau salah tetapi tidak
sekaligus kedua-duanya. Contoh :
a. Hasil kali 5 dan 4 adalah 20
b. Semua unggas dapat terbang
c. Ada bilangan prima yang genap
B. Contoh a dan c adalah pernyataan yang bernilai benar, sedangkan b penyataan yang
bernilai salah.
Contoh kalimat yang bukan pernyataan :
a. Semoga nanti engkau naik kelas
b. Tolong tutupkan pintu itu
c. Apakah ali sudah makan ?

C. Suatu pernyataan dinotasikan dengan huruf kecil seperti p, q, r dsb. Misalnya :


P : Semua bilangan prima adalah ganjil
q : Jakarta ibukota Indonesia

D. Ada 2 dasar untuk menentukan nilai kebenaran suatun pernyataan yaitu :


a. Dasar empiris : jka nilai kebenaran ditentukan dengan pengamatan pada saat
tertentu.
Contoh : * Rambut adik panjang
* Besok pagi cuaca cerah
b. Dasar tidak empiris : jka nilai kebenaran ditentukan menurut kaidah atau hukum
tertentu. Jadi nilai mutlak tidak terikat oleh waktu dan tempat.
Contoh :
* Jumlah sudut dalam segitiga adalah 1800
* Tugu muda terletak di kota Semarang

E. KALIMAT TERBUKA
Kalimat terbuka adalah kalimat yang belum dapat ditentukan nilai kebenarannya. Ciri
dasar kalimat terbuka adalah adanya peubah atau variabel.
Contoh :
a. 2x + 3 = 9
b. 5 + n adalah bilangan prima
c. Kota A adalah ibukota provinsi Jawa Tengah
INGKARAN DARI PERNYATAAN
Ingkaran atau negasi dari suatu pernyataan adalah pernyataan yang mengingkari
pernyataan semula.
Ingkaran dari pernyataan p dinotasikan ~ p dibaca “ bukan p” atau “tidak p”.
Tabel kebenarannya sbb :

18
Contoh :
a. p : Ayah pergi ke pasar
~ p : Ayah tidak pergi ke pasar

b. q : 2 + 5 < 10
~ q : 2 + 5 10

PERNYATAAN MAJEMUK
1. Konjungsi
Pernyataan p dengan q dapat digabung dengan kata hubung logika “dan” sehingga
membentuk pernyataan majemuk “p dan q” yang disebut konjungsi. Konjungsi “p dan
q” dilambangkan dengan (p^q)

Dari tabel tersebut tampak bahwa konjungsi selalu bernilai benar jika kedua pernyataan
bernilai benar

2. Disjungsi
Pernyataan p dengan q dapat digabung dengan kata hubung logika “atau” sehingga
membentuk pernyataan majemuk “p atau q” yang disebut (pvq)

Dari tabel tampak bahwa disjungsi hanya bernilai salah jika kedua pernyataan bernilai
salah.

19
3. Implikasi
Implikasi adalah pernyataan majemuk dengan kata hubung “jika …. maka …….”
Implikasi dari pernyataan p dan q dinotasikan dengan p=>q yang dibaca “jika p maka
q” atau “p jika hanya jika q” atau “p syarat perlu bagi q” atau “q syarat cukup bagi p”.
Dari implikasi p=>q, p disebut anteseden atau sebab atau hipotesa q disebut
konsekuen atau kesimpulan atau konklusi.

Dari tabel kebenaran tersebut, tampak bahwa biimplikasi akan bernilai benar jika sebab
dan akibatnya bernilai sama

Contoh :
p : 3 + 10 =14 (pernyataan salah)
q : Persegi adalah segitiga (pernyataan salah)
pq : 3 + 10 = 14 jika dan hanya jika persegi adalah segitiga (pernyataan salah)

20
DAFTAR PUSTAKA

Abdur Rahman As’ari, dkk. 2018. Matematika SMA/MA/SMK/MAK Kelas XII.


Jakarta: Kemendikbud.

Kasmina, dkk.2018. Matematika Program Keahlian Teknologi, Kesehatan,


dan Pertanian, untuk SMK dan MAK kelas XII. Sidoarjo: PT. Erlangga

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/1955090919
80021-KARSO/ALJABAR_SMA_1.pdf

https://mathcyber1997.com/soal-dan-pembahasan-logika-matematika/

https://www.quipper.com/id/blog/sbmptn/matematika-sbmptn/matematika-dasar-
logika-paling-mudah-ini-contoh-soal-dan-pembahasannya/

https://shennydwia.wordpress.com/2013/11/19/rangkuman-logika-matematika/

https://www.zenius.net/blog/memahami-logika-matematika-dengan-mudah

21

Anda mungkin juga menyukai