Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH SEJARAH INDONESIA

PEMBERONTAKAN PEMERINTAH REVOLUSIONER


REPUBLIK INDONESIA DAN PERJUANGAN RAKYAT
SEMESTA (PRRI/PERMESTA)

Disusun Oleh:

Alessandra Laura Angelica

Dwi Juniati Rachman

Ika Rahmawati

Nayla Najhlahana

Saskia Anindhita Cahyani

Kelas: XII IPA 1

SMA NEGERI 1 JAKARTA

Jalan Budi Utomo No. 7 Jakarta Pusat

TAHUN PELAJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“PEMBERONTAKAN PEMERINTAH REVOLUSIONER REPUBLIK INDONESIA DAN
PERJUANGAN RAKYAT SEMESTA (PRRI/PERMESTA)”.

Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Winalni G. Harefa, S.Pd yang
telah memberikan tugas makalah ini. Kami mendapatkan ilmu baru mengenai pemberontakan
PRRI/Permesta.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini tidaklah sempurna. Maka dari itu,
kami mengucapkan maaf sebesar-besarnya bila dalam makalah ini masih ditemukan banyak
kesalahan dan kekurangan. Makalah ini kami susun dengan harapan bahwa materi yang telah
kami sampaikan dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan penulis.

Jakarta, 2 Agustus 2023

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................................................. ii

BAB I ........................................................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah ........................................................................................................ 2

1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................................. 2

BAB II .......................................................................................................................................... 3

2.1 Latar Belakang Pembentukan PRRI/Permesta ................................................................. 3

2.2 Jalannya Pemberontakan PRRI/Permesta ........................................................................ 3

2.3 Upaya Penyelesaian Masalah ........................................................................................... 4

2.3.1 Operasi Tegas ............................................................................................................ 5

2.3.2 Operasi Merdeka....................................................................................................... 5

2.3.3 Operasi Sadar ............................................................................................................ 6

2.4 Dampak dari Pemberontakan PRRI/Permesta ................................................................. 6

2.5 Tokoh-tokoh yang Terlibat dalam Pemberontakan PRRI/Permesta ................................. 7

BAB III ......................................................................................................................................... 8

3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................... 8

3.2 Saran ................................................................................................................................ 8

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................... 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pascakemerdekaan, kondisi pemerintahan belum stabil. Kesejahteraan dan


pembangunan di awal kemerdekaan masih sangat sulit. Kesenjangan pembangunan di
Pulau Jawa dan pulau – pulau lainnya memicu sentiment bahwa daerah “di anak tirikan”
oleh Pemerintah Pusat. Sentimen ini pun kemudian melahirkan upaya – upaya revolusi
di daerah.

Pada bulan Agustus dan September 1956, beberapa tokoh dari Sumatera Tengah
(yang dulunya merupakan gabungan dari wilayah Sumatera Barat, Riau, Jambi, dan
Kepulauan Riau) mengadakan rapat dan pertemuan di Jakarta. Pertemuan itu dilanjutkan
dengan reuni 612 perwira aktif dan pesiunan Divisi Banteng pada tanggal 20 – 25
November 1956 yang bertempatan di Padang.

Divisi IX Banteng adalah komando militer Angkata Perang Republik Indonesia


(APRI) yang dibentuk pada masa perang kemerdekaan (1945 – 1950) dengan wilayah
Sumatera Tengah.

Dalam reuni itu muncul aspirasi otononi untuk memajukan daerah. Disambung juga
dengan persetujuan pembentukan Dewan Banteng yang dipimpin oleh Letkol Ahmad
Husein, komandan Resimen IV dan tetorium I yang berkedudukan di Padang.

Pada tanggal 20 Desember 1956, Letkol Ahmad Husein merebut kekuasaan


Pemerintah Daerah dari Gubernur Ruslan Muljohardjo. Dalihnya gubernur yang ditunjuk
oleh Pemerintah Pusat tidak berhasil menjalankan pembangunan daerah. Maka dari itu,
pada tanggal 15 Februari 1958 Letkol Ahmad Husein mendirikan Pemerintah
Revolusioner Republik Indonesia (PRRI).

Pada tanggal 2 Maret 1957, Kolonel Ventje Sumual seorang perwira militer yang
terlibat dalam Revolusi Nasional Indonesia mendirikan Perjuangan Rakyat Semesta
(Permesta). Awal mulanya terjadi di Makassar, namun kemudian berpindah ke Manado,
Sulawesi Utara.

1
Munculnya pemberontakan ini disebabkan oleh beberapa alasan, salah satunya
adalah berkembangnya sentimen di Negara Indonesia Timur. Para perwira daerah merasa
kecewa karena pemerintah pusat dianggap terlalu mengistimewakan Pulau Jawa
dibandingkan pulau lain, karena politik dan perekonomian Indonesia pada saat itu
terpusat di Pulau Jawa.

Padahal sumber-sumber perekonomian negara lebih banyak berasal dari pulau lain.
Dengan hambatan tersebut, proses pengembangan daerah juga jadi terbatas dan
terganggu. Adanya perselisihan ini kemudian memunculkan aspirasi untuk memisahkan
diri dari Indonesia.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang ada dapat dirumuskan menjadi:

1) Apa itu Gerakan PRRI/Permesta?

2) Bagaimana latar belakang terjadinya Gerakan PRRI/Permesta?

3) Kapan terjadinya Gerakan PRRI/Permesta?

4) Siapa tokoh - tokoh yang terlibat dalam Gerakan PRRI/Permesta?

5) Dimana lokasi terjadinya Gerakan PRRI/Permesta?

6) Mengapa Gerakan PRRI/Permesta ini terjadi di Indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini antara lain:

1) Untuk mengetahui latar belakang terjadinya Gerakan PRRI/Permesta di Indonesia

2) Untuk mengetahui tokoh-tokoh yang terlibat dalam Gerakan PRRI/Permesta

3) Sebagai pemenuhan untuk tugas Sejarah Wajib kelas XII

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Latar Belakang Pembentukan PRRI/Permesta

PRRI/Permesta atau Pemberontakan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia dan


Perjuangan Rakyat Semesta merupakan sebuah gerakan di Sumatera dan Sulawesi yang
diprakarsai oleh beberapa tokoh militer untuk menentang Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).
Gerakan ini didasari atas ketidakpuasan tokoh militer dan sipil di daerah karena pemerintah
pusat yang dianggap tidak adil dalam alokasi dana pembangunan. Para tokoh di daerah merasa
bahwa pemerintah pusat terlalu mengistimewakan Pulau Jawa dibandingkan pulau lain.
Pembangunan yang tidak merata antara daerah dan Pulau Jawa menyebabkan warga Sumatera
merasa dieksploitasi oleh pemerintah pusat. Sedangkan menurut angka ekspor Indonesia waktu
itu, Sumatera memberikan sumbangan lebih banyak terhadap ekonomi Indonesia dibandingkan
Jawa. Hal inilah yang melatarbelakangi terjadinya gerakan PRRI/Permesta.

2.2 Jalannya Pemberontakan PRRI/Permesta

Tujuan dari pemberontakan PRRI adalah menuntut pembubaran Kabinet Djuanda


dengan pembentukan pemerintahan sementara yang dipimpin oleh Mohammad Hatta dan
Sultan Hamengkubuwono IX hingga pemilihan umum selanjutnya dan menuntut Soekarno
untuk kembali ke posisi konstitusionalnya.

Pemberontakan ini diawali dengan pembentukan dewan-dewan daerah sebagai alat


perjuangan tuntutat pada Desember 1956 dan Februaru 1957, seperti:

1. Dewan Banteng di Sumatera Barat yang dipimpin Letkol Ahmad Husein


2. Dewan Gajah di Sumatera Utara yang dipimpin oleh Kolonel Maludin Simbolon
3. Dewan Garuda di Sumatera Selatan yang dipimpin oleh Letkol Barlian
4. Dewan Manguni di Sulawesi Utara yang dipimpin oleh Kolonel Ventje Sumual.

Dewan-dewan ini kemudian mengambil alih kekuasaan pemerintah daerah di


wilayahnya masing-masing. Beberapa tokoh sipil dari pusatpun mendukung mereka bahkan

3
bergabung ke dalamnya, seperti Syafruddin Prawiranegara, Burhanuddin Harahap dan
Mohammad Natsir.

Pada 9-13 Januari 1958 diadakan pertemuan PRRI di Sumatera Barat. Hasil keputusan
dari pertemuan tersebut yaitu akan dibuat sebuah pemerintahan tandingan bila tuntutan dari
PRRI tidak dipenuhi. Mulai dari situ, Kolonel Ahmad Husein yang memiliki kekuasaan di
bidang militer, mulai melakukan penyelundupan senjata ke Sumatera Tengah, di mana pada
masa itu Sumatera Barat belum memiliki otonomi daerah sendiri.

Sayangnya, ultimatum ini ditolak tegas oleh Perdana Menteri Djuanda. Konflik pun
memuncak pada tanggal 15 Februari 1958 Ahmad Husein memproklamasikan berdirinya
Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Padang, Sumatera Barat. Seluruh
dewan perjuangan di Sumatera dianggap mengikuti pemerintahan ini. Syafruddin
Prawiranegara ditunjuk sebagai perdana menteri PRRI.

Berita proklamasi PRRI ternyata disambut dengan antusias pula oleh para tokoh
masyarakat Manado, Sulawesi Utara. Kegagalan musyawarah dengan pemerintah, menjadikan
mereka mendukung PRRI, mendeklarasikan Permesta sekaligus memutuskan hubungan
dengan pemerintah pusat (Kabinet Juanda).

Pemerintah pusat tanpa ragu-ragu langsung bertindak tegas. Operasi militer dilakukan
untuk menindak pemberontak yang diam-diam didukung Amerika Serikat. Dukungan AS
didasarkan pada kekhawatiran negara tersebut bila Indonesia akan jatuh ke tangan komunis
yang kekuatannya semakin besar di pemerintahan pusat.

2.3 Upaya Penyelesaian Masalah

Pemberontakan PRRI mendapat tanggapan dari pemerintah pusat. Untuk mendamaikan


antara kubu Permesta dengan pemerintah pusat, maka pada 5 Januari 1960 diselenggarakan
sebuah perundingan. Perundingan ini memakan waktu yang tidak sebentar. Akhirnya pada 17
Desember 1960, Permesta menyetujui untuk mengakhiri pemberontakan mereka. Berakhirnya
pemberontakan ini, karena keputusan pemerintah pusat yang bersedia membagi Provinsi
Sulawesi menjadi dua provinsi yaitu Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah.

4
Selain dengan perundingan, pemerintah pusat juga melakukan upaya penumpasan
dengan melakukan beberapa operasi militer, yaitu Operasi Merdeka, Operasi Tegas, Operasi
Sadar.

2.3.1 Operasi Tegas

Operasi militer yang bertugas di Riau dipimpin oleh Letnan Kolonel Kaharuddin
Nasution. Target utama dari operasi ini adalah untuk merebut kedudukan Permesta dengan
menguasai Pekanbaru dan menghadang kemungkinan pemberontak melarikan diri melalui
Selat Malaka ke daerah Singapura dan Malaysia.

Serangan mendadak pun dilakukan oleh Pasukan Gerak Tjepat (PGT) dan Resimen
Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) dipimpin Letnan Kolonel Wiriadinata. Dari
serangan mendadak ini, mereka berhasil menguasai Lapangan Terbang Pekanbaru

2.3.2 Operasi Merdeka

a. Operasi Saptamarga

Pasukan Permesta yang dipimpin oleh mantan Mayor Boyke Nainggolan menyerang
dan menguasai Kota Medan. TNI kemudian memberangkatkan kesayuan PGT dan
RPKAD menuju Medan, Sumatera Utara, melalui Operasi Saptamarga yang dipimpin
oleh Letnan Kolonel Djamin Ginting untuk melawan pasukan Permesta.

Operasi Saptamarga berhasil mengalahkan pasukan Permesta dengan menguasai


Tarutung, Pelabuhan Udara Pinangsori, Padangsidempuan, Sibolga, hingga ke wilayah
Sumatera Barat.

b. Operasi 17 Agustus

Operasi 17 Agustus dipimpin oleh Kolonel Ahmad Yani untuk daerah Sumatera Barat.
Seluruh pasukan Operasi 17 Agustus melakukan perlawanan dengan Permesta untuk
menguasai jalan besar Tebing-Padang. Operasi ini bertujuan untuk menguasai
Bukittinggi.

c. Operasi Saptamarga II

5
Operasi Sapta Marga II dilakukan di Gorontalo dipimpin oleh Mayor Agus Prasmono.
Operasi ini berhasil menduduki Gorontalo yang telah dikuasai oleh Permesta terlebih
dahulu.

2.3.3 Operasi Sadar

Operasi Sadar dipimpin oleh Letkol Ibnu Sutowo. Operasi ini bertujuan untuk
menuntaskan pemberontakan di Sumatera Selatan dibantu oleh pasukan operasi sebelumnya.
Operasi Sadar berhasil membuat wilayah Sumatera secara keseluruhan terlepas dari Permesta.
Sementara wilayah Manado direbut oleh pasukan Permesta melalui Operasi Merdeka. Namun,
pada Oktober 1961, seluruh wilayah yang dikuasai oleh pasukan Permesta berhasil kembali ke
Republik Indonesia melalui operasi-operasi TNI tersebut.

Akhirnya pada Oktober 1961, seluruh wilayah yang dikuasai oleh pasukan Permesta
berhasil kembali ke Republik Indonesia melalui operasi-operasi TNI tersebut. Pemberontakan
Permesta resmi berakhir setelah diberikannya amnesti dan abolisi kepada mereka yang terlibat
Permesta melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 322 tahun 1961.

2.4 Dampak dari Pemberontakan PRRI/Permesta

Pemberontakan PRRI/Permesta tentunya meninggalkan dampak yang cukup signifikan


terhadap keadaan Indonesia saat itu. Dampak yang dialami Indonesia, antara lain:

1. Sebanyak 22.174 jiwa menjadi korban pemberontakan ini, 4.360 orang mengalami
luka-luka dan 8.072 orang menjadi tawanan. Bahkan korban-korban yang disebutkan
di atas juga terdiri dari warga sipil yang tidak terlibat langsung dengan kegiatan
pemberontakan namun menunjukkan sikap simpati terhadap pemberontakan ini
2. Perekonomian semakin tidak stabil
3. Negara kekurangan bahan makanan
4. Adanya perpecahan hubungan persaudaraan
5. Munculnya kesadaran bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara
kepulauan yang memiliki masing-masing masalah di wilayahnya

6
2.5 Tokoh-tokoh yang Terlibat dalam Pemberontakan PRRI/Permesta

Gambar 1 Tokoh-tokoh yang terlibat dalam pemberontakan PRRI/Permesta, dari kiri: Letkol Ahmad Husein,
Kolonel Maludin Simbolon, Letkol Barlian, Kolonel Ventje Sumual, Syafruddin Prawiranegara, Burhanuddin
Harahap, Mohammad Natsir

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

PRRI/Permesta merupakan sebuah gerakan pemberontakan yang dilatarbelakangi


ketidakpuasan para tokoh militer dan tokoh sipil terhadap sikap pemerintah pusat.
Ketidakpuasan ini didasari pada tidak adilnya perlakuan yang diterima oleh pemerintah daerah
(terutama Sumatera dan Sulawesi) bila dibandingkan dengan pemerintah pusat. Masalah ini
berkembang hingga akhirnya didirikannya Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia
(PRRI) di Padang, Sumatera Barat dengan Syafruddin Prawiranegara sebagai perdana
menterinya. Pemberontakan ini berhasil dihentikan setelah operasi-operasi militer yang
dilakukan oleh pemerintah pusat.

3.2 Saran

Saran dari penulis adalah agar negara berusaha sekuat tenaga untuk melakukan
pemerataan pembangunan. Dengan adanya otonomi daerah, pemerintah daerah sudah dapat
mengembangkan daerahnya masing-masing dengan lebih baik. Namun hal ini tidak dapat
menjadi alasan bagi pemerintah pusat untuk tidak memedulikan keadaan di daerah. Jadi perlu
adanya usaha secara aktif dari pemerintah pusat untuk membantu mengembangkan daerah-
daerah lainnya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Mustofa, Sh. dkk. 2009. Sejarah Untuk SMA/MA Kelas XII Program IPA. Jakarta: Pusat
perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Swasty, Renatha. “Pemberontakan PRRI: Latar Belakang, Tujuan, dan Tokoh”,


https://www.medcom.id/pendidikan/news-pendidikan/eN4qMAWb-pemberontakan-prri-
latar-belakang-tujuan-dan-tokoh?p=all , diakses pada 2 Agustus 2023 pukul 09.11.

Adryamarthanino, Verelladevanka. “Gerakan Permesta: Latar Belakang, Tuntutan, dan


Penumpasan” https://www.kompas.com/stori/read/2021/05/02/174430179/gerakan-permesta-
latar-belakang-tuntutan-dan-
penumpasan?page=all#:~:text=Permesta%20resmi%20berakhir%20setelah%20Somba,Indon
esia%20Nomor%20322%20tahun%201961 , diakses pada 2 Agustus 2023 pukul 11.15.

Setryaningrum, Puspasari. “Pemberontakan PRRI Permesta: Tokoh, Latar Belakang, dan


Penumpasan” https://regional.kompas.com/read/2022/07/27/164942678/pemberontakan-prri-
permesta-tokoh-latar-belakang-dan-
penumpasan?page=all&_gl=1*1j65qj5*_ga*Nzc1NDM3NDIxLjE2NjQzMTk5ODY.*_ga_7
7DJNQ0227*MTY5MTA2NzU4Ny4zLjAuMTY5MTA2NzU4Ny4wLjAuMA..#page2,
diakses pada 3 Agustus pukul 15.28

Anda mungkin juga menyukai