Anda di halaman 1dari 15

PERANAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

DALAM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)


BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY (IT)
Oleh : Wasis Supeno

I. LATAR BELAKANG
Indonesia mau tidak mau terlibat di dalam proses globalisasi dan persaingan
yang semakin meluas dalam berbagai bentuk berupa arus barang dan jasa tenaga kerja
dan arus modal pada tahun 2003 (AFTA) dan tahun 2020 (APEC), yang tidak mungkin
terlepas dari persyaratan tersedianya sumberdaya manusia atau tenaga kerja sesuai
kebutuhan industri saat ini, memiliki kompetensi dan flesibel dalam menghadap
perubahan dan tantangan di masa mendatang. Pendidikan Menengah Kejuruan
mengantisipasi kondisi ini melalui penerapan sistem pendidikan dan pelatihan Kejuruan
berdasarkan kompetensi (CBT).
Memasuki tahun 2003 negara-negara tidak lagi mengenal batas, baik batas
tatanan perekonomian maupun batas tatanan informasi. Pada situasi demikian setiap
orang sebagai komponen suatu bangsa akan menghadapi persaingan ketat untuk
memperebutkan peluang pasar yang dibuka lebar-lebar. Dampak dari perubahan tatanan
tersebut di atas sudah mulai terasa hampir disemua sektor. Beberapa jenjang jabatan
yang mempersyaratkan kompetensi tertentu misalnya saja tenaga keperawatan ternyata
sudah banyak terisi oleh orang-orang asing. Apabila hal ini tidak diantisipasi sejak dini,
bukan tidak mungkin kita akan menjadi orang asing di negara sendiri.
Dalam era global, dunia pendidikan di Indonesia pada saat ini dan yang akan
datang masih menghadapi tantangan yang semakin berat serta kompleks. Indonesia
harus mampu bersaing dengan negara-negara lain baik dalam produk, pelayanan,
maupun dalam penyiapan sumber daya manusia. Ada beberapa contoh sebagai
tantangan dapat dikemukakan pada contoh berikut :
• Posisi Indonesia dalam peringkat daya saing bangsa di dunia internasional adalah
; nomor 102 tahun 2003 sedangkan tahun 2007 nomor 111 dengan skor 0.697 dari
106 negara Asia Afrika yang disurvei Human Development Indkes (HDI)
(http://www.nationmaster.com/graph/eco_hum_dev_ind-economy-human-
development-index).

disajikan dalam rangka EXPOSE SMK SBI di SMK Negeri 1 Cerme tahun 2008 oleh Wasis Supeno
• Dampak akibat krisis ekonomi yang amat dirasakan adalah tingginya angka tidak
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi : SD ke SLTP 19,3% ; SLTP ke SLTA
34,4%, SLTA ke PT 53,12%. Sementara itu daya tampung ke Perguruan Tinggi
hanya 11,4 %, artinya jumlah yang memasuki pasar kerja tanpa memiliki
kompetensi mencapai 88,6%.
Kondisi peringkat di atas, menunjukkan betapa beratnya tantangan yang
dihadapi sekarang ini dalam pengelolaan SDM Indonesia. Sangat dibutuhkan usaha
keras dunia pendidikan agar tenaga kerja yang mengacu ke tenaga pasar global mampu
bersaing pada persaingan internasional.
Tenaga pasar global dan keharusan mempertahankan kedudukan bisnis
Indonesia dalam percaturan perekonomian dunia hanya dapat dijawab dengan
pengembangan SDM yang mampu :
• Menghasilkan kualitas produksi barang dan jasa yang berstandar internasional
dengan tetap mempertahankan kerakteristik nasional
• Menghasilkan barang dan jasa dengan harga yang bersaing melalui proses
operasi/produksi yang efisien.
• Menampilkan citra sebagai pemasok yang handal dan terpercaya.
Untuk memperoleh SDM yang berkualitas dan memiliki daya saing, perlu
didukung oleh suatu sistem pendidikan dan pelatihan nasional yang dikembangkan
berdasar pada kebutuhan pasar kerja dan dinamika percepatan perubahan yang terjadi
pada dunia usaha dan dunia industri.
Gunthur Salahudin selaku Dewan Pengurus Propinsi Kamar Dagang dan
Industri Induk Usaha Mikro Kecil Menengah KADIN UMKM Jatim menyampaikan
bahwa hasil survey pada 10.000 pekerja Indonesia selama 10 tahun menyebut bangsa
Indonesia adalah bangsa yang cerdas dan memiliki banyak kejeniusan. Kelemahannya
hanya pada sistem pendidikan yang tidak dapat mengubah budaya konsumtif menjadi
produktif dan kreatif. Lulusannya hanya menjadi perencana dan pembuat wacana saja,
tangan dan kakinya tidak mampu mewujudkannya menjadi produk barang atau jasa.
Semua program yang bagus pasti gagal di tengah jalan karena pelaksana lapangan yang
harus mewujudkannya tidak terlatih dan terdidik untuk itu, hanya baca, tulis, hitung,
gambar dan hafalan di balik bangku, hanya diatas kertas (http://www.umkm-online.com).

disajikan dalam rangka EXPOSE SMK SBI di SMK Negeri 1 Cerme tahun 2008 oleh Wasis Supeno
II. PERMASALAHAN
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa secara riil kualitas SDM di
Indonesia masih jauh dari harapan. Untuk itu perlu dilakukan peningkatan SDM dengan
menyeluruh dan cepat. Lalu bagaimanakah cara meningkatkan kualitas SDM bangsa
Indonesia dengan Cepat.

III. SOLUSI PERMASALAHAN


Salah satu cara di dalam meningkatkan SDM diberbagai bidang dengan cepat
adalah dengan meningkatkan kemampuan teknologi. Teknologi ini digunakan sebagai
layer dasar dari semua bidang teknologi. Dari berbagai macam jenis teknologi,
teknologi yang dapat digunakan di segala bidang adalah ITatau Information Technology
(IT).
Bidang IT memberi prospek pada bangsa Indonesia yang tengah dilanda krisis
ekonomi. IT atau bidang lain yang didukung oleh ITperlu mendapat perhatian yang
khusus karena sifatnya yang strategis bagi bangsa Indonesia.
Dua aspek penting dalam pengembangan IT adalah infrastruktur dan SDM.
Selain kedua aspek tersebut, tentunya masih banyak aspek lain. Namun, lemahnya
infrastruktur dan kelangkaan SDM merupakan penyebab utama lambannya
pengembangan IT.
Langkanya SDM IT yang handal merupakan masalah utama di seluruh dunia.
Kelangkaan ini disebabkan meledaknya bisnis yang berbasis IT (dan khususnya bisnis
yang berbasis Internet).
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (DIT PSMK) sebagai salah
satu sub sistem dalam sistem pendidikan menengah dalam peranannya adalah
mempersiapkan dan mengembangkan SDM yang mampu bekerja secara profesional di
bidangnya, menetapkan berbagai langkah dan program strategis yang terencana dan
tersistem. Salah satunya adalah pengembangan SDM berbasis IT. Langkah – langkah
yang diambil diantaranya adalah: Milis Dikmenjur (Sekarang DIT PSMK), JIS,
Program Sekolah 2000, SMK TI, WAN Kota, Situng Pemilu 2004, Schoolmaping, ICT
Center, TUKL KKPI, LA Cisco, Pelatihan Jardiknas, KPP dan Beasiswa Melanjutkan
Studi S2 bagi Guru.

disajikan dalam rangka EXPOSE SMK SBI di SMK Negeri 1 Cerme tahun 2008 oleh Wasis Supeno
A. Milis Dikmenjur
Program milis dikmenjur merupakan salah satu upaya agar SDM di SMK
khususnya guru-guru SMK mampu mengaplikasikan fasilitas internet sebagai sarana
diskusi, sarana pertukaran pengetahuan dan sarana penyebaran informasi secara cepat
di lingkungan DIT PSMK melalui sarana e-mail bersama (milis). E-mail bersama
merupakan teknologi yang memungkinkn seseorang mengirim ke satu alamat milis
dan penerima e-mail tersebut adalah semua anggota milis tersebut. Sehingga
diharapkan dengan adanya milis ini maka informasi mengenai kebijakan, program
dan juga informasi up to date dapat segera sampai ke tingkat SMK tanpa harus
terhambat adanya birokrasi.
Program ini dimulai tahun 1999, yang mana SMK Negeri 1 Cerme Gresik
melalui Kepala Sekolahnya Bapak Drs. H. Edy Sartono segera merespon kebijakan
tersebut dengan memberikan instruksi untuk mendaftar di salah satu Internet Service
Provider (ISP) Surabaya, CentrinNet dengan metode modem dial-up. Langkah
selanjutnya menyediakan satu unit komputer Pentium 1 200 Mhz, yang khusus untuk
menerima dan mengirim e-mail dari milis ini. Sehingga kadang-kadang informasi
program dari DIT PSMK Jakarta datang lebih dahulu dibandingkan dengan surat
resminya. Langkah SMK Negeri 1 Cerme Gresik boleh dibilang barang langka dan
berani, mengingat pada saat itu untuk pengadaan satu unit komputer sekelas Pentium
1 200 Mhz dengan dilengkapi modem dial-up tidaklah murah, apalagi dengan
menanggung tagihan ISP tiap bulannya. Namun hasil yang didapat juga termasuk
langka pada saat itu, karena hampir semua informasi dari DIT PSMK Jakarta dengan
cepat didapat sekolah sebelum surat resmi sampai.
Program milis ini sangat didukung oleh Direktur DIT PSMK pada saat itu
yaitu Dr. Gatot Hari Priowirjanto. Sehingga akses informasi yang sebelumnya tidak
pernah sampai dengan cepat ke tingkat SMK pada saat itu sudah dapat diakses.
Bahkan diskusi antara guru-guru SMK dengan bapak direktur DIT PSMK langsung
dapat dilakukan, mengingat bapak Direktur langsung menjawab e-mail yang
ditujukan kepada pihak Direktorat. Padahal sebelumnya tidak pernah terjadi.

disajikan dalam rangka EXPOSE SMK SBI di SMK Negeri 1 Cerme tahun 2008 oleh Wasis Supeno
B. Jaringan Informasi Sekolah (JIS)
Program JIS, merupakan salah satu program meningkatkan kemampuan SDM
IT di tingkat SMK dengan membentuk sebuah komunitas guru-guru dilingkungan
SD, SMP, SMU, SMK dan Dinas Pendidikan melalui sarana Internet Sekolah.
Sehingga nantinya guru-guru di tingkat SD sampai dengan SLTA dapat saling
bertukar informasi secara mudah.
Sebagai realisasi program JIS, di tiap-tiap kabupaten ditunjuk salah satu SMK
sebagai kordinatornya. Transfer pengetahuan dilakukan dengan mengadakan Traning
of Traner (TOT) kepada anggota JIS, kemudian setiap anggota JIS melaksanakan In
House Trainning (IHT) kepada guru-guru di sekolahnya. Hasilnya dapat dilihat satu
sampai dua tahun berikutnya, sehingga guru-guru di tingkat SD, SMP, SMA dan
SMK sebagai anggota JIS mempunyai pengetahuan IT yang cukup diandalkan. SMK
Negeri 1 Cerme Gresik mengirimkan beberapa orang guru untuk dididik di JIS
kemudian melakukan IHT disekolahnya. Sebagai tokoh JIS Indonesia yang sampai
saat ini masih aktif di komunitas DIT PSMK adalah Bp. Drs Moh. Kasmadi Skom
dari SMKN 2 Surakarta.

C. Program Sekolah 2000.


Program Sekolah 2000 merupakan program kerja dari Asosiasi Penyelenggara
Jasa Internet Indonesia (APJII). Tujuan khusus dari program ini adalah untuk
menjaring sekolah-sekolah seluruh Indonesia terhubung dengan Internet.
Siswa Indonesia harus mulai dikenalkan dengan Internet dari sejak dini.
Kemampuan menggunakan Internet sama pentingnya dengan kemampuan
menggunakan telepon. Coba dibayangkan apabila ada siswa yang tidak dapat
menggunakan telepon. Tentu akan merasa aneh. Tidak lama lagi, hal yang sama akan
terjadi juga dengan e-mail. Perlu diingat bahwa kemampuan menggunakan telepon
tidak mengharuskan seseorang memiliki fasilitas telepon di rumah. Siswa dapat
menggunakan fasilitas wartel. Hal yang sama dengan fasilitas e-mail, yaitu siswa
tidak harus memiliki komputer dan modem sendiri untuk mampu menggunakan e-
mail. Ada wartel yang dapat digunakan untuk mengirim dan menerima email. Dengan

disajikan dalam rangka EXPOSE SMK SBI di SMK Negeri 1 Cerme tahun 2008 oleh Wasis Supeno
kata lain, siswa Indonesia tidak gagap teknologi dan akan memiliki kesempatan yang
sama dengan siswa di luar negeri.

D. Program SMK-TI
Salah satu cara mengatasi krisis SDM di bidang IT adalah dengan
menghasilkan SDM di setiap tingkat. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
merupakan sekolah yang diharapkan dapat menghasilkan tenaga yang siap pakai.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa SMK dapat diarahkan untuk menempati
posisi operator, technical support, help desk, dan web designer. Untuk itu dibuatkan
kurikulum dan program khusus untuk mendidik SMK dalam bidang Teknologi
Informasi.
Sebagai realisasi program ini SMK Negeri 1 Cerme Gresik merespon dengan
melakukan re-engineering dengan membuka SMK-TI pada tahun 2003 dengan
menerapkan kurikulum 1999 TI. Program yang dibuka adalah Teknik Informasi dan
Kominikasi (TIK), sekarang Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ). Sebagai langkah
awal dibuka satu kelas dengan jumlah murid 36 siswa.
Menurut kurikulum 1999 TIK, kelas 1 TIK menyatu dengan program keahlian
Listrik, sedangkan SMK Negeri 1 Cerme Gresik mempunyai Program Keahlian
Listrik, sehingga hal ini sangat memungkinkan. Sebagai kepala program dipegang
oleh bapak Paryono, SPd. Siswa TIK angkatan 2003 merupakan angkatan pertama
TIK dan lulus pada tahun 2006. Dari penelusuran lulusan siswa sebanyak 36 ini
beberapa bekerja di Hi Tech Mall Surabaya sebagai teknisi, sebagian lagi bekerja di
Rumah Sakit Daerah Lamongan sebagai salah satu penanggung jawab IT Rumah
Sakit Tersebut, sebagain lagi melanjutkan kuliah di perguruan tinggi di Suarabaya.

E. Wide Area Network (WAN) Kota.


WAN kota merupakan program pengembangan SDM IT setelah program JIS.
Program ini memberikan dana blok grand pembangunan infrastruktur jaringan local
(Local Area Network = LAN) dalam satu kota. Setelah SDM IT terbentuk di masing-
masing sekolah dan jaringan LAN di sekolah anggota JIS terbentuk, maka LAN
masing-masing sekolah perlu di hubungkan menjadi satu kesatuan dengan nama

disajikan dalam rangka EXPOSE SMK SBI di SMK Negeri 1 Cerme tahun 2008 oleh Wasis Supeno
WAN Kota. Sebagai titik simpul dari WAN kota adalah SMK yang ditunjuk sebagai
kordinator JIS. Dengan adanya WAN kota ini maka konten-konten dari masing-
masing sekolah, misalnya modul pembelajaran matematika, fisika dapat diakses oleh
guru atau murid yang sekolahnya terkoneksi dengan WAN kota.
Realisasi dari program ini adalah sekolah-sekolah yang terhubung dengan
WAN kota dapat saling sharing pengetahuan. Peran SMK di WAN kota adalah
sebagai titik simpul dan tempet training dan tempat server pembelajaran. Upaya
pembentukan WAN kota banyak mengalami kendala, namun apapun tantangannya
sharing pengetahuan telah tercipta melalui SMK sebagai titik simpul dari WAN kota.
SMK Negeri 1 Cerme Gresik merealisasikan dengan membangun koneksi
internet dengan beberapa sekolah dilingkungan Cerme, misalnya SMAN 1 Cerme,
SMK Darussalam 1, SMK Darussalam 2, SMPN 1 Cerme, SMP Muhammadiyah 1
Morowudi.

F. Operator Situng Pemilu 2004


Program Situng (Sistem Perhitungan) merupakan program pengentrian data
perolehan suara partai dalam pemilu 2004, baik pemilu legislatif maupun pemilu
presiden tahun 2004. Program Situng ditempatkan di tiap kecamatan di seluruh
Indonesia. Untuk mengoperasikan program situng ini dibutuhkan operator entri data
dan upload data ke sistem KPU pusat dari masing-masing titik di seluruh kecamatan
di Indonesia. Dit DIT PSMK pada tahun 2004 mencoba membantu kepada tim KPU
dengan menugaskan beberapa siswa dan guru SMK untuk membantu proses entri dan
upload data di program Situng KPU di tingkat kecamatan. Koordinasi jalannya
program ini diseluruh Indonesia di pantau melalui milis Dikmenjur.
Realisasi dari program ini di SMK Negeri 1 Cerme Gresik dengan
mengirimkan beberapa siswa dan guru mengikuti diklat Situng dan membantu proses
entri dan upload data Situng. Termasuk mendukung teknical support proses instalasi
sistem Situng di kabupaten Gresik. Sebagai perwakilan Situng dari SMK Negeri 1
Cerme Gresik pada adalah M. Sirojuddin, Amd sebagai subsimpul kabupaten.
Dengan adanya dukungan dari siswa dan guru yang membantu proses entri
dan upload data Situng di Indonesia maka proses perhitungan suara pemilu 2004

disajikan dalam rangka EXPOSE SMK SBI di SMK Negeri 1 Cerme tahun 2008 oleh Wasis Supeno
dapat segera masuk ke KPU Pusat dari semua titik di setiap kecamatan di seluruh
Indonesia dengan sangat cepat.
G. Schoolmaping
Schoolmaping merupakan program DIT DIT PSMK dalam upaya pendataan
dan pemetaan sekolah. Melalui program ini diharapkan adanya data dan peta sekolah-
sekolah diseluruh Indonesia dari tingkat SD sampai tingkat perguruan tinggi. Program
Schoolmaping dapat menjaring lokasi sekolah, jumlah murid, jumlah ruang sekolah
dan jumlah guru dan semua yang berkaitan dengan pendataan sekolah.
Sebagai kordinator schoolmaping ditunjuklah salah satu guru SMK dalam satu
kabupaten. Mengapa ditunjuk guru SMK, hal ini berkaitan dengan program-program
pengembangan IT sebelumnya (JIS, WAN kota), karena program schoolmaping
merupakan program berbasis data (basis data) sehingga modal utama menjadi
kordinator schoolmaping adalah pengetahuan dasar-dasar IT terutama basis data.
SMK Negeri 1 Cerme Gresik pada tahun 2004 melalui DIT DIT PSMK
ditunjuk sebagai koordinator schoolmaping untuk wilayah kabupaten Gresik, sebagai
pelaksananya bapak Anang Sumaryono, SPd. Untuk mensinergikan program
schoolmaping dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten Gresik,
dibentuklah schoolmaping tingkat kabupaten, hal ini mengingat proses pengumpulan
dan penjaringan data sekolah agar lebih efektif.
Sampai tahun 2006 penjaringan data schoolmaping sampai dengan proses
pengambilan foto masing-masing siswa sekolah, termasuk juga program sintin yang
diadopsi dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur.
Sebagai akibat dari program schoolmaping ini selain terjaringnya data sekolah
yang akurat, juga terbentuknya SDM IT khususnya dibidang pemrograman, web
desain dan basis data. Jika dalam satu kabupaten minimal ada satu kordinator
schoolmaping dan kordinator ini mempunyai minimal satu anak buah, maka SDM di
Indonesia yang mengerti tentang pemrograman, Web Desain dan Basis Data tentunya
sangat banyak.

disajikan dalam rangka EXPOSE SMK SBI di SMK Negeri 1 Cerme tahun 2008 oleh Wasis Supeno
H. ICT Center.
Information and Comunicatin Teknologi (ICT) Center merupakan program
DIT PSMK yang dimaksudkan agar SMK sebagai pusat pelatihan dan pengembangan
IT di daerah. Program ini meliputi pengembangan SDM ditingkat Networking.
Setelah program Schoolmaping barjalan dan server schoolmaping terbentuk maka
perlu adanya sumber daya manusia yang menguasai bidang Networking atau jaringan.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka perlu dicetak SDM Networking dimasing-
masing kabupaten di Indonesia. Langkah konkritnya adalah dengan penunjukan salah
satu SMK di satu kabupaten sebagai ICT Center.
SMK Negeri 1 Cerme Gresik melalui Dit DIT PSMK ditunjuk sebagai ICT
Center kabupaten Gresik. Setelah ICT Center terbentuk maka dikirimlah dua orang
guru dari untuk mengikuti Diklat Sysadmin. Diklat ini dipusatkan di ICT Center
Jakarta, tepatnya di SMK Jaya Wisata. Hasil yang sangat menggembirakan adalah
dengan terciptanya SDM Networking di masing-masing kabupaten di Indonesia.
Salah satu kewajiban SMK Negeri 1 Cerme Gresik sebagai ICT Center adalah
melaksanakan Diklat. Diklat yang sudah dilaksanakan di ICT Center Meliputi : Diklat
Teknical Support bagi guru-guru SD, SMP, SMA dan SMK sekabupaten Gresik,
Diklat Sertifikasi KKPI tingkat Instruktur bagi guru komputer SMK sekabupaten
Gresik. Diklat Networking bagi klien ICT yang diikuti oleh 73 sekolah sekabupaten
Gresik.

I. TUKL KKPI
Tempat Uji Kompetensi Lokal (TUKL) merupakan program DIT PSMK yang
ditujukan kepada ICT Center sebagai tempat uji kompetensi. TUKL yang sudah
dijalankan di SMK Negeri 1 Cerme Gresik salah satunya adalah TUKL Ketrampilan
Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI). TUKL KKPI bekerja sama dengan
VEDC Malang sebagai TUK Pusat. SMK yang ditunjuk sebagai TUKL KKPI
diwajibkan mempunyai minimal tiga orang Asesor KKPI. Sertifikasi Asesor KKPI
dilaksanakan di VEDC Malang dengan Grip nilai minimal 90.
Kewajiban SMK Negeri 1 Cerme Gresik sebagai TUKL KKPI adalah
melakukan sertifikasi kepada guru-guru ditingkat SLTA khususnya guru SMK agar

disajikan dalam rangka EXPOSE SMK SBI di SMK Negeri 1 Cerme tahun 2008 oleh Wasis Supeno
mendapatkan setifikat KKPI tingkat instruktur, dengan nilai minimal 80. SMK Negeri
1 Cerme Gresik sudah melaksanakan sertifikasi KKPI untuk instruktur bagi guru-guru
SMK di kabupaten Gresik.

J. LA CISCO.
Sebagai langkah peningkatan SDM IT yang diakui oleh dunia internasional,
maka perlu dilakukan sertifikasi yang diakui oleh dunia international. Salah satu
sertifikasi lembaga sertifikasi dibidang Networking Komputer adalah Cisco
(www.cisco.net) melalui program Cisco Certified Network Associate (CCNA).
CCNA adalah program sertifikasi dalam bidang jaringan komputer. Program ini
membolehkan lembaga yang ada di Indonesia membuka program CCNA yang
dikenal sebagai Regional Academi(RA). Masing-masing RA membentuk Local
Academi (LA).
Sebagai langkah riil dikirim dua orang perwakilan dari ICT center untuk
mengikuti sertifikasi instruktur IT Esential dan CCNA 1 dan 2 di RA. Setelah selesai
instruktur tersebut membuka kelas CCNA di masing-masing LA. Sehingga
diharapkan tercipta SDM Networking komputer di masing-masing kabupaten yang
kompetensinya diakui oleh dunia International.
SMK Negeri 1 Cerme Gresik sebagai ICT Center dikabupaten dipetunjuk
oleh Dit DIT PSMK Jakarta untuk membuka LA. LA Cisco yang sudah dilaksanakan
di SMK Negeri 1 Cerme Gresik adalah sertifikasi IT Essential 1 dan 2 dengan RA
dari VEDC Malang.

K. PELATIHAN JARDIKNAS
Jejaring Pendidikan Nasional (JARDIKNAS) merupakan Wide Area Network
(WAN) Pendidikan skala Nasional terdiri dari 4 zona jaringan, meliputi: Kantor
Dinas/Insitusi (DiknasNet), Perguruan Tinggi (INHERENT), Sekolah (SchoolNet)
dan Guru dan Siswa (TeacherNet and StudentNet).
Fungsi Jardiknas meliputi : transaksi data online, riset dan pengembangan
iptek, akses informasi dan e-learning dan akses informasi dan interaksi komunitas.
(www.jardikanas.org) .

disajikan dalam rangka EXPOSE SMK SBI di SMK Negeri 1 Cerme tahun 2008 oleh Wasis Supeno
Untuk mendukung program jardiknas perlu dilakukan pelatihan jardiknas.
Pelatihan jerdiknas mempunyai tujuan untuk menciptakan tenaga pendidik yang dapat
mengembangkan bahan ajar interaktif berbasis komputer internet (computer/web
base) dan tenaga kependidikan yang dapat mengumpulkan mengelola,
memutakhirkan mengakuratkan dan menyajikan data Pokok Pendidikan khususnya
NPSN NISNT dan NIGN, NUPTK untuk Dapodik Jardiknas.
Di kabupaten Gresik program ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Cerme
Gresik sebagai ICT Center. ICT Center bekejasama dengan dinas pendidikan
kabupaten menyeleksi sekolah sebagai peserta pelatihan jardiknas. Masing-masing
sekolah mengirimkan 4 peserta yaitu 1 orang kepala sekolah, 1 orang guru, 1 orang
pustakawan dan 1 orang tenaga tata usaha.
Pelatihan ini diikuti oleh sekitar 10.000 sekolah di Indonesia dengan jumlah
peserta sekitar 40.000 peserta. Dimulai bulan Juli sampai dengan Desember 2007.
Materi yang diajarkan meliputi office, basis data, internet, e-mail, blogger dan
pengelolaan informasi baik mengambil atau menciptakan informasi. Sedangkan untuk
kabupaten Gresik peserta Pelatihan Jardiknas diikuti oleh 20 SD, 24 SMP, 3 MTs, 3
SMA, 3 MA dan 1 SMK. Sehingga jumlah peserta keseluruhan yang mengikuti
pelatihan jardiknas sebanyak 54 Kepala Sekolah, 54 tenaga Tata Usaha, 54 Guru dan
54 tenaga Pustakawan sehingga jumlah keseluruhan sebanyak 216 peserta.
Sehingga diharapkan dari pelatihan jardiknas ini akan ada peningkatan SDM
berbasis IT dari tingkat SD sampai dengan tingkat SLTA. Dan juga dari tingkat
manager (kepala sekolah) sampai ke ketingkat pelaksana (tata usaha dan
pustakawan). Hasil yang dirasakan sungguh luar biasa.

L. KPP
Kursus Para Profesi (KPP) adalah salah satu program yang dilaksanakan di
ICT Center bekerja sama dengan Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan
melalui Dinas Pendidikan Luar Sekolah. Program KPP yang berorientasi pada
pengembangan kecakapan personal/pribadi, sosial, akademik, dan profesional.
Program ini diberikan pada peserta didik untuk memiliki kompetensi dan sertifikasi
pendidikan kecakapan hidup yang bisa diandalkan. "Target 2007, sebanyak 34.000

disajikan dalam rangka EXPOSE SMK SBI di SMK Negeri 1 Cerme tahun 2008 oleh Wasis Supeno
peserta didik atau 15 persen dari 10,9 juta pengangguran usia 15 tahun keatas
memiliki sertifikasi profesi," ujar Triyadi (sumber http://www.depkominfo.go.id)
90 persen lembaga kursus berada di perkotaan dan belum menyentuh sampai
tingkat pedesaan.jadi kalau kita bicara dimana lembaga kursus itu ada, dari
70.000desa di Indonesia hanya menyebar di 60 kelurahan.
Pelaksaan riil dikabupaten Gresik KKP dilaksanakan oleh SMK Negeri 1
Cerme Gresik sebagai ICT Center. Program KPP ini diperuntukan bagi siswa yang
tidak mampu melanjutkan studi di pendidikan formal. Program KPP yang dipilih di
SMK Negeri 1 Cerme Gresik berupa diklat Teknisi Komputer yang diikuti oleh 69
peserta. Hasil yang diharapkan adalah para peserta KPP dapat mengembangkan
wirausaha dibidang komputer di desa masing-masing dan dapat memberikan life skill.

M. BEASISWA MELANJUTKAN STUDI S2 BAGI GURU


Program ini diselenggarakan oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan
SDM di SMK khususnya bagi guru-guru yang mau melanjutkan studi S2. Pada tahun
2002 dikmenjur (DIT PSMK) mengadakan penjaringan beasiswa bagi guru SMK
yang akan melanjutkan studi S2 di ITB Bandung, melalui fasilitas milis dikmenjur
(DIT PSMK) informasi pendaftaran, waktu dan tes kemampuan dasar dipublikasikan.
SMK Negeri 1 Cerme Gresik melalui kepala sekolah bapak Drs. H Edy
Sartono tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Dikirimkanlah satu orang guru untuk
mengikuti tes seleksi di ITB. Dari sejumlah peserta yang mengikuti seleksi dari
seluruh Indonesia direkrut 69 guru SMK termasuk dari SMK Negeri 1 Cerme Gresik.
Bidang yang dipelajari di ITB Bandung adalah Teknologi Informasi.
Kemudian pada tahun berikutnya (2003) dikirim lagi 1 orang guru lagi dan
Alkhamdulillah diterima juga sebagai siswa angkata ke 2. Pada tahun 2004 bapak
Kepala Sekolah mengirimkan lagi 1 orang guru untuk melanjutkan studi S2 di ITS
Surabaya. Tahun 2004 bapak Kepala Sekolah tidak lagi mengirimkan 1 orang guru,
namun 2 orang guru untuk melanjutkan studi ke ITS dan UM Malang.
Sehingga tahun 2008 ini jumlah guru SMK Negeri 1 Cerme Gresik yang
sudah lulus S2 sebanyak 3 orang dan Insya Allah, bulan Juli besok 2 orang lagi lulus
dari studi S2. Seluruh staf guru di SMK Negeri 1 Cerme Gresik mengucapkan terima

disajikan dalam rangka EXPOSE SMK SBI di SMK Negeri 1 Cerme tahun 2008 oleh Wasis Supeno
kasih yang sebesar-besarnya kepada bapak Drs H. Edy Sartono yang telah memberi
kesempatan untuk melanjutkan studi S2 melalui program beasiswa baik dari DIT
PSMK maupun beasiswa unggulan dari Depdiknas.

4. KESIMPULAN
Dari pemaparan materi diatas dapat disimpulkan sebagai berikut.
• Kunci utama pembangunan suatu bangsa berawal dari pengembangan SDM.
Agar pengembangan SDM berjalan sesuai dengan yang diharapkan maka
bidang pendidikan perlu diprioritaskan. Bidang pendidikan ini harus mengacu
kepada potensi daerah, Sumber Daya Alam (SDA) dan yang sangat penting
adanya, relevansinya kepada kebutuhan lapangan kerja yang pada gilirannya
dapat meningkatkan daya saing Indonesia di kancah internasional.
• Melihat hal tersebut peranan SMK menjadi sangat strategis, mengingat
masyarakat dan industri mengharapkan lulusan sekolah tidak hanya diajar
ketrampilan baca, tulis, hitung, gambar dan hafalan, tetapi diajarkan
bagaimana mewujudkan apa yang dibaca, ditulis, dihitung, digambar dan
dihafalkan. Sehingga tercipta Tenaga trampil yang hafal prosedur kerja.
• Salah satu bidang peningkatan SDM sebagai layer dasar dari berbagai macam
bidang adalah bidang IT (TI).
• Setelah pembangunan SDM telah terbentuk perlu ditanamkan moto sebagai
berikut : “ Lebih baik alat rusak karena dipakai dari pada alat rusak tetapi
tidak dipakai “ dan “ Lakukan Pekerjaan Sesuai Tugas dengan Iklas dan
Jangan Terlalu Dipikir “ ( Drs H. Edy Sartono kepala SMK Negeri 1 Cerme
Gresik).

disajikan dalam rangka EXPOSE SMK SBI di SMK Negeri 1 Cerme tahun 2008 oleh Wasis Supeno
DAFTAR PUSTAKA.
1. Budi Rahardjo, “Pengembangan SDM Untuk Industri IT di BHTV”, materi
presentasi, 2000.
2. Dr. Masriam Bukit, M.Pd, “Pengembangan Pendidikan Kejuruan di Era
Desentralisasi dan Globalisasi“, materi seminar, 2003.
3. Dr.Ir. Gatot Hari Priowirjanto, “Birokrasi dan Kebijakan Pariwisata Indonesia
Menghadapi AFTA 2003”, materi seminar, 2003.
4. http://one1thousand100education.wordpress.com/2008/02/07/pendidikan-
kejuruan
5. www.jardikanas.org
6. www.cisco.net
7. www.umkm-online.com
8. www.nationmaster.com

disajikan dalam rangka EXPOSE SMK SBI di SMK Negeri 1 Cerme tahun 2008 oleh Wasis Supeno
PERANAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
DALAM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY (IT)

(Disajikan dalam Rangka EXPOSE SMK SBI di SMK Negeri 1 Cerme Gresik
Tahun 2008)

(http://rahard.dagdigdug.com)

Oleh : Wasis Supeno

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CERME GRESIK
TAHUN 2008

disajikan dalam rangka EXPOSE SMK SBI di SMK Negeri 1 Cerme tahun 2008 oleh Wasis Supeno

Anda mungkin juga menyukai