Anda di halaman 1dari 7

e-Journal Volume 10 Nomor 1 Tahun 2021. Edisi Yudisium Periode Januari 2021.

Hal 120-126

STUDI LITERATUR: EFEKTIVITAS PELATIHAN PEMANFAATAN


KAIN PERCA SEBAGAI PRODUK KERAJINAN

Indah Churnia1), dan Ratna Suhartini2)


1)
Program Studi S1 Pendidikan Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
Kampus Ketintang, Jl. Ketintang, Surabaya 60231
2)
Dosen Tata Busana, Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
Kampus Ketintang, Jl. Ketintang, Surabaya 60231
e-mail: indahchurnia@mhs.unesa.ac.id 1), ratnasuhartini@unesa.ac.id 2)

ABSTRAK— Limbah kain perca yang berasal dari industri can increase the competence of participants in exploring craft
fesyen meliputi usaha konveksi, garmen, dan butik dapat products from leftover fabric.
dimanfaatkan kembali sebagai produk kerajinan melalui
pelatihan. Tujuan studi literatur untuk mengetahui efektivitas Kata Kunci: utilization leftover fabrics, craft, effectiveness,
pelatihan ditinjau dari pengetahuan, keterampilan, dan and training
kreativitas dalam materi pemanfaatan kain perca sebagai
produk kerajinan. Metode yang digunakan adalah studi I. PENDAHULUAN
literatur dengan menelaah data berupa artikel dari database
Google Scholar dan Garuda pada tahun 2013-2020 dan Salah satu permasalahan yang terjadi pada industri
ditemukan sebanyak 10 artikel yang sesuai dengan topik fesyen di Indonesia adalah menghasilkan limbah kain
pembahasan. Berdasarkan hasil studi literatur menghasilkan perca yang berasal dari proses produksi busana baik
bahwa efektivitas pelatihan ditinjau dari pengetahuan, usaha konveksi, garmen, dan butik. Diketahui Indonesia
keterampilan, dan kreativitas mampu dicapai oleh peserta. menjadi salah satu produsen limbah kain tertinggi,
Hal ini ditunjukkan dengan (1) pengetahuan peserta padahal sekitar 80% limbah tekstil padat seperti kain
meningkat mengenai pemahaman limbah tekstil dan cara perca dan sisa potongan kain dapat digunakan kembali
memanfaatkanya; (2) keterampilan peserta dalam membuat untuk membuat produk baru [1]. Kain perca adalah
produk kerajinan dan menggunakan teknologi dilakukan benda yang dianggap tidak dapat digunakan kembali
dengan tepat; dan (3) kreativitas peserta telah tumbuh dan
oleh pemiliknya [2]. Sehingga, limbah kain perca yang
berani untuk mengembangkan ide. Studi diharapkan dapat
menjadi bahan informasi dan rujukan bahwa pelatihan dapat berakhir di pembuangan mengakibatkan timbunan kain
meningkatkan kompetensi peserta dalam mengeksplorasi yang dapat menjadi permasalahan lingkungan ketika
produk kerajinan dari kain perca. kain tertentu sulit terurai tanah. Permasalahan
lingkungan ini dapat dikendalikan dengan menerapkan
Kata Kunci: Pemanfaatan kain perca, kerajinan, efektivitas, konsep daur ulang. Limbah kain perca yang tidak
dan pelatihan terpakai dapat dimanfaatkan kembali untuk membuat
pakaian rumah, lenan rumah tangga, aksesoris, mainan
ABSTRAK— Leftover fabrics originated from the fashion anak, dan sebagainya.
industry including convection, garment and boutique
Pemanfaatan kain perca menjadi produk kerajinan
businesses can be recycled as craft products through training.
The purpose of the literature study is to examine the
memerlukan daya kreativitas dan keterampilan dari
effectiveness of training in terms of knowledge, skills, and pembuatnya. Hal tersebut menjadikan pengrajin mampu
creativity using leftover fabric as a craft product. The method menghasilkan berbagai macam produk yang berkualitas.
used is literature study by examining data of articles from the Selain itu, industri kerajinan di Indonesia terus
Google Scholar and Garuda databases around the year 2013- mengalami peningkatan yang membuka peluang usaha
2020 and found 10 articles that match the topic of discussion. bagi produk kain perca untuk ikut bersaing pada tiap
Based on the results of the literature study, it was found that segmen pasar dengan menekankan produk kreatif dan
the effectiveness of the training in terms of knowledge, skills, berinovasi serta menawarkan solusi bagi permasalahan
and creativity could be achieved by the participants. This is limbah kain perca. Namun, masih banyak atau sebagian
shown by (1) the knowledge of participants increase about
masyarakat yang tidak memiliki pengetahuan mengenai
understanding textile waste and how to use it; (2) the skills of
participants in making handicraft products and using
dampak limbah perca dan cara memanfaatkannya.
technology skillfully; and (3) the creativity’s grow and Masyarakat bisa mendapat pengetahuan dan
encourage participants to develop ideas. Prospect to study can keterampilan dengan mengikuti program pelatihan yang
be used as information and reference substance that training mengangkat tema daur ulang limbah kain untuk

120
e-Journal Volume 10 Nomor 1 Tahun 2021. Edisi Yudisium Periode Januari 2021. Hal 120-126

menangani permasalahan limbah fesyen [3]. Melalui beberapa tahapan yaitu: merupakan artikel hasil
pelatihan dan pengembangan, manusia dapat penelitian dengan objek yang jelas, penelitian berada di
meningkatkan kemampuan, pengetahuan dan negara Indonesia, topik pembahasan yang relevan dan
pengalaman bekerjanya [4]. Oleh karena itu, untuk sudah terpublikasi antara tahun 2013 – 2020 sehingga
meningkatkan kemampuan pada masyarakat perlu ditemukan 10 artikel dalam teks lengkap. Data yang
adanya pelatihan. diperoleh kemudian dianalisis dan dilakukan evaluasi
Pelatihan adalah pengajaran atau pemberian dari berbagai literatur untuk menjelaskan temuan artikel.
pengalaman pada seseorang untuk mengembangkan
tingkah laku (pengetahuan, skill, sikap) agar mencapai
sesuatu yang diinginkan [5]. Menurut Heinich [6]
terdapat kriteria yang dapat menilai efektivitas pelatihan
yaitu: (1) mampu memfasilitasi peserta dalam mencapai
tujuan atau kompetensi pelatihan; (2) mampu
memotivasi peserta untuk mengikuti proses
pembelajaran; (3) mampu meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan peserta pelatihan; dan (4) mampu
mendorong peserta menerapkan ilmu dan keterampilan
yang telah dikuasainya. Pelaksanaan pelatihan
merupakan gabungan teori dan kegiatan praktek yang
secara efektif mampu meningkatkan kemampuan
kognitif, afektif dan psikomotor peserta pelatihan. Jika
dihubungkan dengan studi literatur ini, maka efektivitas
pelatihan dikatakan efektif atau berhasil apabila dapat
mempengaruhi pengembangan diri peserta pelatihan.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka tujuan literatur
adalah untuk mengetahui efektivitas pelatihan yang
ditinjau dari pengetahuan, keterampilan, dan kreativitas
dalam materi pemanfaatan kain perca sebagai produk
kerajinan. Hasil studi diharapkan dapat menjadi bahan Gambar 1. Diagram alur pencarian artikel studi literatur
informasi dan rujukan bahwa pelatihan mampu
meningkatkan kompetensi masyarakat dalam III. HASIL DAN PEMBAHASAN
mengeksplorasi produk kerajinan dari kain perca. Berdasarkan hasil pencarian literatur terkait pelatihan
di bidang pemanfaatan kain perca bahwasannya 10
II. METODE artikel penelitian yang telah di analisis menunjukkan
Metode yang digunakan adalah studi literatur dengan topik pembahasan yang relevan mengenai efektivitas
menelaah data artikel dari 2 database yaitu Google atau keberhasilan pelatihan pemanfaatan kain perca
Scholar dan Garuda yang berada pada rentang tahun sebagai produk kerajinan. Hal tersebut dibuktikan
2013-2020 dan sesuai dengan topik pembahasan. dengan perbaikan diri dan hasil jadi produk yang
Pencarian data menggunakan database Google Scholar meningkat setelah mengikuti pelatihan.
dengan memasukkan kata kunci antara lain: “pelatihan
untuk meningkatkan keterampilan + kain perca”, TABEL I
HASIL ANALISIS EFEKTIVITAS PELATIHAN
“efektivitas pelatihan dalam meningkatkan keterampilan
pemanfaatan kain perca”, “pelatihan pemanfaatan kain Peneliti Judul Metode Hasil
perca menjadi kerajinan” dan “efektivitas pelatihan + Hasil Jadi Sajadah
Kreativitas peserta
kerajinan perca” menemukan tinjauan sebanyak 440 dengan
mendapat nilai rata-
Asmorini rata 2,82 yang
artikel. Database Garuda dengan memasukkan kata &
Menggunakan
Metode termasuk kategori
Teknik Patchwork
kunci “pelatihan dan perca” menemukan 11 artikel. Suhartini
Bagi Mahasiswa D3
observasi baik dan kerapian
ngsih dan angket hasil produk
Seluruh artikel diseleksi menggunakan kriteria (2013)
Tata Busana
mendapat nilai rata-
pemilihan dan penolakan (inclusion and exclusion Angkatan 2012
rata 3,13 kategori
Melalui Pelatihan
criteria) untuk mempermudah proses memilah literatur. sangat baik
Hidayati Pelatihan Observasi Keberhasilan
Artikel yang terpilih sesuai dengan kriteria inklusi & Pembuatan Dompet dengan pelatihan sangat

121
e-Journal Volume 10 Nomor 1 Tahun 2021. Edisi Yudisium Periode Januari 2021. Hal 120-126
Yulistian Makrame dari Kain lembar baik yakni sebesar peserta
a (2013) Perca penilaian 88,3 dikarenakan
dan peserta menjadi
Pembahasan literatur mengenai efektivitas pelatihan
menyebark lebih paham dan pemanfaatan kain perca sebagai produk kerajinan
an angket menerapkannya menunjukkan temuan yang dapat dijelaskan sebagai
Penelitian
Pelatihan
pra
berikut:
Keterampilan
eksperimen
Membuat Aksesoris
dengan Psikomotor peserta 1) Efektivitas Pelatihan dalam Meningkatkan
dari Bahan Dasar
Khustiya desain One mencapai nilai
na &
Kain Perca dan
Shot Case tertinggi yang Pengetahuan
Manik-Manik bagi
Faidah
Eks Wanita Tuna
Study. terlihat dari hasil Kegiatan belajar seperti program pemberdayaan dan
(2016) Menggunak jadi produk yaitu pelatihan ditujukan bagi masyarakat agar bisa mendapat
Susila Pasca
an metode 78,3 terkategori baik
Penutupan pengetahuan dan keterampilan baru [7]. Pola pikir
observasi
Lokalisasi Jarak
Surabaya
dan lembar masyarakat perlu terbiasa dengan konsep mengolah
tes
Produk yang dibuat
kembali suatu barang agar barang tidak sepenuhnya
Pelatihan Membuat Observasi kehilangan daya guna lagi. Pola pikir ini didapat dari
peserta mendapat
Aksesoris dan dan
hasil 82,67 dengan kemampuan penalaran dan pengetahuan seseorang
Angendar Milineris dari Kain penilaian
kategori baik dan
i (2017) Perca pada Siswa hasil
berhasil sesuai selama mengikuti kegiatan belajar. Semua kegiatan
SLB B Negeri produk
Singaraja
dengan kriteria yang intelektual tersebut berkontribusi untuk menghasilkan
diharapkan daya kreativitas. Oleh karena itu, ranah pengetahuan
Keterampilan Ibu Metode
Rumah Tangga observasi menjadi salah satu penilaian untuk melihat keberhasilan
Pertiwi &
dalam Pemanfaatan dengan Indikator inovasi kegiatan belajar.
Limbah Kain Perca memakai dalam membuat bros Berdasarkan pelatihan yang dilaksanakan [8-11] telah
Rasyid
di Kecamatan lembar sebesar 60% peserta
(2018) menunjukkan bahwa aspek pengetahuan peserta
Bontotiro pengamatan terkategori sedang
Kabupaten sesuai meningkat pada materi pemanfaatan kain perca. Elfrida
Bulukumba indikator
Menyebark
dan Junaida [8] mengadakan pelatihan yang
Istiono, Peserta memahami menyesuaikan potensi usaha di era covid-19 yaitu
Pelatihan Membuat an
Hetharia, materi dari 28%
Aksesoris dari kuesioner pembuatan masker dari kain perca. Sampel penelitian
& Lestari meningkat menjadi
Limbah Kain Perca pretest dan
(2019)
postest
92% adalah ibu PKK di Desa Matang Teupah yang belum
Sebanyak 78% pernah menerima pelatihan pemanfaatan kain perca.
peserta mampu Berdasarkan angket respon yang diberikan di akhir
Observasi
Nurmaya Pemanfaatan Perca mengoperasikan
ti, Menjadi Barang
dengan
digital, dan kegiatan pelatihan, sebanyak 82,4% peserta menjadi
memakai
Muzzazin Bernilai Jual di
lembar
meningkat ke 83% paham mengenai proses pembuatan masker. Responden
ah, & Dusun Lemahireng, peserta telah
Saputra Desa Kaligawe,
penilaian
mengetahui cara
juga menyatakan jika pengetahuan yang dimiliki
sesuai membuat mereka sering memakai kain perca sebagai
(2019) Klaten mengoperasikan
indikator
media sosial untuk bahan membuat masker dengan nilai responden
pemasaran
Meningkatkan Skill Sebanyak 100%
sebanyak 68%. Hasil pelatihan menunjukkan adanya
Berwirausaha Kuisioner peserta mengerti perubahan pemahaman dari yang tidak mengerti karena
Sumartia Melalui Manajemen dalam bagaimana membuat materi merupakan materi baru menjadi lebih paham dan
h et al. Keuangan Online, bentuk kerajinan, dan 100%
(2019) Inovasi Produk, kuesioner peserta mengerti dan mampu mengaplikasikan informasi yang didapat
Penjualan Online, online memahami tentang kedalam lingkungan sehari-hari.
dan Handycraft promosi digital Penelitian selanjutnya, Istiono [9] menemukan
Metode Peserta pelatihan
observasi mengetahui proses permasalahan jika limbah kain yang berasal dari usaha
Pengetahuan dan
Pemanfaatan
dan pembuatan masker kerudung di daerah setempat hanya akan berakhir ke
Elfrida & menyebark melalui pelatihan
Junaida
Limbah Kain Perca
an angket sebanyak 82,4% dan
pembuangan. Padahal, terdapat cara untuk
Menjadi Masker memaksimalkan pemakaian sumber bahan yaitu dengan
(2020) pengetahua keterampilan masih
Sebagai Pencegahan
Covid-19
n dan diterapkan untuk mengubah sisa kain menjadi berbagai macam produk
pemanfaata keseharian sebanyak
n 68% yang memenuhi berbagai segmen pasar guna menaikkan
Evaluasi ekonomi usahanya [12]. Pelatihan diikuti oleh 51 peserta
Pelatihan
diadakan yang meliputi ibu PKK dan pelaku usaha kerudung.
Pembuatan
Wahyuni sebelum Pengetahuan dan
ngsih &
Aksesoris Dari
dan keterampilan peserta Hasil data pretest menyatakan hanya 28% peserta yang
Limbah Kain Perca
Asfuri
oleh Ibu-Ibu Rumah
sesudah pelatihan meningkat memahami materi sedangkan data postest setelah
(2020) dengan 98% pelatihan menyatakan 92% peserta memahami materi
Tangga Desa
melihat
Blimbingan, Baturan yang disampaikan. Sejalan dengan penelitian tersebut,
keaktifan

122
e-Journal Volume 10 Nomor 1 Tahun 2021. Edisi Yudisium Periode Januari 2021. Hal 120-126

Wahyuningsih dan Asfuri [11] juga mendapati hasil jika penilaian sangat baik dengan rata-rata nilai sebesar 88,3.
pelatihan yang dibuatnya mampu meningkatkan Peserta mempraktekkan keterampilan yang belum
pengetahuan dan keterampilan peserta pelatihan. diketahui sebelumnya untuk menciptakan produk.
Penelitian yang dilakukan oleh Sumartiah dkk. [10] Selanjutnya, pelatihan oleh Khustiyana dan Faidah [16]
dengan menggunakan model ajar ceramah dan praktek menerapkan materi pemanfaatan kain perca agar peserta
memberikan dampak pada kemampuan berwirausaha dapat menggunakan waktu secara produktif. Peserta
peserta. Hal ini dapat diketahui berdasarkan cara merupakan kelompok yang memiliki kesempatan
pandang peserta yang berani untuk berwirausaha, pendidikan yang rendah sehingga pendidikan luar
pemahaman tentang inovasi produk dan penggunaan sekolah yang dilaksanakan melalui pelatihan dapat
promosi digital. Tujuannya agar peserta dapat membuat kompetensi dan kemampuan diri meningkat.
memasarkan produk yang inovatif dan bisa menarik Hasilnya peserta yang dibekali keterampilan mampu
masyarakat secara luas. Hasil ini didukung oleh membuat produk aksesoris.
pendapat Raudsaar dan Summatavet [13] yang mana Pelatihan yang serupa juga dilakukan oleh Angendari
pelatihan memberikan pemahaman awal mengenai nilai [17] dengan menghasilkan luaran pelatihan berupa
produksi dan keberlangsungan usaha, begitu pula produk aksesoris dan milineris. Produk yang dibuat
pemberian saran mengenai pemasaran dan bagaimana seperti jepit rambut, bros, dan dompet. Data secara
prospek kedepan bagi usaha agar menguntungkan. keseluruhan produk aksesoris dan milineris mendapat
Terdapat peningkatan pemahaman pada peserta nilai 82,67 termasuk kategori baik. Peserta pelatihan
dikarenakan materi yang diambil menarik dan pelatih yang merupakan siswa Sekolah Luar Biasa
yang dihadirkan memiliki kompetensi sesuai bidangnya. menyelesaikan pembuatan produk dengan memenuhi
Kondisi pelatihan yang mendukung membuat peserta kriteria yang diharapkan yaitu persiapan yang benar,
menjadi termotivasi selama mengikuti pembelajaran membuat desain produk, praktek membuat, kombinasi
sehingga efektif dalam mencapai pemahaman. Belajar warna, kreativitas bentuk produk, kebersihan dan
semacam ini terjadi karena suatu respon dikeluarkan kerapian, dan pengemasan barang. Oleh karena itu,
oleh suatu stimulus yang telah dikenal. Hal-hal dalam pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui
lingkungan menjadi suatu stimulus yang menimbulkan kegiatan pendampingan dan pelatihan dapat memberikan
respon emosional [14]. Respon peserta dapat keterampilan baru bagi masyarakat [18].
menunjukkan hasil belajar peserta pelatihan yaitu Berdasarkan analisis penelitian [15-17] dapat diketahui
ditandai dengan respon positif yang dilihat dari hasil bahwa peserta pelatihan mendapat materi dari
belajar peserta yang meningkat atau pemahaman materi demonstrasi yang dilakukan oleh instruktur.
yang tersampaikan dengan baik karena peserta senang Keterampilan peserta meningkat dari yang pada awalnya
mengikuti pelajaran. Temuan penelitian tersebut telah tidak memahami pengolahan kain perca menjadi berhasil
menunjukkan efektivitas pelatihan yang dibuktikan membuat produk kerajinan. Hasil produk ditinjau sesuai
dengan peningkatan pemahaman peserta dan respon dengan kriteria. Menurut pendapat Väänänen dkk. [19]
positif peserta selama mengikuti pelatihan. bahwasanya keterampilan kerajinan (teknik) dibutuhkan
untuk melaksanakan proses dengan baik, menggunakan
2) Efektivitas Pelatihan dalam Meningkatkan alat dengan tepat dan menggunakan tangan dengan
Keterampilan cekatan selama proses pembuatan. Kebutuhan tersebut
Pengembangan keterampilan dalam pelatihan yang menjadi bahan pengamatan untuk mengetahui
memberikan dampak yang baik pada hasil produk pencapaian psikomotor peserta selama proses pembuatan
kerajinan yang mana berguna untuk menjaga kualitas produk.
produk jika akan dipasarkan secara luas. Keterampilan Nurmayati dkk. [20] mengadakan pelatihan yang
adalah kemampuan individu dalam bertindak setelah bertujuan untuk meningkatkan keterampilan pengrajin
mendapat pengalaman belajar yang didasarkan pada dalam hal produksi dan memasarkan produk dari kain
latihan untuk mengasah kemampuan praktiknya dalam perca menggunakan pemasaran digital. Permasalahan
membuat produk orisinil. Penilaian keterampilan dapat yang sering terjadi pada kelompok usaha di daerah ialah
diamati dari hasil jadi produk, seperti jahitan produk jangkauan penjualan yang kurang luas akibatnya hanya
yang rapi, ketepatan teknik, memperhatikan detail, dan memproduksi barang sesuai keinginan pemasok. Dengan
proses akhir yang bersih menjadi indikator keberhasilan mengikuti pelatihan, pengrajin yang sebelumnya hanya
peningkatan kemampuan peserta pelatihan. memproduksi satu jenis keset dengan bentuk dan motif
Pelatihan oleh Hidayati dan Yulistiana [15] mendapati yang sama telah mampu mengembangkan ide kreasi
hasil jadi dompet macramé yang mencapai kriteria keset yang lebih bervariasi karena mengenal berbagai

123
e-Journal Volume 10 Nomor 1 Tahun 2021. Edisi Yudisium Periode Januari 2021. Hal 120-126

simpul untuk mebuat keset. Selain itu, keterampilan dari kreativitas yang mana menjadikan peserta pelatihan
pengrajin juga meningkat dalam mengoperasikan mampu mengembangkan bentuk bros dari kain perca.
teknologi untuk menerapkan pemasaran digital dan Karenanya, peserta dapat terus berlatih untuk bisa
mendapat wawasan terkait alternatif platform yang tepat menumbuhkan kreativitas. Bahasan diperkuat dengan
untuk memasarkan produk kerajinan dari kain perca. hasil penelitian Joshi dan Dhar [26] bahwa pelatihan
Sesuai dengan pendapat Rai [21] bahwa pelatihan dapat pengrajin membawa pengaruh pada peningkatan
memotivasi keinginan tenaga kerja untuk terlibat dalam kreativitasnya. Peningkatan kreativitas dapat dirasakan
pembuatan dan lebih meningkatkan efektivitas hasil secara langsung pada hasil kerja sedangkan secara tidak
kinerjanya. langsung mempengaruhi individu dan kelompok dalam
menyikapi permasalah lingkungan yang terjadi.
3) Efektivitas Pelatihan dalam Meningkatkan
Kreativitas IV. PENUTUP
Produk kerajinan secara luas lebih berfokus untuk A. Simpulan
menciptakan produk sesuai dengan keinginan konsumen Berdasarkan studi literatur efektivitas pelatihan ditinjau
dibandingkan produk yang berunsur budaya lama. dari pengetahuan, keterampilan, dan kreativitas maka
Sehingga pembuatnya perlu memproduksi barang didapatkan simpulan sebagai berikut:
dengan desain yang inovatif, bentuk yang lebih baru, 1) Pengetahuan peserta meningkat mengenai
warna, dan lain-lain [22]. Kreativitas merupakan rasa pemahaman limbah tekstil dan cara memanfaatkan
yang dituangkan dalam setiap hasil karya seseorang dan
kain perca menjadi produk kerajinan
dapat dilatih untuk menguasainya. Daya kreativitas pada
seseorang mampu menghasilkan sesuatu yang baru dan 2) Keterampilan peserta dalam membuat produk
merupakan gabungan dari beberapa pengetahuan yang kerajinan dan mengoperasikan teknologi dilakukan
diperoleh sebelumnya kemudian diwujudkan dalam dengan baik dan tepat.
suatu gagasan atau karya nyata [23]. Selain itu, 3) Kreativitas peserta telah tumbuh dan berani untuk
kreativitas juga sering terlihat pada sikap keingin tahuan, mengembangkan ide produk yang lebih kreatif.
aktif dalam bertanya seputar bahasan dan ingin mencari B. Saran
pengalaman baru.
Penelitian oleh Asmorini dan Suhartiningsih [24] Program pelatihan yang bertujuan untuk
mengadakan pelatihan pada mahasiswa tata busana. pengembangan kompetensi dan potensi ekonomi suatu
Produk yang dilatihkan adalah membuat sajadah daerah memerlukan kontribusi dari masyarakat dan
menggunakan teknik patchwork. Proses pemahaman dukungan lembaga penyelenggara. Pelatihan tidak
peserta melalui pelatihan mendapat respon yang baik terbatas hanya dengan satu keterampilan saja namun
karena materi menarik dan mampu memberi manfaat dapat berkesinambungan seiring perkembangan
kepada peningkatan kreativitas mahasiswa. Mahasiswa kebutuhan keterampilan dan ide baru usaha mengenai
berhasil membuat sajadah dengan warna dan motif yang pemanfaatan kain perca perlu dimunculkan sebagai
berbeda dari sebelumnya dan menggabungkan teknik penelitian lebih lanjut. Selain itu juga perlu memastikan
yang rapi. Hasil penilaian aspek kreativitas mahasiswa apakah pelatihan yang diberikan memiliki masa depan
mendapat nilai rata-rata 2,82 yang termasuk dalam yang bagus bagi keberlangsungan usaha, sumber daya
kategori baik. Hal tersebut memperlihatkan bahwa yang dimiliki dan membawa dampak positif bagi
pengembangan daya kreativitas mahasiswa telah tumbuh kepedulian lingkungan.
selama mengikuti pelatihan.
Pelatihan yang diadakan oleh Pertiwi dan Rasyid [25] DAFTAR PUSTAKA
bertujuan untuk mengembangkan potensi sumber daya [1] Novita, (November 2012), “Utilization of Textile
manusia dengan memanfaatkan sisa kain perca dari Waste (batik remnants) for Womens’ Wear in
usaha menjahit rumahan. Awal penyuluhan dibuat agar Yogyakarta, Indonesia,” Dipresentasikan di The
masyarakat mengetahui dan tertarik dengan manfaat 2nd Ann. Int. Conf. Syiah Kuala University 2012 &
pelatihan dan memberikan alternatif bagaimana The 8th IMT-GT Uninet Biosciences Conference
mengatasi permasalahan sisa kain perca. Hasil dari Banda Aceh, [Online]. Tersedia:
pengamatan aktivitas peserta selama mengikuti pelatihan https://media.neliti.com/media/publications/169661
menunjukkan adanya perubahan kemampuan pada -EN-utilization-of-textile-waste-batik-remna.pdf
indikator inovasi sebanyak 60% peserta terkategori
dalam inovasi sedang. Inovasi merupakan implementasi

124
e-Journal Volume 10 Nomor 1 Tahun 2021. Edisi Yudisium Periode Januari 2021. Hal 120-126

[2] Redress, (2014), “The Ecochic Design Award [11] D. D. Wahyuningsih dan N. B. Asfuri, (Juli 2020),
Sourcing Textile Waste,” [Online]. Tersedia: “Pelatihan Pembuatan Aksesoris Dari Limbah Kain
www.ecochicdesignaward.com Perca oleh Ibu-Ibu Rumah Tangga Desa
[3] R. Suhartini dan F. Istighfari, (2020), “Upcycling Blimbingan, Baturan,” BERNAS: Jurnal
Training as Upcycle Community Skills Pengabdian Kepada Masyarakat., [Online]. 1(3),
Improvement Efforts,” dalam Proceedings of The hal. 186–190, Tersedia:
International Joint Conference on Arts and https://doi.org/10.31949/jb.v1i3.323
Humanities (IJCAH), [Online]. Tersedia: [12] D. G. K. Dissanayake, S. Perera, dan T.
https://doi.org/10.2991/assehr.k.201201.243 Wanniarachchi, (2017), “Sustainable and Ethical
[4] R. A. Haryati, (1 Maret 2019), “Analisis Manufacturing: a Case Study From Handloom
Pelaksanaan Program Pelatihan dan Pengembangan Industry,” Textile and Clothing Sustainability,
Karyawan: Studi Kasus Pada PT Visi Sukses [Online]. 3(2), hal. 1-10, Tersedia:
Bersama Jakarta,” Sekretari dan Manajemen, http://dx.doi.org/10.1186/s40689-016-0024-3
[Online]. 3(1), hal. 91-98, Tersedia: [13] M. Raudsaar dan K. Summatavet, (2019),
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/widyacipt “Entrepreneurial Training Intervention: The Case of
a the Creative Industries and Community
[5] S. Marzuki, Pendidikan Non Formal, Bandung: PT. Entrepreneurship,” Research in Economics and
Remaja Rosdakarya, 2012, hal. 174. Business: Central and Eastern Europe, [Online].
[6] B. A. Pribadi, Desain dan Pengembangan Program 11(2), hal. 85–103, Tersedia:
Pelatihan Berbasis Kompetensi: Implementasi http://rebcee.eu/index.php/REB/article/view/155
Model ADDIE, edisi kedua, Jakarta: Prenada Media [14] Husamah, Y. Pantiwati, A. Restian, dan P.
Group, 2016, hal. 9. Sumarsono, Belajar dan Pembelajaran. Malang:
[7] A. M. Gayatri, S. Hapsari, dan D. I. Aqil, UMMPress, 2016, hal. 10.
(Desember 2017), “Housewife Empowerment [15] E. K. Hidayati dan Yulistiana, (Agustus 2013),
Training Skills through Processing Waste Products “Pelatihan Pembuatan Dompet Makrame dari Kain
to be Economic Value,” Journal of Nonformal Perca di Panti Asuhan Muhammadiyah KH.
Education and Community Empowerment, [Online]. Achmad Dahlan Surabaya,” Jurnal Tata Busana,
1(2), hal. 120–127, Tersedia: [Online]. 2(3), hal. 130–138, Tersedia:
10.15294/pls.v1i2.17125 https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jurna
[8] Elfrida dan E. Junaida, (Juni 2020), “Pengetahuan l-tata-busana/article/view/4163/6650
dan Pemanfaatan Limbah Kain Perca Menjadi [16] R. Khustiyana dan M. Faidah, (Juli 2016),
Masker Sebagai Pencegahan Covid-19,” Best “Pelatihan Keterampilan Membuat Aksesoris dari
Journal (Biology Education, Sains and Bahan Dasar Kain Perca dan Manik-Manik bagi
Technology), [Online]. 3(2), hal. 108–113, Eks Wanita Tuna Susila Pasca Penutupan
Tersedia: Lokalisasi Jarak Surabaya,” Jurnal Tata Rias,
https://jurnal.uisu.ac.id/index.php/best/article/view/ [Online]. 5(1), hal. 8–14, Tersedia:
2820/1870 https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jurna
[9] Istiono, W. Hetharia, dan D. Lestari, (April 2019), l-tata-rias/article/view/15181/13747
“Pelatihan Membuat Aksesoris dari Limbah Kain [17] M. D. Angendari, (2017), “Pelatihan Membuat
Perca,” Abdikarya: Jurnal Karya Pengabdian Aksesoris dan Milineris dari Kain Perca pada Siswa
Dosen dan Mahasiswa, [Online]. 3(2), hal. 172– SLB B Negeri Singaraja,” dalam Seminar Nasional
176, Tersedia: http://jurnal.untag- Pengabdian Kepada Masyarakat, [Online].
sby.ac.id/index.php/abdikarya/article/view/3723/28 Tersedia:
23 https://eproceeding.undiksha.ac.id/index.php/senadi
[10] S. Sumartiah, A. Maulida, A. D. Cahya, dan S. B. mas/article/view/1020/748
Larasati, (Desember 2019), “Meningkatkan Skill [18] W. Yulianingsih, S. Mardliyah, dan H. Susilo,
Berwirausaha Melalui Manajemen Keuangan (2019), “Impact of Handicraft Skills Training for
Online, Inovasi Produk, Penjualan Online, dan Household Assistants,” dalam 1st International
Handycraft,” Jurnal Masyarakat. Mandiri, Conference on Education, Social Sciences and
[Online]. 3(2), hal. 181–188, Tersedia: Humanities (ICESSHum), [Online]. Tersedia:
https://doi.org/1031764/jmm.v3i2.1264 https://doi.org/10.2991/icesshum-19.2019.94

125
e-Journal Volume 10 Nomor 1 Tahun 2021. Edisi Yudisium Periode Januari 2021. Hal 120-126

[19] N. Väänänen dkk., (2018), “Understanding Finnish


Student Craft Teachers’ Conceptions of
Sustainability,” International Journal of
Sustainability in Higher Education, [Online].
Tersedia: https://doi.org/10.1108/IJSHE-11-2017-
0200
[20] Nurmiyati, Muzzazinah, dan A. Saputra,
(November 2019), “Pemanfaatan Perca Menjadi
Barang Bernilai Jual di Dusun Lemahireng, Desa
Kaligawe, Klaten,”Ikraith-Abdimas, [Online]. 2(3),
hal. 71–78, Tersedia: https://journals.upi-
yai.ac.id/index.php/IKRAITH-
ABDIMAS/article/view/582/434
[21] A. Rai, “Job Crafting Intervention: Fostering
Individual Job Redesign for Sustainable
Organisation,” (2018), Industrial and Commercial
Training, [Online]. Tersedia: 10.1108/ICT-11-
2017-0089
[22] Y. Yang dan M. Shafi, (2018), “Preservation of
Cultural Heritage Embodied in Traditional Crafts in
the Developing Countries. A Case Study of
Pakistani Handicraft Industry,” [Online]. Tersedia:
10.3390/su10051336
[23] Y. Nurani, S. Hartati, dan Sihadi, Memacu
Kreativitas Melalui Bermain: Pembelajaran Anak
Usia Dini, edisi kesatu, Jakarta: Bumi Aksara, 2020,
hal. 3.
[24] S. Asmorini dan Suhartiningsih, (Agustus 2013),
“Hasil Jadi Sajadah dengan Menggunakan Teknik
Patchwork Bagi Mahasiswa D3 Tata Busana
Angkatan 2012 Melalui Pelatihan,” Jurnal Tata
Busana, [Online]. 2(3), hal. 118–124, Tersedia:
https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jurna
l-tata-busana/article/view/4139/6634
[25] N. Pertiwi dan R. Rasyid, (2018), “Keterampilan
Ibu Rumah Tangga dalam Pemanfaatan Limbah
Kain Perca di Kecamatan Bontotiro Kabupaten
Bulukumba,” dalam Prosiding Seminar Nasional
Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat,
[Online]. Tersedia:
https://ojs.unm.ac.id/semnaslpm/article/view/7714/4
479
[26] G. Joshi dan R. L. Dhar, (2020), “Green Training in
Enhancing Green Creativity Via Green Dynamic
Capabilities in The Indian Handicraft Sector: The
Moderating Effect of Resource Commitment,”
Journal of Cleaner Production, [Online]. hal. 1-49,
Tersedia:
https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2020.121948

126

Anda mungkin juga menyukai